Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

KING : the series

Mohon maaf suhu2 . Karena kesibukan di RL serta satu dan lain hal saya harus tiarap dulu. Tapi masih nyicil2 coretan buat bikin lanjutan seri si KING ini kok.mudah2an bisa tepat waktu.

Terimakasih semua.
Ditunggu yaa suhu kelanjutannya
 
Karena kesibukan di RL dan beberpa perkembangan dan kejadian belakangan, update cerita ini jadi agak lama, tapi paling tidak.. better late than never kan suhu2 ?

Mengenai update berikutnya, masih sama, saya tidak bisa janjikan kapan, tapi akan saya update.

Sekali lagi, saya minta maaf, selamat membaca, mudah-mudahan suka.

****

KING : Arthur Wijaya

Pintu tua itu terbuka kemudian mengayun pelan. Sesosok perempuan yang dibalut kaos dengan jaket jeans sebagai outer, dan sebuah tote bag bergambar cannabis masuk ke dalam ruangan HARING MERAH : koran kampus yang dulu sempat menjadi primadona di zamannya, tapi tidak sekarang, dimana sudah tidak ada lagi yang peduli dengan koran, palagi koran mahasiswa, digitalisasi mengubah segalanya. Tapi, mungkin karena memang minat baca para mahasiswa dimanapun sepertinya sudah mulai menurun, baik digital maupun manual.

Lihatlah, bahkan para punggawanya sendiri malas malasan untuk datang keruangan penuh debu ini. Di sisi lain, Pihak kampus sendiri juga malas memberikan dana, kalaupun ada itu benar-benar seadanya. Seperti hari ini, selain si perempuan yang baru datang ruangan Haring Merah cuma diisi dua lelaki.

Nama Haring Merah sendiri sudah menjadi joke bagi mahasiswa bahkan menjadi misteri bari para anggotanya, ada yang bilang awalnya, ini adalah taring merah, karena dulu memang terkenal akan kritiknya kepada penguasa, ada yang bilang karena pendirinya dulu adalah anak jurusan perikanan, Sekilas alasan ini cukup masuk akal, walau sebenarnya masih banyak ikan yang lebih pantas disandingkan dengan warna merah, misalnya hiu atau piranha.
Tapi sekali lagi, toh tidak ada yang peduli, terutama juga para pembaca.

Perempuan berambut pendek dan meakai kacamata dengan frame bundar ala John Lennon itu kemudian mendekati si lelaki mendekati yang duduk di pojok, seorang lelaki yang sibuk dengan earphone dan layar monitor.

“Gimana, udah kelar? ”

Si lelaki mengklik tetikus di tangan kanannya, sedetik kemudian layar berubah.

“Dikit lagi mbak, saya harus rapihin dulu”

“Gimana mau kelar, sibuk jadi joki Moba tuh mbak,” celetuk lelaki yang sibuk membersihkan kameranya.

“5 menit lagi gue tunggu”

“Si..siap mbak” jawab si pemuda menyanggupi. Terpaksa.

Si perempuan berjalan ke ruangannya, sebuah bilik kecil yang dibatasi triplek, persis seperti ruang kegiatan mahasiswa kebanyakan, sebelum kembali berbalik menoleh ke juniornya.

Muka si lelaki bersemu merah, hampir saja dia ketahuan menikmati bagian belakang seniornya yang memang luar biasa indah.

“Ada pertanyaan, kesulitan?”

Si lelaki sudah mendapatkan kesadarannya kembali. Sementara si lelaki satunya yang lebih gendut yang sekarang sibuk dengan laptopnya terlihat tertawa-tawa kecil melihat temannya kembali bingung.

“Ada pertanyaan?” Ulang si senior.
Mahasiswa berambut berantakan menghela nafas, kemudian memejamkan matanya, lalu bersuara.

“Kita harus banget ya mbak ngangkat yang ini? padahal banyak yang lebih penting lo mbak, misalnya…”

Kemudian nafas si lelaki terdengar memburu, dia kemudian melirik ke layar, kembali mengklik tetikus pelan, Diam-diam.

Sementara itu si perempuan cuma menatapnya tajam tanpa berkata apa apa, namun berefek luar biasa ; Si lelaki kemudian mendadak diam, memegang gagang kacamatanya,melepaskannya kemudian membersihkannya dengan pinggiran kemejanya,

“Maaf mbak” jawabnya pendek.

Si perempuan masih menatapnya, kemudian beralih ke lelaki yang sekarang sedang sibuk dengan laptopnya.

“Konde, ke ruangan gue, Sekarang!”

Si lelaki yang di panggil Konde menutup laptopnya dengan lemas.

“Siap mbak”

Konde kemudian bermaksud memasukkan laptopnya kedalam tas saat terdengar teriakan dari seniornya yang sudah sampai di ruangannya.

“SEKARANG!”

Konde berjalan ke ruangan seniornya sambil sempat sempatnya menoyor kepala rekannya.

“Ah elo , gue lagi kan yang kena!”

Si lelaki berkacamata cuma diam dan melanjutkan pekerjaanya, tak lama setelah Konde menghilang dari pandangan, layarnya kembali ke berubah, Dia tersenyum, kemudian tak lama, mencabut hardisk dari CPU. mengirim tugasnya yang sebenarnya sudah kelar dari tadi ke email seniornya dan kemudian menghilang dari Haring Merah.

**
“Orang itu sudah datang?”

Pertanyaan dari bapak tua berseragam batik ini cuma dijawab gelengan oleh si asisten perempuan.

Si asisten perempuan masih memandang ke arah pintu, sementara si bapak malah memandangi tubuh asistennya yang berpakaian batik seperti dirinya, tapi dengan ukuran lebih kecil yang jelas-jelas tidak cocok dengan beberapa bagian tubuhnya.

Si perempuan yang sadar diperhatikan bukannya terlihat risih, malah tersenyum dan membuat gerakan-gerakan yang makin membaut si lelaki tua di dekatnya panas dingin. Entah apa yang terjadi kalau seorang lelakai dengan pakaian hitam mulai dari atas sampai bawah tidak muncul di hadapan mereka.

“King?” tanya si perempuan yang dijawab dnegan gerak alis dan senyuman yang amat manis dari si lelaki, sampai si penanya bersemu merah.

“Kamu… beneran King yang itu?”

Kalau bapak tidak percaya, saya bisa pulang sekarang, masih banyak yang harus saya kerjakan"

“Oh, maaf, maksud saya..saya cuma tidak menyangka anda semuda ini”

King tersenyum, “Common mistake, kami yang muda memang selalu diremehkan, dalam hal apapun”

“Silahkan, ibu sudah menunggu didalam ” ucap si perempuan sambil membukakan pintu kemudian melirik si bapak yang cuma tersenyum.

Sebelum masuk, King memandang si bapak dan sekretarisnya, tersenyum, kemudian meninggalkan mereka dengan menutup pintu.

**

Di dalam ruangan tertutup tersebut, sudah ada seorang perempuan yang sedang menikmati lukisan. Dari belakang terlihat tubuh tingginya ditutup dengan gamis berwarna ungu yang sebenarnya berukuran longgar,namun karena bahannya yang agak tipis, tetap saja memperlihatkan lekuk tubuh indak pemakainya.

“Maaf saya telat” ucap King.

Si perempuan memandang lelaki di sebelahnya, mendadak lukisan itu semacam kehilangan daya tarik.

“Topeng topeng manusia” ujar si lelaki tanpa menghiraukan pandangan kagum wanita di sebelahnya.

“Ini salah satu lukisan favorit saya, karena tidak satupun dari kita yang tidak memakai topeng, cuma jenisnya saja yang berbeda-beda” Lanjut King tanpa ditanya.

“Kalia Anggraini” ucap si perempuan akhirnya menyodorkan tangan lebih dahulu.

“Senang berkenalan dengan Bu Anggraini, saya King” membalas jabat tangan si perempuan, mengangkat tangan tersebut dan mengecupnya pelan.

“Panggil Kalia saja” Si perempuan melepas genggaman tangan mereka , tapi matanya masih mengagumi mata si lelaki, mencoba mencari sesuatu disana.

“Bisa kita mulai Bu Kalia?”

“Terserah kamu saja” Jawab Wanita berjilbab rapi tersebut akhirnya.

King diam diam mengamati wanita dihadapannya,walau pernah beberapa kali melihatnya di media, ini pertama kalinya di dia berhadapan langsung dengan wanita kader partai Mata Angin Perubahan ini, kulitnya kecoklatan dan yang paling istimewa adalah bibir tipisnya yang menggoda.

“Saya tidak tahu apa ibu memang butuh saya, karena saya pikir ibu sudah punya cukup tim untuk pertarungan ini” Si lelaki mengambil insiatif unfuk duduk duluan di sofa yang sudah tersedia di ruangan kecil tersebut.

‘Saya butuh kualitas. bukan kuantitas”
Jawab Kalia kemudian duduk menyusul King.

King tertawa “Ibu tau saya dari mana?”

“Dari seorang kawan”

King diam sejenak “Oh, berhijab juga, cukup vokal dan.. ”

Kalia meletakkan jari di bibir King.

“Tidak penting, yang penting,kamu bisa membantu saya memenangkan ini bukan?” lanjutnya dengan nada yang terdengar berbeda.

King memegang tangan Kalila dan menurunkannya.

“Saya tidak bisa berjanji bu, saya belum tahu peta dan garis besar pertarungan ini, tapi katakanlah, saya akan mencoba,”

“Saya suka anak muda optimis seperti kamu” ucap Kalia sambil meremas paha King.

“Jadi kamu butuh apa?” Lanjutnya sambil mengubah remasan menjadi elusan.

“Begini. Ibu sekarang menampilkan persona seorang wanita baik baik, lawan ibu pasti akan menggunakan segala cara untuk menghancurkan itu”

King mendekatkan wajahnya ke wajah Kalia.

“Untuk di awal ini, permintaan saya cuma satu...”

Kalia membalas tatapan mata pemuda tersebut.

“ Katakan “ bibir tipis indahnya bergerak pelan. Menggoda.

‘Saya mau ibu jujur, apa perselingkuhan yang sempat heboh itu benar benar terjadi?”

si Ibu membasahi lidahnya sambil memandang serius kepada King.

“Kamu mau jawaban apa?”

King tersenyum dan diam diam menyalakan sebuah alat perekam kecil di tangannya.

**

“Anjing, Kon, anjing!!”

Nafas dua insan di Bilik kecil saling berpacu.

“Dia,ngelawan aku lagi Kon”

Sambil terus memaki, perempuan terlihat menggerakkan tubuh bagian belakangnya, sementara tangannya bertumpu pada kaca jendela di hadapannya.

“Iya mbak, mbak udah bilang..uhh..berapa.. kali”

Si lelaki terus menggoyang pinggulnya, tangannya berada di pantat semok si perempuan yang belum berhenti memaki.

“Anjing..enakk. Terus Kon..ahhh”
Lelaki tersebut berusaha menjaga ritme goyangannya, tapi sangat terlihat kalau pertahanannya sudah semakin melemah.

“iya mbak, ini udah..”

“KENCENGIN KON!”

Si perempuan sedikit berteriak, membuat si lelaki sedikit takut.

“Mbak, uhmm..suaranya"

“Udah… pada balikkk .. bacot lo Kon!”

Perempuan itu ada benarnya, Di jam segini sudah jarang mahasiswa yang mampir ke bagian sayap mereka, gedung tua dan penerangan yang remang-remang memberikan kesan mengerikan.

“Cepetin Kon..cepetin Bego!!” Si perempuan menggigit bibirnya, satu tangannya masih bertumpu ke kaca sementara yang lain meremas dadanya yang tidak begitu besar.

“Iya mbak, iya” Suaranya terdengar bergetar.

Konde sekarang memajukan badannya, mencoba bergerak secepat mungkin menggoyang tubuh si perempuan dari belakang. Sementara kacamata bundar si perempuan sudah melorot ke hidung, berkali kali dibetulkan berkali kali melorot lagi.

“Ah, iyah, anjing, Gitu Kon, terus.. teruss.iyaaaa”

Konde terus bergerak, begitu juga si perempuan yang menggoyang pantat besarnya sampai kemudian si perempuan berteriak kencang penuh kenikmatan, memandang Konde ke belakang sambil mengatur nafasnya.

“Cabut!”

“Tapi mbak, saya..”

Si perempuan kemudian mendorong rekannya tersebut.

**

King terdorong ke dinding, terpojok, tapi dia menyukai ini. King terlihat melepas kemeja putihnya,kemudian menarik Kalia merapa ke tubuhnya dengan satu tangan, sementara tangan yang lain mendekap kepala, melumat bibirnya. Kain yang menutup kepala si perempun mulai acak-acakan.

“Kamu memang nekad, suamiku diluar..” bisik si perempuan setelah beberapa jeda melepas pagutan bibir King.

“Dia yang meminta saya ke dalam..mmhh” balas ketika si perempuan menggigit pelan lehernya.

Tangan si pemuda kemudian meremas pantat si perempuan.

“ibu nakal”

“kamu yang nakal sudah menggoda ibu, kamu harus dihukum!”

Kalia mengikuti permainan King Sepertinya dalam keadaan seperti ini dia suka dipanggil Ibu. Tangan perempuan tersebut kemudian bergerak meremas tonjolan di celana King. Pelan pelan tubuhnya merosot, mencium tonjolan di celana putih tersebut

“Dibuka aja bu, kita tidak punya banyak waktu”

si perempuan kemudian memandang King, tertawa kecil, mengeluarkan dan kemudian meludahi barang milik laki laki yang bukan suaminya tersebut, lanjut mengocoknya.

“Ternyata tidak seistimewa yang aku bayangkan” ucapnya tertawa. kemudian kembali menikmati, mencoba menciptakan suara kecipak basah.
Si lelaki cuma diam, menikmati servis sang ibu di hadapannya, tetapi si perempuan menangkap hal tersebut.

‘Kamu tidak tersinggung kan?’ ucapnya sambil memainkan lubang batang kenikmatan tersebut dengan ibu jari.

“Untuk perempuan yang sudah melihat entah berapa puluh yang lebih dari ini. Saya memakluminya"

King mendorong senjatanya ke mulut si perempuan, perempuan yang tidak siap, membelalakkan matanya, tapi kemudian menikmatinya. Sekarang Kalia sudah berpegangan ke paha king sementara mulutnya makin sibuk. Tangan si lelaki berada di kepala si perempuan, Sangat menikmati, tapi kemudian dia sadar, mereka tidak punya banyak waktu, tebakannya, pasangan di luar pasti sudah selesai dari tadi.

Dia mencabut kepunyaannya dari mulut Kalia.

“Nungging bu” perintahnya pelan.

Si perempuan kemudian berdiri, berpegangan pada pinggiran sofa.
Menggoyangkan pantatnya, king mengangkat gamis, kemudian menarik turun cd wanita di depannya.

**
Dengan tubuh bagian bawah yang terbuka, dan kaos polo perempuan berkacamata dan berambut pendek itu membuka emailnya.

Ada email dari Arthur Wijaya.

dengan menghisap lintingan, dia kemudian membaca email tersebut, terlihat kaget

“Anak ini sudah keterlaluan, dia tidak tau berhadapan dengan siapa”
**
 
ndak pa2 om..rl yg utama.
setia menunggu apdetan..
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd