Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT In Too Deep (NO SARA)

Apakah perlu ditambah bumbu-bumbu incest di cerita ini atau tidak?


  • Total voters
    537
  • Poll closed .
Kalo udah janji tapi PHP biasanya ga lama pasti di lock mimin.
#HanyaMengingatkan🙏
 
-A Whole New World-

Mamah



Sindy


Hani


Kak Alliya


Bella


Ummi


=====

"Kakak barangnya udah siap semua, kan?" tanya Mamah sebelum aku beranjak keluar.

"Udah kok, Mah"

"Beneran nggak mau Ayah anterin, kak?"

"Nggak usah, yah, nggak papa aku naik taksi aja, Ayah juga cape kan seminggu kemaren udah kerja pulang malem mulu" tolakku halus.

"Yaudah ini uang buat bayar taksi sama buat jajan dijalan nanti ya" balas Ayah memberikanku uang sebesar 1 juta hanya untuk jajan. Benar, jajan.

"Ini mah bisa buat jajan sebulan Yah hahaha, yaudah aku berangkat ya Yah" ucapku menyalimi tangan Ayah dan memeluknya sebentar, dan sama seperti kemarin, Mamah juga menangis melihatku akan pergi berangkat.

"Udah Mah, ah, jangan nangis, nanti aku malah kepikiran" ucapku ke Mamah menyalimi Mamah dan Mamah tersenyum mendengar perkataanku kemudian Mamah memelukku.

"Hati-hati disana ya, sayang. Inget kamu jangan lupa sholat, banyak istirahat juga, kan padet semester ini" ucap Mamah lembut sambil mengelus-elus punggungku.

"Hahaha, iyaa Mah, aku berangkat ya, jangan sedih, kan sekarang udah ditemenin sama Ayah lagi" jawabku sebelum akhirnya aku berpamitan dan keluar dari rumah mencari taksi.

---

Jatah liburku sudah habis, dan lusa aku sudah harus masuk ke kampus. Tidak banyak hal yang terjadi ketika libur dua mingguku ini. Keesokan harinya setelah aku dan Mamah 'bermain', Mamah tiba-tiba harus pergi keluar kota juga karena urusan pekerjaan Mamah sebagai dokter selama beberapa hari, dan setelah Mamah pulang pun ketika aku memancing Mamah untuk kembali melakukan 'itu', Mamah langsung menolaknya dengan alasan 'nggak boleh sering-sering', jadi dua mingguku ini aku hanya bisa menyalurkan hasratku lewat coli.

Namun, Mamah kini mulai terbiasa dengan tanganku yang suka tiba-tiba memegang. Mamah juga kini mulai jarang menggunakan pakaian dalam, bahkan pernah suatu waktu aku membawakan Mamah selimut baru ke kamarnya, kulihat Mamah tidur tanpa menggunakan atasan dan hanya menggunakan celana piyama. Aku berniat untuk iseng mengerjai Mamah kala itu, namun Mamah langsung terbangun dan menegurku. Yah begitulah masa liburan dua mingguku yang cukup boring ini dimana aku hanya mengisi hari dengan bermain bola tiap sore dan bermain game sisanya.

---

Baru setengah perjalanan, tiba-tiba ada ringtone telepon masuk dari hapeku, dan aku langsung membukanya tanpa melihat siapa yang meneleponku.

"Halo?"

"Halo, Bayuu?"

Oalah, ini Ummi.

"Iyaa kenapa Mii?" jawabku.

"Kamu hari ini berangkat, kan?" tanyanya.

"Iyaa Mi, ini aku baru sampe ibukota, aku mau kerumah Adi dulu"

"Oalahh, jadi gini Bay, Hani kemaren katanya ada yang ketinggalan, jadi dia minta tolong titipin sama kamu" jelas Ummi.

"Terus?"

"Yaa kamu ambil lah, gimana, sih?"

"Yaiyaa ambilnya dimana Mii??"

"Dirumah ajaa, kamu keretanya masih lama kan?" tanya Ummi.

"Iyaa Mi" jawabku.

"Yaudahh nanti ke rumah Adi nya barengin sama Ummi aja yaa, sekalian Ummi mau ke ruko" tawar Ummi.

"Walah, oke deh Mi, yaudah nanti aku kabarin yaa" ucapku dan aku mematikan teleponnya, kemudian aku langsung mengabari supir taksiku untuk mengganti alamat tujuannya.

---

Kini aku sudah sampai di rumah Ummi, dan sepertinya tidak ada orang disini. Yang kulihat hanya mobil Ummi, tidak ada mobil Arya atau Abbi. Apakah ini sebuah kesempatan.....

"Woy kamu lagi nyari siapa??" teriak seorang satpam yang mengagetkanku.

"Ehh ini pak, saya mau ketemu Ummi, Ummi nya ada dirumah kan?" tanyaku.

"Oalahh, mas pacarnya Hani, ya? Langsung masuk aja, mas. Tadi Ummi ngabarin saya katanya masnya disuruh langsung ketok pintu rumahnya aja" jawab orang tersebut dan dia langsung beranjak pergi.

Akupun langsung membuka pagar dan beranjak ke depan pintu rumahnya. Aku mengetuk pintunya beberapa kali, dan cukup lama kemudian ada yang membukakan pintu.

