Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

Bimabet
-------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------

Cerita 238 – Kost-ku Surgaku..!

[Eps. 3.2] – Belajar ..

"Kemarin, Ivonne dielus-elus..
biasanya khan cuman dicium thok..!"
"Dielus-elus khan nggak pa pa.. itu khan tandanya dia sayang, Von..”

"Masalahnya, kemarin Ivonne ngerasain enjoy banget lebih dari biasanya.. biasanya khan cuman biasa-biasa saja.."
"Yang bener, ceritain deh..!"

"Gini mas.. biasanya Andri khan cuman nyium. Dan itu aja di pipi. Soalnya kalo di bibir Ivonne nggak mau.
Nah kemarin itu.. Eh.. Ivonne malu deh .." cerita Ivonne dengan wajah malu-malu menggemaskannya.

"Apa Von..? Cerita aja.. khan kita nggak ada rahasia-rahasiaan.."
"Anu mas Rudi, kemarin.. Andri mengelus-elus dada Ivonne. Mungkin karena Ivonne diam aja, eh dia terusin ke bawah..
sampai .. karena Ivonne mungkin lagi lupa, tiba-tiba tau-tau Ivonne ngeliat dia udah melorotin CD Ivonne..
Daaan.. Ivonne lihat itu Andri udah tegang banget. Ivonne jadi malu..! Terus Ivonne gampar dia..!"

"Nggak apa-apa Von, paling-paling dia malu.."
"Nah.. masalahnya Ivonne malah merasa nyesel banget, kasihan khan dia..!?"

"Nggak Von, tenang aja paling paling dianya ngocok nantinya.
Eh ngomong-ngomong gedhe nggak anunya Andri..?"

"Ya nggak tau, cuman masih gedhe ini.." sambil berkata begitu..
tanpa kuduga, Ivonne mencubit Sly dengan gemas.

Nah pembaca.. usahaku menjinakkan Sly sia-sia belaka begitu ada cubitan dari seorang perawan manja.
Tanpa dikomandoi.. segera saja Sly menemukan bentuknya yang sebenarnya.. menegang penuh.

Kini Full Ngaceng..!! Dan untungnya.. kusyukuri ketidakbiasaanku untuk tidak bercelana dalam, saat itu.
Sehingga dia agak tersimpan aman di dalam kandangnya.. meski pun tetap saja kelihatan.

Ya.. terutama ujung kepalanya membonggol di bagian kiri selangkanganku.
Karena posisi terakhir sebelum bangun adalah rebah ke kiri.

Ivonne masih tengkurap dengan kepalanya masih menumpang di pahaku.
Nah.. tiba-tiba saja aku blingsatan, Ivonne yang biasa-biasa saja tiba-tiba menjadi luar biasa.

Aku sesekali mencuri pandang ke arah pantatnya yang menjulang padat karena posisi tengkurapnya.
Ivonne terus bercerita.. sementara itu aku hanya menyahut satu-satu..
karena perhatianku saat itu sudah nggak ke sana lagi.

Aku lantas meletakkan tanganku di atas rambutnya yang halus dan lembut..
sambil menanggapi ceritanya dengan sepotong-sepotong.

Aku membelai rambutnya perlahan seperti seorang kakak terhadap adiknya.
Eh entah karena dia sulung.. yang mungkin mendambakan seorang kakak.. dia bermanja-manja..
dan dengan mantap meletakkan kepalanya tepat di atas Sly.

Brengsek..! Tanpa dapat dicegah dia meringkuk di atas pangkuanku.
"Mas Rudi kok tegang sih..!?" Tiba-tiba Ivonne bertanya.
"Ah.. enggakk..!" Jawabku nge-les. Ya jelas aja dia ngerasa ke-ngacengan-ku. Hehe..

"Lha ini apa..!?" Katanya sambil menggerakkan kepalanya di atas batangku.
Ughhhhh..!! Sesaat aku merasakan nikmat yang aneh.

"Ini karena ceritamu aja.."
"Yang bener.. pasti karena Ivonne khan..!?"
"Enggaakkk..!!"
"Coba deh..!"
Sambil berkata begitu dia mencengkeramkan tangannya di bagian kepalanya yang tampak menonjol..
kemudian menggerak-gerakkannya dengan canggung.

Ufftthhhh..!! Seketika aku menahan nafas sekuatnya.. tapi tetap aja keluar desahan perlahan.
Ivonne memandangku dan tersenyum nakal sekaligus merangsang. Ahhhhh..!! Gila nih cewek..!

Tidak itu saja, tiba-tiba dia membuat gerakan mengelus yang meski canggung, bagiku rasanya enak sekali.
"Mas, kapan-kapan aku diajak nonton film blue ya..!?"

Katanya sambil terus mengelus-elus batang kontolku.. yang semakin mengeras karena masih terkurung dalam CD.
Aku udah mulai nggak kuat lagi.. dan perlahan meletakkan tanganku di pantatnya yang empuk.

Ivonne diam saja, ketika aku meremasnya perlahan. Bahkan aku mendengarkan lamat-lamat nafas tertahannya.
"Pantat Ivonne oke khan, mas..?" Tanyanya sambil menggeliat manja di atas Sly yang tengah mengisi amunisi.

"Hee-ehhh..!" itu saja yang bisa keluar dari mulutku. Sementara itu aku terus meremas bongkahan pantatnya.
Payudaranya menindih pahaku. Eh tiba-tiba dia terlentang.. sehingga wajahnya menghadap ke arahku.

Pandangannya tampak lugu sekaligus merangsang. Errgghhhh..!! Aku udah mulai lupa diri.
Sehingga aku mendekatkan bibirku ke bibirnya dan melumatnya. Dia masih canggung..

Tapi tidak ada tanda-tanda menolak.. sehingga aku terus mempermainkan bibirnya dengan mantap.
Sambil melakukan itu aku meremas payudaranya perlahan, sekali lagi tidak ada tanda-tanda menolak darinya.

Aku semakin berani.. dan mulai mengelus-elus perutnya..
dan tak lama kemudian berderak terus turun ke bagian selangkangannya yang tampak menggunduk dari atas.

Perlahan-lahan sekali aku mengeluskan jemariku di atas bagian klitorisnya.
Yang akibatnya.. adalah gerakan menggeliat disertai suara rintihan perlahan dari Ivonne.

Tidak itu saja.. tangannya bergerak memegang batangku.
Dan kali ini gerakannya bukan lagi mengelus tetapi mengocok.

Aku mulai menyusupkan jemariku di antara kedua pahanya dan membuat gerakan berputar perlahan-lahan.
Aku mulai merasakan adanya nuansa basah di bagian itu.

Sementara itu kontolku mengocorkan cairan bening yang banyak dan membuat noktah di celana pendekku.
Aku semakin berani dan mulai menyusupkan jemariku di antara celana pendeknya.

Srekk..! Jemariku menyentuh bulu-bulu lembut yang mulai panjang.. dan sebentar kemudian..
kurasakan segundukan daging hangat yang terasa agak licin di ujung jari tengahku.

Aku membuat gerakan berputar lembut dengan ujung jari tengahku..
kemudian mulai merasakan gerakan-gerakan tertahan dari tubuh Ivonne.

Tangannya udah nggak mengocok batangku lagi tapi mencengkeram pahaku.
"Hhhh mas..!” Desahnya lirih.. sangat menggoda iman dan amin. ughh..
"Nikmati aja ya Vonn..!” Ujarku lembut namun dengan suara bergetar.

Aku terus memutar-mutarkan jari tengahku beberapa lama.. sampai akhirnya..
tiba-tiba kedua pahanya menutup dengan cepat dan menjepit jemariku.. "Ngggg.. ahhhhh..!"

Disertai pula suara rintihan agak keras dan nafas yang tersengal-sengal Ivonne.
Hmmm.. Rupanya dia merasakan orgasmenya yang pertama denganku.

Beberapa lama kemudian dia mulai tenang dan memandangku dengan pandangan yang lugu.
Dan kali ini disertai wajah kekanak-kanakannya..
yang terus terang membuatku tersadar bahwa dia adalah ‘saudariku’.

Tiba.. tiba .. Bukan ketukan di pintu atau suara panggilan yang mengagetkan aku.
Tetapi tiba-tiba saja dia bangkit dan duduk menghadapku di atas pangkuanku.

Wajahnya tepat menghadap ke arahku dan menempelkan wajahnya tepat di atas dadaku.
"Mas Rudi.. Ivonne merasa enjoy banget..! Thanks ya..!"

Aku menempelkan daguku di atas kepalanya dan merasakan lembut rambutnya.
Kelihatannya aku tenang banget.. padaha l.. dalam hati aku berkata:
Enjoy.. enjoy gimana..? Si Sly masih kenceng banget inih..!

Diduduki olehnya tentu saja si Sly yang tadinya emang udah tegang berat.. menjadi bertambah keras aja.
Apalagi meski agak berat juga nih anak.. ternyata pantatnya luar biasa empuk..
sehingga tidak menggencet kontolku.

Hening beberapa saat.. si Ivonne tetap menempelkan wajahnya ke dadaku.
Mungkin saja sedang merasakan denyutan-denyutan perlahan dari apa yang sedang didudukinya saat ini.

"Von, tau nggak..?
Kalo apa yang kamu rasain tadi baru sepersekian saja daripada bila kamu bener-bener melakukan itu.."
aku membuka pembicaraan, sedikit mancing-mancing.

"Yang tadi itu udah enak banget kok mas.." jawab Ivonne sambil memainkan jarinya.
"Yang bener..?" Kataku tambah memancing.

"He-eh. Nggak bayangin deh kalo lebih dari itu.." sambil berkata itu dia mengubah posisi duduknya..
Yang akibatnya.. tentu saja gesekan empuk dan hangat di batang kontolku.. yang segera saja mengeras kembali.
Aku tak bisa berbuat apa-apa kecuali.. ya menikmati..! Hehehehe..

"Nggg.. Kalo main gitu katanya sakit ya mas kalo pertamakali..?"
"Ngg .. mungkin saja. Ya nggak tau lha Von.. khan aku bukan cewek..!?
Cuman kalo cowok sih.. kayaknya bisa lecet deh kalo nggak tau caranya.."

Gila anak ini.. pertanyaan-pertanyaannya sungguh gampang-gampang susah untuk dijawab.
Apalagi kayaknya aku mulai berpikir tentang misiku untuk merasakan keperawanannya..
meski pun dia 'sepupuku' sendiri.
Habis.. siapa tahan..? Jadi jawaban-jawabanku juga harus tidak menakutkannya.

"Mas Rudi sama mbak Inggit udah lama ya begituan..?"
"Ya .. he-eh..!"
"Enak nggak mas..?" Lagi-lagi dia mengubah posisi duduknya.

Kemudian dia meraih tanganku dan ditempelkannya di dadanya. Ahhh..! Aku merasakan keempukan itu lagi.
"Eh udah dibilangin, kalo begituan sih bukan enak, tapi nikmat..!"
"Oh ya ding..!"

Tanganku di dadanya tidak lagi sekedar menempel.. tetapi mulai kugerak-gerakkan perlahan.
Ivonne sesekali menggeliat.. dan hal itu tambah membuat kontolku tegang terus.

Mungkin ini rekorku untuk tegang. Bayangin.. dari sekitar jam 11.15 tadi sampai sekarang..
udah hampir jam satu dinihari.. kepalanya masih membesar maksimal. Membesar maksimal saudara-saudara..!

"Mas Rudi pernah mbayangin nggak nggituin Ivonne..?"
"Ngaco kamu Von, kamu khan sepupuku.."

"Khan cuman sepupu mas.. lagian anunya mas Rudi kok awet banget sih tegangnya..?"
"Engg nggak tau ding Von..!"

"Kalo Ivonne.. percaya nggak mas, tiba-tiba ingin kalo yang pertamakali nggituin Ivonne itu mas Rudi.."
Nah para pembaca.. reaksi spontanku yang pertamakali adalah kedutan keras di kontolku..
Terasa seperti mengalirkan sperma ke ujung kepalanya.

Gila.. sensasi dari keadaan itu sungguh luar biasa..!
Jauh melebihi ketika aku kehilangan keperjakaanku dengan mbak Endah..
Atau ketika merasakan keperawanan mbak Inggit untuk pertamakali.

Mungkin karena tidak terjadi secara cepat.. tetapi perlahan-lahan..
sehingga sepertinya hawa nikmat yang ingin dikeluarkan tubuhku tidak mengumpul secara cepat..
tetapi perlahan-lahan.. sedikit demi sedikit.

Sehingga hanya dengan mendengarkan ucapan Ivonne saja.. rasanya sungguh luar biasa.
Aku bener-benar udah mantap dengan keputusanku untuk melakukan hal itu.

"Bener..?"
"Iya.. asal mas Rudi usahain supaya Ivonne nggak merasa sakit untuk yang pertamakali..!"
"Oke deh.. Tak jamin..!" Aku asal jawab saja..

Meski pun terus terang meski udah sering banget melakukan senggama.
Tetapi untuk menjawab permintaan Ivonne itu kayaknya aku belum cukup pengetahuan.

"Sekarang..?" Ujarnya lagi.
"Jangan sekarang deh Von.."

"Ahhh .. mas Rudi.. khan nanggung, lagian kasian ini nih..!?"
Sambil berkata begitu, Ivonne menggoyangkan pantatnya memilin batang kontolku.

"Oke deh..!" Akhirnya aku menyerah juga.. dan lagian setelah semua kejadian di atas..
kalo hanya diselesaikan dengan ngocok pasti khan nggak sip.

Aku kemudian mendorong tubuhnya perlahan dan membaringkannya di karpet.
Aku perhatikan tubuhnya yang padat. Dadanya tidak terlalu besar.. perutnya rata dan bagus.
Dan bagian pinggulnya ternyata dalam posisi terlentang sungguh merangsang.

Wajahnya memandangku dengan sayu.
Aku lantas merebahkan diri di sampingnya dan mulai menciumnya lembut.

Perlahan-lahan sekali.. mulai dari telinganya. Aku tiup perlahan sekali..
hingga dia bisa merasakan udara hangat di cuping telinganya.

Kata orang jika seks dimulai dari proses di cuping telinga dan berjalan dengan baik..
maka kenikmatannya akan berlipat ganda.

Aku lantas berusaha membuatnya geli hanya dengan tiupan lembut di telinganya.
Ivonne menggerakkan kepalanya perlahan pertanda respon terhadap apa yang aku lakukan.

Aku mulai menciumi pipinya yang lembut belum berjerawat..
sedangkan tanganku kuletakkan di atas perutnya dan mengelus-elusnya lembut.

Aku berusaha menyisakan bagian-bagian sensitifnya untuk yang terakhirkali..
setelah semua bagian tubuhnya telah terjamah.
Ini untuk membangkitkan potensi-potensi rangsangan di hampir semua bagian tubuhnya.

Kesalahan pemula adalah:
Selalu berusaha sesegera mungkin memasukkan penisnya ke dalam vagina ceweknya.

Bibirku mulai mendekati bibirnya dan aku menjilatinya lembut.. belum sampai ke tahap menciumnya.
Sedangkan tanganku mengelus-elus pinggangnya lembut.. sambil sesekali secara sporadis..
menggerakkan tanganku mendekati baik bagian payudara mau pun bagian vaginanya.

Hal kulakukan untuk memberi awalan bagi bagian-bagian sensitifnya.
Selain itu juga untuk membuat gairahnya lebih terfokus.

"Mmmmhhh.." Ivonne memejamkan mata ketika aku mulai melumat bibirnya.
Tangannya dirangkulkan di pundakku. Tanganku satunya mulai mengolah payudaranya..

Mula-mula lembut saja nyaris tak terasa, hanya seperti asal lewat saja.
Begitu seterusnya.. sampai mulai terasa olehku adanya tonjolan puting yang mengeras dari balik kaosnya.

Kemudian aku biarkan payudaranya.. dan mulai berpindah ke selangkangannya melalui perutnya..
Sementara bibirku terus melumat bibirnya.

Seperti juga di payudaranya.. aku menggerakkan tanganku melewati selangkangannya begitu saja..
tanpa ada gerakan di bagian itu.
Ya.. hanya sekedar lewat.. ke atas dan ke bawah secara lembut sampai beberapa saat.

Aku lantas berdiri dan melepas kaos dan celanaku.. sehingga aku tinggal mengenakan celana dalamnya saja..
Yang dalam hal ini di bagian kirinya sudah bernoktah basah yang melebar..
sehingga membuat isinya tampak menonjol.

Aku lihat Ivonne memandangiku dengan pandangan yang sudah mulai meredup.
Perlahan-lahan aku berjongkok di sampingnya.. dan mulai melepas kaosnya.

Begitu juga celana ketatnya.. sampai semuanya terlepas dan Ivonne telanjang bulat.
Sempat aku melihat ada noktah basah di celana dalam kremnya.

Ketika tubuhnya sudah telanjang bulat - khas seorang perawan – Ivonne menutupkan kedua pahanya..
Sehingga hanya tampak segerumbulan rambut lembut di jepitannya.

Tapi tidak dengan kedua payudaranya yang dibiarkannya terbuka..
karena kedua tangannya diangkatnya ke atas kepalanya.

Aku segera berlutut di antara kedua kakinya dan membukanya perlahan.
Sempat terasa ada sedikit penolakan..
meski pun akhirnya Ivonne membiarkan aku membentangkan kedua pahanya ke kiri dan kanan.

Vaginanya masih ketat. Jembutnya masih jarang-jarang..
Sementara bagian daging sebelah kiri dan kanan lubang vaginanya tampak menggunduk dan masih halus.
Meski demikian aku lihat bibir-bibir labianya tampak sedikit bergelambir dan berwarna merah daging.

Perlahan aku mendekatkan wajahku ke bagian itu.. dan mencium bau khas yang telah aku kenal.
Dengan satu tangan aku memegang pahanya..
sedangkan tanganku yang lain membuka gelambiran yang menutupi klitorisnya yang agak besar juga.

Slrupp.. slruppp..! Aku mulai menjilat perlahan tepat di bagian klitorisnya..
Kemudian membuat gerakan memutar dengan lidahku secara konstan pada biji sensitifnya itu.

Tak lama kemudian mulai kurasakan gerakan-gerakan mengejang yang terasa sekali di pahanya.
Aku terus melakukan itu tanpa mengubah ritme dan hanya di bagian klitorisnya saja dengan gerakan yang sama.

Gerakan mengejangnya mulai terasa kuat.. dan ini sekuat tenaga kutahan dengan tangan dan bahuku.
Selain itu mulai kudengarkan desahan tertahan yang semakin menguat.

Aku melakukan itu dengan gerakan yang sama selama hampir 10 menit.
Yang untungnya belum membuatnya orgasme meski pun kurasakan dia udah dekat banget ke arah itu.

Aku melepas biakanku pada gelambiran yang menutupi klitorisnya..
Kemudian mulai mengelus-elus daging di sekitar bibir-bibir labianya.
–Sekali lagi.. bukan bibir-bibir labianya, tetapi gundukan di kiri dan kanan labianya..–

Dengan kedua tangan aku mencubit dengan cubitan besar di bagian kiri dan kanan labianya..
Lalu mulai menghentak-hentakkan perlahan di antara keduanya.. sehingga mulai terdengar bunyi berkecipakan.

Hal ini kulakukan untuk memberi rangsangan bagi otot-otot lubang vaginanya yang masih ketat.
Juga hal kulakukan beberapa lama sambil sesekali menggerakkan jemariku yang lain menyentuh bibir-bibir labianya.

Aku mulai merasakan bahwa gerakannya sudah tidak terkoordinasi..
tetapi masih belum terasa adanya kejangan yang kuat.
Yang artinya: Bahwa di sudah dekat banget dengan orgasme. Ini saatnya..!

Aku segera berdiri dan melepas celana dalamnya. Sly yang dari tadi terkurung tampak lega.
Di ujungnya keluar cairan bening yang banyak banget.. yang segera kugunakan untuk melumuri kepala batangnya.

Aku kemudian melumuri tanganku dengan ludah dan kugunakan untuk membasahi batangnya.
Pelan aku segera berlutut di antara kedua pahanya. Dengan lembut kubentangkan kedua pahanya lebar-lebar..
kemudian menariknya ke atas.. sehingga vaginanya menghadap ke atas.

Slepp..! Kuarahkan kepala batangku ke bagian bibir-bibir labianya di mana terdapat lubang vaginanya.
Ketika kepalaku telah pas di posisinya.. slebbbb..! Aku segera menekannya perlahan sekali.

Kemudian kedua tanganku mencubit kedua gundukan di kiri dan kanan bibir-bibir labianya seperti tadi..
kemudian membukanya ke kiri dan kanan.. sehingga bagian vaginanya membuka lebar.

Slebbb.. clebb..! Aku mulai menekankan kepala kontolku memasuki lubang vaginanya. Auwhhhh..!
Memang masih ketat dan peret sekali..!! Aku maklum saja. Ya.. beginilah rasanya perawan.. batinku.

Clebbb..! Ketika kepala kontolku kurasa mulai masuk setengah.. Crupp..!
Aku lantas mengeraskan cubitanku pada kedua gundukannya tadi dengan tiba-tiba.

Akibatnya ialah: Ivonne mengejangkan otot vaginanya sesaat..
Dan.. slebbb.. clebbb.. belahan daging hangatnya menelan kepala kontolku yang kutekan terus.

Ughhhh..!! Betapa kurasakan ketatnya jepitan lubang vaginanya.
Kini mulai bersiap-siap menghadapi momen terpenting bagi Ivonne yaitu pecahnya selaput daranya.

Hufftthhh..! Aku berhenti sejenak selama beberapa saat.. menikmati denyutan rekahan daging hangatnya.
Dan membiarkan kepala kontolku memberi ganjalan bagi liang nikmatnya.

Aku bersiap siap lagi.. slebb.. clebb.. mulai menekan batang kontolku masuk.
Dan uugghhhh.. seperti tadi.. terasa ada yang menghambat. Ketat.

Aku mengeraskan lagi cubitanku pada kedua gundukannya.. sambil terus membukanya ke kiri dan kanan.
Dan seperti tadi juga.. Ivonne lantas mendenyutkan otot vaginanya dan menelan kepala kontolku.

Kemudian.. srekkk.. slebbb.. crebbb..! Karena aku menekannya agak kuat..
maka sekejap saja batang kontolku telah memasuki lubang vaginanya.

Oughhhh..!! Aku merasakan kehangatan yang khas. Dan tau nggak .. bahwa Ivonne telah kutembus.
“Ngggghhhh..!” Dia hanya mengeluh sejenak. Crebb.. clebb.. clebb.. clebb..

Aku segera menggerakkan batang kontolku keluar masuk secara perlahan-lahan..
kemudian melepaskan cubitanku pada kedua gundukannya..

Lantas aku meletakkan tanganku di antara kedua dadanya dan kembali mulai mengayuh dengan pelan.
Clebb.. crebb.. crebb crebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. Diselingi erang dan rintih Lirih Ivonne.

Beberapa saat berselang.. aku mulai merasakan jepitan yang tadi terasa sangat kuat..
kini mulai berkontraksi dan mengikuti ukuran dan bentuk serta besarnya batang kontolku.

Ivonne memejamkan mata, bibirnya terbuka dan sesekali mengeluarkan erangan disertai desahan nafas tertahan.
Beberapa lama.. aku mulai merasakan desakan yang kuat dari dalam tubuhku mengarah ke batang kontolku.

Aku berusaha sekuat tenaga menahannnya.
Apalagi ketika kurasakan tubuh Ivonne mulai mengejang-ngejang tak karuan.

Clebb-clebb-clebb-crebb-creb-crebb-crebb-clebb-clebb-clebb-clebb..! "Ergghhhh..!!"
Aku terus menggenjot dengan kuat dan cepat. Dan tepat ketika kejangan Ivonne selesai.. Sleppp..!

Segera aku menarik batang kontolku dari bekapan liang nikmatnya.. crrtt.. crrtt.. crrrtt.. crrtt..!
Kontolku menyemprotkan sperma hangat ke perutnya yang tampak berkeringat dan bergerak-gerak.

Di antara spermaku tampak noktah-noktah merah yang mungkin merupakan darah perawan Ivonne.
Wuuaahhhh..!! Aku luar biasa puas. Sangat puaasssss..!

Hanya sekali itu saja aku melakukan dengan Ivonne.. dan aku selalu menolak setiap ajakan Ivonne.
Bukan apa-apa, aku nggak mau risiko ketauan.

Wahhh.. bisa mampus aku, kalau ketauan.. ya, nggak..!? Hehehe. F(. )i( .)N
----------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------

End of Cerita 238..

Credit Thanks to Author: setiawanrudi@

Sampai Jumpa di Lain Cerita .. Adios..
:pandapeace:
 
menarik ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd