Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kakak Angkatku Sayang – copas edit

Ini lanjutan pengalaman seks yang aku alami pada masa-masa tinggal bersama kak Dewi. Saat itu aku sudah rutin antar jemput kak Dewi ke kantornya. Sampai-sampai suatu hari kak Dewi dapat tugas ke kota Surabaya. Satu hal yang kebetulan dan istimewa yaitu rekan business trip kak Dewi saat itu, kak Dila. Aku dapat kabar itu seminggu sebelumnya, dijalan sewaktu aku nganterin Kak Dewi balik kerumah. Dia pun nawarin aku untuk ikut mereka. Saat itu juga aku mengiyakan tawarannya. Kemudian aku diminta untuk booking penginapan disana, malam itu juga aku hunting penginapan via booki**.com. Aku hanya pesan satu kamar dengan ukuran tempat tidur yang ekstra besar.

Tiba hari H -1, kami bertiga pun berangkat ke Surabaya naik kereta. Karena ini merupakan moment yang tidak biasa, aku sengaja minum obat stamina pria sewaktu ditengah perjalanan, in case sampai di penginapan di Surabaya kondisi langsung panas. Tiba di Surabaya sore dan kita langsung bergegas ke penginapan. Malam harinya, terlihat kak Dewi dan kak Dila langsung terlelap karena selama perjalanan mereka tidak istirahat, malahan sering aku lihat bercanda ria. Sedangkan aku tidak bisa tidur, mungkin karena obat itu. Aku banyak minum selama perjalanan sehingga dipenginapan rasa pengen kencing terus.. Otomatis, aku bolak balik ke toilet untuk pipis. Hingga yang kesekian kalinya, ketika keluar dari toilet, kak Dila sudah tidak ada di tempat tidur. “Mbak Dila.. Mbak… Mbak Dila?” Entah kenapa kupanggil dia mbak, bukannya kak. Aku panggil-panggil pelan tapi tidak ada tanda-tanda kemunculannya. Jadi, aku menunggunya sambil tiduran di pinggiran ranjang yang kosong. Belakangan kuketahui ternyata dia ada di balkon. Sekembalinya dia keruangan kamar, bukannya kembali beristirahat, dia malah mengajak aku kebalkon. Kita pun ngobrol ngalor ngidul hingga omongan kita menyerempet kearah seks. Hingga entah bagaimana ketika aku memegang penisku, rasanya keras dan panas. Dengan pelan, tangan kiri kak Dila pun spontan ikut memegang penisku yang bangun itu sedangkan tangan kanannya memegang bahuku. Diremas-remaslah penisku. Setelah beberapa saat seperti itu, dikeluarkannya senjataku itu. Lalu ia memperhatikanku dengan senyuman nakal.

“Dek.. punyamu ini juga bisa membuat aku melayang-layang..” katanya tiba-tiba.
“Maksudnya Mbak pengen dimasukin?” Aku tentu sudah tahu apa maksudnya.
“Iya.. kalo dikocokin 5 menit, kamu tahan ngga?” tantang Mbak Dila.
“kayanya sih, Mbak.. mau coba..? nih.. bisa nggak Mbak bikin aku keluar dalam 4 menit?” tantangku balik dengan perasaan campur baur. “Berani juga nih gue.” Kataku dalam hati.
“Kamu bener yakinnn?” tanyanya penuh semangat.
Tanpa menunggu jawabanku lagi, ia memegang kejantananku dan mulai mengocoknya dengan tempo sedang tapi konstan. Wah.. enak banget kocokannya. 3 menit kemudian ia jongkok lalu dijilat-jilatnya selangkanganku. Aku merasakan sesuatu yang amat sangat nikmat. Tanpa disangka-sangka Mbak Dila memegang tangan kananku lalu menuntunnya masuk ke balik tanktopnya. Ya.. itu dia!! Gunung kembarnya begitu tegang kurasakan. Tanpa disuruh lagi aku pun meremas-remasnya itu. Sementara itu ia terus saja mengocok kejantananku dengan penuh nafsu.

Semenit kemudian aku mulai merasa akan keluar. Melihat gelagatku, tanpa ampun lagi mbak Dila langsung mempercepat kocokannya. “Ahhh hampir keluar akuhh…. Aaahhhh mbakkk…sshhhhhh”. Mbak Dila membalas “enakkhhh… mmhhh….keluarin dek… hmmm…. shh… mmmhhhh…… oooaaahhhhhh”. Aku pun ngga tahan lagi. “Crot..! crot..! crot..!” spermaku nyemprot masuk ke mulut Mbak Dila. Dia lalu menjilati kejantananku dengan mimik muka penuh kepuasan.

“hahahaha Gimana Dek..? enak nggak?” tanyanya sambil tersenyum. Terlihat bekas cairan kental itu di mulut dan bibirnya.
“Wah gila Mbak.. Boleh dong kapan-kapan lagi..?” jawabku sambil nyengir.
“Boleh dong.. tapi sekarang gantian ya.. punya kamu istirahat dulu.. punya aku kamu puasin....” ujarnya dengan mimik senang.

Aku pun mengangguk. Melewati tengah malam, sekitar pukul dua dini hari, aku langsung menyerang buah dadanya yang setengah menggelembung di balik tanktop putihnya. Lebih besar punya kak Dewi memang, tapi punya mbak Dila lebih negang! Kuangkat tanktopnya dan kulumat toketnya “aaahhhh…. Dekhhh…. Hmmmmhhhhh… mainin memek akuhhhh….” ’senjata’ andalanku mulai terasa sedikit bangun kembali saat aku membuka celana pendek dan CD mbak Dila dan gesekin jari-jariku dimemeknya. Mbak Dila pun makin liar, desahnya makin intens. “hmmmhhhh…ooaaaahhhh…. Enakhhh… teruusss….” Tanpa ragu aku langsung memasukkan 2 jari ku dan mengocoknya. “aaahhhhh…. Shiiiitttt…. Aaaahhhh…. Aaaaahhhhhh….” Digerakkan maju mundur pinggulnya, desahannya tambah liar memeknya diobok-obok 2 jariku dan kini giliranku bilang ke dia. “ohhhsss.. enak mbak….hmmmhh.. keluarin aja mbakkhhh….” Aku pun makin kencang mengoboknya. Kedua tangan Mbak Dila memegang bahuku. Bergetar keras jariku didalam memeknya. Desahannya pun ikut bergetar “aaaaaaaaaaahhhh…… anjriiiiiiittttth…….. aaaaaaaahhhhhhhhhsssss..... aku keluaaaarhhhh…. Aaaaahhhh…..aaaaaaaahhhhhhhhhhsssss..” Mungkin karena kelelahan, nampaknya kak Dewi tidak terbangun walaupun suara desahan kita malam itu lumayan terdengar. Setelah beberapa saat, kita pun tertidur malam itu.

Pagi menjelang, kak Dewi bangun duluan. Dia langsung cuci muka dan bersiap-siap ngantor. Tak lama berselang mbak Dila pun menyusul siap-siap.”Lo udah mandi Dew??” kak Dewi pun nyengir “Males mandi gue La. Hahahaha… elo aja yang rajin yak” mbak Dila pun protes “Buseeed… pantesan curiga gue nih handuk kok ga basah-basah amat” Sementara itu kak Dewi memesan Grabcar. Dia pun nanya “Dek, ikut ngga sekalian? Kali mau nongkrong apa jalan-jalan kemana gitu?” Aku yang baru bangun pun belum mudeng “Hah…?? Berangkat juga nih aku ngikut ketempat kerja??” mbak Dila pun nyautin “ Hahahaha… Alaaaaahhhh biarin aja dia mah udah mandiri, bisa atur jadwal sendiri, ya kan dek?? Hahahahahaaa” Setelah mereka berdua siap, segera aku beranjak bangun buat cuci muka. “Udah pada nyarap Ka??” tanyaku. Kak Dewi nyaut: “Nih, baru mau turun nyari, sekalian cabut. Kamu tar beli sendiri aja ya??” karena aku pun masih malas, aku mengiyakan. “Iya kak beres”
 
Skips

Malam tiba. Mereka berdua balik ke penginapan. Mereka membeli makan malam buat kita ber3. Santapan bersama pun berlalu, kami santai nonton TV. Kamar pun jadi rame karena kita ketawa ketiwi liat aksi host acara komedi di Net. Selang beberapa saat kami pun satu per satu beralih ke HP masing-masing, cek notif blab bla bla, bareng-bareng ber3an diranjang. Kak Dewi sembari ngobrol dengan mbak Dila dan tak lama kemudian aku lihat mbak Dila beranjak kekamar mandi ganti baju. Keluar dari kamar mandi kulihat dia memakai tanktop dan hotpants seperti biasa saat mau tidur yang sekejap membuat anuku mulai terangsang. Aku tiba-tiba teringat dengan film porno yang pernah kutonton seminggu yang lalu. Film itu menampilkan aktifitas sex 3 some. Pikiranku pun melayang dan rupanya kak Dewi ngeh akan hal itu.

“Heh!! Bengong.. kenapaaa? Awas kesambet” katanya sembari kakinya menyenggolku.

“waduh… ada yang keras-keras nih apaan yak???” celotehnya lagi.

“aih….ketauan deh” sambut mbak Dila.

“et dah…. mau tau aja apa mau tau banget???” ledekku

“yahahaha… udah tau siihhhh” balas kak Dewi.

“yah lagian…. udah tau nanya…..” ledekku

Kak Dewi pun terpancing “yeeee ngebales aja…. Udah mulai berani ya kamu??? Dil…. Pegangin tangannya Dil…”

Seketika aku seperti akan diperkosa.

“eh busetttt…. Mau ngapainnn??? Ah.. mbakk..” kataku

Kak Dewi sigap langsung melorotin celana pendek dan CD ku.

“Uhhh…. Bangun dekkk…..” sambil meremas-remasnya dengan sedikit kasar. Lalu dia mengocoknya, dari pelan dan bertambah cepat.

“ahhh sssshhhh kak….. aaahhhh, jangan dikencengin..” kataku

Kak Dewi pun ketawa puas “kenapa ….. hah????? Ga kuat ya diperkosa??? Hahahaha”

Mbak Dila pun segera ikut andil, dia beralih meraba-raba pahaku dan melepaskan celanaku. Tak berapa lama mereka sudah sama-sama mainin batangku dengan kompaknya.

“ssshhhh……. Aaaahhhh…. Haahhhhh.. sssshhhhh…. Gilaaaa….sssshhhh.. enaaaakkk aaaahhhhh” desahku sembari memegang pundak mereka. Seakan sudah haus birahi, mereka terus saja menjilati, mengulum dan menghisap-hisap batangku. Posisinya kak Dewi di sebelah kananku dan mbak Dila di sebelah kiriku. Tanganku yang kiri meremas-remas susu mbak Dila sedang tangan yang kanan meremas susunya kak Dewi. Setelah sepuluh menit, batang kejantananku mengeras maksimal dan siap untuk ditusukkan. Kak Dewi kemudian naik ke atasku dan menyingkapkan roknya. Dan rupanya ia sudah tidak mengenakan celana dalam. Ia kemudian duduk di atas kepalaku. Dengan sengaja ia mengarahkan memeknya ke wajahku. Aku spontan menjilatinya terutama bagian di klitnya. Tanpa disuruh aku juga langsung mengarahkan jariku ke lubangnya.



“Slep.. slep.. slep..” terdengar bunyi jariku saat bergesekan dengan memek kak Dewi. Dan mbak Dila? Rupanya ia sudah membuka semua yang dia pakai. Melihatnya telanjang bulat membuat fokusku sedikit buyar. Dia lalu menduduki batangku yang sudah sangat mengeras. Tangan kirinya meraih batang kejantananku itu lalu dengan pelan ia mengarahkan senjataku itu ke lobangnya. “ jleb.. bles..” batang kejantananku sudah masuk separuh, ia mulai bergoyang ke bawah ke atas. Buah dadanya terlihat mengeras. Kedua tangannya memegang dadaku.

“Wah.. dikeroyok begini sih siapa yang nggak mau, bisa main berapa ronde nih…. Sssshhhh… Aaaahhhh…. Eeehhmmmmhhh..” celetukku sembari mengoral kak Dewi.

“berapa ronde kekhh… eehhh… ssshhhh….” Bales kak Dewi

Aku pun memasukkan jariku lebih dalam sambil terus ngejilatin klitnya.

“ aaaahhhh,,, njrit ga kuat gue…. Dekhh….. aaahhhhhh…. Ssshhhh … aaaahhhhh”

Kuisep sebentar klitnya terus kujilatin makin kenceng sambil kugerak-gerakkan jariku didalam memeknya.

“ Shittt… aahhh…. Aaaaaahhhhhhh…… ga tahanhhh…… aahhh dekkk…. Mau keluarrr…..” pinggul kak Dewi mulai maju mundur.

Jariku pun makin sedikit kasar ngemainin lubangnya

“ aaaahhhhhhhh…… fuuuckkkkkkk….. ooooooohhhhhhhhh” desah kak Dewi sambil menggoyangkan pinggulnya.

Melihat sohibnya dapet O, mbak Dila malah memelankan tempo goyanganya. Dia tersenyum kecil.

Setelah itu, kami berganti posisi. Kak Dewi tiduran dengan posisi tertelungkup. Sementara mbak Dila turun dari badanku dan berbalik arah dengan posisi DS. Lalu dengan penuh nafsu aku menancapkan dan langsung menggenjotnya dari arah belakang. “Bles.. jeb..jeb!.. jeb!” Lobangnya kutembus dengan senjataku dengan beringas. Terdengar suara lenguhan mbak Dila karena merasa nikmat. “Uhhhh.. oaaaah.. aaaaaah.. aaaaah.. Terus Dek.. Enakhhh....!” Tanganku pun tidak kalah hebatnya, buah dadanya kuremas-remas dengan gemas. Puting nya kucubit-cubit pelan. “aaahhhhh… ssshhhhh…. Iya mbakkk…… emmmmmhhhhh”

“ikutan dong..” tiba-tiba kak Dewi minta jatah lagi. Duh, hyper beneran si doi. Langsung tanganku berpindah kepantat kak Dewi dan kuraba-raba dengan nafsu. Roknya kupelorotkan hingga lepas. Pantatnya aku remas-remas dan sesekali kutampar keras hingga lama kelamaan memerah. Begitu pun pantat mbak Dila yang sangat putih, cepat sekali memerah karena kutampar-tampar. “Ayyyhhhhh….. aaahhhhh…… terussshh ayyhhh…. Ahhhssss……” desahnya. Semakin gila aku menggenjot. Aku buka belahan pantatnya, semakin dahsyat desahannya. “ooooohh…. Kamu apain pantatku aayyhhhh….. ssshhhh aaahhhhh oooooooooohhhhhhhh…… aku mau crot….” Semakin kubelah lagi pantatnya. “eemmhhh… keluarin mbak sayanghh….” Dia pun sudah tak bisa menahannya “fuckkkk!! aaaaahhhhhhh……aaaaaahhhhhhhhhhhh”

Setelah mereda, aku cabut batang kejantananku dari lobang mbak Dila lalu kubawa kak Dewi yang telah menanti turun dari ranjang. Kita bergeser kearah dinding di mana sebelahnya ada meja. Kak Dewi mengelus-elus kemaluannya sexy. Tanpa menunggu lagi, kita meninggalkan mbak Dila diranjang itu. Aku pepet kak Dewi menghadap aku dan naikkan 1 kaki kak Dewi ke atas meja. lalu kumasukkan batangku dengan dorongan yang amat keras ke lobangnya.
“aaahhhhh!!!! Jangan keras-kerassshhh..” erangnya nikmat.

Tanpa menunggu lama langsung kusodok memek kak Dewi dari tempo pelan hingga cepat.

“Aaaah..aahhhh… enakhhh, terushh… dalemin sayyhhh…. Emhhh…aaahhh”

Kuciumi lehernya “aaahhh iya kakhhh…. Ssshhh….mhhhh….. aaaahhhhhh”

Dia pun menampar-nampar pantatku membuatku makin bernafsu. “mhhh…. Enakhh yaahhhh,,aku tamparin ginihhh…. Hemhhh!!!”

“aaaahhhh…… anjing. Mhhhh…. Ssshhh…. Oooohhhh”

“heh, ngomong apahh dekhh???”


“Habis mau keluar nih, kakhh.. Di dalam atau di luar..????” aku tiba-tiba merasakan sesuatu yang nikmat akan keluar dari batangku.
“Di mukaku aja Dekhhh..aaahhhh… aahhhhhhh… kamu mau keluar sekaranghh?” tanyanya di tengah erangan nafsunya.
Lalu tanpa menjawab kutarik batang kejantananku dari lobangnya yang sedang merekah dan mengarahkannya ke kepalanya saat dia sudah berjongkok. Lalu aku menumpahkan cairan putih kental itu ke wajahnya. “Aaaaaaaahhhhh……Crot.. crot..crott.. crot.. crot!” Kasihan juga aku melihat kak Dewi, wajahnya berlepotan spermaku. “Oooohh… oooohhh…. sorry kakhhh…. Ga tahan banget” Ia tersenyum dan berkata, “Mmmhhhhh sama-sama makasih Dekhhh.. aku juga puashh.. sama juga Mbak Dilahh..”

Belakangan setelah aku lulus kuliah dan pindah ke Kalimantan karena dapat kerjaan disana, aku mendengar bahwa kak Dewi dan mbak Dila menikah dengan pacar mereka masing-masing. Mereka tidak lagi bekerja dibank, namun hanya bekerja via jual beli online buat sambilan saja. Mereka dua orang yang sangat berarti buat aku. Tiap kali mereka berkomunikasi dengan aku, selalu ada saja obrolan yang berhubungan dengan seks. Nah, bersama merekalah aku dapat pengalaman seks hebat yang akan aku kenang seumur hidupku.

Tamat
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd