Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kiai Walang Sungsang

Part 4: Mimpi mimpi Rangga



Pov: Rangga


Waktu sudah menunjukan jam 7 malam suasana di perumahan itu sudah terlihat sepi hanya sekali kali terdengar suara mobil atau montor lewat di depan rumah Andini yang berada di blok II no 38 ini memang bukan jalur utama perumahan ini, depan gerbang ada pos jaga yang di jaga selama 24 jam secara bergilir kelihatan aman dan tentram suasana disini, masih terdengar suara jangkrik di sudut sudut halaman yang sudah tidak pernah terdengar lagi di kota kota besar yang penuh kebisingan membuat manusia seperti di kejar waktu untuk menutup semua kebutuhan hidup yang semakin meninggi sedang penghasilan seperti jalan di tempat kalau tidak ditambah jam waktu bekerjanya


Setelah melakukan sholat I’sa Rangga duduk di depan teras rumah Andini dengan membawa secangkir kopi tanpa gula kesukaannya dan rokok mild yang membuat mulut Rangga menjadi kecut karena seharian tidak di peganggnya dan kadang kadang tertawa sendiri mengingat hubungan nya dengan Andini Murtiningsih sang Kepala Sekolah SMA Negeri X di kota Kabupatern ini


Baru sehari mengenalnya Rangga merasakan sudah seabat mengenalnya dengan candaan candaan yang mengalir begitu saja bagai air mengalir dengan tenang, Rangga pun sadar bila ini salah menyukai seorang perempuan yang sudah bersuami dan mempunyai anak yang menginjak usia remaja pasti akan menimbulkan masaah di hari nanti, tapi kalau memang jodoh takdir pun akan menyertainya biar hubungan ini mengalir sesuai kehendak semesta


Setelah Andini pulang tadi Rangga sempat mencoba montor bebek milik Andini dan berkeliling mencari pom bensi dan mengambi uang di ATM untuk jaga jaga kalu sewaktu waktu di butuhkan Rangga sadar tak enak hati ke Andini yang sudah membelikan pakaian kerja sampai ke pakain dalamnya juga sebenarnya Rangga malu akan peristiwa itu tapi Rangga pun akan kalah cepat dan kalah berdebat dengan Andini yah …. Rangga mehela nafas yang lebih dalam


Tiba tiba HP rangga bordering dan Rangga mengangkatnya dan melihat dari siapa yang menelpunnya dan melihat di layar kaca Mama setelah mengucapkan salam dan di balas oleh ibunda tercinta


“Assalamualaikum bu” kata Rangga


“Walaikumsalam, sudah sampai mana Ngak” tanya ibu Rangga


“Maaf bu, Rangga ngak jadi pulang tadi pagi langsung di suruh mengajar di kelas soalnya guru yang mengampu pelajaran Matematika baru saja pensiun dan belum ada pengajar pengganti jadi Rangga langsung mengajar, hehehe maaf ya bu ….“ ucap Rangga


“Oh, gitu to, yowis utamakan tugas Negara di atas kepentingan pribadi ya le…” jawab ibu (le singkatan tole panggilan anak laki laki) “Jadi kapan kamu pulang“ tanya ibu lebih lanjut



“Injih bu (baik bu) ,Mungkin kalau ngak ada gangguan hari Jumat sore atau Sabtu pagi lihat sikon, bu“ jawab Rangga


“Yo wis istirahat dulu aja, kecapaian ya“ kata ibu Rangga


“Injih bu, assalamualikum “ kata Rangga sambil menutup HP nya


“Walaikumsalam” jawab ibu Rangga


Setelah Rangga menutup HP nya


Sambil menikmat kopi pait tanpa gula pikirannya melayang ke mana mana Rangga teringat sebuah mimpi yang kira kira satu minggu sebelum wisuda dan sampai saat in merupakan delema sebab Rangga ngak tau makna mimpi tesebut.


Dalam mimpi itu Ramgga bertemu dengan seorang kakek2 memakai beskap dengan membawa tongkat menghampiri Rangga yang sedang duduk di sebuah taman dan kakek itu menghampiri dan menyatakan bahwa waktunya sudah dekat “Apa maksudnya” pikir Rangga


Bingung juga sih tapi kalau teringat wajah kakek tersebut hampir mirip dengan wajah suami Andini yang tadi di lihatnya dalam foto keluarga Andini makanya tadi Rangga sepertinya tidak asing melihat wajah suami Andini


Rangga bergegas masuk kedalam rumah dan melihat kembali foto keluarga tersebut sampai terbengong bengon melongo menyaksikan wajah suami Andini yang sangat mirip dengan kakek yang mendatangi dalam mimpi Siapa sih suami Andini


Kalau menurut penuturan Andini suaminya bernama ki Sudibyo Atmo Susanto seorang dalang kondang pada belasan tahun yang lalu dan sekarang sudah tidak pernah dalang lagi karena factor usia yang sudah 80 tahun dan penyakit DM yang di deritanya sehingga tidak tahan duduk bersila berlama lama, yah besok akan ku tanyakan pada Andini tentang ini mungkin bisa mengungkapkan apa makna dari mimpi tersebut.


Tiba tiba HP nya berbunyi sebuah nada panggilan dan di raihnya HP tersebut dan melihat dilayar Andini KS ditekan tombol hijau dan menerima panggilan itu


“Assallamualainum Dini“ kata Rangga


“Wallaikunsalam Rangga“ jawab Andini diseberang sana, lanjutnya “Udah makan belum“ kata Andini hati Rangga meleleh mendapat perhatian dari Andini sang kepala sekolah yang cantik


“Udah kok Dini tadi sempat keluar coba montor sekalian beli bensin dan nasbung di pertigaan dekat komplek“ jawab Rangga


“Makan apa“ tanya Andini


“Nasi ayam penyet, hehehe….“ jawab Rangga


“Wah enak tu, Dini juga suka nasi ayam penyet …kapan kapan Dini di beliin ya“ kata Andini dari seberang


“Rangga kirim aja sekarang lewat WA“ kata Rangga


“Hahaha ….“ suara Andini diseberang


“Dini udah makan“ tanya Rangga


“Baru selesai makan bersama suami dan anakku“ jawab Andini


“Wah enak juga kalau makan ada yang nemanin” canda Rangga


“Ya, he he he ….” jawab Andini, lanjutnya “Sudah ya, jangan begadang kalau ngantuk tidur ya … “ kata Andini


“Ya udah mau bobok, selamat istirahat semoga mimpi yang indah, dan salam untuk suami dan anakmu“ kata Rangga


“Ya nanti aku sampaikan, Assallamualaikun, ganteng” kata Andini


“Wallaikumsallam, cantik“ jawab Rangga


Andini cantik penuh perhatian dari hal paling kecil keil diperhatikan seolah olah Rangga sudah menjadi pacar dan Rangga tambah galau kalau merasakan sikap Andini selama ini bagai istri yang sempurna


Seperti tadi ketika membenai pakaiannya di masukan ke dalam Almari membuatkan minum ketika Rangga ada di ruang keluarga sambil melihat TV tapi ini sungguh berbeda ketika di Sekolah menjadi kepala sekolah penuh wibawa jadi seorang leader yang mumpuni terhadap Rangga tidak lagi bersikap manja tapi tegas tak terbantahkan itulah Andini dan satu lagi sebagai orang tua ketika membelikan pakaian kepada anaknya galau kan


Rangga juga terinat mimpi 10 tahun yang lalu (baca Prolog), kata ibu kalau mimpi ketiban ndaru (kejatuhan bintang) hidupnya akan kepenak tapi apa yang terjadi malah sebaliknya, seminggu kemudian setelah mimpi ketiban ndaru itu ayah di PHK dari pekerjaannya keluarga sedikit panik dengan pesangon yang tidak seberapa ibu mengambil alih peran dengan membuat warung pecel kecil kecil lan di depan rumah buka hanya siang hari dengan modal uang pesangon dari ayah.


Ayah pun tidak tinggal diam belajar setir dan mendapatkan sim A umum menjadi supir angkat dalam kota ya supaya keluarga tidak sama sekali terjatuh Rangga dan ke dua adiknya hampir aja putus sekolah tapi ibu bersikeras untuk Rangga dan adik adiknya terus sekolah sebab pemikiran ibu sekolah harus nomer satu kalau bisa sampai sarjana minimal taman SMA


Ketika itu Rangga masih di kelas II SMP tapi keterpurukan keluarga tidak menjadikan Rangga dan adik adiknya putus harapan bahkan sebagai pemicu semangat, pulang sekolah Rangga dan adik adiknya membantu ibu jualan Rangga tugas berbekanja ke pasar untuk kebutuhan esok hari ke dua adik nya dan ibu melayani pelanggan yang makin lama makin bertambah banyak pelangganya


Sampai Rangga masuk SMA ditambah lagi kegiatan ekstra yang Rangga ikuti pencak silat di sekolah Rangga tertarik untuk kegiatan itu untuk jaga diri sewaktu waktu di butuhkan untuk melindungi diri sendiri dan orang orang yang dicitainya, Rangga pun masih mampu bertahan di ranking 1 di kelas