"Ehh Bayuu, udah lama, ya?" ucap Ummi.

Aku menelan ludah. Ummi kini hanya menggunakan sebuah handuk yang menutupi hanya dari bagian payudaranyaa hingga sedikit pahanya, dan rambutnya dibiarkan tak terkuncir. Kedua payudaranya terlihat seperti ingin tumpah. Oh god.

" Umm... Ng... Nggak kok Mii... Baru nyampe juga akuu..." jawabku pelan terbata-bata karena aku benar-benar terkejut melihat penampilan Ummi saat ini.

Ummi pun kembali masuk, dan Ummi langsung menyuruhku ke kamar Hani untuk mengambil barang di kamarnya, dan aku tidak berlama-lama di kamar Hani karena aku malah jadi ingin buru-buru kerumah Adi entah kenapa. Namun ketika aku baru mau pamit dengan Ummi, kulihat Ummi sedang menaruh minuman di meja ruang TV, dan karena posisi Ummi yang membungkuk membelakangiku, handuk pendeknya tidak dapat menutupi pantatnya yang besar dan memeknya yang tak berbulu.

"Fuckk..." ucapku dalam hati.

Aku mendekati Ummi dan berniat untuk pamit.

"Mi, kayaknya aku duluan aja, deh"

"Loh buru-buru banget, minum teh dulu tuh udah Ummi bikinin" jawab Ummi dan kami berpapasan ketika Ummi hendak kembali ke dapur.

Ketika kami berpapasan, aku iseng menarik handuk yang Ummi kenakan hingga terjatuh dan tubuh montok Ummi langsung terekspos. Aku melirik sedikit kearah wajah Ummi dan kulihat Ummi tsrsenyum saat ingin mengambil handuknya, namun aku kembali mengisengi Ummi dengan menggeser-geserkan handuknya supaya aku bisa melihat memek Ummi.

"Bayu ihh nanti anduk Ummi kotor" ucap Ummi.

"Hahaha, lagian tanggung banget godain tamunya pake anduk doang, buka semuanya ajaa sekalian" jawabku meledek Ummi, dan akhirnya Ummi mendorong tubuhku dan langsung mengambil handuknya.

Ummi langsung kembali ke dapur, dan aku duduk di sofa sambil memperhatikan Ummi dari belakang. Ummi sepertinya sedang ingin membuat teh untuknya, dan aku melamun melihat tubuh Ummi yang menjinjit dari belakang ketika ingin mengambil gula pun langsung keras melihatnya.

"Kamu nanti berangkat jam berapa, Bay?" tanya Ummi yang memecahkan lamunanku.

"Hmm? Apa? Oooh, jam 6 Mi" jawabku gelagapan.

"Oooh, yaudah nanti berangkatnya sorean aja, ya" balasnya sambil menengok ke belakang, dan Ummi langsung menyadari kalau aku sedang memperhatikannya.

"Bengong liatin apa hayoo" ucap Ummi dengan senyuman menggodanya sambil memegang pantatnya dan menggoyang-goyangkannya.

Fuck, aku sudah tidak tahan. Akupun langsung memelorotkan celanaku tanpa sepenglihatan Ummi dan membebaskan kontolku. Aku langsung berdiri dan mengendap-endap mendekati Ummi. Ketika aku sudah dibelakang Ummi, aku langsung menggenggam payudaranya dari belakang dan meremasnya keras hingga Ummi kaget dan menjerit.

"AHHHH... Bayuu asal sosor ajaa... Mmmhhh..." jerit Ummi yang mulai berubah menjadi desahan.

Aku terus meremasi payudara Ummi, dan perlakuanku membuat ikatan handuk Ummi menjadi kendur, namun langsung Ummi tahan.

"Bayuu udahh duluu... Ummi lagii bikinnn tehh... Mmmhhhh..." ucap Ummi.

"Mau pake susu ngga teh nya, Mi?"

"Mmmhh... Pakee susuu apaa??... Annhh..."

"Susu peju" bisikku disamping telinganya.

"Ummhh... Bolehh..." jawab Ummi tersenyum, dan Ummi mulai menunggingkan badannya sementara aku memposisikan kontolku menuju memeknya.

Setelah posisi kontolku pas, aku langsung menusuk memek Ummi dalam-dalam hingga Ummi tersentak.

"AHHH..."

Aku mulai menggenjot memeknya dengan kecepatan pelan, dan tanganku tidak berhenti meremas-remas payudaranya.

"Ahhh... Mmmhhh... Ahhh..."

Aku menurunkan handuk yang Ummi kenakan, dan aku langsung memilin-milin putingnya dan Ummi mendesah makin kencang.

"Ahhh... Iyaahh... Yangg dalemm... Ummhh... Entott memekk Ummi yangg dalemm... Ahhh..."

Tanganku yang kugunakan untuk meremas-remas payudara Ummi pun langsung kupindahkan ke pinggangnya. Ku grip pinggangnya dan kuentot cepat memek Ummi.

"AHHH... DALEMMM... KONTOLLNYAA DALEMM... UMMHHH... TERUSSS BAYYY... AHHH..."

Aku tidak menurunkan kecepatanku, dan aku mulai menampar-nampar pantat Ummi hingga pantatnya memerah.

*PLAKK... PLAKK... PLAKK... *

"UMMHHH... TERUSS BAYY... AHHH... IYAHH... TERUSS... AHHH... AHHH... " jerit Ummi yang mulai tidak terkontrol.

Sudah kurang lebih 10 menit aku mengentoti Ummi di posisi seperti ini, dan Ummi sepertinya sudah akan mencapai orgasme pertamanya.

"Ummhhh... Bayy... Cepetinnn... Ummii udahh mauu sampeee..." ucap Ummi yang kuturuti, dan aku langsung menggenjot memeknya lebih cepat.

"Ummhh... Benerr.. Beginii... Uhhh... Ummii... Ummii nyampee... AHHHH..." jerit Ummi dan cairan orgasmenya langsung mengguyur kontolku.

"Hhhh... Hhhh... Nggak dikasih jatah dua minggu mainnya nafsu banget kamu..." ucap Ummi meledekku karena memang karena Hani sudah berangkat kuliah, aku tidak bisa menyalurkan hasratku dan aku malas kalau harus coli.

"Hahaha, Ya gitu deh, Mi. Yaudah lanjutin yuk" jawabku dan aku langsung menggendong Ummi.

"Ehh Bayuu Ummi mau dibawa kemanaa??" tanya Ummi yang tak kujawab, dan aku membawa Ummi ke meja makannya yang besar.

Aku langsung menaruh tubuh Ummi terlentang di mejanya, dan aku membuka pahanya lebar-lebar.

"Hhhh... Hhhh... Masukkinn sayangg..." ucap Ummi memohon, namun kuhiraukan.

Aku langsung menjongkokkan tubuhku hingga kepalaku berada tepat di depan selangkangannya, dan aku langsung menjilat memek Ummi.

"UMMHH..." jerit Ummi kaget.

Lidahku langsung kumainkan di memeknya, dan sembari aku menjilati memeknya, aku mainkan itil Ummi menggunakan jariku.

"Ummhh... Bayuuu... Kamu ngapainnn???... Ahhh..."

Kali ini gantian, aku mulai memainkan itil Ummi dengan lidahku sementara memeknya kutusuk-tusuk dengan dua jariku. Hasilnya membuat Ummi menjadi makin menggila.

"UMHHH... BAYUUU... ENAKKK..." jerit Ummi sambil meliuk-liuk keenakan.

Aku langsung menahan perut Ummi dengan tangan kananku, dan Ummi kini mulai mengucek-ucek rambutku, terkadang menjambaknya, dan aku tidak berhenti bermain di memek dan itilnya hingga Ummi mencapai orgasme keduanya.

"UMMHH... BAYUUU... UMMI KELUAR LAGIII.... AHHHH...." teriak Ummi dan Ummi kini sudah mencapai orgasme keduanya, dan aku langsung menampung cairannya di mulutku dan kutelan.

"Hhhh... Hhhh... Nggak jijik kamu, Bay?" tanya Ummi, dan aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku.

Tak lama setelah itu, aku langsung membuka kausku dan kulempar entah kemana, dan aku kembali membuka paha Ummi dan memasukkan kontolku dan kuhentakkan dalam-dalam.

"Ahhh..." desah Ummi.

Aku langsung menghujam memek Ummi dengan cepat, dan kedua payudara besar Ummi kugunakan sebagai tumpuanku.

"AHHHH... Bayuu... Kamuu kuatt bangett sihh... Kayakk nggakk cape-capeee... Ummhhh..." ucap Ummi diselingi desahannya.

"Hhhh... Hhhh... Kasiann 'Sugar Ummi' nya kann jarangg dikasihh jatahh... Jadii harus semangattt..." jawabku meledek Ummi dan Ummi tersenyum malu.

"Ummhh... Iyahh... Abbii kalahh kuatt sama kamuu... Emangg tenaga mudaa... Ahhh... Teruss Bayy... Ummi udahh pengen minumm susu pejuu..." balas Ummi dan kini tangan Ummi melingkari leherku.

"Hhhh... Iyaa Mii... Susuu pejuu nyaa sebentar lagii keluarrr..."

Aku terus meremas-remas payudara Ummi dan aku mempercepat genjotanku sampai secepat yang kubisa.

"Ummhh... Bayy... Ahhh..."

Ummi melingkari tubuhku dengan kakinya, dan tiba-tiba Ummi langsung mengangkat tubuhnya dan menyosor bibirku.

"Ccupphh... Ccupphh... Ummhh... Bayuuu.... Susunyaa masihh lamaa???..."

"Hhh... Hhhh... Sebentar lagi Mii..."

Dengkulku sudah mulai lelah, dan aku langsung mengangkat tubuh Ummi saat aku duduk di kursi meja makannya, dan Ummi langsung memulai permainannya. Goyangannya Ummi benar-benar mantap.

"Ummhh... Bayy... Buruann keluarinn Susunyaa..." ucap Ummi terengah-engah.

"Hhhh... Iyaa Mii... Goyanginnyaa yangg cepett..."

Goyangan Ummi kini menjadi makin cepat dan liar, dan benturan selangkangan kami membuat suara yang sangat kencang mengisi ruangan ini.

*PLOKK... PLOKK... PLOKK... *

Pejuku sudah akan keluar, dan aku langsung memberitahu Ummi.

"Hhhh... Hhhh... Mii... Susunyaa udah mau keluarrr..."

Ummi tidak menjawab, dan Ummi mempercepat goyangannya, dan aku terus meremas-remas pantatnya dan kadang kutampar-tampar sementara mulutku kugunakan untuk menghisap payudaranya.

Pejuku sudah berada di ujung tanduk, dan aku mulai mengencangkan remasanku di pantat Ummi dan Ummi terus mengulek kontolku di kecepatan ini.

"Hhhh... Hhhh... Mii aku udah mau keluarr..."

"Ummhhh... Iyaa nakk... Barengg yaaa...." jawabnya, dan Ummi mempercepat ulekannya sampai ke titik tercepatnya.

Tak lama kemudian, aku sudah merasa kalau pejuku akan keluar. Aku ingin mencabut kontolku, namun Ummi menahanku.

"Ummhh... Keluarinn di dalemm ajaaa..." ucap Ummi dan aku hanya mengangguk.

Akhirnya, pejuku pun keluar dan pejuku mengisi memek Ummi dan Ummi juga mencapai orgasme ketiganya.

"Ummhh... Ummii keluarrr.... AHHH..."

"Hhhh... Hhhh... Sama Mii akuu jugaaa... UMMMHHH..."

Kami mencapai orgasme kami bersamaan, dan Ummi langsung menjatuhkan tubuhnya ke tubuhku karena lemas dan aku juga langsung menjatuhkan tubuhku ke sandaran kursi. Kami berada di posisi ini selama beberapa menit sebelum akhirnya Ummi memintaku untuk mengambilkan teh yang Ummi buat tadi tanpa mencabut kontolku dan setelah itu kami berjalan menuju sofa di ruang TV.

Aku mencabut kontolku, dan cairan hasil kenikmatan tadi langsung mengalir keluar dari memek Ummi. Ummi pun langsung sigap menampung cairan tersebut dengan gelasnya yang sudah terisi teh.

"Beneran dicampur dong susunya hahaha" ucapku mentertawai Ummi, dan Ummi ikut tertawa setelah Ummi mengaduk tehnya, setelah itu Ummi menyeruput tehnya dan kulihat Ummi seperti merasa aneh.

"Ih jadi asin tehnya" ucap Ummi yang membuatku tertawa.

"Ya lagian ngadi-ngadi" jawabku yang tak Ummi jawab.

Ummi kembali menaruh tehnya di meja, dan Ummi langsung melihat kearah kontolku yang masih tegang.

"Ihh kok si Gantengnya masih kotorr??" ucap Ummi dan Ummi langsung menjilati kontolku.

"Ummhh... Mii... Cuciin si Gantengg yang bersihh yaa..." perintahku, dan Ummi tersenyum.

*Slrrpp... Slrrpp... *

Kontolku pun kini sudah bersih, dan Ummi langsung menyuruhku mandi.

"Slrrpp... Slrrpp... Udah bersihh yaaa, udah kamu mandi sanaa, biar kita langsung berangkat" ucap Ummi menyuruhku mandi, dan aku menuruti Perintah Ummi dan bergegas menuju kamar mandi yang berada di dekat kolam renang.

-----

Setelah aku selesai mandi dan mengenakan baju, kulihat Ummi yang sudah mandi namun masih mengenakan handuk saja sedang berada di laundry room nya seperti sedang mencari sesuatu. Akupun langsung menghampiri Ummi.

"Lagi nyari apaan, Mi?" tanyaku.

"Daleman, Bay. Daleman Ummi abis" jawabnya singkat.

"Oooh, udah gausah pake Mi, sekali-kali ininya di biarin bebas hehehe" ucapku sambil meremas payudaranya dari belakang.

"Ummhh... Yehh ngacoo kamuu..." jawabnya, dan tangan Ummi langsung menarik tanganku.

"Udahh pake baju sanaa" perintah Ummi, dan ketika aku beranjak menjauhi Ummi, aku menarik handuknya dan handuknya kulempar ke kolam renang dan kini Ummi sudah bugil lagi.

"Bayuu ihhh" ucap Ummi kesal.

"Hahaha, tanggung Mi sekalian aja" jawabku dan aku langsung menampar kencang pantat besarnya yang menggemaskan.

"UMMHH... Bayu kayaknya kamu seneng banget sama pantat Ummi, ya?" tanyanya.

"Iya, Mi. Gede banget, jadi gemes pengen nabok" jawabku.

"Emang kalo pantatnya Hani kamu nggak gemes?" kembali tanya Ummi.

"Lebih gemes malah padahal nggak gede-gede banget, tapi kalo pantatnya aku tampar kenceng Hani suka marah" jawabku menjelaskan dan Ummi tertawa mendengarnya.

"Hahahah, untung Ummi suka, ya, yaudah sanaa pake baju" balas Ummi dan aku langsung kembali memungut pakaianku yang tadi berserakan.

-----

Aku sudah rapi, dan Adi tiba-tiba mengabariku kalau jadinya kita ketemuan di stasiun saja supaya bisa menghemat waktu. Setelah aku menjawab pesan Adi, aku langsung mengabari Hani kalau aku baru mau berangkat dari rumahnya, dan Hani mengabari juga kalau Hani akan menjemputku besok.

Aku kembali mematikan hapeku, dan kulihat Ummi berjalan keluar dari kamarnya sudah rapi dan Ummi kini mengenakan hijab hitam, kaus lengan panjang ketat berwarna putih dengan bagian bawahnya yang panjang dan celana legging hitam. Namun kulihat ada sesuatu yang aneh...

"Ummi nggak pake BH?" tanyaku karena kulihat putingnya sangat menonjol.

"Lohh tadi kan kamu yang nyuruhh hahaha"

"Nanti keliatan loh, Mi. Nonjol banget itu" ucapku.

"Nggak, santai, ini Ummi pake cardigan lagi kok" jawabnya menjelaskan, dan setelah sudah siap kami berangkat dan aku yang menyupir.

Sepanjang perjalanan, kami mengobrol cukup panjang mengenai hubunganku dengan Hani dan rencana kami di masa depan, dan aku selalu fokus melihat kearah payudaranya yang sangat menonjol. Ummi pun menyadarinya dan Ummi langsung mengeluarkan kontolku yang sudah ngaceng dan mulai menyepong kontolku.

*Chlokhh... Chlokhh... Chlokhh...*

"Ummhh... Miii... Awass keliatann keluarr..." ucapku namun Ummi menghiraukanku, dan kini Ummi menyepong kontolku sampai kami berada di tujuan.

Kami sudah sampai di stasiun, dan Ummi memutuskan untuk langsung berangkat ke butiknya karena takut kesorean.

"Yang lain udah sampe, Bay?"

"Belom, Mi. Masih jam segini kan" jawabku.

"Oalah, yaudah, Ummi berangkat duluan gapapa, nih?" tanyanya.

"Iyaa gapapa, Mi. Paling aku nanti nongkrong di cafe dulu" jawabku, dan Ummi tiba-tiba mengeluarkan uang sebesar 200 ribu rupiah dari dompetnya.

"Oalahh, yaudah, nih, buat nongkrong di cafe" ucap Ummi memberikanku uang.

"Udahh Mii ngga usah, Ayah tadi udah ngasih uang banyak kok" tolakku.

"Udahh yang dari Ayah kamu buat disana, udahh ambil ini uangnya" suruh Ummi.

"Ihh nggak mauu" kembali tolakku, namun Ummi teru memaksa sampai akhirnya aku terpaksa mengambil uangnya.

"Yaudah aku berangkat ya, Mi" ucapku menyalimi tangannya, dan tiba-tiba cardigan Ummi tersingkap kesamping hingga putingnya terlihat.

Akupun menyudahi salimku, dan ketika aku mengangkat kepalaku, aku langsung sigap mengulum puting Ummi yang menonjol dan Ummi tersentak kaget.

"Ihh Bayuu bandell yaa hahahaha" ucap Ummi meledekku.

"Hahahaha, gemes banget abisnya" jawabku, dan setelah itu Ummi kembali ke mobilnya sementara aku menunggu yang lain di cafe.

Sekitar 1 jam kemudian akhirnya mereka semua sampai, dan kami memutuskan untuk membeli beberapa makanan terlebih dahulu sebelum kami berangkat, dan aku juga memutuskan untuk membeli dua loyang pizza untuk kami makan bersama-sama. Tak terasa kereta kami sudah sampai dan kami langsung menaiki kereta kami, dimana aku duduk bersama Adi, Rama dengan Andre, dan Fabio dengan Faisal.

Perjalanan panjang ini tidak terasa lama karena kami menghabiskan waktu kami di kereta dengan mengobrol, bermain game, dan kadang kami juga bergibah dan membahas hal-hal berbau bokep. Sekitar jam 10 malam, kami sudah mengantuk dan kami memutuskan untuk langsung tidur. Namun sebelum aku tidur, aku melihat ada notifikasi di hapeku dari Hani dan kulihat Hani mengirimkan sebuah foto selfie-nya dimana dia sedang menggunakan mukena dengan senyuman yang sangat manis, dan terlihat ada pesan dibawahnya yang bertuliskan:

"Aku tunggu disini yaa sayang, cepetin dongg sampenya, aku udah kangen banget sama kamu, hehehe, luv u so much, Bay"

Aku tersenyum melihat foto itu, dan foto itu menemani tidurku malam ini.

=====
(Lusanya)

"Ccupphh... Ccupphh..."

"Ccupphh... Ccupphh... Ummhhh... Sayangg..." desah Hani ketika tanganku meremas lembut payudaranya dari luar kemeja yang dia kenakan.

Hari ini perkuliahan sudah dimulai, dan pada hari pertama ini, aku dan Hani mendapatkan jam yang berdekatan sehingga kami memutuskan untuk berangkat bersama. Seperti saat kami masih di satu fakultas yang sama, aku dan Hani memutuskan untuk berciuman terlebih dahulu, meski kami masih berada di parkiran apartemennya.

"Ccupphh... Ccupphh... Sayangg BH nya aku buka yaa..." ucapku pelan.

"Ummhh... Jangann... Nanti ribet beres-beresnyaa..." tolak Hani, dan aku hanya mengiyakan dan kami kembali berciuman.

Kami terus berciuman sampai cukup lama, dan aku yang mulai tidak tahan pun menggenggam tangan Hani dan mengarahkannya ke kontolku. Aku memintanya untuk mengeluarkan kontolku, namun Hani menolaknya.

"Ccupphh... Ccupphh... Jangann sayangg... Kan nanti masih harus sholat asharr kamu pas jeda antarkelass..." tolak Hani dengan suara lembutnya.

"Yahh tapi udah kepengen akuu..." jawabku melas.

"Besokk ajaa yaaa??..." balas Hani dan aku hanya bisa mengiyakan, dan kami lanjut berciuman sampai tinggal 15 menit lagi menuju kelas pertama kami di semester ini.

Kami menyudahi ciuman kami, dan kami langsung merapikan pakaian kami. Setelah itu kami berangkat ke kampus. Di jalan, Hani bertanya kepadaku.

"Kamu udah ngecek sekelas sama siapa aja, sayang?" tanyanya.

"Belom, hehehe, join groupchat kelas aja belom aku" jawabku.

"Lahh gimana?? Udah mau masuk kuliahh" balasnya heran.

"Iyaa nanti kan juga kenalann, kalo kamu? Kamu sekelas sama siapa?" balik tanyaku.

"Aku sekelas sama Oliv lagii" jawabnya, dan aku hanya mengiyakan.

Singkat cerita, kini kami sudah sampai di fakultas Hani, dan Hani langsung bergegas untuk turun.

"Nanti kamu selesai kelas jam berapa, sayang?" tanya Hani.

"Jam 5an, sayang. Kamu?"

"Aku jam setengah 5an, nanti pulangnya sekalian bareng aja yaa"

"Iyaa, nanti aku kabarin kalo mau aku jemput yaa" jawabku.

"Okee, yaudahh aku kelas dulu yaa, semangattt buat semester inii" ucap Hani menyemangatiku dan Hani mencium pipiku.

"Iyaa kamu juga semangatt yaaa" balasku, dan aku balik mencium keningnya, dan setelah itu aku berangkat ke gedung fakultasku.

Singkat cerita, aku sudah sampai di gedung fakultasku, dan ketika aku berjalan melewati sebuah lorong sepi, kulihat ada dua orang sedang berbincang dan kulihat salah satu dari orang itu adalah kak Liya. Akupun langsung mengintip mereka berdua, dan aku menguping pembicaraan mereka.

"Apaan sih, ky? Udah gausah deket-deketin aku lagi, deketin cewek yang kamu entotin waktu itu aja!" ucap kak Liya mendorong tubuh lelaki yang ternyata adalah mas Rizky.

Mas Rizky pun langsung naik pitam dan menampar kak Liya kencang dan memaki-maki kak Liya.

"Berisik! Inget waktu itu lu udah janji sama gua! Lu lupa?!?" teriak mas Rizky.

"JANJI ITU UDAH NGGA BERMAKNA APA-APA SEJAK KAMU NGENTOT SAMA CEWEK GAJELAS ITU, KY!! UDAH GAUSAH GANGGU AKU LAGI!!" balik teriak kak Liya mendorong mas Rizky dan berusaha pergi, namun langsung ditahan oleh mas Rizky.

"Ssstt... Mau kemana, heh?? Belom selesai ngomong guaa..." ucap mas Rizky dan mas Rizky langsung meremas kencang payudara kak Liya.

"Ahhh... Kyy... Lepasinnn..." ucap kak Liya memohon, dan aku yang sudah kesal pun langsung pergi menghampiri mereka berdua dan aku langsung mendorong tubuh mas Rizky kencang hingga dia terpental kebelakang.

"Apasih udah heh!" ucapku memisahkan mereka berdua, dan mas Rizky tiba-tiba sangat senang melihatku.

"Nah ini dia orang yang gua cari. Heh bangsat! Masih inget gua nggak lu?!" teriak mas Rizky mendorongku.

"Apaan si?! Udah pergi lu sekarang!" balik teriakku.

"Lu pikir gua bakal lupa sama apa yang lu lakuin, hah?! Gara-gara lu gua ditahan di stasiun sampe malem, anjing!" marah mas Rizky menyalahkanku.

"Lah bangsat terus gua harus diem gitu liat cewek gua lu gangguin?!" jawabku membela diri.

"Anjing pokoknya lu harus tanggung jawab!! Lu udah bikin gua kesusahan terus lu berani ngerebut cewek gua!! MATI LOO SURYAA!!!" teriak mas Rizky dan dia langsung meninju wajahku keras hingga aku tersungkur.

Hah? Surya?

"Rizkyy udahh!! Dia bukan mas Surya!! Dia Bayu adek tingkat akuu!!" ucap kak Liya menahan mas Rizky.

"Jangan Boong!!" teriak mas Rizky ke kak Liya.

"Serius akuu!! Pleasee gausah sakitin Bayuu, Ky, pleasee..." ucap kak Liya memohon, dan aku yang sudah terbawa emosi pun langsung bangkit dan membalas kencang pukulan mas Rizky.

*BUGG!!... *

Mas Rizky terjatuh, namun dia langsung bangkit dan kami langsung saling balas pukul hingga terjadi perkelahian yang cukup sengit.

"BAYUU, RIZKYY, UDAHHH!!!!" teriak kak Liya menyuruhku berhenti, namun aku tidak mendengarkannya dan kami berdua terus lanjut berkelahi.

Teriakan kak Liya memancing orang sekitar untuk mendatangi kami bertiga, dan akhirnya aku dan mas Rizky langsung dipisahkan oleh mereka. Setelah kami dipisahkan, mereka yang menyadari kalau mas Rizky adalah mahasiswa fakultas lain langsung menyuruhnya untuk segera pergi, sementara aku langsung dicek kondisiku karena terlihat memar di wajahku.

"Bayu kamu nggak papa, kan??" tanya kak Liya yang khawatir.

"Nggak papa kok, kak, memar gini doang" jawabku, dan setelah aku dipastikan baik-baik saja, aku langsung bergegas ke kelasku.

Hhhh mood ku menjadi sangat kacau setelah berkelahi tadi, dan ketika aku membuka pintu kelasku, tidak kulihat ada wajah familiar dan aku menjadi merasa sangat kesepian. Akupun langsung mengambil tempat duduk di pojok, dan aku mengenakan kupluk hoodieku dan aku memasang earphone ku sebelum aku memutuskan untuk tidur.

Suara di kelas terdengar semakin ramai, dan saat aku tidur, tiba-tiba ada yang mencolek-colek tanganku hingga aku terbangun, dan karena mataku yang masih berair, penglihatanku masih buram dan aku tidak tahu siapa orang ini, namun yang jelas dia adalah perempuan.

"Permisi, disini kosong, kan?" ucap orang ini bertanya apakah kursi disampingku terisi, dan mendengar suaranya, aku langsung mengenali siapa dia.

"Loh Sindy??" tanyaku dan Sindy hanya tersenyum dan setelah itu dia duduk disampingku, akhirnya ada orang yang kukenal dikelas ini.

"Kamu belom ngecek absen kelas emang?" tanyanya.

"Belom, Sin. Aku aja baru cek jadwal tadi pagi" jawabku.

"Ihh bener-bener ya, malesan banget sih kamu tuh" balas Sindy, dan kami berbincang lama sampai akhirnya dosen kami memasuki kelas kami.

=====

Selesai kelas, aku masih harus menjadi asisten praktikum pada salah satu mata kuliahku di minggu pertama karena terjadi perubahan pada kurikulum fakultasku, dan aku langsung bergegas keluar karena aku takut kalau praktikanku sudah menunggu, namun Sindy langsung menahanku.

"Buru-buru amat sih, Bay" ucap Sindy menarik tanganku.

"Sin eh udahh aku mau ngasprak dulu" jawabku.

"Udahh bareng ajaa ayo"

"Hah kok bareng?" tanyaku heran.

"Yaampunn kamu belom ngecek juga?? Kita kan partner-an ngaspraknyaa" ucap Sindy menjelaskan.

"Oalahh, yaudah ayokk bareng buruann keburu telat" jawabku, dan kami langsung berlari menuju laboratorium kami.

Aku dan Sindy langsung bergegas mengenakan jas lab kami, dan setelah kami mengenakan jas lab, kami langsung memasuki laboratorium. Aku langsung memerhatikan seisi lab dan melihat adik-adik praktikanku sambil merapihkan barangku di meja. Namun saat aku baru mau membuka daftar absen, tiba-tiba Sindy berbisik memanggilku.

"Sstt.. Ssstt... Bayy..." bisik Sindy.

"Apaan?" balas bisikku.

"Liat cewek yang di pojok deh" jawabnya menunjuk kearah salah satu praktikan, dan kulihat dia sedang menutupi wajahnya dengan tangannya, dan setelah aku memerhatikan dengan seksama, perempuan itu adalah Bella. Sepertinya dia malu kalau tahu aku adalah asisten praktikumnya.

"Lah Bella" bisikku ke Sindy, dan kami berdua tertawa cekikikan.

Kami sudah siap memulai praktikum, dan aku langsung membuka sesi ini dengan salam.

"Assalamualaikum semuanya, selamat sore!!" ucapku menyalami mereka dan langsung dibalas "Soree kakk!" oleh adik-adik praktikanku, kecuali Bella.

"Itu yang dipojok, itu yang nutupin mukanya, kok nggak ngucapin salam?" tanyaku menggoda Bella, karena kuyakin dia pasti sangat malu.

"Eh, iya, selamat sore kak" jawab Bella canggung, dan aku menggesek-gesekkan tanganku dan berkata dalam hati: this is gonna be fun.

Pertemuan pertama praktikum, kami hanya membagikan kelompok praktikum, dan kami juga berkenalan satu persatu serta menjelaskan peraturan-peraturan praktikum. Ternyata aku menjadi koordinator dari kelompok praktikum Bella.

"Yasudah, hari ini itu doang yang akan kita bahas, sekarang siapa yang mau jadi CO per kelompok?" tanya Sindy, dan tidak ada yang mau mengangkat tangannya.

Muncul ide isengku untuk mengerjai Bella supaya dia menjadi koordinator di kelompoknya, dan aku langsung menunjuk Bella.

"Kamu yang dipojok, kamu jadi CO kelompok 2 ya" ucapku ke Bella sambil menghampirinya.

"Umm... Iyy.. Iyaa kakk... Yaudahh... Nan... Nanti akuu minta nomer hape kakakk buat ngabarin ya kak..." jawab Bella canggung berusaha meyakinkan orang-orang kalau kami tidak kenal satu sama lain.

"Lohh masa nggak nyimpen nomer hape kakaknya sendiri?? Nanti kakak bilangin ke Mamah nih" ucapku yang membuat seluruh praktikanku kaget.

"Loh kakak kakaknya Bella?" tanya salah seorang anak.

"Iyaa dek" jawabku dan suasana kembali ricuh.

Setelah semuanya selesai, aku dan Sindy langsung keluar dari lab dan melihat praktikanku keluar dari lab, namun Bella langsung menghampiriku dan memukul perutku.

*Bugg!!.. *

"Kakak nyebelin banget ihhh" ucap Bella kesal.

"Hahahaha, lagian ngapain malu cobaa, udah santai ajaa" jawabku.

"Ihh nggak enakk nanti yang lain malah ngiranya aku bakal digampangin sama kakakk"

"Nggak udahh amann, yaudah udah sore, pulang dek" ucapku menyuruh Bella pulang, dan setelah aku pamit dengan Sindy pula, aku langsung bergegas ke mobilku dan berangkat ke fakultas Hani.

Kulihat Hani sedang berada di pinggir jalan, namun kulihat Hani sedang mengobrol akrab dengan seorang lelaki tampan. Siapa dia? Akupun langsung memarkirkan mobilku dan berjalan menghampiri mereka.

"Hani" ucapku sambil menepuk pundak Hani, dan Hani langsung melihat kearahku.

"Ehh sayang, udah sampe toh? Kenalinn ini mas Farhan senior aku" jawabnya, dan Hani langsung menyuruhku berkenalan dengan pria ini.

"Bayu"

"Farhan"

Kami mengobrol sebentar, namun kulihat tatapan mas Farhan sangat tajam kearahku seperti menembus tubuhku. Something feels weird.

"Nah Bay, mas Farhan ini udah sering bantuin aku ngerjain tugas gitu-gituu, kadang dia suka ngasih modelan desainnya ke aku" ucap Hani.

"Oalah, gitu toh? Makasih banyak ya, Mas" jawabku berterimakasih ke mas Farhan.

"Iya, Bay, santai. Lagian juga udah tugas saya sebagai kating bantuin adek tingkatnya" jawab mas Farhan, dan setelah itu kami memutuskan untuk pulang.

Ketika aku bersalaman dengan mas Farhan, tangannya menggenggam tanganku keras, dan mata mas Farhan menatap tajam kedua mataku seolah aku seperti sesuatu yang sangat aneh di matanya. Perasaan ini sangat membuatku tidak nyaman. Terlihat sangat beda pandangannya ketika dia melihat Hani dan ketika dia melihatku, dan setelah kami bersalaman, aku dan Hani langsung bergegas ke mobilku.

Dijalan, akupun langsung bertanya kepada Hani tentang siapa itu mas Farhan.

"Kamu kenal mas Farhan dari mana, sayang?" tanyaku.

"Dari kepanitiaan, sayang. Dia sering bantuin aku ngurusin ini itu pas acara, terus dari situ kita deket deh. Sumpah mas Farhan orangnya baik banget tau, dia dua minggu kemaren sering beliin aku sama Bella makanan, terus suka ngajak aku pulang bareng, makan bareng, tapi aku tolak" jawabnya menjelaskan.

"Terus juga dia pinter banget, kaya, terus alim. Dia sering ngisi acara-acara rohani di kampus kita tau" lanjutnya yang membuatku sedikit cemas.

"Sayang" ucapku.

"Kenapa, sayang?" tanyanya.

"Aku ngerasa ada yang aneh dah sama mas Farhan"

"Lohh kenapaa??"

"Nggak tauu, tapi dia kayaknya pengen PDKT sama kamu deh" jawabku yang membuat Hani terdiam sebentar sebelum akhirnya dia kembali membuka pembicaraan.

"It's okay, sayang. Lagian juga kalo dia emang pengen PDKT, harusnya dari awal aku ceritain tentang kamu dia bakal mundur, tapi sekarang nggak kok, dia emang tulus pengen temenan sama aku aja, at least untuk sekarang" ucap Hani.

"What do you mean 'at least untuk sekarang'?" tanyaku.

"Yaa kan kita gatauu kedepannya bakal gimana, intinya kamu nggak perlu khawatir yaa, kamu percaya kan sama aku?" jawabnya, dan Hani langsung menggenggam tanganku.

"Percaya, kok. Tapi inget, tetep harus ada batasan, loh" balasku, dan Hani tersenyum mendengar jawabanku dan dia langsung mencium pipiku.

*Ccupphh... *

"Iyaa sayangg, kamu jangan banyak kepikiran juga yaa" ucap Hani.

Man I wish I could.

-To Be Continued-
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd