Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG KISAH DESI, SI PRIMADONA KAMPUNG

Bimabet
ohhhh desiiu...
Cerita terbaik setela Tukang yang menukangi....
Makasih huuu...harap dilanjut
 
Suguhan Kenikmatan

***


Hari ini Desi berencana akan pergi ke rumah Abdul. Ia akan mengembalikan CD milik Abdul yang telah membuat pertengkaran antara dia dan suaminya itu. Selain itu sebenarnya Desi ingin menghilangkan rasa stresnya juga. Atau mungkin ia akan curhat pada Abdul.

Sampai di sana, Desi langsung disambut Abdul dengan ramah. Seperti biasa, Abdul tampak tampan dan gagah. Ia mengenakan kaos ketat dan celana pendek. Lekuk badan kekarnya terlihat jelas.

“Mau minum apa?” tanya Abdul.

“Apa saja.”

Kemudian Abdul ke belakang dan segera kembali dengan membawa sebuah minuman.

“Aku kira mbak ngga akan dateng,” kata Abdul.

“Panggil Desi aja.”

“Oke. Kalau begitu panggil aku juga Abdul aja ya.”

Desi mengangguk.

“Kemarin suamimu ke sini,” ucap Abdul. “Dia menceritakan semuanya. Apa bener?”

“Iya, bener.”

“Gara-gara CD-ku?”

Desi mengangguk.

“Lalu kenapa kamu bilang selingkuh? Kita tak pernah melakukan apa pun kan?”

Abdul tidak tahu bahwa sebetulnya, meskipun tak pernah 'berbuat' dengannya, Desi sudah pernah tidur dengan beberapa laki-laki.

“Apa mencium bibirku dan melepas CD-ku itu tak bisa disebut selingkuh?” Desi coba menjawab untuk menutupi fakta sebenarnya.

Abdul terdiam tak bisa menjawab. Keduanya terdiam sejenak sebelum akhirnya Abdul membuka percakapan lagi:

“Lalu bagaimana selanjutnya?”

“Selanjutnya apa?”

“Kamu dan Rohman?”

“Entahlah. Aku juga tidak tahu.”

“Memang berat, aku tahu. Aku juga pernah mengalaminya. Kamu harus benar-benar memikirkannya dengan matang. Agar keputusanmu tidak salah.”

“Terima kasih sarannya, Abdul.”

“Sama-sama. Sekarang bagaimana kalau kita berenang dulu?”

“Berenang?” tanya Desi.

“Ya. Kamu kan sudah berjanji.”

“Iya. Tapi aku lupa bawa baju renang.”

“Santai. Aku punya beberapa baju renang wanita,” jawab Abdul. “Milik adikku.”

“Hmmm. Baiklah kalau begitu.”

Abdul merasa berbunga-bunga sekali dalam hatinya.

“Ayo ikut aku.” ajak Abdul. Desi kemudian mengikuti di belakangnya.

Mereka tiba di sebuah kamar. Bukan kamar Abdul. Lalu Abdul mengambil sesuatu di lemari dan tak lama di tangannya sudah ada sebuah baju renang model bikini.

“Ini silakan dipakai.”

“Kok model gini?”

“Adanya cuma model itu.”

“Aku malu, Abdul.”

“Santai saja. Tidak ada siapa-siapa.”

“Tapi...” ucap Desi ragu.

“Gapapa kok. Ganti saja. Aku tunggu di luar ya. Aku juga mau ganti pakaianku.”

Abdul meninggalkannya sendiri. Desi agak ragu untuk memakainya. Ini baru pertama kalinya ia mengenakan model baju renang seperti itu. Tapi dalam hatinya juga ada rasa penasaran ingin mengenakannya.

Desi agak canggung saat melangkah keluar menuju kolam renang. Rupanya Abdul sudah menunggu di sana. Abdul sudah mengenakan celana renangnya. Abdul tampak terkejut melihat Desi dengan baju renangnya yang seksi.

“Wow!” Seru Abdul. “Seksi.”

Desi tersipu malu. Abdul kemudian mengajaknya ke arah kolam renang. Setelah di tepi kolam, Abdul melakukan beberapa perengangan sebelum akhirnya menceburkan diri ke dalam kolam.

“Ayo.” Ajak Abdul pada Desi yang hanya terdiam di tepi kolam.

Desi turun ke kolam dengan pelan. Dengan pelan pula dia mulai berenang. Sudah lama sekali ia tak pernah berenang. Hal itu membuat beberapa ototnya agak kaku. Mereka berdua pun lalu berenang bersama.

“Aku ambil minum dulu ya.” kata Abdul.

Abdul naik ke atas dan menuju ke dalam rumahnya. Desi memperhatikan pria arab itu. Betapa tampan dan perkasanya. Apalagi sehabis berenang seperti itu. Tak lupa juga di bagian selangkangannya yang tampak besar.

Tak lama Abdul kembali dengan minuman di kedua tangannya. Ia meletakkan di tepi kolam.

“Sini minum dulu.” Panggil Abdul. Desi menghampiri. Desi mulai terbiasa mengenakan bikini seperti itu di depan laki-laki lain.

Kemudian mereka berbincang-bincang. Banyak hal yang mereka bicarakan. Mulai dari cerita masa kecil sampai urusan pribadi.

“Gimana kalo sekarang kita balapan renang?” tanya Abdul.

“Boleh.” Jawab Desi.

“Oke. Tapi ada hukumannya ya?”

“Apa?”

“Yang kalah, dia akan dilepas bajunya oleh si pemenang.”

“Ih, curang.”

“Ngga dong,” sahut Abdul. “Kan kamu sendiri yang bilang kalo jago renang.”

“Tapi kan....”

“Gimana? Ga jadi?”

“Hmmm. Oke deh.”

Mereka berdua pun akhirnya sepakat. Perlombaan kecil-kecilan itu dimulai. Keduanya mengambil posisi masing-masing. Dalam hitungan ketiga mereka menceburkan diri ke dalam kolam dan segera berenang secepat mungkin.

Ternyata Desi yang memenangkan pertandingan itu. Tentu saja Abdul sengaja melakukannya. Ia punya tujuan lain.

“Wah. Aku kalah.” seru Abdul.

“Iya. Kamu harus melepas pakaianmu.”

“Kan kamu yang harus lepasin.”

“Ih, kamu mau ambil kesempatan ya?”

“Perjanjiannya gitu kan?”

“Oke deh.”

Dengan masih di dalam kolam, mereka berdua berdiri berhadapan. Tangan Desi langsung meraih celana renang Abdul kemudian menariknya ke bawah.

“Susah.”

“Oke. Aku duduk di pinggir saja ya.”

Abdul duduk di tepi kolam dengan kaki terjuntai ke air kolam. Sementara Desi berada di hadapannya bersiap menurunkan celana Abdul. Dengan posisi itu Desi bisa melihat selangkangan Abdul yang kian mengembung.

Desi sudah tak canggung lagi. Ia seperti mengikuti arus permainan Abdul. Ia seolah tak ada beban. Ia merasa ingin melampiaskan semua kekesalannya. Ia menghilangkan segala suntuk yang terus menghampiri pikirannya.

Ia bahkan langsung menarik celana renang Abdul sampai bawah hingga terlepas. Tampaklah kontol Abdul yang sudah setengah tegang.

“Kok lihatnya gitu?” tanya Abdul.

“Hmm. Gapapa.” Jawab Desi agak bingung.

“Kan udah sering lihat punya Rohman”

“Eh....iya.”

Abdul langsung turun ke dalam air. Kemudian ia bertanya pada Desi, “Lebih besar punya siapa”

“Ih, kok tanyanya gitu?”

“Ya kan nanya aja.”

“Ukuran ga menjamin kepuasan.”

“Tapi setidaknya ia bisa menarik perhatian pasangan,” jawab Abdul. “Lebih gede punya Rohman ya?”

“Kalo kamu bisa menang dari aku, baru aku jawab.”

“Oke. Siapa takut!”

Mereka kembali melakukan balap renang lagi. Namun kali ini sayangnya Desi harus menelan kekalahan. Terpaksa ia harus menepati janjinya.

“Sekarang, kamu harus buka baju renangmu.”

“Harus ya?”

“Iya dong. Aku juga udah.”

Desi tidak bisa lari dari hukuman itu. Ia mau tidak mau harus rela baju renangnya dilepas oleh Abdul. Abdul sendiri segera memanfaatkan kesempatannya. Ia dekati Desi dan mulai melucuti pakaiannya satu per satu.

Desi hanya pasrah dengan keadaan itu. Sampai akhirnya kini ia telah telanjang bulat meski masih di dalam air. Tapi Abdul sudah bisa menyaksikan tubuh seksi Desi. Hal itu membuat kontol Abdul mulai tegang.

“Yuk. Renang lagi.” Mereka pun kembali berenang.

Saat terasa mulai lelah, mereka ke pinggir kolam. Abdul menagih janji Desi yang lain.

“Ayo jawab pertanyaan tadi. Lebih besar punya siapa?”

“Dari keturunan aja udah bisa ketahuan.”

“Maksudnya?”

“Di mana-mana orang arab pasti gede.”

Abdul tersenyum mendengar jawaban itu. Kontolnya semakin tegang. Dengan segenap keberanian, ia mendekati Desi dan mengarahkan tangan Desi ke kontolnya.

“Hangat,” pikir Desi.

Abdul memberi isyarat pada Desi untuk mengocoknya. Desi menuruti apa yang diinginkan Abdul. Tangannya mulai melakukan kocokan di kontol Abdul. Abdul lebih memilih untuk kembali duduk di pinggiran kolam.

Kini kontol itu sudah ada tepat di hadapan Desi. Sungguh besar kontol itu. Itu adalah kontol terbesar yang pernah ia lihat secara langsung. Gagah dan perkasa. Apalagi pahanya dipenuhi oleh bulu-bulu halus khas keturunan arab. Tampaklah makin menarik perhatian. Karena ukurannya yang besar, tangan Desi hampir tak muat untuk menggenggamnya.

Kocokan tangan Desi semakin cepat. Kontol Abdul juga semakin keras. Tangannya naik turun di batas kejantanan Abdul. Abdul sendiri hanya bisa mendesah mendapatkan perlakuan seperti itu.

“Aaahhh.....aahhh.....”

Abdul kemudian menundukkan kepalanya agar bisa menggapai wajah Desi untuk menciumnya. Mereka pun terlibat dalam ciuman yang panas.

“Mmpphhh....mpphh....”

Tangan Abdul bergerak ke dada Desi. Dengan mudah ia membuka penutup payudaranya dan ia pun bisa dengan leluasa menikmati dada Desi dengan tangannya.

Setelah puas berciuman, Abdul meminta untuk melakukan oral seks di kontolnya. Sebenarnya Desi tak pernah melakukannya, tetapi melihat kegagahan dan keperkasaan Abdul, Desi menjadi tertarik. Akhirnya ia pun menyetujuinya.

Mula-mula Desi menjilati ujung kontol Abdul. Kemudian ke batangnya. Setelah itu ia mulai memasukkan ke dalam mulutnya.

“Aaahhh....” Abdul mendesah. Hangat sekali mulut Desi.

Karena saking besarnya mulut Desi menjadi penuh. “Mmppphhllll....”

Perlahan kepala Desi naik turun di selangkangan Abdul. Mulutnya mulai membasahi seluruh batang kontol Abdul. Abdul hanya bisa mendesah dan merem melek menikmati kuluman Desi.

“Aahhh.....ahhh. “

Sesekali Desi juga memberikan sepongan pada kontol Abdul. Itu membuat Abdul makin terus mendesah.

Saat sedang asik dengan sepongan Desi, tiba-tiba suara bel rumah berbunyi. Ting tong. Ting tong. Seketika mereka menghentikan proses persenggamaan.

“Siapa?” tanya Desi.

“Entahlah. Biar aku lihat dulu.”

Abdul bangkit dan mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. Ia langsung menuju ke luar.

Ternyata setelah Abdul lihat, hanya orang yang meminta sumbangan. Tidak Abdul tanggapi. Ia pun kembali ke kolam renang. Ternyata Desi sudah tidak ada di sana. Abdul mencarinya dan menemukan Desi sudah berada di kamarnya sedang mengeringkan rambutnya.

“Kok sudah masuk kamar?”

Abdul menghampirinya dan memeluknya dari belakang. Handuk yang sebelumnya dikenakan Abdul sudah terlepas lagi. Ia kembali telanjang. Abdul mengecup bagian belakang lehernya. Hal itu memberikan sensasi nikmat pada Desi. Ia hanya diam saja saat Abdul mulai meremas dan memainkan payudaranya. Desi bisa merasakan kontol Abdul mulai menegang di bagian belakang tubuhnya.

Abdul membalik badan Desi menghadap dirinya. Ia langsung mencium bibir Desi dan Desi pun langsung menyambutnya. Mereka mulai berciuman. Saling memagut satu sama lain. Karena badan Abdul lebih tinggi maka ia harus sedikit menunduk.

Keduanya saling peluk dan raba tubuh satu sama lain. Bahkan tangan Desi sudah meraih kontol Abdul yang sudah tegang. Begitu pula dengan tangan Abdul sudah menari-nari indah di dada Desi.

Mereka makin terlibat dalam ciuman yang panas dan mesra. Bahkan nafas mereka terdengar seperti memburu. Saat sudah puas dengan adegan ciuman, Abdul menggendong Desi dan meletakkannya di atas ranjang. Tanpa basa-basi, Abdul mulai membuka paha Desi kemudian membenamkannya kepalanya di sana.

“Mau apa?” tanya Desi.

“Tenang, sayang.” Abdul coba menenangkan.

Anehnya Desi tak melawan. Baru pertama kalinya ia membiarkan lawan mainnya bermain dengan mulutnya di bagian vagina. Terasa lidah Abdul mulai menyentuh bibir vaginanya.

“Ahhhh...”

Ada sensasi yang mengalir dari arah selangkangan ke sekujur tubuhnya. Membuat birahinya semakin meningkat. Sementara itu, Abdul terus menjiati vagina Desi. Bahkan kini terasa bibirnya juga mulai menyentuh vaginanya.

“Aahhhh....aahhh....” Desi kian mendesah. Apalagi saat Abdul memainkan klitorisnya dengan lidahnya. Badan Desi seperti ingin bergetar.

Abdul mulai menyedot-nyedot vagina Desi. Desi makin tak kuasa untuk menghentikan desahannya. Sensasi yang diberikan Abdul di vaginanya membuatnya kelimpungan. Ia terus saja mendesah. Bahkan rambut Abdul ia pegangi untuk menahan birahi yang kian memuncak.

“Abbdduulll.....uuu...daahhh....”

Abdul tidak memerdulikan kata-kata Desi. Ia terus saja bermain-main di vagina Desi dengan lidah dan mulutnya. Mulutnya juga sudah basah dengan cairan cinta milik Desi.

Desi sendiri makin tak tahan. Ia pegangi rambut Abdul kuat-kuat sambil melenguh panjang.

“Aaaahhhh.....” Tubuh Desi bergetar. Pertanda bahwa ia telah mencapai puncak birahinya. Kedua pahanya juga menjepit kepala Abdul.

Begitu orgasme Desi mulai mereda, Abdul bangkit dan meraih tissue. Ia bersihkan cairan yang membasahi bagian mulutnya. Ia juga membersihkan vagina Desi yang penuh dengan cairan cintanya sendiri.

Setelah agak lama, Abdul kini mulai menindih Desi. Ia berada di antara kedua paha Desi. Kontolnya tepat menyentuh bagian selangkangan Desi. Darah Desi mendesir menerima sensasi itu.

“Aku akan memuaskanmu, sayang.” Kata Abdul.

Mereka lalu berciuman dengan posisi Abdul tetap menindih Desi. Kontol Abdul makin menegang. Menggesek-gesek vagina Desi yang sudah kembali basah. Puas berciuman, Abdul turun ke bagian payudara Desi. Ia lahap kedua payudara indah itu secara bergantian.

“Mmppphhh.....”

“Aahhhh.....ahhhh....” desah Desi.

Kedua tangan Desi menggenggam seprai untuk menahan birahinya yang semakin naik. Apalagi saat lidah Abdul menari-nari di puting susunya.

“Ahhhh....uudaahhh.....” Desi mulai tak tahan dengan permainan lidah Abdul. “Uuu....daahhh....mmas....ssuukkk...aaajjaa....”

“Apanya yang masuk, sayang?”

“Ahhh....iii....tuuummuu....”

“Itu apa?” Abdul semakin menggoda Desi.

“Koonnnn....toooollll....”

Mendengar ucapan itu, Abdul langsung bersiap untuk melakukan penetrasi di vagina Desi. Ia arahkan kontolnya yang sudah tegang ke bibir vagina.

“Ahhhh....” Desi mendesah saat kontol Abdul mulai menyeruak masuk.

Abdul merasakan agak kesulitan karena ukuran kontolnya memang besar. Tapi dengan perlahan, kepala kontolnya mulai masuk dan.....

“Ooohhh.....” desah Desi saat kepala kontol Abdul sudah ada di dalam vaginanya.

Abdul pun terus melakukan dorongan pada kontolnya hingga kontol itu terus masuk. Desi sendiri merasa vaginanya terasa sangat penuh. Padahal belum seluruh batang yang masuk. Tak pernah Desi merasakan hal ini sebelumnya. Kontol Abdul benar-benar besar.

Desi hanya bisa memejamkan kedua matanya menahan nikmat yang bersarang di memeknya. “Tidak bergerak saja udah nikmat,” pikir Desi.

Sementara itu Abdul mulai bergerak pelan memajumundurkan kontolnya di memek Desi. Abdul mulai merasakan betapa masih sempitnya memek Desi. “Pantes saja si Rohman ga tahan lama,” piker Abdul. Semakin lama gerakan Abdul semakin kencang. Desi pun makin merasakan kenikmatan di liang senggamanya semakin bertambah.

Abdul menundukkan badannya dan meraih bibir Desi. Mereka lalu saling berciuman satu sama lain sambil tetap saling menggenjot. Ciuman mereka terasa panas seiring persenggamaan yang semakin bergairah. Kini pantat Desi tampak mulai mengikuti irama genjotan Abdul. Mungkin sebagai respon atas kenikmatan yang ia terima.

Puas dengan ciuman Abdul beralih ke payudaranya. Kepalanya turun dan langsung melahap bukit indah milik Desi. Ia lumat kedua payudara itu secara bergantian sesekali sambil memberi gigitan kecil di putingnya. Abdul juga memberikan cupang dan meninggalkan bekas merah di payudara mulus istri Rohman itu. Desi tampak tidak memprotes dengan hal itu. Mungkin ia sudah terlena karena kenikmatan yang dirasakan.

“Ahh…ahh…ahh…” Desi terus mendesah seiring genjotan Abdul di memeknya.

Abdul terus menambah kecepatan genjotannya. Bunyi plok plok plok memenuhi ruangan kamar itu ditambah desahan dan dengusan keduanya. Sampai akhirnya Desi sudah tidak tahan lagi.

“Ahh…Ab..duull….a..kkuu…ahh…” Kedua kaki Desi terangkat ke atas sambil bergetar. Ia kembali meraih orgasmenya.

Abdul lalu mencabut kontolnya di memek Desi. Ia kemudian turun dari ranjang dan mengambil segelas air lalu memberikannya pada Desi. Ia pun membiarkan Desi beristirahat sejenak.

Bersambung
 
Suguhan Kenikmatan

***


Hari ini Desi berencana akan pergi ke rumah Abdul. Ia akan mengembalikan CD milik Abdul yang telah membuat pertengkaran antara dia dan suaminya itu. Selain itu sebenarnya Desi ingin menghilangkan rasa stresnya juga. Atau mungkin ia akan curhat pada Abdul.

Sampai di sana, Desi langsung disambut Abdul dengan ramah. Seperti biasa, Abdul tampak tampan dan gagah. Ia mengenakan kaos ketat dan celana pendek. Lekuk badan kekarnya terlihat jelas.

“Mau minum apa?” tanya Abdul.

“Apa saja.”

Kemudian Abdul ke belakang dan segera kembali dengan membawa sebuah minuman.

“Aku kira mbak ngga akan dateng,” kata Abdul.

“Panggil Desi aja.”

“Oke. Kalau begitu panggil aku juga Abdul aja ya.”

Desi mengangguk.

“Kemarin suamimu ke sini,” ucap Abdul. “Dia menceritakan semuanya. Apa bener?”

“Iya, bener.”

“Gara-gara CD-ku?”

Desi mengangguk.

“Lalu kenapa kamu bilang selingkuh? Kita tak pernah melakukan apa pun kan?”

Abdul tidak tahu bahwa sebetulnya, meskipun tak pernah 'berbuat' dengannya, Desi sudah pernah tidur dengan beberapa laki-laki.

“Apa mencium bibirku dan melepas CD-ku itu tak bisa disebut selingkuh?” Desi coba menjawab untuk menutupi fakta sebenarnya.

Abdul terdiam tak bisa menjawab. Keduanya terdiam sejenak sebelum akhirnya Abdul membuka percakapan lagi:

“Lalu bagaimana selanjutnya?”

“Selanjutnya apa?”

“Kamu dan Rohman?”

“Entahlah. Aku juga tidak tahu.”

“Memang berat, aku tahu. Aku juga pernah mengalaminya. Kamu harus benar-benar memikirkannya dengan matang. Agar keputusanmu tidak salah.”

“Terima kasih sarannya, Abdul.”

“Sama-sama. Sekarang bagaimana kalau kita berenang dulu?”

“Berenang?” tanya Desi.

“Ya. Kamu kan sudah berjanji.”

“Iya. Tapi aku lupa bawa baju renang.”

“Santai. Aku punya beberapa baju renang wanita,” jawab Abdul. “Milik adikku.”

“Hmmm. Baiklah kalau begitu.”

Abdul merasa berbunga-bunga sekali dalam hatinya.

“Ayo ikut aku.” ajak Abdul. Desi kemudian mengikuti di belakangnya.

Mereka tiba di sebuah kamar. Bukan kamar Abdul. Lalu Abdul mengambil sesuatu di lemari dan tak lama di tangannya sudah ada sebuah baju renang model bikini.

“Ini silakan dipakai.”

“Kok model gini?”

“Adanya cuma model itu.”

“Aku malu, Abdul.”

“Santai saja. Tidak ada siapa-siapa.”

“Tapi...” ucap Desi ragu.

“Gapapa kok. Ganti saja. Aku tunggu di luar ya. Aku juga mau ganti pakaianku.”

Abdul meninggalkannya sendiri. Desi agak ragu untuk memakainya. Ini baru pertama kalinya ia mengenakan model baju renang seperti itu. Tapi dalam hatinya juga ada rasa penasaran ingin mengenakannya.

Desi agak canggung saat melangkah keluar menuju kolam renang. Rupanya Abdul sudah menunggu di sana. Abdul sudah mengenakan celana renangnya. Abdul tampak terkejut melihat Desi dengan baju renangnya yang seksi.

“Wow!” Seru Abdul. “Seksi.”

Desi tersipu malu. Abdul kemudian mengajaknya ke arah kolam renang. Setelah di tepi kolam, Abdul melakukan beberapa perengangan sebelum akhirnya menceburkan diri ke dalam kolam.

“Ayo.” Ajak Abdul pada Desi yang hanya terdiam di tepi kolam.

Desi turun ke kolam dengan pelan. Dengan pelan pula dia mulai berenang. Sudah lama sekali ia tak pernah berenang. Hal itu membuat beberapa ototnya agak kaku. Mereka berdua pun lalu berenang bersama.

“Aku ambil minum dulu ya.” kata Abdul.

Abdul naik ke atas dan menuju ke dalam rumahnya. Desi memperhatikan pria arab itu. Betapa tampan dan perkasanya. Apalagi sehabis berenang seperti itu. Tak lupa juga di bagian selangkangannya yang tampak besar.

Tak lama Abdul kembali dengan minuman di kedua tangannya. Ia meletakkan di tepi kolam.

“Sini minum dulu.” Panggil Abdul. Desi menghampiri. Desi mulai terbiasa mengenakan bikini seperti itu di depan laki-laki lain.

Kemudian mereka berbincang-bincang. Banyak hal yang mereka bicarakan. Mulai dari cerita masa kecil sampai urusan pribadi.

“Gimana kalo sekarang kita balapan renang?” tanya Abdul.

“Boleh.” Jawab Desi.

“Oke. Tapi ada hukumannya ya?”

“Apa?”

“Yang kalah, dia akan dilepas bajunya oleh si pemenang.”

“Ih, curang.”

“Ngga dong,” sahut Abdul. “Kan kamu sendiri yang bilang kalo jago renang.”

“Tapi kan....”

“Gimana? Ga jadi?”

“Hmmm. Oke deh.”

Mereka berdua pun akhirnya sepakat. Perlombaan kecil-kecilan itu dimulai. Keduanya mengambil posisi masing-masing. Dalam hitungan ketiga mereka menceburkan diri ke dalam kolam dan segera berenang secepat mungkin.

Ternyata Desi yang memenangkan pertandingan itu. Tentu saja Abdul sengaja melakukannya. Ia punya tujuan lain.

“Wah. Aku kalah.” seru Abdul.

“Iya. Kamu harus melepas pakaianmu.”

“Kan kamu yang harus lepasin.”

“Ih, kamu mau ambil kesempatan ya?”

“Perjanjiannya gitu kan?”

“Oke deh.”

Dengan masih di dalam kolam, mereka berdua berdiri berhadapan. Tangan Desi langsung meraih celana renang Abdul kemudian menariknya ke bawah.

“Susah.”

“Oke. Aku duduk di pinggir saja ya.”

Abdul duduk di tepi kolam dengan kaki terjuntai ke air kolam. Sementara Desi berada di hadapannya bersiap menurunkan celana Abdul. Dengan posisi itu Desi bisa melihat selangkangan Abdul yang kian mengembung.

Desi sudah tak canggung lagi. Ia seperti mengikuti arus permainan Abdul. Ia seolah tak ada beban. Ia merasa ingin melampiaskan semua kekesalannya. Ia menghilangkan segala suntuk yang terus menghampiri pikirannya.

Ia bahkan langsung menarik celana renang Abdul sampai bawah hingga terlepas. Tampaklah kontol Abdul yang sudah setengah tegang.

“Kok lihatnya gitu?” tanya Abdul.

“Hmm. Gapapa.” Jawab Desi agak bingung.

“Kan udah sering lihat punya Rohman”

“Eh....iya.”

Abdul langsung turun ke dalam air. Kemudian ia bertanya pada Desi, “Lebih besar punya siapa”

“Ih, kok tanyanya gitu?”

“Ya kan nanya aja.”

“Ukuran ga menjamin kepuasan.”

“Tapi setidaknya ia bisa menarik perhatian pasangan,” jawab Abdul. “Lebih gede punya Rohman ya?”

“Kalo kamu bisa menang dari aku, baru aku jawab.”

“Oke. Siapa takut!”

Mereka kembali melakukan balap renang lagi. Namun kali ini sayangnya Desi harus menelan kekalahan. Terpaksa ia harus menepati janjinya.

“Sekarang, kamu harus buka baju renangmu.”

“Harus ya?”

“Iya dong. Aku juga udah.”

Desi tidak bisa lari dari hukuman itu. Ia mau tidak mau harus rela baju renangnya dilepas oleh Abdul. Abdul sendiri segera memanfaatkan kesempatannya. Ia dekati Desi dan mulai melucuti pakaiannya satu per satu.

Desi hanya pasrah dengan keadaan itu. Sampai akhirnya kini ia telah telanjang bulat meski masih di dalam air. Tapi Abdul sudah bisa menyaksikan tubuh seksi Desi. Hal itu membuat kontol Abdul mulai tegang.

“Yuk. Renang lagi.” Mereka pun kembali berenang.

Saat terasa mulai lelah, mereka ke pinggir kolam. Abdul menagih janji Desi yang lain.

“Ayo jawab pertanyaan tadi. Lebih besar punya siapa?”

“Dari keturunan aja udah bisa ketahuan.”

“Maksudnya?”

“Di mana-mana orang arab pasti gede.”

Abdul tersenyum mendengar jawaban itu. Kontolnya semakin tegang. Dengan segenap keberanian, ia mendekati Desi dan mengarahkan tangan Desi ke kontolnya.

“Hangat,” pikir Desi.

Abdul memberi isyarat pada Desi untuk mengocoknya. Desi menuruti apa yang diinginkan Abdul. Tangannya mulai melakukan kocokan di kontol Abdul. Abdul lebih memilih untuk kembali duduk di pinggiran kolam.

Kini kontol itu sudah ada tepat di hadapan Desi. Sungguh besar kontol itu. Itu adalah kontol terbesar yang pernah ia lihat secara langsung. Gagah dan perkasa. Apalagi pahanya dipenuhi oleh bulu-bulu halus khas keturunan arab. Tampaklah makin menarik perhatian. Karena ukurannya yang besar, tangan Desi hampir tak muat untuk menggenggamnya.

Kocokan tangan Desi semakin cepat. Kontol Abdul juga semakin keras. Tangannya naik turun di batas kejantanan Abdul. Abdul sendiri hanya bisa mendesah mendapatkan perlakuan seperti itu.

“Aaahhh.....aahhh.....”

Abdul kemudian menundukkan kepalanya agar bisa menggapai wajah Desi untuk menciumnya. Mereka pun terlibat dalam ciuman yang panas.

“Mmpphhh....mpphh....”

Tangan Abdul bergerak ke dada Desi. Dengan mudah ia membuka penutup payudaranya dan ia pun bisa dengan leluasa menikmati dada Desi dengan tangannya.

Setelah puas berciuman, Abdul meminta untuk melakukan oral seks di kontolnya. Sebenarnya Desi tak pernah melakukannya, tetapi melihat kegagahan dan keperkasaan Abdul, Desi menjadi tertarik. Akhirnya ia pun menyetujuinya.

Mula-mula Desi menjilati ujung kontol Abdul. Kemudian ke batangnya. Setelah itu ia mulai memasukkan ke dalam mulutnya.

“Aaahhh....” Abdul mendesah. Hangat sekali mulut Desi.

Karena saking besarnya mulut Desi menjadi penuh. “Mmppphhllll....”

Perlahan kepala Desi naik turun di selangkangan Abdul. Mulutnya mulai membasahi seluruh batang kontol Abdul. Abdul hanya bisa mendesah dan merem melek menikmati kuluman Desi.

“Aahhh.....ahhh. “

Sesekali Desi juga memberikan sepongan pada kontol Abdul. Itu membuat Abdul makin terus mendesah.

Saat sedang asik dengan sepongan Desi, tiba-tiba suara bel rumah berbunyi. Ting tong. Ting tong. Seketika mereka menghentikan proses persenggamaan.

“Siapa?” tanya Desi.

“Entahlah. Biar aku lihat dulu.”

Abdul bangkit dan mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. Ia langsung menuju ke luar.

Ternyata setelah Abdul lihat, hanya orang yang meminta sumbangan. Tidak Abdul tanggapi. Ia pun kembali ke kolam renang. Ternyata Desi sudah tidak ada di sana. Abdul mencarinya dan menemukan Desi sudah berada di kamarnya sedang mengeringkan rambutnya.

“Kok sudah masuk kamar?”

Abdul menghampirinya dan memeluknya dari belakang. Handuk yang sebelumnya dikenakan Abdul sudah terlepas lagi. Ia kembali telanjang. Abdul mengecup bagian belakang lehernya. Hal itu memberikan sensasi nikmat pada Desi. Ia hanya diam saja saat Abdul mulai meremas dan memainkan payudaranya. Desi bisa merasakan kontol Abdul mulai menegang di bagian belakang tubuhnya.

Abdul membalik badan Desi menghadap dirinya. Ia langsung mencium bibir Desi dan Desi pun langsung menyambutnya. Mereka mulai berciuman. Saling memagut satu sama lain. Karena badan Abdul lebih tinggi maka ia harus sedikit menunduk.

Keduanya saling peluk dan raba tubuh satu sama lain. Bahkan tangan Desi sudah meraih kontol Abdul yang sudah tegang. Begitu pula dengan tangan Abdul sudah menari-nari indah di dada Desi.

Mereka makin terlibat dalam ciuman yang panas dan mesra. Bahkan nafas mereka terdengar seperti memburu. Saat sudah puas dengan adegan ciuman, Abdul menggendong Desi dan meletakkannya di atas ranjang. Tanpa basa-basi, Abdul mulai membuka paha Desi kemudian membenamkannya kepalanya di sana.

“Mau apa?” tanya Desi.

“Tenang, sayang.” Abdul coba menenangkan.

Anehnya Desi tak melawan. Baru pertama kalinya ia membiarkan lawan mainnya bermain dengan mulutnya di bagian vagina. Terasa lidah Abdul mulai menyentuh bibir vaginanya.

“Ahhhh...”

Ada sensasi yang mengalir dari arah selangkangan ke sekujur tubuhnya. Membuat birahinya semakin meningkat. Sementara itu, Abdul terus menjiati vagina Desi. Bahkan kini terasa bibirnya juga mulai menyentuh vaginanya.

“Aahhhh....aahhh....” Desi kian mendesah. Apalagi saat Abdul memainkan klitorisnya dengan lidahnya. Badan Desi seperti ingin bergetar.

Abdul mulai menyedot-nyedot vagina Desi. Desi makin tak kuasa untuk menghentikan desahannya. Sensasi yang diberikan Abdul di vaginanya membuatnya kelimpungan. Ia terus saja mendesah. Bahkan rambut Abdul ia pegangi untuk menahan birahi yang kian memuncak.

“Abbdduulll.....uuu...daahhh....”

Abdul tidak memerdulikan kata-kata Desi. Ia terus saja bermain-main di vagina Desi dengan lidah dan mulutnya. Mulutnya juga sudah basah dengan cairan cinta milik Desi.

Desi sendiri makin tak tahan. Ia pegangi rambut Abdul kuat-kuat sambil melenguh panjang.

“Aaaahhhh.....” Tubuh Desi bergetar. Pertanda bahwa ia telah mencapai puncak birahinya. Kedua pahanya juga menjepit kepala Abdul.

Begitu orgasme Desi mulai mereda, Abdul bangkit dan meraih tissue. Ia bersihkan cairan yang membasahi bagian mulutnya. Ia juga membersihkan vagina Desi yang penuh dengan cairan cintanya sendiri.

Setelah agak lama, Abdul kini mulai menindih Desi. Ia berada di antara kedua paha Desi. Kontolnya tepat menyentuh bagian selangkangan Desi. Darah Desi mendesir menerima sensasi itu.

“Aku akan memuaskanmu, sayang.” Kata Abdul.

Mereka lalu berciuman dengan posisi Abdul tetap menindih Desi. Kontol Abdul makin menegang. Menggesek-gesek vagina Desi yang sudah kembali basah. Puas berciuman, Abdul turun ke bagian payudara Desi. Ia lahap kedua payudara indah itu secara bergantian.

“Mmppphhh.....”

“Aahhhh.....ahhhh....” desah Desi.

Kedua tangan Desi menggenggam seprai untuk menahan birahinya yang semakin naik. Apalagi saat lidah Abdul menari-nari di puting susunya.

“Ahhhh....uudaahhh.....” Desi mulai tak tahan dengan permainan lidah Abdul. “Uuu....daahhh....mmas....ssuukkk...aaajjaa....”

“Apanya yang masuk, sayang?”

“Ahhh....iii....tuuummuu....”

“Itu apa?” Abdul semakin menggoda Desi.

“Koonnnn....toooollll....”

Mendengar ucapan itu, Abdul langsung bersiap untuk melakukan penetrasi di vagina Desi. Ia arahkan kontolnya yang sudah tegang ke bibir vagina.

“Ahhhh....” Desi mendesah saat kontol Abdul mulai menyeruak masuk.

Abdul merasakan agak kesulitan karena ukuran kontolnya memang besar. Tapi dengan perlahan, kepala kontolnya mulai masuk dan.....

“Ooohhh.....” desah Desi saat kepala kontol Abdul sudah ada di dalam vaginanya.

Abdul pun terus melakukan dorongan pada kontolnya hingga kontol itu terus masuk. Desi sendiri merasa vaginanya terasa sangat penuh. Padahal belum seluruh batang yang masuk. Tak pernah Desi merasakan hal ini sebelumnya. Kontol Abdul benar-benar besar.

Desi hanya bisa memejamkan kedua matanya menahan nikmat yang bersarang di memeknya. “Tidak bergerak saja udah nikmat,” pikir Desi.

Sementara itu Abdul mulai bergerak pelan memajumundurkan kontolnya di memek Desi. Abdul mulai merasakan betapa masih sempitnya memek Desi. “Pantes saja si Rohman ga tahan lama,” piker Abdul. Semakin lama gerakan Abdul semakin kencang. Desi pun makin merasakan kenikmatan di liang senggamanya semakin bertambah.

Abdul menundukkan badannya dan meraih bibir Desi. Mereka lalu saling berciuman satu sama lain sambil tetap saling menggenjot. Ciuman mereka terasa panas seiring persenggamaan yang semakin bergairah. Kini pantat Desi tampak mulai mengikuti irama genjotan Abdul. Mungkin sebagai respon atas kenikmatan yang ia terima.

Puas dengan ciuman Abdul beralih ke payudaranya. Kepalanya turun dan langsung melahap bukit indah milik Desi. Ia lumat kedua payudara itu secara bergantian sesekali sambil memberi gigitan kecil di putingnya. Abdul juga memberikan cupang dan meninggalkan bekas merah di payudara mulus istri Rohman itu. Desi tampak tidak memprotes dengan hal itu. Mungkin ia sudah terlena karena kenikmatan yang dirasakan.

“Ahh…ahh…ahh…” Desi terus mendesah seiring genjotan Abdul di memeknya.

Abdul terus menambah kecepatan genjotannya. Bunyi plok plok plok memenuhi ruangan kamar itu ditambah desahan dan dengusan keduanya. Sampai akhirnya Desi sudah tidak tahan lagi.

“Ahh…Ab..duull….a..kkuu…ahh…” Kedua kaki Desi terangkat ke atas sambil bergetar. Ia kembali meraih orgasmenya.

Abdul lalu mencabut kontolnya di memek Desi. Ia kemudian turun dari ranjang dan mengambil segelas air lalu memberikannya pada Desi. Ia pun membiarkan Desi beristirahat sejenak.

Bersambung
Silakan dinikmati update terbaru, suhu2 semua. Maap lama sekali tidak update. wkwk
 
Makasih buat updatenya ya hu.....tetap semangat yaaaa
 
Seru ni suhuu.. Lanjutkan.. Jgn kasih kendor desi.. Bisa hamil ni kali ni yh..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd