Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kitchenset Season II <------------------- ( UPDATE )

Bimabet
Baru selesai maraton suhu mesti ada beberapa yg di lewati capek....!suhu sedekit pesen bolehkan dewi jngan sampai pndah kelain hati...!biar makin kerasa kalau binal nya dewi karna cintanya pada suami suhu..!bikin baper laki laki lain aja ndak pp asal hati dan cinta retap untuk suaminya...!makasih suhu..!mau real atau fanti aq tetap menikmati
siap oom...
dan memang dewi tetap cinta sama suaminya kok oom
 
ditinggal ke luar kota

"emmhh... sudah jadi ya rumah contohnya ya mang...", ujarku melangkah di samping mang marwan memasuki satu rumah contoh di komplek baru ini sambil aku mengangguk-angguk mendengar penjelasan mang marwan. di dalam rumah contoh aku disambut mang mandor dan mang yayan yang begitu antusias menyambutku.
"yan kenapa sih kamu...?!, biar bu dewi santai dulu baru nyampe....", tegur mang mandor dengan bahasa daerahnya kepada mang yayan yang cengengesan sudah merangsak maju dan merangkulku. aku hanya tersenyum dan membiarkan mang yayan merangkulku dan membawaku melangkah ke ruang tengah yang terdapat sofa dan sebuah ranjang baru.
"anggap aja rumah sendiri bu dewi...", basa basi mang yayan sambil tangannya menjamah bokongku. aku duduk di sofa sambil membalas obrolan mang mandor.
"kok mang mandor gak pulang kampung...?", tanyaku sambil aku mengambil minuman yang disodorkan oleh mang yayan.
"enggak makanya saya ngarepin bu dewi disini... he he he...", canda mang mandor.
"kalo saya... ya mau pulang apa enggak ya gak ada yang nunggu di kampung.... he he he...", sahut mang yayan menyambar.
"kamu betah jadi duda....", balas mang mandor kepada mang yayan yang cuma cengengesan sambil duduk disampingku dengan tangannya yang nakal sudah kembali merangkulku.
"iya bu dewi... duda... tapi saya maunya sama bu dewi aja...he he he...", ucap mang yayan.
"di minum softdrink nya bu dewi... mumpung masih dingin... enak tuh udah ada kulkas disini...", ujar mang mandor.
"iya makasih mang.... mang yayan saya minum ya...", ujarku dan ku reguk air coca cola menawarkan rasa dahagaku.
"bu dewi cantik banget....", ujar mang yayan menatapku.
"wah ngerayu-ngerayu...", sahut mang mandor, aku menengok ke arah mang marwan yang ikutan tersenyum melihat tingkah mang yayan. tak heran mang marwan begitu bernapsu kepadaku dengan statusnya yang seorang duda pasti ia jarang mendapatkan kehangatan perempuan.

"bu dewi...", ucap mang yayan lembut dengan wajahnya yang begitu dekat merangkulku, aku menyambut bibirnya yang menyosor begitu saja memagut bibirku.
"emmhh... mang yayan...", ucapku saat bibirku dilepasnya aku menoleh ke mang mandor dan mang marwan yang seakan mengerti dengan kondisi mang yayan yang seorang duda sehingga memberi kesempatan kepadanya untuk lebih dulu mencumbuiku. mang mandor hanya duduk di sampingku dengan tangannya yang mengelus bahuku. tangan mang yayan yang merangkulku menarik tubuhku ke pelukannya dan kembali memagut bibirku.
"emmhh....", lenguh mang yayan menghisap lidahku saat aku menjulurkannya dan tangannya sudah meremas-remas dadaku walau masih tertutup oleh gamisku namun karena aku sudah tak memakai BH sudah pasti jari mang yayan sudah bisa merasakan kekenyalan kedua buah dadaku. kurasakan belaian pada satu tanganku di pegang oleh mang mandor.
"emmhh...", gumamku sabil tersenyum kepada mang mandor yang menciumi tanganku, sementara tangan mang yayan tak hanya sibuk di dadaku juga sudah menyibak gaun gamisku ke atas. aku hanya pasrah dan merentangkan kedua kakiku saat gaun gamisku sudah terangkat di perutku.
"waah...", gumam mang yayan sambil tangannya mengelus-elus pahaku. aku mengangkangkan lebih lebar sehingga mang mandor dan mang marwan dapat melihat pangkal selangkangaku yang dihiasi bulu kemaluanku yang tak terbungkus celana dalam seperti biasanya. aku tersenyum kepada mang mandor dengan matanya yang memandang dengan penuh napsu kepadaku.
"cakep bu dewi... rapih... abis dicukur ya bu dewi...?". ucap mang mandor sambil menelan ludah. sementara mang yayan sibuk meremas-remas dan menghisap puting ku.
"esssshhh.... iya mang... aku gak suka kalo bulu aku kemana2... biar terawat...", jawabku disela desahanku sambil aku memeluk kepalam mang yayan di dadaku. tanganku yang sedari tadi di genggam dan di elusnya, dibimbingnya ke selangkangannya yang kulihat sudah menonjol di celananya.

"eemmhhh... mang yayaan...", lenguhku dengan satu tangannya sudah menjamah vaginaku sebelum akhirnya ia kembali memagut bibirku.
"eemmmmffffffhhhhh...", lenguhku lagi dengan itilku yang dijamah jarinya yang sudah menyelinap bibir vaginaku.
"eemmhh....", geram mang yayan sesaat memandangku, matanya penuh dengan napsu. di tariknya kedua kakiku sehingga tubuhku merosot hingga bokongku di bibir sofa.. aku hanya pasrah mengangkang lebar saat wajah mang yayan tepat di hadapan vaginaku yang menganga, merekah lebar.
"wah cantik banget bu dewi, memeknya....", ujar mang yayan dengan bahasa daerahnya.
"jarang ketemu ya yan sama yang gini-gini he he he...", komentar mang marwan yang masih duduk di ranjang di hadapanku.
"iya wan... haduuh nasib duda....", sahut mang yayan lagi dengan bahasa daerahnya. dan kedua tangannya yang sejak tadi membelah bibir vaginaku hingga terlihat begitu merekah di hadapan wajah mang yayan yang perlahan merunduk dan membenamkan mulut dan hidungnya seakan berciuman dengan vaginaku.
"oooooooooaaaaahhhh.....", pekikku menggelepar seraya ku renggut rambut kepala mang yayan. kumisnya sekan menggelitik bibir vaginaku, ditambah lidahnya dengan liat menjilati dengan ganasnya. mungkin karena sudah lama ia tak melihat punya perempuan, pikirku.
"ooooh..... geli banget....maang....", ujarku dengan tubuh menggelinjang nikmat dan aku semakin pasrah menikmatinya kubiarkan mang yayan berciuman dengan vaginaku sementara itu mang mandor sudah berdiri dengan kontol di hadapan wajahku tanpa dimintanya aku membuka mulutku dan mang mandor menjejalkan kontol besarnya. pinggulnya bergoyang dengan kontol keluar masuk di mulutku. kedua tangan kekarnya membelai kepalaku yang masih terbungkus kerudung lebarku.
"uuuh isep terus bu dewii...", ujar mang mandor.

"eeemmhhh...", lenguhku dengan tetap mencoba mengulum kontol mang mandor, aku merasakan vaginaku sudah benar-benar basah dibuat mang yayan.
"masukin ya bu dewii....", ujar mang yayan dengan menggenggam kontol gede nya sudah di hadapan vaginaku.
"he he mang....", jawabku dan kembali aku mengulum kontol mang mandor ini.
"eeemmmmffffhhhhh....", lenguhku saat kurasakan hangat nya kepala kontol mang yayan mulai menyentuh mulut vaginaku, menggesek belahan bibirnya sebelum akhirnya perlahan mang yayan menjejalkan kepala kontol besarnya itu di lubang vaginaku.
"ooooaaaahhh....", lenguhku dengan kontol mang mandor ku lepas dari mulutku. melesaklah seluruh batang besar kontol mang yayan yang selama ini jarang ia sarangkan. kini bersarang di dalam vaginaku. pinggulnya mulai mengayun dengan kencangnya dan ganasnya membuatku menggelinjang, dengan kontol sebesar ini menghujam-hujam vaginaku dengan penuh napsunya.
"ooohhh.... udah lama gak ngerasain memek....", ujar mang yayan dengan bahasa daerahnya, tubuhnya mulai menindih tubuhku dan mang mandor mundur menarik kontolnya dari hadapan wajahku, memberi kesempatan kepada mang yayan untuk menyetubuhiku.
"uuuh... masih sempit banget, kayak perawan punya dor....", ujarnya lagi kepada mang mandor yang menimpalinya dengan menggunakann bahasa daerahnya juga. wajah mang yayan tepat di atas wajahku tangannya membelai kepalaku yang tentunya masih terbungkus kerudung yang tak lepas dari kepalaku.
"uuuh... bu dewi... cantik banget....", pujinya sesekali mengecup bibirku sementara aku terengah-engah meregang kenikmatan oleh hujaman kontol besarnya. kedua buah dadaku tak luput dalam cengkeraman kedua tangannya yang meremas-remas. aku menoleh ke mang mandor yang berdiri merekam dengan HPnya.
"mang mandor jangan keliatan muka aku....", pintaku.
"enggak bu dewi... tenang aja...". ujar mang mandor yang menyorotkan HP nya merekam vaginaku yang sedang di hujam-hujam kontol mang yayan, gaun gamisku tersibak hingga leherku, kedua kakiku mengangkang lebar dibawah tubuh mang yayan.
"goyang terus yan....", ujar mang mandor dengan bahasa daerahnya menyemangati mang yayan yang begitu penuh napsu menyetubuhiku, sambil merekam dari dekat dengan satu tangannya yang sesekali menjamah buah dadaku yang sudah dilepas dari cengkeraman tangan mang yayan. kedua tangannya sudah memegang kepalaku yang terbungkus kerudung sambil memandang dengan penuh arti.
"uuhgghhh... bu dewi...", bisiknya dengan pinggul terus menggenjotku.

puas menindihku, mang yayan memintaku beranjak bangun dari sofa, sementara ia duduk di sofa dengan kontol diacungkannya tegak berdiri.
"sini pangku bu dewi...", pintanya. kusingsingkan gaun gamisku membelakanginya dengan kedua kakiku mengangkangi kontolnya. mang marwan meraih gaun gamisku, membantuku agar gaun gamis ku tetap tersingkap hingga leherku. saat kepala kontol mang yayan tepat di mulut vaginaku, perlahan aku menurunkan tubuhku hingga kembali batangn kontol besarnya terbenam di vaginaku dan perlaha aku mulai menggoyangkan pinggulku dengan rasa nikmat yang kembali ku reguk merasakan kontol besar mang yayan mengaduk-aduk liang vaginaku.
"oooohhh.... oooohh....", lenguhku dengan kedua tanganku menggenggam kontol mang marwan dan mang mandor yang berdiri di sampingku.
"aaaaah.... kontol....", ucapku, dengan kontol mereka yang memang besar dan panjang memberiku kenikmatan yang tak pernah kurasakan dari kontol suamiku sendiri yang ukurannya lebih pendek dan kecil. kontol mereka panjang dan besar dengan kepala kontol yang terasa seakan menggaruk dinding vaginaku setiap kali keluar masuk menghujam-hujam vaginaku. ditambah lagi mang yayan yang seorang duda begitu ganas menyetubuhiku, membuatku kewalahan melayaninya. sambil terus ku ayun pinggulku,mang mandor memegang dan membelai kepalaku yang masih tetap berkerudung dan meminta aku untuk menghisapnya dengan sedikit merunduk aku melumat dan mengulumnya. kontol mang mandor sudah benar-benar mengeras ditanganku. tak ingin membuat mang marwan iri, aku mengulum kontolnya bergantian. namun tak lama aku tak lagi dapat menahan kenikmatan ini, kontol mang yayan begitu nikmat di vaginaku hingga akhirnya aku memekik dengan tubuh mengejang diatas pangkuan mang yayan.
"aaahhhh....", lenguhku kulepas kedua kontol dari tanganku dan ku rebahkan diri kebalakang dalam pelukan mang yayan, diatas pangkuannya yang memeluku dengan kedua tangan mendekap kedua buah dadaku. kubiarkan kontolnya masih terjejal di vaginaku memberi pemandangan jelas kepada mang mandor dan mang marwan. namun mang mandor seperti sudah bernapsu seraya membimbing kontolnya ke vaginaku yang masih tertancap kontol mang yayan.
"eeeemmhhhh....", lenguhku dan aku hanya pasrah saat mang mandor berusaha menjejalkan kontolnya yang perlahan menyelinap dan masuk.
"aaaaaaaaaaaaaaahhhhh....", lenguhku 2 kontol besar mereka kini sudah terjejal di dalam vaginaku secara bersamaan.
"eeeessssjhhhhhh....", lenguhku lagi saat mang mandor mulai mengayun pinggulnya. memang sudah pernah beberapa kali vaginaku mengalami dijejal 2 kontol masuk sekaligus bersamaan seperti ini, namun tetap saja membuatku menggelinjang, meringis dengan gesekan kontol mereka pada dinding liang vaginaku begitu terasa menggelikan dan melinukan seluruh sendi tubuhku.
"sudah direkam wan....?", tanya mandor kepada mang marwan yang memegang HP merekam aku yang dihimpit 2 tubuh kekar ini dengan 2 kontol terjejal di vaginaku. luat biasa rasanya walau hanya kontol mang mandor yang bergerak keluar masuk namun membuatku merinntih dan meringis nikmat. masih tersasa linu dan geli setelah baru saja aku orgasme tadi kini ditambah lagi dijejal kontol mang mandor membuat aku tak kuasa menahan setiap gesekan pada dinding vaginaku hingga aku mengejang kembali diatas dekapan tubuh mang yayan.

mang mandor mencabut kontolnya dari vaginaku memberi kesempatan mang yayan untuk meneruskan hasratnya. tubuh mang yayan bergulir miring merebahkan tubuhku di sofa. kubenahi dan kusingsingkan gaun gamisku saat mang yayan memintaku untuk menungging. lututku di lantai sementara kedua tanganku bertumpu pada sofa, mang mandor membantu gamisku agar tetap tersingkap hingga punggungku. tangan mang yayan meremas-remas dan menampar kecil bokongku dan tangan mang mandor mengelus punggungku dengan lembut.
"mulus banget....", ucap mang mandor kagum dengan bahasa daerahnya.
"beruntung kita bisa nikmati tubuh bu dewi ini... dor....", balas mang yayan sambil membimbing kepala kontolnya menemukan mulut lubang vaginaku dari belakang.
"eeehhh...", lenguhku kembali merasakan kepala kontolnya menyeruak mulut vaginaku. kedua tangan mang yayan mencengkeram pinggulku dan perlahan menekan pinggulnya hingga melesak seluruh batang kenikmatannya di dalam vaginaku.
"oooaaaahhhssss.....", lenguhku menikmati enjotan mang yayan, sementara tangan mang mandor meraih buah dadaku yang menggantung bebas, meremas-remasnya dengan lembut.
"yahud banget ini memek bu dewi...", puji mang yayan.
"kayak masih perawan nyak...?", timpal mang mandor, iya merunduk di dekatku wajahnya mendekat sambil membelai kepalaku, mang mandor mencium pipiku. walau kepalaku bergerak menghentak-hentak maju mundur aku mencoba menyambut bibirnya yang ingin memagut bibirku.
"cantik banget bu dewii...", bisiknya dengan kedua tangan memegang kepalaku dan satu tangan lagi memegang di daguku dan bibirnya mengecup pipiku dan bibirku berkali-kali.

"uuughhh...", geram mang yayan mencabut kontolnya sambil meremas-remas bokongku.
"di kasur yuk bu dewi...", pintanya membimbinku berdiri dan ke kasur.
"gamisnya di lepas aja yan...?", ujar mang marwan.
"gak usah wan... lebih seksi pake gamis dan kerudung gini...sensasinya beda...", balas mang yayan.
"iya... rasanya beda...", timpal mang mandor juga dengan bahasa daerahnya.
aku berbaring di tengan kasur, gaun gamisku tersibak hingga di leherku, tubuh telanjangku terpampang jelas di depan mata mereka.
"mulus kayak gini ya dor...", ujar mang yayan di depan selangkanganku merentangkan kedua kakiku.
"iya cepetan gak nahan ini...", timpal mang mandor disampingku dengan tangan menggerayangi dadaku. mang yayan kembali membimbing kepala kontolnya dan kembali membenamkan seluruh batang kenikmatannya sebelum akhirnya pinggulnya mengayun nikmat menggenjotku lagi. tubuhku di tindihnya sambil mulutnya memagut bibirku dengan pinggul terus bergoyang naik turun. hingga akhirnya mang yayan terlihat tak lagi terkendali, pinggulnya bergoyang dengan cepat dan mengegram hebat sebelum akhirnya ia mencabut kontolnya dan menyemburkan spermanya di atas perutku.
"ooogghhh...", geram mang yayan sambil tangannya mengocok-ngocok dengan cepat. seluruh spermanya tumpah di atas perutku.

mang yayan beringsut ke samping saat mang mandor mengambil alihku, setelah membersihkan sperma mang yayan dari perutku. meraih kedua kakiku mengangkang lebar dengan kontolnya yang sudah dimulut vaginaku. "blessssshhh...". dan aku hanya kembali melenguh nikmat. mang mandor menggoyangku lebih elegan dibanding mang yayan yang penuh napsu. sambil tangannya meremas-remas buah dadaku, mang mandor menciumi pipiku dan bibirku, karena aku masih pakai kerudung mang mandor tak bisa menciumi leherku. tubuh gempalnya menindih diatas tubuhku. puas menindihku, mang mandor memintaku diatas, ia berbaring sementara aku mengangkangi diatas kontolnya yang ku arahkan tepat di mulut vaginaku, dan perlahan kuturunkan tubuhku bersamaan dengan melesak seluruh batang kenikmatannya di dalam vaginaku.
"ooohhh...", lenguhku terduduk menggelinjang di atas pinggang mang mandor sungguh terasa batang kontol ini mentok hingga rahimku. perlahan aku mulai menggoyangkan pinggulku sambil mendesah nikmat dengan mataku yang terpejam-pejam bagai menari diatas tubuh mang mandor. namun tiba-tiba terdengar suara dering HP ku. mang marwan mengambilnya dan memberikannya kepadaku.
"suamiku...", bisikku seraya aku mengangkatnya sambil terus menggoyangkan pinggulku.
"hallo pah...", ucapku dengan nada ku tahan agar tak terengah-engah namun tetap saja tak bisa.

*.*
"uuh... bener-bener cakep dan seksi... bu dewi ini...", gumamku setelah kubersihkan kontolku yang masih setengah berdiri sambil ku saksikan tubuh mulus dan indah bu dewi menari diatas mandor yang asik ditunggangi sambil meremas-remas buah dada bu dewi. sungguh beruntung aku bisa menumpahkan hasratku kepada bu dewi walau aku seorang duda tapi aku tak pernah jajan, bu dewi satu-satunya perempuan yang aku nikmati di masa dudaku ini. beruntung karena bu dewi selain cantik, putih mulus, terpelihara apalagi dengan pakainnya yang bergamis panjang dan berkerudung sangat sesuai dengan tipe perempuan dalam benakku.

ku elus kontolku sambil melihat melihat selangkangan bu dewi yang berhias bulu jembut tercukur rapi seperti ulat hitam yang menempel sedang menelan kontol mandor dengan pinggul bergoyang mereguk kenikmatan syahwatnya. tiba-tiba terdengar suara dering HP yang diambil marwan dan menyerahkannya ke pada bu dewi.
"hallo paah...", ucap bu dewi, sambil pinggulnya terus bergoyang. yang rupanya dari suaminya yang menelpon. sedikit menyimak pembicaraan bu dewi yang dengan berterus terang mengatakan bahwa ia sedang di...
"iya paah... aku lagi di tempat mang marwan....aku lagi dientot mang mandor... gak apa-apa kan pah...?", ucap bu dewi sambil terengah-engah, membuat ku terhenyak, sungguh luar biasa macam suami bu dewi ini, membagi dan membiarkan istrinya di nikmati oleh orang lain termasuk aku, he he he... dengan kecantikan dan tubuh indah seperti bu dewi siapa yang akan menolak, jika aku punya istri macam bu dewi gak akan ku bagi2 ke orang lain, pikirku.
"aaaah... paaah... aku mau keluaar...aaaahh...", rancau bu dewi dengan pinggulnya bergoyang semakin cepat diatas pinggang mandor. tangannya masih memegang HP di telinganya.
"aaaah... aaaaahhh... kooontoool....", pekik bu dewi, kulihat tubuh mulus nya mengejang hebat, mandor memeluknya dengan pinggul tetap dihentak-hentakkannya di saat bu dewi terus mengejang dan mengerang nikmat dipelikannya.

mandor memiringkan tubuhnya, merebahkan tubuh bu dewi di kasur. tubuh mulus itu lemas terengah, aku mendekat saat mandor membimbing bu dewi untuk menungging. kusingkap gaun gamisnya hingga ke leher dengan bokong yang menungging menjulang di depan kontol mandor yang sudah siap sementara aku memangku kepala bu dewi di pangkal pahaku sehingga kontolku tepat di hadapan wajahnya.
"suaminya minta direkamin...", ujar marwan sambil merekam dengan HP bu dewi di tangannya. aku mengangguk dan mandor melanjutkan untuk memasukan kontolnya ke vagina bu dewi.
"ooooaaaaaahhhhhhhh.....", lenguh perempuan cantik ini di pangkuanku dan mulai kembali menikmati batang kontol mandor yang menyodok-nyodok vaginanya. aku tak bisa membelai rambutnya yang terbungkus kerudung, sesekali kuusap pipinya yang halus putih merona dengan mulut nya yang menganga dengan lidah menjulut keluar menjilati kepala kontolku.
sesekali marwan merekam wajah bu dewi dari dekat yang sedang menjilati dan melumat kepala kontolku dengan tubuh menghentak-hentak oleh benturan pinggul mandor. marwan memutari mandor sambil merekam setiap hentakan pinggulnya yang membenamkan kontolnya sambil mencengkeram pinggul bu dewi yang seksi dan mulus ini. aku meremas-remas buah dadanya yang menggantung bebas.

kubimbing bu dewi untuk menungging tegak dengan kedua tangan agar menopang tubuhnya dengan sempurna, sementara aku berdiri dengan lutuku dan menjejalkan kontolku di mulut bu dewi, sehingga 2 mulut atas bawahnya terjejal kontol bersamaan. mandor merenggut dan menari kerudung bu dewi kebelakang sehingga kepalanya mendongak dengan mulut menganga menerima kontolku. marwan mengacungkan jempol sambil terus merekam dari samping, sesekali mendekat merekam dari dekat wajah bu dewi yang menelan kontolku atau vaginanya yang sedang disodok-sodok kontol mandor.

puas dengan menungging, mador meminta bu dewi untuk terlentang sementara aku sedikit mundur memberi kesempatan mandor melanjutkan dengan berganti posisi. kedua kaki mulus bu dewi mengangkang terangkat di kedua lengan mandor yang sudah menjejalkan kontolnya di vagina bu dewi. pinggulnya bergoyang dan terlihat keluar masuk dari vagina bu dewi yang merintih dan melenguh kenikmatan. sementara di genjot mandor aku meraih tangan bu dewi dan membimbingnya untuk menggenggam kontolku yang sudah kembali mengeras maksimal. tangan bu dewi menggenggam erat kontolku saat mandor dengan ganasnya menggenjot pinggulnya dengan cepat. hingga akhirnya detik2 saat spermanya menyembur, mandor mencabut dan menumpahkan di atas perut bu dewi seperti aku tadi.

marwan mematikan rekaman dan meletakan HP bu dewi di sofa dan mengambil alih tubuh bu dewi yang terlentang pasrah menerima kontol marwan yang dijejalkan ke vaginanya. aku tak mau jauh-jauh dari tubuh bu dewi yang sesekali ku raba-raba kunikmati kemulusannya. sesekali aku meremas-remas buah dadanya, sesekali aku mencium pipi bu dewi sambil kunikmati kecantikan wajahnya dan marwan terus menggenjot bu dewi dengan berbagai posisi seprti tadi, bu dewi yang menungging, bu dewi sambil duduk diatas pangkuan marwan hingga orgasme dan saat kembali bu dewi terlentang di enjot marwan yang menggeram dan saat orgasme, marwan tak mencabut kontolnya bahkan membenamkan dalam-dalam kontolnya yang menyemburkan sperma di dalam vagina bu dewi.

"wah bajir di dalem wan...", ujarku mengomentari marwan yang sedang mencabut kontolnya yang diikuti lelehan putih sperma marwan yang keluar dari lubang vagina bu dewi. dan beranjak kesamping meninggalkan bu dewi yang tergeletak mengangkang lemas. aku beranjak mengambil alih sambil mengelus kontolku yang sudah dari tadi mengeras maksimal selama menyaksikan mandor dan marwan. kulihat sperma marwa masih menggenang di lubang vagina bu dewi. ku arahkan kepala kontolku dan aku kembali menindih tubuh bu dewi dengan kontolku yang melesak masuk dengan mudah oleh sperma marwan.
"aaaaaahhh... maaang... yayaaan....", lenguh bu dewi memelukku dan aku mulai menggoyangnya. terasa hangat, becek oleh sperma marwan dan mencegkeram nikmat sekamli vagina bu dewi.
"eemhh... bu dewiii...", bisiiku sambil ku cium pipinya, ku kecup bibirnya, kuremas buah dadanya. kuhayati kenikmatan menyetubuhi wanita cantik berjilbab ini, tubuhnya mulus, vaginanya masih sempit yang belum pernah kurasakan selama aku menduda.
"bu dewiiiii... ", bisiiku lagi seakan menggeram dengan pinggul ku hentak-hentakan, aku tak lagi mampu manahan orgasmeku dan aku tak ingin mencabutnya dari vagina ini seperti marwan lakukan, ku semburkan spermaku di dalam rahim bu dewi, aku tak peduli jika bu dewi hamil.
"uuuugghhh....", geramku dengan rasa seakan melayang begitu sempurna kenikmatan ini, saat menuntaskannya di dalam vagina nikmat bu dewi yang sempit ini.
perlahan aku mencabutnya dan begitu banyak sperma yang meleleh dari lubang bu dewi yang tergelertak lemas dengan tubuh indahnya.

*-*
"wah nambah yan...?", ujarku mang mandor kepada mang yayan yang sudah menggiringku yang baru saja keluar dari kamar mandi. mang yayan hanya tertawa sambil merangkulku yang duduk dibibir ranjang, aku menyambut bibirnya yang memagut lembut, tangannya menjamah dadaku, menjelajah seluruh tubuhku membuat gaun gamisku sudah tersibak dengan kedua pahaku yang nampak terlihat sementara tanganya yang sejak tadi mengelus pahaku sudah melekat di vaginaku dan aku hanya bisa melenguh merasakan jarinya yang sudah mencolok lubang vaginaku.
"emmhh... mang mandor...", disela lenguhanku melihat mang mandor di depanku sedang merekam tangan mang yayan yang sedang mengobok-obok vaginaku.
"gak keliatan muka kok bu dewi...", ujarnya meyakinkan aku yang kembali menerima pagutan bibir mang yayan, kurentangkan kedua kakiku lebih lebar saat mang mandor semakin mendekat merekam selangkanganku.
"yan... minggir dulu tanganmu...", pinta mang mandor dengan bahasa daerahnya kepada mang yayan. mang yayan menyingkirkan tangannya dari selangkanganku.
"nah giitu jelas... tuh jembutnya seksi banget....", puji mang mandor membuat ku tersipu seraya ku rentangkan kedua pahaku lebih lebar.
"bibir memeknya cantik banget bu dewi...", pujinya lagi.
"coba disibak biar lubangnya keliatan bu dewi...", pintanya, aku menurut seraya dengan dua jariku, kusibak bibir vaginaku lebar-lebar di hadapan HP mang mandor yang merekam dari dekat.
"uuh... kemerahan... gitu ya...", ucap mang mandor. sementara mang yayan hanya mengelus-elus pahaku memberi kesempatan mang mandor merekam.
"coba yan kamu jilatin itilnya bu dewi...", pinta mang mandor menggunakan bahasa daerahnya kepada mang yayan dan mang yayan tak menjawab hanya langsung bersimpuh di depan selangkanganku dan membenamkan wajahnya di selangkanganku.
"aaaaaaaaaaahhhh....", lenguhku.
"enak bu dewi...?", tanya mang mandor sambil terus merekam.
"he eh... gelii....", jawabku dengan nada manja sambil menggeliatkan tubuhku menahan rasa nikmat yang menggelitik itilku dijilati mang yayan. aku mengangkat kedua kakiku keatas ranjang sehingga lebih leluasa bagi mang yayan menjelajahi vaginaku dan mang mandor bisa dengan mudah mengambil gambar dari dekat merekam mulut dan lidah mang yayan di vaginaku.

gaun gamisku yang sudah tersibak di leherku, memperlihatkan tubuh telanjangku di hadapan kamera mang mandor sambil aku mengangkang lebar menikmati jilatan mang yayan, aku hanya bisa mendesah dan melenguh dan satu tangan mang mandor sesekali menjamah dan meremas buah dadaku membuatku semakin mendesah nikmat.
"sebentar yan...", ujar mang mandor kepada mang yayan yang menghentikan jilatannya dan mang mandor memintaku untuk menungging. aku membalikan tubuhku sambil tetap kusingsingkan gamisku aku menunggingkan bokongku di hadapan mang mandor dan mang yayan.
"uhh... cakep banget bu dewiii...", puji mang mandor sambil mendekatkan kameranya sementara mang yayan menjamah bokongku sambil meremas gemas, menyibakan belahan bokongku yang direkam mang mandor
"kapan aing ngentotnya nih dor...", ujar mang yayan merasa terganggu dan mang mandor hanya tertawa sambil mempersilahkan kepada mang yayan untuk melanjutkan sementara ia merekam.

"emmgghh....", lenguhku menerima kontol mang yayan yang menjejalkannya kemulutku sementara aku sudan terlentang dengan gamis yang tersingkap keatas sehingga denga leluasa mang mandor merekam tubuh telanjangku dengan leluasa.
"isep dulu bu dewi....", ujar mang yayan yang kemudian mencabut kontolnya dan beringsut di hadapan selangkanganku, kepala kontolnya sudah mengarah di mulut vaginaku yang sesaat kemudian menyeruak masuk dengan nikmatnya.
"eeeeeeehhhhhhh..... maaaaang....", lenguhku dan mang yayan menindihku dengan wajah tepat diatas wajahku.
"uuh... bu dewiii... nikmat sekali memeknya....", bisik mang yayan sambil menciumi pipiku dan pinggulnya mulai bergoyang naik turun membuatku terengah-engah nikmat.
"eeeshhhhh....maaaang....", lenguhku berkali kali semakin tak kuasa aku menahan rasa geli nikmat ini hingga sesaat kemudian aku mengejang nikmat di bawah tubuh mang yayan yang terus menggoyangku.
"udah keluar bu dewi...?", tanya mang yayan memandangku yang terengah.
"he eh udah...", jawabku lemas namun hanya sesaat mang yayan menghentikan goyangannya yang kemudian kembali pinggulnya mengayun naik turun dengan cepat membuatku kewalahan dengan rasa linu dan geli melunglaikan seluruh sendiku.
"maaaaaaang....eeeeessshhhhh...", desahku, begitu ganasnya mang yayan menyetubuhiku.
"teriama bu dewiiiii..... uuuuugghh....", geram mang yayan sambil pinggulnya menghentak-hentak menyemburkan spermanya di dalam vaginaku. dan aku kembali tergeletak lemas.



Bersambung ke Halaman 46 <<<<------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd