Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Satria Piningit Nusantara

FingerFive894

Suka Semprot
Daftar
14 Jul 2021
Post
4
Like diterima
316
Bimabet
BAB 1
Terlahir Dari Cangkang Telur



Di dalam sebuah goa tepatnya di tengah-tengah gunung berapi, terlihat 2 orang manusia pria dan wanita dan beberapa ekor Naga, mereka sedang mengeluarkan esensi darah dan kehidupannya, terlihat keringat bercucuran di wajah dan tubuh basah karena banyaknya keringat.

"Akhirnya kita selesai juga, semuanya sudah aku berikan kepada putra tunggal kita. Aku harap dia bisa mewujudkan keinginan kita." kata pria paruh baya itu kepada istrinya, sambil mengusap keringat di wajah dengan lengannya.

"Semoga saja...!" jawab istrinya sambil memeluk sebuah telur yang seukuran kepala gajah, wanita itu mencium telur itu dengan kasih sayang seorang ibu.

"Ayo kita tinggalkan dia, tidak perlu mengkhawatirkan putra kita. Disaat dia lahir, dia sudah mampu menjaga dirinya sendiri. Aku juga sudah memanipulasi ingatannya disaat dia lahir, agar dia lebih aman." Ajak pria paruh baya itu kepada istrinya, dan juga menjelaskan sesuatu saat melihat kekuatiran isterinya.

Wanita itu mencium lagi cangkang telur yang berisi putra tunggalnya, dengan meletakkan sesuatu kedalam cangkang telur yang tidak diketahui suaminya, ia berdiri dan sekali lagi dia memberikan perlindungan ekstra kepada putranya.
Pria paruh baya itu hanya menggelengkan kepalanya, dan tidak mencegah apa yang dilakukan wanita itu terhadap putra satu-satunya.

"Yang Mulia, ijinkan aku melindungi Tuan Muda, hingga dia bisa berkembang dan menyelesaikan tugasnya dengan sempurna." salah satu Naga yang sisiknya warna biru, dengan 2 tanduk yang bercabang tiga.

"Tidak. Biarkan dia tumbuh dengan mandiri, kalian sudah memberikan banyak esensi darah dan kehidupan untuk melindunginya.
Biarkan jiwanya tumbuh dewasa dengan melalui banyak rintangan. Saat ini kita masih menghadapi bencana jagat raya yang harus dihentikan, dan tenagamu masih sangat kita butuhkan." jawab pria paruh baya dengan tegas kepada Naga Biru itu.

"Hah, sesuai kehendak-mu, Yang Mulia." desah Naga Biru saat niatnya ditolak.
Naga Biru itu juga menciumnya dengan kasih sayang, dan disusul beberapa Naga yang jenisnya berbeda-beda. Setelah selesai semuanya, pria paruh baya itu membuka gerbang dimensi dan masuk, kemudian disusul istrinya dan semua Naga yang berada di dalam goa.

Kini di dalam goa itu menjadi kosong dan hening, hanya ada sebuah telur yang memiliki corak berwarna-warni, dan retakannya berwarna kemerahan.

2 juta tahun telah berlalu dan terlihat telur itu masih belum menetas, bahkan bergerak pun tidak. Banyak perubahan yang terjadi di luar gua itu. Kedua orang tuanya juga tidak pernah datang lagi, bahkan Naga Biru juga tidak datang.

Goa itu berada di dalam pusat bumi, tidak ada orang tahu jika di pusat bumi ada goa raksasa. Selama 2 juta tahun itu banyak siklus kehidupan yang telah berganti, jaman juga telah berubah. Banyak wajah-wajah baru sebagai pemimpin, dan banyak bermunculan adat istiadat dengan budaya yang unik.

Siang berganti malam, entah sudah berapa lama cangkang telur itu telah melewati banyaknya waktu.
Setelah melewati 2022 tahun lagi, semenjak 2 juta tahun telur itu ditinggalkan, akhirnya telur itu bergerak, retakan terlihat di setiap cangkang.
Lalu keluar sebuah tangan yang sangat kecil, kulitnya sangat halus dan berwarna putih. Kemudian, terlihat kepala dengan rambut yang hitam keluar dari cangkangnya, lalu terlihat wajah seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan.

Bayi itu membuka matanya secara perlahan dan melihat di sekitarnya. Pertama yang dia lihat adalah cahaya berwarna kemerahan, suhu di sekitarnya sangat panas, tetapi bayi itu tidak merasa dirinya kepanasan maupun terbakar.

"Hoammm..." dengan mulut kecilnya dia menguap karena masih mengantuk.
Kemudian dia terlihat malas untuk bangun dan akan tidur kembali, sambil memakan kulit cangkang telurnya. Hingga akhirnya dia tertidur lagi. Setelah usianya beranjak 1 tahun, bayi itu akhirnya terbangun lagi.

"Ahhhhhh..." bayi itu berteriak kesakitan dengan memegang kepalanya, teriakan sangat keras dan menggema di dalam goa.

Setelah beberapa menit akhirnya teriakan anak kecil itu berhenti, karena sudah tidak merasakan rasa sakit lagi.
Wajahnya yang putih semakin putih pucat karena menahan rasa sakitnya. Lalu dia terlihat linglung, ia tadi kesakitan karena menerima banyak informasi di dalam otaknya yang datang secara tiba-tiba.

"Ibu, Ayah....!" suara kecil dan lucu keluar dari mulutnya, saat memanggil kedua orang tuanya, dengan memejamkan mata, dia berusaha mengingatnya, tapi wajah kedua orang tuanya seakan-akan menghilang dari ingatan.

"Jadi begitu...!" gumam dia saat menerima informasi di kepalanya.

"Jadi aku harus mandiri agar bisa kuat. Tapi kenapa wajah ibu dan ayah menghilang" gumamnya sekali lagi dengan wajah kebingungan.

"Sudahlah, jika aku sudah kuat, aku akan mengingatnya lagi." katanya pada diri sendiri. Lalu dia melihat tubuhnya yang masih kecil, dan melihat ada cincin bermata jingga di jari manis di tangan kanannya, cincin jingga itu bisa menjadi transparan seperti warna kulitnya.

Di dalam cincin jingga itu, si bayi melihat banyak harta benda dan berbagai macam senjata. Cincin itu juga mampu menyimpan makhluk hidup dan tanaman.

Dia juga memakai kalung berlian, dengan ingatannya, kalung itu ternyata bisa menjadi sebuah jubah perlindungan yang bisa diubah sesuka hatinya.

"Jadi namaku Satria ya.. Satria.. Satria.." ujarnya kepada dirinya sendiri, dia terus mengulang namanya sendiri, yang diberikan oleh kedua orang tua untuk dia.

"Kekuatanku masih lemah, kata ibu aku harus meminum air merah itu agar bisa menjadi kuat, dan juga harus menyerap inti panas bumi dari gunung apa ini ya? Aku lupa.." gumamnya sambil mengingat perkataan Ibu. Satria juga melihat api inti bumi yang berada di tengah-tengah air merah.

Air merah yang dimaksud Satria adalah cairan sisa magma yang terkandung dalam perut anak gunung Krakatau dari sisa-sisa letusan gunung Krakatau purba.

Satria juga mencerna semua informasi yang diberikan oleh kedua orang tuanya, semua pengetahuan di Alam Semesta ini telah dia terima juga.

"Kenapa aku masih tidak mengingat lagi wajah ayah dan ibu..." gerutu Satria yang lupa dengan wajah kedua orang tuanya.

"Aduh lapar, makanan mana makanan.."
Tiba-tiba perut Satria meraung karena lapar, segera dia memakan cangkang telurnya sendiri. Dengan lahap dia menghabiskan cangkang telur itu hingga tanpa sisa.

"Uhuk... Uhuk... Minum mana minum..."
Buru-buru Satria berlari melompat ke arah magma karena cegukan setelah makan dengan terburu-buru.

Byur…

Dengan ceroboh, Satria menceburkan tubuhnya ke dalam cairan magma, yang anehnya Satria tidak meleleh maupun kesakitan saat tubuhnya masuk ke dalam cairan magma yang sangat panas.

Cairan magma diminum oleh Satria dengan rakus, seolah-olah dia sangat kehausan dan tidak minum selama bertahun-tahun. Dia meminum cairan magma itu tanpa henti hingga cairan magma itu menyusut dengan drastis.

Inti Panas Bumi menjadi gelisah saat cairan magma semakin menyusut, seakan-akan mengerti siapa yang menghabiskan cairan magma, Inti Panas Bumi buru-buru mengikuti aliran magma yang memasuki mulut Satria.

DUAAR DUARR DUARR

Seketika ledakan gunung berapi memuntahkan isi perutnya, mengakibatkan hujan abu vulkanik dan jutaan kubik material. Saat setelah inti bumi tersedot habis kedalam mulut Satria dan dia bersendawa yang mengakibatkan meletusnya gunung berapi.

Inti panas bumi terlihat senang saat tahu bahwa dia telah dipertemukan dengan seseorang yang telah ia tunggu berjuta tahun lamanya, yang ditakdirkan oleh alam sebagai penguasa negeri Nusantara.

Kini goa raksasa yang berada di gunung itu tak lagi berbentuk, bentuknya telah hancur tak karuan akibat ledakan gunung yang barusan terjadi.

Dengan polosnya, lalu Satria memeriksa sekeliling dan sudah tidak ada apapun yang menarik baginya.
Karena tempatnya yang berantakan, Satria berniat keluar dari goa tempat kelahirannya. Tetapi dia kebingungan, karena tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

"Ahhh... Aku lupa jika Ibu memberikan aku token teleportasi..." gumam Satria dengan mengeluarkan token teleportasinya dari cincin dimensi, dengan semua ingatan yang dia terima, Satria mudah memahami cara menggunakannya.

Splasssh…

Seketika Satria menghilang dari tempat dia lahir, setelah memecahkan token teleportasinya.
Lalu muncul 2 sosok transparan, pria paruh baya dan seorang wanita dewasa yang sangat cantik. Kedua orang tua itu adalah orang tua Satria dengan tubuh spiritual.

"Semoga Putra ku segera tumbuh dewasa, dan menjadi penguasa di jaman yang modern ini. Dia akan menjadi malaikat kematian bagi penguasa zalim." ujar wanita dewasa yang sangat cantik.

"Dan Putraku akan menjadi Penguasa yang dikelilingi banyak wanita" Sambung suami dari wanita cantik dewasa itu.

"Aduh!! Kenapa kamu menjewerku? Apa aku salah berkata-kata?" Sergah si suami yang melihat ekspresi istrinya yang seolah hendak memakannya hidup-hidup.

"Dia sangat tampan seperti aku... Hahaha" lanjut Ayah Satria dan tertawa, dia sangat bangga dengan ketampanan Putranya yang melebihi dia.

"Tidak tahu malu, Putra kita lebih tampan daripada kamu! Dia seperti aku, kecantikan di alam jagat raya." balas Ibu Satria dengan tatapan sinis melihat Suaminya yang berbangga diri.

"Hahaha... Ya, ya Istriku, kamu paling cantik di alam jagat raya, jika tidak, bagaimana mungkin aku memilihmu." jawab Ayah Satria kepada Istrinya.

"Huff, jika bukan karena rayuan murahan kamu itu, aku tidak akan mungkin mau menjadi pasangan hidupmu." dengus Ibu Satria yang semakin geli mengingat masa muda mereka berdua.

"Hahaha... karena itu? ayo bikin adik untuk Putra kita... Hahaha..."

"Dasar cabul, ingat kamu sudah tua, masih saja berpikir kotor." umpat Ibu Satria melihat senyum cabul Suaminya.

Wushhhh

"Hahaha.... Justru karena sikapmu ini, aku tidak bisa berpaling dari kamu..." balas Ayah Satria setelah wanita itu menghilang meninggalkan dirinya.

"Putraku, nikmati kebebasan-mu saat ini. Tumbuhlah menjadi jiwa yang matang, agar kamu bisa segera menjadi keadilan bagi negerimu itu." gumam Ayah Satria saat melihat Putranya yang akan terjatuh dari langit.

Ayah Satria hanya tersenyum tanpa berniat menolong Putranya yang akan terjatuh dan menghantam tanah.

Ayah Satria juga menghilang dari sisi gunung berapi yang meletus dan terus menerus mengeluarkan isi perutnya, dia berniat menyusul istrinya.

Wushhhh

Tetapi Ibu Satria kembali lagi, setelah suaminya yang tidak tahu malu itu pergi dari gunung yang meletus tadi.

Ibu Satria merentangkan tangannya ke atas, dari tangannya keluar energi yang sangat lembut yang mengarah pada Putranya.
Sebagai seorang Ibu, tidak mungkin tega melihat Putranya yang berumur 1 tahun mengalami luka, energi itu memberikan Satria kekuatan, agar tidak terluka saat terjatuh nanti.
Hanya manusia berilmu tinggi yang mampu memanipulasi udara sehingga mampu terbang dengan bebas di udara.

"Putraku, bukalah teknik terbang, agar kamu memiliki sayap. Selain itu pelajari semua teknik beladiri di dalam cincin dimensi-mu" ucap Ibu Satria dengan telepatinya kepada Putra kesayangan.

Ibu Satria tersenyum melihat anaknya yang sangat tampan melebihi kehidupan manapun. Lalu tubuh Ibu Satria memudar dan sekali lagi menghilang dari letusan gunung berapi itu.

Bersambung…

Note: Cerita ini adalah kelanjutan Cincin Bermata Jingga yang telah tamat di server lain dan sudah menjadi hak cipta di server tersebut. Dan Satria adalah anak dari penguasa jagat raya yang akan memimpin negeri yang bernama Nusantara.
Didalam cerita ini, lebih ke arah modernisasi karena latar belakangnya Nusantara, tak ada basis Kultivasi. Lebih kearah real time keadaan Nusantara saat ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd