Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
MULUSTRASI!!

wew, salah upload.

PART 2

Pintu setengah jadi yang ada dilantai 3 tersebut gue iket dengan tali lalu gue sambungin ke pilar penyangga atap agar gak ada orang yang bisa masuk dengan mudah. Di lantai tiga yang didominasi oleh atap dan hanya meninggalkan sebagian ruangan untuk bersantai ataupun mungkin menjemur pakaian, gue yakin niat iblis gue bakal terlampiaskan mengingat Putri udah mulai menggigit-gigit jarinya. Gue mendekati Putri dengan senyum sumringah di wajah gue dan Putri yang berjalan mundur perlahan sambil bisik bisik bilang “iihh genit.... iihh genit”. Ciuman gue daratkan lagi ke bibir indahnya saat itu. Putri saat ini lebih merespon ciuman gue ketimbang waktu di balkon sebelumnya. Kami sama sama memainkan lidah dan Putri emang lebih agresif daripada sebelumnya. Kedua tangannya dilingkarinya ke leher gue selagi tangan kanan gue memegang kepala belakangnya dan tangan kiri gue memegang pinggulnya. Gue mulai menelusuri lehernya yang sedikit berkeringat itu lalu sedikit demi sedikit kami bergeser ke area dinding dimana gue sandarin dia disana. Asik menciumi lehernya sambil meninggalkan sedikit segel, kedua tangan gue berusaha menahan tangan Putri yang selalu mencoba menarik baju gue. bagi gue, jangan biarin mereka menguasai jalannya permainan karna gak seru bagi mereka sendiri nantinya dan akan membuat mereka cepat bosan.

Bibir gue mulai mengarah ke bagian dadanya yang bulat dan masih tertutup kaos oblong putihnya. Gue coba untuk masukin toket kirinya yang masih tertutup kaos itu kedalam mulut gue sambil telapak tangan kiri gue secara perlahan melata mengikuti anatomy tangan kanannya dari jarinya dan mengarah ke toket kanannya. Gue remas-remas toketnya yang bulat tersebut terasa banget beha yang dipakainya saat itu. Tangan kanan Putri yang terlepas bebas gak cuma diam. Doi mulai mencengkram rambut belakang gue dan menekankannya ke payudaranya. Gue pun mulai kalap dan rakus. Gue naikan kaos putihnya tersebut hingga terlihat bongkahan dada bulatnya yang putih bersih masih tertutup oleh beha putih. Lanjut gue turunin cup behanya dan terlihatlah puting indah coklat muda yang berbaur dengan warna kulitnya. Putingnya berukuran mini dan imut banget membuat gue pengen nyedot. Nyot nyot nyot... sedotan gue membuat Putri mendesah manja dengan nafasnya yang terengah engah. Kedua tangannya kini udah megangin kepala gue dan terus menekannya ke arah toket montok nya yang masih setengah terbuka itu. Trik gigit gemes anak kucing pun gue mainkan dan gue tarik puting indahnya dengan gigi gue yang setengah menggigit.
“aaaaaaaahhhh......... “ teriak Putri keras membuat gue kaget.
Gue berdiri memasang wajah cemas sambil tersenyum menempelkan jari telunjuk gue dibibirnya dan nyuruh dia untuk jangan bersuara keras. Bukannya panik, Putri malah mengkecup jari gue dan memasukannya ke dalam mulutnya. Oh gawdd ekspresinya saat itu membuat gue makin sange kesetanan. Gue mulai turun lagi dan membuka celana karet abu-abu yang digunakannya saat itu. Terpampang cd putih polos dengan pita pada karetnya mengeluarkan aroma-aroma menyengat yang nikmat. Aroma candu yang bakal bikin semua cowok tertunduk. Benar, aroma pepek itu emang aneh, namun meberikan candu yang berlebihan. Gue plorotin celana beserta cd nya dan terpampang jelas di depan mata gue vagina yang dulunya gue lihat masih kecil bulet sekarang udah mulai tumbuh dewasa dengan sedikit daging mengkerut dan bulu tipis tipis mohawk. Selangkangannya yang bersih membuat gue makin pengen ngejilatin setiap inchi daerah kenikmatannya. Gue mulai menjilati kemaluan Putri dengan penuh nafsu setan. Rasa asin memeknya membuat gue mabuk kepayang dan makin menggila gila. gue tuntun kedua kakinya satu persatu untuk berada di pundak gue dan tangannya Putri, tanpa aba aba dari gue langsung memegang kepala gue dan mencengkram rambut gue yang lebat setengah gondrong. Gue goyangin lidah gue keatas dan kebawah menjilati memeknya sehingga membuat liang kenikmatan Putri berdenyut denyut. Kala tangan gue masih memelintir puting susunya, dan lidah gue melakukan penetrasi ke dalam miss-v Putri, gue secara perlahan berdiri agar permainan malam ini lebih hot. Asyikk menghisap pepeknya yang nikmat itu gue dikejutkan oleh beberapa pukulan kecil pada bagian kepala gue oleh tangannya Putri yang mungil.
“aduhhh ..”
“turunin nto... itu... keliatan!!” ucap Putri dengan ekspresii wajahnya cemas.
“ keliatan apaan sih?”
“keliatan itu..... keliatan dari jaalllaaannn” jawab Putri pelan sambil terbahak bahak menahan tawanya.
“oh iya ya. Ada yang liatin lo gak”
“hahahahaha gak....... nggak kayaknya deh....” jawab Putri masih dalam keadaan menahan tawa.
Area di atas rumah ini berukuran sekitar 3 x 3 meter dengan tinggi dinding pembatas kira kira 1 meter. Jadi kalau gue ngewe sambil berdiri, orang yang berada dijalanan lagi nongkrong ataupun bermain domino gak bakalan bisa lihat. Tapi kalau gue mengangkat Putri kayak tadi, otomatis orang orang dibawah bakalan bisa ngelihat Putri dari bagian pinggang hingga kepala.

Lanjut sehabis kami ketawa bareng gue mulai lagi mendorong tubuh Putri yang mungil untuk berbaring dilantai marmer yang masih sedikit berdebu. Celana dan cd-nya yang masih terpasang di pahanya gue biarin aja. Jilmek yang sempat terhenti gue sambung lagi ketika bibir gue udah mulai mendarat di memeknya Putri dengan kedua kakinya yang terangkat setengah tertekuk di atas kepala gue. sambil mendesah pelan Putri meremas remas toketnya sendiri. belum berlangsung lama aksi tersebut kami dikejutkan lagi oleh hp Putri yang berdering.
“....? siapa?"
“gak tau....”.
Putri membalikan badannya ketika saat itu kepala gue masih berada di sela sela pahanya. Dia merangkak mencoba menjangkau hp yang entah gimana caranya udah sampai di sudut lantai kecil tersebut.
“iiihhh mami nelpon!” ucapnya perlahan
“trus gimana? Gak usah diangkat!” Jawab gue melotot, panik.
“bentar.... gue tau...”
Putri menenangkan diri dan langsung mengankat telfonnya dengan suara sayu sayu serek.
“hhmmm .... napa mih....? tidur..... hmmm gak tau... gelap. Mami dimana?... hhmmm iyaah... iayahh mih...hu’uh” dan langsung mematiin hp-nya.
“ ibu ngapain?”
“biaasaaa... nanyain anak gadis cantiknya lagi dimana hehehe” jawab Putri sambil menyipitkan matanya dan manyunin bibirnya ke arah gue.
“emg ibu lo sekarang dimana?”
“tidur.. di rumah lo. Lanjut yuk, gantung gue nih”
posisi Putri yang setengah tengkurap saat itu langsung membalikan badannya dan mendorong gue pelan hingga posisi badan gue terlentang. Dengan sigap dan profesional Putri melepaskan ikat pinggang gue dan menarik celana dan cd gue sehingga muncullah ‘tower’ sepanjang 16 cm lengkap dengan kepalanya yang sudah merah merekah. Sejenak Putri terpana melihat kontol gue. emang gak gede, tapi tegangnya bukan main. Kalau udah tegang, tuh kontol gak bisa lagi dipindahin kemana mana, gak bisa dimainin kayak belalai, kerasnya minta ampun. Sering banget nih kontol bikin gue kesusahan kalau udah tegang apalagi kalo make celana jeans. Dan memang sejak awal gue mencumbu Putri gue emang merasakan perih di sekitar palkon gue. Terpana dan dalam keadaan tengkurap di atas paha gue, Putri mulai mengocok kontol gue perlahan sambil sedikit meremas dan kelihatan gak percaya dengan kerasnya batang kontol gue.
“titit lu emg keras kayak gini tah?”
Senyum keheranan menghiasi bibirnya kala melontarkan pertanyaan itu.
“heheh mantep kan...” jawab gue sambil menaik naikan alis.
“baru kali ini sih gue ngelihat titit kayak gini” ucap Putri tetap mengocok kontol gue perlahan dan sekali kali meremas membelai zakar gue yang udah mengkal kayak tomat matang.
“haaaa... emang udah seberapa sering lu ngeliat kontol? Sering banget ya?” ledek gue menanyainya.
“ah nggak ah.. beberapa kali.... dua mungkin. Tapi nonton bokep sering” jawab Putri sambil menahan tawa kecilnya yang menggemaskan.
kocokan Putri masih berlanjut dan makin berirama. Profesionalitasnya udah gak diragukan lagi sehingga membuat gue keenakan dan meletakan kedua tangan gue dibelakang kepala layaknya bersantai sambil dilayani. Lingkaran jarinya mencengkram kuat batang kontol gue dan menggerakannya perlahan keatas dan kebawah. Cairan bening praejakulasi yang udah membasahi kepala kontol gue sesekali dimainkan oleh Putri. Melihat Putri yang sesekali melirik gue dengan puppy eyes-nya, membuat gue menyesal. Kenapa sih dia dulu pindah. Coba kalo nggak, mungkin udah gue pacarin nih cecan. Putri menghentikan sejenak kocokannya dan merapikan rambut panjangnya ke belakang dan mulai mendekatkan bibirnya hendak mengulum kontol gue.
“ehh jangan lah..” ucap gue ketika menahan kepalanya Putri.
“lahhh... emang kenapa?” tanya Putri mengkerutkan alisnya keheranan.
“gue masih pengen nyium bibir lu”
“eeeeeee....” balas Putri sambil senyum senyum gemes.
“udah, lu baringan aja coba” perintah gue kepada Putri.
Putri bangun dari posisinya yang saat itu sedang tengkurap kemudian memberikan sebuah kecupan di bibir gue lalu menarik gue dalam pangkuannya mengajak untuk berbaring bersama. Setelah posisi berbaring gue melepaskan ciuman tersebut dan menegapkan badan gue disusul melepasin celana jeans gue yang masih tergantung terbengkalai di bawah lutut gue. Putri, menyentuh bibirnya dengan jemarinya memperhatikan kontol gue dan sesekali melirik mata gue. guepun udah siap untuk bertempur dan bersiap-siap melancarkan serangan pertama. Gue pegangin kaki kirinya dengan tangan kanan gue saat tangan kiri gue megangin pangkal kontol gue yang hendak masuk ke liang kenikmatannya.
“ihhhhh jangaannn.....” teriak Putri pelan sambil menutupi pepeknya dan tangan kanannya mencoba menahan dada gue.
“lho, kenapa?” tanya gue heran.
“ takkuuttttt” jawab Putri pelan “kontol lu serem kayak gitu”.
“hah?"
“..........”
“kan lu udah pernah sayang... ngapain takut coba?” ucap gue meyakinkannya buat ngentot.
“..iiihhhhh...”
pipi dan telinga Putri memerah seketika saat gue memanggil dia dengan kata sayang.
”sakiittt... kalau titit kayak gitu dimasukin” sambungnya.
“gak sakit kok... coba bentaran aja, ntar kalo sakit gue copot dah. Ya... ya...?” balas gue yang saat itu dalam kondisi sange mencoba membuka kembali pahanya yang ditutup rapat.
“eehhhh bentar.... ada kondom?” Putri kembali menahan tubuh gue.
“aduuhh mana ada gue bawa kondom dimari”
“ ambil punya kak Tama (abang gue) aja dulu coba” perintahnya.
“ mana ada dia punya Put, orang mereka belum pernah ngentot kok”
“aaaaahhh...” rengek Putri “Gak pake kondom gue gak mau”
“ntar gue tarikk kalau mau nembak” gerutu gue rada kesel karna Putri nolak mulu.
“ntar kalo ketembak dalem gimana? Gue belum ada nih, gak minum pil juga...” jawab Putri ngambek kayak anak kucing gak dapet makan.
“ kalo nembak dalem ntar langsung gue angkutin lu ke KUA”
“alaahh alessaann” balasnya sambil ketawa ketawa geli.
“ alahh bacot”. Gue mencoba membuka lagi paha mulus Putri yang masih tertutup rapat. Putri masih bertahan mencoba menghindari entotan gue yang saat itu udah gelap mata pengen ngewe. Meronta dengan ketawa-ketawa kecil di bibirnya, Putri menjerit pelan mengulangi kata kata “bandel.. ihhh bandel”. Namanya juga cowo, apalagi kalau dah sange, kekuatannya pasti gak bisa diredam oleh apapun. Dengan tangan kiri, gue pegangin kedua pergelangan tangan mungil Putri dan menjauhkannya dari miss v yang berusaha ditutupinya. Meronta ronta diiringi tawa geli, Putri akhirnya takluk ketika tangan kanan gue berhasil membuka pahanya dan langsung menindihkan tubuh gue tepat diatas tubuh Putri. Kontol gue yang masih on fire gue cekik dan perlahan tapi pasti, gue gosokin ke bibir pepeknya yang terasa sudah mulai basah.
“aahhhhh.... aahhhhh...”
desahan pelan Putri menambah panasnya suasana dingin dimalam itu. Gue udah bersiap untuk menjebloskan si ‘ular hitam’ sedalam ‘kandang’nya.
“pelan pelan ya nto...” rintihnya dalam keadaan terlentang dengan tangan kiri gue menggenggam kuat kedua lengannya di atas kepalanya.
Palkon gue udah mulai memasuki gerbang pertama, terasa hangat dan basah bibir pepek Putri pada saat itu. Batang guepun udah mulai bergerak menyusul sang kepala dan terasa begitu sempit miss v-nya Putri yang pada saat itu secara perlahan mengangkat perutnya.
“aaaaaaaaaaahhhhh.......” teriaknya keenakan yang membuat gue kecemasan dan langsung menyumpal mulutnya dengan dengan tangan kanan gue.

Beberapa menit telah berlalu. Keringat sudah mulai membasahi leher kami walaupun malam itu terasa cuaca sangat dingin. Genjotan demi genjotan, gue merasakan nikmat yang berbeda malam itu. Bercinta dengan teman yang udah belasan tahun gak gue temui memberikan sensasi nikmat tersendiri. Kami berdua begitu larut dalam suasana panas di malam itu. Terlihat jelas bagaimana Putri begitu menikmati irama genjotan dari kontol gue yang pada awalnya sempat membuat dia panik ketakutan. Sering dia mendongakkan kepalanya dan merintih keenakan dikala gue mencoba untuk mempercepat genjotan gue. nafsu gue makin menggebu gebu. Puting toket kiri Putri yang mengintip dari balik beha dan bajunya membuat gue semakin bergairah. Sambil menggenjot memek tembem Putri yang saat itu udah mulai terasa banjir gue melepaskan kaos putihnya dan mecopot paksa behanya sehingga kedua payudara bulatnya yang mulus mulai terlihat memantul mantul keatas kebawah. Pinggang Putri yang kecil pun gue pegang dengan kuat dan tangan kanan gue mulai melata ke toket kanannya hingga tepat dibawah ketiaknya yang mulus tanpa ada guratan. Dengan jempol, gue mainkan puting susunya yang udah mulai mengeras sesekali gue remas penuh nafsu.

“aahhhh... aahhh... ahhhh...”
volume desahnya mulai meningkat. Gue gak peduli lagi karna desahan itu jugalah yang membuat gue makin berstamina. Dengan jari telunjuk, gue mengitari area puting susunya tepat di bagian areola nya yang rapi dan mulai menjepit putingnya dengan jari telunjuk dan jari tengah gue.
“nnggghhhhhhh aaahhh...” desahannya terdengar nikmat saat memejamkan matanya yang indah itu.
Gue membuka pakaian gue yang kayaknya udah mulai dibasahi keringat dan langsung memeluknya agar dia gak ngerasain dinginnya malam itu, karna gue memperhatiin bulu bulu halus di sekitar lehernya yang terkadang berdiri ketika diterpa angin lewat. Dan kamipun sudah mulai bersetubuh tanpa ada satu helai pun benang di tubuh kami.

Hanya baru menjalani beberapa gaya gue udah mulai merasa pengen nembak. Vaginanya yang begitu empuk, sempit dan hangat membuat gue tak kuasa menahan kenikmatan bercinta pada malam itu. Putri yang saat itu lagi bringas menggerakan pinggulnya sambil merangkul kedua leher gue tahu bahwa gue hampir ‘finish’.
“cabut aja... ahhh.... kalo udah...” ucapnya pelan.
Namun goyangannya makin menjadi seakan akan gak mau gue mengakhiri permainan kami malam itu. Tak kuasa menahan, gue pun buru buru mencabut kontol gue dan blassssttt.... penis gue yang baru gue tarik langsung menembakkan sperma hangat hingga bagian dada dan lehernya Putri. Lelehan kental tersebut membasahi bagian dada hingga perutnya dan sebagian lagi tertampung di pusarnya yang bersih. Gue langsung terkapar di sebelah Putri tak kuasa menahan nikmat. Dalam hati gue, gue merasa beruntung mencabut kontol gue tepat pada saat-saat gue hampir nembak. Putri yang ngos-ngosan menggosok-gosok pelan memeknya lalu pindah keatas tubuh gue lalu mengecup-ngecup kecil leher gue. Sperma yang memenuhi dada Putri juga ikut pindah ke dada gue. Jujur gue merasa jijik dengan keadaan lengket tersebut mengingat itu adalah sperma, namun pelukan hangat Putri gak bisa gue hindari mengingat pepeknya yang nikmat telah memberikan gue malam yang sangat indah. Dan kami terlelap pada malam itu dalam keadaan berpelukan beralaskan debu, berselimutkan pakaian kami yang berbau keringat.

Terbangun dipagi hari dalam keadaan masih saling berpelukan. Kami panik bergegas memasang baju masing masing dan mulai tergopoh-gopoh menyelinap turun perlahan-lahan menuju lantai dua. Jumlah kamar mandi yang gak mencukupi untuk menampung orang-orang yang ada pada hari itu membuat kami harus menunggu giliran untuk mandi. Karna Putri cewe, jadi gue nyuruh dia aja yang mandi duluan. gue pergi mengambil kopi dan merokok dulu dengan om dan sepupu gue. Mereka pada nanyain gue semalam berada dimana, dengan tawa dan kebohongan gue bilang aja kalo semalam gue nginap di tempat domino, tempat gue sering mangkal ataupun bolos sekolah dulu yang berada dekat dari rumah gue.

Beberapa jam berlalu, gue melihat bonyoknya Putri udah mulai bersiap siap untuk pergi pulang ke daerah tempat tinggalnya atau mungkin balik ke kota tempat gue dan Putri kuliah. Namun Putri gak ada disana bersama mereka. Gue panik karna gue belom minta nomor hp ataupun kontak Putri yang bisa dihubungi. Guepun bergegas mencari Putri kesana kemari di area perumahan tersebut namun hasilnya nihil. Pengen nanya nyokapnya kayaknya gak mungkin, soalnya mereka juga lagi ngobrol hahahihi bersama bokapnya, emak gue dan anggota keluarga gue yang lain. Gue lanjut bergegas kejalanan karena hampir semua mobil tamu keluarga terparkir bebas disana. Siapa tahu dia udah di mobil dan lagi tiduran, sebab semalam kami bercinta ria sehingga tidak mendapatkan tidur yang cukup. menelusuri dan mengintip satu persatu mobil yang terpakir, gue yang udah kayak curanmor dikejutkan oleh suara Putri yang berasal dari honda jazz putih di belakang gue.
“anto... ngapain kayak maling gitu? Nyariin gue yhaaa?” godanya.
“ih GR lu. Gua mah ngecheckin kursi mobil. Lengkap apa kagak” jawab gue ngeles.
“hahahahaha bego lu bo’ongnya”
“beneran, ini mah job gue”
“ bilang aja lu nyariin gue, gak usah ngeles deh”
Putri tetap maksa gue buat ngaku kalau gue lagi nyariin dia. Namun gue tetap bersikukuh kalau gue nggak nyariin dia.
“lu pergi kok gak pamit gitu sih ame gue?” ucap gue dengan nada sedikit kesel.
“lho? Pamit ngapain? Emang lu gak mau ketemu gue lagi gitu pake nyuruh gue pamit segala...”. goda Putri diiringi senyum manisnya dari dalam mobil di balik kaca jendela yang setengah terbuka.
“ gimana mau ketemu gue aja gak tau no hp lu. Berapa?”
“ hahahaha ciyee pengen ketemuan hahaha”
“apaan sih lu” jawab gue malu malu mengakui “berapaaaa?”
“hhhmmm kalo lu emang pengen ketemu gue, cari dong!”
“yaahh, gimana caranya gue nyari nomor hp lu watiii?”
“bukan nomor gue! guenya yang lu cariin!”
“oohh... Hah? Maksud lu?”
“ yyeee gue kan kuliah di ‘Universitas ANU’ (disamarkan) ya lu cariin dong”
“waaaahh jual mahal lu yeeeee”
“hahahaha...... eh lu pengen liat nggak?
“liat apaan?”
“nihh...!”
Putri yang saat itu menggunakan dress coklat polos mengangkat roknya hingga ke perut dan memperlihatkan celana dalam merah lengkap dengan pahanya yang mulus. Melihat itu gue mulai tergiur lagi dan mencoba menjangkaunya lewat jendela mobil. Bego, kenapa gak gue buka aja pintu mobilnya ya?. Tapi Putri menepis jangkauan tangan gue sambil tertawa nakal tapi pengen. Bonyok Putri pun datang dan masing-masing kami kembali bersikap normal. Gue salaman dengan bonyoknya Putri yang pamitan hendak pergi. Dan berjalanlah mobil mereka meninggalkan gue yang berdiri di pinggir jalan berharap suatu saat gue berhasil nemuin Putri lagi di kampusnya. Putri mengeluarkan kepalanya lewat jendela mobil dan melet-melet ke arah gue persis seperti yang sering dilakukannya waktu kami kecil dulu.

Besoknya pada malam hari gue bersiap balik ke kota tempat gue kuliah. selalu terbayang oleh gue Putri yang cantik dan menarik. Seperti ada sebuah perasaan berbeda ketika gue mikirin dia. Mungkin karna dulu waktu kecil gue dan Putri emang sering menghabiskan waktu bareng sehingga membuat gue langsung suka dengan dirinya walaupun kami baru bertemu lagi setelah sekian lama. Udah ngentot ya wajarlah jadi suka. Gue bertekad penuh untuk menemui Putri kembali walaupun harus tunggang langgang nyariin dirinya yang tidak diketahui lokasi pastinya.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Nah dah kelihatan asal judulnya, mencari sahabat kecil, tapi lihat putri kayak gitu ntar nyesek ga ya pas ketemu putri
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd