Kiai Walang Sungsang
Part 6: Rapat Dinas
Pov: Rangga
“Setelah ku ingat ingat kakek itu sangat mirip dengan suamimu Dini, inilah yang membuat aku tambah binggung, waktumu sudah dekat” lanjut Rangga
“Yah mugkin hanya kebetulan saja orang yang ada dalam mimpimu mirip dengan suamiku atau mungkin ini petunjuk dari yang diatas supaya kamu segera bertemu dengan suamiku“ kata Andini diam sebentar, lalu melanjutkan “Nanti sekitar jam 9 atau 10 an kita sholat dhuha bersama minta petunjuk dari yang di atas ya, semoga apa yang menjadi pertanyaan mu segera mendapat jawaban“ kata Andini kemudian
“Ya, baik lah Dini nanti kita sholat dhuha bersama sama“ jawab Rangga
“Oh ya, kamu sudah tau jadwalmu hari ini” kata Andini
“Belun tu, tadi ngak sempat melihat jadwal dan bingung juga sih melihat jadwalnya hehehe “ jawab Rangga
Andini segera meranjak dari tempat duduknya dan menghampiri meja kerjanya memberkan secari kertas dan balpen kepada Rangga
“Rangga pengganti Pak Anton dengan kode D dan Andini mendekte jam jam mengajar Pak Anton ke Rangga dan Rangga mencatat apa yang terucap dari mulut mungil Andini setelah selesai mendikte jadwal pelajaran ke Rangga, Andini kembali duduk disamping Rangga kembali
Rangga menatap Andini dan mata mereka saling bertemu, Rangga menarik kedua tanggan Andini dengan erat dan mengucap “Terima kasih, Dini“ ucap Rangga
“Untuk Apa” jawab Andini
“Ya, untuk segalanya“ kata Rangga, lanjutnya “Dini telah menyiapkan segalanya untuk aku, tempat tinggal yang layak, pakaian kerja, kaos untuk dirumah sampai celana dalan dan singlet belum lagi ada beras, mie instan, telur dan masih banyak lagi, entah kapan aku bisa balas semua kebaikan Dini kepadaku“ kata Rangga, kemudian tangan Andini yang masih dipegangnya di angkatnya dan di ciumnya tangan Andini dengan penuh perasaan, Andini cuma bisa menghela nafas dalam dalam
“Udah lah Rangga gitu aja kok, Dini senang kok bantu Rangga, karena Dini merasa harus membantu Rangga walau Dini sendiri ngak tau alasannya, hanya merasa itu adalah kewajiban Dini untuk memantu Rangga, sungguh dan jujur Dini bahagia bisa membantu Rangga“ kata Andini masih menatap Rangga dengan rasa sayang
Terdengar del berbunyi tiga kali itu tanda untuk memulai pelajaran hari ini
“Rangga pamit dulu Dini, ada jam nih” kata Ranga
“Ya, ngak usah dianter ya, berani sendiri kan” kata Andini
“Berani kok, Assallamualaikum“ pamit Rangga
“Wallaikumsallam“ jawab Andini
----skip----
Pov: Andini
Dra Andini Murtiningsih M.Pd
Sepeninggalan Rangga mengajar Andini duduk sendiri di ruang kepala sekolah di meja kerja mengambil air putih yang tersedia di atas mejanya meneguknya dan mengembalikan gelas tersebut pada tempatnya
Pertemuannya dengan Rangga membuat perubahan dalam diri Andini, sikap suaminya selama ini yang membuat sedikit kesal padahal Andini sudah terbuka kepada suaminya yang sudah cukup tua, kini usianya menginjak 80 tahun dan mengindap penyakit yang berbahaya DM kelebihan kadar gula menyebabkan suaminya harus diet ketat dan banyak larangan makan makin lama badannya habis dan yang lebih lagi ada gejala penyakit jantung tapi masih stadium awal hampir setiap 2 minggu sekali control ke dokter spisialis penyakit dalam tapi tadi malam suaminya terlihat segar bahkan melebihi kesehatan dirinya senduri sunggung suatu ke ajaiban seketika itu tubuhnya menjadi prima, hampir satu setengah jam ki Sudibyo menggauli Andini dengan tempo yang terus terus tanpa henti hanya berheti sebentar untuk menghirup udara dan mulai menggenjot Andini sampai berkali kali Andini mengeluarkan cairan cinta sampai lemes tak bertenaga seakan Andini tidak percaya akan yang baru saja dialami
Tapi ini membuat Andini terpuaskan semenjak dua setengah tahun bahkan lebih tidak pernah tersentuh dan terjamah secara sexual Andini berusaha mati matian untuk menekan segala ranggsanga yang datang dari luar ataupun dari dalam dirinya
Selalu berpikiran positif dalam menghadapi segala tantangan dengan kekuatan yang diberikan oleh ki Sudibyo yang selalu mendorong dalam karir dan profesi, sehingga dalam kurun waktu yang begitu singkat Andini dapat meraih posisi teratas dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan sebuah SMA tingkat kabupaten setelah Andini berhasil meraih predikat guru teladan tingkat Propinsi pada ranking pertama dan tingkat nasional pada rangking ke tiga dan mendapat hadiah sebagai kepala sekolah SMA negeri di kabupaten ini
Itu terjadi pada dua tahun yang lalu sempat juga menyambut HUT negeri ini di halaman istana Negara dan bertemu dengan orang nomor satu di negeri ini betapa haru akan ketulusan dorongan sang suami ki Sudibyo dan kesibukan dalam mengelola sekolah menyita banyak waktu di luar rumah banyak juga orang orang di sekitarku menyatakan sayang dan cintanya di antaranya kakandep Pendidikan sediri juga menyatakan cintanya dam akan mmwmpersunting dirinya tapi Andini selalu nenolak dengan cara yang halus karena stasus nya sebagai istri ki Sudibyo
Kalau dingat ingat sangat lucu dan tak masuk akal ketika ki Sudibyo melamarku dia berstatus duda yang di tingga mati oleh istrinya bahkan ki Sudibyo sendiri punya 2 orang anak yang lebih tua dari Andini. Anak pertamanya kini berusia 50 tahunan dia sudah punya 2 orang cucu dari ke 5 cucu nya, seorang laki laki yang kini berpropisi sebagai pengacara di Jakarta bernama Dimas Saputra. SH, M.Hum. Dan anak ke duanya seorang wanita bernama Dinda Ayu Ningtyas seorang penata kecantikan terkenal di kota Propinsi usianya juga lebih tua 15 tahun di atas Andini
Kembali kehidupan Andini saat ini, ki Sudibyo yang punya penyakit DM dan komplikasi jantung hidupnya sangat menderita setiap hari selalu menyendiri di kamar bermeditasi dan hanya ki Sudibyo tidak pernah melupakan kewajiban memberi nafkah lahiriah ke pada Andini dan anak semata wayang Bagas.
Ki Sudibyo terlalu sayang kepada keluarganya apapun yang di minta oleh sang putra Bagas selalu di iakan setelah selesai melakukan semajam kewjiban maksudnya memberi motifasi dalam belajar dan bergaul, Bagas sendiri mempunyai hobby yang sama dengan ki Sudibyo sama sama suka pedalangan menainkan anak anak wajang dan ketika Bagas duduk dikelas 5 SD pernah menjadi Juara Dalang cilik se Kabupaten dan sang ayah ki Sudibyo sangat bangga akan prestasi yang dibuat oleh Bagas anak semata wayang mereka
Dalam setiap kesibukan Andini selalu menceritakan peristiwa dengan detil kepada suaminya ketika kegalauan Andini mencari guru pengganti bidang studi matematika karena di tinggal pensiun oleh pak Anton yang memasuki masa purna tugas dan tidak sangup lagi untuk di mundur dengan alasan sudah terlalu lama meninggalkan keluarganya di luar kabupaten yang berjarak ratusan km dari kabupaten ini.
Ki Sudibyo hanya menyaran kan kesabaran bahwa guru pengganti pak Anton segera datang tunggulah beberapa minggu ke depan itulah kata kata ki Sudibyo pada Andini awal bulan ketika melepas kepergian pak Anton karena purna tugas
Benar tepat 2 minggu setelah hari pelepasan pak Anton, datang menghadap Rangga sebagai pengganti pak Anton dan Andini berhasil membuat Rangga tak berkutik langsung menerima tugas pada hari itu juga, Andini merasa puas dan hatinya selalu bergetar dan ingin selalu berdekatan dengan Rangga, hai perasaan apa ini? pikir Andini
Setelah tadi malam Andini menceritakan semua peristiwa pertemuannya dengan Rangga ke suaminya ki Sudibyo malah ki Sudibyo memintanya segera mempertemukan dengan Rangga, tidak ada kata cemburu dan gelisah si hati ki Sudibyo justru kebahagiaan dan syukur dari ki Sudibyo malah mengatakan berulang ulang bahwa waktnya sidah tiba, apa coba maksudnya?
Yang lebih mengesankan Andini kekuatan ki Sudibyo dalam melakukan hubunga suami istri membuat Andini terpuaskan sudah lehih dari dua setengah tahun Andini tidak pernah mendapat nafkah batin dari suaminya ki Sudibyo malah tadi malam ki Sudibyo menunjukan keperkasaannya dalam mengauli Andini sampai entah berapa kali Andini orgasme boleh dikatakan sepanjang pertetubuhan merekan Andini memperoleh orgamus yang panjang dan belum pernah Andini merasakan yang seperti ini, dalam waktu hampir satu setengah jam bahkan Andini merasa kawatir kalau kalau ki Sudibyo akan pingsan atau yang jadi pikirannya bercabang cabang merasakan orgamus yang berkepanjangan dengan merasa kawatir akan kesehatannya tapi kekewatirannya tidak beralasan
Tadi pagi setelah pergumulan yang panjang Andini merasa suaminya ki Sudibyo terlihat gagah dan berwibawa sempat juga ki Sudibyo berolah raga ringan di dalam rumah, tapi perasaan Andini masih tertuju pada Rangga yang kini menjadi pusat perhatiannya
Andini dalam suatu delema tetap menyayangi Rangga atau meninggalkannya tapi agaknya suaminya ki Sudibyo akan mengikaskannya terbukti tadi pagi dia mengatakan ikuti saja apa kata hatimu, seakan suaminya ki Sudibyo tau apa yang menjadi pemikiranya kali ini
Pandangan sayang Rangga ke Andini membuat perasaan nya menjadi luluh dan merasa inlah cinta sejatinya walau belum sempat di utarakan masih banyak yang harus dipikirkan ke depannya
Andini mau perasaan cinta ini mengalir begitu saja dan satu hal ingin mendengarkan dulu pendapat dari anaknya Bagas tentunya kebahagiaan Andini juga akan menyangkut kebahagian anaknya untuk apa kalau Andini bahagia anaknya justru menderita karena ulah mamanya, itu yang tidak di inginkan oleh Andini lamunan Andini berakhir karena mendapat tilp dari dinas yang mengatakan nanti jam 10.30 ada rapat tentang Ujian Nasional dan tahap tahapannya
Setelah menerima telpun dari Kandep Andini meninggalkan ruangan kepala sekolah seperti biasanya Andini keliling memantau keadaan sekolah dan menyapa beberapa karyawan yang sedang bertugas membersihkan halaman dan semua koridor di sekolah, Andini melewati tempat Rangga baru mengajar dan berhenti di depan pintu sebentar mendengar Rangga megajar kelihatan kelas ramai tapi aman terkendali banyak pertanyaan dari siswa yang diajukan tapi oleh Rangga di lempar kembali ke siswa kalau ngak ada sisiwa yang berhasil menjawab pertanyaan itu baru Rangga menjawab nya sendiri. Karena hanya materi pengulangan baik pelajaran dari kelas X sampai XII di kuasai oleh Rangga.
Kemudian Andini meninggalkan kelas nya Rangga menyusuri korodor menuju kelas XI yang berada di tingakt dua sambil memerisa situasi dan kebershan lingkungan tak terasa bel ganti pelajaran terdengar lalu Andini bergegas kembali ke Ruang Kepala sekolah Andini teringat akan janji dengan Rangga untuk melakukan sholat dukha bersama baru aja masuk ke Ruang Kepala Selolah di lihatnya Rangga sudah menanti di koridor depan ruangannya
“Udah lama“ tanya Andini
“Belum bu, saya tau kalau ibu baru aja keliling jadi saya tunggu disini“ jawab Rangga
“Tunggu ya, saya ambil mukena dulu“ kata Andini
“Baik bu“ jawab Rangga sopan
Andini masuk ruang kepala sekolah mengambil mukena dan keluar lagi menghampiri Rangga dan mereka berdua menuju moshola di Sekolah tesebut
Andini dan Rangga segera mengambil air wudhu dan masuk ke mushola secara bersama sama Andini tahu ada beberapa guru yang ada di dekat mushola memperhatikan gerak gerik Andini dan Rangga. Andini hanya tersenyum sambil mengagukkan kepalanya di ikuti oleh Rangga melakukan hal yang sama
Setelah melakukan sholat dukha mereka memmanjatkan doa di dalam hati
Rangga:
Ya Allah, hamba tau ini salah, hamba mohon pencerahan bila Andini memang di takdirkan untukku berikah jalan yang lapang tetapi kalau bukan jodohku berilah juga aku kekuatan untuk menerima kenyataan ini
Andini :
Ya Allah …. hamba mohon berilah hamba jawaban atas kerisauan hati ini, memamg suamiku yang sekarang hamba masih mencitai dan merasakan cinta yang tulus, tetapi hamba ngak bisa juga melupakan Rangga rasa nyaman bersamanya persis rasa nyaman bila berada di samping suamiku, hamba mohon pencerahan Ya Allah
Setelah selesai melakukan solat dukha bersama mereka berdua meninggalkan musohola dan kembali ke ruang kepala sekolah dalam perjalanan itu Andini mulai bicara dengan Rangga
“Oh ia Rangga, hampir lupa“ kata Andini
“Ada apa bu“ jawab Rangga
“Nanti jam 10.30 saya ada rapat di dinas soal Ujian Nasional, biasanya lama, kalau saya belum pulang langgsung aja pulang kerumah soalnya Bagas anakku mau belajar matematika dan fisika setelah kemarin saya tawari supaya les prifat ke Rangga dan Bagas setuju, mangkanya dia dari sekolah langsung akan menuju ke rumah yang di perumahan untuk belajar Matematika dan fisika terserah Rangga mau langsung memberi prifat atau mau berkenalan dulu“ kata Andini
“Ya bu, nanti lihat kondisi dulu tapi saya kira saya akan berkenalan dulu biar lebih akrap soalnya keakrapan murid dan guru yang terjalin akan banyak mempengarui hasil belajar nya bagi siswa rasa nyaman, santai akan berpengaruh bagi hasil belajar” jawab Rangga
Setelah perjalanan mereka sampai di depan ruang KS Rangga berpamitan untuk kembali ke kantor
“Sudah bu, saya kembali ke ruang guru“ kata Rangga
“Ngak kamu temani aku disini aja sampai jam istirahat, kamu boleh ke kelas setelah pelajaran ke 4 langsung mengajar“ kata Andini dengan manja sambil menarik lengan Rangga masuk ke ruang KS dan Rangga ngak bisa berbuat banyak
Setelah masuk Andini dan Rangga duduk berhadapan Andini duduk di kursi KS dan Rangga duduk di depan nya
“Sebetulnya Dini ingin mengenal Rangga lebih dekat lagi soalnya Dini sangat nyaman berada di samping Rangga rasa nyaman itu persis ketika Dini berdekatan dengan suami Dini“ kata Andini
“Ya Dini, Rangga pun merasa hal yang sama walau mungkin terlalu cepat tapi Rangga ngak bisa berbohong kepada diri Rangga sendiri rasa nyaman seperti Rangga berdekatan dengan keluarga sendiri Rangga sepertinya sudah mengenal Dini lama banget“ kata Rangga
Banyak cerita Andini maupun Rangga termasuk kebiasaan kebiasaan mereka. Andini juga bercerita tentang keluarganya anak anak dari suaminya dan tentang suaminya. Ranggapun banyak ceruta tentang keluarganya terutama tentang ibunya dan ayah nya juga tentang kedua adik adiknya kesulitan dalam mengelola keuangan keluarga sehingga menempa Rangga menjadi seperti ini.
Jam istirahat ke telah usai Ranggapun harus mengajar di kelas arena Rangga masih punya jam mengajar.
Setelah Rangga meninggalkan Andini segera bersiap untuk rapat di Dinas dan sempat mengirin WA ke Rangga bahwa Andini berangkat dulu mungkin rapatnya sampai sore jadi Rangga ngak usah menunggu Andini dan Rangga membalas WA nya denga bilang ya dan hati hati di jalan
Pov orang ketiga
Semenjak kehadiran Rangga sebagai guru yang menggantikan pak Anton yang memasuki purna tugas di SMA yang Andini pimpin menjadi heboh banyak desas desus yang mengarah kearah perselingkuhan antara kepala sekolah dengan guru yang baru datang berita itu sangat keras sekali sebab kemesraan yang di tunjukan mereka berdua walaupun mereka sudah menjaga jarak ketika keberadaan di luar kantor kepala sekolah
Ketika istirahat ke dua dengan waktu yang cukup panjang banyak guru guru yang istirahat bahkan sengaja mereka tidak istirahat hanya duduk duduk di ruang guru sambil berbicara berbisik bisik di antara mereka
Ketika Rangga masuk ke ruang guru baik guru guru wanita dan laki laki saling lirik lirik ke Rangga sambil tersenyum sinis tapi Rangga acuh seakan tidak mengetahui kelakuan mereka seakan Rangga acuh dengan keadaan ini
Rangga duduk di bangku bekas tempat duduk pak Anton dan Astrit teman paling dekat dengan Rangga datang menghampiri Rangga sambil menepuk punggung Rangga sambil berceloteh
“Wah Pak Rangga kok diem aja sih“ kata Astrit, kemudian ada beberapa guru menghampiri dan duduk disekitar Rangga
“Wah pak Rangga berhasil nih menundukan si tanggan besi“ kata bu Ning
“Apa sih bu, siapa si tangan besi itu“ tanya Rangga
“Mangkanya jangan sering sering ke kantor KS dong, duduk disini ngobrol dengan guru“ jawab bu Darsi yang duduknya di sebelah Astrit
“Wah iaya, he he he“ jawab Rangga dengan nyengir
“ Aku minta maaf ya, soalnya kemarin itu aku di tawari tempat tingga sementara dari bu Andini untuk menempati rumah kosong mereka yang di perumahan itu“ jelas Rangga, lanjutnya “Kan kemarin rencana hanya untuk tatap muka dulu baru hari Senin depan akan aktif, kemudian sorenya pulang tapi bu Andini bersikeras supaya aku menjalankan tugas langsung tapi berbagai alasan sudah aku kemukakan terutama tempat tinggal, lalu bu Andini menawarkan rumahnya untuk tempat ngga sementara, dan aku ngak bisa berbuat banyak selain menyetujui usul bu Andini”
“Wah pak Rangga kena butunya nih“ jawab Astrit, lanjutnya “Mana keakhlihanmu bernego siaasi hahaha“
“Bu Astrit tu, aku ngak bisa berkutik deh lawan bu Andini“ kata Rangga sambil mengangkat bahunya
“Soalnya bu Andini cantik ya Rangga bikin lho klepek klepek ya“ kata Astrit kemudian
“Ngak juga ya, memang alasku itu ngak mempan dan di kalahkan dengan skala preoritas yang di kemukaan bu Andini sangat membutuhkan guru Matematika pengganti pak Anton“ jelas Rangga
“Tapi ada baiknya juga lho“ kata pak Heru, lanjutnya “Si tanggan besi jadi meleleh“
Kemudian pak Heru banyak cerita sebelumnya Rangga datang menghadap bu Andini terkenal sangat saklek dan di siplin mati jarang deh kumpul kumpul dengan guru guru sukanya di kantor KS saja kalau di ruang guru hanya sedikit bicara dan yang bisa ngemong dengan bu Andini hanya pak Pujo. memang si orangnya bekerja keras itu mungkin yang mengankat beliau menjadi kepala sekolah dalam usia yang relative muda dan pestasi sebagai juara guru teladan tingkat propinsi ini membuat semua guru guru tunduk pada nya
“Banyak perubahan dari diri bu Andini sih tadi pagi sempat guru guru di buat bingun karena keramahan yang terpancar dari wajah bu Andini murah senyum dan lebih mengherankan bu Andini melakukan sholat waktu jam sekolah ini diluar kebiasaan beliau mudah mudahan dengan ke datangan pak Rangga membawa perubahan kearah lebih bagus lagi untuk sekolah ini dan si tangan besi bisa mencair” ujar pak Heru
Setelah bel berbunyi dan hampir sebagia besar guru guru meninggalkan ruang guru menuju ke kelas masing masing tinggal beberapa guru yang masih tinggal di kantor guru. Rangga sempat ngobrol denga pak Pujo selaku waka sek dan Rangga mendapat banyak masukan tentang bu Andini kalau menurut pak Pujo sikap bu Andini yang demikian itu berasal dari rumah mengingat suami bu Andini sudah sepuh sekali dan perbedaan usia yang sangat fantastis 48 tahun bu Andini banyak ngemong seperti layaknya ngemong bocah jadi sikap semacam itu yang timbul di sekolah dan banyak guru guru yang maklun akan hal itu
Dari pak Pujo Rangga juga mendengar kalu Andini sudah pisah ranjang dengan suaminya dengan alasan ngak jelas itu kalau menurut Andini pisah ranjang nya Andini dengan suaminya karena suaminya sangat sayang dengan Andini aneh memang suami pisah ranjang karena suaminya telalu sayang
Semua data tentang Andini yang di dapat dari teman teman guru dari waka sek dan dari Andini sendiri banyak pertanyaan yang tak mudah di jawab banyak keanehan dari cerita itu semua data sudah terekam dalam ingatan Rangga
Rangga pun pamit ke Wakasek untuk pulang hendak berbenah di rumah Andini karena rasanya tidak enak menempati fasilitas rumah Andini tanpa berbuat sesuatu untuk ikut membersihan rumah tersebut karena Rangga sudah tidak ada pekerjaan yang harus diselesaukan di sekolah ini
“Maaf pak Pujo, boleh saya minta ijin dulu sebelum usai pelajaran “ kata Rangga
“Bolek kok, ada keperluan ya, udah ngak ada jam ya“ jawab pak Pujo
“Iya pak, kan saya kali ini menempati rumah bu Andini yang di perumahan itu rasanya kok ngak enak aja kalau saya tidak bantu bantu minimal membersihkan rumah dan menjaga rumah tersebut ya pak saya sudah ngak ada jam“ jawab Rangga
Selelah jabat tanggan dengan pak Pujo Rangga bersiap untuk pulang ke rumah Andini sambil menanti putra Andini yang kabarnya akan mampir ke rumah itu, dengan yang ditempatinya.
Bersambung
Part 7