Pengaturan waktu yang baik dan pengalaman memicu untuk selalu bertanggung jawab setelah mahasiswa semester dua Rangga mimta ijin ke ibu untuk bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe dan pada pada semester 3 Rangga mencoba mendaftar ke bimbel sebagai tutor di suatu lembaga bimbingan belajar yang cukup bonafit dan mengajar sebagai tutor dan dari café Resent itulah awal keberhasilan Rangga mempunyai hasil sendiri dan setengah hasil honorariumnya di peruntukkan untuk keluarga setengahnya untuk keperluan kuliah walau dari SMA Rangga mendapat bea siswa dari pemeritah dari jalur prestasi seperempatnya dari honorarium dari bimbel di tabung untuk memenui kebutuhan yang sifatnya sangat mendadak


Rangga jadi tahan banting dan tidak berani untuk dekat dekat dengan cewek bukannya Rangga tidak laku pasaran malah sebaliknya banyak cewek yang naksir tapi Rangga tidak pernah menanggapi dengan sungguh sungguh hanya sebatas teman sehingga Rangga mendapat julukan Si Jomblo abadi


Selelah memasuki semester 7 Rangga mendapat tawaran Ikatan Dinas dari salah satu Kabupaten di daerah dan Rangga menerima ikatan dinas itu setelah di pikir pikir ada untungnya juga setelah lulus ngak usah cari kerja dengan mendaftar kesama kemari dan itu pun belum tentu diterima


Hasil dari Ikatan dinas cukup besar juga seperempatnya bisa untuk membeli montor bebek second tapi lumayan untuk transpotasi separonya untuk tanbah modal memperbesar warung dengan menambah kursi korsi dan bangku bangku di samping rumah hapir semua halaman rumah dipenui tenda semi premanen sehingga parkir sepeda montor dan mobil para pembeli berjejer di pinggir jalan


Dan sekarang Rangga duduk disini tanpa saudara tanpa teman tapi perasaan nyaman yang Rangga rasakan setelah ketemu dengan kepala sekolah cantik Andini Murtiningsih yang lembut dan manja juga tegas dan penuh wibawa


Jam 10 malam Rangga masuk ke dalam rumah mematikan lampu lampu disekitarnya dan Rangga sempat masuk ke kamar Andini membuka lemari pakaian dan mencium aroma wangi tubuh Andini dan sempat membayangkan dan berandai andai jika Andini mau menjadi pacarnya atau istrinya alangkah senang hati ini kalau melihat bahasa tubuh dan tutur kata Andini Rangga bisa memastikan 90% akan bisa mendapatkan cinta Andini walaupun terasa tidak mungkin terjadi karena Andini masih berstatus istri orang dan Rangga tidak mau di cap sebagai perusak rumah tangga Andini dan seperti biasanya Rangga menyerahkan semua itu kepada kebijasanaan semesta jika semesta mengijinkan semua rintangan bisa di lalui dengan mudah dan Rangga bisa meleps status jomblonya


Rangga menarik nafas sedalam dalamnya dan duduk bersila di atas pembaringan Andini mengatur nafas dan mulai meditasi dengan menghirup bau wangi tubuh Andini yang tersebar di segala penjuru ruangan


Mengatur nafas melancarkan jalan darah sesuai yang di ajarkan oleh guru silat dari peguruan yang Rangga ikuti perasaan segar menyelimuti diri Rangga sehingga tidak terasa 2 jam berlalu dalam keadaan hening hening eling dan memohon petuntjuk dari Allah yang maha pemurah


Setelah dua jam meditasi Rangga melepas pernafasannya dan keluar dari kamar Andini masuk ke kamar anaknya Bagas langsung tidur dengan pulasnya.


----skip---



Pov: Andini



Malam harinya setelah telp Rangga, Andini masih menemani suaminya di teras depan pavilyun sambil cerita dan sendau gurau ala suami istri, tapi memang malam in dirasakan lain dari biasanya perasaan senang nyaman menyertai malam ini sedikit sedikit Andini tersenyum sendiri dan sering menarik nafas sangat dalam


Andini mendengar putra turun dari lantai atas menuju dapur mungkin mau mengambil minuman seperti biasanya sebelum tidur selalu menyiapkan minuman di gelas kalau sewaktu waktu haus tidak usah melangkah terlalu jauh lalu


“Bagas ….sini na“ panggil Andini


“Ya, ma“ jawab Bagas sambil melangkah ke teras menemui ayah dan bu nya duduk


“Duduk nak, mama mau bertanya sesuatu“ ucap Andini


Kemudian Bagas duduk di tengah tengah ayah dan ibunya mengelendot manja ditangan kirinya Andini


“Mau nanyak apa sih ma” tanya Bagas


“Kamu masih minat les matematika dan fisika“ tanya Andini


“Ya ma, minat lah kan nilai tertinggi Bagas pada matematika dan fisika cuma 6, tapi jangan tanya kalau nilai bahasa Indonesia, bahasa inggris, bahasa jawa dan ips minimal 8 ma“ jawab Bagas


“Anak siapa dolu, romo“ jawab romo sambil menepuk dadanya


“Ya romo PD amat, tapi kalau ditanya nilai matematika dan fisika jawabnya anak orang jalanan kali“ jawab Bagas Andini dan ki Sudibyo tertawa mendengar celoteh anaknya Bagas


“Jadi gini gas tadi mama di selolah kedatangan guru baru, dan baru aja lulus dari perguruan dengan predikat summa cumlaud, kalau kamu mau besok siang datang kerumah kita yang di perumahan itu untuk sementara guru baru menempati rumah tersebut sebelum dapat tempat kos yang tetap” terang Andini


“Sudah tua ma“ tanya Bagas


“Masih muda kira kira seumuran dengan mas Dirga gitu“ jawab Andini (Dirga adalah putra dari anak kedua ki Sudibyo sekarang baru duduk di semerter 6)


“Asik nih, main game bola pasti hebat nih“ jawab Bagas


Andini dan ki Sudibyo hanya tertawa saja


“Jadi besok aku pulang sekolah langsung ke rumah kita yang di perumahan itu ya“ tanya Bagas


“Ya“ jawab Andini


“Tambanh ongkos taksi ya ma” kata Bagas


“Minta romo lah“ jawab Andini sambil melirik ke ki Sudibyo


“Lho kok aku“ tanya ki Sudibyo


Andini hanya tertawa sambil mengacungkan jari jempolnya pada suaminya


Setelah Bagas pamit untuk tidur dan mengambil mimumnya yang di taruh di atas meja didepan Andini kini ki Sudibyo mengajak Andini masuk ke kamar


“Ayo, Dini temani romo tidur ya“ kata ki Sudibyo


“Ya romo, Dini mau cuci muka dan ganti baju tidur nanti Dini susul“ jawab Andini


Memang kamar Andini dan ki Sudibyo tidak bersama sama lagi hal ini dilakukan ki Sudibyo dua tahun yang lalu karena ki Sudibyo merasa Andini harus berpisah dengan nya ki Sudibyo waktu ajalnya sudah semakin dekat kalau ki Sudibyo masih seranjang dengan Andini akan sulit bagi Andini melupakan dirinya


Tapi kalau pisah ranjang mau tidak mau Andini akan lebih cepat move on dan tidak akan begitu galau bila saatnya panggilan tiba atau kondisi semacam saat ini bertemu dengan pemuda tambatan hatinya yang tentu saja tidak mudah untuk Andini menyikapi keadaan seperti ini awalnya Amdini menentang akan keputusan suaminya untuk pisah ranjang tapi Andini selalu tidak bisa membantah keinginan suaminya ki Sudibyo


Hal ini sudah di ketahui Andini sejak lama karena ki Sudibyo selalu terbuka dengan Andini dan Andini pun selalu terbuka kepada ki Sudibyo, tapi satu hal yang Andini belum tau karena ki Sudibyo ngak pernah cerita tentang itu adalah alasan ki Sudibyo mengambil langkah seperti itu, bagi ki Sudibyo sendiri belum saat nya membuka sebuah rahasia yang terpendam selama hampir dua pertiga usianya


Ki Sudibyo masuk kamar melepas celana panjangnya mengganti dengan sarung dan melilitkan di pinggangnya sedang celana dalam dan kaus nya juga sudah dilepas dengan telanjang dada ki Sudibyo menanti Andini dengan duduk di tepi ranjang tempat tidurnya


Andini pun masuk kamarnya melepas semua pakaianmya termasuk celana dalam dan BH nya dan mengenakan baju tidur yang terbuat dari saten tipis berwarba merah maron sehingga kontras dengan warna kulitnya dan sedikit transparan sehingga kedua putting nya menonjol masih kelihatan kencang dan belahan memeknya terekspos walau hanya lamat lamat. Andini tau maksud ki Sudibyo meminta menemani tidur yang sudah hampir 2.5 tahun tidak pernah memintanya untuk menemani tidur kecuali ki Sudibyo dalam keadaan anfal penyakit DM atau Jantungnya tapi kali ini ki Sudibyo dalam keadan sehat memintanya menemani tidur Andini tersenum sendiri bakalan malam ini akan mendapat yang enek enak yang sudah lama ngak pernah di rasakan, ketika Andini meminta nya, tapi ki Sudibyo selalu menolaknya yah dengan berbagai dalih dan berbagai alasan dan Andini ngak berani memaksanya mengingat usia ki Sudibyo sudah tiga perempat abad lebih


Andini masuk kamar ki Sudibyo dan mengunci pintu dari dalan dan ki Sudibyo berdiri mereka saling pandang dan saling melempar senyum ki Sudibyo melihat penampilan Andini malam itu tersenyum penuh gairah kedua puttingnya yang menonjol membuat adrenalinnya mengalir deras degub jantungnya berirama semakin cepat, sedang Andini melihat penampilan ki Sudubyo yang hanya menggunakan sarong dan daerah selangkangannya sangat menonjol sehingga sarong yang dipakainya tidak dapat menutupi dan membentuk seperti kerucut gunung berapi.


Andini berjalan menghampiri ki Sudibyo sambil mengucap “Romo Dini kangen ini“ sambil meraba selakangan ki Sudibyo yang sudah mengacung keras


“Romo juga kangen dengan ini nya Dini, ia nanti di puasin ya“ jawan ki Sudibyo sambil tangannya meraba memek Dini di luar baju tidurnya


Tangan Dini berpindah merangkul leher suaminya dan memejamkan mata meresapi moment seperti ini yang sangat jarang di dapat ki Sudibyo mengangkat dagu Andini sedikit keatas dan mulai mencium bibir Andini yang ranum di hisapnya bibir indah Andini dengan penuh perasaan dan ki Sudibyo membuka mulutnya sedikit mengeluarkan lidahnya dan nenyapukannya di sepanjang bibir yang mungil berkali kali sehingga Andini merespon dengan membuka mulutnya dan mengeluarkan bibirnya dan setelah lidah Andini keluar dari rongga mulutnya ki Sudubyo lidah mereka saling bertemu mereka saling isap, air liur mereka sampai keluar dan saling bertukar mambasai bibir dan dagu Andin menghisap kuat mulut dan lidah ki Sudibyo dan dibalasnya dengan isapan yang tak kalah kuatnya Andini mulai mendesah desah ketika tangan ki Sudibyo mulai meraba kedua nenen Andini secara bergantian dengan lembut dan bibir ki Sudibyo sudah berpindah ke area telinga dan leher nya di bawah telinganya


Kini Andini merasakan sensasi yang lain makin keras desahan Andini sehingga memenui seluruh ruangan ini Dibukanya kancing kancing baju tidur Andini yang berada di depan otomatis baju tidur Andini meosot turun kebawah tanpa halangan, Andini pun tidak mau kalah menarik ikatan sarong yang ada di pinggang demikian juga sarong ki Sudibyo terjun bebas saketika itu kedua insan berlainan jenis itu dan beda usia yang sangat jauh dalam keadaan telanjang Andini segera jongkok memandang penis ki Sudibyo yang besar panjang menggenggamnya dengan hati hati dan mata Andini melirik keatas dan pandangan mata mereka saling bertemu Andini menganggukkan kepalanya sedikit dan di balasnya dengan angguan.


Andini mulai mulai menciumi kepala penis ki Sudibyo dan menjilati seperti seorang anak kecil menjilati permen lollipop ki Sudibyo mulai mendesak keenakan satu dua menit kemudian seluruh penis ki Sudibyo di lahapnya sehingga masuk kedalam mulut Andini meski hanya sebagian kecil penis ki Sudibyo yang bisa masuk ke mulut Andini dan mulai menghisap kuat penis ki Sudibyo mengerang kuat hingga merasakan setruman ribuan watt menyetrum penis ki Sudibyo tidak kuat merasakan sensasi ini dan menarik pundah Andini supaya berdiri


“Sudah Dini romo ngak kuat menahan setruman mulutmu“ kata ki Sudibyo, Andini merespon dengan tersenyum manis penuh goda


Bersambung ….
Part 5:
https://www.semprot.com/threads/kyai-walang-sungsang.1358820/page-14
 
Terakhir diubah:
Rally baca dari part 1, Ceritanya mantap Suhu. Menunggu update part 5 sambil makan kentang rebus....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd