Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Kisah di Kebon Tebu

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Tsnya aktif terakhir 8 april 2018 nih lupa atau apa yak
 
Kebon tebu nya dah digusur nih jd kisahnya gak lanjut
 
Tanpa pikir panjang mereka berempat pun mulai telanjang hanya menyisakan celana dalam saja. Sambil cengengesan mereka senang sekali karena dapat rejeki nomplok lebaran ini. Dengan hasrat sange udah sampai ke ubun-ubun.

"Aku duluan ya,... " celetuk Toni.

Dengan badan cungkring dan rambut keriting, tangannya melebarkan pahaku membuat kemaluanku jadi perhatian nya sambil terpaku memandangi. Dia mulai mengelus-elus klitoris dengan jempolnya, sementara jari manis dan tengahnya di goyang-goyang di depan mulut vaginaku. Tanpa terasa kapan rupanya vaginaku mengeluarkan cairan bening kental tapi licin. Toni pun tanpa ragu langsung mengorek-ngorek dalemanku, sontak membuatku kaget rasanya aneh sekaligus nikmat.

"Ah... Ah... Ah..." rasanya luar biasa. Entah kenapa hatiku menjadi senang dengan permainan jari-jarinya. Dengan posisi masih merebah tapi kedua tanganku menyangga punggung supaya aku bisa melihat aksi Toni menikmati tubuhku.
Mulutnya mulai mendekati payudaraku, tanpa ragu dia menjilati puting susuku. Dan mulai menyedot nya selayaknya seorang bayi menyusu pada ibunya.

"Oh, God" gumamku belum pernah aku merasakan perasaan sebahagia ini.

"Clok... Clok... Clok..." entah kapan vaginaku basah dan mengeluarkan suara seperti itu ketika di obok-obok Toni. Yang pasti ini enak sekali rasanya. Sementara tangan kirinya yang nganggur mencoba mencopoti baju-bajuku.

Langsung Rudi dan Anton dengan sigap membantu Toni untuk menelanjangiku. Rupanya mereka bertiga dari tadi dengan bahagia melihatku dinikmati.

Kini aku pun telanjang bulat sambil merebah memandangi langit-langit gubuk tempat mereka bersenang-senang dengan tubuhku. Sementara Toni asyik melumat payudaraku secara bergantian hingga membuatnya basah dengan air liurnya.
Entah kenapa tiba-tiba Rudi mengeluarkan rudalnya di depan muka dengan CD kuning yang masih di pakainya. Tanpa perlu komando tanganku langsung mencengkram dan mengocok rudal nya perlahan. Tanpa ku sadari pinggulku terangkat dan bergoyang-goyang sementara aku membuka lebar-lebar pahaku. Sepertinya Toni tau aku sedang sange kelas berat, dia pun mempercepat kocokannya.

"Ah... Ah... Ah..." sambil nafasku semakin berat karena menahan kenikmatan ini. Aku pun mempercepat kocokan rudal Rudi, semakin di kocok semakin keras dan urat-uratnya pun mulai bermunculan. Sampai aku di titik dimana otaku blank, aku pun memejamkan mata karena sekujur tubuhku merasakan kenikmatan. Rupanya vaginaku terkencing mengeluarkan air, entah air apa itu membuat basah paha dan tangan Toni rasanya pun hangat. Nafasku pun terengah-engah seperti orang yang baru saja lari-lari di lapangan. Dan tubuhku terasa lemas seolah kehilangan tenaga.
Toni pun mulai beranjak dan mulai mencopot CD nya lalu tanpa ragu menghadapkan batang rudalnya didepan vaginaku sambil membuka lebar pahaku. Rupanya dia sudah tak sabar untuk mengawini ku, aku pun agak canggung tapi rupa nya Rudi langsung ikut naik ke bale dan memelukku dari belakang. Rupanya dia ingin menyanggaku dengan tubuhnya. Kini ku terduduk diantara Toni di depanku yang mulai berusaha memasukkan rudalnya dengan menggesek-geseknya. Dan Rudi dibelakang ku menjadi tempat bersandarku dia pun menempelkan tubuhnya erat di punggungku, aku pun bisa merasakan batangnya di punggungku.

Sementara pinggul Toni bergoyang-goyang dengan kemaluan yang saling bercumbu. Entah apa yang ku lakukan tanganku malah menuntun rudalnya untuk menemukan lubangku. Toni pun dengan senang hati semakin menyodokku hingga batangnya perlahan mulai tenggelam. Seperti ular yang masuk kedalam luangnya.

Kulihat Toni pun tersenyum puas bisa mengambil kesucian ku tanpa aku bisa menolaknya atas apa yang dia perbuat. Sementara tangan kananku masih memegangi rudalnya yang mulai maju mundur, timbul tenggelam. Perasaanku melayang merasakan kenikmatan ini. Tak pernah ku sangka akan senikmat ini, lebih nikmat dari pada menggunakan jari karena ini batang sungguhan yang mengisi setiap rongga vaginaku.

Dengan gerakan menyodok yang kacau, Toni pun berusaha terus mengawini ku. Kulihat nafasnya pun mulai tersengal-sengal. Dia tampak bahagia dan sangat puas. Tangannya ia letakkan di lututku sementara kakiku terangkat ke atas karena posisi sodokan Toni dari atas.

Dia pun mulai mempercepat tempo sodokannya. Ini semakin membuat aku gila, karena kenikmatan nya membuat hati dan ubun-ubunku melayang. Aku yang tak sanggup menahan kenikmatan ini mulai kacau menggeleng-gelengkan kepala untuk membuat diriku tetap tersadar. Karena rasa nikmat ini seolah mencoba menggambil kesadaran ku.

Aku pun reflek menggigit jariku dan tanganku yang satunya menahan tubuh Toni yang semakin nafsu.

"Ah.... Ah... Ahhh... Yessss...!!!" Toni pun merancu sesukanya. Dia sepertinya tak bisa memungkiri bahwa kawin sangatlah nikmat hingga membuat lupa segalanya. Memuaskan nafsu kebinatangannya.
"Akkhhhh.... Shiittt..." Toni pun mencabut batangnya kemudian mengurut-urut rudalnya sendiri. Sampai menyemprotkan spermanya ke perutku.

Akupun berhasil melewati ujian pertama. Sekujur tubuhku mengeluarkan keringat dingin, lemas dan masih tersengal-sengal. Rudi pun mulai beranjak menggantikan Toni, sepertinya dia punya rencana tersendiri dalam mengawiniku.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Tanpa pikir panjang mereka berempat pun mulai telanjang hanya menyisakan celana dalam saja. Sambil cengengesan mereka senang sekali karena dapat rejeki nomplok lebaran ini. Dengan hasrat sange udah sampai ke ubun-ubun.

"Aku duluan ya,... " celetuk Toni.

Dengan badan cungkring dan rambut keriting, tangannya melebarkan pahaku membuat kemaluanku jadi perhatian nya sambil terpaku memandangi. Dia mulai mengelus-elus klitoris dengan jempolnya, sementara jari manis dan tengahnya di goyang-goyang di depan mulut vaginaku. Tanpa terasa kapan rupanya vaginaku mengeluarkan cairan bening kental tapi licin. Toni pun tanpa ragu langsung mengorek-ngorek dalemanku, sontak membuatku kaget rasanya aneh sekaligus nikmat.

"Ah... Ah... Ah..." rasanya luar biasa. Entah kenapa hatiku menjadi senang dengan permainan jari-jarinya. Dengan posisi masih merebah tapi kedua tanganku menyangga punggung supaya aku bisa melihat aksi Toni menikmati tubuhku.
Mulutnya mulai mendekati payudaraku, tanpa ragu dia menjilati puting susuku. Dan mulai menyedot nya selayaknya seorang bayi menyusu pada ibunya.

"Oh, God" gumamku belum pernah aku merasakan perasaan sebahagia ini.

"Clok... Clok... Clok..." entah kapan vaginaku basah dan mengeluarkan suara seperti itu ketika di obok-obok Toni. Yang pasti ini enak sekali rasanya. Sementara tangan kirinya yang nganggur mencoba mencopoti baju-bajuku.

Langsung Rudi dan Anton dengan sigap membantu Toni untuk menelanjangiku. Rupanya mereka bertiga dari tadi dengan bahagia melihatku dinikmati.

Kini aku pun telanjang bulat sambil merebah memandangi langit-langit gubuk tempat mereka bersenang-senang dengan tubuhku. Sementara Toni asyik melumat payudaraku secara bergantian hingga membuatnya basah dengan air liurnya.
Entah kenapa tiba-tiba Rudi mengeluarkan rudalnya di depan muka dengan CD kuning yang masih di pakainya. Tanpa perlu komando tanganku langsung mencengkram dan mengocok rudal nya perlahan. Tanpa ku sadari pinggulku terangkat dan bergoyang-goyang sementara aku membuka lebar-lebar pahaku. Sepertinya Toni tau aku sedang sange kelas berat, dia pun mempercepat kocokannya.

"Ah... Ah... Ah..." sambil nafasku semakin berat karena menahan kenikmatan ini. Aku pun mempercepat kocokan rudal Rudi, semakin di kocok semakin keras dan urat-uratnya pun mulai bermunculan. Sampai aku di titik dimana otaku blank, aku pun memejamkan mata karena sekujur tubuhku merasakan kenikmatan. Rupanya vaginaku terkencing mengeluarkan air, entah air apa itu membuat basah paha dan tangan Toni rasanya pun hangat. Nafasku pun terengah-engah seperti orang yang baru saja lari-lari di lapangan. Dan tubuhku terasa lemas seolah kehilangan tenaga.
Toni pun mulai beranjak dan mulai mencopot CD nya lalu tanpa ragu menghadapkan batang rudalnya didepan vaginaku sambil membuka lebar pahaku. Rupanya dia sudah tak sabar untuk mengawini ku, aku pun agak canggung tapi rupa nya Rudi langsung ikut naik ke bale dan memelukku dari belakang. Rupanya dia ingin menyanggaku dengan tubuhnya. Kini ku terduduk diantara Toni di depanku yang mulai berusaha memasukkan rudalnya dengan menggesek-geseknya. Dan Rudi dibelakang ku menjadi tempat bersandarku dia pun menempelkan tubuhnya erat di punggungku, aku pun bisa merasakan batangnya di punggungku.

Sementara pinggul Toni bergoyang-goyang dengan kemaluan yang saling bercumbu. Entah apa yang ku lakukan tanganku malah menuntun rudalnya untuk menemukan lubangku. Toni pun dengan senang hati semakin menyodokku hingga batangnya perlahan mulai tenggelam. Seperti ular yang masuk kedalam luangnya.

Kulihat Toni pun tersenyum puas bisa mengambil kesucian ku tanpa aku bisa menolaknya atas apa yang dia perbuat. Sementara tangan kananku masih memegangi rudalnya yang mulai maju mundur, timbul tenggelam. Perasaanku melayang merasakan kenikmatan ini. Tak pernah ku sangka akan senikmat ini, lebih nikmat dari pada menggunakan jari karena ini batang sungguhan yang mengisi setiap rongga vaginaku.

Dengan gerakan menyodok yang kacau, Toni pun berusaha terus mengawini ku. Kulihat nafasnya pun mulai tersengal-sengal. Dia tampak bahagia dan sangat puas. Tangannya ia letakkan di lututku sementara kakiku terangkat ke atas karena posisi sodokan Toni dari atas.

Dia pun mulai mempercepat tempo sodokannya. Ini semakin membuat aku gila, karena kenikmatan nya membuat hati dan ubun-ubunku melayang. Aku yang tak sanggup menahan kenikmatan ini mulai kacau menggeleng-gelengkan kepala untuk membuat diriku tetap tersadar. Karena rasa nikmat ini seolah mencoba menggambil kesadaran ku.

Aku pun reflek menggigit jariku dan tanganku yang satunya menahan tubuh Toni yang semakin nafsu.

"Ah.... Ah... Ahhh... Yessss...!!!" Toni pun merancu sesukanya. Dia sepertinya tak bisa memungkiri bahwa kawin sangatlah nikmat hingga membuat lupa segalanya. Memuaskan nafsu kebinatangannya.
"Akkhhhh.... Shiittt..." Toni pun mencabut batangnya kemudian mengurut-urut rudalnya sendiri. Sampai menyemprotkan spermanya ke perutku.

Akupun berhasil melewati ujian pertama. Sekujur tubuhku mengeluarkan keringat dingin, lemas dan masih tersengal-sengal. Rudi pun mulai beranjak menggantikan Toni, sepertinya dia punya rencana tersendiri dalam mengawiniku.

Bersambung...
Mantap hu akhirnya lanjut juga
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd