Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Izinkan Aku Memilih

Karakter Wanita Favorit

  • Winda

    Votes: 248 41,2%
  • Zahra

    Votes: 64 10,6%
  • Hani

    Votes: 34 5,6%
  • Zakiyah

    Votes: 37 6,1%
  • Devi

    Votes: 2 0,3%
  • Mira

    Votes: 20 3,3%
  • Yanti

    Votes: 8 1,3%
  • Kintan

    Votes: 31 5,1%
  • Nayla

    Votes: 58 9,6%
  • Rina

    Votes: 46 7,6%
  • Sandra

    Votes: 15 2,5%
  • Novi

    Votes: 9 1,5%
  • Fatma

    Votes: 14 2,3%
  • Angel

    Votes: 16 2,7%

  • Total voters
    602
  • Poll closed .
Part 25
Zahra:
Zahrantiara_Aulia_2.jpg


Zakiyah:
Nur_Zakiyah_1.jpg


Nadya:
Nadya_1.jpg


Perjalanan ke Yogyakarta sangat membuat tubuh remuk karena waktu tempuh yang cukup panjang. Kami mampir di sebuah tempat yang paling popular di Jogja yaitu Jl. Malioboro untuk sekedar membeli makanan untuk mengisi energi. Angkringan disana benar-benar mewah beda sekali dengan angkringan di daerah kampusku. Harganya pun jauh lebih mahal. Namun dengan rasa dan macam yang beraneka membuat kami tetap saja membelinya.

Kami sudah sampai di sebuah penginapan yang sebelumnya sudah kami pesan sebelum kami berangkat tadi. Kami sedang menunggu penjaga resepsionis untuk check in dan mendapatkan kunci kamar kami. Aku melihat jam dan waktu sudah menunjukkan pukul 00:12. Cukup cepat juga perjalanan kami tadi pikirku.

Beberapa saat kemudian penjaga resepsionis datang dan kami mengisi beberapa dokumen dan akhirnya kami diberi dua kunci kamar. Kami lalu berjalan menuju kamar kami.

“ka Zakiyah…. kalo ka Zakiyah satu kamar sama ka Faza mau ga? ehehehe” ucap Nadya yang membuat aku dan Zakiyah sangat terkejut.

“hayoooo kamu mau ngapain sama Galih?” ucap Zakiyah. Aku hanya senyum-senyum saja sambil sedikit melirik Galih dan kudapati ia juga hanya senyum senyum.

“yaa gapapa sih kaakk. Ka Zakiyah mau yaaa?”

“gimana za? Adek kita udah gede kayaknya ahaha”

“jawab dulu mau ngapain kamu sama Galih nad” ucapku dan aku sembari menyenggol Galih.

“emmm aku mau curhat sama Galih kaa. Tadi di jalan kurang puas hehehe” ucap Nadya.

“mau curhat atau mau yang lain naad” ucap Zakiyah.

“eemmmmm”

“udaahh zak jangan digodain terus itu Nadya ahaha. Mereka udah gede. Nih buat Galih, nanti ngeluarinnya jangan di dalem yaa. Kalo kamu mau ngeluarin di dalem, harus udah siap lahir dan batin bakal punya anak” ucapku.

Seketika itu Zakiyah yang sedari menahan ketawa akhirnya melepaskan tawanya juga. Kulihat juga wajah Galih dan Nadya sedikit memerah. Aku menepuk pundak Galih sembari menyemangatinya. Aku juga sedikit memijat pundak Galih untuk membuat rileks Galih. Zakiyah hanya bisa melihat tingkahku sambil tertawa.

“yaudah. Aku gapapa sama Faza, yang penting kalian mainannya aman. Jangan kelepasan” ucap Zakiyah.

“iiihhhh. Nanti kan ka Zakiyah sama ka Faza juga bisaaa” ucap Nadya sedikit meninggikan nadanya namun dengan wajah yang masih merah.

“ooohhh berarti bener nihh mau gituan hahaha” Zakiyah.

Aku lalu benar-benar menyemangati Galih dengan memijat pundaknya lagi. Namun kali ini agak keras sehingga membuat tubuh Galih rileks.

Tanpa terasa kami sudah sampai di depan kamar kami dan sesuai kesepakatan Aku dan Zakiyah akan berada satu kamar, sedangkan kamar yang lain akan diisi oleh Galih dan Nadya. Zakiyah sekali lagi menggoda Nadya dan berpesan agar bermain aman dan jangan berisik karena dia harus beristirahat.

“besok acaranya jam 9 yaa nad, lih. Harus udah bangun. Mainnya jangan lama-lama biar ga kecapean ahahaha” ucapku.

Nadya benar-benar salah tingkah hingga ia tidak bisa membuka kunci kamar. Akhirnya pembukaan kamar dilakukan oleh Galih dan saat pintu kamar terbuka Nadya langsung ngacir masuk ke dalam. Aku dan Zakiyah hanya bisa tertawa dan akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.

*****
Beberapa jam yang lalu.

Seorang wanita sedang memanaskan motor milik temannya yang berada di luar pagar rumah kosannya. Wanita itu ingin pergi ke kediaman pacarnya untuk mencari pejelasan tentang cerita-cerita yang ia dapatkan beberapa waktu lalu.

“halo sayang… aku mau ke kontrakan yaa. kangenn…” ucap wanita itu di telefon.

“waduuhh yang. Gabisaa. Aku lagi ada kerjaan diluar. Agak maleman gapapa?”

“yaah kalo malem maah akunya yang gabisa. Udah tidur pasti”

Pria itu berdiam sejenak namun terdengar saura-suara berisik di sekitarnya.

“yang. Emang lagi sibuk banget yaa?” ucap wanita itu.

“ehhh aahh. Iyaaa sayaang. Mmaaaaffhh bangeet yaa. besok deeh aku janji. Kita jalan-jalan”

“yaaah yaudah deh yaaang. Semangat yaa kamu”

“iyaaahhhhhh. Makasih yaaaanggg. Maaafffhhh yaaaahhh”

Pria itu langsung menutup telefonnya.

Wanita itu meneteskan air matanya. Bibirnya bergetar.

“aku salah apa sih di, aku udah ngasih semuanya kan? masa gara-gara aku gak ngasih tubuh aku, kamu nyari yang lain?” batin wanita itu.

Ada dua laki-laki mendekati wanita itu tanpa sepengetahuan wanita itu. Pria itu sudah berada persis di belakang wanita itu.

Wanita itu merasa seperti ada seseorang berada di belakangnya dan langsung berbalik badan. Wanita itu terkejut karena memang benar ada seseorang yang berada di belakangnya sedangkan kedua pria itu terkejut karena gerakan mendadak wanita itu.

“eehh tam dim. Ngapain disini?” ucap wanita itu.

“dapet tugas dari Faza buat jagain kamu zah” ucap Tama.

“tuhkaaan bener. Dia pasti ngomong ke kalian deeh”

“iyaa dia khawatir sama kamu. Kayaknya dia gamau kehilangan orang kesayangan lagi deh”

“kan dia udah punya pacar tam”

“ya gapapa. Sayang kan ga berarti harus pacaran”

Wanita itu diam seketika. Tama dan Dimas juga terdiam sambil melihat pemandangan sekitar.

“mau berangkat kapan zah?” ucap Dimas.

“ini mau berangkat sih. Kalian jalan dari kosan ke sini?”

“enggak kok. Itu motor ada di warung” ucap Dimas sambil menunjuk sebuah warung di dekat lokasi mereka.

Wanita itu lalu bersiap-siap dan menarik ganjalan standar motornya dan ia pergi meninggalkan kedua pria yang sedang menuju motor yang mereka letakkan di sebelah warung dekat lokasi mereka.

.

.

.

Sesampainya Zahra di tempat yang ia tuju, ia memarkirkan motornya sedikit agak jauh dari rumah kontrakan itu. Hal itu diujukan agar si pemilik rumah tidak curiga bawa ada sebuah sepeda motor berhenti di depan rumahnya. Hal itu juga dilakukan oleh Tama dan Dimas, namun mereka meletakannya di seberang dari motor Zahra. Zahra memberi arahan bahwa ia saja yang masuk ke dalam rumah tersebut dan kedua pria itu menunggu jika situasi memburuk maka mereka berdua baru masuk.

Zahra sedikit gugup karena ia mendapati sebuah sepeda motor di halaman kontrakan itu. Hal itu menandakan bahwa ada seorang lain yang sedang di dalam rumah.

Zahra membuka gerbang dengan perlahan agar tidak ada suara yang ditimbulkan. Setelah berhasil membuka gerbang dengan ukuran tubuhnya, ia masuk dan ia melongok lewat jendela luar. Sepi pikirnya.

Ia lalu teringat bahwa kamar Jordi terletak di bagian paling belakang rumah ini dan bisa diakses melalui halaman belakang sehingga tidak perlu masuk ke dalam rumah.

Ia berjalan mengendap-endap agar tidak ada suara sama sekali yang ia timbulkan. Kedua pria yang berada di luar hanya mengamati Zahra yang sedang berjalan. Sesekali mereka tertawa karena tingkah wanita itu.

“gue bingung deh dim, kan sama pacarnya sendiri yaa. kenapa harus kayak gitu sih?” ucap Tama berbisik.

“gak tau lah gue. Kenapa lu malah tanya gue haha. Mana tau urusan beginian. Tia aja satu-satunya yang pernah gue jadiin pacar”

“aahh dasar cupu kalo masalah cewek lo dim ahahhaa. Berantem aja mantep”

“gue kan laki men. Idup laki tuh gaperlu drama haha”

“iya bener juga. Faza noh drama mulu”

“hahahaha”

Kembali ke Zahra.

Zahra sudah mencapai sebuah kamar yang sedikit terpisah dari bangunan utama. Pintu kamar tersebut tertutup dengan sempurna, sehingga tidak ada suara-suara dari dalam yang bisa keluar dari kamar itu.

Ia lalu mendekati pintu tersebut untuk meletakkan telinganya di pintu itu barangkali ada suara-suara yang bisa menjadi bukti bahwa Jordi sedang bercinta di belakang Zahra.

Karena asyik mengobrol Tama dan Dimas kehilangan pandangan terhadap Zahra dan mereka langsung memutuskan masuk ke dalam rumah itu dengan mengendap-endap

Saat sedang berkonsentrasi mendengarkan di pintu, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Zahra. Alangkah terkejutnya Zahra saat mendapati seseorang menyentuh tubuhnya. Bahkan ia sedikit meloncat dan membuat suasana sedikit berisik.

“heeeii Zahra yaa? mau ngapain?” ucap seorang wanita yang hanya menggunakan celana dalam sambil membawa segelas minuman berwarna merah.

“eehhh…. Kaa Nayla…..”

Zahra tidak bisa berkata apapun karena melihat seorang wanita yang telanjang dada dan dadanya sangat indah.

Wanita itu lalu tersenyum dan membuka pintu kamar dan berteriak. “heeeiii kita dapet tamu niiihhhhh”

Di dalam kamar itu sedang ada wanita yang sedang dipompa dari belakang oleh Jordi dan mulutnya sedang di sumpal oleh penis Jodi. Zahra semakin terdiam lebih tepatnya tidak bisa bergerak sama sekali. Adegan di dalam kamar itu berhenti karena sang wanita mencapai orgasmenya dan kedua pria itu membiarkan wanita itu kelonjotan pasca orgasmenya.

“hei sayang, kan aku bilang aku lagi ada acara. kenapa kamu ke sini?” ucap Jordi.

Zahra masih diam. Ia tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun karena kini ia sedang shock melihat pemandangan pacarnya sedang bercinta dengan wanita lain.

“mau masuk raa?” ucap Nayla sambil mendorong tubuh Zahra.

Zahra hanya bisa mengikuti dorongan Nayla dan akhirnya ia masuk ke dalam kamar itu.

Nayla lalu melepas jilbab yang menutupi kepala Zahra, dan membuang jilbab itu ke sembarang arah. Zahra hanya bisa diam saja sembari air matanya sedikit menetes.

“kamu ngapain sih yaaang kesini?” ucap Jordi yang sedikit menghentikan gerakan Dinda.

Nayla hanya cengengesan dan menuju kasur dimana Jodi dan seorang wanita sedang terbaring lemas.

Jordi yang tengah telanjang bulat mencarikan Zahra jilbabnya dan memakaikannya lagi di kepalanya. Namun tangan Zahra langsung menepis tangan Jordi yang hendak memakaikan jilbab untuknya.

“yaaang?” ucap Jordi.

“kita putus yaaa” ucap Zahra memandang kosong.

Tangan Jordi sekilas mengepal namun ia masih bisa menahan emosinya.

“tau darimana?”

Zahra masih dengan pandangannya yang kosong.

“yaaang? Jawab aku….”

“jangan panggil aku sayang lagi. Kita udah putus…..”

Semua orang yang berada di kasur hanya bisa melihat adegan penuh drama yang tersaji di depan mata mereka.

“dari Faza di haha. Dari siapa lagi emang?” ucap Nayla

Jordi langsung menengok ke arah wanita itu sambil memasang ekspresi sedikit terkejut.

“kamu salah di ngangkat dia jadi ketua. Jadi dia punya akses buat informasi-informasi yang harusnya gaakan diketahui sama sembarang orang” ucap Nayla lagi.

“hahahahaha. Dasar. Aku memang ceroboh yaa”

“siap-siap di, nyusul Toni sama Mamat hahaha” ucap wanita yang baru saja mendapatkan orgasmenya.

“tan jangan berisik, berarti biar bungkam Faza, pacarlu harus di sandera di” ucap Jodi.

Zahra seketika itu juga sadar dan ia langsung beranjak lari keluar kamar itu. Namun Zahra gagal karena tangan Jordi bergerak lebih cepat dari gerakan Zahra.

“LEPAASSSIIIINNNNN” teriak Zahra.

“hahahaha. udah lama nih aku pengen ngerasain susu mu yang” ucap Jordi sambil meremas payudara Zahra yang masih ditutup oleh pakaiannya.

Jodi langsung bangkit dari kasurnya dan langsung mendekati Zahra dan Jordi. Kedua wanita itu hanya diam saja memperhatikan aksi kedua orang bejat itu. Jodi menarik kaki Zahra sehingga menyebabkan tubuh Zahra melayang dengan tumpuan Jordi dan Jodi. Mereka berdua lalu berusaha melepaskan pakaian Zahra walaupun tubuh Zahra meronta-ronta ingin lepas.

*BRRAAAAKKKKK*

“waah dim si Faza bener haha.” canda Tama sambil berjalan masuk ke dalam kamar itu.

Masuknya kedua orang itu membuat Jordi dan Jodi menghentikan aksinya. Hal itu membuat kesempatan bagi Zahra untuk bisa lepas dan ia langsung berlari ke belakang Tama dan Dimas.

“wuihhh. toket mu bagus juga ya zah haha” ujar Dimas.

Kondisi tubuh Zahra kini hanya tertutupi oleh pakaian dalamnya saja.

“lebih bagus yang ada di depan kita dim haha. Primadona kampus. Atau lebih tepatnya ayam kampus yang udah mau lulus. Kintan dan Nayla” ucap Tama.

“tapi Faza salah tam. katanya ada Tina sama Dewi. Ehh malah adanya lonte kampus” ucap Dimas.

“yaa dia kan cuman nebak-nebak aja dim haha” ucap Tama sambil menghela nafas. “katanya sih mereka nyimpen foto-foto cewe bugil kampus di laptopnya dim” lanjutnya.

“oohhh terus?” ucap Dimas.

“gue hajar Jordi sama Jodi lu bawa laptopnya. Kita kabur”

“oke siap”

Mereka berdua mengatakan hal itu dengan lantang sehingga Jordi dan Jodi bisa mendengar hal itu dan bersiap-siap untuk pertarungan.

Tama dan Dimas langsung meloncat menuju Jordi dan Jodi dan kedua orang itu mengirim sebuah pukulan ke pada kembar itu. Kedua kembar itu berhasil menghindar dan membalas pukulan telak ke wajah Dimas dan Tama. Mereka berdua ambruk di depan kembar itu. Mereka berdua lalu bangkit dan sedikit memutari kedua kembar itu. Tama mengambil beberapa pakaian Zahra yang tercecer di lantai dan melemparkannya ke arah Zahra. Dimas juga melakukan hal yang sama untuk jilbabnya.

“oke udah dim satu masalah kelar” ucap Tama.

Dimas hanya mengangguk sambil matanya terus fokus ke kembar itu. Dua orang itu sesekali menyapukan pandangannya ke seluruh kamar untuk mencari sebuah laptop. Namun hasilnya nihil karena Dimas ataupun Tama tidak menemukan laptop yang dimaksud.

Tama dan Dimas hanya bertatapan dan keduanya mengangguk seperti sudah mengetahui apa yang harus dilakukan. Tama melirik tempat Zahra dan melihat ia sudah menggunakan pakaiannya lagi.

Mereka berdua lalu bertatapan lagi dan entah dengan aba-aba atau tidak, mereka berdua langsung bergerak berlari menuju arah Zahra dan menggendong Zahra agar cepat pergi dari lokasi ini. Jordi dan Jodi yang sudah bersiap-siap untuk baku hantam, terkejut karena tidak menduga bahwa kedua orang itu akan kabur. Mereka hanya bisa melihat Dimas dan Tama pergi bersama Zahra.

“wah wah. ada saksi lain nih di. Gimana?” ucap Nayla.

“diam kau nay!!”

“makin runyam deehh.. cuman gara-gara pengen bales dendam ke Reza sampe-sampe nyeret banyak orang hahaha. Tapi tenang di, rencana kamu yang mau bikin Faza menderita. Dia stress parah sampe-sampe merkosa Kintan beberapa hari kemarin” ucap Nayla.

“nah itu, kenapa Kintan ga langsung lapor polisi?” ucap Jordi menatap Kintan yang masih berdiam diri saja melihat keadaan ini.

“emmm. Kecepetan kan gaenak di haha. Biarin Faza menderita lebih lama laah”

“aku udah kehabisan waktu”

“yasudah kalo emang mau cepet-cepet ya lakuin aja sendiri. Dasar pencemburu!”

“nay, sebenernya kamu di pihak mana?”

“aku berada di pihak yang menang hahahah. Udahlah di, kamu siap-siap aja bakal reunion sama Mamat sama Toni. Orang yang pertama kali kamu khianati ahhahaah”

Jordi yang kesal dengan ucapan Nayla langsung menuju ke tubuhnya dan langsung menghujamkan penisnya ke dalam vagina Nayla. Jordi memompa vagina Nayla cukup kasar sehingga suara alat kelamin mereka terdengar cukup keras. Jodi yang tak mau kalah juga melakukan hal yang sama kepada Kintan dan desahan mereka bergema di ruangan itu hingga pagi menjelang.

*****
Pagi hari

Jam sudah menunjukkan pukul 04.47. Aku dibangunkan oleh Zakiyah yang tidur disebelahku. Aku benar-benar kelelahan tadi malam bahkan aku tidak sempat memeriksa HP-ku barangkali ada info dari Tama yang aku mintai tolong menjaga Zahra.

Mataku masih sangat berat untuk bisa bangun dengan sempurna. Namun, Zakiyah beberapa kali menggerakkan tubuhku sehingga aku merasa terganggu. Aku sedikit membalasnya dengan meremas payudaranya yang mungil itu dan membuat Zakiyah sedikit melenguh. Kegiatanku menjamah tubuh Zakiyah kulanjutkan dengan menarik kaus yang dipakainya ke atas sehingga memperlihatkan dadanya yang sengaja tidak ia bungkus dengan BH. Aku menarik tubuh Zakiyah sehingga posisinya kini berada di bawahku. Aku permainkan payudaranya menggunakan lidahku dan Zakiyah hanya mendesah namun tidak ada perlawanan. Menikmatinya pikirku. Setelah puas, aku memandang matanya dan beberapa saat kemudian dia menganggukkan kepalanya. Padahal aku tidak mengatakan apapun. Melihat reaksinya seperti itu, maka aku langsung menarik celana pendeknya beserta celana dalamnya. Aku lalu membelai pelan vaginanya dan kudengan beberapa kali Zakyah melenguh.

Beberapa saat kemudian, setelah puas aku bermain dengan vaginanya, aku melepas celana yang kupakai dan membebaskan penisku dari belenggunya. Aku menggesek-gesekkan penisku di bibir vaginanya dan sekali lagi Zakiyah terdengar melenguh dan tak berapa lama aku dorong penisku menembus bibir vaginanya.

“aahh zaa” desah Zakiyah.

Aku memompa penisku dengan kecepatan pelan. Sengaja memang. Rasanya nikmat sekali. Memang sudah lama terakhir aku menikmati tubuh wanita.

Zakiyah terus mendesah melenguh seiring pompaanku yang aku sedikit percepat. Selama bercinta, aku terus mengenggam kedua tangannya dan mataku tidak lepas memandangi wajahnya yang bergerak ke ke kanan ke kiri menikmati persenggamaan ini. Sesekali juga aku memainkan payudaranya yang sesekali memantul menggunakan lidahku.

Beberapa menit kemudian di posisi kami saat ini, aku mempercepat gerakanku karena permintaan dari Zakiyah. Hal itu membuat desahannya kian keras dan semakin jelas. Payudaranya semakin memantul-mantul menggairahkan seiring gerakanku. Aku sedikit merasakan sensasi di bagian penisku yang menandakan diriku akan mencapai orgasmenya. Tak berapa lama aku merasakan sensasi itu, penisku disiram oleh cairan yang berasal dari vagina Zakiyah dan aku langsung mencabut penisku dari vaginanya. Aku mengocok penisku di atas perut Zakiyah dan aku menyemprotkan sperma yang cukup banyak di atas perut Zakiyah. Tubuhku sengaja aku ambrukkan di atas tubuh Zakiyah, menindihnya.

“zak mereka udah bangun belum?” ucapku persis di telinganya.

“udah. Tadi sebelum bangunin kamu aku nelfon mereka. Baru bangun juga sih kayaknya”

“nengok aaahh hahaha”

“ngapain coba za haha”

“mau tau aja si Galih mainnya bener apa engga haha”

“terserah deeh haha”

Aku bangkit dari tubuh Zakiyah namun sebelumnya aku mencium bibirnya dan tangannya meremas payudaranya, aku lalu memakai pakaianku lalu berjalan menuju pintu kamarku dan langsung menuju kamar yang diisi oleh adik kelasku.

*TOKTOK*

Aku mengetuk pintu itu beberapa kali dan akhirnya Galih membukakan pintu. Ia mempersilahkanku masuk dan aku tidak mendapati dimana Nadya.

“gimana lih semalem? Hahaha”

“mantep mas hahaha”

“perawan?” ucapku berbisik.

Galih menggeleng namun ia menceritakan ia juga yang mengambil perawannya beberapa waktu lalu. Sudah gila juga mereka pikirku.

“semalem mas Faza sama mba Zakiyah juga?”

“enggaa lih. Aku capek semalem. Langsung tidur haha. Lagipula dia kan pacar temenku masa aku sikat juga haha”

“oohh iyaaa. Pacarnya mas Tama kan ya?”

Aku hanya mengangguk.

“yaudah deh lih, aku mau balik dulu. Jangan lupa nanti acara jam 9 jadi siap-siap dari jam 7”

“oke mas. siapp haha”

Aku lalu beranjak dari Galih menuju pintu kamar. Persis sebelum aku membuka gagang pintu kamar tersebut, Nadya keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk sebagai penutup tubuhnya. Hal itu sontak membuat penisku sedikit merespon. Namun aku segera mengalihkan perhatianku dan langsung pergi dari kamar itu menuju kamar ku.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.15 aku baru selesai mandi dan dihadapanku sudah ada Zakiyah yang hanya memakai pakaian dalamnya saja dan sedang bersolek.

“za, Zahra aman. Tadi ada Nayla sama Kintan bareng mereka. Kalo lo mau langsung laporin masalah ini ke polisi gak masalah. Ada gue Dimas sama Zahra yang siap jadi saksi” ucap Tama lewat pesan.

Kulihat pesan itu dikirim tadi malam pukul 23.10. Aku lalu membalasnya dengan bacaan syukur karena tidak terjadi apa-apa kepada Zahra. Jujur aku belum ada rencana lebih lanjut kepada Jordi dan Jodi karena aku masih harus mencari informasi keterkaitan mereka dengan Mamat dan Toni dan pembunuhan mas Reza. Menurutku kasus itu lebih menarik jika dibandingkan dengan kasus pemerkosaan beberapa mahasiswi. Karena perbuatan mereka sudah menyangkut nyawa seseorang.

“zaa. Buruan sihh. Udah jam berapa ini!” ucap Zakiyah yang baru selesai bersolek dan memakai pakaiannya.

“kamu juga baru selesai kan”

Aku langsung membuka tasku dan mengambil pakaian yang akan kukenakan.

Setelah semua siap, kami segera pergi dari kamar itu dan mendapati Galih dan Nadya sudah siap dan sedang menunggu di kursi dekat resepsionis. Setelah semua memeriksa barang bawaan supaya tidak ada yang tertinggal, kami langung pergi menuju lokasi yang ditunjukkan di undangan itu.

*****
Kami datang sedikit terlambat karena kami tersesat karena jalan raya di Yogyakarta benar-benar membingungkan kami. Berbeda dengan jalan raya di daerah kampus kami yang mudah sekali dimengerti.

Kami mengikuti jalannya acara yang cukup membosankan ini dengan bersenda gurau meledek Nadya dan Galih. Aku terus menanyai Nadya “keluar” berapa kali kepada Galih namun hal itu terus menerus ditutupi oleh Nadya. Kami hanya tertawa akibatnya.

Acara selesai saat jam menunjukkan pukul 11.30.

Cuaca Jogja kini sedang terik-teriknya dan kami akhirnya menghabiskan stok minuman kami yang sebanyak dua botol ukuran besar itu.

Aku secara kebetulan bertemu dengan Fatma yang merupakan wakil ketua dari organisasi yang bergerak di bidang sama sepertiku. Aku sedikit mengobrol dengannya dan topic obrolanku tidak jauh-jauh dari hubungannya dengan Boni. Menurut tuturannya Boni masih sering menghubungi dan mereka juga melakukan sex sekali lagi setelah selesai KKN.

“kapan lah sama aku fat hahaha” ucapku.

“yeeeuuu kamu kan kemarin udah dan kamu udah jadi pacarnya Rina hahaha. nanti aku dibacok sama dia”

“ya jangan sampe ketauan lah sama dia hahaha”

“dasar playboy haha”

“enak aja”

“emang bener kan hahaha”

Kami lalu berpisah karena ketuanya ingin segera pergi dari tempat itu.

Selain Fatma, aku juga bertemu dengan Ahmad yang juga merupakan wakil ketua di organisasinya. Disana aku dikenalkan oleh beberapa teman dari Winda yang menimba ilmu di tempat itu. Aku mendapatkan ucapan bela sungkawa dan juga penyemangat dari mereka. Menurut mereka Winda adalah sosok wanita yang sempurna dan beberapa dari mereka memang mengincar Winda untuk dijadikan pacar. Lebih-lebih bisa dijadikan istri. Namun takdir berkata lain. Winda sudah dipanggil oleh yang maha kuasa lebih cepat.

Aku yang memang ingin melupakan Winda, dengan berat hati harus meninggalkan Ahmad dan teman-temannya itu karena jika aku bersama mereka lebih lama, maka aku akan mengenang Winda lagi dan aku tidak tega terhadap Rina yang sekarang sudah menjadi pacarku.

Aku lalu menuju gerombolanku yang sedang membeli jajanan. Kami lalu memakan jajanan di tempat itu. jajanan yang sungguh lezat pikirku.

“kita mau kapan pulang za?” ucap Zakiyah.

“kalian besok ada kuliah ga?” ucapku ke arah Nadya dan Galih.

“ada mas hehe” ucap Galih. “kalo aku sih gaada kak haha. Kuliahnya harusnya tadi pagi cuman kan ini juga udah diizinin sama temenku” lanjut Nadya.

“ooohh yaudah berarti nanti sore kita pulang”

Kami menghabiskan makanan kami dan aku menawarkan mereka apakah ingin belanja di Jl. Malioboro atau tidak dan jawaban mereka sangat ingin sekali (haha).

Kami langsung menuju halaman parkir dan kami langsung menuju lokasi yang kami inginkan tadi.

Kami berbelanja beberapa barang dan makanan dan sebagiannya kami tujukan untuk orang yang kami sayang. Kami berputar-putar menyusuri jalan itu hingga akhirnya kami lelah dan kami memutuskan untuk beristirahat di sebuah restoran yang berada di sana.

Setelah mengisi perut dan puas belanja, kami pergi dari tempat itu menuju tempat penginapan kami. Kami membereskan pakaian dan barang bawaan kami. Setelah semua siap dan memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal, kami check out dari penginapan itu dan kami kembali ke daerah kami.

Bersambung​
Akhirnya main ama Zakiyah.....:mantap:
 
Wahh makin menarik nih misteri tewasnya winda :hore::hore: lanjutin alur ceritanya hu
Untuk update an ini, adegan ss faza sama zakiyah emang sengaja dipendekin atau cuma sebagai cameo aja hu, soalnya menurut ane sih kek agak dipaksakan gitu
Hanya berpendapat suhu :pandapeace::pandapeace:
sengaja haha. gausaj terlalu hot, yg penting tetep digarap sama faza ahaha
 
Hmmm konfliknya sudah makin terlihat...:pandajahat:
Mau ngalahin si faza tp disekelikingnya dibuat umpan...:huh:

Apa nanti ada sekuel lagi hu?
gaada sekuel haha. cukup. ane bingung mau dibawa kemana lagi cerita ini kalo ga ditamatin haha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd