Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT In Too Deep (NO SARA)

Apakah perlu ditambah bumbu-bumbu incest di cerita ini atau tidak?


  • Total voters
    537
  • Poll closed .
-Last Minute of the Game-

Bella


Ina


[Adi's POV]

"DERRICK KAN ORANGNYA?!" kembali teriak Bayu setelah orang ini tidak menjawab.

Bayu pun sepertinya masih jauh dari kata puas, dan Bayu langsung menendang kepala orang ini cukup kencang menghasilkan bunyi yang sangat memanjakan telinga.

*BUGGG...*

"AKHAKHHHH..."

"JAWAB!! DERRICK KAN BOS LU?!" Tanya Bayu benar-benar kesetanan.

"I.... Iyaa..."

Akhirnya, kini pelakunya sudah ditemukan. Rasanya beban yang ada di dalam diriku sudah hilang melihat kini kami tahu siapa pelaku dari semua ini.

Tak hanya Bayu yang merasa frustasi dengan ini semua, tapi kami semua juga merasakannya. Namun kini, semua sebaran suspect sudah ditemukan titiknya, dan titik ini adalah titik awal dari permasalahan hidup Bayu sehingga aku yang juga sudah berteman dengannya nyaris seumur hidupku juga akhirnya lega.

"Eh, bentar, bentar, Derrick siapa, Bay?" Tanya Andre, namun tidak Bayu gubris.

"Bayy, Derrick siapa, Bay???" Kembali tanya Andre, dan dengan cepat, Bella langsung mengajak Andre keluar.

"Udah, udah, ayo kita keluar dulu, kak, biar aku ceritain diluar, oke?" Ajak Bella, dan akhirnya mereka berdua keluar, yang kemudian disusul oleh Ina dan Sindy.

Kini, hanya ada kami berlima yang ada di dalam ruangan ini, dan setelah nama dalangnya sudah disebut, aku dan Rama langsung menghampiri Bayu yang masih berada di depan orang ini.

".... Pakk... Ampuni saya pakk... Tolong.... Jangan bunuh saya..." Ucap sang polisi gadungan ini begitu pelan.

"Bay, sekarang ini mau kita apain orangnya?" Tanyaku.

"Entah, cuma dia udah nggak ada gunanya juga, kan?" Potong Rama.

"Pak... Ampuni saya pakk..."

Mendengar orang ini terus memohon pun, Bayu akhirnya langsung mengangkat orang ini yang masih terbaring di kursi bersama dengan kursinya sekaligus.

"Pak... Ampun pak... Jangan bunuh saya..." Kembali ucap orang ini, dan Bayu kemudian langsung menatap wajah orang ini.

"Tenang, gua mungkin emang bangsat, tapi gua bukan pembunuh, gua bukan Derrick yang kalo udah nggak berguna, orang itu bakal gua bunuh, udah lu nggak usah panik" Jelas Bayu yang membuatku lega.

Mendengar ucapan Bayu, rasanya kekhawatiranku mulai menghilang. Jawaban Bayu menandakan kalau meski Bayu terlihat seperti kesetanan, Bayu masih bisa menggunakan akal sehatnya.

"Lagipula, tugas lu masih belom selesai, sekarang, lu unjukin dimana markas lu, dan setelah itu kalian bakal kita biarin hidup" Lanjut Bayu menjelaskan.

Setelah berkata seperti itupun, Bayu berjalan menjauh dari orang ini, yang kemudian langsung kami susul.

"Jadi gimana sekarang, Bay? Sekarang apa lagi rencananya?" Tanyaku.

"Kita juga masih perlu ngabarin mas Surya buat ngasih tau siapa pelakuny--" Jelas Rama, dan seketika, Bayu langsung memotong ucapan Rama.

"Udah, mas Surya nanti aja," Potong Bayu yang mengejutkan kami.

"Gua pengen ketemu dia dulu sebelum polisi bisa nanganin dia" Lanjutnya.

"Jadi, lu mau ketemu sama Derrick dulu sebelum polisi mulai bertindak?" Tanya Rama.

Bayu hanya menjawab dengan mengangguk, dan mengetahui jawaban Bayu, seketika Rama langsung emosi dan meneriakinya.

"Bay, gua tau kadang lu emang gamake otak, tapi ini udah gila, Bay!! Ini udah bukan masalah kaya masalah-masalah kita sebelumnya, ini udah level kriminal, Bay!!" Teriak Rama.

"Rama bener, Bay, ini udah bukan kaya dulu-dulu lagi, lagipula kita nggak bisa nge-expect dia bakal nerima kita gitu aja pas kita kesana, kan?" Sambungku.

"Bukan 'kita', tapi 'gua', Di" Jawab Bayu.

"LU MAU KETEMU DIA SENDIRI?! BAY, DERRICK NGGAK SENDIRI, BAY!! INI CUMA DUA YANG ADA SAMA KITA, SISANYA?!" teriak Rama.

"It's okay, selama gua bisa ngejamin keselamatan kalian," Jawab Bayu.

"Gua juga punya rencana, buat ngeakhirin ini semua," Lanjutnya yang membuatku yang baru saja ingin memotong terdiam.

"Gua bakal ke dia, ngeakhirin ini semua cuma antara gua dan dia, dan kalaupun gua harus mati, selama kalian baik-baik aja, ini misi sukses" Sambung Bayu.

"Bay, lu jangan gila, Bay, kalo lu mat--" Ucapku yang langsung dipotong Bayu.

"Di, kan baru tadi gua bilang, gua nggak bakal mati sebelum gua bisa mastiin Derrick nggak ngapa-ngapain kalian lagi, lu inget, kan?" Potong Bayu.

"Tolong, kejadian kali ini udah banyak makan korban, Di, baik kawan kita ataupun orang yang nggak kita kenal, dan kalo pengorbanan gua bisa ngejamin nggak akan ada korban lagi setelah ini, ini pengorbanan yang harus diambil" Jelas Bayu yang membuatku gemetar.

Bayu terdengar sangat yakin mengucapkan ini semua. Terlihat keseriusan di matanya yang menandakan Bayu sangat bersungguh-sungguh dalam rencananya.

"Apa lu yakin rencana ini bakal berhasil?" Tanya Rama.

"Yakin, gua juga udah nyiapin apa yang harus gua sampein ke dia supaya rencana kita bisa lancar," Jawab Bayu.

"Tenang, gua yakin rencana ini pasti cuma akan ngelibatin gua sama dia" Lanjutnya, yang membuatku pasrah dan aku hanya menganggukkan kepalaku.

"Hhhhh, yaudah, kalo lu yakin juga, gimana rencananya?" Balas Rama.

"Jadi gini..."

======
[Andre's POV]

"Jadi... Derrick itu..."

"Hiksss... Hiksss... Iya kak... Derrick adalah 'orang itu'..."

Jadi, dialah orang yang sudah memerkosa Bella? Kupikir, dia sudah berada di penjara atau berada di dalam tanah, tapi kenapa dia masih bisa berkeliaran bebas?

"Kok dia masih bisa bebas? Kenapa dia nggak di penjara?" Tanyaku ke Bella pacarku.

"Hikss... Hiksss... Dari yang aku tau... Derrick cuma ditinggal abis dia 'dibuang' orangtuanya... Faisal bilang juga ke aku... Nggak mungkin orang kaya Derrick bisa bertahan hidup di kondisi kayak gitu..." Jelas Bella.

"Tapi ternyata... Dia akhirnya kembali... Hikssss... Hikssss... Hikssss..." Sambung Bella yang kembali menangis.

"Ssshhh... Sssshhh... Udahh... Kamu nggak perlu takut... Kamu bakal baik-baik aja, kok..." Ucapku berusaha menenangkan Bella.

"Iyaa, Bel... Andre bener loh... Sekarang kan kondisinya di pihak kita ada mas Surya... Pasti kamu bakal aman, kok..." Sambung Sindy.

"Hiksss... Hiksss... Bukan ituu yang aku takutinn, kakk..." Jawab Bella yang membuatku terdiam bingung.

"Hiksss... Hiksss... Kak Bayu gimana???... Mungkin aku bakal aman... Tapi kak Bayu???..." Sambung Bella.

Baru ketika Bella berkata seperti itu, Bayu, Adi, dan Rama keluar menggiring kedua orang yang baru saja diinterogasi dengan kondisi mereka yang sudah kembali berpakaian. Melihat itupun, kami berempat langsung ikut berlari mengejar mereka yang ingin membawa pergi orang ini.

"Eh, eh, kalian mau kemana?!" Tanya Sindy setelah kami sudah dekat dengan mereka.

"Ending it all" Ucap Bayu pelan, namun begitu dingin.

Mendengar jawaban Bayu pun, Bella juga langsung emosi dan ketakutan setengah mati.

"KAKAK!! KAKAK TOLONG JANGAN ANEH-ANEH, DONG!! KALO DERRICK NGAPA-NGAPAIN KAKAK GIMANA?!" Teriak Bella.

"Justru itu, dek," Jawab Bayu yang membuat Bella terdiam.

"Dalam rencana balas dendamnya, Derrick udah ngelukain dan ngebunuh banyak orang, termasuk Hani sama Arya," Lanjut Bayu menjelaskan.

"Tapi, dia nggak pernah sedikitpun nyentuh kakak sejauh ini, makanya, kakak perlu ngelakuin ini supaya dia bisa ngelampiasin semuanya ke kakak, tujuan utama dia, bukan ke orang lain lagi" Sambung Bayu.

"Tapi kak..."

"Udah, kamu nggak perlu takut, kakak pasti baik-baik aja, kok" Potong Bayu meyakini adiknya, meski aku yakin, Bayu berbohong.

Bayu pasti tahu kalau mungkin Bayu tidak akan kembali hidup-hidup setelah Bayu bertemu dengan orang ini. Apalagi kini Bayu yang mendatangi bahaya itu, bukan lagi bahaya yang mendatangi Bayu.

"Hiksss... Hikssss... Kakakkk... Tolonggg... Jangannnn...." Ucap Bella yang tiba-tiba memeluk Bayu.

"Udah... Kamu nggak perlu khawatir... Udah tugas kakak untuk ngejagain adek kakak... Oke?" Balas Bayu.

"Hiksss... Hiksss... Tapi kakk..."

"Udah... Kamu jangan khawatir... Kita juga harus buru-buru, dek... Kita udah harus kesana just in case Derrick pergi ilang..." Jawab Bayu, dan dengan paksa Bayu melepaskan pekukan Bella dan beranjak pergi.

"Kakakk?!? KAKAKKK?!?!" teriak Bella selagi Bayu, Rama, dan Adi berlari keluar sembari menggiring kedua orang tadi.

Bella pun kembali menangis, dan melihat keadaan ini, aku juga langsung berniat untuk mengejar mereka.

"Sin, Na, titip Bella dulu, ya" Ucapku, dan setelah itu aku berlari mengejar mereka.

Aku juga tidak terlambat, mereka baru memasukkan kedua orang tadi kedalam mobil, dan mereka bertiga juga belum masuk kedalam mobil. Melihat ini pun, aku langsung bergegas menghampiri mereka.

"Eh, eh, kalian mau kemana?!" Ucapku sembari menghampiri mereka.

"Kita mau ke markas mereka, kata tuh dua orang mungkin mereka bakal buru-buru cabut dari sana, makanya kita buru-buru juga" Jawab Rama.

"Tapi nggak gini juga caranya!! Bay, lu tega boong ke adek lu sendiri bilang lu bakal baik-baik aja?! Lu pasti tau kan kalo lu bakal kenapa-napa kalo lu kesana?!" Balasku begitu emosi dengan keputusan Bayu.

"Udah, Dre, tenang, semuanya udah kita rencanain, gua titip Bella sama lu, ya" Jawab Bayu.

"Nggak, nggak, kalo gitu gua ikut" Balasku.

"Dre, jangan, ini urusan gua sama dia, gua sendirian kesana, Rama sama Adi cuma nganter gua" Jawabnya.

"Bay! Jangan gila lu!! Lu sendirian masuk kedalem markas mereka, lu pikir lu bakal bisa keluar hidup-hidup?!" Tanyaku kencang yang membuat Rama dan Adi terkejut.

"Lagipula, lu bilang ini tanggungjawab lu sebagai kakak, kan? Kalo gitu, ini tanggungjawab gua juga yang sebagai pacarnya Bella, Bay!!" Lanjutku, namun lagi-lagi, Bayu menolak.

"Dre, tanggungjawab lu sekarang, cuma jagain Bella, pastiin dia baik-baik aja selama gua disana, paham?" Ucap Bayu.

"Bay, tolong, gua udah dipenuhin rasa bersalah abis telat dateng, gua juga nggak pernah ada kalo kalian lagi di dalem kondisi gini, tolong Bay, gua harus ikut selesain ini semua" Yakinku, yang sepertinya perlahan masuk ke Bayu, Rama, dan Adi.

"Yaudah, biarin aja, Bay, setidaknya ada yang mastiin lu aman nanti" Ucap Adi ke Bayu.

"Yang ada malah Andre yang harus gua pastiin amannya" Balas Bayu yang sepertinya meledekku.

"Tai lu"

"Hahahahah, yaudah buruan masuk lewat belakang"

------

Setelah perjalanan sekitar 50 menit ke arah pinggiran kota ini, kami mulai memasuki daerah yang cukup sepi. Tidak terlihat ada banyak rumah, ataupun bangunan, hanya terdapat sebuah jalan yang hanya muat untuk dua mobil yang berlawanan arah.

Lokasinya juga terlihat sangat mendukung. Dipenuhi dengan pohon di sekelilingnya, daerah ini merupakan tempat yang cocok untuk dijadikan persembunyian.

"Masih jauh?" Tanya Bayu ke orang itu.

"Hhhh... Hhhh... Dikit lagi... Ada rumah di sebelah kanan..." Jawabnya.

Bayu tidak menjawab, dan kami terus menyusuri jalan ini. Semakin lama kami berada di jalan ini pun, akhirnya terlihat sebuah rumah kecil yang halamannya dipenuhi dengan beberapa mobil dan motor besar.

"Yang itu?"

"....Iya..."

"Yaudah, berenti disini" Ucap Bayu yang membuatku bingung.

"Loh, kok disini?" Tanyaku.

"Yeh, Dre, kalo kita dateng kesana bawa mobil, tamat kita berempat" Jelas Rama.

"Terus, kita jalan kaki?" Balik tanyaku.

"Iya, kalo begini mereka nggak bakal nge-expect kita bakal dateng, kan?" Jelas Bayu, dan akhirnya, aku mulai paham dengan rencana mereka.

Akhirnya, Adi pun meminggirkan mobil, dan setelah itu, aku dan Bayu langsung beranjak turun dari mobil ini.

"Ini nggak papa kalo gua tinggal, Bay?" Tanya Adi.

"Nggak papa, Di, yang penting inget, kalo sampe pagi gua nggak balik, mending lu bawa yang lain cabut dari kota, oke?" Jawab Bayu.

"Noh, kan, katanya lu optimis rencananya bakal berhasil" Potongku.

"Harus prepare for the worst, kan? Ribet juga soalnya gua bawa lu" Balasnya.

"Iya, sih"

"Yaudah, kalian buruan bawa dia ke kantor, ya" Ucap Bayu, dan mendengar ucapannya, orang tadi langsung histeris panik.

"DASAR PENIPU!! INI BUKAN BAGIAN DARI PERJANJIAN KITA!!" teriak orang itu begitu panik, namun langsung Bayu balas.

"Emang perjanjian kita apa?"

"BAPAK YANG BILANG, KALO KITA NGASIH TAU DIMANA MARKASNYA, BAPAK AKAN NGEBIARIN KITA HIDUP, DASAR--" kembali teriak orang itu, namun langsung Bayu potong.

"Nah, kalo kalian kita bawa ke polisi, kalian tetep hidup, kan?" Potong Bayu.

"Tapi pak..."

"Udah, nggak perlu khawatir, penjara bukan hal yang buruk kok, setidaknya keselamatan kalian bakal terjamin disana" Kembali potong Bayu yang seketika membuat orang itu terdiam.

"Yaudah kalo gitu, ayo, Dre, atau kalo lu mau sama mereka aja juga gapapa" Lanjut Bayu, dan setelah itu, Bayu berjalan menjauhi kami.

Melihat Bayu yang mulai berjalan mendekati rumah itu pun, aku juga beranjak mengejar Bayu, namun tiba-tiba, Adi menahanku.

"Eh, Dre, bentar" Ucap Adi menahanku, dan setelah itu, Rama menyodorkan sesuatu ke Adi yang kemudian dioper kepadaku.

"Nih, bawa ini, buat jaga-jaga, satunya buat Bayu" Lanjut Adi, dan kemudian Adi menyerahkan benda ini, benda yang bisa kugunakan untuk keselamatanku.

"Kalian dapet ini darimana?"

"Kita ngegeledah mobil orang ini tadi, terus kita nemu ini," Jelas Rama.

"Udah, buruan, Bayu udah jauh tuh" Sambung Adi, dan melihat Bayu yang sudah agak jauh, akupun bergegas berlari kepadanya.

"Bay, Bay! Bentar!" Ucapku memanggilnya, dan Bayu pun menoleh setelah menghentikan langkahnya.

"Nih, Bay, buat jaga-jaga" Lanjutku sembari menyerahkan salah satu benda yang diberi Adi tadi.

Bayu hanya terdiam, dan terlihat ada keraguan dari dalam dirinya untuk mengambil apa yang kusodorkan kepadanya.

"Pistol?" Tanyanya, dan aku hanya mengangguk.

"Lu dapet darimana?"

"Ini punya dua orang tadi, kata Rama pegang aja buat jaga-jaga" Jelasku, namun, Bayu menolaknya.

"Nggak, nggak usah, gua nggak mau kalo gua harus ngebunuh orang pake senjata yang sama buat ngebunuh Arya, Dre" Tolaknya, dan aku hanya mengiyakan sembari memasukkan pistol ini ke belakang celanaku.

"Terus, lu nggak bawa protection apa-apa buat kesana?" Tanyaku, namun Bayu hanya menjawab dengan mengeluarkan sesuatu dari dalam lengan jaketnya.

"Siapa bilang gua nggak bawa?" Kembali tanyanya selagi mengeluarkan pisau yang kecil namun cukup panjang, dan aku hanya bisa tersenyum mendengarnya.

"Yaudah, ayo" Ajaknya, dan setelah itu kami berdua berjalan mendekati rumah itu.

------

Kami sudah sampai di depan rumah ini, dan karena tidak terlihat dari jauh tadi, kami berdua tidak menyadari kalau ternyata ada dua orang yang menjaga pintu depan, dan melihat keberadaan kami pun, mereka langsung beranjak mendekati kami.

"Heh, heh, ini bukan tempat umum, mau ngapain kalian kesini?" Ucap salah seorang.

"Kita mau ketemu Derrick, dia pasti ada di dalem, kan?" Tanya Bayu, dan seketika, orang ini tertawa mendengar pertanyaan Bayu.

"Hahahah, baru pertama kali, ada orang yang punya nyali buat ngedatengin bos" Tawanya.

"Jadi, apa Derrick ada di dalem?"

"Bos bukan orang yang mau asal nerima orang, dan setelah kalian udah dateng kesini, kalian tau apa yang akan terjadi ke kalian, kan?" Balas orang itu, namun Bayu dengan cepat bisa membalasnya.

"Bilang ke bos lu, Bayu ada disini" Jawab Bayu, dan mendengar jawaban Bayu, mereka sepertinya langsung paham, dan mereka menyuruh kami menunggu diluar sejenak.

"Feeling gua nggak enak, Bay" Ucapku yang merasakan hawa yang aneh.

"Kan udah gua bilang, kalo lu nggak berani, mending sama yang lain tadi" Jawabnya.

"Lah berani kok gua, cuma vibes nya agak aneh aja" Balasku singkat.

Sejenak kami menunggu diluar, akhirnya orang itu keluar lagi dari dalam rumahnya.

"Masuk" Ucapnya singkat, dan kami langsung menurut dan mengikuti orang itu.

Kami pun langsung beranjak masuk kedalam rumah ini, dan ternyata, rumah ini memiliki space yang begitu luas, sehingga pada ruangan depan dan tengah ini bisa dijadikan bar, dan terdapat beberapa ruangan lain disamping kanan.

Aku langsung melihat beberapa orang di dalam sini yang sudah 'tinggi', ada yang sepertinya sudah mabuk berat, dan bahkan ada yang sedang ditunggangi oleh wanita dengan posisi MOT, dimana wanita itu sudah dalam kondisi bugil dan orang itu sudah tidak mengenakan celana. Tempat ini benar-benar tempat yang kacau.

Selain itu, aku juga langsung menghitung berapa jumlah orang yang ada disini, dan tentu saja kami kalah jumlah, 2 banding 5 yang sudah termasuk dua orang yang tadi menjaga diluar. Aku juga sudah memperkirakan berbagai skenario, namun tetap saja, kami tidak mempunyai kesempatan besar untuk selamat.

Setelah itupun, aku juga melihat ada seseorang dengan kedua lengannya dipenuhi dengan tato dengan tubuh yang sedikit berotot, meski lebih kecil dibanding orang lain yang berada disini, sedang duduk di bar stool sembari merokok.

"Bos, ini orangnya" Ucap orang yang membawa kami masuk.

Orang itu pun langsung memutar kursinya, dan setelah melihat Bayu, raut wajahnya berubah menjadi gembira entah kenapa, dan dia langsung bangkit dari duduknya.

"Halo, Rick, it's been a long time, isn't it?" Ucap Bayu ke orang itu.

Jadi... Dia Derrick?

"Nanang sama Ferro yang pasti udah ngasih tau lokasi kita dimana, kan?" Ucap Derrick yang berjalan mendekati Bayu, dan seketika, beberapa orang yang masih mempunyai kesadaran juga ikut berjalan mendekati kami.

"Yah, sebarin rasa takut ke lawan adalah cara yang paling ampuh untuk mengendalikan musuh, Rick, lu harusnya tau banyak, kan?" Jawab Bayu.

"Hahahahaha, good, good, perlahan 'kehidupan ini' mulai masuk kedalem kepala lu" tawa Derrick menjawab ucapan Bayu.

Setelah itu, terjadi keheningan sejenak selagi mereka berdua saling memerhatikan satu sama lain. Di saat yang sama juga, aku memerhatikan orang yang sudah memberikan mimpi buruk kepada keluarga pacarku ini.

Tubuhnya jauh lebih rendah dari Bayu, yang menandakan kalau dia lebih rendah dariku juga. Kutaksir tubuhnya bertinggi sekitar 168 cm dengan rambut kecoklatan dan kulit putih bening dengan tato di sekujur lengannya. Kulitnya juga begitu bersih, sangat berbeda dengan orang-orang di sekitarnya.

"Look at you now, son, all buffed and tattoo-ed and shit, terakhir gua ngeliat lu, lu cuma masih si kecil bangsat yang selalu menjadi pengganggu" Ucap Bayu begitu dingin.

"Waktu terus berjalan, Bay, sekali lu ngedip, lu bisa ketinggalan banyak hal, dan lu liat sekarang, semua udah berbeda" Jawab Derrick tak kalah dingin.

"Rick, lu punya waktu empat tahun, Rick, empat tahun buat ngelampiasin dendam lu ke gua, but now it's way out of proportion, udah banyak orang nggak bersalah yang udah jadi korban dari ini semua, Rick" Balas Bayu.

"Yah, waktu yang cukup untuk mempersiapkan semuanya," Jawab Derrick menjelaskan bahwa dia sudah merencanakan ini.

"Apa lu pikir, setelah apa yang udah lu perbuat, lu bisa lari dari itu semua? Lu nggak akan bisa lari dari gua, Bay, setelah apa yang udah lu lakuin ke gua, lu harus nerima balasannya" Lanjutnya.

"Jangan bert Uingkah kalo apa yang lu lakuin dulu itu bener, Rick, apa lu nge-expect gua bakal 'haha-hihi, iya bro lanjutin aja entot adek gua' pas gua ngeliat lu lagi merkosa Bella?! Dan setelah apa yang udah permah lu lakuin ke cewe-cewe sebelumnya, lu yang harusnya nge-expect kalo lu yang akan kena balasannya!!" Balas Bayu cukup kencang.

Jadi... Bella bukan korban pertama dari orang ini? Lalu siapa?

"Bay, satu-satunya hal yang gua mau, adalah hubungan baik-baik dengan Bella, gua cuma ingin jadi pacarnya Bella, dan semuanya lu rusak sampe di poin gua bener-bener rela ngelakuin apa aja buat milikin Bella sepenuhnya, dan lagi-lagi gua harus kehilangan semuanya karena lu yang selalu menghalangi gua, Bay" Ucap Derrick.

Mata Derrick juga terlihat berkaca-kaca saat dia mengatakan itu semua. Apa Derrick benar-benar se-emosional itu terhadap hubungannya dengan Bella? Apa tindakan Bayu benar-benar menghancurkan hidupnya?

Namun kemudian, Bayu langsung mendekatkan dirinya makin dekat dengan Derrick.

"Rick, gua nggak bego, cara lu buat masuk kedalam kepala gua dengan ngebikin gua merasa bersalah ngga akan berhasil, try everything you've got, but you won't get inside my head" Jawab Bayu begitu dingin yang bahkan rasanya ikut menusuk tubuhku juga.

Semakin aku memerhatikan Bayu dengan kondisinya seperti saat ini, aku selalu merasa bersyukur kalau masalah kami berdua tentang Hani tidak pernah sepanjang ini.

Mendengar jawaban Bayu pun, Derrick yang tadinya terlihat sedih menjadi tertawa seketika, yang menandakan kalau ucapan Bayu benar, dia hanya ingin membuat Bayu merasa bersalah.

Selagi Derrick tertawa pun, tiba-tiba, pintu depan terbuka begitu kencang mengejutkan kami semua yang berada di dalam.

*BRAKKK...*

"COYY!! COYY!! KITA NEMU CEWEK LAGI, NIH!!" teriak salah seorang anak buah Derrick dari luar.

Apa maksud dia 'nemu'? Apakah perempuan ini akan jadi korban terbaru dari orang-orang laknat ini?

"Coy, buruan bawa masuk!" Kembali ucapnya, dan akhirnya seorang lainnya menarik masuk seorang perempuan, dan tak butuh waktu lama, bahkan sedetik pun, untuk mengejutkan kami bertiga setelah melihat siapa perempuan itu.

Tidak mungkin... Bagaimana caranya dia bisa ada disini...

"BELLA!?!"

Kenapa Bella bisa berada di sini?! Kan dia tahu ini bisa sangat berbahaya baginya?!?

"Ini ada yang mau, nggak?! Kalo nggak mau, kita duluan aja yang 'make', nih!!" Kembali teriak orang ini, dan mereka langsung membawa Bella pergi ke sofa di dekat mereka.

"LEPASIN GUE!! LEPASINN!!" Teriak Bella berusaha melepaskan dirinya dari belenggu.

"Udah nengg, nikmatin ajaa, pasti eneng bakalan puas, kok" Ucap salah seorang itu.

"Bener, nengg, cewek-cewek kayak eneng itu idaman kita banget loh, udah jilbaban, montok, aduhh jadi nggak sabarr" Sambung orang lainnya yang tiba-tiba meremas payudara Bella begitu kencang.

"AKHHHH!!!" jerit Bella yang terkejut.

Aku dan Bayu benar-benar tidak kuasa menahan amarah kami, dan tanpa melihat kearah Bayu yang sedang memerhatikan adiknya yang sedang dicabuli ini pun aku tahu kalau Bayu akan segera meluapkan emosinya.

Namun...

"LEPASIN NGGAK?!?" teriak seseorang yang kupikir Bayu, namun ketika aku menengok kearahnya, Bayu juga sama terkejutnya, dan bersamaan, kami menengok kebelakang dan melihat Derrick yang terlihat sangat merah membara dipenuhi emosi.

Situasi ini benar-benar membingungkan, aku benar-benar tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Orang yang kupikir akan menjadi orang yang menghancurkan hidup Bella malah menjadi orang pertama yang beraksi melindunginya.

Tentu saja, kedua kadetnya itu kebingungan, namun mereka masih terus berusaha memainkan tubuh Bella.

"Loh, bos, kok tumben bos ngelarang kita? Biasanya malah bos yang nggak pernah komen kalo kita bawa cewek" Tanyanya kebingungan sembari meremas payudara pacarku.

"HEH!! KALO GUA BILANG LEPAS, YA LEPAS!! LEPAS, NGGAK!?" kembali teriak Derrick yang membuat kami berdua makin kebingungan.

Dengan sigap pun, keduanya langsung berhenti, dan setelah itu, Bella yang sudah bebas langsung berlari kearah Bayu dan langsung memeluknya.

"Bella kok kamu disini?!" Tanya Bayu begitu kebingungan.

Bella tidak menjawab, hanya terus menangis sembari memeluk kakaknya, dan disaat yang sama, Derrick berjalan menghampiri kedua anak buahnya.

Dengan cepat pun, Derrick langsung menendang kedua selangkangan mereka dan ketika mereka terjatuh, Derrick langsung menyikut kepalanya begitu kencang hingga mereka langsung terkapar.

*BUGG... BUGGG...*

"AKHAKHHH!!.. BOSS... KENAPAA...?!..." teriak salah satu anak buahnya.

"LU BERANI NYENTUH CEWEK GUA SEKALI LAGI, GUA ABISIN KALIAN, PAHAM?!" balas Derrick.

'Cewek gua'? Apakah dia sedang berhalusinasi saat ini? Sudah jelas Bella tidak mempunyai hubungan dengannya!!

Setelah Derrick memukul kedua orang itupun, Derrick kembali menghadap ke kami, dan dengan cepat, Bayu langsung memindahkan Bella ke belakangnya untuk melindungi Bella.

"Bella... Itu beneran kamu??..." Ucap Derrick begitu lembut.

Bella tidak menjawab, dan perlahan, Derrick berjalan mendekati kami, dengan tatapannya yang tak teralihkan dari Bella.

"Rick... Stop..." Balas Bayu sembari meregangkan tangannya untuk melindungi Bella.

"Bella... Ini aku... Kamu nggak lupa kan sama aku??..." Kembali ucap Derrick yang tak terduga membuat bulu kudukku naik.

Derrick terlihat makin menyeramkan dengan kondisi seperti ini. Halusinasi dan obsesinya kepada Bella benar-benar sudah sejauh itu, dan melihat Bella saja, tindakan dan nada bicaranya bisa berubah drastis.

Derrick pun terus mendekati kami, dan selagi Bayu terus berusaha untuk menutupi Bella dengan tubuhnya, aku masih terdiam kaku memutar kepala tentang apa yang baru saja terjadi.

"Bella... Kamu nggak perlu takut, kok... Aku nggak akan ngapa-ngapain kamu..." Kembali ucap Derrick begitu lemah lembut.

Derrick pun terus berjalan, dan kini Derrick berada di depan kananku yang berada sedikit didepan Bayu.

"Kamu nggak perlu khawatir... Setelah aku lenyapin kedua pengganggu ini... Kita berdua bisa hidup bahagia..."

Ucapan Derrick itu benar-benar menusuk hatiku, dan membuat jiwaku dipenuhi dengan emosi yang mendalam, dan tanpa melihat kearahku, Derrick berjalan menghampiriku tanpa melihat kearahku sedikitpun.

Aku yang sudah terbakar oleh emosi pun tidak tinggal diam, dan aku langsung mengeluarkan pistol yang tadi Rama berikan dan aku langsung menodong kepalanya.

"LU NGELANGKAH SEKALI LAGI KE CEWE GUA, GUA MASUKKIN PELURU KE KEPALA LU!!" teriakku begitu dikendalikan oleh amarah.

Derrick pun begitu terkejut ketika dia melihat kearahku dan langsung melihat ada sebuah pistol yang ditodong kearahnya.

Bayu pun juga sama terkejutnya, dan ketika Bayu melihat Derrick juga berusaha untuk mengeluarkan sesuatu dari balik celananya, Bayu dengan sigap langsung mengeluarkan pisau yang dia sembunyikan di lengan jaketnya dan langsung menodong leher Derrick.

"Wouldn't do that if I were you" Ucap Bayu selagi menodong pisau ke lehernya.

Derrick pun terdiam meski wajahnya terlihat begitu tenang, dan melihat reaksi kami, seluruh anak buah Derrick yang berada di dalam rumah ini langsung mendekati kami.

"BOSS!!" teriak mereka sembari mendekati kami, namun, Bayu pun tidak kehabisan akal dan dia langsung meneriaki mereka.

"MUNDUR ATAU GUA SEMBELEH BOS KALIAN!!" teriak Bayu yang kemudian membuat mereka ikut tersulut.

"JATOHIN SENJATA KALIAN DULU, BARU KITA MUNDUR!!" Teriak anak buahnya.

"KALIAN DULU YANG MUNDUR!!" kembali teriak Bayu.

"RICK, SURUH ANAK BUAH LU MUNDUR ATAU NIH PISTOL BAKAL JADI HAL TERAKHIR YANG BAKAL LU LIAT!!" teriakku ke Derrick, dan gertakan kami pun berhasil.

Derrick menyuruh orang-orangnya mundur, dan setelah memastikan situasi aman, kami juga menurunkan senjata kami. Setelah itupun, Derrick yang sedari tadi menghadap kearahku berpaling kearah Bayu.

"Bay, Bay, lu bisa nuntasin dendam lu tadi, dan kesempatan itu cuma akan dateng sekali, Bay" Ucap Derrick dengan nada mengintimidasi.

"Oh, nggak, nggak gitu cara gua nuntasin ini semua, ada banyak hal yang harus lu pertanggungjawabin sebelum lu berangkay ke 'sana'" Jawab Bayu.

Mendengar jawaban Bayu pun, Derrick tiba-tiba tertawa kencang, dengan histeris yang membuat Bella juga terlihat ketakutan di belakang Bayu.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHA!!" tawa Derrick.

"Bayy, Bayy, gua lebih mending mati daripada gua harus pertanggungjawabin apa yang udah gua lakuin selama ini," Lanjutnya yang membuatku terkejut.

Orang ini sudah benar-benar sakit.

"Dan sekarang, setelah kalian udah dateng kesini ngebawa cewek gua, lu pikir gua bakal ngebiarin kalian pergi hidup-hidup dari sini?" Sambung Derrick yang sepertinya benar-benar halu.

"Rick, mau gimanapun caranya, Bella nggak akan pernah jadi milik lu, hentiin halu lu," Jawab Bayu yang membuat senyuman di wajah Derrick memudar.

"Lagipula, gua kesini untuk ngebuat kesepakatan," Lanjut Bayu yang membuatku dan Bella terkejut.

Kesepakatan apa yang ingin Bayu tawarkan? Apa sebenarnya rencana Bayu?

"Let's settle this down by the old way, one-by-one, you and me," Sambung Bayu yang membuat kami berdua makin terkejut dan ketakutan.

Apa Bayu sudah gila?! Yang pertama, mana mungkin dia menyetujuinya, dan kalaupun dia menyetujuinya, apa Bayu tidak sadar kalau lawannya saat ini adalah kriminal yang tak segan mengambil nyawa orang?!?!

Aku benar-benar tidak ingin Bayu melanjutkan pembicaraannya, namun disisi lain, aku juga tidak berdaya untuk menghentikannya, terlebih kini Bella sudah berada di sampingku.

"Kalo gua menang, gua akan ngebawa lu ke pihak berwajib untuk pertanggungjawabin apa yang udah lu lakuin" Jelas Bayu.

"Dan kalo gua menang?" Balas Derrick.

"Kalo lu menang, silahkan lakuin apa yang lu ingin ke gua, bunuh gua, bawa gua ke penjara sebagai tumbal lu, jadiin gua budak lu, do whatever the fuck you want," Jelas Bayu.

"Asalkan lu berjarak sejauh mungkin dari Bella, Hani, dan seluruh keluarga dan temen-temen gua" Sambungnya yang benar-benar membuatku merinding.

Mendengar tawaran Bayu pun, seperti yang kuduga, orang gila ini tertawa cukup kencang terbahak-bahak, dan kemudian diikuti oleh seluruh anak buahnya.

"HAHAHAHAHA!! NGAJAK BOS DUEL?! UDAH GILA DIA?!?"

Mereka pun tertawa cukup lama, dan setelah selesai tertawa pun, Derrick langsung membalas tawaran Bayu.

"Bayy, Bay, semuanya udah bukan kayak dulu lagi, gua udah bukan 'Derrick' yang dulu lagi, apa yang ngebuat lu berpikir kalo lu bisa menang lawan gua?" Tanya Derrick tersenyum jahat.

Bayu pun tidak goyah, dan Bayu dapat langsung menjawab pertanyaannya.

"Karena gua tau, siapa lu yang sebenarnya," Jawab Bayu yang memberiku goosebumps.

"Rick, kalo lu emang punya nyali, lu bisa nyelesain pekerjaan lu kalo lu nggak ngoper balok kayu itu ke Arya, dan kalo lu emang udah berubah, lu harusnya bisa ngasih gua perlawanan pas gua berusaha buka masker lu di tempat itu," Lanjutnya.

"Sekarang, lu liat sekeliling lu, liat anak buah lu, mereka punya banyak bekas luka di berbagai bagian tubuhnya, sedangkan lu yang jadi bosnya bisa punya kulit yang ngga ada cacat, bening, yang jauh berbanding terbalik dibandingin sama anak buah lu," Kembali jelas Bayu.

Seketika pun, aku juga ikut memerhatikan sekitar setelah mendengar apa yang Bayu katakan. Tentu saja aku terkejut karena ucapan Bayu benar, kebanyakan anak buah Derrick memiliki bekas luka yang beragam ukurannya, meski ucapan Bayu mungkin tak sepenuhnya benar karena mungkin mereka sudah memiliki luka itu dari lama.

"Lu nggak punya nyali buat ngelakuin dirty works lu sehingga lu bayar orang lain untuk ngelakuin itu semua, karena satu-satunya hal yang lu ahli di kehidupan ini adalah blackmailing," Jelas Bayu, dan perlahan pun, raut wajah Derrick berubah dari tersenyum hingga emosi.

"Face it, Rick, mau sebanyak apapun orang yang lu suruh, seberapa banyak aksi yang udah kalian, you're just the same old Derrick," Kembali sambung Bayu.

"Banci yang selalu ngumpet dibalik orang kuat yang bisa ngelindungin lu"

Ucapan terakhir Bayu pun benar-benar membuatku terkena goosebumps yang cukup hebat karena bagaimana cara Bayu menyampaikan kalimat itu, dan Derrick pun sepertinya semakin tersulut emosinya, dan aku sudah menduga kalau Derrick akan memukul Bayu.

Namun... Ternyata reaksinya jauh lebih berbahaya dari yang kuduga.

Derrick yang semakin marah pun tidak bisa menahan emosinya, dan tanpa ada yang menduga, tiba-tiba Derrick mengeluarkan pistol yang kemudian langsung dia arahkan ke kening Bayu.

"LU BERANI NGATAIN GUA BANCI SEKALI LAGI?!" teriak Derrick begitu dipenuhi emosi.

Akupun tidak bisa bereaksi apa-apa, untuk mengangkat tanganku yang masih menggenggam pistol saja pun aku tidak berdaya karena tensionnya kini benar-benar tegang dan bisa kurasakan di udara.

Namun, Bayu bahkan tidak tergoyahkan oleh aksi Derrick. He didn't even flinch, masih tetap berdiri tegak tanpa menggerakkan sedikitpun bagian tubuhnya.

Bahkan, setelah Derrick menodongkan pistolnya ke kepala Bayu pun, Bayu malah mendekatkan kepalanya ke ujung pistol tersebut.

"KALO GITU, AYO BUKTIIN KE GUA KALO LU UDAH BERUBAH!!" balas teriak Bayu.

Tindakan Bayu ini benar-benar sudah gila, dan bahkan Bayu terlihat tenang-tenang saja. Sedangkan aku bersama Bella disini begitu takut bahkan kami berdua terdiam kaku tidak tahu harus melakukan apa.

"Kenapa, Rick?! Lu yang bilang kalo lu udah berubah, bahkan lu udah bisa ngebunuh orang yang bahkan masih belom 48 jam semenjak kejadian, sekarang lu udah dikasih buat nyelesain pekerjaan lu, lu malah takut?!" Sambung Bayu selagi Derrick terus menodong kepalanya.

Ketika aku berpikir bahwa situasi tidak mungkin bisa lebih berbahaya dari ini, Bayu bahkan langsung menggenggam ujung pistolnya dan menekankannya ke kening Bayu.

"AYO RICK!! TAKE THE FUCKING SHOT!!" Kembali teriak Bayu.

Situasi ini benar-benar menakutkan. Aku bahkan tidak bisa menahan tubuhku untuk tidak bergemetar, dan bahkan Bella tidak menangis saking tegang dan mengerikannya situasi ini, dan Bella juga bergemetar hebat yang terasa dari genggamannya.

Di sisi lain, aku juga melihat Bayu yang kondisinya benar-benar mengkhawatirkan. Mungkin Bayu mempunyai cara sendiri untuk membuktikan bahwa orang ini tidak berubah atau apapun itu, tapi tetap saja Bayu bisa kehilangan nyawanya sendiri karena gamble-nya.

Tindakan Bayu benar-benar menggetarkan seluruh ruangan, yang bahkan tak kusangka, Derrick juga ikut gemetar.

Mereka berada di posisi itu cukup lama, sampai akhirnya, Derrick tertawa.

Selagi Derrick tertawa pun, Derrick mulai memindahkan tangannya yang memegang pistol itu, dan melihat gerakannya, Bayu pun langsung melepas genggamannya.

"Hahahahaha, nggak, Bay, setelah apa yang udah lu lakuin, gua nggak akan ngebiarin lu 'pergi' dengan gampang," Ucapnya selagi menaruh pistolnya di sebuah meja di sampingnya.

"Oke, tawaran lu gua terima" Lanjutnya yang kini kembali menghampiri Bayu.

"Oke, kalo gitu, kita lakuin ini semua di tempat dimana ini semua dimulai" Jawab Bayu.

"Tempat dimana lu rame-rame ngeroyokin gua setelah gua muasin adek lu? Oke," Balasnya yang kemudian melangkah sekali lagi mendekati Bayu.

"Bay, lu tau kan kalo lu mati, lu nggak akan bisa ngejaga siapapun yang lu sayang lagi dari gua?" Lanjut Derrick bernada rendah.

"Kalo gitu, masing-masing dari kita udah tau kan skenario terburuk untuk diri masing-masing gimana?" Balas Bayu, dan setelah itu, Bayu menjulurkan tangannya mengajaknya berjabat tangan untuk menandakan kesepakatan.

"Let's do it, a week from now on"

Derrick pun sempat terlihat bingung dengan apa yang Bayu lakukan, namun ketika dia paham, alih-alih menjabat tangannya, Derrick meludahi tangannya sendiri, dan Derrick langsung mengoles tangannya yang berlumuran air liur di dada sampai ke perut Bayu.

"Cuih..."

Setelah selesai pun, Derrick kembali menengok kearah wajah Bayu tersenyum, dan tak kusangka, Bayu langsung membalas perlakuan Derrick dengan meludahi wajahnya.

"Cuih..."

Ludahan itu pun langsung terkena ke antara matanya, dan seketika, wajah Derrick berubah menjadi sangat merah seperti lobster rebus, dan lagi-lagi, Derrick kembali mendekatkan dirinya ke Bayu dan kini mereka sudah berjarak ±5 cm.

Derrick pun awalnya juga terlihat begitu marah, namun melihat wajah Bayu yang tetap datar dan tenang, amarahnya perlahan berubah menjadi senyuman.

"Gua nggak sabar ngeliat lu ketakutan ketika lu tau kalo gua yang akan ngambil nyawa lu" Ucapnya pelan.

"Satu-satunya hal yang gua takutin adalah gua tau gua udah nggak bisa ngejaga semuanya setelah gua mati, gua nggak sedikitpun takut sama lu, cuma orang yang nggak kenal sama lu yang bisa takut sama lu" Balas Bayu.

Ucapan Bayu pun lagi-lagi memudarkan senyuman di wajah Derrick, dan selagi Derrick terdiam, Bayu langsung menarik tangan Bella membawanya keluar, dan aku langsung mengikutinya.

Kami bertiga pun langsung beranjak keluar, dan selangkah setelah kami keluar dari rumah ini, Bella langsung memeluk Bayu begitu erat, dan tangisannya yang daritadi dia tahan karena ketakutan pun akhirnya dia lepas.

"Loh, loh, dek, kenapa?"

"Hiksss... Hiksss... Kakakk... Kakak sampe se berani itu??.... Kenapa kak??... Hiksss... Hiksss..." Isak Bella didalam pelukan Bayu.

"Yah... Itu udah jadi tugas kakak buat selalu ngejaga adeknya, kan?..." Jawab Bayu begitu lembut, berbeda dengan saat di dalam tadi.

"Tapi kakk... Kalo kakak harus sampe..." Balas Bella yang kemudian Bayu potong.

"Udah... Kamu nggak perlu mikirin itu dulu, kita pikirin gimananya nanti, oke?"

Setelah cukup lama kami menenangkan Bella pun, akhirnya kami pun memutuskan untuk pergi dari sini. Aku langsung berjalan merangkul Bella sementara Bayu berjalan di belakang kami. Baru sejenak kami beranjak pergi, Bayu dengan cepat langsung menarik pistol yang kutaruh di belakang celanaku.

"Eh, eh, Bay, ngapain?!" Tanyaku kaget karena kukira dia berusaha untuk merogoh pantatku.

"Kita udah nggak perlu ini lagi, kan?" Jawabnya selagi melempar pistol itu entah kemana.

"Lah kan masih bisa gua pake buat self-defense, Bay, kan gatau kapan kita bakal bisa aman" Balasku.

"Nggak, nggak, bahaya kalo udah senjata api" Jawabnya lagi, dan setelah itu kami beranjak ke mobil yang Bella bawa.

"Gua di belakang ya, gua pengen tidur dulu" Ucap Bayu yang langsung kami iyakan, dan setelah itu kami langsung beranjak pergi.

-----


Kami sudah berada di jalan pulang, di jalan yang sepi ini, yang bahkan keheningannya terasa sangat menusuk. Bella terlihat begitu tegang dan panik, sementara Bayu kulihat sudah tertidur berbaring di kursi belakang.


Disisi lain pun, aku sangat bosan hanya terdiam begini hanya ditemani oleh lagu dari tape, dan akhirnya, aku langsung menaruh tanganku di paha Bella.


Awalnya Bella terkejut, namun setelah sekian waktu, Bella langsung menggenggam tanganku.


"Kamu kenapa? Kok kayak tegang banget?" Tanyaku ke Bella yang terlihat sangat kaku.


"Nggak kok, kak, aku lagi kepikiran aja sama kondisi kak Bayu" Jawabnya yang kini sudah mulai rileks.


"Kenapa?"


"Kak Bayu keliatan kaya nggak punya takut sama sekali"


"Loh bagus, kan? Bayu tetep bisa tenang di kondisi kaya gini kalo gitu?" Kembali tanyaku.


"Wajar kak Andre ngomong begitu, karena kakak nggak pernah ngeliat kondisi kak Bayu kaya gini" Jawab Bella yang kembali membuatku bingung.


"Berarti ini bukan pertama kali?"


"Iya kak, emang waktu itu kak Bayu bener-bener nggak ada takutnya, tapi abis kak Bayu selesai ngalahin satu geng itu, kak Bayu langsung diopname di rumah sakit gara-gara bonyok," Jelas Bella yang membuatku sadar.


"Aku cuma takut, bahkan kalo kak Bayu menang lawan Derrick sekalipun, aku takut kalo efeknya akan jauh lebih parah dari kejadian itu" Lanjut Bella, dan kulihat Bella mulai menitiskan air mata yang kemudian langsung kusapu menggunakan jariku.


"Udah, kamu jangan mikir kaya gitu, ini udah tugas seorang kakak buat ngejagain adeknya gimana pun caranya, dan kalo situasinya akan seburuk itu pun, udah jadi tugas kamu sama Hani nanti buat ngerawat Bayu, oke?" Ucapku menenangkan Bella, dan selagi Bella mulai tersenyum pun, aku langsung mencium bibirnya.


*Ccupphh...*


Awalnya Bella terdiam, namun perlahan Bella mulai membalas ciumanku.


*Ccupphh... Ccupphh... Ccupphh...*


Kami tidak lama berciuman karena aku juga masih menyetir saat ini, dan Bella pun melepaskan ciumannya.


"Kak Bayu nggak ngeliat, kan?" Tanya Bella selagi melihat ke belakang.


"Pules kok itu dia, aman" Jawabku singkat, dan kini kami langsung melihat kedepan lagi dengan kondisi tangan kami masih bergandeng.


"Untung kamu dateng tadi pas kita masih disana, coba pas kita berdua udah pergi" Ucapku.


"Udah ah kak, jangan dibahas" Jawabnya kecut.


"Pasti nanti mereka puas banget gilir-giliran ngentotin kamu" Ucapku melantur, namun sepertinya Bella benar-benar tidak suka.


"Ihhh kak Andre mahh, udah ahhh!!" Jawabnya kesal yang membuatku tertawa.


"Hahahaha, tadi kamu gimana rasanya pas dia ngeremesin tetek kamu?" Kembali tanyaku memancing.


"Ih, sakit tau tetek aku diremes kenceng banget sama dia"


"Kalo aku yang ngeremesin sakit nggak?" Kembali tanyaku yang langsung meremas payudaranya dengan lembut, dan tentu saja Bella terkejut.


"Kak Andre, ih! Ada kak Bayu kan di belakang!!" Ucap Bella berbisik meski cukup kencang.


"Kan dia tidur, udah kamu nggak perlu khawatir" Balas bisikku.


"Ihh kakak mah kayak nggak ada besok aja deh, ditahan dulu, kan bisa nanti abis nganter kak Bayu" Jawabnya berbisik.


"Hahahaha, berarti abis nganter Bayu mau langsung check-in aja atau gimana?" Candaku.


"Loh, langsung aja di mobil, bukan cuma kakak yang kangen, aku juga kangen sama 'ini', loh" Jawabnya yang tiba-tiba meremas kontolku.


"Heh, bandel tangannya"


"Emang siapa pacarnya yang ngajarin jadi bandel kaya gini" Balas Bella yang membuatku tertawa, namun aku menahannya sebisaku supaya Bayu tidak bangun.


Yah, ucapannya ada benarnya, Bella sudah tidak sama seperti saat aku mengenalnya yang masih lugu, dan bahkan saat ini bisa dibilang dia cukup liar ketika kami sedang bersenggama.


"Buset dah, kalian berdua liat tempat apa kalo mau kayak gini" Suara dari belakang yang mengejutkanku dan Bella, yang menandakan kalau Bayu masih terbangun saat ini.


"Hah?! Kak Bayu denger?!" Tanya Bella kaget selagi menengok ke belakang.


"Kakak denger semuanya, kayaknya ada banyak hal yang harus kita omongin, dek" Jawab Bayu yang membuatku tertawa, namun di sisi lain, Bella terlihat begitu malu, sepertinya dia sangat malu setelah sisi 'liar' nya terekspos ke kakaknya.


Kami pun kembali ke posisi awal, Bayu kembali mencoba untuk tidur, aku kembali menatap kedepan, sementara Bella membuka hapenya, dan baru sepersekian detik aku melihat kedepan, dari arah kiri di pertigaan di depanku, ada mobil SUV yang tiba-tiba menghalangi.


"EH GILA!!"


Tentu saja aku begitu terkejut, dan akupun langsung menancap rem mendadak yang kemudian membuatku dan Bella sedikit terlompat dan Bayu di belakang terhempas kedepan.


*BUGGG...*


"KAK ANDRE!! KENAPA, SIH?!" teriak Bella yang terkejut kaget.


"ANDRE, LU GILA, YA?!" Sambung Bayu berteriak selagi memegang kepalanya yang baru terbentur kursi di depannya.


"Bay, Bel, liat depan" Ucapku pelan, dan kami bertiga langsung menatap ke depan.


Awalnya Bayu dan Bella kebingungan, namun setelah melihat apa yang ada di depan kami, mereka langsung memahami kalo kami sedang dihalangi oleh mobil ini.


"Kak, nggak bisa muterin mobil ini aja, apa?" Tanya Bella.


"Nggak bisa, dek, celahnya nggak dapet"


"Yaudah kalo gitu muter balik aja"


"Percuma dek, coba kamu liat situasinya" Sambung Bayu yang sepertinya paham dengan apa yang sedang terjadi.


"Dre, lu tau kan mereka siapa?" Kembali tanya Bayu, dan mendengar pertanyaan Bayu, aku langsung ikut paham kalau ini merupakan ulah dari seseorang.


"Derrick"


"Akh, bangsat" Ucap Bayu pelan, dan baru ketika Bayu berucap, terlihat pintu mobil tersebut terbuka dan sekitar 5 orang keluar dari mobil itu membawa senjata.


"KAK, BURUAN KABUR!!" teriak Bella.


"PERCUMA MAU KABUR JUGA MOBIL KAMU NGGAK BAKAL BISA NGALAHIN MOBIL DIA, BEL!!" balas teriakku.


"AKHHH!!" teriak Bayu dari belakang, dan setelah itu Bayu langsung mengeluarkan pisau yang dia taruh dibalik kursi Bella.


"Bay, Bay, Bay, lu gila?!"


"Ya terus kita diem aja ngeliatin dia nyamperin kita gini?! Udah gua tahan, kalian kabur!" Teriak Bayu.


"Bay, gila lu! Lu liat mereka berlima lu sendiri, kita baru kabur dikit lu udah diabisin mereka, bego!" Balasku yang mulai panik.


"Nggak, nggak, udah! Lu jagain Bella, oke?!"


"Nggak! Pokoknya gua sama lu!"


"TERUS BELLA SAMA SIAPA?!"


"KAN DIA BISA NYETIR, BAY!! KITA NGULUR WAKTU BUAT BELLA PERGI, BELLA BISA NGELAPOR KE POLISI!!" balasku.


"NGGAK, NGGAK!! POKOKNYA AKU DISINI KALO KALIAN DISINI!!" Teriak Bella yang tiba-tiba mengejutkan kami berdua.


"BELLA KAMU JANGAN ANEH-ANEH!! GIMANA KALO--" teriakku yang kemudian Bella kembali potong.


"KAKAK YANG JANGAN ANEH-ANEH!! PERCUMA JUGA KALO AKU MINTA BANTUAN TAPI PAS KITA BALIK KESINI KALIAN UDAH NGGAK ADA!!" balas teriak Bella.


"TERUS GIMANA?! KAMU CUMA MAU BERHARAP POLISI BAKAL ADA YANG DATENG KESINI?! KITA ADA DI ANTAH BERANTAH INI, DEK!" balas teriak Bayu.


"Kak, kakak harus percaya kalo bantuannya pasti dateng, oke?" Jawab Bella pelan yang kemudian menggenggam tangan Bayu.


"Kak, aku udah kehilangan bunda, aku juga nggak mau kehilangan kakak" Lanjutnya, dan kemudian Bayu membalas genggaman Bella.


"Dek, kakak bakal baik-baik aja, kalaupun kakak kenapa-napa, itu untuk mastiin kamu nggak kenapa-napa" Jawab Bayu, dan dengan cepat Bayu langsung melepaskan genggamannya dan beranjak keluar.


"ANJINGG!!" teriakku begitu frustasi, dan aku langsung kembali menyalakan mobilku dan memundurkan mobil ini cukup jauh untuk memberi Bella space untuk kabur nanti.


"Bel, kalo kita berdua nanti kenapa-napa, jangan sungkan buat kabur, oke?" Ucapku ke Bella dan aku langsung ikut beranjak keluar meninggalkan Bella di mobil sendiri.


Akupun langsung berlari mengejar Bayu, dan di saat yang bersamaan, Derrick dan anak buahnya yang sedari tadi menunggu di mobilnya ikut menghampiri kami.


"Bay, Bay, apa yang ngebuat lu mikir kalo kita bakal nge-iyain semua perkataan lu, hah?!" Teriak Derrick sembari berjalan menghampiri kami.


"Udah nggak kaget, bukan Derrick namanya kalo selalu nyari cara buat nyelesain masalahnya pake cara banci kayak gini" Jawab Bayu.


"UDAH LAH, AYO ABISIN AJA NIH ORANG YANG KERJAANNYA NGATAIN BOS BANCI MULU!!" teriak salah satu anak buah Derrick.


"Udah, stop!! Lu inget kan ini bagian gua?!" Balas Derrick yang mengejutkan seluruh anak buahnya.


"Kalian jangan ikut campur, gua ingin nikmatin momen ini" Lanjutnya yang kini mendekati Bayu sendirian.


"Dre, jangan ikut campur juga, oke? Bawa Bella pergi kalo gua kenapa-napa" Ucap Bayu, dan aku hanya bisa mengangguk selagi tetap berada di belakang Bayu.


"Nikmatin momen terakhir lu hidup, Bay" Ucap Derrick yang kemudian mengambil kuda-kuda berkelahi sementara Bayu terlihat sangat tenang tak melakukan apapun.


"MATI LU, BAY!!" Teriak Derrick yang kemudian berlari sembari mengayunkan pukulan kearah kepala Bayu.


Bayu pun juga ikut bereaksi. Namun, Bayu hanya menghindar tanpa banyak menggerakkan tubuhnya, dan tanpa banyak usaha, Bayu menjulurkan kakinya mengenai kaki Derrick yang sedang melangkah hingga kaki yang Bayu tendang mengenai kaki sebelahnya dan Derrick langsung terjatuh.


*BRUKKK...*


Namun, Derrick bisa langsung bangkit, dan lagi-lagi, Derrick berlari sembari mengayunkan pukulannya ke Bayu, dan lagi-lagi, Bayu dapat menghindarinya dengan mudah.


Berkali-kali Derrick mengayunkan pukulannya, dan Bayu hanya terus menghindari pukulannya, sampai akhirnya ayunan Derrick membuat wajahnya terbuka, dan Bayu dengan cepat menghindar dan langsung melancarkan pukulan kencang ke pipi Derrick.


*BUUGGGGGG...*


Hanya dengan satu pukulan, Derrick langsung tersungkur, dan Bayu hanya membiarkan dia tersungkur menunggunya bangkit.


"Ayo, Rick!! Gini doang?!" Ucap Bayu selagi Derrick masih tergeletak di lantai.


Akhirnya, Derrick pun berusaha bangkit, namun Bayu dengan cepat langsung menendang tangannya yang menjadi penopang sehingga Derrick kembali terjatuh.


*BRUKK...*


"AYO, RICK!! KATANYA LU UDAH BERUBAH, UNJUKIN DONG!!" kembali teriak Bayu meledek Derrick.


Lagi-lagi, Derrick berusaha bangkit, dan lagi-lagi, Bayu kembali menjatuhkannya dengan menendang kepalanya kencang.


*BUUGG...*


Yang kupikir kalau Bayu akan menaruh dirinya dalam bahaya saat mengajak Derrick untuk berduel dan Derrick akan menghabisi Bayu, ternyata malah sebaliknya. Bayu benar-benar mempermalukan Derrick saat ini. Berkali-kali Derrick berusaha melawan sekuat tenaga, Bayu tak mengeluarkan banyak tenaga untuk menghindar dan tak memberi banyak upaya untuk kembali menyerang Derrick. Kalau terus begini, Bayu akan menang dengan mudah.


Sayangnya, aku begitu terkesima sampai-sampai aku lengah dan tak menyadari kalau salah satu anak buah Derrick menghampiri Bayu membawa golok dan posisinya kini sudah begitu dekat.


"BAY, BELAKANG LU!!" teriakku yang sangat terkejut, dan baru ketika Bayu menoleh kebelakang, orang itu langsung mengayunkan goloknya ke arah kaki Bayu.


Bayu pun langsung berusaha menghindar, namun refleksnya yang kurang cepat membuat tebasan golok itu mengenai pahanya meski tidak dalam.


"URGHH!!" erang Bayu yang terkena tebasan, namun masih tetap berdiri.


Baru Bayu terkena tebasan, orang itupun langsung menghunuskan golok itu kearah perut Bayu, namun dengan cepat, Bayu langsung menghindar dengan jarak yang sangat dekat, dan Bayu langsung menjepit lengan bawah orang itu menggunakan sikut dan lututnya.


"AKHHHH!" teriak orang itu kesakitan, dan selagi orang itu mendarat ke tanah, Bayu langsung memukul belakang kepala orang itu sangat kencang.


*BUUGGG....*


Orang itupun langsung tersungkur, dan dengan cepat, Bayu langsung menginjak-injak pergelangan tangan orang itu yang masih menggenggam golok beberapa kali hingga dia mengerang penuh penderitaan.


*BUGGG... BUGGGG... BUGGGG...*


"AKHAKHHHHH!!!!...."


Bayu pun langsung menoleh kearah belakangnya yang langsung kuperhatikan juga, dan terlihat ketiga anak buah Derrick langsung berlari menghampiri Bayu.


"MATI LU!!!"


Mereka bertiga pun langsung melancarkan serangannya ke Bayu, dan beberapa bisa Bayu hindari, sementara beberapa lainnya kulihat mengenai tubuh Bayu.


Tak hanya sekali serangan mereka yang menggunakan balok sebagai senjata mengenai Bayu, namun Bayu tetap menahan itu semua dan terus bertarung seperti tak merasakan rasa sakit.


Sementara aku, sedari tadi aku masih terdiam kaku disini. Ketegangan ini rasanya menusuk tubuhku dan memaku kakiku ke tanah yang kupijak ini seolah membuatku tak bisa bergerak, dan aku hanya terdiam melihat Bayu melawan tiga orang itu sendirian hanya bermodalkan pisau yang dia sembunyikan saat melawan Derrick.


Tapi tunggu sebentar, KEMANA DERRICK?!


Mengetahui Derrick tidak berada disana melawan Bayu pun, aku langsung melihat sekelilingku, dan aku begitu terkejut melihat Derrick yang kini sudah mendekati mobil Bella.


Aku kecolongan.


"BANGSAT!!"


Akupun langsung berlari mengejar Derrick, dan ketika Derrick menyadari kalau aku menghampirinya, aku langsung melancarkan pukulanku dan mendorongnya hingga kami berdua langsung terjatuh ke sisi jalan.


*BUUGGG...*


Derrick pun berusaha untuk melemparku, namun posisiku yang berada diatasnya bisa menyerangnya membabi-buta.


*BUGGG... BUGGG.... BUUGGG...*


"JANGAN... COBA-COBA... NGEGANGGU HIDUP CEWEK GUA LAGI!!" Teriakku penuh amarah selagi aku menghajarnya.


*BUUGG... BUUUGGG... BUGGGG...*


Aku terus menyerang Derrick yang tak berdaya ini, dan selagi aku memukuli Derrick, tiba-tiba aku merasakan ada besi dingin yang menempel di bawah pahaku, dan baru ketika aku ingin menyingkirkannya...


*DOORRR....*


Benda itu ternyata sebuah pistol, dan pistol itu menembak pahaku yang sedang berlutut menghajar Derrick.


"AKHAKHHH!!!..." erangku begitu kesakitan setelah pahaku tertembak.


Karena tak kuat menahan rasa sakit pun, aku langsung terjatuh, dan perlahan, Derrick yang juga terlihat menahan begitu banyak rasa sakit mulai bangkit.


Kini, situasinya terbalik. Derrick sudah berdiri selagi aku terbaring dengan rasa sakit yang begitu dalam, dan Derrick langsung memanfaatkan momentum ini untuk membalas apa yang sudah kuperbuat.


*BUUGG...*


Derrick menendang kepalaku, dan kemudian langsung dia susul dengan berbagai tendangan dan injakan berikutnya.


*BUUGGG... BUGGG... BUGGGG... BUGGGG...*


Derrick pun juga menyerangku membabi-buta, dan tak hanya kepalaku yang terserang, namun perutku juga menjadi incarannya.


*BUUGGG... BUUGGG... BUUGGG...*


"LU... NGGAK... PANTES... BUAT JADI... COWOK BELLA!!... CUMA... GUAA... YANG PANTES!!! BELLA ITU... PUNYA GUA!!..." Teriak Derrick selagi menginjak-injakku.


Cukup lama Derrick memperlakukanku seperti keset, dan akhirnya Derrick berhenti menendangiku di saat kondisiku yang benar-benar sudah tak kuat menahan rasa sakit.


Penglihatanku kini mulai memudar, kepalaku merasakan rasa sakit yang begitu berat, dan tubuhku terasa sangat lemas sehingga tak ada yang bisa kulakukan selain melihat Derrick yang tertawa melihatku.


"Jujur, gua salut lu masih mau ngehalangin gua setelah lu udah kelepasan ngeliat temen lu dikeroyok, tapi tetep aja, lu nggak akan bisa menang," Ucap Derrick yang kudengar samar-samar.


"Dan juga, gua ingin berterimakasih sama lu yang udah ngejaga cewek gua selama beberapa waktu ini, tapi sekarang, Bella akan jadi milik gua sepenuhnya" Lanjutnya, dan kini Derrick menodong pistolnya tepat kearah kepalaku.


"Goodbye"


Aku sudah tamat.....























"DERRICK STOP!!!!!"


-To be Continued-
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Makasih updatenya

Ane kira bakal selesai dengan pengakuan anak buah Derrick, ternyata masih ada drama lagi toh. Seperti yang di katakan teman Bayu, mendatangi Derick itu sebenarnya hal yang ga perlu dilakukan, tapi ya maua gimana lagi sifat Bayu yang keras kepala rasanya sulit dihentikan. Mungkin beda cerita kalau ada Hani yang menghentikannya.

Dipanel terakhir, rasanya yang manggil Derrick itu Bella, tapi kalau Bella apa yang direncanakannya?

Wah sisa satu chapter lagi ya hahahaha, semoga tetap semangan namatin ceritanya.
Ditunggu kelanjutannya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd