Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT In Too Deep (NO SARA)

Apakah perlu ditambah bumbu-bumbu incest di cerita ini atau tidak?


  • Total voters
    537
  • Poll closed .
-Photography-

Hani



Bella



Ummi



--

Besok adalah Hari pemotretan buku tahunan Bella, dan kini Bella dan Hani sedang mencari beberapa barang properti untuk digunakan besok, tema gangster ini sepertinya sangat merepotkan. Selain itu, Bella mengajak Hani untuk ke salon kecantikan yang sering Bella kunjungi. Tadinya Bella dan Hani mengajakku untuk ikut dengan mereka, namun aku ingin mencari-cari pakaian untukku, jadi kami tetap ke Mall yang sama namun kami berpisah ke tujuan kami masing-masing.

--

Aku kini sedang menunggu Hani dan Bella yang sedang berada di salon kecantikan di kafe, dan tiba-tiba muncul notifikasi chat dari Faisal di hapeku. Akupun membuka notifikasinya dan kulihat Faisal mengirimkan pesan suara. Akupun langsung membalasnya.

"Apaan ini, Sal?" ucapku yang kuketik.

"Dengerin aja dulu, kak"

"Awas aja ampe suara prank desah-desahan gitu, gua lagi diluar ini nungguin Hani ama Bella di salon" balasku.

"Bukan, tai. Pokoknya lu harus denger dah" kembali balas Faisal di chatku, dan karena dipaksa Faisal aku akhirnya mendengar isi dari pesan suara ini.

"..... Alahh mau cewek di kelas lu isinya kayak aktor-aktor bokep semua juga ngga peduli guaa..." ucap seseorang yang suaranya cukup familiar di telingaku, ini kan suaranya Derrick.

"... Coba lu bayangin, nanti lu ngeliat cewek-cewek di kelas gua yang isinya kayak ustazah semua pake outfit model-modelan cewek nakal gitu, menang banyak lah kelas gua..." ucap Derrick melanjutkan perkataannya.

"Iya ya, apalagi itu tuh yang adeknya kak Bayu, makin menang banyak lu, Der" balas orang lain yang terekam di pesan suara juga.

"Huwoh, yang itu malah target utama gua, bro. Apalagi kalo nanti outfit nya malah bikin dia kayak lonte-lonte jilbab gitu, makin bikin orang ngaceng dah pasti. Bella gitu-gitu badannya lumayan semok loh, enak buat di grepe-grepe, apa pas foto nanti gua grepe kali ya hahahaha" jawab Derrick yang membuatku naik pitam.

Aku mematikan pesan suara itu dan aku langsung kembali memberi pesan kepada Faisal via chat.

"Itu lu lagi dimana, Sal?"

"Lagi di tongkrongan, kak" jawab Faisal.

"Derrick masih disana?" tanyaku.

"Ada, kak. Lu mau ngapain?" ucap Faisal di chat yang tidak kujawab, kemudian aku langsung berlari menuju mobilku di parkiran dan setelah itu aku langsung beranjak ke tongkrongan geng ku.

Sesampainya di tongkrongan, kulihat ternyata cukup ramai anak-anak disini. Akupun langsung mencari dimana Derrick berada, namun tiba-tiba muncul Faisal dari belakangku.

"Kak, lu ngapain kesini, kak? Lu nggak baca chat gua, ya?" ucap Faisal sambil menepuk pundakku.

"Eh, Sal. Derrick dimana?" tanyaku.

"Ah elu kenapa nggak baca chat gua sih, kak. Jangan dah, bahaya, Derrick udah sekut sama yang tua-tua, kan lu tau sendiri betapa ribetnya kalo udah berurusan sama mereka" ucap Faisal menahanku supaya tidak bertemu dengan Derrick.

"Gapeduli gua mau dia ampe temenan ama mafia juga, dimana Derrick sekarang?" kembali tanyaku yang sepertinya membuat Faisal luntur.

"Hhhh yaudah lah, dia di warung dalem" jawab Faisal sambil menunjuk kearah bagian dalam warung tongkronganku.

Tanpa berpikir panjang, akupun langsung menuju kedalam warung, dan kulihat ternyata benar, banyak sekali anggota geng yang jauh lebih tua dariku. Aku juga tidak terlalu mengenal banyak dari mereka, namun yang kutahu akan sangat berbahaya kalau sudah mencari masalah dengan mereka, dan kini Derrick sudah mendapat dukungan dari mereka. Namun aku tidak peduli, aku tetap tidak terima jika adikku dilecehkan seperti itu.

Saat aku memasuki warung, semua mata orang yang didalam tertuju kepadaku, dan kulihat Derrick sempat melihatku dengan wajah agak ketakutan.

"Loh, Bayu?" ucap salah satu dari kumpulan orang yang ada di dalam warung.

"Misi, kak. Gua mau ngomong sama Derrick dulu boleh, nggak?" ucapku dengan sopan.

"Alahh ada apaan sih, Bay? Mau ngomong apaan??" ucap Derrick berusaha terlihat sangar, namun kutahu kalau deep down inside, dia sangat ketakutan.

"Ooh nggak kok, nggak kenapa-napa, gua mau nanyain masalah ini aja" ucapku yang kemudian memutarkan pesan suara yang dikirim Faisal tadi, dan orang-orang di dalam kaget mendengarnya.

"LU DAPET DARIMANA VN ITU, ANJING!" ucap Derrick yang mulai panik dan kemudian dia langsung berdiri dan berusaha untuk mengambil hapeku, namun kutahan.

"Ettt, ett, jelasin dulu kenapa lu berani ngelecehin adek gua dulu" ucapku yang kemudian mendorong Derrick.

"Emang kenapa kalo gua ngomong kaya gitu, hah?!? Bukan urusan lu kalo gua ngomong kek gitu!" teriak Derrick memarahiku.

"DIA ADEK GUA! JELAS URUSAN GUA JUGA KALO LU BERANI NGELECEHIN DIA! AWAS KALO LU MASIH BERANI DEKET-DEKET ADEK GUA! " teriakku membalas perkataan Derrick.

Kulihat Derrick agak gemetar dan dia melirik kearah para senior, dan setelah itu dia mendekatkan tubuhnya ke tubuhku berusaha untuk terlihat seperti jagoan.

"Emang kenapa? Bahkan bukan urusan lu kalo Bella ampe ngejerit-jerit pas gua entot" ucap Derrick pelan, namun terdengar suaranya seperti agak gemetar.

Tak berpikir panjang, aku langsung melancarkan serangan lutut ke perut Derrick.

"BUGG!!.."

Seranganku membuat Derrick terjatuh kesakitan, dan sebelum Derrick terjatuh ke lantai, aku langsung menarik bajunya supaya dia tetap berdiri, kemudian aku langsung menarik kerah bajunya dan menyundul kepalanya. Kedua seranganku pun membuat Derrick menjadi sangat lemas.

"Gimana, lu masih mau ngetes amarah gua? Kalo abis ini lu sentuh Bella pake ujung jari lu aja, gua bakal kirim lu ke parade sirkus, paham? Awas kalo lu masih berani deketin adek gua lagi" ucapku dan Derrick mengangguk-angguk menjawab perkataanku.

"Hhhh... Iya bay, ampun bay, gua cuman bercanda tadi, please lepasin gua" ucap Derrick lirih, dan aku langsung mendorong Derrick hingga terjatuh dan setelah itu aku langsung bergegas keluar, dan kulihat Faisal masih berada di depan pintu warung.

"Ganyangka gua kak lu bisa ampe seberani itu hahaha" ucap Faisal dan aku hanya tersenyum mendengarnya.

Urusanku disini sudah selesai, jadi aku segera bergegas kembali ke Mall dimana Hani dan Bella berada. Saat aku memasuki mobil, dering hapeku berbunyi dan kulihat Hani menelelonku, dan aku langsung mengangkatnya.

"Halo, sayang?" ucapku.

"Haloo, ini aku sama Bella mau nonton duluu, kamu mau ikut, nggak??" tanya Hani.

"Walah, nggak, deh. Kalian nonton berdua ajaa" balasku.

"Oalahh yaudah dehh kalo begitu, nanti jemput aja yaa, kamu kemana dulu ajaa" ucap Hani.

"Emang kira-kira selesai jam berapa?"

"Jam 5, ehehehe. Dapet tiketnya jam 3 soalnya" ucap Hani.

"Loh sekarang aja masih jam 1, yaudah deh kalo gitu, nanti kabarin aja kalo udah selesai yaa" balasku.

"Iyaa sayang, dadahh" ucap Hani yang kemudian mematikan telepon.

--

Empat jam, aku harus ngapain??? Adi sedang main ke kota asal Sindy, Rama sedang ada acara keluarga, Aaaah tidak ada yang bisa kuajak main. Tapi jika aku pulang sekarang, tanggung. Belum lagi kalau nanti macet. Ah yasudahlah, lebih baik aku tetap berada di Mall aja.

Aku memutuskan untuk kembali ke kafe dimana aku menunggu Hani dan Bella tadi, dan ternyata pelayannya menyadari jika aku kembali lagi.

"Lah balik lagi, mas?" ucap pelayannya ketika aku memesan minuman lagi.

"Iya mas hahaha" balasku, dan setelah aku memesan, aku langsung menuju ke tempat duduk.

Selama 15 menit aku duduk disini, aku tidak melakukan apa-apa,hanya melihati orang yang berjalan melewati depan kafe ini, atau aku hanya membuka hape untuk sekedar melihat timeline di sosial mediaku. Namun tiba-tiba, ada orang yang mengagetkanku dari belakang.

"Wouyy bengong bae!" teriak orang itu sambil menepuk kedua pundakku.

Aku yang kaget pun langsung menengok ke belakang kulihat ternyata yang mengagetkanku adalah Ummi, yang membuatku menjadi makin kaget.

"Loh Ummi?!?" ucapku kebingungan.

"Kenapa sihh kayaknya kamu kaget banget ngeliat Ummi, Ummi juga bisa jalan-jalan kali" ucap Ummi yang kemudian menduduki kursi kosong di depanku.

"Jauh amat ampe kesini-sini mainnya, Mi"

"Nggaa, tadi sekalian ngecek ruko soalnya, makanya mampir kesini dulu, rukonya deket sini juga kok" balas Ummi.

Saat ini Ummi mengenakan kaus hitam dan ditutupi dengan cardigan selutut berwarna abu-abu, kepalanya ditutupi dengan jilbab berwarna hitam dan Ummi menggunakan celana ketat berwarna hitam. Sumpah, jika Ummi menggunakan pakaian seperti ini, Ummi terlihat masih seperti perempuan berumur 25-an.

"Kamu bukannya sama Hani, Bay?" tanya Ummi kepadaku.

"Iya, Mi. Tapi dia sama adek aku lagi nyari-nyari baju gitu, sama katanya mau nonton, cuma aku lagi mager makanya aku nggak ikut, malah jadi kayak supir aku sekarang hahaha" balasku.

"Hahahah kasian banget calon mantu Ummi, terus sekarang kamu mau ngapain?" balas Ummi.

"Gatau sih, Mi. Paling aku mau nyari-nyari baju lagi sebentar, kalo masih lama juga kayaknya aku mau pulang aja" jawabku.

"Oooh gitu, yaudah deh Ummi temenin aja, mau nggak?"

"Ummi nggak repot emang?"

"Nggak sih, Ummi lagi kosong juga kok" balas Ummi dan aku mengangguk.

Setelah kami berdua selesai meminum minuman kami, kami langsung berjalan menuju ke dalam Mall. Selama kami berjalan di dalam Mall ini, kami tidak merasa canggung dan tetap seperti biasa saja. Aku dan Ummi pun kini memasuki salah satu outlet sepatu yang namanya cukup besar dengan trademark logonya yang berupa daun singkong tiga. Didalam, aku langsung mencari-cari barang yang kusuka, dan akhirnya aku menemukan sepatu berwarna putih dan sweater berwarna kuning. Akupun langsung bertanya kepada Ummi.

"Bagus, nggak, Mi?" tanyaku.

"Bagus kokk, kamu mau beli yang itu?" balas Ummi.

"Iya, Mi. Lumayan lagi diskon juga" jawabku dan aku langsung meminta sepatu model ini untuk ukuran kakiku dan setelah itu kami langsung ke kasir.

Saat aku hendak membayar, Ummi menahan tanganku dan Ummi langsung mengeluarkan kartu ATM dari dompetnya.

"Udah gausah, Ummi yang bayarin aja" ucap Ummi.

"Ih Ummi apaan sih? Udahh nggak usah aku aja yang bayar" jawabku menolak tawaran Ummi.

"Hihh udahh gapapa, Ummi bayarin ajaa" kembali jawab Ummi dan kami sempat berdebat agak lama sampai akhirnya Mbak-mbak di kasirnya juga mulai jengkel.

"Mas buruan mas udah antri tuh" ucap Mbak-mbak kasir tersebut yang sudah jengkel.

Aku belum mengeluarkan uangku, dan Ummi sudah mengeluarkan kartu ATM nya. Melihat hal tersebut, Ummi langsung memberikan kartu ATM nya kepada kasir.

"Dih Ummi ngapain, sih? Ngerepotin ajaa" ucapku.

"Hihh gapapaa, apa sih yang nggak buat calon menantu, hahahah" jawab Ummi yang membuat mbak-mbak kasirnya ikut tertawa, dan setelah mbak-mbak kasirnya memberikan barang-barang yang kubeli, kami langsung keluar.

"Hih Ummi udah kayak sugar mommy aja" ucapku yang membuat Ummi tertawa.

"Hahahaha, ngaco kamu ah, Ummi juga nggak keberatan kok kalo beliin kamu gitu-gitu, gapapa sekali-kali aja" balas Ummi.

"Bodo amat, aku besok-besok manggil Ummi 'Sugar Ummi', heheheh" jawabku bercanda yang membuat Ummi makin tertawa kencang sambil memukul punggungku.

"Hahahah, masa orangtua pacar kamu sendiri kamu panggil kayak gitu, tapi lucu juga sih ya, yaudah lah gapapa orang cuma buat lucu-lucuan kan" ucap Ummi dan aku hanya tertawa menjawabnya.

Aku dan Ummi berniat langsung kembali turun ke lantai dasar, namun karena kami masih berada di lantai paling atas, kami memutuskan untuk naik elevator saja. Saat kami memasuki elevator, ternyata hanya ada kami berdua yang ingin masuk ke dalam elevator ini. Akupun langsung memencet tombol tutup pintu dan memencet tombol lantai tujuan, setelah itu aku berdiri di samping Ummi.

Aku menoleh ke belakang, dan kulihat ternyata cardigan ini tidak dapat menutupi pantat semok Ummi, aku yang gemas pun langsung menampar pantatnya.

"Plakk.."

Ummi yang kaget pun tersentak dan langsung melihat kearahku.

"Bayu apaan sih" ucap Ummi pelan.

"Gemes banget liat pantat Ummi" balasku.

"Hih kamu mah ada-ada aja"

Ummi kembali melihat kedepan, dan aku yang masih iseng pun kini menaruh tanganku di pantat Ummi, dan kadang kuremas-remas pelan.

"Bayuu, udah ihh, nanti Ummi sange kamu yang ribet" bisik Ummi kepadaku.

"Hahaha, gapapa kan sugar Ummi" balasku bercanda dan Ummi tersenyum malu sambil memukul punggungku.

Singkat cerita, kini kami sudah keluar dari elevator dan kini kami bingung ingin kemana. Aku mengecek jam pun kini masih jam 2, tiga jam lagi berarti. Ummi pun akhirnya bertanya kepadaku.

"Kamu mau ngapain lagi sekarang? Mau makan?" tanya Ummi.

"Nggak deh, Mi. Aku kayaknya makannya nanti aja sama Hani sama Bella"

"Oooh gitu toh, yaudah" balas Ummi.

Aku dan Ummi pun akhirnya berjalan kearah jalan keluar, namun akhirnya Ummi kembali bertanya kepadaku.

"Bay"

"Iya, Mi?"

"Mau lanjutin yang tadi di lift, nggak?" tanya Ummi kepadaku dengan nada menggoda.

Aku terdiam, aku bingung harus berbuat apa. Apakah Ummi malah menjadi sange ketika kupegang-pegang pantatnya tadi, atau Ummi hanya bercanda? Akupun akhirnya kembali bertanya ke Ummi.

"Kalo mau lanjutin emang dimana? Ahh salah aku iseng mainin pantat Ummi" jawabku.

"Heheheh, rasain. Main di ruko Ummi aja, ada kamarnya kok disitu"

"Lah kirain mau ditampar-tampar pantatnya doang, kalo gitu mah di lorong sepi juga bisa" candaku.

"Iya, ditampar-tampar pake kontol kamu" bisik Ummi yang langsung membuatku ngaceng, dan Ummi pun langsung melihat kearah selangkanganku dan tersenyum melihat ada tonjolan di celanaku.

Aku tidak berkata apa-apa, namun aku dan Ummi langsung bergegas ke mobil yang Ummi gunakan dan kami langsung beranjak ke ruko milik Ummi.

Ternyata ruko ini Ummi gunakan untuk berjualan baju-baju muslimah dan berbagai macam jilbab dan kerudung, namun sepertinya hari ini tutup karena aku tidak melihat adanya karyawan disini.

"Lagi tutup, Mi?" tanyaku.

"Iyaa, kalo sabtu minggu emang tutup" jawabnya.

"Oooh gitu toh"

"Iyaa, ayuk keatas sini nak" ucap Ummi mengajakku menuju ke lantai atas menuju ke tempat yang Ummi jadikan kamar.

Sesampainya di kamar, Ummi langsung menyalakan AC dan menduduki kasurnya, sementara aku membuka sepatu dan jaketku terlebih dahulu, setelah itu baru aku menyusul Ummi.

"Ini yang make kamarnya siapa, Mi?" tanyaku basa-basi.

"Biasanya Ummi tidur disini kalo sampe kemaleman, tapi kadang juga dipake sama karyawan kalo lagi lembur gitu-gitu" jawab Ummi yang kemudian membuka cardigannya.

Kulihat Ummi ternyata mengenakan kaus hitam lengan 3/4 ketat yang tak kusadari ternyata malah membuat payudaranya sangat menonjol. Ummi pun langsung berdiri menghadapku dan kemudian Ummi menarik kedua tanganku untuk diarahkan ke kedua payudaranya, dan aku yang paham pun langsung meremas-remas payudaranya yang besar ini.

"Uhh... Pinterr.... Belomm di komando apa-apa langsung dimaininn.... Ahhh... " ucap Ummi yang diselingi dengan desahan nikmatnya.

"Iya, Mi. Udah lama nggak main sama toket gede" ucapku yang membuat Ummi tersenyum, dan aku langsung mencium bibir Ummi.

"Ccupphh... Ccupphh...."

Ummi kini merangkulkan tangannya di leherku, dan Ummi menarikku untuk tertidur di kasur dan kini aku terlentang dengan Ummi berada diatasku. Tanpa melepas ciuman kami, kami berdua langsung membuka celana beserta celana dalam yang kami gunakan dan kami lempar jauh-jauh. Karena sudah dilepas, kontolku pun kini bergesek-gesekan dengan perut Ummi.

"Ccupphh... Ccupphh... Si Gantengnya udah gerak-gerak mulu ini" ucap Ummi menggodaku.

Tanpa berpikir panjang, aku melepas ciumanku dan aku langsung menyuruh Ummi turun untuk menyepong kontolku. Ummi tidak langsung menyepong kontolku, namun Ummi meludahi kontolku terlebih dahulu dan mengocoknya. Ummi langsung mengocok kontolku dengan cepat dan karena itu aku menjadi sangat keenakan.

"Ahhh... Ummii... Langsung pake mulutt ajaaa..." ucapku keenakan.

"Hihihi, udah gasabar toh, iyaa deh Ummi nurut, apasih yang nggak buat si Ganteng" balas Ummi dan Ummi langsung melahap kontolku.

Ummi memulai sepongannya dengan ritme yang agak pelan, dan di ritme ini, Ummi juga memainkan lidahnya hingga aku menjadi makin keenakan.

"Uhhh... 'Sugar Ummi' nya jago nyepongg nihhh" ucapku yang membuat Ummi tersenyum, dan Ummi langsung mempercepat sepongannya.

"CHLOKHH... CHLOKHHH.."

Sudah 10 menit Ummi menyepong kontolku dan sepertinya mulut Ummi sudah mulai pegal dan memeknya sudah gatal ingin disodok, Ummi pun langsung melepas kulumannya.

"Chlokhh... Chlokhh.. Aduhh Bay, Ummi udah gatahann, langsung masukkin aja yah" ucap Ummi setelah melepas sepongannya dan kemudian memosisikan tubuhnya menjadi menungging.

Aku yang paham dengan keinginan Ummi pun langsung beranjak berdiri, dan memosisikan badanku di belakang Ummi. Aku tadinya ingin langsung memasukkan kontolku ke memeknya, namun aku mengingat kata-kata Ummi yang ingin ditampar-tampar pantatnya, akupun menampar pantatnya dulu dengan keras.

"PLAKK!!..."

"UHHH... Tamparr lagii.." ucap Ummi, dan akupun kembali menampar pantatnya.

"PLAKK..."

"UHHH... Lagiii..."

"PLAKK... PLAKK... PLAKK.." bunyi dari tamparan tiga kali beruntunku dan setelah puas menampari pantatnya, baru aku memasukkan kontolku dalam-dalam di memeknya, dan aku menggenjot dengan ritme pelan lebih dahulu.

"UHHH... akhirnyaa sii gantengg masukk jugaaa" jerit Ummi ketika kumasukkan kontolku

"Hhh... Hhh... Iyaa nih, udahh lamaa nggak dikasihh jatahh sama 'Sugar Ummi' nyaa..." balasku.

"Ummhh... Kasiann si Ganteng, yaudahh cepetinn dongg" ucap Ummi memohon dan akupun menuruti permintaannya.

Aku meng-grip pinggang Ummi dan kuhujam memek Ummi dalam-dalam dengan rpm yang cepat hingga Ummi menjadi sangat lemas. Kadang juga kutampar-tampar pantat Ummi disaat aku menggenjot memeknya hingga Ummi menjadi makin keenakan. Sudah 15 menit kugenjot memeknya, Ummi sepertinya mulai tidak nyaman karena belum membuka BH nya, dan Ummi pun langsung menaikkan kausnya sampai payudaranya keluar dan memintaku untuk membuka kaitannya.

"Uhhh... Bayuu bukainn BH Ummii dongg..." ucap Ummi dan tanpa menghentikan genjotanku, aku membuka kaitan BH nya dan Ummi ternyata menggunakan BH yang tanpa tali jadi Ummi bisa langsung melempar jauh BH nya.

Melihat kini payudara Ummi bergelayutan, aku memindahkan tanganku dari pinggangnya menuju payudaranya dan sambil menghujami memeknya, payudaranya kuremas-remas keras hingga Ummi menjerit kencang.

"AHHH... IYAA TERUSSS REMESS YANG KENCENGG... AHHH... MASUKKIN JUGAA YANG DALEMM... UMMI KELUARRRR" jerit Ummi yang sedang sangat kenikmatan hingga Ummi mencapai orgasme pertamanya.

Disaat Ummi sedang mengambil napas, aku melepas kontolku dan aku langsung membalik badan Ummi hingga kini Ummi tiduran terlentang dengan kaki terbuka lebar.

"Uhh... Bayuu kamu mau ngapa... INHHH" ucap Ummi yang kaget ketika aku langsung memasukkan kontolku ke memeknya dan aku langsung menggenjot memeknya dengan cepat.

Ummi yang tadinya kaget pun kini langsung mengerang-erang kenikmatan, dan kini kaki Ummi melingkari punggungku. Di sela-sela aku mengentoti memek Ummi, tak lupa aku memainkan payudaranya yang besar, dan aku juga menciumi bibir Ummi hingga akhirnya kami berciuman liar.

"Ccupphh... Ccupphh... Iyahh teruss... Entotinn Ummi yangg cepettt... Ahhh enakk bangettt..." ucap Ummi ketika Ummi mencabut ciumannya.

"Hhhh... Hhhh.... 'Sugar Ummi' nyaa montokk bangett siii..." ucapku sambil kupercepat genjotanku hingga Ummi merasakan kenikmatannya sampai ke ubun-ubun.

"AHHH... IYAA NAKK... KASIANN ANAK 'SUGAR UMMI' NYA NGGAK MONTOKKK PACARNYAA MALAHH NNGENTOTINN UMMII NYAA... AHHH TERUSS BAYYY" jerit Ummi ketika aku mengentoti memeknya dengan cepat dan dalam-dalam.

"PLOKK... PLOKK.... PLOKKK..." suara selangkangan kami beradu.

Kurasa sudah 15 menitan aku menggenjot memek Ummi, dan pejuku sudah mau keluar. Ummi pun juga sepertinya juga sudah ingin keluar, karena Ummi mulai menjadi makin liar.
Ummi pun kini mulai menciumi bibirku dan aku tetap menggenjot memeknya dengan kecepatan tinggi.

"Ccupphh... Ccupphh... UMHHH..." jerit Ummi yang tertahan ketika Ummi mencapai orgasmenya dan kurasa kontolku terguyur oleh cairan nikmatnya.

Aku tidak memperdulikan Ummi yang sedang kelelahan karena habis orgasme, dan aku tetap menggenjot memek Ummi karena aku juga ingin mencapai ejakulasi.

"Uhh... Bayuu... Ummi napass duluu..." ucap Ummi lirih.

"Hhhh... Hhhh... Tanggungg Mii.. Akuu dikitt lagiii keluarr jugaa..." balasku.

"Ummhhh... Keluarinn di dalemm yaahh... Ummi lagii nggak suburr kokk" jawab Ummi dan aku hanya mengangguk.

Aku terus mengentoti memek Ummi dan kini pejuku sudah ada di ujung. Aku tidak mengatakannya kepada Ummi, namun ketika aku sudah mau keluar, aku membenamkan kontolku dalam-dalam dan aku membuang semua pejuku di dalam memeknya.

"Ahhh aku keluarr mii" ucapku ketika aku mencapai ejakulasiku.

Setelah aku selesai menyembur memek Ummi, aku langsung mencabut kontolku dari memeknya dan kulihat spermaku mengalir keluar. Akupun langsung menaiki badan Ummi untuk menyuruh Ummi membersihkan kontolku dengan mulutnya. Namun ketika Ummi baru mau membuka mulutnya, aku langsung menggoyangkan pinggulku dan kini Ummi menjadi seperti tertampar-tampar oleh kontolku.

"UMMHHH... Orang Ummi tadi bilangnya minta pantatnya yang ditampar pake kontol, kamu malah tampar-tamparin mukanya" ucap Ummi setelah aku menyudahi goyangan pinggulku dan Ummi langsung menjilati kontolku.

"Yah gimana, orang 'Sugar Ummi' nya nggak ngasih komando yang spesifik, lagian juga si Ganteng gakuat ngeliat muka seksi 'Sugar Ummi' nya" balasku yang membuat Ummi tersenyum.

"Slrpp... Slrpp... Hihihi si Gantengnya kangen ternyata, slrpp... Slrpp..." ucap Ummi yang kemudian kembali menjilati kontolku.

Setelah Ummi selesai membersihkan kontolku, aku langsung membaringkan tubuhku disamping Ummi disaat Ummi tertidur membelakangiku dan Akupun langsung memeluknya dari belakang. Disaat-saat kami berada di posisi ini, Ummi bertanya kepadaku.

"Bay"

"Iya, Mi?"

"Enakan main sama Ummi atau sama Hani?" tanya Ummi yang membuatku berpikir.

"Hmmm, gimana yah, beda juga sih Mi gaya mainnya, kalo Hani lebih suka main yang vibe nya agak romantis gitu, kalo sama Ummi kan lebih main liar" jawabku.

"Oooh gitu toh, tapi kalo menurut kamu, kamu lebih puas main sama siapa?" kembali tanya Ummi.

"Aku sih sebenernya lebih puas sama Hani, cuma karena bisa ngentotin 'Sugar Ummi' aku pas liburan semester doang, aku jadi berasa puas banget juga kalo ngentotin memek Ummi, eheheh" candaku yang membuat Ummi tertawa.

"Hahahaha, gitu toh, okedeh, jangan dibawa buru-buru juga Hani nya kalo mau kamu bawa main liar gitu, kasian dia masih baru" jawab Ummi, aku tidak menjawabnya namun aku dan Ummi tertidur di posisi ini dengan tanganku berada di payudara Ummi.

--

Aku terbangun jam 4 sore, dan saat ku bangun, Ummi masih terlelap dalam tidurnya. Aku tidak langsung bangun, melainkan memainkan payudara Ummi terlebih dahulu. Namun sepertinya aku terlalu keras meremas payudara Ummi hingga akhirnya Ummi terbangun.

"Mmhhh... Bayuu bandell ahhh" ucap Ummi yang terbangun, namun aku tidak mendengarkannya dan masih memainkan gunung kembarnya.

Kami masih tetap berada di posisi ini selama ±15 menit sampai akhirnya aku berdiri dan bergegas mengenakan pakaianku kembali, namun Ummi menyuruhku mandi dulu karena takut badanku bau. Setelah selesai mandi pun, aku tidak langsung mengenakan pakaianku, dan ketika aku kembali masuk ke kamar Ummi, Ummi masih belum menggunakan kembali pakaian yang dia lepas.

"Ummi nggak pake baju lagi?" tanyaku.

"Nanti deh, kayaknya Ummi mau tidur disini aja malem ini"

"Oooh, kenapa Mi? Kecapean? Hehehe" candaku.

"Iya nih, calon mantu Ummi mainnya jago" balas Ummi yang membuatku tertawa.

Aku yang masih bugil pun langsung menghampiri Ummi dan memposisikan kontolku di depan wajahnya.

"Mi, si Ganteng minta dijilatin" ucapku kepada Ummi yang membuat Ummi tertawa.

"Hahahaha, iyaa sini-sini, slrpp... Slrupp..." ucap Ummi yang langsung menjilati kontolku dan akhirnya malah Ummi menyepong kontolku lagi.

Sudah kurang lebih 5 menit Ummi mengoral kontolku dan Ummi yang ingat kalau aku masih harus menjemput Hani dan Bella langsung melepas kulumannya.

"Chlokhh.. Chlokhh... Bayy udahan dulu yah, kamu kan masih harus jemput Hani sama adek kamu, pake baju sana" ucap Ummi yang menyuruhku untuk kembali mengenakan pakaianku dan aku hanya mengiyakan.

Setelah aku mengenakan pakaianku, aku ingin langsung berpamitan dengan Ummi untuk menjemput Hani dan Bella, namun melihat payudara Ummi yang besar itu masih belum ditutupi apa-apa, aku malah kembali menjadi gemas ingin memainkan payudaranya.

"Mi, tetenya mau diucapin dadah dulu, nggak?" tanyaku.

"Apasih hahahah, yaudah sinii duduk samping Ummi kalo mau pamit sama tetek Ummi" ucap Ummi sambil memegangi payudaranya.

Akupun langsung duduk disamping Ummi untuk memainkan payudaranya, dan aku mengecup singkat payudaranya sambil meremas-remasinya.

"Ccupphh... Aku pulang dulu yah" ucapku setelah mengecup payudaranya, namun aku yang masih gemas dengan payudara Ummi pun malah jadi mengeyot-ngenyot payudaranya dulu sebelum pulang. Kenyotanku inipun sepertinya juga membuat Ummi keenakan, karena terdengar suara desahan Ummi ketika aku memainkan putingnya dengan lidahku.

"Uhhh... Bilangnya mau pamitt tapi malahh netekkk... Mmmhh... " ucap Ummi lirih.

Aku malah mengenyoti payudara Ummi cukup lama hingga kulihat jam menunjukkan pukul 4.50 sore. Karena aku takut Hani dan Bella malah menunggu, akupun menyudahi kulumanku pada puting Ummi dan langsung pamit dan menyalimi tangan Ummi.

"Wah udah jam segini, Mi aku jemput Hani sama Bella dulu ya" ucapku sambil menyalimi tangan Ummi.

"Okee, hati-hati di jalan ya, jagain anak Ummi, nanti kalo si Ganteng masih berontak nginep disini aja, biar si Ganteng Ummi puasin" canda Ummi.

"Yah jangan dong, Mi. Nanti kalo Hani minta jatah ama si Ganteng kasian kecapean si gantengnya hahahaha, aku pamit ya Mi" ucapku yang kemudian beranjak keluar dan mengendarai mobilku menuju ke Mall dimana Hani dan Bella berada.

Ketika aku memasuki Mall, ternyata Hani dan Bella sudah selesai dan Hani menyuruhku untuk menunggu didepan pintu keluar saja. Setelah itu kami bertiga langsung beranjak keluar dari Mall dan kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum aku mengantar Hani pulang ke rumahnya.

--
(Esoknya)

Hari ini adalah hari pemotretan, dan sesuai yang direncanakan, aku dan Hani ikut menemani. Dikarenakan jarak tempat pemotretan yang cukup jauh dan Bella harus membawa tiga temannya, aku memutuskan untuk membawa mobil ayah yang lumayan besar. Mobil ini berisikan aku, Hani, Faisal, Bella, dan 3 teman perempuan Bella. Sepanjang jalan juga kami tidak canggung, kami bertujuh mengobrol layaknya kami sudah sangat bersahabat, dan tak terasa kini kami sudah sampai di tempatnya.

Jujur aku harus mengapresiasikan tim panitia dari kelas Bella yang bisa menemukan spot tempat ini, dan bisa mendapat izin dari sekolah untuk menggunakan tema gangster ini. Tempatnya sangat sepi, sehingga kami bisa melakukan sesi pemotretan di tengah jalan yang dikelilingi oleh ruko-ruko di sisi jalan. Para lelaki nya pun benar-benar menggunakan outfit yang terlihat seperti gangster dan hooligan sepakbola, dan beberapa perempuannya juga menggunakan pakaian yang cukup gangster-ish. Namun kulihat kaum-kaum wanita yang berhijab seperti banyak yang kebingungan dengan temanya yang membuat mereka malah menjadi menggunakan outfit casual, tapi masih cocok dengan latar pemotretan.

Sembari mereka melakukan sesi foto, aku dan Hani mencari-cari spot foto yang bagus untuk kami gunakan.

"Sayang, kalo disini gimana? Bagus nggak?" ucap Hani sambil menunjuk kearah pintu rolling door yang ditutup.

"Kurang tau, sih. Bentar aku coba cek dari seberang jalan" jawabku dan aku langsung berjalan menyebrangi jalan untuk melihat viewnya, dan ternyata cukup bagus.

"Bagus, Han" ucapku.

"Okehh, nanti kita foto disini yaa" balas Hani dan kemudian aku kembali merangkul Hani dan kami berdua kembali menuju ke anak-anak yang sedang berfoto.

Hani kembali masuk ke mobil, sedangkan aku tetap melihati sekitar sambil menjaga Bella. Aku juga melihat Derrick, dan Derrick ternyata membawa dua senior dari gengku, sudah jelas kalau dia takut denganku. Aku juga cukup dekat dengan kedua seniorku itu, dan mereka juga melihatku. Akhirnya pun mereka menghampiriku.

"Lah ada Bayu" ucap kak Satrio salah satu seniorku.

"Iya nih kak, nganterin adek" jawabku.

"Loh, adek lu yang mana?"

"Itu tuh yang lagi sama Faisal" jawabku sambil mengunjuk kearah Bella.

"Oooh yang itu, cakep juga adek lu Bay" ucap kak Nanda temannya kak Satrio.

"Yah gitu lah kak hahaha, lu berdua ngapain ikut?" tanyaku.

"Si Derrick minta temenin, katanya minta tolong jagain sama amanin dia disini, gatau dari apaan" jawab kak Satrio.

Oooh gitu toh, ternyata dua seniorku ini disuruh Derrick untuk menjaganya dariku. Namun karena dia membawa dua orang ini, aku jadi tahu kalau Derrick juga merencanakan sesuatu. Benar-benar tindakan yang sangat clumsy.

Sesi pemotretan telah selesai, dan Hani yang menyadari akan hal itu pun langsung keluar dari mobil dan mengajakku untuk foto-foto di spot yang kita pilih tadi.

"Sayangg ayoo foto-fotoo" ucap Hani sambil menarik tanganku.

"Eh ehh iyaa sabarr, Sal fotoin dong" ucapku dan aku meminta Faisal untuk memfotoi aku dan Hani.

Sepertinya banyak yang menyadari kalau spot ini bagus untuk foto-foto, dan akhirnya mereka malah mengantri untuk foto-foto di spot yang aku dan Hani temukan. Banyak yang berfoto dengan formasi cowok-cowok, cowok-cewek, dan cewek-cewek, dan tentu saja aku dan Bella ingin foto berdua.

"Kak foto berdua yuk" ajak Bella.

"Hayuk"

Kami mengambil foto sebanyak ±5 kali dan setelah itu aku dan Hani melihati anak-anak dari samping, sementara Bella masih ingin foto-foto dengan Faisal dan teman-temannya. Aku terus mencari Derrick yang daritadi tidak kelihatan, namun disaat aku sudah menemukannya, dia sudah berada dengan Bella dan dia mengajak Bella untuk foto bareng.

"Bel foto bareng lah yuk" ucap Derrick mengajak Bella.

"Boleh deh, sini" balas Bella, dan Derrick langsung berdiri di samping Bella dan kak Nanda dan Satrio berdiri didekatnya seperti seorang bodyguard.

Aku berniat untuk menghentikan Derrick dan Bella, namun Hani menahanku.

"Udah gapapa, kamu jangan terlalu protektif gitu" ucap Hani.

"Aku ngerasa ada sesuatu yang lagi Derrick rencanain, Han. Aku harus ngehentiin mereka berdua" balasku.

"Udahh santai aja, lagian juga foto doang kok, what could possibly go wrong?" ucap Hani yang membuatku menjadi agak tenang namun tetap waspada.

Mereka berdua sudah beberapa kali mengambil foto, dan akhirnya Derrick berinisiatif untuk mendekatkan tubuhnya ke Bella. Aku ingin langsung menghampiri Derrick namun Hani kembali menahanku dan kulihat Derrick melihatku dengan senyuman jahatnya. Sudah bosan dengan pose foto yang begitu-gitu saja, Derrick akhirnya merangkul Bella dan menarik Bella agar dia ikut memeluknya, dan Derrick melihat kearahku dengan senyuman yang seolah mengatakan "Liat nih adek lu lagi gua pegang-pegang".

Aku akhirnya memberontak dari tahanan Hani dan berjalan menuju Derrick dan Bella, dan tiba-tiba Derrick langsung menggrepe payudara Bella dan meremasnya kencang Hingga Bella teriak.

"AHHH DERRICK LU NGAPAIN?!?!" teriak Bella yang membuatku langsung berlari.

Aku sudah sangat dekat dengan Derrick namun tiba-tiba kak Nanda dan kak Satrio langsung berdiri di depan Derrick menghadangku. Namun aku tidak peduli dan langsung menyikut kepala mereka berdua hingga mereka terjatuh sebelum akhirnya aku bisa melancarkan pukulan-pukulanku ke Derrick hingga Derrick terjatuh dan terbaring di lantai. Aku tidak berhenti disitu, dan aku tetap menendangi tubuh Derrick yang masih tersungkur. Perkelahian ini tidak berjalan lama karena akhirnya aku dipisahkan oleh Faisal dan teman-temannya.

"BERDIRI LU ANJING! LU PIKIR GUA MAIN-MAIN PAS GUA BILANG JANGAN DEKETIN BELLA LAGI KEMAREN?!? AYO SINI BERDIRI!" teriakku sambil menunjuk-nunjuk kearah Derrick.

"Udahh kak udahh sabarr" ucap beberapa orang yang berusaha untuk menenangiku.

Aku terus berusaha untuk memberontak, dan ketika aku sudah mendapat space sedikit, orang-orang yang menahanku pun langsung sigap untuk kembali menutup space tersebut hingga akhirnya aku merasa lelah sendiri dan Derrick pun akhirnya dibawa dengan dua kacungnya kembali ke mobilnya. Akupun kini sudah dilepas dan aku langsung menghampiri Bella yang sudah berada dengan Hani. Kulihat matanya merah sembab yang menandakan dia menangis tadi.

"Gimana? Sekarang kamu paham kan maksud kakak?" ucapku yang membuat Bella terdiam dan langsung memelukku hingga menangis sesenggukan.

"Ssstt... Udah udah, malu diliatin sama yang lain tuh, sekarang kita pulang aja udah yuk?" ucapku sambil menenangi Bella, dan setelah itu kami langsung beranjak ke mobil dan kami langsung pergi pulang.

Di mobil sempat ada keheningan yang cukup lama, sampai akhirnya Faisal berusaha untuk mencairkan suasana hingga kami bisa kembali tertawa-tawa. Seperti biasa, aku mengantar Hani pulang terlebih dahulu sebelum kami kembali pulang ke rumahku.

--
(Malamnya)

"Tok.. Tok.. Tok.." suara dari pintu kamarku yang diketuk.

Aku yang untungnya belum terlelap pun langsung beranjak ke pintu kamarku, dan setelah aku membukanya, kulihat ada Bella yang mengenakan hoodie dan celana pendek membawa bantal dan boneka.

"Kamu mau tidur disini?" ucapku yang sudah tahu apa yang Bella inginkan, dan Bella hanya tersenyum mengangguk.

Akupun menyuruh Bella masuk dan Bella langsung menghempaskan badannya di kasurku sebelum aku menyusul berbaring di sampingnya, dan setelah kami berdua berbaring di kasur ini, kami langsung memindahkan posisi kami berdua dan sekarang kami sudah berhadapan.

"Kenapa kamu nggak bisa tidur?" tanyaku.

"Masih kepikiran yang tadi siang kak"

"Hmm, lagian kan kakak udah bilang ati-ati ama Derrick, dia nggak sebaik yang kamu liat" ucapku.

"Kakak tau darimana emang?" tanya Bella, dan aku tidak membalas perkataannya, melainkan hanya memutar VN yang dikirim oleh Faisal kemarin.

Kulihat Bella ingin menangis setelah mendengar VN yang kuputar, namun aku menahannya agar tidak menangis dan membuatku harus repot-repot mengganti sprei.

"Udahh gausah nangis, kan udah kejadian, yang penting gausah macem-macem sama dia lagi aja, kamu langsung lapor ke Faisal juga kalo dia masih berani ngapa-ngapain kamu, oke?" ucapku menenangkan Bella, dan Bella hanya tersenyum manis sambil menganggukkan kepalanya.

Bella pun mendekapkan tubuhnya kepadaku, dan aku berinisiatif mengelus-elus kepalanya. Kami sempat tidak mengatakan apa-apa, sampai akhirnya aku kembali membuka pembicaraan.

"Dek"

"Iya, kak?"

"Kamu kuliah di kampus kakak aja, ya?" ucapku.

"Kenapa emang kak?" tanya Bella.

"Kakak takut kakak gabisa jagain kamu terus, apalagi semenjak kejadian tadi"

"Aku masih belom yakin kak" ucap Bella.

"It's okay, pikirin baik-baik aja dulu, tanya ke Mamah sama Ayah juga. Kakak sih lebih pengen kalo kamu kuliah di kampus kakak, toh jurusan yang kamu kejar juga sama kayak kakak, jadi bisa kakak bantu, disana juga banyak yang jagain kamu, jadi Ayah sama Mamah nggak perlu terlalu khawatir" ucapku menjelaskan.

"Hmm, nanti deh ya kak, aku pikir-pikir lagi, sekarang ayok tidur, Good night kak" ucap Bella yang langsung mendekapkan badannya ke badanku, dan aku hanya mengelus-elus kepalanya sampai aku ikut tertidur.

-To be Continued-
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd