Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
Mulustrasi bakal diupdate kalau udah nemu yang cocok dan mirip. moon maap!!

PART 5

PATAH HATI YANG MERUBAH GUE
“Truth or Dare”

Suara gedoran pintu yang sangat keras dan tiada henti membangunkan gue dari tidur. Udara yang dingin membuat gue yakin kalau waktu itu masih pagi. Kepala gue sakit karna gue baru aja tidur sekitar pukul lima pagi. Bangke nih orang ngegedor pintu gue gak sopan amat. Guepun bangun dan berjalan ke arah pintu kos hendak membukanya. Emosi karna diganggu saat tidur membuat gue siap melayangkan bogem mentah kepada siapapun yang ngegedor pintu itu walaupun itu bapak pemilik kos. Ketika pintu dibuka gue yang lagi marah malah melunak ketika tau itu adalah Okta.
“ciluk...... baaaa” kejutnya becandain gue “siap siap ntol!”
“babi lu ngganggu gue aja” jawab gue kesel dan langsung balik ke kasur lipat yang memancarkan aroma ksatria.
“oii, malah tidur lagi, bangun oii siap siap kita ke pulau” teriak Okta.
“hhmmm...? gue nggak ikut...” jawab gue saat berusaha memejamkan mata kembali.
“gak asiik lu men, udah cepetan cuci jigong lu”
Okta menyelonong masuk dan membuka lemari baju gue. Ini orang ngapain coba? Pikir gue yang saat itu sedikit mengintip dari lipatan tangan yang menutupi mata gue. Okta lalu ngambil beberapa baju kaos dan celana pendek gue dan memasukannya ke dalam tas sandang hitam yang biasa gue pakai buat kuliah.
“nih, udah gue siapin, yuk kita cau”
“cau gigi lu, ngantuk, pergi aja lu ndiri!”
“wat de fak man? Gue udeh jemputin lu nih masa lu nggak hargain gitu, shhiitt”
“gigi lu shit, gue ngantuk!”
“tidur di perahu aja kalo ngantuk, yok lah....”
“nggak...”
“yaudah!”
Okta pun kemudian duduk di pintu kos gue yang terbuka dan membakar rokok sampuernanya.
“kalau lu gak pergi gua juga gak pergi” ucapnya santai “kalau tuh anak marah marah, gue nyalahin lu, semua salah lu”
Ucapan Okta gak gue gubris karna gue masih berusaha untuk tidur. Namun Okta masih tetap bacot-bacot ngancam gue kalau gue gak pergi. Masa bodo, gue ngantuk. Okta yang kayaknya mulai kesel megangin kaki kanan gue dan menyeret gue keluar dari kamar.
“gue tau lu gak sibuk ntol, lu harus ikut!” ucap Okta yang menyeret gue ke luar kamar kos.
“oii anjing ngapain lu? Iya iya iya gue ikut! gue ikut!” teriak gue kesel.
Gue kemudian bangun dari tidur dan berjalan menuju kamar mandi sambil mengumpat-ngumpat dan mengutuk Okta. Berangkatlah kami menuju tempat naik perahu yang berada di sekitaran pasar ikan di pinggir pantai. Selama di atas perahu gue cuma molor, tidur, karna gue masih ngantuk dan kepala gue sakit akibat dibangunin secara tidak terhormat.

Sesampainya di pinggir pantai pulau yang saat itu sepi, para cewek langsung ke bibir pantai dan mengabadikan momen jalan-jalan tersebut. Cuaca bersahabat dengan matahari yang terang membuat kulit mereka tampak lebih bagus dari aslinya. Para cowok, gue, Okta, ali dan eko menurunkan beberapa tas yang gue gak tau apa isinya. Kalau liburan dipulau cuma sehari doang ngapain bawa tas banyak kek gini? Tanya gue dalam hati. Ternyata itu bukanlah liburan sehari aja, mereka udah berencana buat nginap di pulau tersebut sampai hari jumat. Nginapnya di salah satu villa yang katanya punya omnya Okta, gue percaya aja sih kalau itu punya omnya Okta. Gue yang emang gak punya jadwal kuliah oke aja liburan lama-lama, lagian mereka juga ngambil jatah absensi. Kamipun mulai mengangkat tas-tas yang ada ke villa yang berada tak jauh dari bibir pantai tempat kami berlabuh.
“ntot, lu angketin yang ini ya”
Okta menunjuk sebuah tas pakaian besar berwarna hijau ke abu-abuan. Guepun mengambil tas tersebut dan mengangkatnya. Terdengar bunyi botol yang saling berbenturan membuat gue heran dan membuka tas tersebut. Anjiirr, tas yang berukuran besar ini dipenuhi minuman keras berbagai merek yang gue taksir mencapai puluhan botol.
“lu serius nih bawa minuman kayak gini?” tanya gue seakan gak percaya dengan keroyalan Okta saat itu (btw, acara minum-minum kami dan liburan kepantai emang disponsori Okta).
“hahaha iya coy, lu kan orangnya bertanggung jawab jadi gue percaya lu bisa ngangkat tuh tas ke atas” jawabnya.

Jalan ke villa tempat kami menginap emang gak berjarak begitu jauh dari bibir pantai, hanya saja jalanannya mendaki, becek dan berjenjang. Dari vila kami bisa melihat bibir pantai yang berada di bawah. Pokoknya asik dah lokasinya, area villa ini tergolong area pribadi dan berada lumayan jauh dari tempat penginapan dan rekreasi biasa.

Okta dan Eko udah nyiapin berbagai hal untuk menunjang aktivitas liburan kami waktu itu berupa tempat membakar daging dan memasak air dan nasi. Ali sudah mulai lompat-lompatan jungkir balik bermain dengan ombak. Gue yang bingung mau kontribusi apaan berinisiatif menarik beberapa potongan pohon mati yang berada gak jauh dari jalan menuju villa guna dijadikan sebagai tempat duduk. Lagi mempersiapkan kebutuhan liburan, suara pekik cewek-cewek cantik tadi terdengar dari arah jalan menuju villa. Mereka lari-lari berteriak kegirangan menikmati liburan gratis dan eksklusiv hari itu. Retno, cewek manis berkulit eksotis dengan toket brutalnya menggunakan bikini renang orange dan kain tipis yang diikatkan dipinggangnya serta kaca mata hitam dan topi pantai yang terbuat dari anyaman rotan. Ketatnya bikini tersebut membuat tobrutnya terlihat sesak dan mencuat dibagian pinggir kiri dan kananya. Ocha, simanis half chinese satu ini tak kalah seksi menggunakan dress pantai berwarna biru muda bermotif bunga dengan dua tali di bahunya yang mulus. Dress mini mengambang dengan rok yang dimulai dari atas perutnya hingga ke setengah paha tampak indah melambai lambai mengikuti alunan angin yang berderu. Apalagi pada bagian payudaranya tidak memakai beha sehingga bulatan payudaranya dapat disaksikan dengan bebas. Nova, si mungil cantik yang satu ini juga menarik perhatian pascol yang saat itu tertegun melihat para bidadari-bidadari tersebut. mengunakan tanktop putih yang longgar dan bikini berwarna pink yang diikat membuat keseksiannya terpancar. Bagian bawahnya menggunatkan hotpants tipis dan pastinya g-string pink yang serasi dengan bra bikininya. Yha lord, sering seringlah menyuguhi hamba dengan pemandangan seperti ini.

Kami bermain ombak, lempar-lemparan air dan banyak hal lainnya yang biasa dilakukan dipantai. Satu hal yang membuat gue happy adalah Ocha, mantan pacar ali ini bener-bener membuat gue nafsuan melihatnya. Dress tipisnya yang basah membuat bulatan payudaranya tercetak indah dengan putingnya yang terlihat samar samar berkamuflase dibalik motif bunga pakaian tersebut. Gue yang udah horny dan ngeres pengen coli, diam-diam sering mencuri kesempatan berdekatan ama doi biar bisa ngeliatin payudara indahnya dari dekat. Gue berdiri disampingnya dan memperhatiin payudaranya dari samping yang benar-benar terlihat bulat sempurna dengan tonjolan putingnya yang kayaknya mulai mengeras.
“oii, lu darii tadiiii ngeliatin toket gue mulu ah!” bentak Ocha menyadarkan gue yang lagi terpana menyaksikan toketnya. Doi menjauhi gue dan menutupin kedua payudaranya dengan kedua tangannya.
“ellaahh dikit doang ah pelit lu...” canda gue ke Ocha yang menurut gue merasa ga nyaman dengan perilaku gue saat itu.
“dikit-dikit nenek lu, padahal udah lu save kan? kalo mau lihat lebih ntar, malem, kalo gue udah mabok hahahahaha” balas Ocha kegirangan oleh kegenitannya. Diikutin tawa yang lainnya.
“hahahaha awas lu cha hati-hati di gangbang ama ni bandit-bandit” Retno ikut-ikutan dalam pembicaraan itu.
“yeee gapapa kali asalkan gue gak sadar. Apalagi kalo sikantot yg duluan haha...” goda Ocha kepada gue yang menjuluki gue dengan nama si kantot.
“uuuhhh... ditikung oii kena tikungg” riuh teman-teman yang lain mencoba memanas-manasi ali.
“lu bawa kondom kan?” goda Ocha lagi dengan senyum nakal dan menggerak-gerakan bahunya mencoba menambah panas keadaan saat itu.
“tenang, ali yang bawain buat gue”
ikutan gue membuat telinga ali makin merah dan gue pun berjalan menghampiri ali. “sorry bro, gue sodom (tikam dari belakang/hianati)”
semua makin tertawa mendengar ucapan gue.
“anjing lu ntot” balas ali yang ketawa malu malu karna dipanas panasi oleh semua orang.

usut punya usut, tujuan kepantai kali ini bukan hanya sekedar refreshing liburan melepas penat. Ada agenda tersembunyi di dalamnya yang gue baru tau ketika kami para cowo lagi ngangketin tas dan nyiapin perlengkapan. Ali yang mencoba mendapatkan kembali cintanya Ocha menjadi otak dari kegiatan liburan yang disponsori Okta ini karena dulu mereka jadiannya juga di pulau. Eko yang udah lumayan lama PDKT dengan Retno juga ingin menambah momen-momen indah PDKT-nya. Dan Nova yang katanya memiliki perasaan suka sama Okta dan baru mau memulai proses pendekatan. Ya wajarlah suka sama Okta yang ganteng, tajir dan terkenal. Gak wajar itu kalau suka sama gue.

Malam harinya kami yang sudah menyelesaikan acara makan daging bakarpun mulai beranjak ke vila guna membersihkan tubuh dari sisa sisa air pantai yang mengering oleh hembusan angin. Selesai mandi kami berkumpul di ruangan kecil berukuran tiga meter persegi di villa kayu yang memiliki dua kamar berukuran kecil. Terdapat sebuah ruangan didekat pintu yang terlihat seperti sebuah ruang tamu karna terdapat satu kursi panjang dan tiga kursi pendek beserta satu meja petak yang kecil dan semuanya terbuat dari bambu. Okta menuangkan habis sebuah minuman beralkohol rendah kedalam sebuah cerek minuman hingga tak setetespun air tersisa didalam botol tersebut. lanjut Okta menuangkan sebotol menengah minuman bermerek yang berkadar alkohol tinggi kedalam cerek yang sama.
“oke, malam ini kita main truth or dare. Yang ikut silahkan tunjuk tangan dan yang gak ikut silahkan pulang kerumah” teriak Okta hendak memulai permainan tersebut. Kami semua pun tunjuk tangan.

Kami semua setuju untuk memainkan permainan truth or dare ini dan mulai membentuk posisi melingkar. Nova duduk disebelah kiri gue, diikuti Ocha dan Retno. Sedangkan sebelah kanan gue, Okta diikuti Ali dan Eko. Sehingga membuat Eko dan Retno duduk bersebelahan. Waktu itu gue gak begitu tau gimana aturan main truth or dare ini namun kayaknya permainan kami berbeda dengan truth or dare yang biasa gue tonton di film-film. Putaran botol pertama bakal menunjuk korban dan putaran botol yang kedua menunjuk siapa yang jadi penantangnya. Namun apabila pada putaran kedua ujung botol menunjuk ke gender yang sama maka yang dipilih adalah buntut dari botol tersebut atau diputar ulang. Aturan ini emang dibikin khusus agar setiap peserta panik. Peraturan lainya adalah apabila korban memilih ‘dare’ tapi gak bisa menjalani, maka korban harus minum segelas bir dan dilanjutkan oleh ‘truth’, apabila korban juga gak bisa, maka korban harus minum satu gelas lagi sehingga permainan truth or dare kami benar benar merugikan si korban yang terpilih, sedangkan penantang, jika pertanyaan atau tantangannya mampu diselesaikan oleh si korban, maka putaran berakhir dan penantang hanya meminum satu gelas doang. Seperti inilah kira kira peraturan yang kami sepakati malam itu. Melihat pakaian cewek yang seksi malam itu gue udah menebak apa saja ‘dare’ yang akan dilakukan oleh kami para cowok. Gak bakalan jauh dari seks.

Putaran pertama pun dimulai oleh Retno. Kami semua berdebar menyaksikan botol kosong yang sedang berputar saat itu, berharap diri kami tidak menjadi korban. Putaran botol yang makin melambat akhirnya berhenti menunjuk ke arah Retno yang memulai putaran tersebut.
“aaaaaaa anjinggg” teriak Retno.
Putaran keduapun dilakukan juga oleh Retno dan membuat kami kembali was-was dan mulai menyiapkan pertanyaan atau tantangan. Dan berhentilah botol itu menunjuk ke arah gue.
“WUAHAHAHAHA!”
“ajing, jangan aneh aneh lu, ntot!” ancamnya dengan menunjuk ke muka gue
“oke ndut, truth? Or dare?” Tanya gue ke Retno dengan senyum licik.
“truth” jawab Retno tanpa pikir panjang.
“hhhmmm.... siapa... yang..... pertama kali.... mecahin perawan lo?”
peserta lainnya mulai riuh mendengarkan pertanyaan gue.
“aduuhhh bangke...” ucapnya sambil menggaruk kepalanya. “dare ajalah” Retno mengganti pilihannya kemudian meminum habis miras yang ada di gelas dan langsung mengisinya kembali.
“hahaha oke..... hmmm .... bugil lo sekarang!!” teriak gue sambil menunjuk ke arah Retno disambut tepuk tangan riuh para peserta game cowok maupun cewek.
“iihhh lu gitu aahh, gue belom mabok njing” jawab Retno yang kemudian mulai meminum lagi bir yang ada di gelas.
putaran pun dilanjutkan oleh gue karna gue yang sebelumnya menjadi penantang. Terjadi tambahan aturan dimana jika penantang hanya boleh menyuruh si korban untuk melucuti salah satu pakaiannya yang bebas dipilih oleh korban.

Putaran demi putaran botol sudah dilakukan. Cerek yang berisi miraspun udah beberapa kali diisi ulang. Kami semua sudah melepaskan satu atau lebih pakaian yang melekat di tubuh kami. Retno sekarang hanya memakai bra merah menyala dan celana dalam berwarna putih. Bener bener cinta tanah air. Tobrutnya yang seakan mau meledak tentu saja membuat semua cowok menjepitkan kaki atau menutup bagian resleting celana dengan pakaian tak terkecuali gue. Nova, si cantik putih bengkuang yang berada tepat disebelah kiri gue pun sudah melucuti dua pakaiannya, yaitu bra dan celana pendeknya sehingga hanya menyisakan tanktop abu-abu berbahan rajut yang sedikit longgar di bagian lengannya dan celana dalam berwarna coklat crem. Ocha, cewek yang manis half chinese satu ini bener-bener membuat gue ngaceng gak karuan. Sekarang Ocha hanya menyisakan bra berwarna crem yang serasi dengan warna kulitnya yang bersih begitu juga dengan cd-nya. Mata kami para pascol pun silih berganti memandangi payudara Ocha dan Retno. Mereka yang udah pada berat, gak memiliki lagi rasa malu-malu buat menyembunyiin keindahan tubuh mereka. Sedangkan kami yang cowok, eko dan ali tinggal sempak doang, Okta dan gue masih bertahan dengan memakai celana.

giliran ali yang menjadi penantang dan Retno menjadi korban.
“langsung aja dah, cape gue jawab pertanyaan” ucap Retno yang sudah senyum-senyum gak jelas.
“buka...!!” tantang ali sambil menutup kontolnya yang kayaknya udah mulai mengeluarkan sedikit cairan. Gue yang waktu itu belum pernah melihat toket telanjang secara langsung, apalagi dari cewek yang gue kenal yang merupakan temen deket gue begitu deg-degan bercampur sange menanti Retno yang saat ini sudah merogoh-rogoh punggungnya hendak melepaskan bra merahnya. Srrrreeetttt... bra merah tersebut akhirnya lepas. Retno mengangkat bra tersebut ke atas dan memutar-mutarkannya bak koboi dan melemparnya ke arah ali. Retno meremas-remas buah dadanya sambil menggoyang-goyangkan badannya dan menggigit bibirnya. Puting besarnya yang berwarna coklat digesek-geseknya dengan cepat menggunakan jari jari tangannya. Hal itu memancing riuh kami semua dengan teriakan-teriakan dari para cewek-cewek yang menyaksikan keberanian Retno. Para cowokpun mulai merubah posisi duduk masing-masing demi menyembunyikan titit yang udah mulai meronta.
“ah, cemen luuuuuu, gue aja dah bogel neh biasa aja!” ledek Retno menunjuk-nunjuk kami para cowok satu persatu.

Putaranpun dilanjutkan kembali, peserta peserta lain masih bertahan dengan memilih minum dua gelas ataupun menjawab pertanyaan daripada harus mencopot pakaian lainnya hingga Retnopun menjadi korban lagi dan kali ini Oktalah yang menjadi penantangnya.
“udah langsung aja, gue buka sempak kan?” tanya Retno.
“IYAAA...” jawab kami semua.
Tiada lagi bukti cinta tanah air di tubuh Retno. Dia sudah telanjang bulat. Dia menutupi bagian vaginanya yang berbulu lebat tersebut dengan kedua tangannya sambil sesekali ngeliatin para cowok dan menggertak agar gak begitu fokus ngeliatin vaginanya yang kayaknya udah mulai basah. Putaran lanjut dan peserta lainnya tetap bertahan. Semua udah pada berat termasuk gue yang biasanya kebal dengan alkohol. Walaupun sange karena ini pertama kalinya gue melihat cewek telanjang secara langsung, gue coba bersikap biasa aja biar gak dianggap malu-maluin.

“gue lagiiii?? aaaaaaa...” rengek Retno ketika dia ditunjuk lagi sebagai korban oleh si botol beer yang kosong. Dan sama seperti sebelumnya Okta menjadi eksekutor tantangan.
“hahahahahaha...... lu udah siap cur (lacur)??” tanyanya dengan tawa liciknya.
“aadduuhhh gue udah bugil nih” rengeknya sambil menghentakkan kedua pahanya ke lantai “truth aja deh, truth...” sambung Retno.
“hah?.....oke kalau lu mau truth. Tapi pertanyaan satu ini lu gak bakal bisa ngebohongi kita-kita”
“serah lu dah col (pascol)” jawabnya ngambek.
“diantara kami berempat, siapa yang paling pengen lu entot?” tanya Okta.
“hahahahaha mampusss lu” teriak kami semua kegirangan melihat Retno yang tak berdaya dalam permainan ini.
“heeeeeeeeeee...” rengek Retno yang langsung menegak minuman di gelas. “dare....” sambungnya dengan nada lemas.
“huhuhuuu....” ucap Okta dengan senyum licik yang kemudian berdiri tegap dan mengusap-ngusap kontolnya yang sudah menggembung di balik celana pendeknya.
“luuu lihat ini kan?” sambungnya.
“njing..”
“guueee mau luu........ ngentot bareng eko!!” teriak Okta cepat saat menunjuk Eko dan diikuti sorak kegirangan kami semua.
“oke.... gendong!!” pinta Retno sambil mengangkat kedua tangannya ke arah eko yang berada di sebelahnya.
Dengan sigap dan penuh nafsu, eko yang ngaceng dan sempoyongan menggendong Retno yang bertubuh semok dalam keadaan telanjang bulat yang sudah tampak tak sanggup lagi melanjutkan permainan. Mereka pun langsung masuk kekamar sebelah kiri yang berada dekat dengan ruang tamu.

kami berlima melanjutkan permainan dan na’as, gue pun menjadi korban dengan Nova sebagai penantangnya. Seperti biasa, gue milih truth terlebih dahulu dan Nova yang gak begitu mengenal gue pasti memberikan pertanyaan yang bakal gampang banget gue jawab.
“siapa... cewek pertama yang lu perawanin?” tanya Nova dengan suaranya yang serek serek halus.
“hahahahaaiiii...” gue pun menyodorkan gelas kecil berisi miras ke depan Nova kemudian berdiri lalu melebarkan kedua tangan gue dan berteriak...
“BELUM PERNAH...!!!”
Nova dengan tampang maboknya yang polos mengangkat gelas tersebut hendak meneguknya namun dihentikan oleh Ocha.
“aahh bo’ong lu” tuduh Ocha ke gue dalam keadaan duduk sempoyongan. “lu dulu pacaran ama Via gimana?” sambungnya.
“gue ama Via belum pernah ngapa-ngapain kelesss”
“masa’, dua tahunn heek... gak pernah ngapa ngapain” serang Ocha ke gue.
“beneran, tanya aja sendiri kalau lu gak percaya”
Perdebatan antara gue jujur atau bohong berlanjut cukup lama. Gue harus mengeluarkan beberapa fakta tentang hubungan gue dan Via yang gak bisa terbantahkan lagi ditambah ali dan Okta yang mengkomfirmasi pernyataan gue adalah benar. Ocha akhirnya mengalah dan Nova harus meneguk minuman keras di gelas kecil yang ada di depannya. Masih banyak minuman di botol yang belum dituangin namun kami yang sudah gak sanggup lagi melanjutkan permainan mulai tumbang satu persatu...

Bersambung...
 
Secara pasangan si Anto ini bkalan jadi wasit aja ... Cuma bisa kentang dan ngenes ...

... Tapi gak tahu juga ... Bisa jadi juga terima limpahan ( pelampiasan) ss dari para cewek yang gak puas dengan pasangan ( cowok ) mereka ...
 
manstaaaap hahaha. ayo dapetin ocha

:jempol:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd