----------------------------------------------------------------------------
Cerita 151 – ‘Kecelakaan Nikmat’
Akibat Tidur Seranjang - Episode Teman Istriku, Ena
Cerita ini adalah kisah nyata yang pernah aku alami.. bahkan hingga kini masih kujalani.
Isteriku punya teman atau sahabat yang sangat akrab.. bernama Ena.
Ena adalah seorang janda yang masih muda belia.. yang sudah kuanggap seperti adikku sendiri.
Ena anaknya cantik.. manis.. dan yang pasti toketnya pas untuk tangan yang pengen remes toketnya yang imut itu.
Singkatnya.. Ena manis.. kulitnya bersih kuning langsat.
Aku dan isteriku hanya tinggal berdua saja di rumah di salahsatu kota di Riau.
Keluarga Ena dulunya berdomisili di Riau juga.
Rumahnya di seberang rumah kami.. sebelum akhirnya 3 tahun lalu orangtua dan dua orang adik Ena pindah ke Medan.
Namun Ena yang sudah bekerja di sini.. lebih memilih untuk ngontrak di dekat kantornya sekarang.
Nah.. karena hampir ‘seumuran’.. ditambah kenal sejak gadis Ena memang sudah akrab dengan Bety istriku..
Makanya ia jadi sering tidur di rumahku.. kalau dia sedang malas pulang ke kontrakan atau kemalaman.
Boleh dikatakan rumah kami sudah dianggapnya seperti rumahnya sendiri.
Sampai-sampai.. kalau Ena nginap di rumahku.. kami selalu tidur bertiga di kamar dalam satu kasur.
Isteriku sedikit pun tak pernah menaruh rasa cemburu terhadap aku dengan Ena.
Saking percayanya.. jika pagi isteriku keluar rumah mencari sarapan..
aku dan Ena yang dalam keadaan tidur sering ditinggalkan berduaan saja.
Terus terang.. dari kecantikan dan penampilan Ena yang seksi..
ditambah lagi karena aku sering melihat Ena yang tertidur di atas kasurku..
hanya menggunakan celana pendek dan kaos t-shirt tipis yang tersingkap.. sering aku harus menahan birahi.
Bahkan aku sering mendapat kesempatan melihat selangkangannya yang terbuka..
dari celah celana pendeknya yang tersingkap saat Ena sedang tidur..
Terus ditambah lagi dengan sikap Ena yang juga sering seakan memancingku.
Tentunya sebagai lelaki normal nafsu kelelakianku jadi tidak terkontrol hingga memuncak.
Demi dapat memuaskan hasrat setanku..
yang pingin sekali merasakan bagaimana rasanya ML dengan Ena.. aku jadi terobsesi.
Waktu itu persisnya malam Senin.. bulan Agustus tahun 2010.. tanggalnya aku lupa.
Tepat sekitar pukul 22.15 WIB.. terdengar pintu rumah kami seperti ada yang mengetuk.
Saat pintu kubuka dan kulihat.. ternyata yang datang Ena bersama Edi pacar barunya.
Ketika mereka kusuruh masuk.. Ena pun langsung menanyakan isteriku.
“Mana Bety bang..?” Ujarnya menanyakan isteriku.
“Tuh di belakang.. lagi goreng kerupuk..” jawabku.
Melihat Ena yang langsung saja berlalu meninggalkan Edi pacarnya..
aku menyilakan Edi untuk duduk di kursi yang berada di ruangan tengah di mana aku sedang menonton tv.
Hingga akhirnya terlibat perbincanganku dengan Edi.
Tak terasa hampir satu jam kami berbincang..
kulihat sambil berkata Edi seperti sedang melihat jam yang ada di tangan kirinya..
“Wahh ternyata udah larut malam..” cetus Edi.
“Emangnya udah jam berapa Di..?” Tanyaku balik.
Ternyata tak terasa jam sudah menunjukan hampir pulkul 12.00 tengah malam.
Setelah tau udah tengah malam.. Edi pun bergegas bangun dari tempat duduknya.
“Nanti ajalah pulangnya Di..” kataku.
“Ga enak bang.. ini udah malam.. saya harus pamit..” ujar Edi sembari langsung melangkah mau keluar.
“Na.. ni Edi mau pulang..!” Kataku memberitau Ena.
“Iya bang.. ini aku ke depan..!” Jawab Ena cepat-cepat sambil berlari kecil dari arah dapur keluar.
Karena kupikir Ena juga pulang bersama Edi.. akhirnya akupun keluar untuk mengunci pintu rumah.
Namun baru saja aku melangkah hendak ke depan.. Plass.. aku kaget..
Di ruangan tengah di kursi tamu rumahku aku melihat sebuah pertunjukan..
'adegan panas' antara Ena dengan pacarnya sedang berciuman.
Takut ketauan.. aku pun langsung balik kanan..
hingga tak lama kemudian setelah tendengar bunyi sepeda motor Edi pergi.
Aku pun kembali keluar untuk mengunci pintu.
Namun apa yang kulihat ternyata Ena tidak ikut bersama Edi.
“Tak ikut Edi Na..?” Tanyaku pada Ena.
“Tidak bang.. malam ini aku nginap di sini aja. Kan udah lama juga aku tak nginap di sini..” ujar Ena.
“Ya udah kalo gitu. Udah dikunci belum pintunya..?” Tanyaku lagi sekedar memastikan.
“Udah bang..” ujarnya menjawab.
Sudah tak merasa canggung lagi.. kulihat Ena pun langsung masuk ke kamar tidurku..
Sementara aku melangkah ke dapur untuk mencari isteriku.. namun kulihat isteriku tidak ada lagi di dapur.
Karena penasaran akhirnya akupun melangkah menuju kamar.
Dari pintu kamar yang sedikit terbuka kulihat ternyata isteriku sudah terbaring dan tertidur pulas di kasur.
Aneh.. tadi kulihat Ena masuk ke kamar ini.. tapi koq ga ada ya..?
Gumamku dalam hati sambil membuka pintu sedikit lebih lebar.
Tapi apa yang kudapati..?
Aku melihat saat itu Ena dalam keadaan setengah Bugil sedang mengganti pakaiannya.
Woww..!! Seruku dalam hati. Aku terpana melihat keseksian tubuhnya.
Jantungku pun berdegub kencang.. tak sekedip pun kusia-siakan pandanganku untuk melihat tubuh Ena saat itu.
Takut diketahui Ena.. saat kulihat Ena siap berganti pakaian dan sepertinya mau melangkah keluar.
Aku pun bergegas kembali ke ruangan tengah.. langsung aku duduk di lantai sambil pura-pura sedang menonton tv.
Untungnya cepat.. karena tak lama setelah itu kulihat Ena keluar dari kamar.
Kalau tidak.. bisa malu aku jika dia tau perbuatanku tadi.. ujarku dalam hati.
Entah apa yang sedang dibuat Ena di dapur..
saat itu yang terdengar hanya bunyi sendok beradu dengan gelas.
Tak lama Ena muncul.. ”Abang mau minum teh ya..?” Tanya Ena padaku.
“Terserah Ena ajalah..” jawabku.
“Ya udah.. kalau gitu abang minum teh aja ya..?”
Katanya lagi sambil menaruh teh yang dibuatnya di atas meja buatku.
“Makasih ya..” jawabku sambil memperhatikan belahan dada Ena yang membungkal..
tepat tak jauh di depanku saat dia menghidangkan teh itu.
Sesekali kulirik betis Ena yang mulus sambil kutelan ludahku..
karena terpesona melihat betis Ena yang mulus bersih yang hanya mengenakan celana pendek.
Itulah sikap Ena. Dia selalu saja seperti sengaja menggodaku dengan caranya..
yang selalu bolak-balik di hadapanku.. yang menurutku itu hanyalah akal-akalannya mencari perhatianku.
Meskipun demikian.. di depan Ena aku selalu menjaga sikapku yang seakan tak terpengaruh dengan tingkahnya itu.
Padahal.. kalau pas lagi suasananya seperti itu.. jantungku selalu berdegub tak keruan.
Seperti biasanya.. malam itu tidak ada apapun yang terjadi.
Setelah hampir setelah satu jam Ena masuk ke kamar.. mataku pun terasa mengantuk..
Kemudian aku pun memilih untuk masuk juga ke kamar untuk tidur.
Saat aku masuk kamar.. sebelum baring di sebelah isteriku aku kembali dapat 'tontonan vulgar'.
Kutatap Ena yang sudah tertidur dengan posisi membelakangi isteriku.
Saking pendek celananya.. pantatnya yang montok dan mulus itu dapat kulihat dengan jelas sekali.
Erghhh.. Terbayangkan di benakku bagaimana kalau saat itu aku menyetubuhi Ena ala Doggie.
Pasti nikmat sekali..! Gerutuku dalam hati.
Sembari aku terbaring tepat di sebelah isteriku.. kupejamkan mataku.
Sambil kuberkhayal.. akhirnya akupun teridur.
Rasanya baru saja tidur.. tau-tau aku dibangunkan.. namun saat aku sadar dan membuka mataku..
kulihat ternyata waktu itu jam sedang telah menunjukkan pukul 05.00 WIB pagi.
Melihat mataku terbuka.. isteriku pun berkata..
”Bang.. aku pergi ke rumah ibu dulu ya. Aku mau nemani ibu masak untuk kenduri nanti senja..” ujar isteriku.
Aku yang masih mengantuk langsung menjawab.. ”Ya udah.. pergilah.. hati-hati..” ujarku.
“Nanti sampaikan juga sama Ena ya bang..” ujar isteriku menitip pesan padaku.
“Ya.. ya..” jawabku masih belum sepenuhnya sadar dari kantuk.
Tak lama setelah kudengar pintu ditutup yang aku tau isteriku sudah pergi.
Namun setelah kutoleh ke samping.. aku baru sadar bahwa ternyata ada Ena di sampingku.
Otakku yang memang sudah kotor membuat mataku jadi segar dan memilih untuk bangun..
Lalu aku bergegas ke kamar mandi untuk menggosok gigiku.
Saat aku kembali ke kamar dan hendak berbaring lagi.. kulihat Ena pun terjaga dan bangun dari tempat tidur.
Serupa dengan apa yang kulakukan.. Ena pun langsung menuju kamar mandi..
dan tak lama setelah itu dia kembali lagi ke kamar.
Seperti tak ada kejadian.. tanpa banyak bertanya Ena pun kembali berbaring di kasur.. tepat di sebelahku.
Ini kesempatan baik.. aku harus dapat mengolah Ena..! Tuturku dalam Hati.
Entah Ena sudah kembali tertidur atau tidak..
dengan posisinya yang membelakangiku.. akupun langsung memulai aksiku.
Pertama.. kukumpulkan keberanian untuk mulai dengan tangan gemetar..
aku berpura-pura bahwa aku sedang teridur.. tanpa sengaja memeluk Ena dari belakang.
Erghh.. Awalnya aku gugup sekali.. Tapi kapan lagi ada kesempatan seperti ini..?
Pikirku menguatkan tekad.
Dengan perasaan yang sangat gugup aku mencoba memberanikan diri..
untuk pura-pura tak sadar telah memeluknya.
Saat tanganku sudah mulai mendarat di pinggangnya..
–Posisi memeluknya dari belakang..– aku sama sekali tak merasakan berontakan darinya.
Aku tak peduli dia tertidur atau pura-pura.. kali ini aku bukan hanya meletakkan tanganku di tubuhnya saja..
tapi tanganku itu sudah mulai mencari.. dan mulai meraba-raba dadanya..
yang masih dalam bungkus bajunya.. tepat di bagian buah dadanya.
Karena Ena masih diam juga.. akhirnya aku mencoba untuk lebih berani..
dengan memasukkan tanganku ke dalam bajunya..
untuk mencari dan meremas susunya yang sudah lama aku idamkan.
Hanya dalam waktu singkat aku berhasil membuka penyangkut Bra-nya hingga Bra-nya dapat kutanggalkan.
Sempat curiga di benakku.. bahwa sebenarnya Ena hanya pura-pura tidur.
Aku penasaran..!
Karena saat kumainkan pentil susunya.. meski samar-smar kudengar desahan Ena keluar dari birbinya.
Nafsuku yang semakin membludak.. membuatku semakin berani dan tak terkendali..
Hingga saat tubuhnya berbalik menghadapku.. yang ada di benakku saat itu..
Aku ingin sekali melumat bibirnya..!!
Sejenak aku tatap wajahnya dari dekat, dan aku akui ternyata Ena memang cantik.
Tanpa berpikir panjang dan ragu-ragu lagi aku mulai isep mulutnya.. dan ia bergerak pelan..
Aku kaget.. kemudian kulepas ciumanku.. Ena tampak tertidur lagi.
Terus aku cium lagi bibirnya.. sambil tanganku membelai-belai teteknya masih dalam bungkus bajunya.
Aku jadi penasaran.. ia betul-betul tidur atau tidak.. Aku takut juga.
Dengan jantung yang berdegub semakin kencang lantaran gugup..
dengan nekatnya akupun langsung melumat bibir Ena.
Kukecup bibir Ena perlahan.. ”Ohhh..” kutarik napasku dan sejenak kurasakan aroma napas Ena.
Ahhh.. sudah lama aku menantikan kesempatan seperti ini..! Tukasku dalam hati.
Saat kucoba menjilati bibirnya.. ternyata barulah aku tau bahwa ternyata Ena hanya pura-pura tidur.
Entah mungkin sudah terangsang dengan rangsanganku.. aku kaget setengah mati ternyata bibirku pun dilumatnya.
“Abang nakal..” bisiknya sambil mendesah di telingaku.
My God.. semoga saja ini bukan mimpi.!! Batinku senang senang khawatir gitu.
Ragu bercampur rasa tidak percaya dalam hati, akupun mulai memasukkan lidahku kemulutnya.
Dalam keadaan yang masih gugup bercampur nafsu dan rasa tidak percaya.. sambil terus kulumat bibrinya..
akupun mulai menikmati kedua payudara Ena dengan kedua tanganku.
Perlahan tetapi pasti kujelajahi kedua bukit kembar..
yang untuk pertamakalinya kudapati tanpa sebuah perjuangan yang berarti.
Semakin lama aku permainkan dengan sekali duakali kucubit putingnya yang menonjol menantang..
mengalunlah suara yang terengah-engah..
“Oohh.. Bannng.. ohhkh.. aku juga sudah lama pengen gini sama abang..”
Dan suara itu.. Ya, suara itu membangkitkan kemaluanku dengan cepat tegak berdiri dan sialan..!
Ena menyadari itu..!
Diam-diam kurasakan tangan Ena ternyata sudah berada di balik celanaku meremas-remas zakarku.
Sungguh.. aku terbuai oleh sentuhan tangan Ena yang memain-mainkan kontolku.
Sesekali tangannya juga meremas buah zakarku, pelan tapi pasti.
Entah setan apa yang telah merasuk.. tanpa permisi.. tiba-tiba Ena melorotkan celanaku..
juga sekaligus celana dalamku.. sampai aku benar-benar bugil.
“Waww.. Bang, punya abang sudah minta segera diberi sentuhan nih..!
Woowww.. burung abang bengkok.. bisa masuk nggak ya..? Ohhkh..” desah Ena berulang-ulang.
Jujur saja sebenarnya burungku tidaklah istimewa.. batangnya bengkok dan diameternya lumayan.
Aku sempat ragu juga apa bisa memuaskan Ena. Maklum.. ini pengalaman pertamaku dengannya.
Sambil terus kami berciuman..
perlahan tanganku juga mencoba melorotkan celana pendek yang masih dikenakan Ena.
Buset..! Ternyata Ena sudah tidak pakai celana dalam..
sehingga hanya dalam hitungan detik dan sebelah tangan saja aku sudah dapat membuatnya bugil.
Kini tanpa ragu-ragu akupun langsung mengubah posisi..
dengan membalikkan tubuh Ena.. hingga posisiku sekarang berada di atas tubuhnya.
Sebelum mulai kuserang bagian bawahnya.. aku kembali melumat bibir Ena dengan penuh mesranya.
Ternyata apa yang kuperbuat tak dapat ditahan oleh Ena. Ena tiba-tiba saja bangun.
Dengan posisi setengah berjongkok Ena berdiri sambil menarik tanganku..
memberi tanda agar aku juga melakukan posisi yang sama dengannya.
Dalam keadaan sama-sama setengah jongkok saling berhadapan..
kami kembali saling berciuman semakin liar.. dan saling kami memainkan kemaluan satu sama lain.
Puas dengan gaya itu.. aku turun dari ranjang dan meminta Ena juga turun.
Saat kami telah sama-sama sudah saling berdiri dan berhadapan.. tanpa diinstruksi..
Ena langsung mengambil posisi jongkok..
sambil mengarahkan kontolku yang daritadi digenggamnya ke arah mulutnya.
Slopp..! Perlahan tapi pasti.. Ena mulai mengulum dan memain-mainkan kontolku dengan lidahnya.
“Ahhh.. Ena.. isap sayang..” bisikku pelan.
Sudah lama aku ingin sekali merasakan sentuhan bibir Ena yang sangat seksi itu menelan kontolku ke dalam mulutnya.
Sesekali aku tersentak menarik pantatku ke belakang saat merasakan ngilu ketika Ena menjilati lubang kontolku.
“Erghh.. enak Naa.. OooooKkhhhh.. Terus..!!”
Tak tahan dengan permainan Ena.. aku pun menarik tangannya..
memintanya berdiri dan menyudahi isapan kontolku pada mulutnya.
Tepat di tepi ranjang aku baringkan Ena di kasur dengan posisi tengkurap..
lalu sedikit kuganjal bagian perutnya dengan bantal..
Posisi kakinya melipat di atas ranjang.. hingga terlihatlah menyembul vagina Ena yang terlihat baru habis dicukur..
bak sebuah apem yang menantang di bawah anusnya.
Perlahan kudekatkan wajahku di antara belahan pantat Ena.. Ehmm.. tercium di hidungku aroma vaginanya..
yang semakin memacu adrenalinku untuk menikmati vagina Ena.
Saat wajahku semakin mendekat di belahan pantatnya. Pertama aku mulai menjilati anusnnya..
Dengan lahap kujilat lubang anusnya hingga bibir vaginanya yang tampak kecoklatan itu.
“Bannnng.. ohhh.. Enak bang.. Owhhhh..”
Desah Ena semakin membuat nafsuku terbakar mendengar erangan kenikmatan yang dirasakannya.
Saat kucoba menusukkan lidahku ke liang vaginanya.. Ena sesaat tersentak mengangkat pantatnya..
seakan ingin menelan seluruh lidahku agar masuk lebih dalam lagi ke dalam liang vaginanya yang sudah basah membecek.
“Udah bang.. sekarang masukin bang..” pinta Ena merangsang.
Sudah seperti layaknya suami dan istri.. kami seakan lupa dengan segalanya.
Aku yang juga sudah tak tahan lagi.. segera berdiri sambil menuntun kontolku ke bibir vaginanya.
Sebelumnya kutusukkan kontolku ke bibir vaginanya..
Slepp.. slepp.. kuoles-oleskan dulu kepala kontolku di bibir lubang vaginanya yang basah itu.
Ena yang memang nafsunya sudah memuncak..
Lalu dengan sigap tangannya merampas kontol untuk menuntun ke vaginanya.
“Masukkan bang.. Tekan sekarang bang..!” Pintanya..
Sambil meletakkan kepala kontolku tepat di bibir vagina dengan kelentitnya yang kecoklatan itu..
sambil ia mengangkat pantatnya sedikit lebih tinggi.. hingga agak menungging karena tak sabar lagi.
Slebb..! Dengan perlahan kutekan kontolku di bibir vaginanya..
Jelas sekali terlihat kepala zakarku saat itu menyeruak masuk di belahan bibir vagnina Ena yang sudah sangat basah.
Blessepp.. Tanpa waktu yang lama kontolku berhasil kutanamkan seluruhnya ke dalam lubang vagina Ena.
“Ooooohhhh.. Baaang.. Tekan lagi bang..“ pinta Ena mulai meracau.
Sejenak aku terdiam merasakan kontolku hangat di dalam pepeknya..
– memek, vagina, kemaluan perempuan..–
Dengan perlahan aku pun mulai menggenjot pepek Ena yang basah.
Kunaikkan sebelah kaki kiriku ke atas ranjang..
sambil kedua tanganku berpegang pada pinggul Ena yang posisinya sedikit menungging.
Sembari aku mulai menarik dan kembali memasukkan kontolku pelan..
hingga pada tempo yang sedikit kencang. Plokk..! Plekk..! Plokk.. plokk.. plokk.. plokk..
“Bang.. enak bang..” erang Ena merasakan kenikmatan sambil dia menggoyangkan pantatnya seperti lagi ngebor.
“Ooooowh..” erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu.
Pepek Ena ternyata masih sempit.. mungkin karena lama tak dijejal dengan kontol..
Gerutuku dalam hati sambil menarik keluar kontolku dari lubang vaginanya.
“Kenapa dicabut bang..?” Tanya Ena padaku.. masygul.
“Coba Ena berdiri..” ujarku menjawab.. sambil kutarik tangannya.
Dalam posisi berdiri dan saling berhadapan..
tanpa aba-aba kami pun kembali berciuman dan saling melumat bibir satu sama lain.
Dengan penuh nafsunya aku julurkan lidahku ke dalam mulutnya..
sambil kedua tanganku meremas-remas pantat Ena.. dia pun sayik mengocok kontolku dengan tangannya.
“Bang.. masukin lagi ya..?” Pinta Ena dengan penuh manja..
sambil menggenggam kontolku mengarahkan ke bibir vaginanya yang semakin basah.
“Iya sayang..” bisikku pelan di telinganya.
Tanpa buang waktu lagi.. sambil kuangkat sebelah kakinya ke atas kasur aku kutekan pantatku kembali.
Jlebb.. hingga seluruh kontolku pun masuk ke dalam liang vaginanya yang sudah banjir.
Ughhh.. Hangat sekali rasanya kontolku di dalam lubang vaginanya.
Hampir 20 menit kami main dalam posisi berdiri sambil saling terus berciuman.
Seperti diringi irama.. aku terus menggenjot mengeluar-masukkan kontolku ke dalam liang vagina Ena.
Ena pun terus merintih keenakan.. sambil terus menggoyangkan pantatnya seperti inul yang lagi ngebor.
Sesekali juga kujilati leher Ena hingga sisi telinganya.. kurasakan di mulutku terasa agak asin oleh keringat Ena.
“Capek bang.. kita ganti posisi yok..?” Pintanya manja.
“Boleh..” jawabku sambil menarik kontolku keluar dari vaginanya.
“Sebentar ya..” kataku sambil meraih handuk yang tergantung di dinding pintu..
sembari melihat tubuhku dan tubuh Ena serta rambutnya yang basah oleh keringat seperti baru habis mandi.
Dengan mesra saat kuusap handuk di rambut dan kulap seluruh tubuhnya yang basah oleh keringat.
Ena pun masih terus saja memain-mainkan kontolku.
“Sini aku lap-kan juga tubuh abang..” ujar Ena menarik handuk yang ada di tanganku.
Sambil matanya sesekali menatap wajahku.. Ena pun ganti mengelapkan tubuhku dengan handuk..
yang tadi kugunakan untuk mengeringkan keringat di tubuhnya.
Sambil melemparkan handuk yang ada di tangannya..
tanpa aba-aba Ena langsung naik ke atas ranjang sambil tangannya menarik tanganku seraya memintaku mengikutinya.
Entah apa maksudnya.. kulihat Ena meraih dua buah bantal..
lalu meletakkan bantal tersebut berlapis dua tepat di sisi ranjang yang menempel dinding.
Gaya apa ni ya..? Gerutuku bertanya dalam hati. Belum habis pertanyaanku tadi..
kulihat Ena langsung duduk di atas bantal tadi sambil membentangkan kedua kakinya mengahadapku.
Ooohh.. dia mau main posisi duduk.. jawabku sendiri dalam hati..
sambil kutertegun seakan masih tidak percaya dengan apa yang kualami..
Kulihat vagina Ena yang berwarna kecoklatan tanpa bulu itu tanpak jelas..
seakan menunggu kehadiran kontolku.
“Sinilah bang..” pinta Ena.
“Eh, i-iya..” jawabku terbata-bata.
Dengan poisi yang di inginkan Ena.. terpaksa aku pun mendekatinya dengan setengah jongkok..
Berdiri hanya dengan lutut dengan kakiku melipat.. aku pun lantas mendekati tubuh Ena.
Baru saja aku mendekat..
dengan ganasnya ema langsung menarik leherku dan langsung mencium dan melumati bibirku.
Ooh..! Kami kembali terbuai. Sambil saling berciuman aku memain-mainkan bibir vaginanya.
Ena pun asyik mengocok-ngocok kontolku.
Puas berciuman.. kulihat Ena menatapku. “Kenapa Yang..?” Tanyaku padanya.
Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya seraya menjawab pertanyaanku..
Tanpa kata-kata.. kulihat wajahnya tersenyum..
sambil tangannya menarik kontolku yang kini sudah berada di bibir vaginanya.
Ohhh.. minta ditusuk lagi..!? Jawabku dalam hati yang mengerti apa yang dimaukan Ena.
Maka.. Slebbb.. Dengan perlahan aku mulai kembali menusukkan kontolku ke dalam vagina Ena.
Perlahan tapi pasti akhirnya seluruh batang penisku kembali menyeruak masuk..
tertanam lagi seluruhnya di liang vaginanya.
Sambil kembali kugoyang maju-mundur pantatku.. agar penisku keluar-masuk menancap pepek Ena..
pantat Enapun terus bergoyang mengimbangi goyanganku.
Dalam posisi berduduk.. aku merasakan kontolku hangat menyentuh dinding vagina Ena.
Sambil saling memeluk kami terus saling berciuman dengan penuh lembutnya dan terus saling bergoyang.
“Baaaaang..!!” Tiba-tiba kurasakan tangan Ena saat itu erat mencengkram bahuku..
seraya semakin mempercepat goyangan ngebornya.. memelintir kontolku yang keluar-masuk menancap liang vaginanya.
“Akuuu.. Maauuu.. Ooohhhhh..!!” Teriak Ena yang ternyata sudah mencapai klimaks.
“Abang sedikit lagi ni..!!” Jawabku sambil juga mempercepat goyangan pantatku maju-mundur.
Kurasakan kontolku hangat terendam oleh air kepuasan yang keluar dari rahimnya.
“Ooooohhhhhh..!!”
Teriakku membalas rintihan Ena dengan memeluknya semakin erat menancapkan kontolku dan menenkannya kuat.
Crott..crott.. crott.. crott..!! Air maniku pun muncrat.. tumpah membanjiri vagina Ena.
“Abang.. Tekan lebih kuat lagi..!!” Pinta Ena sambil memelukku dan menekan pantatku..
seakan hendak menelan kontolku dengan vaginanya.
Cukup lama kami terdiam dalam posisi saling berpelukan..
Saling merasakan nikmatnya detik-detik akhir dari permainan kami.
Sebelum melepaskan kontolku dari vaginanya.. masih dalam posisi berpelukan kami kembali saling berciuman..
perlahan dengan mesranya.. hingga saat aku hendak mencabut kemaluanku dari vaginanya..
Kukecup kening Ena lalu kubisikkan di telinganya..
“Kita istirahat yok..” ajakku sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Seakan tak mau terpisahkan.. dalam kedaan terbaring Ena langsung bangkit..
dan langsung merebahkan tubuhnya tepat di atas tubuhku
“Ini hanya rahasia kita berdua ya bang..” ucap Ena.. sambil
kurasakan tangan Ena yang mengusap-usap kemaluanku yang sudah lemas terkulai.
“Iya.. ini cuma rahasia kita..” jawabku sambil membelai rambutnya dengan penuh mesra..
seakan kami saat itu adalah sepasang kekasih yang saling mencinta.
“Eh.. jangan tidur dulu..” ucapku sadar bahwa hari pun sudah siang.
“Iya ya bang.. Aku mandi dulu ya..”
Jawab Ena seakan mengerti apa maksudku yang takut kalau tiba-tiba nanti isteriku datang.
Usai Mandi.. seperti layaknya sepasang suami isteri.. tak seperti biasanya.. kali ini tanpa malu-malu..
kulihat Ena santai saja berbugil-ria di depanku melepaskan handuknya ketika hendak berpakaian.
Selesai mengenakan pakaiannya.. Ena langsung mendekati dan langsung mencium keningku.
Karena memang posisiku masih dalam keadaan telanjang..
dangan santai pula tangan Ena pun membelai-belai kemaluanku yang terkulai lemas.
“Woowww.. dia bangun lagi..!!” Teriak Ena mengejutkanku..
sambil kulihat wajahnya mendekati kontolku yang kembali keras menegang.
“Sayang.. sudah duyu ya..” ujarnya manja.
“Tanggungjawab dong..” ucapku sambil menyinggungnya.
"Aku pulang dulu.. ntar kalau memang si dia tidak pulang abang telpon aja aku..” ujarnya.
“Dedek sabar ya..” cumbunya seakan mengajak kontolku yang ada di tangannya berbicara.
“Ya udah..” jawabku seakan kesal.
“Daaaaghhhh..” tukasnya sambil melambai.
“Mmmuachh..!!”
Seraya Ena ber-KissbBye ke arahku sambil tersenyum berjalan keluar dari kamar berlalu meninggalkanku.
Setelah itu aku pun teridur pulas.
----oOo----
Nah.. sejak hari itu.. setiap ada kesempatan kami selalu melakukan hubungan seks.
Terkadang kalau dia lagi sendiri di rumahnya dia menelponku.. dan kamipun melakukan hubungan seks di rumahnya.
Sekian lama hubungan kami.. aku dengan isteriku.. Ena dengan pacarnya baik-baik saja.
Bahkan hingga kini hubungan intim kami masih terjaga kerahasiaannya.. alias tidak ada siapapun yang tau. (. ) ( .)
--------------------------------------oOo-------------------------------------