Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Apa yang menjadi rahasia sih ....
Siapa sih ki Walang sungsang ?
Apa hubungan nya ki Sudibyo dengan Walang sungsang?
Dan Apa hubungan nya dengan Andini dan Rangga?
Semua terjawab di part selanjutnya
Menanti dgn sangat update selanjuutnya
 
Kiai Walang Sungsang

Part 5: Misteri dari sebuah mimpi




Dra. Andini Murtiningsih, M.Pd


Pov: Andini


Andini mulai mulai menciumi kepala penis ki Sudibyo dan menjilati seperti seorang anak kecil menjilati permen lollipop ki Sudibyo mulai mendesak keenakan satu dua menit kemudian seluruh penis ki Sudibyo di lahapnya sehingga masuk kedalam mulut Andini meski hanya sebagian kecil penis ki Sudibyo yang bisa masuk ke mulut Andini dan mulai menghisap kuat penis ki Sudibyo mengerang kuat hingga merasakan setruman ribuan watt menyetrum penis ki Sudibyo tidak kuat merasakan sensasi ini dan menarik pundah Andini supaya berdiri


“Sudah Dini romo ngak kuat menahan setruman mulutmu“ kata ki Sudibyo, Andini merespon dengan tersenyum manis penuh goda


Ki Sudibyo membimbing Andini naik ke atas peraduan sambil berjalam perlahan kedua mata mereka saling bertemu dan saling melempar senyum yang menawan menghiasi bibir Andini, tangan Andini di pinggang ki Sudibyo dan demikian juga tangan ki Sudibyo berada di pinggang Andini


Mereka saling duduk berhadapan di tengah peradua dan ditariknya tubuh Andini agar lebih mendekat ke tubuh ki Sudibyo dan mulai mencium bibir Andini dan meresponnya semakin lama ciuman mereka tambah panas Andini mulai mendesah desah keenakan ketika tangan ki Sudibyo meremas kuat nenen Andini sebelah kiri di dorongnya tubuh Andini sehingga rebah di kasur yang berukuran cukup besar dan ki Sudibyo rebahan disamping Andini dan kepala mereka aling berdekatan tanpa minta ijin lagi ki Sudibyo melumat bibir Andini yang sudah siap siap membuka mulutnya dan mengeluarkan lidahnya, ciuman demi ciuman, sedotan demi sedotan antara ke dua mulut mereka sehingga mengeluarkan bunyi kecipa kecipik bunyi dari simphomi air liur mereka saling bertukar tempat, tangan Andini yang bebas dibawah mencari penis ki Sudibyo dan meremasnya dengan lembut


Bibir ki Sudibyo mulai turun kebawah melewati leher Andini yang jenjang secara reflek Andini mengadahkan kepalanya dan menikmati sensasi ini sambil berbisik pelan “Romo geli banget“ bibir ki Sudibyo merambat pelan ke bawah menyentuk nenen di sedelah kiri dan memberi tanda merah disana tepat di bawah putting sebelah kiri Andini meleguk dan mendesak sambil mengucap “Romo, nenen Dini di apain“ tak ada jawaban dari ki Sudibyo


Selanjutnya mulut ki Sudibyo menggigitnya dengan bibir pada putting Andini dan menyedotnya dengan keras dan menariknya kuat sehing bunyi plop dan diulang ulang beberapa kali Andini hanya melirik ke bawah memandang wajah ki Sudibyo dengan tatap syahdu


Dan ki Sudibyo berujar “Biar adil“ sambil menggeser mulutnya ke kanan mendekati nenen Andini di sebelah kanan dan membuat tanda merah di dekat putting sebelah kanan Andini mendesah kuat dan menatap wajah ki Sudibyo dan tersenyum manis setelah nya ki Sudibyo menggigit dengan bibirnya pada putting Andini kuat kuat dan melepasnya dengan sedotan kuat dan di lepas dengan tarikan dan ini dilakukannya berulang ulang sementara bibir ki Sudibyo berada di ke dua nenen Andini tangan kanannya mulai membelai memek Andini mengegek gesekannya sepanjang celah melintang dari atas kebawah, dua sensasi didapat Andini memek dan nenennya merasakan nafsu syawat Andini mulai naik perlahan menuju puncak


Ki Sudibyo menggeser mulutnya ke bawah lagi bermain di pusar Andini yang putih tanpa cacat dan kebawah lagi menyentuh melahan memek nya membuka lipatan memek Andin yang sudah lama ngak di lihatnya terpampamg indah, warna merah muda dan semburat warna coklat di sekitar belahannya dan diatas belahan ada daging tumbuh sebesar ujung jari kelingking dan ki Sudibyo langsung mencium daging tumpuh dan menyedotnya kuat dalam memek Andini becek sekali dan di sedotnya cairan cinta Andini sampai habis


Gemetar rasanya tubuh Andini bergoyang tanpa irama kekiri dan kanan menarik dan meremas apa saja yang ada di senelah tangannya, ki Sudibyo mengulang lagi kegiatan tadi bibirnya sudah ada di muka daging sebesar ujung jari kelingking di sogokkanya bibir nya dengan gemas dan cepat serta kedua jarinya masuk kelubang memek yang sudah basah makin lama makin cepat gerakan tangan dan mulut ki Sudibyo


Andini hanya bisa menikmati dan tanpa sadar desahan yang keluar dari mlut Andini membuat ki Sudibyo tambah bersemangat akirnya Andini berbisik “Romo ini enak sekali, udah lama banget Dini ngak merasakannya, enaknya kayak gini romo, terus …. aaahhhhhh ….. Diiiinnniiiii mau pipis Romo” kedua kaki Andini terangkat menghimpit kepala ki Sudibyo dan meremas rambutnya dan menekan kepala itu ke bawah dengan sempurna


“Aaaaahhhhhh…..” suara Andni menggema setelah kejang kejang di seluruh badan Andini mata Andini masih terperjam menikmati sisa orgamus yang begitu dasat sambil mengatur nafas Andini membuka matanya dan memandang ki Sudibyo dan tesenyum manis sekali lalu ki Sudibyo tiduran di samping Andini dan mencium kening Andina lama dan mengucap


“Terima kasih Dini, kamu masih tetap nomer satu“ kata ki Sudibyo


“Ah romo…. romo pun masih tetap nomer satu, tapi mengapa romo ngak mau menyetubui Dini lagi, Apa romo udah ngak sayang pada Dini” kata Andini


“Bukan begitu sayang, romo sangat sayang banget sama Dini, karena itu lah romo selalu menghindar dari persetubuhan biar Dini bisa lebih tenang menghadapi masa masa sulit yang mungkin sebentar lagi akan terjadi” kata ki Sudibyo, lanjutnya “Ini mungkn terakhir kali romo menyetubui Dini biar Dini merasakan romo masih mampu membuat orgasmus Dini sampai berkali kali ormasme dan romo yakin kalau pengganti romo nantinya akan membuat Dini semakin melayang dan setiap hari terpuaskan untuk mengganti masa masa sulit yang Dini lalui”


“Kok ini yang terakhir romo, Dini ngak mau” rajuk Andini


“Karena ada suatu rahasia yang harus romo sampaikan pada Dini dan pengganti romo nantinya tapi ngak sekarang” kata ki Sudibyo


“Ah romo selalu aja begitu sama Dini, jadi galau nih“ ucap Andini


Ki Sudibyo memiringkan tubuhnya mencium kening Andini sambil berguman lirih “Sabar ya Dini sabar sayang, ngak lama lagi kok, capainya sudah ilang Dini, lanjut yok”


Andini bangkit lalu menciun bibir ki Sidibyo dan meremas penis nya yang masih tegak berdiri kemudian menduduki tubuh ki Sudibyo melepas ciumannya begeser ke bawah mencium pentil ki Sudibyo sebentar dan bergeser lagi menuju penis yang masih kering mencium, mengulum dan terakir memasukan kedalam mulut Andini


Setelah terasa basak Andini bergeser lagi keatas dan menempatkan memeknya di atas penis yang masih keras menggesek gesekkan sebentar dan memasukan penis ki Sudibyo ke dalam memeknya yang masih basah dengan tekanan dan leguan Andini berhasil memasukan penis ki Sudibyo kedalam memek nya, setelah masuk penis ki Sudibyo Andini berhenti sebentar biar memek nya yang sempit menyesuaikan dengan penis besar ki Sudibyo


Satu menit belalu Andini mulai menggoyankan pinggulnya ke atas kebawak, ke depan dan belakang, kesamping kiri dan kanan bahkan sekali kali memutar pinggulnya dengan irama pelan yang makin lama malkin bertambah cepat dan tak beratuan, Andini meraih tangan ki Sudibyo mengarahkan ke nenen Andini yang bergoyang bebas ki Sudibyo pun melakukan apa yang di inginkan Andini meremas lembut nenen Andini“ ini enak sekali romo, ah …. nanti kalau Andini ketagihan gimana romo“ kata Andini


“Kan nanti ada pengganti romo yang siap memuaskan kamu dan membuat kamu berteriak teriak setiap malam“ jawab ki Sudibyo sambil tersenyum


Lima menit kemudian Andini mengajang tubuhnya melengking kebelakang untung tangan Andini di pegang dengan kuat olek ki Sudibyo dan ditariknya merapat sehingga tubuh Andini tertelungkup diatas tubuh ki Sudibyo lalu mencium kening Andini dengan nafas yang ngak teratur orgasme ke dua telah di raih Andini sambil mengatur nafas Andini bertanya pada ki Sudibyo “Siapa romo laki laki itu“


“Kamu sudah saling mengenal hanya kalian belum saling terbuka sebentar lagi kok waktunya akan segera tiba“ kata Sudibyo


“Rangga, romo“ tanya Andini


“Mungkin tak tau deh ha ha ha“ jawab ki Sudibyo


“Sudah capeknya hilang“ tanya ki Sudibyo


“Sudah romo“ jawab Andini


Ki Sudibyo bangun dari tempat duduknya langsung membuka paha Andini lebar lebar menyentuh kelentitnya dan “Aaaahhhh“ leguk Andini kemudian ki Sudibyo meposisikan penis besarnya menyentuh memek Andini dan mendorongnya perlahan lahan Andini meleguh lagi lebih panjang dan mata sedikit terbelalak dan tersungging senyum manis sekali senyuman Andini di mata ki Sudibyo “Aaaahhhhh….. “


Setelah setengah penisnya masuk ki Sudibyo mengambil nafas dalan dan menekan penisnya masuk ke lubang cinta Andini, dan mulai mengenjot pelan, pandanngan mata mereka saling bertemu dan saling melempar senyum


Dengan irama yang tetap ki Sudibyo menggoyang pantat nya naik turun dan makin lama semakin cepat berhenti senentar untuk mengisi oksigen di dadanya ki Sudibyo menggenjot dengan berbagai irama genjotan pantat ki Sudibyo kadang tiga laki genjotan pendek berhenti sebentar dan memasukan penis nya sedalam mungkin pada waktu genjotan ke empat, itu di ulang-ulang dan mengambil nafas sebentar dan mulai menggenjot memek Andini dengan aturan 4 pendek 1 panjang demikina berulang ulang ki Sudibyo memang jago mempermaikan waktu sehingga Andini sering meleguk panjang dan berteriak saat penis beser ki Sudibyo masuk maxsimal ke dalam memek Andini entah berapa kali Andini mencapai orgamus yang berkepanjangan selama persetubuhan itu, badan mereka berdua sudah penuh dengan keringat yang membasai badan mereka dan membasai seprei tempat mereka bertempur lama hampir satu setengah jam lebih dalam posisi itu ki Sudibyo masih bertenaga walau Andini sudah lemas dan tak bertenaga


Akhirnya ki Sudibyo menambah kecepatan goyangannya dan terakhir kali menekan penis kedalan memek Andini dengan sepenuh tenaga Andini masih lemas hanya bisa mengimbangi dengan gerakan ringan terdengar raungan panjang ki Sudibyo dari mulutnya dan Akhir nya lemas dan menindih tubuh Andini dan disambutnya tubuh suaminya dengan senyuman kepusan dan ciuman di bibirnya kedua bibir saling menyatu dan saling lumat walau ki Sudibyo maih harus mengatur nafas yang tersenggal senggal


Setelah reda Andini memeluk tubuh ki Sudibyo dan menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang mereka, tak lama kemudian tedengar dengkuran lembut dari Andini dan disusul dengkuran keras dari ki Sudibyo


----skip----


Pov: Rangga


Ting … tong …. ting …. tong ….


Bunyi HP Rangga berbuyi terus menerun Rangga terbangun dari tidurnya dan meraih HP nya dan melihat jam pada HP nya menunjukan jam 5 pagi, bergegas Rangga melaukan ritual pagi mengambil air wudhu dan melakukan kuajiban pagi sholat subuh di dalam kamar setelahnya


Rangga keluar menuju mengambil air putih dingin dari dalam kulkas dan meminumnya. melangkah ke halaman belakang melatih pernafasan dan melakukan beberapa jurus silat yang di pelajari dari salah satu perguruan silat yang di ikutinya, 30 menit berlalu Rangga sudah mulai bekerngat dan nyudai latuhan fisik pada pagi hari itu melangkah masuk kedapur memeriksa apa yang bisa di masak untuk sarapan paginya


Mengambil beras dari rice box dan menanaknya di atas rice coker dan membuat secangkir kopi hitam tanpa gula dan membawanya di ruang keluarga dan melangkah masuk kedalam kamarnya mengambil peralatan mandi dan menyiapkan pakaian yang akan di gunakan untuk mengajar hari in dan melakukan ritual mandi dengan air dingin terasa gegar baru saja selesai HP Rangga bordering kencang, Rangga mengambil HP nya dan melihat nama yang tertera pada layar HP Andini KS


Di tekan tombol hijau untuk menerima panggilan itu


“Assallaikum Dini, selamat pagi” kata Rangga


“Wallaikumsalam Rangga, udah bangun ya“ jawab Andin


“Udah tadi jam 5 aku udah bangun kok, hehehe“ kata Rangga


“Udah sarapan belum“ kanya Andini


“Nih udah nanak nasi tinggal goreng telur untuk sarapan” jawab Rangga


“Ya udah nanti naik aja montor Dini tau kan jalannya“ tanya Andini


“Ya tau lah, kan ada GPRS petunjuk jalannya“ jawab Rangga


“Ya udah, Assalamualaikum Rangga ganteng, hix hix hix“ ucap Andini


“Walaikumsalam, cantik” jawab Rangga


Setengah jam kemudian Rangga sudah di jalan menju Sekolahnya dengan petunjuk dari GPRS untuk memandu Rangga sampai di Sekolahnya. jam 6.30 Rangga sudah masuk halaman memarkir montor nya di tempat parkir roda dua, melihat sekelilngnya Rangga belum melihat mobil Andini yang biasanya di parkitan “Andini belun datang ya” Ada perasaan rindu di hatinya ingin segera melihat wajah Andini yang cantik, ngemesin tapi juga tegas berwibawa itu “Eh, perasaan apa ini aku kok jadi gini sih” kata Rangga di dalam hatinya


Dengan langkah mantep menuju ke ruang guru dan di sambut Astrit di depan pintu masuk ruang guru


“Asallamualikum“ ucap Rangga setelah melihat Astrit disitu


“Wallaikumalam“ jawab Astrit, lanjutnya “Eh, lu udah datang ceria bener tu tampang“ ledek Astrit


Rangga hanya tersenym mendengar celotehan Astrit


“Lu, tidur dimana semalam“ kata Astrit


“Tidur di tempatnya bu Andini yang di perumahan itu“ jawab Rangga jujur


“Ei…ei…ye…si jomblo udah dapat debetan nih, dan ngak tanggung tanggung orang nomer satu di sini” kata Astrit meledek


“Husss“ jawab Rangga “Debetan apa ngak berani lah aku, mau di pukulin oleh suaminya“ jawab Rangga asal


“Trit, mana tempat duduk yang masih kosong“ tanya Rangga


“Tu di belakang pojok, tempat duduk pak Anton yang sudah pensiun“ jawab Astri


“Thank Trit“ jawab Rangga dan melangkah menju tempat duduk yang di tunjuk oleh Astrit


Baru saja duduk HP Rangga bergetar


“Assalamualaikum Bu“ kata Rangga sopan


“Walaikunsalam, Rangga, udah sampai ya“ jawab Andini


“Udah bu, baru saja sekarang ada di kantor guru“ kata Rangga


“Rangga kamu kesini sebentar, ada perlu“ kata Andini


“Baik bu“ jawab Rangga


Kemudian Rangga melangkah dan melewati tempat duduk Astrit


“Mau kemana“ tanya Astrit


“Dipanggail bosss“ kata Rangga


“Ceiye ya sana“ jawab Astrit


Beberapa saat kemudian Rangga sudah berada di depan Ruang kepala Sekolah dan mengetuk pintu, terdengar suara


“Masuk“ kemudian Rangga pun membuka pintu Ruang Kepala Sekolah


“Rangga, sini nga duduk sini“ ucap Andini sambil menepuk korsi di sampingnya


Ranggapun melangkah menghampiri Andini dan duduk di sebelahnya


“Ada perlu apa bu“ tanya Rangga


“Ngak ada kok cuma Dini kangen melihat wajah gantengmu“ ucap Andini sambil tersenyum manis membuat hati Rangga berdetak lebih cepat


“Ah, ibu, eh, Dini ada ada saja“ kata Rangga


“Kamu tu ya, orang kangen melihat wajah gantengmu kok” kata Andini “Ngak terbayang kalau semalem wajah mu membayang terus di pelupuk mataku“ lanjut Andini bohong


“Aku ngak salah denger nih, biasanya aku yang ngombalin tapi pagi ini Dini malah yang gombal lin aku“ kata Rangga


Andini malah tertawa lucu dan ngemesin mendengar jawaban Rangga


“Ngak ada Brifing, Dini“ tanya Rangga


“Ada tu, Brifing sama Rangga di sini“ jawab Andini masih terenyum manis sekali


“Oh ia, Rangga dapat salam dari romo, salam kenal” kata Andini kemudian


“Oh ia, salam kenal kembali ya” jawab Rangga


“Mau tanya sesuatu boleh“ kata Rangga


“Boleh kok, mau tanya apa“ tanya Andini


“Begini Dini, ada sesuatu yang menggamjal di piranku, kemarin aku melihat potret keluarga Dini ada suamimu, Dini dan Anakmu, Aku merasa sudah ngak asing lagi dengan wajah suamimu, setelah aku ingat ingat pernah ketemu, tapi kapan, semalam aku menemukan jawabannya, seminggu sebelum aku di wisuda aku bermimpi ketemu seorang kakek memakai beskap putih dan memegang tongkat dari kayu mehampiri aku dan mengatakan 2 kalimat yang sampai saat ini masih ku ingat yang pertama Anakku kamu sudah lulus ujian dan ke dua: Waktumu sudah dekat. Dua kalimat itu sampai sekarang belum juga terpecahkan memang pada kalimat pertama aku sudah lulus menjadi sarjana dan seminggu kemudian aku di wisuda, tapi kalimat yang ke dua aku masih bingung “ kata Rangga


“Lalu apa hubungannya dengan keluarga Dini“ tanya Andini


“Sebentar Dini ceritaku belum selesai, main potong aja“ potog Rangga


“Setelah ku ingat ingat kakek itu sangat mirip dengan suamimu Dini, inilah yang membuat aku tambah binggung, waktumu sudah dekat” lanjut Rangga


“Yah mugkin hanya kebetulan saja orang yang ada dalam mimpimu mirip dengan suamiku atau mungkin ini petunjuk dari yang diatas supaya kamu segera bertemu dengan suamiku“ kata Andini diam sebentar, lalu melanjutkan “Nanti sekitar jam 9 atau 10 an kita sholat dhuha bersama minta petunjuk dari yang di atas ya, semoga apa yang menjadi pertanyaan mu segera mendapat jawaban“ kata Andini kemudian


“Amin, baik lah Dini nanti kita sholat dhuha bersama sama“ jawab Rangga

Bersambung ….
Part 6 Rapat dinas
https://www.semprot.com/threads/kyai-walang-sungsang.1358820/page-16
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd