Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Keadaan mengubaku menjadi seperti ini

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bab 4 Rumah Sementara
Di tengah percakapan mereka, Rara dan Sarah mengenang kembali masa-masa mereka bermain bersama di masa SD. Suasana menjadi semakin hangat ketika Rara mulai berbagi tentang hobinya saat ini, yaitu cosplay. Dengan antusias, Rara menunjukkan beberapa foto di Instagramnya yang jauh lebih berani daripada yang Sarah lihat di Facebook. Sarah, meskipun merasa tidak nyaman, mencoba untuk tetap sopan dengan menutup matanya; bagi Sarah, tampilan seperti itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang ia pegang.

"Kenapa kamu menutup mata?" tanya Rara, terkejut dengan reaksi Sarah. "Bukankah wanita itu harus tampil menawan dan membebaskan diri dari norma-norma pakaian yang mengekang?"

Rara menjelaskan bahwa ia berhijab saat SD hanya karena diwajibkan. Setelah SMP, ia memutuskan untuk melepas hijab dan berpakaian sesuai keinginannya. Lebih jauh, Rara mengungkapkan bahwa ia sangat menyukai jejepangan karena suka nonton anime dengan komik

Sarah terkejut mendengar sahabat dan berkata “kamu tidak malu ra memakai baju seperti itu, bahkan beberapa foto hampir terlanjang kamu pasang di istagram mu”, meskipun sarah agak khawatir bahwa komentarnya mungkin akan membuatnya kehilangan tempat untuk tinggal sementar, tapi ua penasaran

Rara hanya tersenyum dan berkata “kenpa harus malu Sarah, malah aku santat menyukainya, bukan nya memang pakaian yang tren sekarang memang terbuka untuk anak muda”.

Memang sarah tidak relate dengan semua itu, karena ia tinggal di pesantren yang memag di sekelilingnya memang selalu mengikuti semua norma norma, dia tidk tahu medsos yang tren sekarang, outfit anak muda sekarang, bahkan minuman dan makanan di cafe tempat sekarang ia berada sangat asing namanya, sekarang kini ia harus beradaptasi bersama sahabat kecilnya dulu dan mencoba memahami semua itu, Sarah kembali bertanya “maaf Ra apakah kamu tidak takut jika kamu dilecehkan atau di pandangi tidak sedap oleh masyrakat karena memakai baju yang seksi seperti ini, atau teman sekolahmu yang menegurmu karena posting di medsos cosplay yang seksi seperti itu”

Rara menjawab “aku tahu kamu mungkin kaget, tapi pakaian seperti ini sangat rumlah di kota seperti ini, ahkan tetangga tidak akan protes dengan apa yang kita pakai, ini bukan desa atau kampung Sarah, yang mencela ketika kita tidak menuruti norma, selain itu walaupun aku suka memakai baju seperti ini, tapi jujur aku belum pernah pacaran sama sekali, aku memang punya banyak teman laki laki, tapi aku bisa menjaga diriku, selain itu di sekolah juga teman teman juga kebanyakan memang baju sehari hari memakai baju sepertiku. Kamu ingin sebuah fakta Sarah, yang akan membuatmu kaget”

Rara melihatkan suatu gambar di sebuah situs yang membuatkku terkaget, foto seorang penceramah wanita yang sekarang sangat naik daun dengan foto bugil “kamu tahu Sarah ini foto siapa kan, kamu tahu fakta bahwa ini bukan foto asli, tapi foto hasil dari AI, banyak orang aneh yang mempunyai fantasi yang mana semakin tertutup seseorang dan ia memiliki wajah yang cantik maka semakin mereka penasaran dengan badan nya ketika terlanjang.”

Sarah hanya terpelongo menyaksikan perkembangat dunia yang semakin dasyat dari fikiran nya, kini ia bahkan merasa takut dengan dunia digital yang semakib berkembang “Dunia ini memang sudah rusak, aku kok jadi takut ya Ra”

Rara memegang tanah Sarah “kamu tidak usah khawatir Sarah, bukan berarti orang yang seperti ku yang suka memakai baju seksi ini tapi bukan berarti aku mengabaikan norma lain nya, aku masih memegang teguh apa yang dulu kamu ajarkan ketika kita sering bermain dulu saat SD, kamu yang menjadi inspirasiku dalam suka menolong, apalagi melihat anak terbuly. Juga bukan juga yang kamu lihat banyak orang yang memakai baju mini bukan berarti mereka orang jahat, banyak teman ku yang baik baik, jadi bukan melihat orang dari luar tapi dari dalam nya”.

Sarah termenung mendengar perkataan Rara, memang benar, ia kalau melihat orang yang memakai baju minim pasti buruk sangka, dan berfkir yang tidak tidak tentang orang itu, dia akan mengubah kesimpulan pemikiran nya “maaf Ra kalau aku menanyaimu hal yang sensitif tadi dan mungkin membuatmu tersiggung”

Rara menggelengkan kepalanya, “santai saja Ra, aku tidak akan tersinggung kok, santai saja”



Setelah pembicaraan yang panjang, Rara memesan GoCar untuk membawa mereka pulang. Sarah, yang belum pernah menggunakan ojek online sebelumnya, terkejut dengan kemudahan dan kenyamanan layanan tersebut. Mereka berdua dijemput oleh sebuah mobil yang mengantarkan mereka ke rumah orang tua Rara, yang ternyata sangat besar dan mewah.

Setibanya di rumah Rara, Sarah terpesona oleh kemegahan yang terbentang di depan matanya. Kekaguman itu berlipat ganda saat ia melangkah masuk ke dalam rumah yang luas dan indah itu. Rara, menyadari kekaguman Sarah, menariknya masuk dan membawanya untuk bertemu dengan ibunya.

Rara mengantarnya ke ruang tamu, Sara terkejut ada wanita canti yang sedang terlanjang sambil melihat TV. Rara memperkenalkan Ibunya, meskipun sudah berusia, masih terlihat. Sarah diperkenalkan dengan sopan, dan mereka bersalaman. Mata Sara menatap terus ke tubuh ibunya Sarah yang terlanjang seakan terhipnotis.

lalu Rara menegur nya “hei Sarah, janganmenatap ibuku terus menerus. Maaf aku belum bercerita kalau keluargak penganut nudism, jadi kita di rumah berktifitas dengan terlanjang” lalu Rara ikut melepas bajunya hingga terlajang tanpa malu dan kembali berbicara dengan ibunya untuk menceritakan tentang persahabatan mereka di SD dan segala cobaan yang telah Sarah alami belakangan ini. Ibu Rara, Amel, merasa tersentuh mendengar kisah Sarah. Dengan hati yang luas, ia tidak hanya memperbolehkan Sarah untuk menginap tetapi juga menawarinya untuk tinggal di rumah mereka.

"Kami senang bisa membantumu, Sarah. Kamu selalu diterima di sini," ujar Amel dengan lembut. Sarah, penuh rasa terima kasih, hampir tidak menemukan kata-kata yang cukup untuk mengungkapkan rasa syukurnya.

Kemudian, Rara membawa Sarah yang masih terpatung sambil menutup matanya karena sekarang ia melihat tubuh terlanjang nya Rara ke kamarnya, sebuah ruangan yang indah dan estetik, yang segera membuat Sarah terkesima lagi. Nuansa Jepang yang kental, dari hiasan dinding hingga aroma kamar, mencerminkan minat Rara pada anime dan cosplay.

Rara berucap "Kenapa harus malu, Sarah? Kita sama-sama perempuan. Lagipula, di rumah ini, aku suka kebebasan dalam hal pakaian. Buka matamu, Sara. Ini hanya kebiasaanku terlanjang di rumah," ucap Rara, mencoba menjelaskan perspektifnya tentang kebebasan dan kenyamanan pribadi.

Sarah, meskipun masih merasa tidak nyaman, perlahan membuka matanya, mencoba menghormati cara Rara dalam mengekspresikan dirinya. Ini adalah momen pembelajaran bagi Sarah, yang selama ini hidup dalam lingkungan yang sangat berbeda, dimana norma dan aturan pakaian sangat ketat.

Malam itu, di rumah Rara, Sarah mulai merenungkan tentang konsep kebebasan, identitas, dan bagaimana cara orang berbeda dalam mengekspresikan diri mereka. Tinggal di rumah Rara bukan hanya memberinya tempat perlindungan dari badai kehidupan, tetapi juga memberinya wawasan baru tentang dunia yang lebih luas dan beragam.

"Kamu tidak kepanasan kemana-mana menggunakan pakaian yang sangat tertutup bahkan jilbab? Bukankah itu membuat rambutmu jelek karena kekurangan nutrisi?" tanya Rara dengan rasa ingin tahu yang tulus.

Sarah, dengan sabar, menjawab, "Tidak, aku sudah terbiasa dengan semua pakaian ini. Memang agak panas, tapi bagi aku ini nyaman. Ini juga tentang menghormati norma dalam kepercayaanku."

Kemudian, Rara mengajak Sarah untuk mandi, melihat penampilan Sarah yang sudah kecapean dan lusuh dari perjalanan panjangnya. Saat mereka bersiap-siap ke kamar mandi, Rara bertanya lagi, "Mengapa kamu masih memakai jilbabmu? Kan di sini juga tak ada siapa-siapa?"

Sarah menjawab, "Aku malu, dan akan melepasnya saat tiba di kamar mandi."

Menghormati perasaan Sarah, Rara yang masih terlanjang memandu Sarah ke kamar mandi yang luas dan lengkap dengan fasilitas mewah, termasuk bak mandi yang selama ini hanya Sarah lihat di hotel-hotel mewah. Yang mengejutkan Sarah adalah kamar mandi tersebut tidak memiliki pintu, membuatnya merasa tidak nyaman dengan kemungkinan terlihat oleh orang lain, termasuk Rara.

Menyadari ketidaknyamanan Sarah, Rara memilih untuk meninggalkan Sarah sendirian, dengan pesan untuk kembali ke kamarnya setelah selesai mandi. Dengan Rara yang telah pergi, Sarah mulai melepas hijab dan pakaian dengan perasaan campur aduk. Ini adalah pengalaman pertamanya mandi di ruangan yang mewah dan terbuka seperti ini.

Entah kepana dia mandi saat ini dengan shower yang mengucur pada tubuh terlanjangnya seperti berbeda dengan mandi biasanya, ia seperi sangat bergairah, ia masih belum faham tentang perasaan itu, bahkan untuk pertama kalinya ia menimati mandi dengan menejelajahi semua tubuhnya karena setelah melihat tubuh terlanjang Rara dan ibu nya dalam hatinya “semoga ia bisa bertahan disini sampai hari kembali ke pondok”

Setelah mandi, Sarah kembali berpakaian lengkap dengan jilbabnya dan kembali ke kamar Rara. Pengalaman ini, meskipun menegangkan, memberi Sarah wawasan baru tentang batasan-batasan pribadi dan menghormati kebiasaan orang lain, sekaligus mempertahankan nilai-nilai yang ia anggap penting, Rara dan ibunya tidak jahat, dan dia melihat mata yang tulus dari mereka.
 
Bimabet
Ngakak sih kl yang berubah malah Rara
Bisa jadi. Dulu aja wife ane hijabers pas kerja satu kosan sama temennya yg pada seksi suka mabuk, ngerokok, dll. Malah temennya yg malu dan kebawa alim. 😄
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd