Pecah Utak
Pertapa Semprot
--------------------------------------------------------------------------
Cerita 151 – ‘Kecelakaan Nikmat’
Karena Ekstasi – Episode Istri Sahabatku, Yeni
Pada kisah yang lalu.. aku menceritakan pengalamanku ML dengan sahabat isteriku yang bernama Ena.
Ena adalah seorang janda muda yang belum punya anak..
Nah.. karena dekatnya dia dengan isteriku.. Ena kuanggap seperti adikku.
Namun pada suatu ketika.. terjadi ‘Kecelakaan Nikmat’.
Aku dan Ena terlibat hubungan selingkuh yang sama sekali tidak kami rencanakan..
Hingga kami berdua melakukan hubungan seks layaknya pasangan suami isteri.
Bahkan sejak saat itu jika ada kesempatan aku dan Ena kembali melakukan hubungan seks..
Terus dan terus.. hingga kini. Tanpa ada satu pun orang lain yang tau.. termasuk isteriku.
Nah, buat para pembaca yang belum tau denganku..
Aku adalah seorang pria yang sudah berumur 32 Tahun.
Aku memilik seorang istri yang bernama Bety.
Kami sudah menikah selama tiga tahun namun kami belum dikaruniai seorang anakpun..
Dan sekali lagi aku mohon maaf jika tulisanku ini agak kaku dalam penulisannya.
Maklum.. ini baru yang kali kedua aku mencoba menulis.
Dan apa yang kutuliskan ini juga adalah merupakan cerita kisah nyata..
yang aku alami dalam kehidupanku tanpa melebihi dan mengurangi isi ceritanya.
Ceritaku kali ini sedikit berbeda dengan cerita pertamaku yang menceritakanku ML dengan teman istriku.
Ceritaku yang kedua ini isinya menceritakan pengalamanku melakukan hubungan seks..
Dengan istri temanku yang adalah juga tetanggaku.. bernama Yeni.
Yeni orangnya cantik.. kulitnya putih bersih dan mulus..
Dan yang paling aku suka dari Yeni yakni buah dadanya.. pinggul dan pantatnya yang bahenol.
Yeni umurnya kurang lebih sekitar 25 tahun. Dia menikah dengan temanku Perli sudah 5 tahun.
Dan mereka kini baru punya seorang putra yang kini baru berumur 3 tahun.
Sekedar info buat para pembaca..
Aku bukanlah tipe pria peselingkuh yang doyan mengganggu isteri orang.
Yang pasti apa yang terjadi dalam ceritaku ini adalah di luar rencanaku.
----oOo----
Ceritanya begini..
Yang kuingat waktu itu adalah malam lebaran kedua. Tepatnya hari raya idul fitri tahun 2009.
Pada lebaran waktu itu.. aku ditinggal sendiri oleh istriku..
yang pergi berlebaran di kampung orangtuanya selama seminggu.
Nah.. tepat pada jam 19.00 WIB malam lebaran kedua aku keluar dari rumahku..
menggunakan sepeda motorku untuk sekedar jalan-jalan demi menghilangkan kejenuhanku.
Bagaimana tidak.. sudahlah istri pulang kampung.. Ena pula kudengar pergi.. lagi di Padang.
Singkat ceritanya.. malam itu aku menunaikan ‘undangan’ temanku bernama Perli untuk ke rumahnya.
Ya.. karena memang masih dalam suasana hari raya.. jadi sekalian silaturrahmi di hari lebaran.
Begitu sampai di rumah Perli.. kuparkirkan sepeda motorku.. aku pun mengetuk pintu rumah Perli.
Setelah beberapakali kuketok pintu.. akhirnya pintu pun terbuka.
“Eh abang.. masuk bang..” ternyata yang membukakan pintu Yeni istrinya Perli.
Aku sempat terdiam beberapa saat ketika melihat penampilan Yeni yang sangat seksi.
Ia mengenakan celana yang sangat pendek berbahan katun lembut.. serta mengenakan T-Shirt putih tipis..
Hingga tak pelak terlihatlah.. meski samar.. Bra dari balik bajunya berwarna hitam.
Secara tak sadar aku melongo sambil menelan ludah mengagumi tubuh Yeni.
“Lah.. koq malah bengong di luar..? Masuk bang..” Ujar Yeni memecahkan lamunanku yang kagum padanya.
“Eh..i.i-iya Yen..” ujarku tergagap melihatnya.. namun ia langsung masuk.
“Perli ada Yen..?” Tanyaku pada isteri temanku itu.
“Bang Perli keluar sebentar pergi rokok.. paling bentar lagi juga pulang dia bang.." katanya.
"Udah bang.. masuk aja dulu..” Ujar Yeni mempersilakanku masuk.
“Ya deh Yen..” ujarku langsung masuk ke rumahnya.
Karena waktu itu ,asih suasana lebaran.. begitu masuk aku langsung menyodorkan tanganku ke Yeni.
“Maaf Lahir Bathin Ya Yen..” ujarku sembari menjabat tangan Yeni.
“Sama-sama ya bang..” ujar Yeni menjawabku.
“Silakan duduk bang..” ujar Yeni mempersilakanku duduk di kursi ruang tamunya..
sambil dia membukakan kue-kue lebaran yang ada di meja tamunya.
“Udah Yen.. jangan repot-repot.. abang tak lama koq..” ujarku lagi.
“Nggak koq bang. Sebentar.. aku ambilkan minum ya bang..” ujar Yeni berlalu meninggalkanku ke belakang.
Tiba-tiba aku terpaku.. Yah..! Saat Yeni berbalik badan meninggalkanku..
tanpa sengaja mataku tertuju melihat pahanya yang putih mulus..
Karena hanya mengenakan celana pendek dan kemontokan pantat Yeni yang geal-geol saat dia melangkah.
Aku dengan jelas dapat melihat kemulusan betis Yeni yang putih dan sintal itu.
Tanpa kusadari atau diperintah.. kontolku tiba-tiba bangun.
Sialan..!! Ujarku menggerutu sendiri setelah menyadari kontolku menegang.
“Hey genk..!” Tiba-tiba ada suara mengejutkanku yang ternyata dia Perli.. suaminya Yeni.
“Sory.. aku tadi keluar nyari rokok..” Perli memberi penjelasan kepadaku.
“Ooh.. Maaf lahir bathin ya Li..” kusodorkan tanganku untuk menjabat tangan Perli.
“Sama-sama ya brother..” balas Perli menjawab salamku.
Belum lama kami ngobrol.. tiba-tiba Yeni isteri Perli keluar dengan di tangannya membawa baki..
yang di atasnya minuman yang akan disuguhkan padaku.
“Diminum ya bang..” ujar Yeni sambil menyuguhkan minuman untukku di meja tamu.
Serrr.. Lagi-lagi darahku berdesir.. saat sekilas belahan payudara Yeni yang putih terlihat olehku..
ketika dia jongkok menyuguhkan air di depanku.
Ugghhh.. Sungguh indah belahan dada itu.. Putih dan padat terlihat dari balik baju kaos Yeni.
Ingin rasanya aku mengulumnya dengan mulutku..
Ahh.. sungguh menggiurkan sekali buah dada Yeni..
Ucapku dalam hati sambil sempat beberapa saat aku termenung.
“Hei.. Hei.. Airnya diminum. koq malah melongo..?”
Ujar Perli memecahkan lamunan fantasiku yang tergiur dengan keindahan buah dada isterinya.
“I-iya.. ini aku minum..” ujarku terperanjat sambil tanganku langsung menerkam gelas minuman..
hingga air dalam gelas itu sedikit jadi tertumpah akibat kecerobohanku.
“Mikirin istrimu ya..?” Ujar Perli kembali mengajakku bercanda memecahkan kekakuanku.
‘I-iya Per.. maklum.. orang belum pernah ditinggalkan istri.. makanya jadi linglung..” jawabku pada Perli..
Seakan-akan membenarkan tebakannya tentang lamunanku..
Meski yang sebenarnya aku ngelamun akibat terpesona.. dengan keindahan sesuatu yang ada di balik tubuh istrinya.
“Kalau memang istrimu lagi ga ada di rumah.. mending kamu malam ini di rumahku aja..” Perli menawarkanku.
“Maksudmu aku tidur di sini Per..?” Tanyaku keheranan.
“Bukan.. maksudku kamu di sini aja.. temani aku. Pokoknya kamu ga akan menyesal deh..” ujar Perli lagi padaku.
Maksudnya apa ya..? Apa dia mau nyuruh aku tidur dengan isterinya yah..? Pikirku dalam hati.
“Udah.. sekarang kita ke dalam aja..” ujar Perli sambil menarik tanganku.
Karena penasaran.. sedikit pun aku tak menolak saat Perli mengajakku ke dalam.
Yang pasti di benakku saat itu penuh dengan seribu pertanyaan.
Saat kami tiba di salahsatu kamar yang ada di di dalam ruangan tengah rumahnya..
Perli dengan posisi masih mengggandeng tanganku tiba-tiba mengarahkan kami masuk ke kamar tersebut.
“Mau ngapa kita di kamar ini Per..?”
Tanyaku sembari perasaanku semakin bingung dengan apa sebenarnya yang dimaukan Perli.
“Ini..!” Perli tba-tiba langsung memberiku sebuah pil bulat berwarna pink.
“Obat apa ini Per..?” Tanyaku penasaran.
“Udah.. telan aja.. kita kan udah lama tidak Happy bersama..” ujar Perli lagi padaku.
“Oooh..” aku tau.. apa yang ada di tanganku adalah pil setan.
Yah..! ini ekstasi alias ineks..! Tuturku dalam hati.
Sambil aku berpikir-pikir dalam hati.. kulihat tiba-tiba Yeni dengan penampilannya masih seperti tadi..
masuk ke kamar menghampiri Perli yang kulihat mulai sibuk hendak menyetel musik.
“Aman bang.. anak kita udah tidur di kamar sebelah..” ujar Yeni memberi tau Perli suaminya.
Sambil melirik ke arahku.. kulihat Yeni dan Perli sama-sama sedang menenggak sesuatu ke mulutnya..
Lalu kemudian disusul dengan minum air mineral. Rupanya mereka berdua menelan ekstasi itu.
Aduh gimana ini ya..? Aku kan udah lama tidak makan pil setan ini..
Tuturku dalam hati sambil masih memegang-megang setengah pil yang masih ada di tanganku.
Ada rasa takut yang bercampur dengan rasa ragu-ragu di hatiku saat itu ketika aku disuruh menelan ekstasi itu.
Maklumlah.. bukannya munafik.. meski dulu pernah namun aku sudah lama tidak memakai pil setan itu.
Mungkin sudah tiga tahunan lebih aku tak pernah lagi menelan pil setan tersebut.
“Udah bang.. ditelan aja..! Pokoknya malam ini kita Happy..” ujar Yeni yang tiba-tiba berdiri di sampingku.
Sesaat aku kembali melihat keseksian tubuh Yeni yang putih yang begitu menggiurkan sekali.
Sementara kulihat Perli masih asyik menyetel-nyetel musik house.
“Ini bang airnya.. Ayo ditelan bang.. apa mau aku suapkan..?” Ujar Yeni nakal merayuku agar aku segera menelan ekstasi itu.
“Iya.. ini abang telan..” jawabku sambil meraih air minum yang ada di tangan Yeni.
“Nah.. gitu dong..” ujar Yeni seperti kesenangan melihatku menelan ekstasi itu.
Usai memberiku minum.. kulihat Yeni melangkah mendekati suaminya seraya membisikkan sesuatu kepada suaminya.
“Oke Brother.. malam ini kita Happy..” ujar Perli sambil mengacungkan jempol kepadaku.
Usai membalas Acungan Jempol Perli..
kudengar suara dentuman bas musik House pun mulai menggema terdengar di teligaku.
Hampir pada waktu yang bersamaan.. tiba-tiba saja lampu kamar yang tadinya terang benderang..
kini telah berubah jadi remang-remang.. menyinari kamar yang sudah dipasang peredam oleh Perli..
Jadi sekuat apapun musik ditabuh.. bunyinya tak akan sampai keluar.
Ditambah lagi suhu ruangan yang dingin oleh AC.. –Air Conditioner/pendingin ruangan ½ PK..–
Membuat suasana ruangan kamar itu seperti ruangan VIP di tempat-tempat karaoke saja.
Semakin lama musik yang berbunyi terdengar semakin keras saja.
Sementara aku masih saja melongo duduk di salahsatu kursi.
Kulihat di tengah-tengah ruangan Perli dan Yeni sudah asyik bergoyang..
mengikuti alunan-alunan musik house yang semakin berdentum-dentum bingarnya.
Hampir 5 menit setelah kutelan ekstasi tadi.. kini aku mulai merasakan reaksinya.
Sulit untuk kukatakan bagaimana rasanya setelah obat itu bereaksi.
Yang pasti aku mulai merasa horny. Dan tanpa kusadari aku pun akhirnya ikut bergoyang bersama Perli dan Yeni.
Semakin lama kami bertiga akhirnya bergoyang.. dan terus menari.. terbuai oleh mabuknya ekstasi.
Di dalam keremangan cahaya kamar malam itu.. secara tak sengaja aku juga disuguhi tontonan asyik.
Mungkin karena sudah terlalu horny oleh pengaruh Ekstasi..
di keremangan kamar itu kulihat tubuh Yeni meliuk-liuk Erotis.. seperti sedang merangsang bergoyang mengikuti irama musik.
Sesekali juga kadang kulihat Yeni mengangkat baju T-shirt-nya..
sambil tangannya kanannya seperti sedang meremas buah dadanya di balik baju kaos yang dikenakannya..
Tangan kirinya juga terlihat menempel di perutnya.. lalu masuk ke dalam celana pendeknya.
Seaka -akan sedang memain-mainkan vaginanya sendiri..
Ditambah lagi terkadang sikap Perli yang sambil goyang.. juga sambil memeluk dan meraba-raba perut Yeni dari belakang.
Seperti tak menghiraukan keberadaanku.. tak lama setelah itu kulihat Yeni dan Perli saling berpagutan bibir.
Sambil meremas-remasi pantat isterinya.. Perli terus melumat bibir Yeni dengan buasnya.
Ookh.. Sialan..!! Gerutuku dalam hati.
Sungguh.. aku jadi terangsang dan aku jadi bernafsu melihat aksi mereka.
Gara-gara melihat aksi mereka.. horny ON-ku jadi semakin naik.
Kupejamkan mataku.. lalu geleng-gelengkan kepalaku kiri dan kanan..
pelan hingga gelengan kepalaku semakin kencang.. dan tubuhku juga bergoyang..
mengikuti alunan music house yang temponya semakin cepat.
Tiba-tiba.. ”Goyang bang..!!” Aku kaget sekali mendengar suara itu.
Berdesir darahku.. saat kutau siapa yang ada di belakangku..! Yah.. seseorang di belakangku..!!
Saat kubuka mataku dan menoleh ke belakang.. kulihat Yeni di belakangku..
dengan kedua tangannya memegang pinggangku sambil tertawa dan berteriak-teriak.
Kugenggam kedua tangannya yang berpegangan di pinggulku.. kuikuti rentak goyangan Yeni.
Perli juga melakukan hal yang sama. Dia berada di belakang Yeni..
sambil terus begoyang kedua tangannya juga menempel di pinggang Yeni.
Kini kami bertiga seperti sedang main barongsai saja.
Aku di depan.. Yeni menempel di belakangku.. dan Perli di belakang isterinya.
Cukup lama kami bergoyang dengan gaya seperti itu.
Oleh karena birahi ku yang sudah terangsang akibat tontonan tadi..
ditambah lagi pengaruh horny ekstasi yang bawaannya membangkitkan nafsu seks..
aku pun jadi sengaja mencari-cari kesempatan untuk dapat menyentuh Yeni Dalam posisi sepeti Itu.
Setiapkali Yeni terdorong oleh Perli.. secara otomatis tubuh Yeni langsung nempel di belakangku.
Saat itu kurasakan bagian dadanya yang kenyal itu nempel di punggungku..
Dan saaat itu juga.. dengan pura-pura tak sengaja.. tanganku kuarahkan ke belakang..
hingga menyentuh bagian selangkangannya.
Karena Yeni menggunakan celana pendek berbahan katun..
maka saat tanganku menyentuh selangkangannya aku dapat merasakan kelembutan belahan vaginanya.
Aku sangat menikmati gesekan itu..
Oooohkkhhhhh.. sungguh hal itu semakin membakar nafsuku.
Setelah hampir 3 jam kami berjojing-ria.. akhirnya reaksi obat yang memabukkan kami pun ngedrop.
Karena tubuhku berkeringat.. aku pun kemudian ke kamar mandi untuk mencuci mukaku agar terasa segar.
Saat keluar dari kamar mandi.. kulihat Yeni berdiri di depanku..
sambil wajahnya kulihat tersenyum menyodorkan handuk kepadaku.
Kutatap wajah Yeni yang seksi.. akibat pipinya yang memerah dan rambutnya yang basah kuyup oleh keringat..
karena tak henti-henti berjoget tadi.
Tanpa banyak bicara aku pun menerima handuk dari Yeni dengan perasaaan nafsuku yang tertahan.
Begitu Yeni masuk ke kamar mandi.. aku pun meninggalkannya melangkah untuk kembali ke kamar.
Di dalam kamar aku tak menemukan Perli. Ke mana ya dia..? Tanyaku dalam hati.
“Perli.. Per.. Perli..!!” Aku memanggil-manggil mencari Perli.
Karena tidak ada jawaban juga aku pun memlih untuk duduk saja di kamar tadi..
sambil kembali menikmati alunan musik house dengan volumenya yang samar-samar saja.. –Volume kecil..–
Meski sudah tidak sekuat tadi.. pengaruh ekstasi kurasakan di tubuhku masih terasa.
Sambil bergoyang pelan.. dalam samara-samar musik house itu.. sesekali ku coba memejamkan mataku.
Ohhh.. aku terbawa dalam khayalan. Fantasiku saat itu semakin memacu nafsu berahiku.
Okhhh.. aku saat itu sempat berhalusinasi.. aku melihat Yeni sedang mengisap kontolku..!
Oookkkhhhh.. ngilu sekali rasanya kepala kontolku saat itu.
Lalu kudengar suara.. Yah.. itu suara Yeni.. jelas sekali memanggil..
Tiba-tiba fantasiku buyar.. setelah aku merasa seperti ada yang mencolek-colek tanganku.
Saat kubuka mataku.. aku mendapati ternyata Yeni ada di depanku.
Sempat aku mencubit tanganku untuk memastikan bahwa aku tidak sedang berkhayal.
“Kenapa Bang..? Koq bengong gitu..?”
Tanya Yeni menyapa sembari meyakinkanku bahwa dia benar-benar nyata ada di hadapanku.
“Eng.. Ah.. Nggak Yen.. Perli mana..?” Jawabku dan kembali menanyakan suaminya.
“Biasa bang.. dia emang begitu. Kalau udah ngedrop lagi begini bawaannya selalu pengen berjudi..” jawab Yeni lagi padaku.
Mendengar penuturan Yeni.. nafsuku pun menjadi-jadi..
dan pikiran kotorku pun membuat otakku berpikir mencari-cari kesempatan agar bisa menikmati tubuh Yeni.
Sambil kami terus bergoyang perlahan mengiringi samarnya ritme musik house.. aku kembali coba bertanya pada Yeni.
“Ooh.. kapan bisanya Perli pulangnya Yen..?” Tanyaku lagi.
“Paling cepat juga ntar malam baru dia pulang bang. Emang kenapa bang..?” Yeni kembali bertanya padaku.
“Nggak Yen.. emang sekarang udah jam berapa Yen..? Nggak papa ya abang di sini..?”
Kembali kutanya Yeni untuk memastikan apakah aku memang akan punya kesempatan menyetubuhinya.
Maklum.. di samping pengaruh ekstasi yang kurasakan bawaaannya membuat nafsu jadi bergejolak.
Ditambah akibat tontonan erotis tadi.. aku menjadi sangat terobsesi sekali untuk bisa ML dengannya.
“Nggak papa Bang. Sekarang baru pukul 04.00 WIB pagi. Lanjut aja goyangnya.
Toh tadi bang Perli juga suruh aku temani abang..” ujar Yeni seolah memberiku harapan.
Y E S..!! Teriakkku dalam hati kegirangan.
“Kalau pulang juga abang kan ga ada temannya di rumah.. kalau di sini kan Yeni bisa nemenin abang..” ujarnya menggodaku.
“Maksudnya nemani apa Yen..?” Kutanya Yeni.. karena penasaran apa maksud dari perkataannya.
“Ya.. nemenin abang goyanglah bang.. masa’ iya nemenin abang gituan..?”
Ujarnya semakin membuat darahku berdesir..
Mendengar Ucapan Yeni.. aku menjadi semakin bernafsu saja.
otakku pun akhirnya berputar untuk mencari akal gimana caranya dapat menyetubuhi Yeni.
Kini hanya tinggal aku dan Yeni dalam ruangan ini.. ujarku lagi dalam hati.
Tanpa kata-kata.. hampir selama lima menit kami terdiam dan terus saja bergoyang..
mengikuti irama musik house yang sayup terdengar.. di tengah cahaya yang menerangi ruangan kamar itu.
Sesekali kulirik wajah Yeni yang semakin seksi dengan rambutnya yang basah kuyup oleh keringat.
Dan suhu kamar pun saat itu kurasakan semakin dingin oleh pendingin AC..
yang semakin menjadikan suasana saat itu romantis sekali.
Gugup sekali rasanya dalam hatiku saat itu..
namun karena perasaan nafsuku yang semakin bergejolak terhadap Yeni akhirnya tumbuh juga keberanianku.
Saat itu aku melihat mata Yeni kulihat ia terpejam sambil terus bergoyang..
Tak ingin membuang waktu dan kesempatan.. aksiku pun kumulai.
Pertama kuraih tangan Yeni. Dingin sekali tangannya saat aku genggam lalu kuremas tangannya.
Yeni tidak protes.. malah tangannya sekarang kurasakan lembut mengusap-usap permukaan tanganku.
Aku pun tak mau kalah dengan mengelus-elus lengannya..
Kemudian rambutnya yang hitam dan panjang terasa tangan dan rambutnya basah oleh keringat.
Yeni tampak menikmati elusanku.. terbukti dia langsung membaringkan wajahnya manja ke bahuku.
Meski pun telah basah oleh keringat.. namun aroma shampo masih tercium di rambutnya yang terurai di bahuku.
Kesempatan itu tidak kusia-siakan.
Langsung kupeluk tubuh hangatnya dan kucium di kepalanya.. sambil tanganku terus membelai rambutnya.
Tiba-tiba kurasakan kontolku berdenyut-denyut tegang.. dan semakin membesar.
Hingga terlihat sekali memenuhi celana jins yang kukenakan. Hampir satu menit kurasakan kelembutan tangan Yeni.
Masih dengan posisi tangan kami saling berpegangan.. kulihat mata Yeni saat itu masih terpejam..
sambil terus saja tubuhnya bergoyang.. seakan menungguku untuk memberikan rangsangan kepadanya.
Nafsu birahiku pun jadi semakin tinggi.. darahku rasanya mengalir cepat keseluruh tubuhku.
Seiring dengan degup jantungku yang makin cepat.
Sungguh aku terpesona sekali saat menatap cahaya yang menyinari bagian bibir Yeni yang basah merekah..
yang semakin menaikkan libido kelelakianku saja.
Perlahan tapi pasti kutarik tangan Yeni hingga semakin dekat..
Dan akhirnya tubuh kami pun menempel saling berhadapan.
Semakin tak menentu saja rasanya perasaanku saat itu.
Kurasakan di dadaku menempel dua daging kenyal yang semakin membakar naluri kelelakianku.
Kutatap wajah Yeni yang cantik itu dari kedekatan yang hanya berjarak kuarang 10 CM..
Sesaat kurasakan dengusan napas Yeni.. tercium aroma pasta gigi harum sekali..
Dag.. dig.. dug.. derr..! Wow.. Perasaanku saat itu benar-benar berkecamuk
Hingga akhirnya tanpa sadar.. spontan saja aku membisikkan sesuatu ditelinga Yeni..
“Yen.. Abang terangsang sekali sama kamu..”
Seiring usai bisikanku di telingaya.. kulihat mata Yeni terbuka.. lalu kembali berkedip perlahan sambil tersenyum..
seakan memberi isyarat bahwa dia tidak keberatan mendengar ucapanku.
“Hmm..” sungguh saat itu aku tak bisa berkata-kata lagi. Yang kutau.. saat itu Yeni semakin kupeluk erat.
Kontolku pun semakin keras saja.. tepat menempel di bagian selangkangan Yeni.
Dalam beberapa menit kami hanyut dalam suasana yang romantis itu.
Kuiringi goyangan-goyangan Yeni yang terus mengiringi alunan musik..
hingga kami terlihat seperti orang yang sedang berdansa saja.
Setiapkali bergoyang aku merasakan kontolku yang menggesek mengenai bagian vaginanya.
Yah..!! Gesekan itu nikmat sekali kurasakan.
Dan aku yakin Yeni pun pasti merasakan gundukan kontolku yang menggesek-gesek tepat di bagian selangkangannya itu.
“Mmm..” Kudengar desahan keluar dari bibir Yeni dengan mata yang terpejam..
Melihat reaksi Yeni yang sama sekali tidak memperlihatkan bahwa dia menolak..
Tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.
Dengan perlahan kurasakan bibir Yeni hangat membara. Kujilat bibirnya dengan mesra.
Tanpa ada kata-kata.. kami pun berpagut bibir.
Kumasukkan lidahku saat bibir Yeni terbuka.. kulumat bibirnya dengan penuh nafsu.
Yeni pun dengan buas melumat bibirku juga. Yes..!! Girangku dalam hati.
Rupanya dia pun sudah terbakar oleh nafsu.. hanya dia tak ingin memulai sebelum aku yang memulainya.
Buktinya ciuman kami semakin panas membara.. dan lidah kami saling melilit seperti ular.
“Okhh..” Yah..! Kini tangannya yang dingin mulai berani..
aku merasakan tangan Yeni sudah berada di balik celana jinsku..
sedang meremas kontolku dengan lembutnya.
Sambil bibir kami terus berpautan.. aku pun seperti tak mau kalah.
Kedua tanganku kumasukkan ke dalam bajunya..
Namun sebelum kuserang kedua buah dadanya.. aku harus membuka branya dulu.
Hanya dalam waktu singkat aku akhirnya berhasil membuka pengait bra dari belakang punggungnya.
Saat cumbuan kami semakin panas bergelora.. tiba-tiba Yeni melepaskan ciuman kami.
“Sebentar ya bang..” ujarnya langsung keluar dari kamar.
Namun hanya dalam beberapa detik saja kulihat Yeni kembali masuk lagi.
“Aku lupa mengunci pintu depan bang..” ujar Yeni tiba-tiba bersuara..
sambil kulihat dia juga menutup pintu kamar yang kami gunakan.
Layaknya sepasang suami isteri..
saat itu tidak ada lagi perasaan malu atau pun sungkan yang timbul di benak kami berdua.
Usai menutup pintu kamar.. Yeni pun langsung memeluk dan mengulum bibirku.
Sambil berciuman.. tanganku pun kembali bergerilya meraba bagian punggung tubuh Yeni yang menggiurkan.
Perlahan baju T-shirt Yeni kubuka.. dan kemudian branya juga kulepas.
Meski dalam keremangan cahaya.. keindahan tubuh Yeni yang putih mulus masih dapat kulihat dengan jelas.
Sungguh aku terpesona melihat tubuhnya yang putih.. serta kedua gunung kembar Yeni yang montok itu.
Untuk pertamakalinya tak kusangka aku akan menikmati kesintalan tubuh Yeni.
Kutatapi seluruh bagian tubuh Yeni yang memang betul-betul sempurna.
Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan.. itu pun dengan terhalang pakaian.
Berbeda kini.. bukan hanya melihat.. tapi dapat menikmati.
Sungguh.. ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.
Sungguh tolol dan bodohnya Perli.. masa’ isteri secantik Yeni disia-siakan.
Kalau aku jadi Perli.. sudah tentu si Yeni akan kuentot terus. Aku berpikir dalam hati.
Masih dalam posisi berdiri.. kusandarkan tubuh Yeni hingga menempel ke dinding.
Dengan kedua tanganku kuraih tangan Yeni dan kusatukan kedua telapak tangan kami..
hingga jari kami saling berpaut..
Perlahan kuangkat kedua tangannya hingga menempel di dinding kamar.
Wow..!! Sesaat aku kembali terdiam.. menyaksikan keindahan tubuh Yeni yang putih bersih itu.
Tepat di depan wajahku.. tampak ketiak Yeni putih mulus tanpa ada bulu sedikitpun.
Meski berkeringat.. tercium aroma yang enak dari ketiak Yeni.. dan bau itu semakin membakar nafsu birahiku saja.
Tanpa banyak pikir.. lidahku pun langsung beraksi menjilati ketiak Yeni.
Meski agak asin tapi aku suka. “Bang.. Oookhhh..!” Parau terdengar rintihannya.
Seperti orang yang kelaparan saja.. secara bergantian dengan gahar aku melahap..
menjilati kedua ketiak Yeni bergantian.. dari kiri ke kanan..
hingga aroma ketiaknya berubah oleh bau liurku yang membasahi ketiaknya.
Dari ketiak.. jilatanku kemudian turun ke bawah.. mencari sasaran lain.
Dengan penuh lembutnya kini aku mulai menjilati kedua gunung kembar milik Yeni.
Ehmmm.. sungguh kenyal payudara Yeni..
Meski sudah punya anak.. namun puting susu Yeni kecil sekali.. seperti susu anak ABG saja.
Perlahan tapi pasti.. saat kukulum dan mulai kuisap pentil susunya tba-tiba tubuh Yeni menggelinjang..
dan tangannya juga menekan kepalaku.. membuat wajahku kuat menempel di dadanya.
Sehingga aku sempat kesulitan bernapas.
“Baang.. Enak.. isap terus bang..” ujar Yeni lirih merangsang.
Melihat reaksi Yeni yang semakin tak terkendali itu..
tanganku pun semakin lincah bergerilya masuk ke dalam celana pendeknya..
Dan.. Busett..! Ternyata dia tidak pakai celana dalam..!!
Perlahan kini jilatanku kini bergeser agak ke bawah.
Layaknya kucing yang sedang memandikan anaknya..
Tak sedikit pun bagian tubuh Yeni yang terlewat oleh jilatanku.
Tubuh Yeni terus saja menggelinjang.. sambil mulutnya terus mengeluarkan kata-kata mendesah.
Aku pun kini asyik menjilati lubang pusar di perutnya.
Seakan ingin kumakan apa yang ada di dalam lubang pusar itu..
Lidahku terus masuk menusuk dan menjilat lubang pusarnya.
Sambil terus menjilati bagian perutnya.. perlahan lidahku mulai bergeser ke bawah.. menjilati bagian bawah pusarnya.
Kini kedua tanganku mulai menurunkan celana pendek Yeni.. namun hanya sebatas lututnya saja.
“Sebentar ya Yang..” ujarku pada Yeni.
Karena penasaran ingin melihat keindahan tubuh dan memek milik Yeni yang tidak ada bulu sedikit pun..
aku pun lantas berdiri untuk mencari saklar lampu.
Cklik..! Bunyi saklar lampu saat kutekan.. Bohlam neon 40 Watt pun menyala.
Dan seketika itu juga ruangan pun menjadi terang benderang.
Mungkin karena silau kulihat mata Yeni langsung menyipit. Wooww..!!
Sungguh indah tubuh Yeni. Kulitnya putih sekali.. licin.. sungguh sempurna tubuhnya.
Jelas sekali terlihat oleh mataku.
Buah dadanya putih dengan putingnya yang mungil berwarna kemerahan.
“Iihh.. abang.. kenapa diterangkan..? Aku jadi malu nih..” ujar Yeni menggodaku. KONTIECROTT..!!
--------------------------------------------oOo----------------------------------------
Cerita 151 – ‘Kecelakaan Nikmat’
Karena Ekstasi – Episode Istri Sahabatku, Yeni
Pada kisah yang lalu.. aku menceritakan pengalamanku ML dengan sahabat isteriku yang bernama Ena.
Ena adalah seorang janda muda yang belum punya anak..
Nah.. karena dekatnya dia dengan isteriku.. Ena kuanggap seperti adikku.
Namun pada suatu ketika.. terjadi ‘Kecelakaan Nikmat’.
Aku dan Ena terlibat hubungan selingkuh yang sama sekali tidak kami rencanakan..
Hingga kami berdua melakukan hubungan seks layaknya pasangan suami isteri.
Bahkan sejak saat itu jika ada kesempatan aku dan Ena kembali melakukan hubungan seks..
Terus dan terus.. hingga kini. Tanpa ada satu pun orang lain yang tau.. termasuk isteriku.
Nah, buat para pembaca yang belum tau denganku..
Aku adalah seorang pria yang sudah berumur 32 Tahun.
Aku memilik seorang istri yang bernama Bety.
Kami sudah menikah selama tiga tahun namun kami belum dikaruniai seorang anakpun..
Dan sekali lagi aku mohon maaf jika tulisanku ini agak kaku dalam penulisannya.
Maklum.. ini baru yang kali kedua aku mencoba menulis.
Dan apa yang kutuliskan ini juga adalah merupakan cerita kisah nyata..
yang aku alami dalam kehidupanku tanpa melebihi dan mengurangi isi ceritanya.
Ceritaku kali ini sedikit berbeda dengan cerita pertamaku yang menceritakanku ML dengan teman istriku.
Ceritaku yang kedua ini isinya menceritakan pengalamanku melakukan hubungan seks..
Dengan istri temanku yang adalah juga tetanggaku.. bernama Yeni.
Yeni orangnya cantik.. kulitnya putih bersih dan mulus..
Dan yang paling aku suka dari Yeni yakni buah dadanya.. pinggul dan pantatnya yang bahenol.
Yeni umurnya kurang lebih sekitar 25 tahun. Dia menikah dengan temanku Perli sudah 5 tahun.
Dan mereka kini baru punya seorang putra yang kini baru berumur 3 tahun.
Sekedar info buat para pembaca..
Aku bukanlah tipe pria peselingkuh yang doyan mengganggu isteri orang.
Yang pasti apa yang terjadi dalam ceritaku ini adalah di luar rencanaku.
----oOo----
Ceritanya begini..
Yang kuingat waktu itu adalah malam lebaran kedua. Tepatnya hari raya idul fitri tahun 2009.
Pada lebaran waktu itu.. aku ditinggal sendiri oleh istriku..
yang pergi berlebaran di kampung orangtuanya selama seminggu.
Nah.. tepat pada jam 19.00 WIB malam lebaran kedua aku keluar dari rumahku..
menggunakan sepeda motorku untuk sekedar jalan-jalan demi menghilangkan kejenuhanku.
Bagaimana tidak.. sudahlah istri pulang kampung.. Ena pula kudengar pergi.. lagi di Padang.
Singkat ceritanya.. malam itu aku menunaikan ‘undangan’ temanku bernama Perli untuk ke rumahnya.
Ya.. karena memang masih dalam suasana hari raya.. jadi sekalian silaturrahmi di hari lebaran.
Begitu sampai di rumah Perli.. kuparkirkan sepeda motorku.. aku pun mengetuk pintu rumah Perli.
Setelah beberapakali kuketok pintu.. akhirnya pintu pun terbuka.
“Eh abang.. masuk bang..” ternyata yang membukakan pintu Yeni istrinya Perli.
Aku sempat terdiam beberapa saat ketika melihat penampilan Yeni yang sangat seksi.
Ia mengenakan celana yang sangat pendek berbahan katun lembut.. serta mengenakan T-Shirt putih tipis..
Hingga tak pelak terlihatlah.. meski samar.. Bra dari balik bajunya berwarna hitam.
Secara tak sadar aku melongo sambil menelan ludah mengagumi tubuh Yeni.
“Lah.. koq malah bengong di luar..? Masuk bang..” Ujar Yeni memecahkan lamunanku yang kagum padanya.
“Eh..i.i-iya Yen..” ujarku tergagap melihatnya.. namun ia langsung masuk.
“Perli ada Yen..?” Tanyaku pada isteri temanku itu.
“Bang Perli keluar sebentar pergi rokok.. paling bentar lagi juga pulang dia bang.." katanya.
"Udah bang.. masuk aja dulu..” Ujar Yeni mempersilakanku masuk.
“Ya deh Yen..” ujarku langsung masuk ke rumahnya.
Karena waktu itu ,asih suasana lebaran.. begitu masuk aku langsung menyodorkan tanganku ke Yeni.
“Maaf Lahir Bathin Ya Yen..” ujarku sembari menjabat tangan Yeni.
“Sama-sama ya bang..” ujar Yeni menjawabku.
“Silakan duduk bang..” ujar Yeni mempersilakanku duduk di kursi ruang tamunya..
sambil dia membukakan kue-kue lebaran yang ada di meja tamunya.
“Udah Yen.. jangan repot-repot.. abang tak lama koq..” ujarku lagi.
“Nggak koq bang. Sebentar.. aku ambilkan minum ya bang..” ujar Yeni berlalu meninggalkanku ke belakang.
Tiba-tiba aku terpaku.. Yah..! Saat Yeni berbalik badan meninggalkanku..
tanpa sengaja mataku tertuju melihat pahanya yang putih mulus..
Karena hanya mengenakan celana pendek dan kemontokan pantat Yeni yang geal-geol saat dia melangkah.
Aku dengan jelas dapat melihat kemulusan betis Yeni yang putih dan sintal itu.
Tanpa kusadari atau diperintah.. kontolku tiba-tiba bangun.
Sialan..!! Ujarku menggerutu sendiri setelah menyadari kontolku menegang.
“Hey genk..!” Tiba-tiba ada suara mengejutkanku yang ternyata dia Perli.. suaminya Yeni.
“Sory.. aku tadi keluar nyari rokok..” Perli memberi penjelasan kepadaku.
“Ooh.. Maaf lahir bathin ya Li..” kusodorkan tanganku untuk menjabat tangan Perli.
“Sama-sama ya brother..” balas Perli menjawab salamku.
Belum lama kami ngobrol.. tiba-tiba Yeni isteri Perli keluar dengan di tangannya membawa baki..
yang di atasnya minuman yang akan disuguhkan padaku.
“Diminum ya bang..” ujar Yeni sambil menyuguhkan minuman untukku di meja tamu.
Serrr.. Lagi-lagi darahku berdesir.. saat sekilas belahan payudara Yeni yang putih terlihat olehku..
ketika dia jongkok menyuguhkan air di depanku.
Ugghhh.. Sungguh indah belahan dada itu.. Putih dan padat terlihat dari balik baju kaos Yeni.
Ingin rasanya aku mengulumnya dengan mulutku..
Ahh.. sungguh menggiurkan sekali buah dada Yeni..
Ucapku dalam hati sambil sempat beberapa saat aku termenung.
“Hei.. Hei.. Airnya diminum. koq malah melongo..?”
Ujar Perli memecahkan lamunan fantasiku yang tergiur dengan keindahan buah dada isterinya.
“I-iya.. ini aku minum..” ujarku terperanjat sambil tanganku langsung menerkam gelas minuman..
hingga air dalam gelas itu sedikit jadi tertumpah akibat kecerobohanku.
“Mikirin istrimu ya..?” Ujar Perli kembali mengajakku bercanda memecahkan kekakuanku.
‘I-iya Per.. maklum.. orang belum pernah ditinggalkan istri.. makanya jadi linglung..” jawabku pada Perli..
Seakan-akan membenarkan tebakannya tentang lamunanku..
Meski yang sebenarnya aku ngelamun akibat terpesona.. dengan keindahan sesuatu yang ada di balik tubuh istrinya.
“Kalau memang istrimu lagi ga ada di rumah.. mending kamu malam ini di rumahku aja..” Perli menawarkanku.
“Maksudmu aku tidur di sini Per..?” Tanyaku keheranan.
“Bukan.. maksudku kamu di sini aja.. temani aku. Pokoknya kamu ga akan menyesal deh..” ujar Perli lagi padaku.
Maksudnya apa ya..? Apa dia mau nyuruh aku tidur dengan isterinya yah..? Pikirku dalam hati.
“Udah.. sekarang kita ke dalam aja..” ujar Perli sambil menarik tanganku.
Karena penasaran.. sedikit pun aku tak menolak saat Perli mengajakku ke dalam.
Yang pasti di benakku saat itu penuh dengan seribu pertanyaan.
Saat kami tiba di salahsatu kamar yang ada di di dalam ruangan tengah rumahnya..
Perli dengan posisi masih mengggandeng tanganku tiba-tiba mengarahkan kami masuk ke kamar tersebut.
“Mau ngapa kita di kamar ini Per..?”
Tanyaku sembari perasaanku semakin bingung dengan apa sebenarnya yang dimaukan Perli.
“Ini..!” Perli tba-tiba langsung memberiku sebuah pil bulat berwarna pink.
“Obat apa ini Per..?” Tanyaku penasaran.
“Udah.. telan aja.. kita kan udah lama tidak Happy bersama..” ujar Perli lagi padaku.
“Oooh..” aku tau.. apa yang ada di tanganku adalah pil setan.
Yah..! ini ekstasi alias ineks..! Tuturku dalam hati.
Sambil aku berpikir-pikir dalam hati.. kulihat tiba-tiba Yeni dengan penampilannya masih seperti tadi..
masuk ke kamar menghampiri Perli yang kulihat mulai sibuk hendak menyetel musik.
“Aman bang.. anak kita udah tidur di kamar sebelah..” ujar Yeni memberi tau Perli suaminya.
Sambil melirik ke arahku.. kulihat Yeni dan Perli sama-sama sedang menenggak sesuatu ke mulutnya..
Lalu kemudian disusul dengan minum air mineral. Rupanya mereka berdua menelan ekstasi itu.
Aduh gimana ini ya..? Aku kan udah lama tidak makan pil setan ini..
Tuturku dalam hati sambil masih memegang-megang setengah pil yang masih ada di tanganku.
Ada rasa takut yang bercampur dengan rasa ragu-ragu di hatiku saat itu ketika aku disuruh menelan ekstasi itu.
Maklumlah.. bukannya munafik.. meski dulu pernah namun aku sudah lama tidak memakai pil setan itu.
Mungkin sudah tiga tahunan lebih aku tak pernah lagi menelan pil setan tersebut.
“Udah bang.. ditelan aja..! Pokoknya malam ini kita Happy..” ujar Yeni yang tiba-tiba berdiri di sampingku.
Sesaat aku kembali melihat keseksian tubuh Yeni yang putih yang begitu menggiurkan sekali.
Sementara kulihat Perli masih asyik menyetel-nyetel musik house.
“Ini bang airnya.. Ayo ditelan bang.. apa mau aku suapkan..?” Ujar Yeni nakal merayuku agar aku segera menelan ekstasi itu.
“Iya.. ini abang telan..” jawabku sambil meraih air minum yang ada di tangan Yeni.
“Nah.. gitu dong..” ujar Yeni seperti kesenangan melihatku menelan ekstasi itu.
Usai memberiku minum.. kulihat Yeni melangkah mendekati suaminya seraya membisikkan sesuatu kepada suaminya.
“Oke Brother.. malam ini kita Happy..” ujar Perli sambil mengacungkan jempol kepadaku.
Usai membalas Acungan Jempol Perli..
kudengar suara dentuman bas musik House pun mulai menggema terdengar di teligaku.
Hampir pada waktu yang bersamaan.. tiba-tiba saja lampu kamar yang tadinya terang benderang..
kini telah berubah jadi remang-remang.. menyinari kamar yang sudah dipasang peredam oleh Perli..
Jadi sekuat apapun musik ditabuh.. bunyinya tak akan sampai keluar.
Ditambah lagi suhu ruangan yang dingin oleh AC.. –Air Conditioner/pendingin ruangan ½ PK..–
Membuat suasana ruangan kamar itu seperti ruangan VIP di tempat-tempat karaoke saja.
Semakin lama musik yang berbunyi terdengar semakin keras saja.
Sementara aku masih saja melongo duduk di salahsatu kursi.
Kulihat di tengah-tengah ruangan Perli dan Yeni sudah asyik bergoyang..
mengikuti alunan-alunan musik house yang semakin berdentum-dentum bingarnya.
Hampir 5 menit setelah kutelan ekstasi tadi.. kini aku mulai merasakan reaksinya.
Sulit untuk kukatakan bagaimana rasanya setelah obat itu bereaksi.
Yang pasti aku mulai merasa horny. Dan tanpa kusadari aku pun akhirnya ikut bergoyang bersama Perli dan Yeni.
Semakin lama kami bertiga akhirnya bergoyang.. dan terus menari.. terbuai oleh mabuknya ekstasi.
Di dalam keremangan cahaya kamar malam itu.. secara tak sengaja aku juga disuguhi tontonan asyik.
Mungkin karena sudah terlalu horny oleh pengaruh Ekstasi..
di keremangan kamar itu kulihat tubuh Yeni meliuk-liuk Erotis.. seperti sedang merangsang bergoyang mengikuti irama musik.
Sesekali juga kadang kulihat Yeni mengangkat baju T-shirt-nya..
sambil tangannya kanannya seperti sedang meremas buah dadanya di balik baju kaos yang dikenakannya..
Tangan kirinya juga terlihat menempel di perutnya.. lalu masuk ke dalam celana pendeknya.
Seaka -akan sedang memain-mainkan vaginanya sendiri..
Ditambah lagi terkadang sikap Perli yang sambil goyang.. juga sambil memeluk dan meraba-raba perut Yeni dari belakang.
Seperti tak menghiraukan keberadaanku.. tak lama setelah itu kulihat Yeni dan Perli saling berpagutan bibir.
Sambil meremas-remasi pantat isterinya.. Perli terus melumat bibir Yeni dengan buasnya.
Ookh.. Sialan..!! Gerutuku dalam hati.
Sungguh.. aku jadi terangsang dan aku jadi bernafsu melihat aksi mereka.
Gara-gara melihat aksi mereka.. horny ON-ku jadi semakin naik.
Kupejamkan mataku.. lalu geleng-gelengkan kepalaku kiri dan kanan..
pelan hingga gelengan kepalaku semakin kencang.. dan tubuhku juga bergoyang..
mengikuti alunan music house yang temponya semakin cepat.
Tiba-tiba.. ”Goyang bang..!!” Aku kaget sekali mendengar suara itu.
Berdesir darahku.. saat kutau siapa yang ada di belakangku..! Yah.. seseorang di belakangku..!!
Saat kubuka mataku dan menoleh ke belakang.. kulihat Yeni di belakangku..
dengan kedua tangannya memegang pinggangku sambil tertawa dan berteriak-teriak.
Kugenggam kedua tangannya yang berpegangan di pinggulku.. kuikuti rentak goyangan Yeni.
Perli juga melakukan hal yang sama. Dia berada di belakang Yeni..
sambil terus begoyang kedua tangannya juga menempel di pinggang Yeni.
Kini kami bertiga seperti sedang main barongsai saja.
Aku di depan.. Yeni menempel di belakangku.. dan Perli di belakang isterinya.
Cukup lama kami bergoyang dengan gaya seperti itu.
Oleh karena birahi ku yang sudah terangsang akibat tontonan tadi..
ditambah lagi pengaruh horny ekstasi yang bawaannya membangkitkan nafsu seks..
aku pun jadi sengaja mencari-cari kesempatan untuk dapat menyentuh Yeni Dalam posisi sepeti Itu.
Setiapkali Yeni terdorong oleh Perli.. secara otomatis tubuh Yeni langsung nempel di belakangku.
Saat itu kurasakan bagian dadanya yang kenyal itu nempel di punggungku..
Dan saaat itu juga.. dengan pura-pura tak sengaja.. tanganku kuarahkan ke belakang..
hingga menyentuh bagian selangkangannya.
Karena Yeni menggunakan celana pendek berbahan katun..
maka saat tanganku menyentuh selangkangannya aku dapat merasakan kelembutan belahan vaginanya.
Aku sangat menikmati gesekan itu..
Oooohkkhhhhh.. sungguh hal itu semakin membakar nafsuku.
Setelah hampir 3 jam kami berjojing-ria.. akhirnya reaksi obat yang memabukkan kami pun ngedrop.
Karena tubuhku berkeringat.. aku pun kemudian ke kamar mandi untuk mencuci mukaku agar terasa segar.
Saat keluar dari kamar mandi.. kulihat Yeni berdiri di depanku..
sambil wajahnya kulihat tersenyum menyodorkan handuk kepadaku.
Kutatap wajah Yeni yang seksi.. akibat pipinya yang memerah dan rambutnya yang basah kuyup oleh keringat..
karena tak henti-henti berjoget tadi.
Tanpa banyak bicara aku pun menerima handuk dari Yeni dengan perasaaan nafsuku yang tertahan.
Begitu Yeni masuk ke kamar mandi.. aku pun meninggalkannya melangkah untuk kembali ke kamar.
Di dalam kamar aku tak menemukan Perli. Ke mana ya dia..? Tanyaku dalam hati.
“Perli.. Per.. Perli..!!” Aku memanggil-manggil mencari Perli.
Karena tidak ada jawaban juga aku pun memlih untuk duduk saja di kamar tadi..
sambil kembali menikmati alunan musik house dengan volumenya yang samar-samar saja.. –Volume kecil..–
Meski sudah tidak sekuat tadi.. pengaruh ekstasi kurasakan di tubuhku masih terasa.
Sambil bergoyang pelan.. dalam samara-samar musik house itu.. sesekali ku coba memejamkan mataku.
Ohhh.. aku terbawa dalam khayalan. Fantasiku saat itu semakin memacu nafsu berahiku.
Okhhh.. aku saat itu sempat berhalusinasi.. aku melihat Yeni sedang mengisap kontolku..!
Oookkkhhhh.. ngilu sekali rasanya kepala kontolku saat itu.
Lalu kudengar suara.. Yah.. itu suara Yeni.. jelas sekali memanggil..
Tiba-tiba fantasiku buyar.. setelah aku merasa seperti ada yang mencolek-colek tanganku.
Saat kubuka mataku.. aku mendapati ternyata Yeni ada di depanku.
Sempat aku mencubit tanganku untuk memastikan bahwa aku tidak sedang berkhayal.
“Kenapa Bang..? Koq bengong gitu..?”
Tanya Yeni menyapa sembari meyakinkanku bahwa dia benar-benar nyata ada di hadapanku.
“Eng.. Ah.. Nggak Yen.. Perli mana..?” Jawabku dan kembali menanyakan suaminya.
“Biasa bang.. dia emang begitu. Kalau udah ngedrop lagi begini bawaannya selalu pengen berjudi..” jawab Yeni lagi padaku.
Mendengar penuturan Yeni.. nafsuku pun menjadi-jadi..
dan pikiran kotorku pun membuat otakku berpikir mencari-cari kesempatan agar bisa menikmati tubuh Yeni.
Sambil kami terus bergoyang perlahan mengiringi samarnya ritme musik house.. aku kembali coba bertanya pada Yeni.
“Ooh.. kapan bisanya Perli pulangnya Yen..?” Tanyaku lagi.
“Paling cepat juga ntar malam baru dia pulang bang. Emang kenapa bang..?” Yeni kembali bertanya padaku.
“Nggak Yen.. emang sekarang udah jam berapa Yen..? Nggak papa ya abang di sini..?”
Kembali kutanya Yeni untuk memastikan apakah aku memang akan punya kesempatan menyetubuhinya.
Maklum.. di samping pengaruh ekstasi yang kurasakan bawaaannya membuat nafsu jadi bergejolak.
Ditambah akibat tontonan erotis tadi.. aku menjadi sangat terobsesi sekali untuk bisa ML dengannya.
“Nggak papa Bang. Sekarang baru pukul 04.00 WIB pagi. Lanjut aja goyangnya.
Toh tadi bang Perli juga suruh aku temani abang..” ujar Yeni seolah memberiku harapan.
Y E S..!! Teriakkku dalam hati kegirangan.
“Kalau pulang juga abang kan ga ada temannya di rumah.. kalau di sini kan Yeni bisa nemenin abang..” ujarnya menggodaku.
“Maksudnya nemani apa Yen..?” Kutanya Yeni.. karena penasaran apa maksud dari perkataannya.
“Ya.. nemenin abang goyanglah bang.. masa’ iya nemenin abang gituan..?”
Ujarnya semakin membuat darahku berdesir..
Mendengar Ucapan Yeni.. aku menjadi semakin bernafsu saja.
otakku pun akhirnya berputar untuk mencari akal gimana caranya dapat menyetubuhi Yeni.
Kini hanya tinggal aku dan Yeni dalam ruangan ini.. ujarku lagi dalam hati.
Tanpa kata-kata.. hampir selama lima menit kami terdiam dan terus saja bergoyang..
mengikuti irama musik house yang sayup terdengar.. di tengah cahaya yang menerangi ruangan kamar itu.
Sesekali kulirik wajah Yeni yang semakin seksi dengan rambutnya yang basah kuyup oleh keringat.
Dan suhu kamar pun saat itu kurasakan semakin dingin oleh pendingin AC..
yang semakin menjadikan suasana saat itu romantis sekali.
Gugup sekali rasanya dalam hatiku saat itu..
namun karena perasaan nafsuku yang semakin bergejolak terhadap Yeni akhirnya tumbuh juga keberanianku.
Saat itu aku melihat mata Yeni kulihat ia terpejam sambil terus bergoyang..
Tak ingin membuang waktu dan kesempatan.. aksiku pun kumulai.
Pertama kuraih tangan Yeni. Dingin sekali tangannya saat aku genggam lalu kuremas tangannya.
Yeni tidak protes.. malah tangannya sekarang kurasakan lembut mengusap-usap permukaan tanganku.
Aku pun tak mau kalah dengan mengelus-elus lengannya..
Kemudian rambutnya yang hitam dan panjang terasa tangan dan rambutnya basah oleh keringat.
Yeni tampak menikmati elusanku.. terbukti dia langsung membaringkan wajahnya manja ke bahuku.
Meski pun telah basah oleh keringat.. namun aroma shampo masih tercium di rambutnya yang terurai di bahuku.
Kesempatan itu tidak kusia-siakan.
Langsung kupeluk tubuh hangatnya dan kucium di kepalanya.. sambil tanganku terus membelai rambutnya.
Tiba-tiba kurasakan kontolku berdenyut-denyut tegang.. dan semakin membesar.
Hingga terlihat sekali memenuhi celana jins yang kukenakan. Hampir satu menit kurasakan kelembutan tangan Yeni.
Masih dengan posisi tangan kami saling berpegangan.. kulihat mata Yeni saat itu masih terpejam..
sambil terus saja tubuhnya bergoyang.. seakan menungguku untuk memberikan rangsangan kepadanya.
Nafsu birahiku pun jadi semakin tinggi.. darahku rasanya mengalir cepat keseluruh tubuhku.
Seiring dengan degup jantungku yang makin cepat.
Sungguh aku terpesona sekali saat menatap cahaya yang menyinari bagian bibir Yeni yang basah merekah..
yang semakin menaikkan libido kelelakianku saja.
Perlahan tapi pasti kutarik tangan Yeni hingga semakin dekat..
Dan akhirnya tubuh kami pun menempel saling berhadapan.
Semakin tak menentu saja rasanya perasaanku saat itu.
Kurasakan di dadaku menempel dua daging kenyal yang semakin membakar naluri kelelakianku.
Kutatap wajah Yeni yang cantik itu dari kedekatan yang hanya berjarak kuarang 10 CM..
Sesaat kurasakan dengusan napas Yeni.. tercium aroma pasta gigi harum sekali..
Dag.. dig.. dug.. derr..! Wow.. Perasaanku saat itu benar-benar berkecamuk
Hingga akhirnya tanpa sadar.. spontan saja aku membisikkan sesuatu ditelinga Yeni..
“Yen.. Abang terangsang sekali sama kamu..”
Seiring usai bisikanku di telingaya.. kulihat mata Yeni terbuka.. lalu kembali berkedip perlahan sambil tersenyum..
seakan memberi isyarat bahwa dia tidak keberatan mendengar ucapanku.
“Hmm..” sungguh saat itu aku tak bisa berkata-kata lagi. Yang kutau.. saat itu Yeni semakin kupeluk erat.
Kontolku pun semakin keras saja.. tepat menempel di bagian selangkangan Yeni.
Dalam beberapa menit kami hanyut dalam suasana yang romantis itu.
Kuiringi goyangan-goyangan Yeni yang terus mengiringi alunan musik..
hingga kami terlihat seperti orang yang sedang berdansa saja.
Setiapkali bergoyang aku merasakan kontolku yang menggesek mengenai bagian vaginanya.
Yah..!! Gesekan itu nikmat sekali kurasakan.
Dan aku yakin Yeni pun pasti merasakan gundukan kontolku yang menggesek-gesek tepat di bagian selangkangannya itu.
“Mmm..” Kudengar desahan keluar dari bibir Yeni dengan mata yang terpejam..
Melihat reaksi Yeni yang sama sekali tidak memperlihatkan bahwa dia menolak..
Tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.
Dengan perlahan kurasakan bibir Yeni hangat membara. Kujilat bibirnya dengan mesra.
Tanpa ada kata-kata.. kami pun berpagut bibir.
Kumasukkan lidahku saat bibir Yeni terbuka.. kulumat bibirnya dengan penuh nafsu.
Yeni pun dengan buas melumat bibirku juga. Yes..!! Girangku dalam hati.
Rupanya dia pun sudah terbakar oleh nafsu.. hanya dia tak ingin memulai sebelum aku yang memulainya.
Buktinya ciuman kami semakin panas membara.. dan lidah kami saling melilit seperti ular.
“Okhh..” Yah..! Kini tangannya yang dingin mulai berani..
aku merasakan tangan Yeni sudah berada di balik celana jinsku..
sedang meremas kontolku dengan lembutnya.
Sambil bibir kami terus berpautan.. aku pun seperti tak mau kalah.
Kedua tanganku kumasukkan ke dalam bajunya..
Namun sebelum kuserang kedua buah dadanya.. aku harus membuka branya dulu.
Hanya dalam waktu singkat aku akhirnya berhasil membuka pengait bra dari belakang punggungnya.
Saat cumbuan kami semakin panas bergelora.. tiba-tiba Yeni melepaskan ciuman kami.
“Sebentar ya bang..” ujarnya langsung keluar dari kamar.
Namun hanya dalam beberapa detik saja kulihat Yeni kembali masuk lagi.
“Aku lupa mengunci pintu depan bang..” ujar Yeni tiba-tiba bersuara..
sambil kulihat dia juga menutup pintu kamar yang kami gunakan.
Layaknya sepasang suami isteri..
saat itu tidak ada lagi perasaan malu atau pun sungkan yang timbul di benak kami berdua.
Usai menutup pintu kamar.. Yeni pun langsung memeluk dan mengulum bibirku.
Sambil berciuman.. tanganku pun kembali bergerilya meraba bagian punggung tubuh Yeni yang menggiurkan.
Perlahan baju T-shirt Yeni kubuka.. dan kemudian branya juga kulepas.
Meski dalam keremangan cahaya.. keindahan tubuh Yeni yang putih mulus masih dapat kulihat dengan jelas.
Sungguh aku terpesona melihat tubuhnya yang putih.. serta kedua gunung kembar Yeni yang montok itu.
Untuk pertamakalinya tak kusangka aku akan menikmati kesintalan tubuh Yeni.
Kutatapi seluruh bagian tubuh Yeni yang memang betul-betul sempurna.
Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan.. itu pun dengan terhalang pakaian.
Berbeda kini.. bukan hanya melihat.. tapi dapat menikmati.
Sungguh.. ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.
Sungguh tolol dan bodohnya Perli.. masa’ isteri secantik Yeni disia-siakan.
Kalau aku jadi Perli.. sudah tentu si Yeni akan kuentot terus. Aku berpikir dalam hati.
Masih dalam posisi berdiri.. kusandarkan tubuh Yeni hingga menempel ke dinding.
Dengan kedua tanganku kuraih tangan Yeni dan kusatukan kedua telapak tangan kami..
hingga jari kami saling berpaut..
Perlahan kuangkat kedua tangannya hingga menempel di dinding kamar.
Wow..!! Sesaat aku kembali terdiam.. menyaksikan keindahan tubuh Yeni yang putih bersih itu.
Tepat di depan wajahku.. tampak ketiak Yeni putih mulus tanpa ada bulu sedikitpun.
Meski berkeringat.. tercium aroma yang enak dari ketiak Yeni.. dan bau itu semakin membakar nafsu birahiku saja.
Tanpa banyak pikir.. lidahku pun langsung beraksi menjilati ketiak Yeni.
Meski agak asin tapi aku suka. “Bang.. Oookhhh..!” Parau terdengar rintihannya.
Seperti orang yang kelaparan saja.. secara bergantian dengan gahar aku melahap..
menjilati kedua ketiak Yeni bergantian.. dari kiri ke kanan..
hingga aroma ketiaknya berubah oleh bau liurku yang membasahi ketiaknya.
Dari ketiak.. jilatanku kemudian turun ke bawah.. mencari sasaran lain.
Dengan penuh lembutnya kini aku mulai menjilati kedua gunung kembar milik Yeni.
Ehmmm.. sungguh kenyal payudara Yeni..
Meski sudah punya anak.. namun puting susu Yeni kecil sekali.. seperti susu anak ABG saja.
Perlahan tapi pasti.. saat kukulum dan mulai kuisap pentil susunya tba-tiba tubuh Yeni menggelinjang..
dan tangannya juga menekan kepalaku.. membuat wajahku kuat menempel di dadanya.
Sehingga aku sempat kesulitan bernapas.
“Baang.. Enak.. isap terus bang..” ujar Yeni lirih merangsang.
Melihat reaksi Yeni yang semakin tak terkendali itu..
tanganku pun semakin lincah bergerilya masuk ke dalam celana pendeknya..
Dan.. Busett..! Ternyata dia tidak pakai celana dalam..!!
Perlahan kini jilatanku kini bergeser agak ke bawah.
Layaknya kucing yang sedang memandikan anaknya..
Tak sedikit pun bagian tubuh Yeni yang terlewat oleh jilatanku.
Tubuh Yeni terus saja menggelinjang.. sambil mulutnya terus mengeluarkan kata-kata mendesah.
Aku pun kini asyik menjilati lubang pusar di perutnya.
Seakan ingin kumakan apa yang ada di dalam lubang pusar itu..
Lidahku terus masuk menusuk dan menjilat lubang pusarnya.
Sambil terus menjilati bagian perutnya.. perlahan lidahku mulai bergeser ke bawah.. menjilati bagian bawah pusarnya.
Kini kedua tanganku mulai menurunkan celana pendek Yeni.. namun hanya sebatas lututnya saja.
“Sebentar ya Yang..” ujarku pada Yeni.
Karena penasaran ingin melihat keindahan tubuh dan memek milik Yeni yang tidak ada bulu sedikit pun..
aku pun lantas berdiri untuk mencari saklar lampu.
Cklik..! Bunyi saklar lampu saat kutekan.. Bohlam neon 40 Watt pun menyala.
Dan seketika itu juga ruangan pun menjadi terang benderang.
Mungkin karena silau kulihat mata Yeni langsung menyipit. Wooww..!!
Sungguh indah tubuh Yeni. Kulitnya putih sekali.. licin.. sungguh sempurna tubuhnya.
Jelas sekali terlihat oleh mataku.
Buah dadanya putih dengan putingnya yang mungil berwarna kemerahan.
“Iihh.. abang.. kenapa diterangkan..? Aku jadi malu nih..” ujar Yeni menggodaku. KONTIECROTT..!!
--------------------------------------------oOo----------------------------------------
Terakhir diubah: