Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT KISAH CINTA : CINTA PERTAMA (21+)

Martincorp69

Tukang Semprot
Daftar
29 Dec 2022
Post
1.026
Like diterima
16.426
Bimabet
Hai Gan/Sis atau para Suhu Perlendiran yang ane hormati...

Berhubung Kisah Bang Dodo yang di trit sebelumnya masih kena Banned, jadi ane mau bikin trit baru lagi di sini
Ceritanya masih sama tentang pengalaman cinta Bang Dodo sewaktu muda.


INDEKS CERITA

MULUSTRASI DAN PARA KORBAN KEGANASAN MONSTER SHUKAKU PIARAAN BANG DODO
BAGIAN 1 (Dibawah Indeks)
BAGIAN 2
BAGIAN 3
BAGIAN 4
BAGIAN 5
BAGIAN 6
BAGIAN 7
BAGIAN 8
BAGIAN 9
BAGIAN 10
BAGIAN 11
BAGIAN 12
BAGIAN 13
BAGIAN 14
BAGIAN 15
BAGIAN 16
BAGIAN 17
BAGIAN 18
BAGIAN 19
BAGIAN 20
BAGIAN 21
BAGIAN 22
BAGIAN 23
BAGIAN 24
BAGIAN 25
BAGIAN 26
BAGIAN 27
BAGIAN 28
BAGIAN 29
BAGIAN 30
BAGIAN 31
BAGIAN 32
BAGIAN 33
BAGIAN 34
BAGIAN 35
BAGIAN 36
BAGIAN 37
BAGIAN 38
BAGIAN 39
BAGIAN 40
BAGIAN 41
BAGIAN 42
BAGIAN 43
BAGIAN 44 Update!!! Episode Terakhir



1. Mengawali Sekolah Baru

Cerita ini adalah kisah pengalaman ane ketika pertama kali ngerasain jatuh cinta pada seorang cewek. Waktu itu ane baru lulus SMP dan masuk SMA. Lebih tepatnya, novel ini adalah prequel dari kisah cinta ane sama Memeg yang pernah ane publish di FORUM SFTH KASKUS beberapa waktu lalu yang berjudul 'Kisah Cinta : Kaulah Cinta Sejatiku'.

Nama ane Aliando Abdul Wahab atau biasa dipanggil Dodo. Mungkin nama ane ini kayak artis yang dulu main di sinetron Ganteng Ganteng Anjing ya? Tapi ane bukan dia kok, ane ini cuman orang biasa yang kebetulan lebih ganteng dari artis itu. Ane berasal dari pinggiran Garut City yang dimana banyak sekali pegunungan yang menjulang tinggi.


Aliando Abdul Wahab (Dodo)


Aliando Abdul Wahab (DODO) 18 Tahun

Rumah ane berada di perkampungan yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang ramai. Kalo biasanya orang kampung itu rata-rata pekerjaannya jadi petani atau peternak, nah orang tua ane berprofesi sebagai PNS alias pegawai negeri sipil. Bapak ane kerja di Kementerian Bangun Membangun Republik iNDOKARR dan Emak ane kerja di Kantor Kecamatan. Dulu, punya profesi PNS gak seprimadona kayak sekarang. Orang tua ane malah suka dipandang sebelah mata sama orang-orang, tapi sekarang malah sebaliknya. Orang-orang berlomba untuk bisa jadi PNS atau memiliki anak dan menantu PNS.

Ane dulu sekolah SD di pedesaan, jadi kualitas pendidikannya pun gak sama kayak di kota, tapi berkat kerja keras ane selama menjelang Ebtanas (sekarang UN). Ane berhasil meraih nilai tinggi dan masuk ke SMP favorit di Garut City yakni SMP Negeri 4646.

Sekolah ini berada di pusat kota. Cuman orang-orang yang nilai ujiannya tinggi yang bisa masuk ke sini. Ane bisa berbangga hati karena jadi satu-satunya siswa SD di desa tempat tinggal ane yang masuk ke sekolah itu.

Selain itu, ane juga bersyukur karena ane bisa bersaing sama siswa-siswa lain dari SD kota yang tentu otaknya pada encer. Ane selalu ngandelin hoki daripada kekuatan otak selama ini, jadi ane bersyukur atas anugerah ini.

Selama tiga tahun, ane mengeyam pendidikan di SMPN 4646 dengan baik hingga akhirnya ane bisa dengan mudah masuk ke SMA yang favorit juga di kota ini yaitu SMA Negeri 69.

Juni 2004 adalah waktu dimana ane pertama kali masuk SMA, seperti biasa, sebelum belajar efektif, siswa baru mesti ikutan acara yang paling ane benci, yaitu MOS (Masa Orientasi Siswa).

MOS berlangsung selama seminggu full. Kegiatan ini diakhiri dengan acara camping di Cisandaan (Wilayah pegunungan di Garut City bagian Selatan). Ane waktu itu musti pake baju kayak orang gila yaitu pake kaos kaki harus beda warna, tas dari kantong kresek warna pink yang bergambar barbie , terus pake topi penyihir yang terbuat dari kertas manilla yang juga berwarna pink dan terakhir, pake papan nama dari kardus yang dikalungin ke leher.

Hari senin, ini adalah hari pertama ane masuk sekolah dan ikutan acara MOS. Ane masih pake seragam putih biru beserta segala aksesoris gila nya.

Karena mayoritas siswa baru di sekolah itu berasal dari SMP yang sama, jadinya ane udah pada kenal semuanya. Maka dari itu, ane mulai mencari teman sekelas yang berasal dari SMP lain. Ane bosen sama temen-temen SMP, saatnya sekarang ane nyari temen baru. Akhirnya ane nemu beberapa orang yang bisa ane ajak temenan. Mereka adalah Donnie, Erga, Obun, Andre dan Theodore.

Waktu itu, seluruh siswa baru disuruh berkumpul di lapangan upacara. Kita dibariskan berdasarkan kelas, waktu itu ane masuk kelas X-9. Jumlah siswanya ada 48 dengan komposisi cewek 35 orang, cowok tulen 12 orang dan cowok melambai alias tulang lunak 1 orang.

Penyambutan dimulai dengan pidato kepala sekolah yang sangat membosankan, terus dilanjutin sambutan ketua OSIS dan ketua panitia MOS yang tak kalah membosankannya.

Setelah selesai penyambutan, para senior pembimbing siswa baru yang udah dipersiapkan mulai mendatangi ke barisan setiap kelas. Senior pembimbing terdiri dari dua orang, satu cewek dan satu cowok. Begitu para pembimbing yang mau ngebimbing kelas ane nyamperin ke depan barisan, ane langsung bengong, tercengang, kaget, dan super excited. Ternyata senior pembimbing yang cewek nya adalah cewek cantik yang langsung bikin hati ane luluh seketika.

Cewek itu berwajah cakep, manis, putih, hidung mancung, mata agak sayu, dagu lancip, pipinya agak tembem dikit pokoknya ngeggemesin buat dicubit, rambut hitam panjang terurai yang ditutupi topi SMA, tubuhnya yang sangat indah berbentuk seperti gitar dan ukuran dadanya yang berbeda dengan cewek SMA pada umumnya (maksud ane gunung kembarnya gede). Semua itu terlihat sempurna dengan dibalut seragam SMA yang bisa dibilang cukup ketat sehingga lekukan tubuhnya terlihat. Rok seragam cewek itu panjangnya selutut dan memakai sepatu warrior warna hitam dengan kaos kaki panjang sampe dibawah lutut. "Subhanallah cantik banget nih cewek... terima kasih Ya Allah karena udah mempertemukan ku dengan salah satu mahluk ciptaan Mu yang paling indah” gumam ane dalam hati.

"Selamat pagi temen temen” sapa pembimbing cowok.

"Pagi... Akang dan Teteh" balas semua siswa X-9.

"Temen-tenen... Kita adalah senior pembimbing kalian, kita akan membimbing kalian selama MOS... sebelumnya ijinkan kami memperkenalkan diri dulu, nama saya Muhammad Rashid... kalian cukup panggil saya Kang Rashid... saya berasal dari kelas XI-IPA 2”kata Rashid.

"Nama saya Pramitha Rahayu...kalian panggil saya Teh Mitha aja... saya berasal dari Kelas XI-IPA 4" lanjut Mitha.

"Sekarang kita masuk kelas dan kami akan presentasi tentang rencana kegiatan MOS... mari kita masuk!" ajak Rashid.


Pramitha Herlina Sari (Mitha)


Pramitha Herlina Sari (MITHA) 19 Tahun


Semua siswa membubarkan diri dan digiring masuk sama pembimbing ke kelas yang udah ditentuin, sementara ane masih berdiri kaku dan nggak ikut kerumunan. Tiba-tiba Donnie menepuk punggung ane untuk mengajak masuk. Ane sama Donnie akhirnya masuk kelas.

Ane masih terhenyak karena udah liat bidadari sampe-sampe ane gak ngeh disuruh masuk kelas. Begitu masuk suasana lumayan gaduh. Ane dan Donnie duduk di bangku paling depan yang berhadapan sama meja guru. Kebetulan Mitha lagi duduk di kursi guru, sehingga ane bisa deket sama dia.

Anjiir! Gan/Sis, ternyata Mitha gak cuma cantik, tapi juga tubuhnya beraroma wangi-wangi. Ane tau banget parfum yang dia pake, soalnya khas banget aromanya.

"Harap tenang yah temen temen... mulai hari ini kita akan terus di sini membimbing kalian selama kegiatan MOS, tapi sebelum itu kalian harus membentuk kelompok yang beranggotakan lima orang, abis itu kalian baru memperkenalkan diri” kata Mitha.

Semua siswa langsung membentuk kelompok, mereka menggeser geser bangku untuk bisa duduk bareng sama anggota kelompoknya. Ane sama Donnie langsung nyamperin konco-konco baru ane yaitu Erga dan Obun, kemudian konco ane bertambah satu yaitu Andre yang baru gabung karena belum mendapat kelompok.

Akhirnya kelompok ane udah pas lima orang dan kita dapet nomer urut kelompok 4. Setelah terbentuk kelompok, Mitha kembali ngomong di depan kelas untuk merintahin siswa memperkenalkan diri dan bikin yel yel. Dia ngasih waktu 15 menit buat bikin yel-yel.

Sesi perkenalan dimulai berurutan dari kelompok satu sampe akhirnya giliran kelompok ane tiba. Mitha dan Rashid nyamperin kelompok ane.

Aura Mitha sangat-sangat bikin jantung ane makin deg-degan kayak mau copot. Parahnya lagi, ia malah berdiri di sebelah ane yang lagi duduk. Jarak guning kembar Mitha sama kepala ane cuman sekitar 5 cm, ane ngedadak berkeringat dingin. Selain itu, aroma parfum Mitha yang sangat wangi membuat ane mabuk kepayang dan membayangkan yang enggak enggak sama Mitha. Donnie dan Erga memasang ekspresi iri sama ane karena posisi ane yang deketan sama Mitha.

"Okeh... ini kelompok 4... siapa nih yang mau jadi ketuanya?"tanya Rashid.

Semua temen ane menunjuk ke arah ane, gile bener dah mereka ngejadiin ane tumbal! Ane langsung menunjuk ke arah Donnie, namun karna ane kalah suara jadi ane yang terpilih jadi ketua kelompok.

"Akang Dodo nih yang jadi ketuanya yah... Kang Dodo, sekarang kamu ngomong di depan buat ngenalin diri sama sebutin yel yel nya” perintah Mitha dengan suara seksinya.

Ane dengan gemeteran jalan ke depan kelas buat ngenalin nama ane dan anggota kelompok ane. Mitha malah berdiri disebelah ane sambil berusaha menenangkan siswa yang lain. Jaraknya yang sangat dekat membuat ane menjadi semakin gemetaran dan gagal fokus.

Ane kemudian memperkenalkan diri dan anggota, abis itu ane menyanyikan yel yel buatan kelompok ane, semua orang di kelas pada ngetawain ane karna isi yel yel nya sangat absurd.

Ane cuman diem sambil nahan malu dengan sesekali melirik ke arah Mitha yang ikut ketawa. Saking ngakaknya dia, sampe sampe pipinya memerah. Ane cukup seneng Gan/Sis karena berhasil membuat dirinya ngakak sampe segitunya, padahal dari awal ketemu, dia selalu masang tampang jutek.

Ane seneng banget waktu itu Gan/Sis, walaupun malu karenan diketawain satu kelas. Ini adala acara MOS terbaik yang pernah ane alami. Ane selalu benci acara ini tapi kali ini ane justru semangat karena ada sosok Mitha.

Akhirnya waktu istirahat pun tiba, ane sama konco-konco pada ngerumpi di warung belakang sekolah. Bangunan warungnya tampak kecil dan reyot, tapi tempat itu asyik banget buat dijadiin markas karena terbebas dari para senior yang biadab.

Topik utama pembicaraan waktu itu adalah ngomongin masalah cewek. Masing masing punya calon cewek yang udah dibidik buat dijadiin pacar, namun ternyata cewek yang jadi target pacar kita itu adalah orang yang sama, yaitu Mitha yang super cantik dan seksi. Donnie ngajak ane bersaing buat dapetin Mitha setelag MOS usai. Sebenernya ane males berkompetisi untuk hal ginian, tapi berhubung ane juga gak rela kalo Mitha jadi milik salah satu dari mereka, ane pun menerima tantangan itu.

Ane jadi kepikiran waktu itu, gimana caranya yah buat ngedapetin Mitha yang secara dia itu cewek paling populer di sekolah. Dia itu pinter, cantik dan aktif di OSIS. Dia juga sering ngewakilin sekolah buat ikutan lomba sains. Pokoknya Mitha itu cewek yang sempurna.

Saingan ane bukan cuma temen-temen baru ane, tapi juga cowok lainnya di sekolah, mulai dari temen seangkatan, senior bahkan guru.

Ada desas desus yang beredar diantara para siswa kalo Pak Purwanto diam diam naksir sama Mitha. Dia itu guru matematika. Statusnya masih single tapi udah jadi guru PNS. Waduh, berat juga nih kalo harus saingan sama guru. Saingan sama temen aja udah berat.

Ane jadi under estimate sama diri sendiri Gan/Sis, secara waktu itu umur ane baru 18 tahun sementara Mitha udah 19 tahun. Ane juga belum pernah pacaran sama sekali karna dilarang sama orang tua. Kali ini ane juga masih dilarang pacaran sih sama Emak, ane harus tetep fokis belajar. Akan tetapi ane udah nggak kuat pengen punya pacar, soalnya aliran syndrome pubertas ane udah nggak ketahan lagi dan musti disalurin.

Sangat manusiawi kalo seorang anak remaja pengen punya pengalaman romantis di masa sekolah. Seperti lagu ChrIyse yang menceritakan indahnya masa muda di sekolah. Ane pingin membangun sebuah kenangan indah di masa sekolah.

Akhirnya ane bertekad untuk dapetin Mitha bagaimanapun caranya. Walau tampang ane pas-pasan dan gak seganteng Donnie, tapi ane yakin bisa dapetin Mitha.

.....
 
Terakhir diubah:
2. Taktik dan Strategi


Ane akhirnya terjebak dalam kompetisi yang seharusnya tak ane ikuti karena udah pasti bakalan kalah. Diantara ane sama temen-temen yang ikut serta, cuman ane lah yang belum pernah sama sekali pacaran.

Jam istirahat berakhir, kita masuk kembali ke dalam kelas. Ane mendadak baper ngeliat Mitha yang berdiri di depan pintu kelas sambil membawa daftar absen. Dia menghitung jumlah siswa yang kembali masuk ke kelas. Apa bisa ane bisa dapetin hati cewek ini?

Siang itu kelas ngikutin pelajaran wawasan nusantara yang super ngebosenin. Ane sampe sampe harus makan banyak permen kopi biar gak ngantuk. Sambil menyimak bacotan Mitha yang ngejalasin wawasan nusantara di depan kelas, ane sibuk mengatur taktik dan strategi apa yang harus dipake buat dapetin perhatian Mitha.

Ane liat Donnie sama Erga udah melancarkan aksinya untuk mendapat perhatian Mitha. Sepanjang pemaparan materi wawasan nusantara, mereka berdua selalu bertanya sama Mitha maupun Rashid tentang materi. Ane sebel banget liat kelakuan mereka berdua yang pura-pura bego. Padahal ane tau tujuan mereka.

Lebih parahnya lagi, sesekali Donnie menggoda Mitha dengan celetukan-celetukannya hingga bikin cewek itu malu-malu. Anjir! Dia bener-bener di atas angin nih Gan/Sis, soalnya Mitha keliatan geer pas digoda.

Gak kerasa hari udah menjelang sore, pelajaran wawasan nusantara yang sangat ngebosenin pun selesai. Ane daritadi sama sekali gak merhatiin paparan dari pembimbing. Otak ane malah sibuk cari taktik buat bikin Mitha ngasih perhatian sama ane.

Saking khusyuk nya ane mikirin taktik, sampe sampe ane gak merhatiin Mitha dan Rashid ngomong buat ngasih tugas rumah di depan kelas. Donnie pun menepuk punggung ane dengan keras supaya ane sadar dari lamunan.

Pembimbing sore itu, ngasih tugas di rumah buat para siswa baru yang menurut ane sangat absurd, yaitu bikin surat cinta pake bahasa Sunda kepada para senior. Aslinya, ane males banget dengernya, kok bikin surat cinta ke senior sih? Faedahnya buat apa? Apalagi surat cintanya musti pake bahasa Sunda.

Ane emang orang sunda asli Gan/Sis, tapi ane nggak terlalu bisa pake bahasa Sunda yang baik dan benar, apalagi pake perkataan cinta-cintaan segala.

Ketika malem hari, ane berusaha mengerjalan tugas absurd itu. Ane ngelamun cukup lama buat cari inspirasi ketika mau nulis surat cinta berbahasa Sunda buat Mitha. Saking pusingnya, akhirnya ane ketiduran di atas meja belajar sampe subuh. Ane jadi nggak ngerjain tugas itu sama sekali .

Keesokan harinya, ane pergi ke sekolah dengan perasaan yang gak enak. Ane khawatir kalo ane bakal kena omelan pembimbing senior karena ane sama sekali nggak ngerjain tugas.

Begitu ane masuk kelas dan memulai kegiatan, hati ane semakin nggak karuan, apalagi ane ngeliat siswa yang lain pada selesai ngerjain tugas rumahnya. Bahkan temen sebangku ane, si Donnie, juga ngerjain tugasnya.

Akhirnya ane memilih pasrah dan menyerahkannya sama Yang di Atas. Begitu seluruh siswa disuruh ngumpulin tugas mereka ke meja guru di depan kelas, ane cuman diem di bangku. Liat gelagat ane yang mencurigakan, Rashid langsung nyamperin ane.

Setelah dia tahu ane nggak ngerjain tugas, dia langsung ngomelin ane. Abis itu, dia lantas nyuruh Mitha buat ngasih hukuman buat ane. Tak lama Mitha nyemperin ane, wajahnya mendadak jadi super jutek dan ngeselin.

Mitha ngajak ane pergi keluar kelas buat nerima hukuman. Ane sebagai satu-satunya siswa yang gak ngumpulin tugas mengikuti kemana Mitha melangkah. Ane diajak ke lapangan bola yang ada di belakang sekolah.

Sepanjang perjalanan menuju kesana, Mitha ngedumel gak henti-hentinya tentang masalah ini. Ternyata ane baru tau kalo dia itu cewek yang cerewet banget, udah gitu diulang-ulang lagi omongannya hingga ane makin bete dengernya. Tak lama kemudian kita pun sampai di pinggir lapangan.

"Kamu musti lari sepuluh putaran ngelilingin lapangan!!" perintah Mitha.

"Aduh Teh, kebanyakan dong segitu mah, satu putaran aja" protes ane.

"KAGAK BISA!! SEKARANG CEPET LARI DASAR PEMALAS!!" bentak Mitha.

Denger bentakan Mitha yang mirip emak-emak yang lagi bad mood, ane langsung lari keliling lapang bola seperti kuda yang dicambuk jokinya.

Selama itu, Mitha terus liatin ane. Tiap kali ane berhenti karna kecapean, Mitha langsung nyamperin dan ngomelin ane tanpa henti, ane pun langsung tancap gas lagi untuk berlari.

Sampe akhirnya sepuluh keliling udah tercapai dan ane langsung terkapar di pinggir lapangan dengan napas terengah-engah dan baju seragam basah sama keringat. Dia ngasih waktu 5 menit buat ane untuk istirahat, tapi dia tetep kembali ngomelin ane. Lama-lama dia udah mirip kayak Emak ane yang sering marahin ane karna males.

Setelah isitirahat seleaai, dia kembali ngajak ane masuk kelas. Tak disangka, dia tiba-tiba ngulurin tanggannya ke ane dengan ekspresi wajah manisnya. Dia bermaksud membantu ane berdiri. Tanpa basa basi ane menyambutnya dengan baik dan langsung berdiri.

"Yuk kita kembali ke kelas... lain kali kamu jangan males lagi yah!!"

" Siap Teh... maafin aku"

"Emang kenapa sih kamu gak ngerjain tugas? Ketiduran ? Emang sorenya ngapain aja?"

"Hmmm... anu Teh... aku bingung nulis surat cinta buat Teteh pake bahasa Sunda... jadi yah aku pusing Teh euy nulisnya"

"Ooh jadi kamu nulisin surat cinta buat aku nih? So sweet banget ya... haha"

"Aduh Teteh, aku jadi malu euy"

"Jadi penasaran euy sama surat cinta dari kami, Do?"

Gak disangka, setelah dia ngasih hukuman sama ane, Mitha kembali berubah jadi cewek yang baik dan ramah. Bahkan ane bisa ngobrol sama dia berduaan walau cuman sesaat.

Setelah masuk kelas, ane selalu dapet perhatian dari Mitha karena ane udah dicap sebagai anak pemalas. Tiap kali ada pertanyaan, mereka selalu nunjuk ane buat jawab.

Dari pengalaman yang ane alamin hari ini, ane jadi dapat ide gimana caranya buat dapetin perhatian Mitha, yaitu ane mesti jadi anak pemalas dulu. Ane nggak akan ngerjain setiap tugas rumah yang diberikan mereka. Walhasil, ane jadi bisa kena hukum sama Mitha dan ngasih waktu untuk berduaan saja sama dia walaupun cuman sebentar. Tadi aja dia ngasih respon positif soal surat cinta walaupun terlebih dulu ane diomelin terus.

Sore hari menjelang kelas bubar, para pembimbing kembali ngasih tugas buat dikerjain di rumah. Kali ini tugasnya adalah membuat kliping tentang wawasan nusantara. Ane udah yakin gak bakalan ngerjain ini tugas, malah ane menantikan hukuman apa yang bakalan Mitha kasih buat ane.

Keesokan harinya yaitu Rabu adalah hari pembuktian ane buat mendapat perhatian dari Mitha. Setelah apel pagi di lapangan, semua siswa kembali masuk ke kelas dan seperti biasa Rashid menagih tugas yang diberikan kemarin.

Semua siswa pada ngumpulin tugas itu, namun kali ini ane dan Donnie nggak ngerjain. Rashid kembali nyamperin ane dan Donnie, terus dia ngomel ngomel lagi. Abis puas ngomelin kita, dia nyuruh Mitha buat ngehukum.

Rashid langsung menenangkan suasana kelas yang mendadak riuh karena ada dua orang yang bakalan kena hukuman. Dia berbicara di depan kelas tentang hukuman yang akan dijalani ane sama Donnie.

"Oke teman-teman.....harap tenang yah! kita nih akan menghukum siswa yang tidak mengerjakan tugas yaitu Dodo dan Donnie... hukumannya adalah mereka harus merayu Teh Mitha di depan kelas" kata Kang Rashid.

Seketika, suasana kelas kembali riuh, mereka pada ngakak ngetawain ane sama Donnie. Ane kaget sama hukuman yang akan diterima, merayu Teh Mitha. Anjirrrrr!! Itu adalah kelemahan ane dan justru sangat nguntungin Donnie yang sangat ahli dalam urusan gombal menggombal.

Ane dan Donnie dipanggil untuk berdiri di depan kelas, sementara Teh Mitha mengambil sebuah kursi, lalu menempatkannya di depan kelas .Dia kemudian duduk menghadap ke siswa. Donnie dapet giliran pertama, dia sangat semangat untuk ngerayu Teh Mitha, dia langsung berlutut dihadapannya, lalu ia memegang tangan kanan Teh Mitha. Dia kemudian melontarkan kata-kata gombal yang sangat luar biasa yang bisa bikin hati cewek klepek-klepek. Tampak Teh Mitha kegeeran dengan rayuan Donnie. Ane makin nggak karuan liat keadaan itu dan ane makin minder, apalagi kelihatannya Donnie udah bisa ngerebut hatinya Teh Mitha.

Akhirnya giliran ane dateng, jantung ane semakin deg degan. Ane jalan perlahan mendekati Teh Mitha dan mulai bertekuk lutut dihadapannya kayak posisi Donnie tadi. Ane juga memegang tangan kanan Teh Mitha. Ane berusaha mengatur napas dan fokus, kemudian ane liat langsung ke matanya hingga terjadi kontak mata yang cukup lama.

"Teh Mitha...??"

"Iya Dodo..."

"Maukah kamu jadi pacarku?" ane secara spontan langsung mencium tangan Teh Mitha. Hal itu nggak dilakuin sama Donnie sebelumnya.

Sontak suasana kelas kembali ricuh melihat aksi nekat ane. Waktu itu ane gak punya ide lagi untuk merayu Mitha selain langsung menembaknya. Ane terus menatap matanya, terlihat pipinya merona.

Anak-anak cewek pada berteriak mendukung ane supaya Mitha menerima dan kubu anak-anak cowok termasuk Rashid berteriak supaya Mitha langsung menolaknya.

"Aduh gimana ya? Kenapa kamu langsung nembak aku sih? Padahal kan perintahnya ngerayu"

"Ini bagian dari rayuanku Teh... sekali lagi, apakah kamu mau jadi pacarku?"

Mitha semakin salah tingkah, ia tampak berpikir keras untuk menjawab permintaan ane.

"Duuh euy... fifty-fifty lah, aku harus mikir dulu" jawab Mitha sambil menarik tangannya.

Anak anak cewek langsung bersorak sorai menyambut jawaban Mitha, sedangkan anak-anak cowok pada sujud syukur.

Hari itu ane mendadak terkenal di seantero sekolah. Seorang anak baru dengan berani tiba tiba menembak cewek paling populer di sekolah. Para senior kelas dua belas pun mulai penasaran sama ane. Tiap kali ane papasan di jalan, mereka langsung nanyain nama ane.

Suwe banget dah sama nasib ane Gan/Sis, gara gara nembak Mitha, ane jadi kayak dimusuhin sama para senior gitu. Lagian ane juga heran sama Mitha, kenapa dia bisa gantung gitu jawabnya? Apakah dia ada rasa sama ane? Ane cuman bisa membayangkan hal yang mustahil itu benar benar terjadi, yakni Mitha nerima ane jadi pacarnya.

Siang harinya, seperti biasa ane dan temen temen berkumpul di kantin. Topik pembicaraan utama obrolan waktu itu adalah membahas aksi nekat ane.

"Anjing Dodo!! Lu nekat apa bodo? Nembak Mitha di depan kelas" bentak Donnie.

"Iya Do... elu sekarang jadi terkenal diantara para senior, gue jadi khawatir akan keselamatan elu" tambah Andre.

"Gue bingung euy Don, gue gak bisa ngerayu cewek"

"Hadeeeuh kenapa elu gak tiruin kata kata gue aja kali Do"

"Tapi... kenapa Mitha malah ngasih jawaban gantung gitu ya?" sahut Erga sambil menyeruput kopi susu.

"Kayaknya Mitha punya rasa sama gue Ga... " jawab ane sambil berharap.

"Ngimpi lu anjing!!! Mitha gak mungkin sama elu, kenal juga kagak, elu malah ngarepin pacaran" sela Donnie sambil menoyor kepala ane.

"Si Donnie bener Do... gak mungkin lah dia nerima elu, sejauh ini Mitha selalu nolak tembakan dari para cowok di sekolah ini" Andre mulai ikut komentar.

"Iya kan itu si Mitha nolak... tapi kan tadi dia malah jawan fifty-fifty... jadi kemungkinan dia nerima gue dong" timpal ane.

"Udah-udah... gue dan semua orang yakin kalo elu gal bakalan diterima sama Mitha..." Donnie semakin emosi liat ane.

"Iya Do... Ikhlasin aja dah, anggap aja elu mimpi indah tadi" pungkas Erga.

"Dasar nih temen rese! Mereka cuman iri aja liat Mitha ngegantungin jawabannya. Ane tetep yakin seratus persen kalo Mitha punya rasa suka sama ane. Perihal dia suka nolak cowok, ya bodo amat lah, yang penting setidaknya ane bisa membuatnya bimbang.

Ketika masuk kembali ke dalam kelas setelah istirahat usai, ane jadi canggung parah pas ketemu sama Mitha. Apalagi temen temen sekelas ane pada nyorakin ane. Tapi anehnya, Mitha keliatan santai-santai aja. Ane mulai curiga kalo dia cuman pengen bikin hati ane berharap harap.

Kegiatan di siang hari diisi oleh pelajaran tata krama di sekolah. Lagi-lagi ane ngerasa bosen di kelas. Tiap kali Mitha berdiri di deket ane, pasti anak anak di kelas pada ngecengcengin ane.

Pokoknya sisa hari itu diisi oleh kecanggungan ane dan malu yang teramat sangat. Ane pun nyesel nembak Mitha tadi pagi. Pada jam pulang sekolah, senior pembimbing ngasih kembali tugas yang gak kalah ribet. Kali ini tugasnya nyalin surat Yasin sekaligus terjemahannya.

Ane udah bisa dipastikan gak akan ngerjain tugas itu. Ane agak kurang lancar dalam menulis tulisan arab dan ditambah rasa males ane yang tiba tiba muncul. Yang ane pikirin malam itu cuman hukuman apa yang akan dikasih esok hari. Ane berharap hukumannya mencium Mitha.

Ketika masuk kelas, Rashid dan Mitha langsung nagih tugas. Kali ini bukan cuman ane sama Donnie yang gak ngumpulin tapi yang lain juga banyak. Setidaknya ada sepuluh orang yang bakal kena hukuman.

Mitha kali ini bener bener marah. Dia langsung bentak-bentak ane di depan kelas. Bahkan badan ane pun sampe gemeteran saking galaknya dia. Mitha udah kayak singa ngamuk aja Gan/Sis.

Abis puas bentakin ane dan kawan-kawan, Mitha ngegiring kita menuju lapangan bola di belakang sekolah. Rashid waktu itu gam ikit ngehukum. Dia terap melanjutkan kegiatan di dalam kelas.

Setibanya di lapangan belakang sekolah, Mitha langsung nyuruh kita push up dua puluh kali. Setelah selesai, anak yang lain dipersilahkan kembali ke kelas, tapi ane sama Donnie masih ditahan. Mitha ngasih lagi hukuman sama ane dan Donnie karena telah berulang kali gak ngumpulin tugas.

Mitha nyuruh kita untuk squat jump sebanyak tiga puluh kali. Anjiir, pinggang ane udah kerasa mau copot pas ngelakuin squat jump.

"Donnie... kamu boleh kembali ke kelas, tapi Dodo tetap disini!"

"Makasih Teh" kata Donnie sambil bergegas pergi. Tampak dari kejauhan, dia ngetawain ane yang masih harus menderita.

Tiba-tiba, Mitha nendang pantat ane, lalu ia mukulin ane berkali kali di lengan. Pukulannya sih pelan karena tenaga cewek gak segede cowok, tapi yang jadi pertanyaan, kenapa dia ngelakuin itu? "

"Dasar Dodo gobl*k! Anjing! Bego! Kenapa sih kamu kayak gini? Kamu itu bukan pemales tauuuk!!'

"Saya pemalas Teh, aku jarang ngerjain PR"

"Kamu bo'ong!! Kata temen temen se SMP sama kamu bilang kalo kamu itu anak yang rajin dan berpretasi... kamu selalu rangking tiga besar di kelas"

"Tapi Teh... "

"Udah deh... aku tau kok alasan kamu jadi pemales gini, kamu pengen tiap hari dihukum aku kan? Dasar kamu ini! Dihukum kok seneng, kamu ini masokis apa?"

"Enggak Teh... sebenernya aku... "

"Apa? Kamu mau ngaku apa?"

"Se... se... sebenernya... a... a... aku suka sama Teteh sejak pandangan pertama, aku sengaja kayak gini biar dapet perhatian dari Teteh"

Mitha terkejut denger jawaban ane. Ia seakan tak percaya dengan yang barusan didengar.

"Kamu suka sama aku?"

"I... ii... iii... iii... Iya Teh"

"Sekarang kamu lari sepuluh keliling lapangan ini"

"APAAAAAH!!!"

"Iya... aku menghukum kamu karena kamu udah suka sama aku"

"Anjiiiir!!"

Dan akhirnya ane harus lari keliling lapangan. Bener-bener ane sue lagi hari itu. Tapi ane kali ini berhasil mengungkapkan perasaan ane yang sesungguhnya di depan dia.

Lari sepuluh keliling di tengah terik matahari, bikin ane serasa mau mati. Ketika putaran kedelapan, kaki ane udah gak sanggup lagi melangkah. Ane langsung jatuh di atas lapangan dan terkapar. Ane susah napas dan seluruh badan ane lemes.

Mungkin ini adalah hukuman paling berat yang ane terima, tapi setidaknya ane jadi tau Mitha lebih dalam. Setidaknya ketika dia marah dan mukulin ane. Dia itu bener bener imut kalo lagi marah.

Tiba-tiba sebuah benda dingin menyentuh punuk ane. Ane kaget dan langsung liat siapa oran yang nyimpen itu di atas punuk ane. Ternyata dia adalah Mitha.

"Ayo bangun!"

"Iya Teh"

Dengan susah payah, ane berusaha bangun. Gak disangka, Mitha tiba-tiba megang tangan ane, lalu ia mengajak ane ke pinggir lapangan bola untuk duduk di sebuah bangku kayu di bawah pohon mangga. Mitha duduk di sebelah ane, ia lalu membukakan botol air mineral yang tadi ditempelin di punuk ane.

"Nih minum!"

"Seriusan Teh?"

"Ayo cepet minum!"

"Makasih Teh"

Ane dengan cepat langsung minum tuh air sampe hampir mau abis. Mitha tiba tiba aja merebut botol yang lagi diminum sama ane.

"Woy!! Jangan diabisin euy!! Aku juga haus"

Mitha langsung meminum air dari botol yang sebelumnya ane minum. Ane terkejut, shock, tercengang dan terheran heran dengan Mitha. Ia minum air di botol bekas ane minum. Secara tak langsung bibirnya bersentuhan dengan bekas bibir ane yang nempel pada mulut botol. Mitha langsung ngabisin semua sisa air yang ada dalam botol.

"Panas banget ya Do... air ini seger banget"

"Iya Teh... apalagi aku abis lari"

"Hahaha... makanya jadi orang jangan suka aneh"

Keanehan pun kembali terjadi Gan/Sis. Mitha ngeluarin beberapa helai tisu dari saku depannya. Tanpa banyak basa basi, ia langsung mengelap keringat di wajah ane. Lagi-lagi ane dibuat terkejut, shock, tercengang dan terheran-heran.

"Aduh Teh, apa yang kamu lakuin?"

"Ngelap keringat kamu lah... emang kenapa?"

"Kamu gak jijik?"

"Hahahaha... aduh Dodo! Ya enggak lah"

Yaelah suasana jadi serba canggung lagi buat ane Gan/Sis. Gimana gak canggung? Ane di manjain sama cewek yang ane suka. Kenapa ya Mitha tiba tiba jadi baik gitu sama ane?

"Do"

"Iya Teh... "

"Kamu serius suka sama aku?"

"Emmmm... hehehe"

"Yaelah malah ketawa... berarti gak serius atuh"

"Serius atuh Teh... aku serius suka sama Teteh... dan bukan cuman aku doang lho... tapi hampir semua temen aku juga sama"

"Donnie juga suka aku ya?"

"Iya juga Teh"

"Hmmm... kemarin aku diajakin dia makan baso terus jalan jalan di pengkolan... dia ternyata orangnya baik dan abis itu ganteng pula hehe"

Mendengar hal itu, hati ane langsung panas. Darah ane seakan mendidih dan paru-paru ane mendadak bekerja cepat dengan menghisap banyak udara dari luar. Anjir! Si Donnie diam diam melakukan taktik licik dengan ngajak Mitha kencan.

"Do... kamu serius nembak aku kemarin?"

"Anu... errrh... ya serius atuh Teh"

"Kamu mah aneh ih! Dimana mana juga cowok kalo mau nembak ya harus pendekatan dulu atuh... bukannya langsung nembak"

"Ya mau gimana lagi atuh Teh... hehe"

"Tapi aku salut sama kamu Do... kamu berani banget nembak aku kemaren, di depan banyak orang lagi... butuh nyali besar buat gituan lho!"

"Aduh jangan gitu atuh Teh... aku jadi malu hehe"

"Eh bener Do... kamu tau si Rashid sampe sekarang gak pernah berani nembak aku, padahal aku sama dia udah bareng bareng dari kelas satu SMP"

"Lama amat Teh, berarti udah lima tahun dong?"

"Iya Do, aku tau dia suka sama aku dari dulu, tapi dia ngedeketin terus tanpa pernah nembak aku"

"Emang kamu ngarep ditembak sama Kang Rashid?"

"Yaiyalah... aku ngarep, tapi aku pasti akan menolaknya hahaha"

"Beuh... jahat amat Teh! Emang kenapa ditolak?"

"Aku gak mau pacaran Do... aku pengen fokus belajar biar bisa dapet beasiswa kuliah gratis... asal kamu tau Do, aku ini bukan dari keluarga mampu... Bapakku guru honorer dan Ibuku jualan di warung... mereka cuman sanggup biayain aku sampe SMA, makanya aku mau fokus supaya dapet beasiswa"

"Berarti kamu harus pinter banget atuh Teh kalo mau dapet beasiswa?"

"Yaiyalah Do... kamu gimana sih?"

"Terus kamu udah nolak berapa cowok?"

"Kamu adalah cowok ke 42 yang nembak aku... sebelumnya aku udah nolak mereka semuanya"

"Anjiiir! Banyak amat Teh? Berarti aku juga bakalan ditolak nih sama kamu?"

"Hmmmm... belum sih, aku pengen mikir dulu... soalnya kamu beda"

"Waduh... beda apa nya Teh? Apa wajahku ganteng?"

"Cih!!! Ganteng dari Hongkong? Kamu sama sekali gak ganteng tau!"

"Terus bedanya apa atuh?"

"Ya... gak tau juga sih hehe"

"Hadeuuh!"

"Yaudah... ayo balik ke kelas ah! Nanti orang pada curiga lho... kenapa kita lama"

"Iya Teh"

"Besok kita kemping ke Cisandaan, kamu siapin perlengkapan ya!"

"Siap Teh, tapi jawaban kamu sama aku gimana nih? Mau nolak atau nerima?"

"Woy Dodo bego! Aku masih mikir tau!"

Akhirnya kita jalan bareng ke kelas. Hari itu sungguh sangat luar biasa buat ane. Ternyata selama ini, Mitha keliatannya punya perasaan sama ane. Buktinya dia gak langsung nolak ane dan malah menggantungnya.

...
 
3. Camping di Cisandaan


Hari Jumat, kegiatan MOS dilanjutkan dengan camping selama dua hari. Lokasinya berada di daerah Cisandaan Garut City bagian selatan. Di sana ada perkebunan teh yang gede banget, bahkan lebih gede daripada kebun teh yang ada di Puncak Bogor.

Para senior baik Rashid maupun Mitha gak ngasih tugas aneh lagi buat siswa baru. Mereka justru ngasih briefing dan membagi kelompok. Dari empat puluh delapan siswa, kelas ane dibagi jadi empat kelompok yang beranggotakan dua belas orang. Siswa cewek terdiri dari tiga kelompok sedangkan siswa cowok cuman satu kelompok.

Kita disuruh membawa peralatan camping dan makanan. Setiap orang mendapat tugas masing masing. Ane kebagian bawa peralatan masak. Selain tugas masing masing, kita diwajibkan bawa beras satu orang satu liter. Jadi buat makan selama di sana, kita ngumpulin total dua belas liter.

Keesokan harinya, ane pergi ke sekolah jam 4 pagi, karena pada jam 5 kita akan langsung berangkat ke lokasi perkemahan yang lokasinya cukup jauh dari sekolah. Ane bawa peralatan lengkap berikut sama berasnya.

Waktu itu, ane mulai bisa pake seragam pramuka ala SMA yang udah bercelana panjang, jadi ane ngerasa dewasa gitu Gan/Sis.

Suasana sekolah masih sangat gelap, namun udah agak rame karena para siswa baru udah pada hadir dan berkumpul di lapangan upacara. Ane liat Mitha dan Rashid yang keliatan sangat sibuk dalam ngatur anak-anak.

Mitha tampak lebih cantik dan berwibawa dengan setelan seragam pramukanya yang lengkap pake kacu warna merah putih dan memakai topi pramuka yang terbuat dari anyaman jerami.

Ane jadi mendadak baper liat cewek itu, soalnya kemarin dia udah banyak bikin jantung ane deg degan dan hati bahagia. Mulai dari dia yang ternyata udah tau taktik ane buat deketin dia, megang tangan ane, ngasih air minum, ngajak ngobrol di bawah pohon mangga dan puncaknya, dia masih ngegantungin jawaban buat ane. Tapi sih, ane cukup yakin kalo Mitha bakalan nolak ane. Soalnya, dia udah bilang akan fokus belajar biar bisa dapet beasiswa. Dia juga udah nolak 41 cowok yang udah nembak sebelum ane. Bahkan seorang Rashid yang dia harapkan untuk menembak dirinya, akan ditolaknya walaupun dia sendiri menyukai cowok itu.

Pada jam 5 pagi, setelah semua siswa berbaris di lapangan untuk briefing terakhir. Ane dan rombongan berangkat menumpang truk pasir. Ane kira panitia nyediain bis buat pergi ke sana, tapi ternyata malah disediain truk.

Di sepanjang jalan, ane menggigil kedinginan. Walaupun begitu, Ane bisa liat pemandangan indah pegunungan dan perkebunan teh yang menghampar kayak karpet ijo yang terkena sinar matahari terbit.

Setelah dua jam perjalanan, akhirnya kita sampe di lokasi perkemahan di sebuah lapang bola di tengah pekebunan teh. Begitu turun dari truk, ane sama teman-teman langsung nyamperin ke lapak yang udah disediain panitia untuk ngebangun tenda.

Waktu itu, kita ngebangun dua tenda. Setelah kita selesai ngebangun tenda, ternyata ada hal yang mengejutkan terjadi, yaitu nggak ada satu pun dari anggota kelompok ane yang bawa beras kecuali ane, sehingga otomatis beras satu liter dibagi buat makan 12 orang.

Makanya kita jadi kelaparan karna kurang makan. Ane sama emak dibekalin nasi goreng 3 porsi. Maksudnya agar ane bisa makan tiga kali, tapi karna Donnie dan Erga nggak bawa apa apa selain tenda dan bantal dekil nya, akhirnya ane bagi nasi goreng itu ke mereka. Setelah itu ane jadi kehabisan makanan.

Suasana di perkemahan sangat dingin, apalagi kalo udah lewat jam 12 siang pasti kabut mulai menyerang yang bikin jarak pandang cuman 5 meter aja. Kegiatan di perkemahan sangat asyik, kayak lomba ala 17an, outbond, main tebak tebakan, nanyi lagu nasyid dan banyak deh kegiatan yang lainnya.

Pas sore hari, ane, Donnie sama Erga bikin api ungun kecil di belakang tenda dengan ngebakar sampah dan beberapa ranting pohon. Lumayan lah buat sekedar menghangatkan diri sama ngerumpi ganteng sambil nongkrong mengelilingi api ungun.

Tiba-tiba Mitha dan temen ceweknya yang juga seorang pembimbing nyamperin ane dan konco-konco. Waktu itu Mitha dan temennya lagi nggak pake seragam pramukanya melainkan baju bebas. Ane, Donnie dan Erga tercengang dengan penampilan Mitha yang pake baju stelan training yang super duper ketat sampe semua lekukan tubuhnya keliatan, apalgi bagian dadanya yang keliatan membusung dengan toketnya yang kolosal.

"Wey... dilarang babakaran yah! Bahaya! Cepet matiin apinya!!" bentak Mitha ngegas.

"Aduh teh nggak ada air nih buat matiinya" balas ane yang mencoba ngeles.

"Nggak mau tau! Pokonya kalian harus matiin api ini sekarang juga! Bagaimanapun caranya" Mitha makin ngegas.

Tiba tiba Donnie berdiri, dia membuka celananya lau ngeluarin otongnya yang panjang dan berurt. Kemudian, dia langsung mengencingi api unggun itu sampe padam. Sontak para cewek yang ada disitu langsung teriak dan menutup mata, lalu mereka kabur. Dasar nih si Donnie anjing! Apa urat malunya udah putus kali yah, pake berani berani nya nunjukin otong yang lagi ngaceng di depan cewek. Emang Donnie nih temen ane paling absurd dan gokil. Ane sama Erga gak henti hentinya ngakak pas liat aksi seronok Donnie di depan para senior cewek.

Pada malam harinya Rashid ngedatengin tenda, dia mulai bercerita tentang hal-hal yang horror di tempat perkemahan ini. Dia pandai sekali bercerita serem dan mendramatisirnya, sampe-sampe ane jadi ketakutan dan susah tidur. Malam itu sangat dingin, ane sama temen-temen tidur saling berpelukan dengan sepatu yang nggak pernah lepas. Pas jam 2 dini hari, kita dibangunin sama para senior. Kita diwajibkan ikut sholat tahajud berjamaah sama tausiyah sampe subuh.

Anjayy!! Karna waktu itu ane masih ngantuk berat dan kedinginan, ane sama sekali nggak khusyuk pas ikut sholat tahajud berjamaah, apalagi imam nya membaca surat Yassin yang dibagi ke dalam 8 rakaat. Sehabis beres sholat tahajud dan witir, dilanjut sama acara tausiyah sama guru agama di sekolah sambil nunggu adzan subuh. Disitu ane sama temen-temen udah bener bener tidur dan sama sekali nggak ngedengerin ceramah.

Sehabis sholat subuh berjamaah, para siswa kembali ke tenda masing masing. Waktu itu ane mutusin pergi ke MCK untuk cuci muka dan gosok gigi. Ane nggak mandi waktu itu, soalnya suhu di sana dingin banget ditambah airnya yang sedingin es. Ane nggak kuat kalo mandi pagi, takut badan ane membeku.

Jam 8 pagi, kita dikumpulin di lapangan. Mitha yang udah berseragam pramuka lengkap dengan tali dan belati kecil yang menggantung di sabuknya, teriak-teriak ke dalam tenda untuk memanggil segera para siswa untuk berbaris di lapangan.

Kegiatan hari ini adalah penjelajahan. Kita akan jalan kaki menempuh jarak sepuluh kilometer ngelilingin perkebunan teh. Sepanjang perjalanan kita bakal nemuin beberapa pos jaga. Setidaknya ada tujuh pos jaga. Kita harus berhenti di setiap pos, kemudian kita akan dikasih tugas oleh para senior kelas XII. Tugas yang diberi ada yang wajar dan ada juga yang kurang ajar, tergantung tingkat kebiadaban senior.

Setelah mendengar arahan dari ketua panitia MOS, akhirnya para siswa mulai berjalan untuk menjelajah perkebunan dan hutan di Cisandaan. Kelompok ane membentuk barisan dua berbanjar dan mulai gerak jalan dengan dipimpin sama Mitha yang berjalan paling depan. Ane berbaris di barisan paling belakang bareng Donnie.

Mitha kebagian memimpin kelompok putra dan Kang Rashid memimpin kelompok putri. Sepanjang perjalanan semua temen-temen ane pada berlomba untuk dapetin perhatian Mitha. Banyak dari mereka yang mendadak sok kenal sok dekat sama dia. Cuman ane dan Donnie yang nggak ikutan kayak gitu.

"Don, liat deh anak anak... norak yah"

"Ho'oh Do, mereka kayak laler yang ngerubutin bangke hahaha... eh ngomong-ngomong, gimana nih usaha lu buat deketin Teh Mitha? Masih jalan?"

"Masih atuh Don, gue konsisten pengen dihukum terus ama dia... biar bisa dapet perhatian... kalo elu gimana?"

"Gue... ya masih juga jalan... kemarin gue udah anterin dia pulang ke rumah"

"Anjing!! Serius lu??"

"Iya lah... gue kan bawa motor ke sekolah, sore-sore gue ajakin dia pulang bareng sambil ngebaso dulu, dan dia mau... yaudah kita jalan bareng hahahaha... gimana? Bau baunya lu bakalan kalah hahaha"

Ane shock, tercengang dan terguncang pas denger Donnie yang udah jalan bareng sama Mitha kemarin. Ternyata progress dia jauh labih baik daripada ane dan kemungkinan dia yang akan dapetin Mitha.

Tapi sih, ane sebenernya udah tau dari mulut Mitha sendiri yang bilang kayak gitu pas kemaren lusa. Tapi tetep aja Gan/Sis, ane kesel banget dengernya. Apalagi Mitha bilang kalo si Donnie ini ganteng dan nunjukin kalo dia suka sama Donnie. Ane akhirnya cuman diam menahan kekesalan. Ane berusaha tetap tegar dan nunjukin sikap nggak mau kalah dari Donnie.

Penjelajahan berlangsung sangat menarik. Pos demi pos udah kita lewatin dengan menerima beberapa tugas yang bisa dibilang konyol dari para senior kelas XII. Banyak dari para senior itu yang malah ngegodain Mitha daripada menjalankan tugasnya untuk mendidik para siswa baru. Ane jadi bete banget ngeliat hal itu, apalagi para senior itu tampak bermuka jahat kayak penjahat kelamin. Pengen deh rasanya ane nyelametin Mitha dari mereka, lalu ngehajar mereka sampe pingsan, tapi apalah daya, ane cuman seonggok daging yang nggak berguna.

Akhirnya kita sampe di pos jaga terakhir yang tempatnya ada di dalem hutan. Di situ ada sebuah air terjun dan kolam air. Kita disuruh berendam di kolam air itu sambil menyebutkan pancasila, pembukaan UUD 45, dasa dharma pramuka dan yel yel yang udah kita bikin di tenda sebelumnya. Mungkin ini adalah tantangan paling sadis yang dikasih para senior kepada kita, apalagi suhu air kolam itu sedingin es.

Waktu itu kita semua disuruh bertelanjang dada untuk berendam. Astagfirullah, badan ane kedinginan parah pas berendem di kolam itu. Rasanya kayak ditusuk tusuk sama jarum kecil, abis itu ane juga mesti nyebutin pancasila, pembukaan UUD 45, dasa dharma pramuka dan nyanyiin yel yel dalam keadaan menggigil.

Mungkin karena terlalu lama berendem, kulit ane ngerasa mati rasa. Ane ngerasain ada sesuatu yang hangat di punggung ane. Ane pikir, Mungkin ini gara-gara efek mati rasa kali yah.

Setelah sepuluh menit berendem, akhirnya kita disuruh keluar dari kolam. Gile bener dah dinginnya minta ampun. Badan ane nggak berhenti menggigil, apalagi waktu itu langit tampak mendung dan nggak ada sinar matahari sedikitpun untuk sekedar berjemur menghangatkan diri.

Lima belas menit kemudian, Mitha manggil kita lagi untuk melanjutkan perjalanan sampe kembali ke perkemahan. Kita kembali berjalan membentuk dua barisan. Seperti sebelumnya, ane berjalan paling belakang bareng Donnie.

"Do... tadi pas di kolam elu ngerasain anget nggak di punggung?"

"Iya Don... kenapa ya? Mungkin gara gara punggung gue mati rasa?"

"Aduh sorry banget nih Do, gue tadi sebenernya pipis persis di belakang lu pas lagi berendem, gue udah nggak kuat kedinginan"

"ANJING DONNIE! Lu ngencingin gue? Gobl*k!"

Ane langsung berbalik, lalu lari menuju air terjun yang tadi.

"Do, lu mau kemana?" tanya Donnie.

"Gue mau mandi dulu buat ngebersihin kencing najis lu" jawab ane sambil berlari.

"Tapi elu bakal ditinggalin nih sama tim?" teriak Donnie yang semakin samar.

"Biarin, gue tau jalan balik" sahut ane sambil berlari ngejauhin Donnie.

Ane kembali masuk ke hutan tadi untuk menuju pos jaga di air tejun. Pas nyampe lokasi, pos jaga udah sepi, karena kita adalah kelompok terakhir yang kesana dan para senior udah pada bubar.

Ane langsung buka baju dan celana, lalu mandi di bawah air tejun. Ane ngambil dedaunan yang ada dan ane gosokin ke punggung. Waktu itu ane mandi sambil telanjang di air terjun karena ane pikir gak ada orang lain. Abis ngerasa badan ane udah bersih, ane kembali pake baju dan berjalan keluar hutan menuju lokasi perkemahan. Jaraknya cukup jauh sekitar dua kilometer.

...
 
4. Terjebak di Gubuk Reyot


Setelah mandi, ane menyusuri jalan setapak yang mengarah ke jalur perkebunan. Siang itu, langit sangat mendung dan tak lama kemudian kabut langsung menyelimuti daerah itu.

Ane mendadak nggak bisa liat apa-apa. Ane pun berjalan pelan sambil meraba raba pohon teh sebagai penentu arah. Kabut di sana sangat pekat Gan/Sis, jarak pandang ke depan cuman lima meter.

Ketika ane berjalan perlahan, tiba-tiba ane melihat siluet orang yang ngedeketin dari arah depan. Ane mendadak takut banget pas liat siluet itu sehingga ane menghentikan langkah.

Ane yakin kalo itu sosok kuntilanak yang ngedeketin, soalnya tampak punya rambut panjang. Akan tetapi, setelah sosok itu semakin mendekati ane, barulah jati dirinya terlihat. Ternyata sosok itu adalah Mitha.

"Dodo! Kamu kemana aja sih? Aku jadi khawatir sama kamu?"

"Anu Teh... aku abis mandi di curug, punggung ane dikencingin Donnie tadi pas berendem"

"Aduhhh... kamu mah bikin aku cemas aja... kukira kamu tersesat..huh!"

"Maaf Teh... soalnya aku nggak kuat pengen bersih bersih... hehe... ngomong ngomong kamu perhatian banget deh sama aku, udah bela belain balik kesini buat nyariin aku"

"Hiihh!! GE-ER kamu, aku bukan perhatian kali... aku takut dimarahin sama senior kalo salah satu anggota yang kupimpin ilang"

"Oh gitu hahahahaha... kirain?"

"Ayo cepetan ikut aku!! Bentar lagi mau ujan nih"

"Iya Teh... tapi anak anak yang lainnya pada kemana?"

"Mereka udah nyampe ke perkemahan, aku sengaja balik lagi kesini karena kamu gak ada dan Donnie bilang kalo kamu lagi mandi di curug"

Akhirnya ane jalan bareng Mitha menyusuri jalan setapak diantara kebun teh. Setelah beberapa menit berjalan, tiba tiba hujan turun. Hujannya deres banget sampe sampe baju ane sama Mitha langsung basah kuyup.

Kita panik waktu itu dan langsung berlari untuk mempercepat waktu tempuh. Tapi makin lama, hujan makin deres dan jarak pandang semakin terbatas.

"Do... cari tempat berteduh!"

"Iya Teh... "

Sambil berlari ane celingak celinguk ke segala arah untuk mencari tempat berteduh. Kebetulan gak jai dari kebun, ane liat siluet sebuah bangunan gubuk diantara kabut tebal. Amlne langsung ngajak Mitha buat berteduh di sana.

Ketika nyampe, ternyata tempat yang ane liat itu adalah sebuah gubuk reyot. Gubuk itu berbentuk rumang panggung dengan dinding terbuat dari papan kayu dan beratapkan asbes. Bangunan itu kayaknya cukup layak untuk berteduh.

Mitha langsung ngajak ane buat neduh disana. Ia kembali memegang tangan ane sambil berlari. Ane jadi baper lagi ketika dia megang tangan ane. Kita akhirnya masuk ke dalam gubuk itu. Di dalemnya trdapa sebuah dipan kayu yang di bawahnya dipenuhi oleh peralatan tani kayak cangkul danlinggis sedangkan di atas dipan melintang sebuah tali jemuran yang terbuat dari rapia. Di sudut gubuk terdapat juga sebuah tungku kayu bakar.

Begitu masuk, Mitha langsung menutup pintu gubuk dan menguncinya. Kemudian kita duduk di atas dipan. Kita sama sama menggigil Gan/Sis karena baju kita basah kuyup semua. Mitha lalu berusaha nyalain tungku api, namun ketika ia ngeluarin pemantik api dari sakunya, ternyata gak bisa nyala karena udah basah. Dia pun menyerah.

"Sial!! Korek gas ini gak mau nyala!" keluh Mitha sambil berusaha nyalain pemantik api.

"Basah kayaknya Teh... harus nunggu kering"

"Anjirrr!" Mitha melempar pemantik api itu ke pintu.

"Do... kamu menggigil?"

"Iya Teh dingin banget... kamu juga sama"

"Hmmm... kalo gini, kita bisa kena hipotermia... kita bisa mati di sini"

"Jangan mati atuh Teh! Saya gak mau mati! Saya belum kawin"

"Aku juga sama kali Do... aku gak mau mati"

"Terus kita musti gimana dong?"

"Gak ada cara lain lagi, aku harus ngelakuin ini"

"Ngelakuin apa?"

Mitha tiba tiba membuka kancing baju seragamnya, lalu membuka baju tepat dihadapan ane. Anjiir! Ane langsung merem ketika itu, tapi gak sepenuhnya merem sih. Ane bisa liat dikit. Dia membuak seragamnya tanpa ada rasa malu atau risih sedikitpun. Ane liat gunung kembar Mitha yang sangat besar tampak sangat menggoda tertutupi oleh BH berwarna hitam. Tanpa diduga, Mitha membuka BH hitamnya, sehingga kedua toketnya yang sangat indah terekspos sepenuhnya. Toketnya bulat, kencang dan putingnua berwarna coklat muda.

"Teh! Kenapa buka baju?"

"Biar gak kedingingan Do... bajuku kan basah"

Mitha melanjutkan dengan membuka roknya. Anjiir, kali ini bukan jantung ane yang dibikin deg degan tapi monster shukaku piaraan ane pun dibikin bergejolak. Celana ane mendadak sempit ketika liat Mitha cuma pake celana dalem doang. Ia kemudian menjemur baju seragamnya pada tali rapia yang melintang di atas dipan.

"Aduh Teh, kenapa bugil sih? Malu tau" protes ane.

"Aku terpaksa Do, daripada aku mati... lagian aku gak bugil kok, aku masih pake cangcut"

"Ah masa sih Teh?"

"Buka atuh mata kamu? Liat aku! "

"Gak mau Teh ah, malu"

"Alah!! Dasar cemen"

Ane perlahan membuka mata, dan ternyata Mitha emang bener bener udah hampir telanjang Gan/Sis. Dia cuman pake daleman celana dalam berwarna hitam. kedua toket seksinya ia tutupi dengan tangan. Walaupun begitu, keindahan payudara Mitha masih terlihat jelas. Anjiiir!! Bodynya kalo bisa dibilang udah perfect banget. Kulitnya mulus, perut ramping dan ukuran toket nya bisa dibilang gede buat ukuran anak SMA.

"Gak apa apa kan? Aku gak malu diliatin kamu"

"Iya sih Teh... tapi... "

"Tapi apa?"

"Anu... "

"Kenapa Woy!!"

"Anu Teh... celanaku menyempit"

"Buahahahahaha"

"Kok malah ngakak Teh?"

"Hahaha... kamu cowok normal berarti Do... bisa ngaceng liat aku kayak gini"

"Ih si Teteh mah malah bercanda"

"Itu pelajaran biologi tauu! Sekarang kamu juga buka baju atuh! Kamu mau mati?"

"Malu Teh"

"Mending nahan malu atau nahan dingin?"

"Iya Teh... aku buka baju"

Ane pun terpaksa ngikutin perintah Mitha. Ane buka baju satu persatu sampe nyisa sempak doang. Mitha tampak antusias liat ane buka baju. Dia bukannya merem kayak ane tadi, tapi malah mengomentari tubuh ane.

"Do... kok tubuh kamu bisa gede banget sih? Kamu suka maen basket?"

"Gak juga Teh... aku gak tau kenapa tubuh saya bisa tinggi besar kayak gini?"

"Tinggi kamu berapa sih?"

"183 Teh"

"Wah tinggi banget! Kamu masih bisa nambah tinggi lagi Do"

"Iya Teh"

Tak sengaja ane memperlihatkan bagian depan tubuh ane di hadapan Mitha. Dia liat ada bagian yang nonjol parah di sempak ane. Seketika ia langsung ngakak parah. Ane malu bukan kepalang sama kelakuan cewek ini.

"Aduh Teh malu ah!! Udah jangan diliatin terus!"

"Kamu bener bener ngaceng parah ya Do"

"Ini gara gara kamu Teh"

"Yaelah... hahaha... tapi itu sempak kamu basah juga Do, buka lah! "

"Gak mau ah! Nanti kamu liat lagi"

"Ayo buka cepet!! Kamu bakal tetep menggigil lho"

"Kamu jangan liatin aku atuh Teh! Malu"

"Iya deh, aku munggungin kamu sekarang"

Mitha langsung membalikan badannya, ane kemudian membuka sempak yang basah, lalu menjemurnya. Monster shukaku piaraan ane pun akhirnya terbebas dan bisa menghirup udara bebas. Abis itu ane duduk bersila di atas dipan di belakang Mitha. Kita duduk saling memunggungi. Ternyata ide Mitha buat buka baju memang cukup ampuh. Ane udah gak ngerasa kedinginan lagi. Selain itu, karena kita saling memunggungi, jadi jantung dan monster shukaku piaraan ane juga udah kembali tenang.

Entah apa yang terjadi hari ini sama ane. Apakah ini suatu kesialan atau keberuntungan buat ane? Kok bisa bisanya kita berduaan di sebuah gubuk reyot dengan keadaan bugil. Setan-setan kayaknya udah berkumpul di otak ane buat ngelakuin hal yang bisa bikin keperjakaan ane ilang.

"Do... kamu masih menggigil?"

"Udah Enggak Teh... alhamdulillah"

"Syukur kalo gitu, aku mah masih euy Do"

"Kamu masih kedinginan Teh?"

"Ho'oh... padahal dalemanku udah kulepas semua"

"Anjiiiiir!! Kamu juga bugil kayak aku Teh?"

"Iya Do... soalnya daleman aku juga basah kuyup"

"Aduh!! Kamu gak malu Teh?"

"Enggak lah Do"

"Kamu gak takut kalo aku bisa ngapa ngapain kamu?"

"Enggak juga Do"

"Aku ini cowok lho Teh, apalagi aku ini suka sama kamu"

"Emang kenapa? Kamu mau perkosa aku? Atau kamu mau ngajak kita ngeseks di sini?"

"Ya begitulah Teh"

"Aku yakin kamu gak bakalan kayak gitu"

"Emang kenapa?"

"Aku kan pernah bilang kalo kamu itu beda dari cowok lain"

"Bedanya kenapa?"

"Bedanya kamu bisa dipercaya"

"Kamu yakin Teh? Kamu belum mengenal aku lho... kita baru lima hari kenal"

"Aku percaya Do... aku yakin kamu bakalan menahan diri"

Ane pun speechless sama omongan Mitha. Dia udah percaya sama ane, jadi ane pun harus menjaga kepercayaan dia. Ane terus berdoa supaya bisa tahan dalam menghadapi godaan setan. Apalagi sekarang Mitha udah gak pake apa apa alias bugil.

"Kita mesti menghangatkan diri Do"

"Pake apa Teh? Kan gak bisa nyalain api"

"Kita berpelukan"

"Anjiiir!! Gak mau Teh"

"Ayolah!!"

"Aku takut teh?"

"Yaelah... kamu tutup mata aja, gak usah liat aku"

Ane kemudian langsung merem sambil membalikan badan. Kali ini ane bener bener merem karena ane gak mau liat Mitha yang sepenuhnya telanjang. Dia udah percaya sama ane untuk gak ngelakuin apa apa di gubuk itu.

Tiba tiba, Mitha duduk di atas pangkuan ane dengan posisi saling bergadapan. Anjir! Ane langsung ngerasa tubuh ane bersentuhan dengan tubuhnya. Mitha lalu melingkarkan tangannya ke tubuh ane. Seketika tubuh ane bukan ngerasa anget lagi, tapi panas. Ane juga ngerasa monster shukaku piaraan ane kedudukin sama dia dan perlahan mengeras.

"Aduh Do... kok jadi keras sih?" tanya Mitha sambil memegang monster shukaku piaraan ane.

"Aku gak tau Teh, udah dari sananya"

"Hahaha... aku baru pertama kali lho liat titit cowok yang mengeras"

"Jangan diomongin atuh Teh... malu! "

"Santai aja kali... kamu mau liat aku gak? Gak apa apa kok"

"Gak mau Teh... aku takut terangsang"

"Kamu kuat iman tenyata"

"Pamali Teh begituan teh"

"Iya aku tau... kamu peluk aku juga atuh!"

"I... i... iya Teh"

Ane melukin dia juga. Jantung ane semakin berdebar kencang dan darah ane terasa mendidih. Buah dada kolosal milik Mitha bersentuhan dengan dada ane, rasanya empuk banget anjir! Pelukan sama cewek yang disukai di ruang kosong dalam keadaan bugil, ane jadi bingung harus ngapain. Waktu itu, ane masih polos, gak kayak sekarang ketika dewasa. Ane waktu itu gak tau cara membuat cewek terangsang. Ane cuman melukin dia aja sambil berharap hujan cepat reda.

"Teh... aku berasa mimpi sekarang, aku berpelukan sama cewek yang suka dan paling terkenal di sekolah"

"Aku juga sama Do... aku pelukan sama cowok yang baru kukenal lima hari, idah gitu sambil bugil lagi"

"Hmmm... apa Teteh gak takut beginian sama aku? "

"Enggak Do, aku percaya sama kamu"

Ane ngerasa pelukan Mitha semakin mengencang. Ia menyenderkan palanya di pundak ane. Ane merasa hembusan napasnya menerpa leher.

"Teh... mengenai jawaban Teteh... aku ikhlas kok kalo ditolak sama kamu... bagiku kayak sekarang udah bikin bahagia"

"Maksudmu pelukan kayak gini?"

"Eh enggak Teh, maksudku berteman deket sama kamu"

"Haha... kirain apa, aku udah kaget lho"

"Ah kamu mah pikirannya negatif wae"

"Ya... gimana ya? Aku masih bingung Do... aku pengen nolak kamu, tapi di sisi lain aku tuh kayak berat banget ngelakuinnya... kayaknya aku mulai suka sama kamu"

Ane mendadak buka mata saking kagetnya, lalu ane memandang wajah Mitha.

"Beneran Teh?"

"Hey... matamu kebuka tuh!!"

"Eh maaf... maaf!" Ane langsung tutup mata lagi.

"Beneran Do... makanya aku masih mikir sekarang"

"Alhamdulillah... hehe"

"Jangan seneng dulu woy!! Aku kan belum ngasih jawaban"

"Gak apa apa Teh, bagiku denger kamu suka aja udah bikin bahagia"

"Huh!! Dasar... emang kamu udah pernah pacaran sebelumnya?"

"Ya belum atuh Teh... ini pertama kalinya nembak cewek"

"Kamu baru ngalamin pubertas ya... telat juga ya"

"Iya Teh... kalo temen temenku mah dari kelas dua SMP udah pada taksir-taksiran... sementara aku mah cuma planga plongo"

"Hahaha... kamu masih anak kecil ternyata, badan aja digedein"

"Malu euy Teh... hehe... eh ngomong-ngomong ada gak cowok yang kamu suka selain saya?"

"Rashid"

"Kang Rashid?'

"Iya Do... aku sebenernya suka sama dia udah lama, dari kelas satu SMP malah... kita itu deket banget dan selalu sekelas... sampe masuk SMA aja bareng, mungkin baru sekarang aku dan dia beda kelas"

"Teteh dari SMP mana sih?"

"SMP Banyuarta 71"

"Waduh... itu mah sekolah pinggiran Teh?"

"Ya gitu Do... sekolah aku mah bulan sekolah favorit kayak sekolahmu... cuma aku sama Rashid yang berhasil masuk ke SMA 69"

"Apa Kang Rashid tau kalo kamu suka sama dia?"

"Harusnya mah tau sih, tapi dia gak peka euy... yang jelas, aku tau dia suka sama aku, tapi dia gak pernah ngungkapin perasaannya... aneh pisan euy... aku selalu ngarep lho"

"Saya jadi bingung euy"

"Sama... tapi sekarang kayaknya perasaanku sedikit berubah pas kenal kamu"

"Udah atuh Teh... jangan bikin saya geer"

"Hahaha... kamu ini ya"

Hujan deras terus mengguyur gubuk itu cukup lama. Gak kerasa, ane mulai ngantuk. Kita ubah posisi berpelukan dari duduk menjadi berbaring. Mulai dari situ, Ane udah gak merem lagi Gan/Sis karena Mitha yang nyuruh. Luar biasa Gan/Sis, kita berbaring sambil pekulan erat, bahkan semua tubuh kita saling menempel. Monster shukaku piaraan ane pun bersentuhan sama meki Mitha yang berbulu lebat. Mitha melanjutkan cerita tentang Rashid. Lama -lama ane ketiduran juga. Ane gak tau apakah Mitha ikut tidur atau enggak? Ane kalo tidur itu kayak oramg mati, gak ngerasin apa apa. Ane gak tau apa yang Mitha lakuin sama tubuh ane ketika tidur. Ane harap sih dia nyepongin monster shukaku piaraan ane, haha.

Entah berapa lama ane tidur, tiba-tiba pipi ane di tabokin sama dia berulang ulang. Ane langsung bangun karena kaget. Ternyata Mitha yang bangunin ane, dia udah berpakaian lengkap.

"Ujan udah reda Do... kita balik ke tenda"

"Oh iya Teh"

"Hey... titit kamu berdiri lagi tuh! Hahaha"

"Anjiiir!! "

Ane kembali merasa malu ketika digituin sama dia. Ini cewek bener bener aneh ya? Kok seneng gitu liat monster shukaku piaraan ane mengeras, padahal sebelumnya dia suka takut sampai menutup mata pas liat kontolnya Donnie.

Ane langsung pake baju kembali dan bersiap untuk lanjutlan perjalanan. Sekitar satu jam lamanya ane dan Mitha terjebak dalam gubuk reyot itu sambil nunggu hujan reda. Baju seragam ane udah sedikit mengering. Begitu pula milik Mitha.

Jarak menuju tempat perkemahan cuman sekilo aja, jad gak terlalu jaih. Sepanjang perjalanan ane lagi lagi ngerasa canggung sama Mitha. Ane masih gak percaya kalo tadi ane udah peluk pelukan sama dia. Untungnya gak terjadi hal hal yang diinginkan di sana. Ane masih kuat iman waktu itu.

Ketika melewati sebuah pohon pinus besar yang berada di tepi jalan setapak yang kita lalui. Mitha tiba tiba megang tangan ane dan ngajak ane mendekati pohon itu. Ia lalu mengeluarka pisau belati yang ada di sabuknya. Mita mengukir dua huruf di batang pohon itu pake belati.

"Kamu ngapain Teh?"

"Aku lagi ngukir inisial nama kita di sini"

"Buat apa Teh?"

"Buat tanda kalo mulai hari ini, kita resmi pacaran"

"APAAAAAH!!! PACARAN?? "

"Iya Do... sekarang aku udah yakin sama kamu... jawabanku adalah IYA... aku nerima kamu sebagai pacar pertamaku"

"Alhamdulillah"

"Tapi Do... kita pacarannya bakckstreet aja ya!"

"Lha emang kenapa Teh?"

"Ya aku takut aja kamu pasti bakalan dimusuhi sama satu sekolah... terus orang tuaku juga melarang aku pacaran"

"Hmmm... oke kalo gitu, aku bisa"

Ane waktu itu sangat bahagia, akhirnya cewek yang ane suka mau nerima ane jadi pacarnya walaupun harus backstreet. Pucuk cinta yang tumbuh di hati ane dan Mitha di sekolah, kini telah berkembang menjadi bunga cinta yang bersemi di hati ane dan Mitha yang melalui proses indah ditengah suasana romantis perkebunan teh.

...
 
5. Tugas Pacar

Ane sangat sangat seneng waktu itu Gan/Sis, secara mengejutkan Mitha nerima ane sebagai pacarnya. Padahal ane udah sangat ikhlas kalo dia nolak. Ane juga khawatir akan ganggu konsentrasinya dalam belajar kalo pacaran sama ane. Tapi mungkin, hal itu udah dipikirin mateng-mateng sama Mitha, jadi gak bakalan mengganggu.

Setelah mengukir inisial nama di pohon pinus, kita jalan bareng menuju perkemahan. Setelah nyampe di sana, kita pun harus berpisah. Ane ngerasa lelah banget karena seharian jalan kaki. Sesampainya di tenda. ane langsung berbaring.

Situasi di tenda lagi gak kondusif. Setiap orang pada berebut makanan yang cuman dikit. Mereka semua kelaparan sedangkan nasi yang tersedia cuman dikit. Ane gak peduli sama apa yang terjadi, itu semua salah mereka sendiri yang gak bawa beras.

Ane mencoba tidur sejenak buat istirahat, tapi temen-temen ane malah ngerumunin ane setelah tau ada di tenda.

"Aduh si Dodo... selamet juga" sapa Donnie.

"Kita khawatir banget Do sama elu" tambah Erga.

"Lu gak apa apa Do?" sahut Andre.

"Alhamdulillah gue selamet bro... gara-gara si Donnie nih, gue jadi belakangan nyampe sini" jawab ane.

"Lah kok gue yang salah? Elu sendiri yang pergi buat mandi" protes Donnie.

"Kalo elu gak ngencingin punggung gue, maka gue gak akan pergi" bentak Ane.

"Tapi bro, elu mestinya terima kasih sama si Donnie atuh, soalnya elu jadi ketemu sama Mitha kan?" sahut Erga.

Seketika ane terdiam pas denger celetukan si Erga. Bener juga ya Gan/Sis, siang itu ane jadi ketemu sama Mitha dan berujung jadian. Sebelumnya, ane dan Mitha juga saling berpelukan dalam keadaan bugil di dalam gubuk reyot itu yang membuat monster shukaku piaraan ane panas dingin.

"Iya juga sih, elu bener Ga" balas ane.

"Elu ngapain aja sama si Mitha?" tanya Donnie dengan wajah penuh penasaran.

"Ya... gitu deh, kita berteduh saat hujan"

"Apa elu udah dapet jawaban dari dia?" lanjut Donnie.

"Gue ditolak cuy ama dia, boro-boro ada momen romantis, gue diomelin terus selama berteduh... kayaknya dia jadi benci sama gue"

Ane terpaksa berbohong sama mereka karena Mitha pengen hubungan kita dirahasiakan. Sontak Donnie, Erga dan Andres senang bukan maen. Mereka berjingkrak-jingkrak merayakan kegagalan ane. Dasar temen-temen koplak! Ane waktu pura pura nangis dan sedih biar mereka percaya.

"Udah gue bilang Do, taktik elu jadi pemalas itu salah, si Mitha itu benci sama orang males" ujar Donnie.

"Iya bro... mending cara si Donnie yang efektif" tambah Andre.

"Emang cara si Donnie gimana?" tanya Erga.

"Dia ngajak Mitha ngedate" jawab Andre.

"Bener itu Don?" tanya ane.

"Iya lah Do... gue ajak dia jalan pas hari rebo" jawab Donni dengan wajah sombongnya.

"Anjiiing Donnieeee... maneh licik gobl*k!" bentak Erga.

"Licik dari mana Bro? Gue fair ngajak dia, terus dianya mau lagi" ujar Donnie.

"Si Donnie bener Ga! Dia udah fair" sela ane.

"Makasih Do! Elu pengertian" ungkap Donnie.

"Kok elu malah dukung si Donnie! Elu kan pengen sama si Mitha juga? " bentak Erga.

"Gue udah mundur Ga... gue gak mau ngejar dia lagi" jawab ane.

"Hahaha... tengkiyu Dodo... kalo gitu saingan gue habis nih" seru Donnie.

"Anjir! Lu ngeremehin gue gobl*k!" Erga naik pitam.

"Ya enggak lah Ga... Itu emang kenyataan, dari awal elu udah gak ada progres, elu juga gak punya taktik kayak gue sama Dodo... dan elu Ndre! Elu juga sama kayak si Erga... elu terlalu pemalu"

"Hahaha... bener Don... gue setuju" dukung ane.

Erga dan Andre tampak mati kutu setelah di komentari oleh Donnie. Kenyataannya emang betul kayak gitu Gan/Sis, Erga dan Andre cenderung pasif. Cuman ane dan Donnie yang terlihat aktif dalam mengejar Mitha.

"Eh Don... elu sama Mitha jalan kemana aja kemaren?" tanya ane yang penasaran.

"Ya kita pergi makan baso dulu Do, terus lanjut ke Garut Plaza... ya biasa maen di temjon... abis itu gue anterin dia pulang ke rumahnya"

"Rumahnya dimana Don?"

"Di Banyuarta Do... masuk gang... rumahnya sederhana sih, di sana ada warung sayuran dan sembako milik emaknya... gue sempet diajak masuk, tapi gue nolak, gue malu ah"

"Oh gitu? Gue kira si Mitha itu cewek tajir, soalnya penampilannya bagus banget, kayak yang mahal gitu" sahut Andre.

"Enggak Ndre! Pakaian Mitha emang biasa aja, cuman dia itu cakep dan bodynya bagus, jadi pake baju apapun keliatan kayak orang tajir"

"Apalagi kalo liat Mitha gak pake baju, beuh berasa liat bidadari surga" celetuk ane.

"Anjing Dodo!! Elu mah mesum wae mikirnya, emang elu pernah liat Mitha telanjang? " bentak Donnie.

Anjir! Ane kelepasan ngomong gitu sama mereka Gan/Sis. Ane mesti cepet-cepet ubah topik obrolan biar mereka gak curiga.

"Gua cuman ngebayangin aja hehe" ane ngeles.

"Do... apa elu gak apa-apa ditolak sama Mitha?" tanya Andre.

"Gak apa-apa Ndre, lagian gue yakin si Donnie juga bakalan ditolak" jawab ane.

"Apa lu bilang? Elu ngarep gue ditolak!! Anjing lu!!" bentak Donnie.

"Gue bukan ngarep Don, tapi kenyataan... Mitha yang bilang kayak gitu sama gue" sanggah ane.

"Dia bilang apa sama elu?"

"Dia bilang kalo dia gak mau pacaran sekarang, soalnya dia pengen fokus belajar biar bisa dapet prestasi bagus... kalo dia dapet prestasi bagus dia bakalan dapet beasiswa kuliah gratis dari pemerintah"

"Anjir! Kenapa dia ngebet banget pengen kuliah gratisan?" sela Andre.

" Seperti yang udah dikasih tau Donnie tadi Bro, Mitha ini bukan dari keluarga tajir... dia bilang kalo orang tuanya gak sanggup nguliahin dia... makanya Mitha kerja keras banget buat pintar biar bisa kuliah"

"Tapi dia pasti gak mungkin nolak gue Do, secara gue ini ganteng, punya motor ninja, otak encer dan bapak gue kerja di Pertamina... gue bisa ngebiayain dia kuliah" ungkap Donnie.

"Tetep aja Don... nanti lah lu cobain sendiri... sekarang gue dukung usaha lu buat ngedeketin dia dan gue harap elu gak jadi orang ke 43 yang ditolak dia"

"Anjing!! 43? Berarti elu cowok yang ke 42?" ujar Donnie.

"Iya Don"

"Hahaha... berat kalo gitu mah Don!! Gue pilih mundur aja deh" sahut Erga.

"Gue juga sama Bro... percuma usaha keras tapi kalo si Mitha nya gak mau pacaran" tambah Andre.

"Yaelah... elu pada cemen semua anjing! Gue gak pernah mau menyerah! Gua akan buktiin kalo dia bisa nerima gue jadi pacarnya" tekad Donnie.

Tak terasa, malam mulai tiba. Di sana ane gak bisa bedain malem atau siang karena sama-sama gelap. Panitia nyiapin acara api unggun sebagai puncak dari kegiatan MOS sekaligus penutupannya. Pokoknya malem itu kita disuruh senang senang sama panitia.

Kelompok ane udah pada semangat semua nih keliatannya. Kesempatan ini biasanya dipake buat ngedeketin cewek yang disukai, karena setelah acara seremonial selesai, biasanya suka ada acara musik dan joget-joget mengelilingi api unggun.

Tapi ane waktu itu malah ngerasa pusing Gan/Sis. Suhu badan ane mendadak panas karena demam. Mungkin ini efek dari kehujanan tadi siang.

Kita dibariskan di lapangan berdasarakan kelompok. Ane gak liat penampakan Mitha? Kemana dia? Anak anak cowok pun mulai panik dan menanyakan hal itu sama Rashid. Akan tetapi Rashid gak mau ngasih tau kemana dia. Dia cuman bilang kagak tau.

Ane langsung berasumsi kalo Mitha sengaja ngumpet karena takut disamperin anak anak cowok yang ngajakin joget bareng pas acara api unggun. Bisa dibayangin Gan/Sis, mereka pasti bakalan saling sikut buat dapetin perhatian Mitha.

Makin lama, demam ini makin kerasa. Kepala ane pening banget dan tubuh mulai menggigil. Donnie melapor sama Rashid kalo ane lagi sakit. Mereka kemudian nganterin ane ke tenda palang merah.

Tenda palang merah berada di ujung lapangan perkemahan dekat jalan masuk. Tenda itu cukup besar. Didalemnya ada 6 ranjang lipat. Tenda itu dalemnya dibagi dua ruangan yang dipisahin sama sekat tirai. Ane masuk ruangan putra. Ketika masuk, selintas ane liat ada seorang cewek yang lagi berbaring juga di ruangan putri. Tapi ane gak liat dia itu siapa karena dikerubutin sama temen-temennya.

Ane diperiksa sama perawat yang jaga tenda itu. Kemudian, ane dikasih ibat parasetamol dan disuruh buat tidur di sana. Donnie dan Rashid pergi ninggalin ane. Mereka balik ke acara api unggun.

Ane bener-bener ngerasa meriang waktu itu. Ane berbaring di atas kasur lipat sambil selimutan. Ane berusaha untuk tidur. Akan tetapi, suara berisik anak anak cewek dari ruang sebelah. Sayup-sayup, ane denger omongan mereka yang lagi ngegibahin ane.

Mereka ada yang bilang ane jelek lah, bau lah, nakal lah. Pokoknya ane merasa emosi denger bacotan mereka. Ane jadi dibikin penasaran sama mereka. Ane kemudian bangun, terus ngintip ke ruang putri.

Ternyata eh ternyata, cewek yang lagi berbaring di ruang putri dan dikerubutin sama temen-temennya itu adalah Mitha. Ane terkejut melihat itu. Rupanya dia sama-sama kena demam juga kayak ane.

Ane terus lanjut dengerin gibahan mereka. Makin lama makin kesel juga tuh bacotan mereka yang minta sama Mitha untuk gak nerima ane sebagai pacarnya. Apa sebegitu bencinya mereka sama ane? Padahal kenal juga kagak.

Tapi ane denger omongan Mitha cukup melegakan Gan/Sis. Dia minta sama temen-temennya untuk tidak memaki-maki ane lagi karena dia udah nolak ane. Dia juga bilang gak akan pernah pacaran sebelum ia keterima kuliah. Tentunya hal itu membuat cewek-cewek rese itu bernapas lega.

Begitu pula ane Gan/Sis. Ane juga ngerasa lega karena anak-anak yang lain udah pada tau kalo ane ditolak Mitha. Padahal fakta sebenernya mah lain. Jadi ane udah gak jadi public enemy lagi di sekolahan.

Ane lalu balik lagi ke ranjang ane untuk tidur. Reaksi obat yang ane minum mulai terasa, sehingga bikin mata ane makin sepet. Hati ane jadi tenang Gan/Sis setelah Mitha nerima ane jadi pacarnya dan dia bilang sama orang-orang udah nolak ane.

Ketika ane tidur, tiba-tiba ane merasa ada yang tabokin pipi. Ane buka mata dikit, ternyata Mitha yang ngelakuin itu.

"Dodo... kamu lagi apa?" tanya Mitha dengan polos.

"Aku lagi latihan baris berbaris Teh" jawab ane kesel.

"Yaelah... hahahaha... masa gitu?"

"Ya ini keliatannya lagi apa? Pake nanya segala!"

"Bercanda aku mah atuh Do... meni serius pisan ihh!!"

Ane bangun, kemudian duduk di ranjang, lalu Mitha duduk di samping ane. Dia langsung genggam tangan ane.

"Kamu demam juga ya Do?"

"Iya Teh"

"Jangan panggil Teteh atuh kalo lagi berdua kayak gini mah! Mitha aja!"

"Lha emang kenapa? Aku cuma bersikap sopan"

"Iya sih, tapi biar lebih akrab aja... kamu kan pacar aku sekarang!! Lagian aku berasa tua kalo dipanggil Teteh sama kamu"

"Oh iya atuh Teh... eh... Mit... hehe... tapi kamu kan emang lebih tua dari aku"

"Hadeuuuh iya lah, tapi gak tua banget kali... paling cuman setahunan... umurmu berapa?"

"18 Mit"

"Tuh kan!!! Berarti kita beda setahun doang!!"

"Iya Mitha"

Ane iseng mencubit pipinya, ternyata ia kegeeran Gan/Sis. Ia membalas nyubit perut ane yang bergelambir.

"Mit... kayak ide kamu di gubuk itu gagal deh, buktinya kita tetep kena demam"

"Gagal gimana? Justru kita berhasil Do... kalo kita gak gitu di sana, mungkin kita sekarang udah mati atau dirawat di rumah sakit"

"Hmmm betul juga ya, hehehe... tapi dipikir-pikir enak juga ya pelukan sama kamu, apalagi sambil telanjang"

"Huh dasar cowok!!! Pikiranya kesitu mulu!!" bentak Mitha sambil jitak pala ane.

"Aww!!... sakit atuh Mit!"

"Biarin... aku gemes sama kamu"

Akhirnya kita malah saling gemes-gemesan malam itu. Mitha berulang kali nyubitin perut ane. Begitupun sebaliknya, ane gelitikin tubuh Mitha sampe ane gak sengaja memegang toketnya yang gede.

"Eh... maaf Mit"

"Ihhh... kamu mah ihh! Pegang pegang susuku!"

"Gak sengaja Mit"

"Kubalas kamu ya!"

"Kamu remas dadaku juga? Nih silahkan!"

Ane membusungkan dada kepada Mitha, tapi bukannya meremas dada, dia malah meremas selangkangan ane yang isinya monster shukaku. Anjiir! Dia meremasnya kenceng banget sampe ane merem melek.

"Ampun Mit! Ampun!!"

"Rasain kamu!!"

"Aku gak kuat lagi Mit"

"Hahaha... titit kamu jadi keras lagi Do... luar biasa" sahut Mitha yang takjub melihat keperkasaan monster shukaku.

"Ihh... kamu mah ah!! Ini pelecehan seksual tau!!"

"Ya bukan lah Do... pelecehan seksual itu dilakuin sama cowok! Kalo cewek ke cowok mah itu anugrah!"

"Anjir anugrah!"

"Hahaha... tapi kamu seneng kan digituin sama aku? Tuh buktinya mengeras"

"Iya aku ngaku... aku seneng! Puas!"

"Euleuh, gak usah marah atuh pacar brondongku ini!! Aku cuman pengen akrab aja"

"Oke Mit, aku udah ngerasa akrab kok sama kamu"

Abis ane bilang gitu, Mitha menghentikan serangannya. Kemudian suasana pun jadi hening. Sayup-sayup terdengar suara nyanyian api unggun.

"Aku belum kenal kamu Do... aku pengen tau dong!"

"Aku juga sama Mit, pengen tau kamu juga"

"Okeh atuh, kamu duluan yang cerita"

"Iya Mit... jadi aku ini dulu dilahirkan di rumah pake dukun beranak... terus... suatu hari... "

"Hey yang bener dong ceritanya? Kamu gak usah nyeritain bagaimana kamu lahir!!"

"Oh gitu? Iya... iya... jadi aku ini orang sunda blasteran Pakistan keturunan dari emak saya... kakek buyut aku tuh asli orang sono yang nikah sama warga pribumi.. nah kalo bapak saya mah orang Bandung aseli... tapi sih buyut dari kakek bapakku juga orang China juga... terus nikah sama orang Pangalengan dan punya anak Kakek aku... terus... "

"Aduh Dodo... aku pengen tau tentang kamu! Bukan leluhurmu!"

"Aduh kamu mah ribet ah... kamu dulu aja yang cerita!"

"Yaelah, pacar kok gini amat ya! Oke aku cerita duluan! Aku ini lahir tanggal 10 Juni 19xx, alamatku di Jalan Banyuarta gang Sekar nomer 9, aku anak pertama dari dua saudara... adik perempuanku namanya Sugema, dia seumuran sama kamu... bapakku kerja sebagai guru honorer di SD Cintaasih dan Ibuku mah dia dagang di rumah... Hobiku makan baso dan aku suka warna merah... nah kayak gitu kenalannya Dodo!!!"

"Oh gitu? Okeh Mit... aku Aliando Abdul Wahab, panggilan Dodo, saya lahir 3 Maret 19xx, alamat saya di jalan Ciguruwik 69, aku punya satu adik perempuan bernama Supriyani... dia baru berumur 9 tahun dan masih sekolah di SD... Bapak aku kerja di Kementerian Bangun-Membangun Republik Indokarr dan Emak aku kerja di kantor Kecamatan Cicaleuy Utara... hobiku ngelamun dan aku suka warna hitam"

"Wow!! Orang tuamu PNS semuanya?"

"Ya begitulah Mit"

"Pasti tajir atuh?"

"Ya engga atuh Mit... liat nih aku sekarang! Miskin kan?"

"Buahahahaha... iya juga yah... tapi setidaknya kamu mah enak Do, orang tuamu bisa nguliahin kamu, lha aku? Mesti banting tulang buat bisa dapet beasiswa"

"Ya gak apa-apa atuh Mit... aku bantu kamu biar bisa dapet beasiswa itu, aku sebagai pacarmu gak akan ngeganggu kamu belajar"

"Beneran Do?"

"Ya iya atuh Mit! Masa bercanda... hehe... emang tujuanmu mau masuk kemana?"

"Aku pengen ke Universitas Indokarr di Jakarta... jurusan kedokteran"

"Anjiiir!! Kamu pengen masuk kedokteran UI gratisan? Emang bisa?"

"Bisa Do... tapi syaratnya, aku harus juara olimpiade sains nasional dan masuk lima besar di Asean"

"Buset Mit!! Itu mah kudu pinter kebangetan euy"

"Iya lah Do... aku sejauh ini udah juara di tingkat kabupaten dan juara dua di provinsi... tahun ini aku ngewakilin Jawa barat di tingkat nasional... semoga aja aku bisa juara Do!"

"Wah... kamu hebat pisan Mit, emang pelajaran apa yang kamu ikutin lomba?"

"Biologi... aku suka banget ilmu Biologi"

"Pantes kamu semangat banget mempelajari anatomi tubuh manusia... sampe-sampe ngocokin titit aku pas tadi siang hahaha"

"Hahaha... aku cuman penasaran aja Do, apakah cowok itu terangsang kalo dipegang cewek, ternyata beneran"

"Aku siap kok Mit jadi objek penelitian mu"

"Hadeuuuh kamu mah mikir mesum wae"

"Hahaha... bercanda atuh Mit"

"Kamu suka biologi gak?"

"Gak terlalu sih Mit, tapi aku lebih seneng matematika"

"Anjiiir!!! Ngeri banget kamu ya! Aku gak terlalu bagus matematikanya"

"Asik kok belajar matematika, banyak ngitungnya hahaha"

"Iih dasar!!"

Kita akhirnya ngebacot segala hal malem itu, sampe-sampe ane tau apa kebiasaan buruk dia, yaitu sering kentut di kelas tapi gak pernah bilang-bilang. Kita juga semakin akrab dan berani megang bagian bagian tubuh masing-masing.

Ane gak nyangka bakalan semudah ini akrab sama Mitha. Dia orangnya asik banget kalo lagi berduaan gini. Beda cerita kalo lagi ada temen-temennya, dia jutek parah.

Malem semakin larut, acara api unggun udah bubar. Mitha udah kembali ke tempatnya semula untuk tidur. Ane udah gak denger lagi suara gaduh dari tengah lapangan, tapi ane denger sayup-sayup ada orang masuk ke ruang putri.

Ane penasaran dengan suara itu, ane pun kembali ngintip dari balik tirai. Ternyata orang yang masuk itu adalah Rashid. Dia duduk di sebelah Mitha yang lagi tidur pulas. Dia mulai ngomong sama Mitha tentang semua perasaannya. Ane gak nyangka Gan/Sis, Rashid adalah seorang pengemis cinta. Dia ngomong sama Mitha kalo selama ini dia suka dan malu untuk ngungkapinnya. Ane yakin nih, Mitha sebenernya pura-pura tidur.

Malang banget ya nasib Rashid. Gara-gara besar malu dan terlalu pengecut, dia jadi gak dapetin Mitha. Padahal Mitha pernah ngomong sama ane kalo dia juga sebenernya suka sama si Rashid. Tapi, dia gak kunjung ditembak mulu sama dia.

Ane lanjut tidur aja lah, males dengerin ocehan pengemis cinta. Ane lebih suka dengerin suara rintihan kuntilanak. Ketika tengah malam, ane terbangun kembali. Kali ini perut ane terasa melilit. Ane pun pergi keluar untuk buang hajat.

Di perkemahan sebenernya udah disediain fasilitas MCK sama panitia, namun ane lebih milih buang hajat di toilet pabrik teh yang ada di seberang jalan dari perkemahan. Pabrik itu super angker kalo di malam hari Gan/Sis. Ane nekat pergi kesana karena toiletnya lebih nyaman dan bersih.

Ane ngerasa lega setelah semua hajat dikeluarkan. Setelah cebok dan cuci tangan, ane kemudian buka pintu. Tiba-tiba di balik pintu ada Mitha berdiri sambil melototi ane. Sontak ane kaget luar biasa sampe terjengkang.

"Anjir!! Kamu ngagetin banget Mit!!"

"Aduh, maaf maaf... kukira kamu gak bakalan kaget"

"Ya kaget lah, kukira kamu ini kunti"

"Ihhh... kamu jahat banget deh bilang aku kunti!"

"Abisnya kamu melototiku"

"Yaudah... ayo bangun!!"

Ane kemudian bangun lagi. Mitha langsung pegang tangan ane lalu narik ane keluar dari toilet. Dia ngajak ane masuk ke dalam bangunan pabrik teh.

"Aduh... ngapain kamu ajak aku kesini?"

"Aku mau ngasih tugas pacar sama kamu Do"

"Tugas apaan si?"

"Bantu aku nyari gelang emas milikku di pabrik ini"

"Sekarang!!"

"Iya Do, udah gak ada waktu lagi! Besok pagi kita pulang"

"Aduh Mit, takut ah... aku gak sanggup masuk ke pabrik lebih jauh lagi... pasti di sana banyak kuntinya"

"Yaelah kamu penakut banget sih!! Ayo ikut aku... kamu tega biarin aku sendirian?"

"Hadeuuuh... yaudah deh"

Akhirnya dengan sangat terpaksa, ane ngikutin Mitha masuk lebih dalam lagi dari bangunan pabrik teh tua itu. Anjir! Suasana di dalem udah kayak wahana rumah hantu di Pasar Malam Gan/Sis, dimana terdapat sebuah mesin pengolah teh yang udah tua, belum lagi suasana bangunan yang gelap dan berdebu. Aroma teh yang khas terkadang semilir lewati hidung.

Kita kemudian naik tangga menuju lantai dua. Di sana terdapat banyak tumpukan karung dan beberapa balok kayu. Kayaknya ruang itu dipake buat gudang. Ane mulai heran nih sama Mitha, kok bisa bisanya hilang gelang di tempat kayak gini.

"Mit... kenapa sih kamu bisa hilang gelang di tempat ini? Emang kapan ilangnya"

"Udah setahun Do... aku gak sengaja ngilangin gelang itu pas lagi ngikutin acara jurit malam"

"Hah jurit malam? Dulu emang ada?"

"Ada Do... jadi kita dulu disuruh menjelajahi kampung sini malem-malem untuk nyari bendera... nah dalam bendera itu ada beberapa pertanyaan teka teki yang harus dipecahin... seru lah pokoknya Do"

"Kenapa sekarang acara itu gak ada?"

"Soalnya banyak peristiwa kesurupan Do... termasuk temen-temen yang sekelompok sama aku"

"Buset... serem amat"

"Iya Do... aku dulu lagi nyari bendera di bangunan ini... kita semua berpencar... aku naik ke lantai dua bareng Rashid... aku sengaja ngajak dia karena pengen romantis-romantisan gitu... tapi gagal... sial banget deh Do... dia itu apa ya? Gak ada peka-pekanya sama cewek... aku tuh pengen gitu ditanya perasaan atau ditembak gitu... jadinya kita cuman nyari bendera itu sambil ngobrol-ngobrol tentang sekolah dan pelajaran... tapi tiba-tiba banyak suara teriakan dari bawah... temenku semuanya kesurupan... aku sama Rashid panik lah... aku berusaha nolongin mereka... dan... yaa... gelangku jatuh... pas pulang aku dimarahin sama ibuku... gelang itu sangat berharga buat keluargaku"

"Tunggu dulu! Kalo gitu kejadiannya, kenapa kita nyarinya di atas? "

"Di bawah gak ada Do... aku udah nyari sendiri pas pertama kali kita kesini di hari jumat... tapi waktu itu, aku belum sempet nyari di atas karena aku sibuk ngurus acara"

"Hmmm... baiklah kalo gitu, kita cari bareng-bareng"

Ane berpencar di ruang itu buat nyariin gelang Mitha. Ane rela melawan rasa takut demi ayang. Begitulah rasanya punya pacar Gan/Sis, kita harus siap direpotkan sama pasangan kita.

Ane udah keliling sambil ngubek-ngubek barang yang ada di sana, tapi hasilnya nihil. Ane pun duduk di atas lantai kerena kelelahan. Tak lama Mitha juga ikutan duduk di sebelah ane. Dia keliatan capek dan mukanya berkeringat. Ane dengan spontan ngelap wajahnya pake tangan.

"Kamu juga keringetan Do"

"Iya nih, tapi gak apa apa lah, itung itung olahraga"

Tiba tiba Mitha membuka bajunya, lalu ia ngelapin muka ane pake baju itu. Anjir! Ane lagi lagi dibikin kaget sama dia. Apalagi ane liat dia cuman pake beha doang.

"Anjiir Mit!! Apa yang kamu lakuin?"

"Aku ngelapin kepalamu Do! Basah banget ihh"

"Tapi bajumu bisa bau keringet"

"Gak apa apa lah Do... aku suka kok!"

"Njiir! Suka bau keringet?"

"Bukan Dodo, tapi suka ama kamu hehe"

Abis ngelapin pala ane sampe kering, dia pake lagi bajunya. Tampak bagian depannya cukup basah. Ane jadi dibikin speechless sama kelakuan aneh dia.

"Do... makasih ya udah bantu aku"

"Tapi aku belum nemuin gelang kamu"

"Gak apa apa Do... aku cuman perlu bukti kalo kamu selalu ada dan bisa buatku"

"Iih so sweet!! Haha"

Kita malah berpelukan mesra di sana. Ane bisa ngerasain detak jantung Mitha yang berdegup cukup kencang. Suasana malam horor itu kini berubah jadi romantis.

Ketika abis pelukan, ane gak sengaja liat sebuah benda yang memantulkan sinar senter yang tergeletak di lantai. Ane dan Mitha pun langsung ngedeketin benda yang berada di kolong sebuah meja besar. Pas diambil, ternyata benda itu adalah adalah gelang milik Mitha yang ilang. Sontak, cewek itu lansung kegirangan. Dia melukin ane lagi sampe terjengkang.

"Do..."

"Iya Mit"

"Nanti pas udah nyampe di sekolah, traktir aku makan baso dong"

"Oh siap Mit... hehe"

"Baso Parahyangan ya!"

"Waduh, mahal atuh euy! Mana sanggup aku"

"Hadeuh... baso Mulangsari aja kalo gitu"

"Waduh Mit, gak cukup juga"

"Dodo! Kamu kok miskin banget sih!!"

"Aku cuman punya sepuluh rebu Mit"

"Yaudah deh, kita ngebaso di Mang Asep aja yang deket sekolah"

"Nah itu, aku baru sanggup"

"Kamu mah aneh Do... anak PNS tapi kok gak punya uang! Beda sama si Donnie"

"Orang tua aku mah pelit, jadi gitu deh hahaha"

"Huh dasar!!"

Kita pulang kembali ke perkemahan malem itu. Mitha langsung make gelangnya yang hilang itu. Akhirnya usaha ane buat dapetin Mitha berhasil. Mulai hari itu ane resmi jadi pacar rahasianya.

...
 
6. Mulai Sekolah


Setelah kegiatan MOS resmi ditutup, hari senin berikutnya ane mulai belajar sebagai kelas sepuluh SMA. Ane cukup antusias karena udah pake seragam SMA yang celananya panjang. Ane merasa jadi dewasa Gan/Sis.

Pagi hari sekitar jam enam pagi, ane udah naek angkot menuju sekolah. Ketika turun di deket sekolah, ane ketemu sama Lita. Dia manggil ane dari kejauhan.

Lita adalah temen sekelas ane dari kelas satu SMP, berarti sekarang ane udah tahun ke empat sekelas dengannya. Dia cukup deket sama ane karena kita sering dalam satu kelompok belajar.

"Pagi Do!"

"Pagi Lita"

"Cie... gimana nih kelanjutan kamu sama Teh Mitha?"

"Hadeuuh! Pagi-pagi udah nanya gak jelas"

"Ya jelas lah Do... kamu kan udah nembak dia minggu kemaren, terus dia ngegantung jawabannya, tapi temen-temen bilang pas di tempat camping, kamu katanya ditolak"

"Emang bener Lit, aku ditolak sama Mitha... alasannya dia pengen fokus belajar"

"Hmmm... tapi masalahnya Do, kenapa Teh Mitha bilang sama aku, kalo dia butuh kamu"

"Apaaaaah!!! Dia bilang gitu? Kapan Lit?" Ane kaget.

"Pas mau pulang Do... aku kan cukup deket sama dia... dia bilang ke aku kalo kamu bisa bantu dia dalam belajar... aku gak tau maksudnya apa"

"Aku kagak ngarti Lit"

"Apa kamu seneng?"

"Aduh bingung lah... antara senang dan enggak"

"Alah! Kamu mah meni gitu ah"

Tak terasa, kita tiba di kelas. Ane duduk sebangku sama Erga. Ane berada di depan Donnie yang duduk sama Andre. Sebelum upacara, Donnie sangat menggebu-gebu ngomongin Mitha. Dia pasang target dalam semester ini, dirinya akan mendapat respon dari Mitha untuk menjadi pacarnya.

Ane cuman bisa tepok jidat denger omongan Donnie. Usaha dia buat dapetin Mitha udah tertutup. Cewek itu udah jadi milik ane. Pengen deh ngomong gitu sama dia.

Ketika upacara, ane liat Mitha berada di baris terdepan di antara siswa sekelasnya. Di akhir upacara, dia dipanggil oleh Kepsek ke depan untuk menerima penghargaan sebagai juara kedua olimpiade sains tingkat provinsi. Dia kemudian dapet sebuah bingkisan dan trophy. Tentunya semua siswa bertepuk tangan untuknya tak terkecuali ane. Ane bangga bisa macarin cewek super pinter, super cantik dan terkenal di sekolahan. Walaupun cuman backstreet.

Meskipun kita udah resmi pacaran, tapi ane dan Mitha sulit banget buat sekadar bertegur sapa. Mitha selalu berpaling kalo lagi papasan sama ane. Dia seakan-akan gak kenal. Mungkin dia lakukan itu karena dia gak mau rahasianya terbongkar.

Di luar sekolah pun ane tak bisa nemuin dia. Ane gak tau rumahnya dimana dan ane gak punya hape. Waktu itu, ane satu-satunya siswa di kelas yang gak punya hape. Padahal orang tua ane sebenernya sangat mampu buat beliin ane hape, bahkan hape kamera. Tapi ya begitulah mereka, super pelit.

Sebulan berlalu gitu aja. Ane sampe sekarang masih belum bisa ketemuan sama Mitha, bahkan cuma sekadar ngobrol sekalipun. Duh ternyata pacaran backstreet kayak gini cukup menyiksa ane.

Ane kemudian berusaha untuk ketemu Mitha. Ane nyemperin dia di kantor sekretariat Osis. Namun, ane langsung diusir sama senior-senior kelas dua belas karena ane bukan anggota Osis.

Suwe banget dah Gan/Sis. Ane berharap bisa ketemu Mitha dalam waktu dekat ini. Suatu hari harapan ane dikabulkan Tuhan. Ane waktu itu lagi kerja kelompok di kelas setelah pulang sekolah. Ane masuk kelompok sama Lita dan gengnya. Apesnya, karena ane satu-satunya cowok di kelompok itu, ane ditugasin nyari referensi di perpustakaan sekolah.

Awalnya ane kesel disuruh pergi ke perpus, tapi ketika masuk ke sana, ane liat ada cewek yang selama ini ane rindukan. Dia lagi duduk di kursi sambil baca buku. Ane dengan spontan langsung nyamperin dia sambil nepokin punggungnya.

"Anjing!!! Dodo ihh!! Ngagetin aja!" bentak Mitha.

"Aku kangen banget sama kamu Mit!" balas ane sambil memegang tangannya. Seketika, Mitha langsung membantingnya.

"Sssssstt!! Dodo!! Inget perjanjian kita?" bisik Mitha.

"Oh iya... maaf maaf Teh... hehehe... boleh aku duduk disebelahmu?"

"Boleh... sok aja"

Ane duduk di sebelah Mitha. Jantung ane mendadak deg-degan saat itu karena Mitha sama sekali gak nengok lagi ke arah ane. Dia lanjut baca buku.

"Teh... sebenernya aku kesini... "

"Sssssst!! Ini perpus, jangan berisik!!"

Geblek! Dia kok lebay banget sih? Padahal di perpustakaan itu cuman ada ane, Mitha dan Pak Arif sebagai penjaga perpustakaan, tapi kenapa mesti gak boleh ngeluarin suara?

Yaudah, ane akhirnya cuman diem di sana. Ane mulai memasuki tahap melamun. Tak lama, Mitha ngasih ane secarik kertas. Ane liat kertas itu, ternyata ada tulisannya.

'Kamu mau apa kesini?'

Ane mau ngejawab pertanyaan Mitha, tapi belum juga ane ngomong, dia langsung nunjuk ke kertas. Dia pengen ane ngejawabnya lewat tulisan.

'Aku mau nyari buku buat tugas bahasa Indonesia'

Ane ngasih kertas itu kembali kepada Mitha. Ia kemudian menulis lagi di kertas yang sama, lalu ngebalikin ke ane.

'Buku apa? Barangkali aku bisa bantu'

'Kita disuruh nulis makalah tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik novel'

'Berapa buku yang kamu butuh?'

'10'

Mitha kemudian megang tangan ane, lalu mengajak ane berjalan menuju barisan rak buku. Mitha langsung milihin buku novel yang ane minta. Ane cuman planga plongo ketika dia ngasih satu-persatu buku novel. Setelah sepuluh buku novel yang tebel-tebel numpuk di tangan ane, kita kembali ke meja.

Suasana kembali seperti semula. Ane jadi bingung mau ngapain. Ane liat Mitha kembali membaca buku. Yaudah deh ane juga ikutan baca novel yang udah dipilihin Mitha.

Baru juga empat halaman ane baca novel, mata ane mulai sepet. Rasa kantuk tiba-tiba menyerang. Ane sampe nguap berkali-kali. Akan tetapi secara tiba-tiba, Mitha ngasih ane secarik kertas kembali. Pas ane baca ternyata tulisannya bikin ane mendadak semangat dan gak ngantuk.

'Aku kangen sama kamu Do'

Begitulah isi tulisan Mitha yang barusan ane terima. Tentunya hal itu bikin ane super seneng. Ane langsung lempar senyum selebar mungkin sama Mitha. Lega rasanya tau apa yang dirasakan Mitha.

Ane secara perlahan menggenggam tangannya di kolong meja. Tampak muka Mitha memerah. Kita ngabisin waktu di sana sambil baca buku. Kita gak saling bicara, tapi tangan kita tak lepas sedetikpun.

Sekitar jam empat sore, Pak Arif sebagai penjaga perpustakaan dateng nyamperin kita. Dia bilang mau pulang katena udah sore sambil ngusir kita secara halus.

Akhirnya kita nurutin Pak Arif. Ane meminjam sepuluh buku novel ke perpustakaan buat bikin tugas. Suasana sekolah di sore hari udah sepi banget. Jadinya kita bisa jalan bareng tanpa harus takut ketahuan.

"Do... kamu itu meni susah dihubungin sih! Aku sebenernya pengen ketemu kamu dari lama, nomer hape kamu berapa?"

"Sorry Mit, aku gak punya hape"

"Apaaaaaah!! Hari gini gak punya hape? Aduh Do! Aku aja orang miskin bisa punya hape, ya walaupun bukan hape kamera sih, tapi bisa buat komunikasi"

"Ya gimana atuh, orang tuaku pelitnya minta ampun... aku sebenernya udah minta dibeliin hape, tapi ya gitu... alasannya takut ganggu pelajaran"

"Ganggu gimana? Justru bisa bantu kamu komunikasi sama temen-temen tentang pelajaran"

"Ya tetep susah Mit, lagian aturan di sekolah ini kan ketat, gak boleh bawa hape ke sekolah!"

"Asal jangan ketahuan aja atuh Do, lagian aku mah gak pernah maenin hape pas jam pelajaran"

"Hmmm... iya juga"

Tak terasa kita udah jalan cukup lama. Kita nyampe di halte angkot. Mitha ngajak ane duduk di sana sambil lanjut ngebacot.

"Mit, hape kamu berapa sih harganya?"

"Murah kok Do, cuma 388 ribu, kartunya CDMA... jadi cukup murah pulsanya"

"Aku pengen euy, kalo yang ada kameranya berapaan ya?"

"Kalo hape gitu mah mahal banget atuh Do! Yang paling murah aja sekitar 1,5 juta... kalo yang bagus bisa diatas 2,5 juta... kamu mau beli hape kamera?"

"Njiir!! Mahal banget ya... pantesan Emak ku gak mau beliin"

"Yaudah... kamu beli hape kayak punyaku aja Do, murah terus ringtone nya juga udah polifonik lho"

"Okeh deh, aku mau nabung buat beli hape... nyisihin uang jajanku"

"Nah gitu dong! Nanti kita bisa telpon telponan hehe"

Lagi asik asiknya ngobrol, eh tiba-tiba kedengeran bunyi konser keroncong dari dalam perut Mitha. Dia langsung megangin perutnya sambil tersipu malu.

"Kamu belum makan Mit?"

"Hehehe... belum Do, dari pagi cuman sarapan bala-bala"

"Aduuh kasihan banget sih pacarku, saking fokus belajar sampe lupa makan hehe"

"Iiiih!! Malah ngeledek"

"Haha... yaudah deh, mau aku traktir baso?"

"Widih!! Mau pisan atuh Do! Kita ke Mang Asep yuk!!"

"Apaan Mang Asep! Kita ke Mulangsari aja yuk!!"

"Njiiir!!! Kamu ngajak aku kesana? Kamu punya duit sekarang?"

"Ya nabung lah Mit, aku... aku pengen neraktir kamu di sana, soalnya pas pulang camping, aku ngerasa malu hehe"

"Alhamdulillah, yaudah hayu yuk!! Aku udah lapar pisan"

Kita terus naik angkot menuju Pengkolan buat makan baso Mulangsari. Di Garut City banyak banget tempat baso yang super enak. Mulai dari baso gerobak sampe kios. Mulai dari yang harganya 5.000/porsi sampe 40.000/porsi, ada di kota ini. Harga baso di Mulangsari termasuk menengah lah Gan/Sis, jadi ane bisa neraktir Mitha.

Akan tetapi, pas waktu kita nyampe di sana. Mitha malah pesen baso porsi jumbo. Ane pun terhenyak seketika dan mendadak berkeringat dingin. Ane liat dompet, isinya cuman duit selembar dengan nominal 20.000. Duit segitu, cuman bisa bayarin makan Mitha. Ane pun terpaksa gak pesen apa apa.

"Kok kamu gak pesen Do?"

"Aku masih kenyang Mit"

"Emang kamu udah makan?"

"Tadi makan gehu pas isitirahat... hehehe"

Aduh, sebenernya ane juga lapar banget Gan/Sis, dari pagi belum makan. Tapi demi ayang, ane rela tahan lapar. Tak lama baso yang dipesan dateng. Tanpa banyak basa basi, Mitha langsung melahap baso itu dengan buas. Dia bener-bener kelaparan nih Gan/Sis. Ane cuman bisa liat dia sambil nelen ludah.

"Basonya enak banget Do!"

"Wih mantap atuh"

Mitha mulai kasihan liat ane, dia lalu nawarin porsinya buat ane. Tapi ane nolak karena gengsi. Mitha kemudian ngambil sesendok mie, lalu nyuapin ane.

"Gimana? Enak?"

"Enak Mit"

"Kamu gak usah pura-pura kenyang Do, aku tau kamu juga laper"

"Hehe... iya Mit, tapi uangku gak cukup buat beli dua porsi"

"Yaudah... semangkok berdua aja yuk"

"Tapi kamu gak kenyang atuh"

"Lebih baik aku gak kenyang daripada liat kamu kelaparan"

"Duh so sweet banget haha"

Akhirnya kita saling menyuapi makan baso. Kita ketawa bahagia ketika setiap satu suapan masuk ke mulut. Abang-abang pelayan kios baso pun jadi baper liat ke-UwU an kita Gan/Sis.

Setelah beres makan, kita pun pulang ke rumah masing-masing. Kita berpisah di alun-alun karena jurusan angkot yang kita naikin berbeda. Dia pulang duluan sedangkan ane harus menunggu dulu. Karena duit ane bener-bener udah abis, jadi ane nunggu angkot yang disopirin sama temen ane. Maksudnya biar dapet tumpangan gratisan.

...
 
Waduh!! Bener nih momod disini kayak ya pegawe Pemda, birokrasi banget anjir!!
Masa bikin trit baru pake akun baru hrs nunggu 7 hari dulu, ane juga di real life kerja sbgai birokrat ngerasa kesel juga
Btw klo update ga pake akun TS yg udah subscribe Thread jg ga bs baca notifikasi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd