Frisha Billa
Sebelumnya aku tidak menyangka bahwa pekerjaan ku di Brunei merubah diriku seperti saat ini. Dari awal aku ingin sekali untuk bekerja diluar negeri, tapi aku ingin bekerja dengan memakai hijab. Dan ada tawaran dari Brunei seperti keinginanku disana aku bisa bekerja dengan memakai hijab. Namaku Frisha Billa Adriany, biasa dipanggil Ica, umur ku masih 19 tahun waktu itu, dan sekarang aku sudah mau masuk 21 tahun. Aku baru lulus dari sekolah ku yang berbasis pariwisata. Awalnya aku hanya berhijab seperti kebanyakan orang hijab yang simple dan tidak lebar. Tapi pekerjaan ku di Brunei merubah diriku menjadi orang yang perlahan meninggalkan hijab pendek itu. Perlahan aku mulai memakai hijab panjang sampai menutupi dadaku, bahkan aku pun ingin lebih baik lagi, aku pun kemudian memakai cadar untuk sekarang.
Aku akan mulai cerita ini dari pertama aku kerja di Brunei. Ya aku kerja disana harus nya selama 2 tahun, tapi mungkin mental ku belum kuat jadi aku hanya bertahan 1 tahun saja. Disana aku kerja di sebuah restoran, sebenarnya kerja disana sangat nyaman banyak orang yang ramah walaupun kita beda negara. Tapi mungkin memang mental ku belum kuat jadi aku selalu rindu rumah. Tapi walaupun begitu aku selalu kerja profesional dengan tidak memikirkan rumah, sampai akhirnya datang satu pekerja baru yang sama dari Indonesia, tapi yang membuat ku heran adalah tampang nya, dia seperti bukan orang Indonesia dia lebih seperti orang Bangladesh. Karena penasaran akupun bertanya ke staff disana, dan benar ternyata dia ada keturunan Bangladesh dari ayah nya. Tubuh nya pun tinggi besar, mungkin tinggi ku hanya sebatas dada nya. Dia mulai bekerja hari ini, dan aku disuruh untuk mengajari nya mengenal dulu pekerjaan yang harus dia lakukan. Saat aku menjelaskan dia mudah sekali mengerti dan sosok nya hangat jika sudah dikenal, tidak seperti pertama saat aku melihatnya. Karena hari ini restoran sedang sepi kami pun mengobrol sampai lupa kami belum sempat kenalan.
"Lupa yah kita belum kenalan, nama aku Frisha, kamu bisa panggil Ica" kataku
"Oh iyah nama ku Raaj signh, kamu boleh panggil aku apapun hehehe" balasannya dengan nada bercanda.
Dia bertanya lagi
"Umur kamu berapa ca?"
"Baru 19 tahun nanti beberapa bulan lagi masuk 20"
"Masih muda yah, aku udah 24 tahun. Kamu asli keturunan indo yah"
"Iyah asli 100 persen hihihi"
"Kalau aku ada keturunan Bangladesh"
"Iyah aku udah tau, tapi kenapa nama kamu gak ada nama Indo?" Aku menanyakan itu karena masih penasaran tentang nya.
"Iyah itu permintaan ayah ku, dia ingin aku tetep pake nama Bangladesh"
Kami pun mengobrol sampai akhirnya waktu makan siang, kemudian banyak orang yang berdatangan, kami pun mulai bekerja dan seperti kuharapkan Raaj bekerja dengan baik, dia seperti sudah berpengalaman. Dan pekerjaan hari itu berjalan lancar.
Singkat cerita karena kami sering mengobrol jadilah hubungan kami sangat akrab, lama kelamaan kami tidak hanya mengobrol di tempat kerja saja di Chat pun setiap malam setelah kerja kami selalu online. Jarang sekali sih aku memberikan no hp ku ke orang lain apalagi dia beda keyakinan dan orang yang baru kenal, tapi karena kepribadian nya yg hangat membuatku tidak tega menolak permintaan nya, jadilah kami bertukar no hp dan sejak saat itu notifikasi ku selalu tercantum nama dia.
Hingga suatu saat aku bertengkar dengan pacar ku. Aku pacaran karena memang sebelum aku kesini aku adalah orang yang selalu bergaul dengan laki-laki, berpenampilan apa ada nya dengan hijab pendek dan kadang tidak memakai hijab jika tidak banyak orang, tapi sekarang aku sudah mulai memakai gamis lebar sehingga menutupi setiap lekuk tubuhku. Kembali ke saat aku bertengkar dengan pacarku, dia marah karena dia curiga kenapa aku selalu membalas pesan nya lama dan singkat, dia curiga aku punya laki-laki lain disini. Disaat aku menjelaskan dia tidak percaya, karena kesal aku pun mematikan hp ku dan kemudian menangis, mungkin karena pikiran ku sudah kelelahan aku pun tertidur.
Saat tidur aku bermimpi sedang ada di pantai sedang memandangi laut, kemudian entah kenapa Raaj muncul kemudian menarik tangan ku sehingga kami pun berpelukan, dia kemudian mengecup kening ku, aku pun kaget dan langsung tersentak bangun dari tidur ku. Kulihat sudah jam 6 pagi akupun bergegas untuk ibadah dan siap² untuk bekerja. Entah mengapa mimpi itu seperti terngiang di pikiranku, rasa nya nyaman sekali ketika dia memeluk ku dan mengecup kening ku, aku pun kemudian sadar dan menggelengkan kepala ku.
"Ah cuma mimpi ini bukan kenyataan" pikirku.
Kemudian aku pun sampai ke tempat kerja saat ku lihat hp ku, aku melihat jam ternyata aku terlalu cepat 1 jam, dan saat data di aktifkan muncul lagi notif dari pacar ku, sekatika mood ku kacau lagi dan karena kesal aku memilih untuk mematikan hp ku dan berjalan ke samping restoran, kebetulan disana ada tempat duduk. Kemudian ada yang menepuk pundak ku.
"Hey, ngapain disini sendirian?" ternyata itu Raaj, dia berhasil membuat ku kaget
"Ih kamu ngagetin aja" balasku dengan ketus
"Hehe maaf lagian ngapain disini, kan masih lama ke jam buka"
"gak papa kok" aku berusaha menyembunyikan muka antara sedih dan kesal.
"Ca kamu kenapa keliatan sedih gitu?" dia berhasil menebak raut wajah ku.
"Gak papa kok Raaj" aku masih menyembunyikan perasaan ku.
"Ca, cerita dong kamu kenapa?, kalau kamu gitu nanti aku kerja kurang semangat nih" dia merayuku dengan nada bercanda.
Aku hanya diam tidak membalas nya, padahal dalam hati ingin sekali aku menangis tapi aku terlalu malu untuk melakukan nya.
"Ca jawab dong" akhirnya aku pun tidak tahan kemudian perlahan mulai menangis
"Ca kamu kenapa nangis?" dia mulai khawatir saat aku menangis.
"Hiks… Aku lagi berantem sama pacar ku hiks….."
"Emangnya kenapa ca?" dia terus bertanya entah kenapa aku selalu menjawab nya.
"Dia keras kepala dan tidak mau dengerin aku hiks…. Hiks…..hiks"
Setelah itu dia mengelus kepalaku yg terbungkus hijab, setelah itu dia menyuruhku untuk menceritakan nya. Aku pun menceritakan nya dan Raaj pun mendengarkan dengan baik apa yang aku ceritakan. Setelah aku bercerita dia merangkul kepalaku sehingga aku bersandar ke bahu nya, dan tangan nya pindah mengelus bahu dan tanganku. Entah apa yang kupikirkan aku tidak bisa menolak nya, begitu nyaman dan hangat sekali saat dia memperlakukan ku seperti ini.
"Udah ca jangan dipikirin, wajar lah dia begitu kan lagi Ldr jadi pasti pikiran nya sensitif. Lagian kalau dia sayang kamu pasti gak akan lama dia bakal minta maaf. Saat dia minta maaf kamu juga harus maafin dia, aku percaya kok kalian bakalan baikan lagi" dia memberiku semangat.
"Hmmm iyah Raaj makasih" aku pun masih menikmati perlakuan nya yang hangat, kemudian Raaj melihat jam nya dan hampir waktu nya para pekerja yang lain datang dia pun menyadarkan ku.
"Ca udah yu yang lain mau pada datang nih bentar lagi buka"
"Oh iyah yu, lagian ga enak kalau diliat orang nanti disangka ngapain"
"Iyah aku yang jadi pelaku bisa² dipenjara disini hehehe" dia bercanda sehingga membuat ku tersenyum.
"Makasih Raaj udah bikin aku semangat lagi" aku pun tersenyum kepada nya.
"Iyah gak papa ca, lagian kita disini bersama kalau ada masalah"
"Iyah Raaj makasih banget yah" akupun langsung beranjak tapi sebelum itu aku merasakan tangan ku dipegang Raaj saat aku berbalik dia mendekat, dan kemudian mengecup kening ku.
"Semangat yah ca, aku bakalan selalu ada buat kamu" aku hanya diam kembali tidak bisa menolak apa yang dia lakukan. Wajahku pun memerah dan aku langsung bergegas ke restoran tanpa mengucapkan sepatah kata pun ke Raaj.
"Tunggu ca kamu akan jadi miliku"
sambil ngemil 
