Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Karma.Masa Lalu

Lakon di cerbung ini dikelilingi cewek yang kaya id sy, ayu ayu asu :D
Yang bikin tambah emosi baca nih cerita alurnya ngalor ngidul maju mundur, bny teka teki yg kaya nya mudah ditebak trnyt tebakannya meleset, sayang nya di cerita ini 1, jawaban atas teka teki hanya berjarak 2 chapter saja. Tp overall setiap saya baca cerita ini emang bikin emosi :D
Lanjutkan suhu :ampun:
jangan emosian, cepet tua om. hehehe
 
tik tok tik tok ..


duduk manis ngliat jam sambil clingak clinguk nunggu si Wulan bohay nongol :mindik:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Chapter 13 : Salah Tembak

Jalu tertegun saat polisi muda itu mencium tangannya, sesuatu yang dianggapnya janggal dan belum pernah terjadi. Karena bagi mereka kaum hitam hanyalah sapi perahan untuk menghasilkan uang dan itu sudah menjadi rahasia umum.

"Ada apa kamu mencariku?" tanya Jalu. Sekali lagi membaca nama polisi muda itu. Eko Prakoso J.

"Saya cuma mau bertanya sesuatu kepada Pak Jalu sesuai dengan informasi yang saya terima." Eko terdiam tidak meneruskan kalimatnya. Matanya menatap tajam ke arah Jalu yang tetap berdiri tidak mempersilahkanya duduk.

"Silahkan duduk, Pak!" kata Jalu setelah menyadari artti tatapan mata polisi muda itu.

"Terimakasih Pak. Panggil saya Eko, maaf kalau seragam ini mengganggu Bapak." Eko tersenyum berusaha mencairkan suasana. Lalu duduk setelah Jalu duduk lebih dulu.

"Maaf, kalau kedatangan saya mengganggu dan ini tidak ada hubungannya dengan pekerjaan saya." Eko berusaha berlaku sesopan mungkin untuk memberi kesan baik.

"Langsung saja, apa yang kamu inginkan.?" kata Jalu memotong perkataan Eko yang dianggapnya bertele tele. Puluhan tahun menjadi pengusaha Club malam dan juga berkecimpung di dunia hitam membuatnya menghindari basa basi dengan orang berseragam. Toh ujung ujungnya soal uang.

"Baik, Pak. Kedatangan saya untuk mencari informasi tentang keberadaan Adik dari Ibu saya yang bernama Lastri. Ini fhotonya. Mungkin Bapak mengetahuinya." kata Eko sambil memberikan sebuah photo.

Jalu menerima photo itu, wajah yang sangat dikenalnya. Wajah yang beberapa hari ini mengusik hatinya. Wajah seorang wanita berusia belasan tahun, ya karena photo ini pasti sudah berusia 24 tahun lebih. Lastri, ya ini pasti photo Lastri 24 tahun silam.

"Siapa nama ibumu?" Jalu bertanya tanpa melepaskan pandangannya dari photo Lastri.

"Komisari Polisi Heny Sukowati.." Eko menjawab tenang. Matanya menatap Jalu tanpa berkedip.

Jalu mengangkat wajahnya terkejut mendengar nama itu. Mata ke dua pria beda generasi itu saling bertatapan.

"Kamu anaknya Heny, kakak dari Lastri?" Jalu meningkatkan kewaspadaan. Dia tidak percaya dengan Heny. Seorang reserse yang menghalalkan segala cara untuk membongkar jaringan besar dan Jalu ada di dalamnya. Bahkan Heny pula yang menjadi otak untuk membunuhnya hingga hampir tewas. Tanpa sadar Jalu meraba bekas luka di perutnya.

"Benar, Pak. Saya putra tunggal Kompol Heny Sukowati. Kedatangan saya ingin mencari kabar keberadaan bibi saya, Lastri." kata Eko yang merasa heran dengan reaksi Jalu yang menjadi semakin dingin seperti seorang lawan yang siap menerkamnya.

"Aneh, kenapa harus bertanya kepadaku? Sudah dua puluh empat tahun aku tidak pernah bertemu dengannya sejak Lastri membawa kabur uangku." jawab Jalu. Entah kenapa dia berbohong. Jalu sendiri tidak mengetahui alasannya untuk berbohong. Dia melakukannya spontan.

******

Satria kaget saat pintu tiba tiba terbuka. Keasikannya melihat seisi ruang tamu bukan hal yang membuatnya tidak menyadari pintu pagar terbuka. Tetapi dia sedang berhayal bermesraan dengan di ruang tamu saling mengucapkan janji setia hingga mereka menjadi kakek dan nenek. Sehingga dia tidak menyadari pintu pagar terbuka dan seorang gadis masuk tanpa mengucapkan salam.

"Kamu siapa?" tanya Satria kaget melihat seorang gadis masuk begitu saja. Pertanyaan yang bodoh, dia hanya tamu di sini bahkan belum mengenal siapa pemilik rumah ini.

"Mestinya aku yang nanya kamu siapa? Ini kan rumahku. Kamu pasti Satria pacarnya Syifa, ya?' tanya gadis itu.

Deg, jantungnya bergetar saat gadis itu menyangka dia pacarnya Syifa. Satria ingin sekali mengiyakan bahwa dia adalah pacarnya Syifa, tapi bagaimana kalau ternyata Syifa tidak mengakuinya ? Bukankah itu artinya mempermalukan diri sendiri. Belum sempat Satria menjawab, Syifa datang dengan membawa nampan berisi air minum.

"Gue haus nich, lu bikin lagi ya..!" kata gadis tanpa minta persetujuan Syifa, mengambil segelas es teh manis dan meminumnya hingga habis.

"Shel...!" Syifa ingin mencegah Shelly meminum air teh manis, tapi terlambat, dalam sekejap teh manis itu sudah habis berpindah ke dalam perut Shelly. Satria melihat raut wajah Syifa yang terlihat jengkel minannya habis dalam sekejab.

"Syifa, elu punya pacar ganteng gak dikenalin ke Gue? Takut pacar lu naksir gue, ya?" goda Shelly membuat wajah Syifa bersemu merah dan tidak berani menatap Satria yang melihat ke arahnya.

"Kok elu udah balik? Katanya mau pulang jam 9, makanya gue ngajak Satria buat nemenin." kata Syifa memandang wajah sahabatnya.

"Ada barang gue yang ketinggalan, ini juga gue mau keluar lagi, nich." kata Shelly sambil mencubit pipi halus Syifa dengan gemas.

"Syifa, Syifa, buka pintu...!" Tiba tiba pintu pagar ada yang mengetuk disertai suara yang memanggil Syifa. Suara yang sangat Satria kenal, suara ayahnya Syifa. Wajah Satria langsung memucat begitu pula dengan wajah Syifa yang berubah ketakutan. Berbeda dengan Shelly yang terlihat tenang.

"Syifa, buka pintu. Ayah tahu kamu ada di dalam dengan si brengsek itu...!" suara ayah Syifa terdengar keras.

"Satria, kamu buruan ngumpet...!" kata Syifa dengan suara gugup. Dari mana ayahnya tahu dia ada di rumah Shelly.

"Ayo sini, Sat...!" Shelly bergerak mengambil gelas berisi kopi dan menarik tangan Satria masuk ke dalam ruang tengah lalu membelok masuk ke dalam kamarnya. Shlly meletakkan kopi Satria di atas meja belajarnya. "Kamu ngumpet di sini sampe aman." kata Shelly sambil keluar kamar dan menutup pintu kamar.

Satria salah tingkah sendiri, untuk ke dua kali di dalam hidupnya dia kembali berada di dalam kamar seorang gadis. Gadis pertama adalah Wulan dan gadis ke dua adalah orang yang baru beberapa menit yang lalu dikenalnya bernama Shelly. Satria duduk di spring bed empuk berseprei pink. Kamar yang harum.

Dari ruang tamu terdengar perdebatan antara Syifa dan ayahnya. Tapi Satria tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Sungguh menjengkelkan, saat dirinya sedang bahagia berdekatan dengan gadis yang dicintainya, ada saja halangannya.

Untuk meredakan rasa jengkelnya, Satria meminum kopi yang sudah menjadi hangat, dalam sekejab kopinya sudah habis. Rasa kopinya agak aneh, berbeda debgan berbagai macam kopi segala merk yang pernah dia minum. Apa yang membuat rasa kopinya menjadi aneh? Apa mungkin cuma perasaannya saja karena kopi itu dibuat oleh wanita yang sangat dicintainya? Entahlah.

Satria merebahkan tubuhnya di spring bed empuk, bantalnya sangat harum. Berbeda dengan bantalnya yang baunya tidak jelas. Gulingnya juga berbau harum. Hei, jenapa dengan dirinya? Gairahnya bangkit tiba tiba. Aneh sekali rasanya. Satria semakin erat memeluk guling Shelly dan mulai menciuminya.

Satria semakin larut dengan gairahnya yang tiba tiba datang, diciuminya guling Shelly sambil membayangkan sedang menciumi Syifa, saking asiknya Satria sehingga tidak menyadari pintu terbuka dan Shelly masuk melihat kelakuannya yang aneh bahkan mungkin dianggap kurang ajar oleh Shelly.

"Lagi apa, Sat..?" tanya Shelly mengagetkan Satria yang sedang menciumi gulingnya yang harum.

"Eh, anu ..! Syifa man?" tanya Satria berusaha mengendalikan dirinya yang sedang dibakar api birahi. Matanya nanar memandang sekujur tubuh Shely yang hanya mengenakan baju tank top dan celana pendek.

Aneh, setau Satria tadi Shelly memakai celana jeans dan kemeja. Sejak kapan gadis ini ganti baju. Kan bajunya ada di kamar ini. Satria semakin gelisah melihat penampilan Shelly sehingga Syifa agak terlupakan. Api birahi menghapus semua ingatannya dan sekarang terfokus ke tubuh molek Shelly yang sangat menakjubkan, bak gitar spanyol.

"Kamu malah nanyain Syifa? Aku gak kalah cantik dan sexy dari Syifa. Lagi pula Syifa pulang dijemput ayahnya." kata Shely smabil memutar tubuh memamerkan tubuhnya yang sexy.

Satria terpukau oleh gidaan Shelvy, birahinya semakin tidak terbendung ingin rasanya menerkam gadis itu dan memperkosanya. Tapi untungnya Satria masih bisa bertahan. Matanya terbelalak melihat Shelly tiba tiba membuka baju dan celananya dan ternyata Shelly tidak memakai pakaian dalam.

Ini gila, segila pengalamannya ngentot dengan Wulan dan Rina yang terjadi begitu saja secara spontan. Tanpa ikatan hanyalah sebuah ritual pemujaan sex belaka. Kebebasan yang menjerumuskan manusia seperti hewan.

Shelly berjalan ke arah Satria yang duduk dipinggir spring bednya. Tangannya meraih kepala Satria dan menekannya ke payudaranya yang berukuran sedang. Kulitnya yang sawo matang terlihat esotis dan halus mengundang setiap pria untuk tenggelam dalam lautan birahi yang ditawarkannya. Lautan birahi yang memabukkan dan menyimpan kenikmatan tiada tara.

Satria bukan lagi anak kemarin sore yang tidak tahu apa apa, dia sudah belajar banyak dari Wulan beberapa malam ini. Payudara bukan hanya berfungsi untuk menyusui seorang bayi. Payudara juga salah satu bagian sensitif seorang wanita untuk mengantarkannya pada kenikmatan tertinggi.

Satria mulai terbiasa dengan bentuk payudara wanita, mungkin ukuran dan bentuknya yang berbeda. Tapi fungsi dan hasiatnya pastilah sama. Satria meremas payudara Shelly yang ber cup B, Bibirnya menghisap putingnya yang sudah keras karena terangsang.

"Kamu ternyata pinter ngemut toket cewek, say....!" Shelly merintih nikmat. Rintihan yang terdengar merdu dan beberapa malam ini selalu terdengar dari mulut Wulan.

Mendapat pujian Shelly, Satria semakin bernafsu menghisap puting Shelly sambil meremas payudaranya. Tangan Satria yang satunya bergerak ke selangkangan Shelly, terasa bulu kasar yang jarang tumbuh di sisi bibir memeknya berbeda dengan memek Wulan gundul karena selalu dicukurnya. Memek Shelly ternyata sudah sangat basah. Jari telunjuk Satria mempermainkan itilnya dengan lincah membuat Shelly menjerit kecil oleh rasa nikmat.

"Gila, lu udah pengalaman ngentot, ya?" Shellymendorong Satria agar menjauh dari payudaranya. "Buka baju, masa aku saja yang telanjang." protes Shelly sambil menarik kaos Satria melewati kepalanya. Gadis itu menatap kagum dengan bentuk dada Satria yang bidang dan berotot.

Shelly berjongkok di hadapan Satria, tangannya bergerak lincah membuka ikat pinggang, kancing dan resleting celana jeans Satria, tanpa meminta ijin ditariknya celana jeans Satria terlepas dari kakinya. Mata Shelly terbelalak melihat kepala kontol Satria tidak tertutup CD yang digunakannya. Sepanjang apa kontol Satria sehingga CD yang dipakainya tidak mampu menutupi seluruh bagian kontol Satria. Shelly penasaran, dengan tidak sabar menari CD Satria hingga lepas. Matanya melotot kaget melihat ukuran kontol jumbo Satria.

"Gila, kontol kamu gede amat, Sat???" tanpa sadar Shelly memegang memeknya yang mungil apa bisa menampung kontol Satria tanpa menibulkan rasa sakit. Apa lagi stock kondomnya pasti tidak muat menampung kontol Satria. Itu artinya kalau tetap ingin ngentot dengan Satria mereka melakukannya tanpa kondom. Gila, bagaimana kalau Satria sering ngentot dengan PSK pinggir jalan yang murah meriah, bisa kena penyakit. Belom lagi resiko hamil ngentot tanpa kondom.

Sesaat Shelly merasa ragu. Tapi pengaruh obat perangsang yang diminumnya menghilangkan akal sehatnya. Shelly berdiri dan menyuruh Satria celentang. Shelly naik dan merangkak di atas tubuh Satria, rupanya dia mengambil polisi 68.

Satria sudah mengerti apa yang harus dilakukannya, lidahnya terjulur menjilati belahan memek Shelly yang menurutnya lucu. Bibir memeknya bergelambir seperti artis porno barat. Sehingga mau tidak mau Satria membuka belahan memek Shelly dengan kedua tangannya agar lidahnya bisa masuk lebih dalam lagi. Bau memek Shelly menambah nafsunya semakin membara.

Satria melenguh nikmat saat kontolnya mulai dijilati oleh Shelly, gadis itu ternyata sudah sangat berpengalaman dalam memuaskan nafsu seorang pria. Satria bisa merasakannya.

Shelly tidak pernah menyangka bisa melihat kontol sebesar ini, kontol yang hanya dilihatnya pada aktor porno barat. Antara takut dan penasaran ingin mencoba, membuatnya tidak merasakan jilatan demi jilatan Satria pada memeknya, dia lebih fokus memblowjob kontol Satria. Pengalamannya semua dikerahkan untuk menaklukkan kontol Satria yang terlihat garang.

"Udah, Shelly... Aku gak tahan...!" erang Satria yang sudah sangat ingin merasakan jepitan memek Shelly yang bentuknya unik.

"Pake kondom dulu, Sat..!" kata Shelly beranjak dari atas tubuh Satria. Shelly mengambil tas yang tergantung di dinding dan mengambil kondom terbesar yang dia punya.

Satria tetap tidur terlentang sambil memperhatikan gerak gerik Shelly yang sedang menyobek kondom dan berusaha memasangkan ke kontolnya. Ukuran kondom itu terlalu kecil sehingga sulit masuk kontolnya.

"Gak muat, Shel. Sakit.!" kata Satria. Ahirnya Shelly menyerah dan membuang kondom ke keranjang sampah.

Shelly sudah tidak perduli dengan kondom, obat perangsang yang diminum membuatnya sangat terangsang dan menginginkan kontol Satria secepatnya masuk ke dalam lobang terdalam memeknya. Shelly berjongkok di atas kontol Satria yang mengacung tegak, digenggamnya agar tepat dipintu masuk memeknya. Perlahan Shelly menurunkan pinggulnya.

"Gila, kontol kamu kegedean....!" Shelly merintih takjub melihat memeknya perlahan menelan kontol Satria hingga tidak ada bagian yang tersisa.

Satria tidak kalah takjub melihat kontolnya tertelan oleh memek Shelly. Memek ketiga yang dia masuki. Satria mengeram nikmat saat Shelly mulai bergerak pelan mengocok kontolnya dengan lembut atau mungkin Shelly merasa kesulitan karena ukuran kontolnya yang terlalu besar. Satria melihat wajah Shelly, berusaha membaca raut wajah Shelly. Sedak merasa kesakitan atau kenikmatan.

"Kontol kamu, aduhhhh memek aku kaya diperawanin lagi....sakit sakit ennnak...!" kata Shelly yang mulai terbiasa dengan ukuran kontol Satria. Memeknya mulai merasa nyaman dan cairan peluma memeknya semakin banyak mempermudah kontol Satria keluar masuk memeknya.


"Iyaaaa...memek kamu sempit banget...ennnak..!" Satria merintih nikmat, tangannya bergerilya meremas payudara indah Shelly. Kulitnya yang eksotik membuatnya terlihat semakin manis. Shelly memang tidak secantik Syifa maupun Wulan, tapi wajahnya manis tidak membosankan siapapun yang memandangnya.

"Sat....aku keluar..." Shelly mengeram menyambut orgasme pertamanya. Nafasnya seperti tertahan saat mendapatkan orgasme. "Aku di bawah, Sat....!" kata Shelly saat orgasmenya berlalu. Shelly merebahkan tubuhnya di samping Satria.

Satria menuruti kemauan Shelly, Satria segera merangkak di atas tubuh Shelly yang segera meraih kontol Satria agar tepat di lobang memeknya. Kontol Satria dengan mudah masuk ke dalam memek Shelly yang terasa kebih longgar akibat ukuran kontol Satria.

Satria langsung memompa memek Shelly dengan lembut berusaha memberi kenikmatan ke Shelly. Tidak perlu waktu lama, Shelly kembali meraih orgasme ke duanya lebih cepat dari yang pertama.

"Sat....akkku kelllluarrrrr lagi..." Shelly menjerit lebih keras dari tadi. Orgasmenyapun lebih dahsyat dari yang pertama.

Satria bangga bisa menaklukan Shelly dua kali. Tidak sia sia Wulan melatihnya untuk dapat memuaskan wanita. Sekarang dia bisa bertahan lebih lama, kontolnya tidak langsung menyemburkan pejuhnya.

Satria semakin bersemangat memompa memek Shelly dengan gerakan lebih cepat dari tadi, dia ingin segera menyudahi pertempuran ini karena teringat HPnya yang mati. Ibunya pasti sudah menghubunginya berulang ulang seperti kebiasaannya selama ini. Satria tidak mau membuat ibunya hawatir.

"Akkku mau kelllluarrrrr...!" Satria mau mencabut kontolnya yang hampir menyemburkan pejuh.

"Akku juga...!" erang Shelly sambil melingkarkan kakinya ke pinggang Satria dan menjepitnya dibantu tangannya menekan kontol Satria agar terbenam semakin dalam ke dasar memeknya. Shelly tidak ra kontol Satria keluar memeknya saat dia akan meraih orgasme. Shelly tidak perduli Satria menyemburkan pejuhnya di memeknya.

"Aduhhh aku ngecrot di memek kamu." kata Satria tidak mampu menahan orgasmenya.

"Gila, ennak banget ngentot sama kamu." Shelly tersenyum lalu melumat bibir Satria yang masih menindihnya.

********

Eko tersenyum senang, ahirnya dia bisa menemukan alamat Lastri dari Jalu. Walau bukan pekerjaan mudah mengorek keterangan dari pria itu. Dia harus mengeluarkan semua memampuannya untuk bisa meyakinkan Jalu. Perjuangannya tidak sia sia, Jalu memberikan alamat ini. Ya, ini adalah pesan ibunya untuk mencari Lastri. Salah satu pesan ibunya sudah terpenuhi.

Eko bangga pada hari pertamanya bertugas di Bogor, yang pertama kali dilakukannya sepulang kerja adalah menemui Jalu, karena salah satu petunjuk untuk menemukan Bibinya Lastri adalah Jalu. Ternyata dugaan ibunya tidak salah, Jalu mengetahui di mana Bibibya Lastri berada.

Begitu mendapatkan informasi alamat Lastri, Eko langsung menuju alamat yang diberikan Jalu dengan memakai jasa ojek online.

Sampai depan rumah Lastri, Eko melihat jam tangannya, sudah jam 9, berarti dja menghabiskan waktu cukup lama di rumah Jalu. Benar benar pria tangguh, pikirnya dengan perasaan kagum.

"Assalam mu'alaikum...!" Eko mengucapkan salam.

"Wa 'alaikum salam...!" suara seorang wanita terdengar menjawab salamnya. Apa itu suara bi Lastri. Pikir Eko.

Tidak lama pintu terbuka, seraut wajah yang sama persis dengan photo yang selalu dibawanya. Pasti ini adalah bibinya Lastri, tidak salah lagi. Eko tersenyum bahagia karena bisa memenuhi keinginan ibunya.

Berbeda dengan Lastri yang langsung pucat melihat seorang polisi berdiri di depan pintu rumahnya. Pengalaman terahjr saat polisi datang adalah untuk menangkap Satria yang terlibat tawuran hingga lawannya tewas. Dan kemudian Satria harus mendekam di penjara selama 18 bulan. Pengalaman buruk yang membuatnya trauma. Lastri merasaman matanya menjadi gelap, tubuhnya kehilangan tenaga dan tidak mampu berdiri tegak. Kesadarannya hilang.

Untung saja pada saat yang tepat Eko dapat menangkap tubuh Lastri yang jatuh pingsan. Eko segera menggendong Lastri dan membaringkannya di lantai. Eko sangat terkejut dengan kejadian yang begitu tiba tiba. Tapi sebagai seorang perwira muda yang sudah terlatih, Eko bisa .engendalikan dirinya dan tahu apa yang harus dilakukannya.

"Elu apaiin ibu gue...!" teriak seseorang. Belum sempat Ejo menjawab, sebuah tendangan mengarah ke arah kepalanya. Tendangan yang bertenaga dan terlatih, apa bila mengenainya pasti akan berakibat fatal.

Bersambung.... Gan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd