Part 3
Setelah seharian kami berkeliling di sekitar tempat kami menginap, kami memutuskan untuk kembali pulang karena sudah terlalu malam. Seharian itu kami sibuk berjelajah ke tempat wisata dan kuliner disekitar sana. Sesampainya di kamar kami pun tidak ada aktivitas lain selain membahas kebutuhan perabotan rumah tangga serta rencana ke depan seperti apa. Sampai akhirnya Rena tertidur lebih dulu dan aku masih asyik mabar dengan teman-teman kantor. Setelah ku rasa cukup untuk bermain game aku segera menyusul Rena untuk tidur. Namun, sebelum tidur seperti kebiasaanku ku lepas cd ku agar leluasa kontolku jika terbangun di pagi hari. Sepintas aku mempunyai ide bagaimana jika atu tidak memakai celana sama sekali dan Rena langsung mengerjaiku. Karena waktu itu sempat ku tanya dia lebih suka di waktu apa jika dia pengen, katanya lebih suka di waktu pagi karena menurut dia lebih fresh setelah bangun tidur dan kalau malam sudah terlanjur capek beraktivitas. Akhirnya ku lepas semua pakaianku dan hanya tidur berbalut selimut yang sama dengannya. Yang aku harapkan saat bangun adalah dia sudah mengerjaiku namun aku pura-pura tidur karena ingin tahu seberapa jauh dia bisa mengerjaiku saat tertidur hingga bangun.
Benar saja, di pagi harinya aku merasakan sesuatu yang hangat di kontolku. Aku buka mataku sedikit untuk mengintip apa yang terjadi dibawah sana, ternyata Rena sedang asyik menyepong kontolku dengan pelan. Saat Rena ingin menatapku, aku langsung memejamkan kedua mataku agar tidak ketahuan. Aku ingin tahu sejauh mana dia bisa mengerjaiku sampai aku benar-benar tidak tahan atas perlakuannya.
*POV Rena*
Aku terbangun di jam setengah 5 pagi karena sudah terbiasa bahkan bisa dibilang sudah menjadi alarm mau apapun kondisinya. Aku lihat disebelahku Mas Arif masih tertidur pulas berbalut selimut. Saat aku mau bangun ku singkap selimut yang menutupiku dan Mas Arif. Tanpa sengaja bagian selimut yang menutupi Mas Arif ikut tersingkap. Aku terkejut ternyata Mas Arif tidur tidak mengenakan apapun. Yang membuatku heran di jam segini kontol Mas Arif terlihat bangun. Hal ini cukup menggodaku karena kontol ini bisa membuatku keluar 3 kali. Aku mulai mengelus-elus kontol Mas Arif dan lama kelamaan kontol Mas Arif sudah tegang. Aku pegang kontol Mas Arif dengan tangan kananku dan aku merasakan rasa hangat dari kontol Mas Arif. Reflek tanganku mengocok pelan kontol Mas Arif dan lama-lama aku merasa horni karena ulahku sendiri. Karena sudah tak tahan aku berencana membangunkan Mas Arif tapi aku mempunyai ide bagaimana jika aku membangunkan Mas Arif dengan cara menyepong kontolnya. Akhirnya aku pelan-pelan turun ke bagian bawah kasur dan menyingkap seluruh selimut yang menutupi Mas Arif. Dengan perlahan ku cium, jilat, dan ku masukkan ke dalam mulutku yang mungil ini. Meskipun kontol Mas Arif ini ukurannya standar orang Indonesia tapi tetap saja aku tidak bisa menelan seluruh kontol Mas Arif karena aku memiliki ukuran yang serba mungil. Saat aku menatap wajah Mas Arif ternyata Mas Arif masih lelap dengan tidurnya. Aku salah perkiraan, aku kira Mas Arif akan bangun ketika ku sepong kontolnya ternyata masih terlelap dan sesekali terdengar suara desahan pelannya.
Aku sempatkan melirik Mas Arif beberapa kali tapi tetap saja matanya masih terpejam sedangkan aku sudah sangat horni karena ulahku sendiri. Karena sudah tak tahan akhirnya aku melepas semua bajuku dan segera mengambil posisi woman on top. Aku gesek perlahan kontol Mas Arif ke klitorisku, rasanya begitu geli tapi nikmat. Sesekali aku basahi kepala kontol Mas Arif dengan cairan yang keluar dari memekku agar tetap terasa lebih licin. Karena sudah terlalu horni dan aku sudah sangat basah dengan perlahan aku masukkan kontol Mas Arif ke memekku. Rasanya begitu nikmat dan aku nikmati senti demi senti. Saat sedang menikmati proses masuknya kontol Mas Arif ke memekku aku mendengar suara desahan Mas Arif. Apakah Mas Arif sudah bangun pikirku. Namun, tetap saja Mas Arif masih menutup matanya saat aku maju mundurkan pinggulku dan hanya terdengar pelan suara desahannya. Sejenak aku hentikan gerakanku dan aku berfikir apakah Mas Arif benar-benar tidur atau tidak. Jika memang Mas Arif pura-pura tertidur sejak tadi sebaiknya aku jahili saja Mas Arif dengan perbuatanku. Akhirnya dengan tempo pelan aku gerakkan pinggulku maju mundur dan sesekali aku mengeluarkan desahan manja. Dan benar saja desahan pelan dari Mas Arif jadi makin terdengar jelas. Akhirnya sedikit ku percepat gerakkanku hingga membuat Mas Arif terbangun.
R: uuuhhh pagi sayangkuuuu uuufftt
A: aaahh sayang masih jam segini udah goyang aja hhmmpp
R: lagian salah siapa tidur gak pake baju, mana pas baru bangun lagi kontolnya. Siapa yang gak sange coba aaahhh
A: laaah malah nyalahin, yaudah kalau gitu turun aja deh mau pake baju aaahh uuuhhhh
R: aahh jangan dong udah sange gini masak gak dilanjutin uuhh
A: hehe yaudah kalau gitu lanjutin aja goyangnya ya
Setelah itu ku pacu dengan cepat gerakanku karena aku sudah ingin keluar. Dalam keadaan seperti ini Mas Arif paham betul denganku, tangannya yang semula memegang pinggulku beralih ke kedua tetekku yang kecil ini dan memutar-mutar putingku. Ini yang membuatku cepat keluar dan dalam sekejap aku mendapatkan orgasme pertamaku. Tubuhku ambruk diatas tubuh Mas Arif dan Mas Arif memelukku dan menciumku. Aku meminta waktu untuk mengatur nafasku dan memulihkan tenagaku selepas orgasme yang baru saja aku dapatkan tadi.
R: mas kali ini aku mau diatas lagi ya, aku pengen nyobain gaya lain
A: siap sayangku, mau gaya apa emangnya?
R: aku penasaran mas sama gaya reverse cowgirl boleh gak mas?
A: boleh sayang (sambil dikecupnya bibirku)
R: tapi nanti kalau mau sampe bilang ya mas, aku pengen ngerasain pejuhmu
A: yakin kamu?
R: yakin mas, aku penasaran sama rasanya dan sensasinya
Rasa penasaranku memang cukup tinggi apalagi sejak Mas Arif mengajakku nonton video bokep sebagai referensi membuatku membayangkan kalau pemeran wanita di video itu adalah aku. Karena sering membayangkan itu membuatku penasaran bagaimana rasanya dan membuatku semakin basah. Setelah aku rasa cukup untuk mengumpulkan tenaga aku bangun dari pelukan Mas Arif dan memutar tubuhku karena aku tidak mau melepas kontol Mas Arif dari jepitan memekku.
Setelah mengambil posisi membelakangi Mas Arif aku langsung menggerakan pinggulku. Dalam permainan kali ini aku ingin menjadi lebih dominan dan menyalurkan rasa penasaranku. Dengan tempo dan gerakan yang ku mainkan membuatku menjadi lebih tau titik mana saja yang dapat membuatku lebih terasa gesekan antar memekku dengan kontol Mas Arif. Karena eksplorasi itu membuat pertahanku menjadi cepat runtuh terlebih dibawah sana Mas Arif aktif memainkan kedua tetekku dan bergantian juga memegang pinggulku untuk membantuku menambah tempo permainan kami.
R: aahhh masss akuu mauu keluuarrr
A: keluarin aja sayang aaahhh aku bentar lagi juga mau keluar
R: aaahhh aku duluan ya sayang aahhh aaahhhh
R: *crriitt crriittt criiitt*
Setelah mendapatkan orgasmeku yang kedua aku mengumpulkan sisa-sisa tenagaku untuk mengocok kontol Mas Arif agar segera menyusulku untuk mendapatkan orgasmenya. Mas Arif kubiarkan tetap tiduran diatas kasur dan aku mengambil posisi tepat diatas kontolnya. Ku kocok dengan tempo cepat kontol Mas Arif agar segera mengeluarkan spermanya dan aku ingin tahu seperti apa rasa spermanya Mas Arif.
A: aku mau sampe sayaanggg cepetin lagiiii
R: siap sayang, keluarin semua pejuhmu aku pengen nelen semua pejuhmu *ku kocok lebih cepat kontol Mas Arif
A: aaaahhh aaakuuu saaampeeeee
Sperma Mas Arif keluar begitu banyak, bahkan aku kaget karena belum siap untuk menempelkan mulutku tepat didepan kepala kontolnya sudah menyembur tinggi. Dengan sigap langsung aku lahap kepala kontol Mas Arif sebelum habis sperma yang dikeluarkannya.
Setelah ku telan semua sisa-sisa sperma Mas Arif baru aku tahu rasa sperma seperti apa. Dan aku menikmati rasanya, mungkin aku akan ketagihan menelan sperma Mas Arif jika sewaktu-waktu aku menginginkannya.
A: aaahhh bagaimana rasanya sayang?
R: hhhmmm gimana ya gak bisa aku deskripsiin secara jelas sih tapi intinya aku suka, kalau sewaktu-waktu aku minta buat keluar di mulutku boleh kan mas?
A: boleh sayang yang penting kamu puas
Lalu aku mengambil posisi disebelah Mas Arif sekaligus mengucapkan rasa terima kasihku karena telah menuruti rasa penasaranku dan keinginanku. Mas Arif membalas ucapan terima kasihku dengan kecupan manis dan mengelus-elus kepalaku.
A: mau tau sesuatu gak sayang?
R: apa itu mas?
A: aku sebenernya udah bangun sejak kamu nyepongin kontolku tapi aku pura-pura tidur
R: iiihhh Mas Arif iseng banget, kok gitu sih (ucapku sambil cemberut)
A: ya iseng aja skalian ngetes bakalan bertindak lebih jauh atau enggak hahaha
Kami pun bersendau gurau karena kelakuan Mas Arif itu. Memang Mas Arif itu sifatnya suka jahil apalagi jika punya kesempatan. Tapi aku tidak mempermasalahkan itu toh karena keisengannya juga pagi ini aku mendapatkan orgasme dua kali.
*POV Arif
Hari ini merupakan hari terakhir kami menginap disini, karena tempat kami menginap tidak jauh dari rumah jadinya kami memilih hanya 3 hari saja dan ingin menghabiskan sisa waktu cuti kami untuk membereskan rumah terlebih Rena mempunyai keinginan kalau rumah yang kami tinggali ingin didesain se-estetik mungkin. Buatku itu bukan masalah asal terlihat lebih rapi dan indah dipandang. Setelah siang hari kami membereskan barang bawaan kami, kami langsung pulang menuju rumah dan membeli beberapa makanan untuk makan malam karena untuk hari ini aku ingin Rena langsung istirahat saja sampai rumah dan tidak repot ini itu. Karena perjalanan yang lumayan jauh setelah makan malam kami habiskan waktu di kamar kami dengan menonton serial drama kesukaan dia hingga kami berdua terlelap.
kritik sarannya juga boleh 
