Kisah Kelam Artis berjilbab dan Keluarganya (4)
Kejahilan suko terhadap ibunda oki memang membuat wanita itu semakin horny, setiap kali bertemu dengannya. Namun sebuah kecupan itu membuktikan bahwa ternyata dirinya masih laku setidaknya untuk usia seperti dia. Tetapi apakh hal itu sama dengan apa yang difikirkan oleh suko. Tentu tidak..!! karena suko hanya menggunakannya sebagi pelampiasan.
Kembali lagi kepada suko yang saat ini sedang mengantar ricis untuk menemui temannya di salah satu kafe di daerah depok. Dalam perjalannya, raut muka kekesalan dan marah masih tampak akibat kejadian tadi. Terkadang perkataan ricis, membuat kuping suko menjadi panas. Mengomel tak karuan sambil mengancam suko.
“ cepet dong, lelet sekali menyetir mobil sih..!!
“Awas kalau sampai aku terlambat datang diacara temanku, aku bilang ke bunda biar kamu di pecat tahu rasa, biar hidupmu seperti gelandangan”
Umpatan dan makian ricis semakin lama semakin membuat kuping suko bertambah panas.
“maaf non beribu maaf, jangan di pecat non, saya hidup sendiri gak ada sanak dan saudara”, balas dewo sambil memgang setir.
Sampai di tempat tujuan sebuah kafe di kawasan depok, ternyata teman ricis tinggal dua orang sedangkan tiga orang sudah pergi karena terlalu lama menunggu ricis yang sempat terjebak macet. Padahal janjian bertemu jam sepuluh pagi, namun ricis terlambat hampir satu setengah jam.
“ hai nana..rika..mana teman yang lain, apa mereka belum datang” sapa ricis kepada temannya.
“Mereka sudah pergi cis, nunggui kamu sih lama banget, janjian jam sepuluh, datangnya hampir jam 12”, sahut nana.
“itu gara-gara sopir tua yang lelet, maunya aku pecat setelah pulang dari sini”, jawab ricis.
“iya pecat aja tu cis”, rika semakin menambah suasana hati ricis semakin marah kepada suko.
Keterlambatan pertemuan dengan temannya untuk membahas acara event di kampus akhirnya batal, dan ditunda minggu depannya lagi. Dan itu membuat ricis semakin marah karena dia tidak suka dengan pekerjaan yang selalu molor dan diundur.
Akhirnya ricis dan kedua temannya hanya mengobrol 30 menit, kemudian kedua temannya pamit meninggalkan ricis. Kesal ditinggal kedua temannya. Ricis kemudian balik lagi ke mobil yang di parkir di depan kafe. Mengetahui juragannya mau masuk mobil suko kemudian membukakan pintu. Saat pintu terbuka, ricis dengan kasar menepis tangan suko yang masih memegang pintu mobil dan kemudian masuk kedalam sambil menutup keras-keras.
Suko yang tahu bahwa dirinya pasti akan kena semprot lagi, hanya diam saja.
“ antar aku beli es cendol di tempat biasa, nih..uangnya ..!! ricis memberikan uang sambil berkata ketus kepada suko.
Tidak berapa lama kemudian sampailah mereka di tempat penjual es cendol langganan ricis, warung sederhana yang bersih serta penjualnya dua orang berjilbab yang masih muda. Dan keduanya adalah mahasiswi sebuah perguruan tinggi yang sedang mencari penghasilan tambahan.
Setelah selesai membeli es cendol, suko kemudian balik ke mobil sambil menyerahkan es cendol yang di bungkus dengan gelas es. Setelah mennerima es cendol dari suko ricis malah keluar dari mobil.
“ kamu tunggu disini, aku mau numpang kebelakang di warung itu” sambil berkata begitu ricis kembali membanting pintu mobil saat keluar.
Di perlakukan seperti itu suko, timbul niat suko untuk membalasnya. Disaat ricis sedang ke toilet warung cendol itu. Suko secepat kilat meraih ec cendol dalam gelas plastik itu. Kemudian membuka tutupnya. Sudah seperti biasa, dia komat kamit membaca mantra dan fokus pada tubuh mungil ricis yang imut. Suko harus bisa mengeluarkan pejuhnya dalam lima menit. Karena ricis sebentar lagi akan keluar dari toilet.
Dengan konsentrasi tinggi dan kekuatan penuh, suko mengocok kontolnya dan saat akan mencapai klimak segera di tumpahkan pejuhnya di es cendol. Crrruttt...cruutttt...empat kali pejuh dewo menumpahkan maninya di es cendol santan. Dan setelah itu kemudian dewo segera mengaduk dengan tangannya dan menutup kembali es cendol santan kental itu.
Dewo meletakkan, es cendol itu di tempat semula, dan kemudian keluar mobil setelah sebelumnya membetulkan resletingnya.
Ricis sduah selesai di toilet, hampir sepuluh menit lamanya. Kemudian langsung menuju mobil dan membuka pintunya.
“uhh.panas sekali jakarta ini”, sambil mengeluh ricis membuka plastik dan mulai meminum es cendol santan kental kesukaannya.
Suko yang sudah di belakang kemudi, masih menunggu perintah tuannya, untuk tujuan selanjutnya. Hampir lima belas menit ricis belum memerintah suko untuk mengemudikan mobil. Kelihatannya ricis menikmati sekali es cendol kesukaanya itu.
Suko masih diam tanpa ekspresi matanya masih menatap ricis yang asik minum es cendol lewat kaca spion dalam. Namun hati suko tetap merapalkan mantra, karena saat ini ricis sedang meminum pejuhnya yang tercampur dengan es cendol.
Selesai meminum es cendol, kerongkongan ricis terasa segar, setelah menghabiskan es cendolnya ricis kemudian meminta pak suko untuk mengantar pulang, karena waktu hampi jam 3 sore. Tapi tunggu, ada yang aneh dengan kalimat yang diucapkan oleh ricis kepada suko. Sebuah permintaan yang sangat sopan.
“pak suko, ricis minta tolong diantar pulang ya, sudah lesesai urusan ricis sama teman-teman”.
Jeglerrrr...!!! kena kau ricis. Mendengar permintaan ricis untuk diantar pulang, suko dengan senyum iblisnya sudah dapat menerka bahwa ricis sudah hampir separuhnya terkena ilmu mistisnya.
“ baik non, saya antar pulang non. Non ricis kalo tidak keberatan bisa pindah kedepan non, takutnya nanti saya pilih jalur yang keliru seperti tadi sampai terjebak macet”, suko berpura-pura bodoh. Padahal di jakarta lubang tikuspun suko sudah hapal dengan lika likunya.
Aneh..!! ricis tanpa menolak membuka pintu belakang dan duduk didepan disamping suko.
Melihat hal itu suko hanya diam saja, tanpa ekspresi dan segera menjalankan mobilnya. Di dalam perjalanan ricis dan suko hanya diam saja. Pandangan ricis lurus kedepan sedangkan suko masih mengamati perubahan diri ricis sambil melirik.
“non ricis kok diam saja, ada sesuatu yang dipikirkan yah non”, kali ini suko berinisiatif membuka pembicaraan dulu, suatu hal yang aneh jika seorang pembantu berani bertanya sesuatu kepada tuannya.
“ ahhh, nggak pak..hanya saja tubuh saya seperti orang yang bergairah pak suko”, kata-kata bergairah yang meluncur dari mulut ricis yang tanpa bisa di bendung lagi.
Sukoyang paham hal itu dengan lebih berani bertanya lagi kepada ricis.
“ bergairah, maksutnya bernapsu seperti suami istri sedang ngewe ya non..” dengan lancang suko bertanya lagi.
Tapi kali ini jawaban suko tidak dijawab oleh ricis, hanya anggukan sambil menoleh kearah suko jawabannya, tanpa ada ekspresi apaun dari raut wajah ricis.
“tuh kan..non ricis gak dijawab, entar cantiknya hilang lho”, bilang suko sambil menowel pipi ricis.
Aneh dan memang aneh, tidak siang dan tidak malam, ilmu asmara jiwa milik suko cepat bekerja. Dan kali ini ricis yang sudah terkena ilmu itu. Melihat towelannya di pipi ricis tidak membuat ricis marah. Sambil menyetir, suko kemudian merangkul ricis yang disampinya.
Sambil merangkul dan mengusap pundak ricis, suko mulai melancarkan aksinya. Kaca hitam mobil itu mampu untuk menyembunyikan dua orang itu dari pandangan orang luar. Suko kemudian menepikan kendaraan di pinggir jalan. Mobil masih dalam keadaan menyala dengan kondisi netral. Dan handrem sudah di kaitkan.
Dengan posisi sange berat suko langsung saja melumat bibir ricis, ricis hanya terkejut sebentar tanpa menolak, karena baru pertama kali ini di cium seorang lelaki dewasa.masih kaku tapi suko tak peduli. Suko meletakkan kedua tangan ricis dipundaknya dan setelah itupun suko dengan pelan mulai meremas pelan payudara ricis dengan lembut, payudara gadis seorang yang masih perawan...payudara gadis adik artis..
Bersambung....