Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT In Too Deep (NO SARA)

Apakah perlu ditambah bumbu-bumbu incest di cerita ini atau tidak?


  • Total voters
    537
  • Poll closed .
Bimabet
Selamat malam suhu semuanya! Jadi ane ingin minta bantuan suhu-suhu sekalian untuk berkontribusi di voting yang sudah ane bikin, karena hasil dari votingan suhu-suhu sekalian akan berpengaruh dalam jalan cerita dan tokoh-tokoh di cerita ini, terimakasih kepada suhu-suhu yang sudah mampir membaca karya ane, sehat selalu, dan sukses di RL nya :Peace: :Peace:
Ohh.. temtu saja dengan bela wkwkwk 😆
 
Selamat malam suhu semuanya! Jadi ane ingin minta bantuan suhu-suhu sekalian untuk berkontribusi di voting yang sudah ane bikin, karena hasil dari votingan suhu-suhu sekalian akan berpengaruh dalam jalan cerita dan tokoh-tokoh di cerita ini, terimakasih kepada suhu-suhu yang sudah mampir membaca karya ane, sehat selalu, dan sukses di RL nya :Peace: :Peace:



Mending Bella sama siapa gitu Adi, Rama, atau Andre. Bayu-nya tau tapi malah ngediemin.
 
Itu kompoltannya Rizky kayanya nih..

Wahh vote nya banyak yg milih incest sama Bella ntuh jdi pinisirin nih :pandajahat:
 
Balapan votingnya seru juga ya :p

Selamat sore suhu-suhu semua! Update berikutnya secepatnya besok malam dan paling lambat lusa malam yaa, mohon maaf jika agak ke delay yaa karena ane lagi ada banyak urusan di RL :Peace: sehat selalu dan suskes terus di RL nyaa
 
Balapan votingnya seru juga ya :p

Selamat sore suhu-suhu semua! Update berikutnya secepatnya besok malam dan paling lambat lusa malam yaa, mohon maaf jika agak ke delay yaa karena ane lagi ada banyak urusan di RL :Peace: sehat selalu dan suskes terus di RL nyaa

Setia menunggu om :beer:
 
Owalaah baru ngeuh lihat voting, mungkin fraksi mamah lebih memimpin (dikit) daripada fraksi bella karena yang asli yang ada badaknya, mamah tahu sendiri.. 🤣🤣

Ehh.. maksudnya mungkin kalau sama si mamah feel cerita nya lebih kerasa ya 😅 mungkin hehe
 
Balapan votingnya seru juga ya

Selamat sore suhu-suhu semua! Update berikutnya secepatnya besok malam dan paling lambat lusa malam yaa, mohon maaf jika agak ke delay yaa karena ane lagi ada banyak urusan di RL sehat selalu dan suskes terus di RL nyaa
Di tunggu next update nya suhu
 
-Sisterhood-

Hani



Bella



--

Aku terbangun karena dering hapeku berbunyi, dan kulihat ternyata Bella yang menelponku. Akupun langsung mengangkat teleponnya.

"Hoam... Halo Bel?" ucapku.

"Haloo kak, udah sholat subuh belom? Tadi Mamah nyuruh bangunin soalnya" balas Bella.

"Belom, Bel. Ini aja kakak baru bangun"

"Ihh udah jam 5 juga, sholat dulu sanaa"

"Iyaa adek kakak yang manis" balasku.

"Ehehehe, okedehh! Sama nanti yang jemput kakak di Bandara aku sama Faisal ya, kak. Mamah katanya ada janji sama pasien, Papah juga lagi mau ketemuan ama mitra bisnis katanya" ucap Bella menjelaskan.

"Oooh, okedehh. Kamu mau nitip apa dari sini?" tanyaku.

"Nanti ajaa kalo udah disini, beliin hadiah ulang tahun aku, ehehe"

"Ih parah kakaknya diperas, hahahaha. Iyaa deh nanti hadiah sweet 18 nya yaa, yaudah kakak mau sholat dulu yah" ucapku dan setelah Bella mengucapkan salam, aku mematikan telepon.

Percakapanku dengan Bella di telepon tadi sepertinya cukup keras, karena Hani yang masih memelukku dalam tidurnya kini terbangun.

"Hoamm.... kamu ditelpon siapa, Bay?" tanya Hani yang kemudian membangunkan badannya.

"Bella, Han. Katanya nanti dia yang jemput" balasku.

"Oooh, okedeh, sekarang udah jam berapa?"

"Jam 5, Han"

"Yaudahh sholat dulu, yuk" ucap Hani mengajakku sholat, namun aku kembali tertidur dan aku menarik tubuh Hani untuk kembali tidur.

"Bentar, mau ke dunia kapuk lagi" candaku sambil menarik Hani.

"Ihhh sayangg, udah jam seginii" ucap Hani yang sedang berusaha untuk keluar dari pelukanku, dan akhirnya kulepas.

Setelah aku melepaskan pelukanku, kami bertatapan, kemudian aku mencium bibir Hani dan kami berpagutan sebentar. Disaat aku ingin meraba payudaranya dari balik kaus yang dia kenakan, Hani langsung menahan tanganku.

"Ccupphh... Ccupphh.... Hhhh... Hhhh... Jangan dulu yaa sayang, abis sholat kita lanjutin nanti" ucap Hani yang melepas ciumanku dan menahan tanganku.

Aku hanya mengiyakan, dan Hani langsung beranjak ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan setelah Hani keluar barulah aku yang mengambil wudhu dan kami sholat berjamaah.

--

Kini kami sudah berada di masa liburan semester tiga kami, dan banyak hal yang sudah terjadi. Kejadian Hani nyaris diperkosa membuat Hani menjadi sangat trauma sehingga pada tiga minggu pertama, dia tidak ingin keluar dari apartemennya. Namun berkat bantuan dari Andre, aku bisa bertemu dengan beberapa dosen yang mengajar Hani untuk memohon supaya Hani bisa dimudahkan urusan kuliahnya. Semua dosen pun setuju untuk memberi Hani waktu untuk pulih secara mental dulu, kecuali satu dosen yang memang kata Andre juga sangat menyebalkan, dan akhirnya Hani memasrahkan mata kuliah itu dan mengulangnya tahun depan.

Aku, Rama, Andre, dan Adi juga menyelidiki tentang siapa yang memerkosa Hani, namun sampai sekarang, penyelidikan kami tidak membuahkan hasil. Tapi sepertinya kita tidak perlu memikirkan hal itu sebagai prioritas, karena prioritas utama kami adalah memulihkan Hani dari traumanya. Lagipula jika kami melaporkannya ke pihak berwajib, kami tidak mempunyai bukti yang valid.

Aku juga tidak setiap hari tidur di apartemen Hani, karena aku juga tidak enak kalau aku terus menumpang disana. Tidak jarang juga aku ditemani dengan Adi, Rama, Sindy, dan Olivia di apartemen Hani, dimana jika kondisinya seperti itu, yang cowok-cowok tidur di luar dan yang cewek di kamar Hani.

Selain itu, Bella juga kini bersahabat dengan Faisal, setelah Faisal memberitahu Bella kalau aku menyuruhnya untuk menjaga Bella. Bella awalnya juga agak sungkan, namun lama kelamaan akhirnya Bella dan Faisal mulai dekat dan sekarang mereka bersahabat. Namun, ternyata Derrick juga masih gigih untuk mendekati Bella, dan Bella bahkan sudah mau membuka hatinya ke Derrick karena dia yang tidak tahu background Derrick bagaimana dan tiba-tiba Derrick menjadi sangat alim dan rajin, tapi tentu saja aku dan Faisal berusaha untuk menjauhkan Bella dari Derrick tanpa memberitahu alasan utamanya.

--
(back to current timeline)

Setelah selesai Sholat dan merapihkan sajadah dan sarungku, aku langsung merebahkan tubuhku di sofa, Hani pun menyusulku dan menidurkan tubuhnya di dadaku. Hani kemudian menyilangkan tangannya diatas dadaku dan menaruh dagunya diatas tangannya.

"Sayang, mandi yuk" ucap Hani mengajakku mandi, dan akupun mengiyakannya.

Aku dan Hani pun langsung berjalan menuju kamar mandi, dan setelah sampai di kamar mandi, kami berdua langsung membugilkan tubuh kami berdua, setelah itu barulah kami mengguyur badan kami dengan air shower. Kami keramas terlebih dahulu, menyikat gigi dan cuci muka, baru kami masuk kembali kedalam shower untuk menyabuni badan kami.

"Sayangg, sabunin" ucap Hani sambil memberikan sabunnya kepadaku.

Akupun mulai menggosoki sabunnya di sekitar badan Hani, dimulai dari punggungnya. Usapanku pun mulai turun ke bagian pantatnya, dan aku bermain cukup lama disana, dan kutampar-tampar kecil pantatnya.

"Uhh..." desah Hani lirih ketika kutampar pantatnya.

Aku sudah puas memainkan pantatnya, dan kini aku menyabuni bagian depan badannya. Aku memulai usapan dari tangannya, dan makin naik hingga akhirnya kini aku harus menyabuni bagian perut dan payudaranya. Aku mengusap-usap perutnya sebentar dan kemudian aku mulai mengusap-usap payudaranya. Tak lupa juga kuremas-remas kecil payudaranya hingga Hani merasa keenakan.

"Ahhh... Sayangg..." desah Hani yang kemudian menoleh kebelakang dan kami mulai berciuman.

"Ccupphh... Ccupphh..."

Kami berciuman tidak lama karena kini aku ingin Hani bergantian dan menyabuni tubuhku.

"Ccupphh... Hann, gantian dong sabunin aku" ucapku yang memberikan sabunnya ke Hani.

Hani membalikkan badannya dan kini kami berhadapan. Hani memulai menyabuni aku dari dadaku, dia mengelus-elus dadaku lembut dan kadang dia juga mengelus-elus punggungku. Setelah selesai di dadaku, Hani menurunkan usapannya ke perutku.

"Hihihi udah mulai nggak rata nih perutnya" ucap Hani disaat dia menyabuni perutku.

"Iya nih, udah jarang banget olahraga aku" balasku.

"Hahahaha, gapapa yang penting isi disini nya nggak berubah juga" ucap Hani sambil menunjuk-nunjuk dadaku.

Setelah selesai di perutku, dia menurunkan usapannya kearah kedua kakiku, melewati kontolku yang sudah berdiri keras, namun dia mengecup kontolku singkat sebelum dia mulai menyabuni kakiku.

"Giliran kamu belakangan yah, ccupphh.." ucap Hani yang kemudian mengecup kontolku.

Kini aku sudah selesai disabuni, dan seperti kata Hani, dia mulai menyabuni kontolku, dan lama-lama akhirnya dia malah mengocok-ngocok kontolku.

"Ahh sayangg... Enakk..." desahku keenakan dan Hani tersenyum mendengar perkataanku.

"Hehehe iyah, pake sabun soalnya jadi lebih licin kan" balas Hani.

Hani terus mengocok kontolku, dan aku yang tidak tahan pun langsung mengangkat tubuh Hani dan kami mulai berciuman disaat kita membilas tubuh kami yang masih penuh dengan busa sabun.

"Ccupphh... Ccupphh...."

Setelah badan kami bersih dari busa sabun, aku langsung menurunkan Hani dan menyuruhnya untuk berlutut untuk menyepong kontolku. Hani yang paham dengan apa maksudku pun langsung melahap kontolku.

"Chlokhh... Chlokhh... Bener kann kamu aku kasih jatahnya belakangann" ucap Hani sambil melihat kearah kontolku yang membuatku tertawa, kemudian Hani melanjuti sepongannya.

Di sela-sela sepongannya, terkadang Hani juga menjilati bijiku, atau kadang menghisap-hisapnya. Aku juga kadang melepas kuluman Hani dan mengoles-oleskan kontolku ke seluruh wajahnya, dan memukul-mukul kecil wajahnya dengan kontolku.

"Uhhh... Kok muka aku dipukul-pukul sihh, bandel nih kamuu... Slrpp... Slrpp.... " ucap Hani kepada kontolku sambil menjilatinya dan tidak ada satupun titik yang tertinggal dari jilatannya.

Sudah 5 menit Hani menyepong kontolku, aku kini mengangkat badan Hani dan langsung kugendong, badan Hani pun kesandarkan ke tembok. Disaat yang sama pula kumasukkan kontolku dan kuhentakkan dalam-dalam.

"AHHHH...." jerit Hani ketika kumasukkan kontolku.

Aku mulai menggoyang Hani pelan dan kini kaki Hani menyilangkan tubuhku. Aku yang terus menggenjot tubuhnya membuat Hani makin menggelinjang dan Hani mulai menciumi bibirku.

"Ccupphh... Ccupphh..."

Aku melepas ciumanku, dan kini aku mulai menjilati leher Hani, menambah gairah yang Hani rasakan dan Hani terus-terusan mendesah keenakan.

"Ahhh... Sayanggg..... Ummhhh.... Iyahh enakk.... Ahhh.... Cepetinn lagiii.... " desah manja Hani.

Aku pun menuruti permintaannya, aku menekan tubuh Hani ke tembok dan aku menaikkan rpm genjotanku mencapai secepat yang kubisa, dan hasilnya membuat Hani memejamkan matanya karena tidak tahan dengan kenikmatan yang dia rasakan.

"PLOKK... PLOKK... PLOKK..." suara selangkangan kami beradu yang menggema di dalam kamar mandi ini.

Hani yang merasa tidak kuat pun merangkul leherku dan mendesah-desah kencang keenakan karena entotanku.

"AHHH... SAYANGG.... IYAAA TERUSS... YANG DALEMM.... AHHH ENAKK BANGETT... AHHH AKUU KELUARRR!" teriak Hani yang kemudian disusul dengan orgasme nya.

Aku berniat untuk terus menggenjot memeknya, namun Hani menahanku karena dia ingin mengambil napas sebentar.

"Uhh... Sayangg... Sebentarr yahh aku ngambill napass dulu..." ucap Hani lirih, dan Hani beristirahat tidak terlalu lama sampai akhirnya Hani mengomandoku untuk mulai menggenjot lagi.

Sudah 15 menit aku menggendong Hani sambil mengentoti memeknya, aku mulai merasakan pegal di lututku. Akhirnya akupun melepas kontolku dari memeknya.

"Hhh... Hhh... Kok dicabut??" tanya Hani.

"Aku pegel kalo sambil ngegendong kamu, udah mulai ndutan pacar aku sekarang" candaku dan Hani hanya tertawa kecil sambil menepuk tanganku.

Setelah Hani berdiri dengan kedua kakinya, dia menarik tanganku menuntunku ke counter wastafelnya, dan dia langsung naik duduk di counternya dan membuka pahanya lebar-lebar, mengundang kontolku untuk kembali masuk ke lubang kenikmatannya. Tak berpikir panjang pun aku langsung memasukkan kontolku ke memeknya dan menggenjot memeknya pelan.

"Ummhh... Inii pertama kalii kitaa sekss di kamar mandi, yahh? Uhh..." ucap Hani sambil mendesah.

"Hhh... Hhh... Ngga yahh kann pernahhh dii keretaa... Hhh... Hhhh..." balasku sambil terus menghujam memeknya.

"Uhh... Uhhh... Bedaa ituuu mahh toilett... Sumpahh dehh kitaa baru pertamaa kalii sekss di kamarr mandiii inii... Ahhh sayangg... Cepetinn...." ucap Hani memohon.

Akupun menuruti permintaannya dan menaikkan rpm genjotanku dan Hani makin terbuai oleh kenikmatan. Kami bersenggama di posisi ini sudah ± 20 menit dan di sela-sela aku menggenjot memeknya, aku juga kadang menciumi lehernya atau pundaknya, Hani juga terkadang menjilati leherku di sela-sela desahannya. Setelah aku bosan menjilati lehernya, akupun langsung mulai menciumi bibirnya dan Hani langsung membalas pagutanku, dan sepertinya Hani akan mencapai orgasme keduanya.

"Ccupphh... Ccupphh... Iyahh sayangg... Teruss jangan berentiii... Ahhh enakk bangett... Uhhh... Dalemm bangett kamuu masukinnyaa... Uhhh... Sayangg..." desah Hani disaat aku memompa memeknya dengan kontolku.

"Hhhh.... Hhhh... Iyahh sayangg... Enak bangett jugaa punya kamuuu.... Sempit bangettt..." balasku yang yang juga sedang keenakan.

"Uhhh... Iyaa sayangg... Ahhh teruss lebihh dalemm... Ahhh sayanggg akuuu nggakk kuattt inginn keluarr lagiii... AHHHH" jerit Hani setelah dia mencapai orgasme keduanya.

Aku menghiraukan perkataannya dan orgasme dan aku terus memacu kontolku dalam rpm tinggi dan menghujam-hujam kontolku dalam-dalam.

"PLOKK... PLOKK.. PLOKK.." suara yang dihasilkan dari tabrakan selangkangan kami berdua.

Aku tetap menciumi bibirnya selama aku menghujam-hujam memeknya, dan kini aku mulai merasakan pejuku akan segera keluar.

"Hhhh... Sayangg akuu udahh mauu nyampee jugaaa.. Hhh... Hhh.." ucapku.

"Ummhh.... Iyahh... Keluarinn di perrutt akuu ajaa... Aduhh akuu lemess bangettt..." balas Hani.

Aku tidak menurunkan kecepatanku dan kini aku mulai merasa pejuku sudah akan keluar. Aku mencabut kontolku dan mengocok-ngocok kontolku diatas perut Hani. Di saat tangan kiriku mengocok kontolku, tangan kananku kugunakan untuk meremas-remas payudaranya. Aku mengocok kontolku tidak terlalu lama karena pejuku sudah diujung tanduk, dan akhirnya aku mengeluarkan pejuku di perutnya.

"Ahhh akuu keluarrr" ucapku ketika aku mencapai ejakulasiku.

Setelah aku menumpahkan semua pejuku di perutnya, aku mengambil seluruh pejunya dengan dua jariku, kemudian aku langsung mengarahkan jari-jariku ke mulut Hani. Hani yang paham dengan apa maksudku pun langsung memasukkan jariku ke mulutnya dan dia menjilati jariku layaknya eskrim. Setelah tanganku bersih dari peju, barulah dia menelan pejuku.

"Glekk... Ihh asin" ucap Hani setelah dia menelan pejuku.

Aku dan Hani kemudian berciuman singkat sampai akhirnya kami memutuskan untuk kembali mandi.

"Ahhh buang-buang sabun aja nih" ucap Hani disaat kami menuju ke bilik shower yang membuatku tertawa.

Selesai mandi, aku dan Hani langsung mengenakan pakaian dan setelah kami berpakaian, Hani langsung beranjak mengemas barang-barang yang akan dia bawa pulang. Memang tidak banyak, karena libur kami kali ini hanya sebulan. Disaat Hani mengemas barang-barang, aku membuatkan sarapan untuk kami berdua. Aku membuatkan scrambled eggs dan sosis yang kutaruh di atas nasi di mangkuk. Hani yang mencium baunya pun langsung menuju ke dapur setelah dia selesai mengemas barang-barangnya.

"Ihh pinter banget sih pacar aku bisa masak" puji Hani sambil mencubit-cubit pipiku.

"Eheheh, iya dong nanti kan kalo pas kamu udah jadi mamah dinas kemana-mana, aku yang masakin" balasku, dan Hani merespon ucapanku dengan mencium pipiku, dan setelah itu kami berdua makan.

Selesai makan, kulihat jam menunjukkan pukul 7:30 pagi, dan penerbangan kami berdua pukul 9:00 pagi, jadi kami memutuskan untuk jalan ke bandara dari sekarang, just in case malah terjadi kemacetan. Namun sebelum kami berangkat, tentu saja Hani dandan terlebih dahulu. Tidak banyak sih, hanya lip balm dan bedak, setidaknya begitu karena aku tidak tahu apa-apa tentang dunia make up, yang jelas dia tidak berlebihan dengan make-up nya. Dibarengi dengan pakaian manisnya yang terdiri dari kaus lengan pendek berwarna putih dan ditutupi dengan cardigan berwarna kuning cerah dan celana jins berwarna hitam, dan dilengkapi dengan hijab berwarna krem, aku tidak kaget jika tahu banyak yang naksir dengan Hani karena memang dia manis banget.

"Sayang aku lucu nggak outfitnya begini?" tanya Hani.

"Lucuu kokk, cocok di kamu" balasku yang membuat Hani tersenyum manis, kurasa aku bisa diabetes melihat kemanisannya yang sangat tidak ada duanya. Hani pun menghampiriku dan kami kembali berciuman singkat.

Singkat cerita, kamipun berangkat ke bandara, dan karena benar ada kemacetan, kami datang tidak lama sebelum penerbangan kami open-gate, dan kami bisa langsung masuk ke dalam pesawat. Sepanjang perjalanan kami di pesawat, tidak banyak hal yang kami lakukan, karena kelelahan setelah bergelut di pagi tadi. Kemudian kami sampai di kota tujuan, dan aku dan Hani langsung berjalan menuju pintu keluar pesawat dan pintu keluar bandara karena barang-barang kami tidak ada yang ditaruh di bagasi. Dari kejauhan juga sudah terlihat Bella dan Faisal menunggu kami di depan pintu keluar, setelah itu kami langsung mengantar Hani pulang ke rumahnya terlebih dahulu sebelum kami bertiga pulang ke rumahku.

--
(tiga hari kemudian)

"Sayang bantuin ihh, ini aku dikejar-kejar sama musuh" ucap Hani kepadaku.

"Iyaa udah kamu tahan dulu, aku lagi nyerangin yang disini juga" balasku.

"Iyaa buruan yaa aku dikit lagi mati ini" kembali balas Hani.

Kini Hani sedang bermain kerumahku, dan aku dan Hani sedang bermain video game di kamarku. Kebetulan Ayah dan Mamah sedang tidak berada di rumah, jadi aku dan Hani bisa agak bebas di dalam rumah meski tidak sampai ngentot karena masih ada Bella di dalam rumah.

Aku dan Hani saat ini sedang bermain serial video game Spongebob Squarepants di PS-ku, dan tak kuduga kalau Hani ternyata cukup lihai dalam game ini. Disaat kami sedang asik bermain, Bella memasuki kamarku dengan masih menggunakan mukenanya.

"Eh, Bella. Sini mau ikutan main, nggak?" ucapku mengajak Bella untuk ikut bermain.

"Iya Bell sinii" ucap Hani juga mengajak.

"Aduhh nanti dulu deh kakk, aku lagi pusing mikirin mau pake baju apa buat foto buku tahunan, kak Hani mau bantuin aku milih baju, nggak?" tanya Bella ke Hani.

"Emang tema nya tema apa??" tanya Hani ke Bella.

"Temanya kayak tema gangster gitu, makanya ini aku pusing banget" balas Bella.

"Oalah, yaudah deh kalo gitu, yaudah aku bantuin Bella dulu ya, sayang" ucap Hani kepadaku dan Hani dan Bella langsung beranjak ke kamar Bella.

Disaat yang sama, aku langsung menelepon Faisal.

"Halo, Sal. Lu lagi sibuk, nggak?"

"Nggak sih kak, tadi gua abis nyari-nyari baju buat foto buku tahunan juga, kenapa kak?" balasnya.

"Oooh gitu, ini gua mau nanya Sal, ide siapa deh tema foto buku tahunan kelas lu jadi gangster gitu? Kok dibolehin juga?" kembali tanyaku.

"Oalahh, biasa kak kelakuan si Derrick, dia ngomong katanya kita harus berani beda, karena tadinya banyak anak kelas yang kagak setuju, at least gitu yang dia bilang, padahal mah kalo lagi di tongkrongan dia ngasih tau seneng banget kalo nanti dia bisa ngeliat cewek-cewek pake baju yang modelan begitu" jawab Faisal, jadi ternyata ini ulahnya si Derrick juga, toh.

"Alahh dia ngulah lagi? Yaudah, Sal. Kalo gitu gua titipin Bella ke lu, ya. Just in case dia ngulah pas pemotretan"

"Kalo gitu lu ikut aja juga kak sekalian. Gua gak yakin kuat nge handle Derrick sendirian soalnya" jawab Faisal mengajakku untuk ikut pada saat pemotretan.

"Walah, yaudah lah gampang kalo gitu, tapi gua ajak Hani juga ya" balasku, Faisal pun mengiyakannya dan aku langsung mematikan teleponnya.

Bangsat, sepertinya ini merupakan rencana dari Derrick untuk melihat Bella menggunakan pakaian-pakaian ketat atau seksi dsb. Aku tidak pernah merasa tenang jika aku mendengar nama Bella dan Derrick di dalam suatu percakapan yang sama, jadi aku harus memastikan kalau Bella akan aman disana. Akupun mengecek keadaan di kamar Bella, dan tentu saja kamarnya sangat berantakan.

"Buset dah berantakan banget" ucapku kepada Hani dan Bella.

"Hahaha, iyaa nih asli kita juga udah bingung banget harus gimana" balas Hani.

"Emang kurang apa?" tanyaku.

"Ini niatnya pengen dipakein jaket-jaket gitu, cuma jaket aku nggak ada yang cocok, ini lagi pusing sekarang" ucap Bella.

Aku yang memahami maksud Bella pun langsung kembali ke kamarku untuk mengambil jaket semi parkaku yang kutambah-tambahi dengan berbagai patch West Ham United, sepertinya ini cukup gangster, ditambah dengan warna hitamnya yang bisa matching dengan pakaian apa saja. Aku kemudian kembali ke kamar Bella dan langsung memberikan jaketku kepada Bella.

"Nih coba pake yang ini" ucapku sambil menyodorkan jaketku ke Bella.

Bella pun langsung mengenakannya dan kemudian dia langsung berdiri menghadap kearahku dan Hani. Bella saat ini menggunakan kaus putih yang ditutupi dengan jaketku, sedangkan bawahannya dia menggunakan mini skirt berwarna merah dan celana legging panjang sampai ke atas mata kakinya, dan kepalanya ditutupi dengan jilbab berwarna hitam dan snapback ku yang pernah kupinjamkan ke Bella.

"Gimana, kak? Kalo begini keliatan kaya gangster ngga?" tanya Bella kepadaku dan Hani.

"Hmmm, sebenernya udah cocok juga sih kalo menurut aku meski nggak terlalu kaya gangster banget, kalo menurut kamu gimana?" ucap Hani yang kemudian bertanya kepadaku.

"Udah pas kok, abis kakak juga udah bingung gimana caranya yang cewek-cewek berhijab dibikin kaya gangster" ucapku yang membuat Bella dan Hani tertawa.

Setelah kami memutuskan kalau itu adalah outfit yang akan Bella gunakan, aku mengajak Hani dan Bella untuk makan keluar, dan tentu saja Bella mengganti bajunya terlebih dahulu. Selama di perjalanan, aku juga menyadari kalau Bella dan Hani sudah mulai akrab, dan aku hanya bisa tersenyum senang. Akhirnya aku bisa melihat Bella seperti mempunyai sosok kakak perempuan yang bisa menemaninya untuk urusan cewek, karena tidak mungkin jika aku yang menemani Bella dalam situasi seperti itu. Kami memutuskan untuk makan di restoran cepat saji terdekat dari rumahku, dan setelah kami bertiga selesai makan, aku dan Bella mengantarkan Hani pulang terlebih dahulu, barulah kami pulang.

--

(Malamnya)
Aku sudah tidur terlelap, namun tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku. Aku yang merasa bete pun langsung beranjak membuka pintu kamarku. Kenapa sih malem-malem mengganggu waktu tidurku saja? Aku membuka pintu kamarku dan kulihat Bella berada di depanku.


"Kenapa, dek?" tanyaku.


"Aku nggak bisa tidur, kak"


"Loh kenapa?"


"Aku takut tadi ada petir gede banget" ucap Bella menjelaskan.


"Oooh, terus kamu mau ngapain? Mau jalan-jalan?" tanyaku ke Bella, dan Bella mengangguk.


"Ayo, kak. Udah lama banget nggak kayak gini" ucap Bella.


"Yaudah kamu ganti baju dulu aja, kakak panasin mobil dulu" ucapku dan Bella langsung menuju ke kamarnya untuk mengganti bajunya.


Sebelum berangkat, tentu saja aku izin terlebih dahulu ke Mamah, dan Mamah memperbolehkanku. Aku langsung menuju ke mobil yang sering Mamah gunakan dan memanaskan mobil terlebih dahulu sebelum akhirnya Bella keluar hanya menambahkan hoodie dan kerudung langsungan pada piyamanya. Bella pun memasuki mobil dan kami langsung beranjak jalan.


--


Sejak kami kecil, kami tidak terlalu merasakan bagaimana rasanya bisa bermanjaan dengan kedua orangtua kami, karena ayah yang setelah kemeninggalan Bunda menjadi sangat sibuk, dan aku dan Bella harus dititipi dengan babysitter atau ke saudara dari keluarga Bunda. Namun, terkadang jika kami tidak bisa tidur, Ayah sering menyempatkan waktunya untuk mengajak kami berdua jalan-jalan keluar hingga kami merasa mengantuk, dan ternyata itu malah menjadi kebiasaan bagiku dan Bella. Meski aku sudah menemukan alternatif lain, Bella masih belum menemukan cara lain untuk memunculkan rasa kantuknya, oleh karena itu Bella sering begadang selama aku sudah kuliah keluar kota.


--
(Back to current timeline)


Biasanya ketika kami jalan-jalan, kami akan menyempatkan diri untuk mampir di McD*nald's terlebih dahulu untuk membeli makanan buat selama kami mengitari kota di malam hari. Jadi aku mengendarai mobilku kesana dan memesan makanan via drive thru.


Setelah kami mengambil pesanan kami, aku langsung mengendarai mobilku keluar dari tempat ini dan menanyakan Bella kemana dia ingin pergi.


"Kamu mau jalan-jalan kemana, Bel?" tanyaku.


"Muter-muter aja, kak"


Akupun hanya mengiyakan dan kini kami mengitari indahnya kota kami di malam hari. Tidak terdapat banyak percakapan saat aku mengendarai mobilku, sebelum akhirnya Bella membuka pembicaraan.


"Kak"


"Iya, Bel?"


"Kakak nyuruh Faisal pacarin aku, ya?" tanya Bella.


"Hah? Nggak, kok. Kok kamu kepikiran gitu?"


"Nggak, kok. Aku cuma kepikiran aja sama kata-kata Faisal waktu itu, sama kayak gimana dia berusaha ngebikin aku jauh dari Derrick" jawab Bella menjelaskan.


"Ooh gitu toh, tapi emang kamu suka sama Derrick, ganteng banget sih ya? Hayoo ngaku" candaku ke Bella dan kulihat Bella hanya tersenyum malu.


"Ihh kakak mah. Ya gimana yah, ganteng sih, cuma kayak masih perlu hal yang lain bagi aku buat pertimbangin dia, tapi aku kurang suka aja kalo Faisal selalu ngejauhin aku dari Derrick, meski emang dia bermasalah, setidaknya mungkin dengan dia ngedeketin aku, dia bisa berubah" ucap Bella.


Sebenarnya perkataan Bella ada benarnya juga, semua orang pantas mendapatkan kesempatan kedua, namun aku sebagai kakak hanya berusaha untuk melindungi adikku dari bahaya yang bisa menghampirinya.


"Oooh gitu, tapi emang kamu se optimis itu kalo Derrick bakal berubah?" tanyaku.


"Ya, nggak sih. Tapi kenapa sih kak, kakak kayak selalu ngecap Derrick anak bermasalah banget? Toh dia juga udah mulai berubah" ucap Bella bertanya kepadaku.


"Nggak semuanya yang kamu lihat itu nyata, Bel. Sooner or later You'll find out" balasku ke Bella, dan Bella hanya terdiam mendengar jawabanku.


Tak terasa sudah nyaris satu jam kami memutari kota, dan kulihat Bella sudah mulai mengantuk.


"Kamu udah ngantuk, Bel?" tanyaku.


"Hoamm... Udah kak, ayok pulang" balas Bella dan aku langsung mengendarai mobilku ke rumah. Akhirnya aku bisa tidur, yey.


Setelah memarkirkan mobil, kami berdua langsung masuk dan menuju kamar kami masing-masing, dan aku langsung menghempaskan badanku ke kasur, tapi tak lama kemudian kembali terdengar suara ketukan dari pintu kamarku, pasti ini Bella lagi. Akupun kembali beranjak ke depan pintu dan langsung membuka pintuku.


"Kenapa lagi, dek?" tanyaku ke Bella.


"Aku boleh tidur di kamar kakak, nggak?"


"Busett kamu udah 18 tahun 3 bulan masih aja minta dikelonin kakaknya, masih kayak anak kecil nih" ucapku meledek Bella.


"Ihh kakak mah, boleh ngga??" ucap Bella yang sebal karena ledekanku.


"Hahaha, yaudah sini" ucapku menyuruh Bella masuk ke kamarku dan Bella langsung menidurkan badannya di kasurku dan aku langsung menidurkan badanku disampingnya dan kini kami berhadapan.


Aku tidak langsung tertidur, melainkan melihati wajah manis Bella yang sedang tertidur pulas seperti tidak berdosa. Jujur sebenarnya aku merasa kasihan dengan Bella, semenjak dia kecil, dia tidak pernah merasakan bagaimana rasanya dimanja oleh kedua orangtua. Meski aku mengalami hal yang sama, aku adalah laki-laki, aku sejak kecil sudah diajarkan untuk menjadi anak yang tegar dan mandiri. Namun jika aku melihat Bella yang seolah tidak mempunyai tempat untuk mencurahkan isi harinya selain aku, aku kadang merasa sedih jika harus melihat Bella seperti ini. After all, Bella juga membutuhkan kasih sayang dari kedua orangtua, meski akhirnya muncul Mamah di kehidupan kami dan Bella juga jadi sering bermanjaan ke Mamah, Mamah juga tidak memiliki waktu luang yang cukup untuk meluangkan waktunya untuk kedua anak tirinya, meski tidak memperlakukannya dengan jahat seperti yang ada di film-film. Dan meski Bella terlihat seperti tidak memikirkan hal tersebut, aku yakin pasti Bella juga ingin merasakan bagaimana rasanya bisa bermanjaan ke orangtua, dan oleh karena itulah aku yang menyadari akan hal tersebut menjadi sering meluangkan waktuku untuk Bella.


Akupun mengelus-elus kepala Bella yang sedang tidur terlelap, dan aku mencium keningnya.


"Ccupphh, yang sabar ya, Bel. Kakak yakin kamu pasti kuat" ucapku sambil mengelus-elus kepalanya, dan setelah itu aku memeluk Bella dan tertidur dengan Bella berada di dalam pelukanku.


-To be Continued-
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd