Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Kisah di Kebon Tebu

Bimabet
Rudi tersenyum bahagia, mengetahui kini ia punya giliran bersenang-senang. Rudi adalah anak petani sehari-harinya kadang ia gunakan untuk membantu orangtuanya, tak pelak membuat Rudi memiliki tubuh yang atletis dibandingkan yang lain. Kulitnya yang coklat serta tampangnya yang biasa saja mencium kecil bibirku dengan gemasya. Dia mulai mengelus-elus keningku selayaknya kekasih.

Lalu berkata "Sudah siap, sayang...!!!" dengan suaranya yang berat dan dewasa. Aku pun tak membalas sepatah kata pun hanya bibir manyun yang ku tunjukan. Eh, dianya langsung nyipok saja, mungkin ia kira manyun ku dianggap sebagai ajakan ciuman tapi apa boleh buat akupun melayani servisnya. Lidah kami saling beradu di dalam mulutku, lidahnya melilit lidahku lalu kemudian dia menyedotnya. Aku belum pernah merasakan ciuman seperti ini sebelumnya, rasanya aneh tapi mengasyikkan.

Dia menuntun tanganku untuk memeluknya, sementara tubuhnya ia tindihkan diatasku sesak rasanya karena ditindih dengan badan kekarnya. Aku berusaha beradaptasi kami pun terus berciuman hingga liur kami membasahi bibir dagu, dan pipi. Betul-betul ciuman buas yang membuatku merasa senang.

Setelah puas dengan permainan bibir, ia mulai bermain dengan kedua payudara ku disedot kencang-kencang hingga di kunyah-kunyah puting susu ku dengan bibirnya. Rasanya geli sekali membuatku tanpa sadar aku membuka pahaku lebar-lebar sementara ia masih di posisi menindihku membuat rudalnya menggesek vaginaku.
Setelah itu dia mulai panas dan ingin segera mengawiniku, tanpa basa-basi dia memainkan rudalnya naik turun. Aku pun segera menuntunnya untuk menemukan lubangku dan mempersilahkan rudalnya untuk masuk dan menikmati vaginaku.
"Hmmmphh..." Aku mulai merasakan nikmat ketika rudalnya perlahan mulai masuk dan maju mundur syantik.... Rupanya batanng rudal Rudi jauh lebih besar dari Toni. Ini membuat tak ada rongga tersisa didalam. Dia mulai menggenjot perlahan tapi sangat bertenaga.

Dan rudalnya seolah-olah menghujam ke dasar paling dalam vaginaku, kemudian ia menarik mundur batangnya seluruh otot-otot dinding vagina ku merasakan geli yang luar biasa tiap kali menarik turunkan pinggulnya.

Tak pernah aku bayangkan sebelumnya aku akan dikawin seperti ini. Dan tak lain adalah teman masa kecilku, yang mana semasa SD kami biasa bermain apalagi setelah pulang sekolah. Kini kami telah tumbuh dan mulai pubertas tertarik lawan jenis. Memang benar mereka bukan tipe yang Kusuka tapi genjotan ini adalah genjotan yang membuatku bahagia.

Aku cuma bisa meringis dan mengeyitkan dahi menahan semua nikmat ini.
Dok.. dok.. dok.. ranjang bale tempat kami kawin rupanya ikut bergoyang, karena genjotan Rudi. Aku mulai menggeleng-gelengkan kepalaku. Vaginaku tak kuasa menahan rasa, seolah-olah ada yang ingin aku keluarkan dalam vaginaku, selayaknya orang ingin buah air kecil aku mulai tak tahan sekali.

"Ahhh....." aku melenguh panjang betul seperti buang air kecil aku mengeluarkan cairan dalam vaginaku membasahi kami berdua yang rasanya nikmat sekali. Tapi itu justru membuat licin rahimku, semakin mudah Rudi untuk menancapkan rudalnya dalam-dalam.

Aku pun lemas setelah mengalami puncak kenikmatan. Rudi pun merasakann batangnya licin sekali karena cairan tadi. Ia ingin mengubah posisi, kemudian ia memintaku untuk duduk diatasnya sementara ia rebahan dibawah.
Aku pun menuruti nya dia menahan rudalnya dengan tangannya supaya tegak ke atas, seolah memberi tanda supaya aku mendaratkan vaginaku tepat di atasnya.
"Oh, my God..." ternyata sensasi duduk diatas batang Rudi sangat nikmat bahkan aku pun merasakan kegelian hanya dengan menggoyangkan pinggulku. Sementara Rudi menggodaku dengan menaik turunkan pinggulnya.

"Hmmmppphh..." Ia tak tau bahwa aku berusaha keras untuk menahan rasa geli yang nikmat ini. Tak cukup itu tangannya pun mencengkram pinggulku dan memaju mundurkan ya. Tanganku hanya menutup mulutku seolah tak boleh sepatah katapun keluar, supaya seolah aku tak murahan dengan mudahnya ditaklukan.

"Clok... Clok.. clokk... " suara dentuman pinggul kami saling beradu. Rupanya Rudi punya inisiatif lain ia menggendong ku di depan dengan keadaan rudalnya masih menancap.

Oh, kenikmatan macam apa ini. Aku cuma bisa memeluk erat tubuhnya supaya aku tak jatuh. Tapi pinggulnya tak mau berhenti menggenjotku. Aku melihatnya tersenyum puas sementara aku cuma bisa meringis dikawini. Entah apa yang membuatku terhanyut dalam lamunan, aku mencium Rudi, ia pun membalas ciuman ku. Saling jilat saling kenyot antar bibir dan lidah.
Aku hanya bisa terpejam pasrah, menikmati semua ini. Bahkan ketika Rudi membuahi ku pun aku rela. Aku berada di titik terendah sebagai wanita, yang hanya bisa pasrah terserah diperlakukan seperti apa pun aku akan menurut.

Aku tak tahan lagi rasanya aku ingi terkencing lagi mengeluarkan cairan dari dalam rahim ku. Aku pun cuma bisa mendongak kan kepala ke langit-langit, sampai mencapai titik itu...
Titik dimana aku bisa meluapkan rasa nikmat ini. Tau keadaanku sange berat tubuhku sedang mendongak membuat posisi susuku juga mendongak, rupanya Rudi memanfaatkan situasi ini dengan mulai menghisap susuku. Dia malah semakin membuat geli nikmat tubuh ini, dan seperti nya aku sudah akan kehilangan kesadaran ku.

"God, yesss..." Aku pun menjambak keras rambutnya sementara ia masih asyik menyusu. Aku melepaskan cairan itu, serta seluruh kenikmatannya. Tubuhku lemas dan kini pun aku bisa tersenyum puas seperti mereka.

Rudi pun menurunkan ku dilantai, aku pun berlutut di depannya dengan rudalnya dimukaku, tanpa ragu aku pun menghisap biji-bijinya yang hitam sementara tangannya sibuk mengocok. Aku pun mengulum helm rudalnya dan menyedot nya. Sontak Rudi merasakan geli, dan melepaskan seluruh peju nya. Cairan itu memenuhi mulutku rasanya asin, lalu aku menjulurkan lidahku dan meludahkan semua spermanya. Terlihat lantainya jadi putih kental rupanya banyak sekali sperma yang dimuntahkan rudal Rudi.

Aku mulai berdiri dan duduk di tepi bale merasa sangat haus. Hingga aku memohon minum. Rupanya Toni sudah memakai baju dan bersedia mencari minum untuk kami, sementara aku di sambut oleh Joko dan Anton yang sudah tak sabar dengan gilirannya.

Bersambung
 
Setalah dikawini oleh Toni dan Rudi aku merasakan kehausan yang sangat, karena banyak sekali cairan nikmat yang aku keluarkan. Aku memohon kepada Anton dan Joko untuk bersabar, tapi rupanya mereka sudah sange berat. Ingin segera mengawini ku, tak kehilangan akal aku menyuruh mereka berdua melepas CD nya dan aku mengocok kedua batang bersamaan. Mereka pun tersenyum bahagia sesekali aku hisap dan kulum helm rudalnya dan biji mereka bergantian. Aku pun meludahi batang mereka sehingga tanganku licin dalam mengocok rudalnnya. Ini membuatku semakin haus, tapi harus aku lakukan agar ronde ini segera berakhir.
Mereka berdua terengah-engah mulai ingin menyemprotkan isi batangnya. Aku tau maka dari itu semakin aku per cepat. Yes, Anton mulai mengeluarkan pejunya aku pun lalu menjilati tanganku yang basah dengan sperma Anton sementara Joko masih belum ingin mengeluarkan nya.

Aku pun tanpa ragu menghisap batang Anton sampai tak bersisa spermanya. Anton pun lemas. Sementara konsentrasi ku ada pada Joko kini aku bisa menggunakan kedua tanganku mengocok rudalnnya. Rupanya Joko malah mendekatkan batang nya menginginkan aku untuk menghisap nya.

Anton yang mempunyai tubuh gempal sementara Joko tubuhnya sedang saja. Wajahnya mereka juga biasa saja. Saat aku sedang konsentrasi dengan batang Joko, beranjak Anton dari lemasnya mulai menyuruhku untuk rebahan di atas.
Kami bertiga akhirnya di atas ranjang bale kenikmatan, mulut dan tangan ku sibuk dengan rudal Joko sementara Anton sibuk dengan vaginaku. Rudalnya yang baru saja meluncurkan Peju sepertinya perlu waktu untuk isi ulang tenaga.

Dia ciumi mulut vaginaku, sesekali menjilati klitorisku yang berada di atasnya, sontak sesekali membuat ku mendesah. Mungkin ia tak pernah melihat kemaluan wanita terutama gadis jadi ada kebanggaan bahwa ia jadi pria dewasa dengan menikmati kewanitaanku.

Dok... Dok... Toni mengetuk pintu gubuk. Rupanya ia telah membawa satu teko es teh, dan aku pun adalah orang yang menghabiskan separuhnya.
Setelah dahagaku terpuaskan, dan semuanya pun menghabiskan sisanya. Aku ingin bersantai sejenak tapi Joko dan Anton adalah orang yang tak sabar, mereka berdua membawaku ditengah bale sementara mereka berdua menghimpitku di sisi kana kiri. Ya, aku sedang kelon dengan dua orang sange, tangan-tangan gatal tak bisa berhenti dari menjamah payudaraku hingga mengobok-obok kemaluanku. Sekali mereka bergantian mencumbu bibirku dan mengisap kenikmatan susuku dengan penuh khidmat.

Joko yang batangnya belum jadi keluar masih belum puas, kemudian ia menyuruhku menungging dengan bokong di atas. Rupanya ia ingin men-doggy style ku dengan mengawiniku dari belakang. Aku pun hanya membiarkannya, tapi batangnya menusuk-nusuk sembarangan mau tak mau aku pun harus menuntun rudalnya untuk menemukan tempat bersarang. Setelah memegangi rudalnya dia langsung menyeruduk layaknya anjing ingin kawin. Ia memegangi pinggulku sambil pantatnya maju mundur menggenjot, rupanya ia tak mau kalah dengan Toni dan Rudi.

"Oh, God..." kepalaku masih tergeletak lemas hanya pinggulku saja yang nungging sambil di genjot Joko.

"Ah... Ah..." rahimku mulai basah kembali. Dan aku harus mulai menahan rasa nikmat yang mulai menggerayangi kembali. Ku gigit bibir bawahku, supaya aku tak mudah kehilangan kesadaranku. Aku jadi salah tingkah dengan kelonjotan sendiri.
Melihat hal itu Anton menghampiriku seolah tak mau ketinggalan dia mengangkat kepalaku dan menciumi bibir sambil memasukkan lidahnya dalam mulutku. Aku pun langsung bergegas menyambut lidahnya dan menghisapnya. Sementara tanganku memeluk lehernya dan bersandar pada dadanya.

Tangannya yang gatal pun memainkan biji puting susuku memelintir serta menariknya seperti memerah susu sapi. Gila aku dikerjai dua orang sekaligus. Sesekali Anton menciumi leher serta menjilati telingaku membuat bulu kudukku terangsang rasanya seperti disetrum tapi enak dan nikmat.

"Ceplok... Ceplok... Ceplok..." rupanya perkawinan dengan Joko menghasilkan banyak cairan dirahim Nisa. Makin lemas tubuhku, tapi cuma bisa merelakan untuk diteguk kenikmatan oleh mereka semua. Joko pun merasakan makin lama rahim Nisa mulai berdenyut meremas-remas batangnya makin ketat makin nikmat.
Ia pun mulai sadar, dipenghujung kendali. Rudalnya sebentar lagi meledak menyemburkan seluruh muatannya. Joko pun langsung mencabut batangnya dan mulai menyemburkan spermanya di pantat serta punggung Nisa.

"Yeah..." Joko pun tersenyum puas bisa mengawini Nisa serta menyemprotkan spermanya dan mengoleskannya di sekujur tubuh Nisa, selayaknya seekor anjing mengencingi tiang listrik untuk menandai daerah kekuasaannya. Dia pun menandai Nisa sebagai taklukannya.
Sementara itu Anton yang melihat tubuh Nisa lemas. Membuat rudalnya bangun dari tidurnya, setidaknya sekali ia harus bisa mengawini seorang wanita dan ia rela keperjakaannya di renggut Nisa.

Nisa pun membiarkan gelagat Anton, yang mulai membuka lebar pahanya, sementara bekas dikawin Joko membuat lubang rahim Nisa tampak merekah dan merah, Anton tak kesulitan menemukan sarang rudalnya yang siap menggempur.

Cairan kewanitaannya masih basah Anton pun sangat terbantu karena sudah licin ia bisa main di kecepatan tinggi. Tangan Anton menggapai tangan Nisa mereka saling menggenggam satu sama lainnya layaknya sepasang kekasih yang tak ingin kehilangan satu sama lain.

Nisa sadar tubuhnya tak lagi bertenaga tapi ia masih mampu untuk dikawini dan merasakan kenikmatan lagi. Anton pun mulai menindih tubuh mungil Nisa, selayaknya posisi misionaris. Anton berusaha merangsang melalui jilatan pada leher dan tengkuk Nisa.

Nisa hanya bisa terkapar sambil merem melek ia masih bisa merasakan rangsangan yang Anton berikan. Lama genjotan Anton saat mengawini Nisa membuat Nisa mulai terengah-engah.
Dia pun sadar bahwa dirinya masih bisa merasakan kenikmatan yang Anton berikan. Lalu Nisa pun mencium bibir sebagai ungkapan terima kasih. Mereka bergumul satu sama lain tanpa memperdulikan yang lain, seolah hanyut dalam surga dunianya sendiri.

"Plok... Plok... Plok.." paha dan paha, kelamin dan kelain saling beradu untuk menggapai kenikmatan duniawi. Anton pun memohon pada Nisa untuk dirinya mengulum kemaluannya, Nisa pun bangkit dan mengiyakannya. Anton pun sekali lagi memuntahkan spermanya, dan hanya Anton yang crot dua kali.

"Ehmm..." Nisa pun berusaha memperoleh kesadarannya, melawan rasa lelah yang ia rasakan.

Rupanya waktu sudah dipenghujung senja.
Yang ingin Nisa lakukan hanyalah pulang membersihkan dirinya serta, beristirahat total dari pesta perkawinan ini. Dimana ia menjadi alat pesta dikawini oleh begundal-begundal kampung.

TAMAT
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd