Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Ok ... abdetnya

setubuhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh....................lanjut aja hu

Makasih updated nya suhu @Roo238 ..
Dengan senang hati huu.. mau bingiiiitt. Klo double update.. :Peace:;)
Lanjuuut huuu...

Selalu menunggu kelanjutan kisah ini


Semangat
Setujuuuuuu

Makasih suhu sudah menati ....
Lanjut ya ....
Tar malam paling lambat besoj pagi ya ....
 
Kiai Walang Sungsang

Part 19: Persiapan Akhir



Dra. Andini Murtiningsih, M.Pd



Rangga Adipati, S.Pd


Pov : Andini

“ Ya, ya wis kesewen (kelamaan)“ jawab ki Sudibyo

“Gini romo bolehkah Dini nanti tidur bersama kangmas Rangga” kata Andini agak ketakutan

“Oh, itu to, boleh kok kan nak Rangga sudah menjadi tunaganmu juga, asal ngak keblabassan saja“ kata ki Sudibyo

“Serius romo“ kata Andini

Ki Sudibyo tidak menjawab pertanyaan Andini tapi hanya menganggukkan kepalanya tanda persetujuan nya walaupun bagai mana ki Sudibyo masih menjadi Suami resmi pada saat ini

“Terma kasih romo“ kata Andini sambil mencium tangan suaminya ki Sudibyo

“Sudah sana tengok tunagnanmu udah selesai mengajar anakmu apa belum kalau sudah selesai suruh kesini romo mau ngomong tentang persiapan ritual besok lusa“ perintah ki Sudibyo ke Andini

“Siap“ balas Andini sambil tersenyum manis

Andini segera berdiri dari tempat duduknya dan melangkah ke kamar anaknya Bagas, setelah membuka pintu langsung bertanya

“Bagaimana sayang udah selesai belum“ kata Andini

“Sudah ma, nih baru main game dengan kak Rangga, hehehe“ jawab Bagas

“Mas kalau udah selesai di tungga romo di bawah tu“ kata Andini ke Rangga

Rangga berdiri dari duduknya

“Dik Bagas bisa matiin laptopnya kan“ kata Ranga ke Bagas

“Bisa dong kak, wong disekolah Bagas juga ada pelajaran computer“ kata Bagas

“Ya udah kakak tinggal ya“ kata Rangga sambil mencium kepala Bagas

“Terima kasih kak“ ucap Bagas tanpa beranjak dari tempat duduknya

“Mama tinggal dulu ya Sayang, jangan lupa kalau mau tidur dimatiin laptopnya dan ganti lampu dengan lampu tidur ya“ kata Andini sambil mencium kepala Bagas anak semata wayannya

“Siiiipp“ kata Bagas sambil mengangkat jempol tangan kanan ke atas

“Yok Diajeng“ kata Rangga setelah sampai pintu keluar kamar Bagas sambil menggandeng tangan Andin mesra

Andini menganggukkan kepalanya dan menyambut ajakan gandengan Rangga dan mereka berdua melangkah menuruni anak tangga menuju lantai dasar.

“Selamat malam romo“ ucap Rangga

“Eh, salamat malam juga“ jawab ki Sudibyo tersenyum melihat Rangga dan Andini melangkah menuju ke arahnya sambil bergandengan tangan, lanjutnya“ Duduk nak Rangga dan Dini juga“

“Terima kasih romo“ kata Rangga kemudian duduk di hadapan ki Sudibyo dan Andini duduk disamping Rangga

“Begini nak Rangga, ini hanya pemantapan persiapan nak Rangga untuk melakukan Ritual, ritual dimulai hari Selasa malam atau Kamis pagi dengan melalukan mandi kembang tepat jam 00.00 dan setelah itu berlnjut dan berakir hari Sabtu malan atau Minggu pagi jam 24.00 jadi 3 hari 3 malam di ruang meditasi dari rabu malam jadi nak Rangga masih boleh makan sembarang, tapi setelah jam 00.00 nak Rangga tidak boleh makan sembarangan hanya boleh minum air putih sampai ritual selesai dan pada hari pertama nak Rangga hanya boleh makan paling banyak 3 kepel (genggam) nasi putih tanpa garam boleh di makan sekaligus atau pagi 1 siang 1 dan malan1 itu terserah nak Rangga, nanti biar Dini menyiapkan nasi tiga kepel pada hari kamis pagi sebelum berangkat kerja,dan hari kedua Dini menyiapkan nasi 2 kepel boleh di makan pagi, siang atau malan itu terserah nak Rangga dan hari ketiga Dini akan menyiapkan 1 kepel nasih putih boleh dimakan pagi atau siang atau malam, jelas nak Rangga” kata ki Sudibyo

“Jelas romo“ kata Rangga

“Yang kedua selama masa ritual sebaiknya meditasi mengosongkan pikir, menekan nafsu supaya tidak mengganggu jalannya ritual, dan yang ketiga selama ritual pasti akan mendapat cobaan baik cobaan bersifat kasar maupun halus” kata ki Sudubyo

“Contohnya romo“ kata Rangga

“Godaan kasar bisa berupa mo limo dan itu mudah diatasi ada lagi godaan halus goda wanita cantik, goda kejatuhan harta yang melimpah dan mungkin juga kedudukan yang tinggi tapi semua itu tidak nyata hanya sebatas godaan yang terakhir godaan dari diri sendir mungkin karena ego yang tinggi atau bisa keinginan yang belum terlaksana karena gejolak nya nafsu manusia semata perlu diketahui bahwa nafsu manusia ada 4 dan perangkat pengendalian diri, nanti ada buku panduannya di tulis oleh pemegang kyai Walang Sungsang yang ketiga, dalam bahasa jawa dan tulisan jawa tapi sudah saya tulis ulang dalam bahasa jawa tapi tulisan latin soalnya anak sekarang jarang bisa dan lancar membaca tulisan jawa” kata ki Sudibyo

“Saya mengerti romo” kata Rangga

“ Besok siang selepas isa buku itu baru saya serahkan ke nak Rangga dan beberapa buku yang kesemuanya ada tiga buku tapi yang terpenting buku yang akan saya serahkan besok sebagai panduan melaksanakan ritual ini“ kata ki Sudibyo, lanjutnya “Ada pertanyaan lagi”

“Tidak ada romo, terima kasih atas penjelasannya“ kata Rangga

“Kalau tidak ada pertanyaan lagi, romo mau pamit untuk istirahat“ kata ki Sudubyo

“Silahkan romo” kata Rangga

“Sebentar ya mas, Dini tak mempersiapkan tempat untuk romo istirahat“ kata Andini

Aku meninggalkan kangmas Rangga di ruang keluarga dan aku ikut masuk ke kamar romo untuk menyiapkan segala sesuatunya dengan cepat Aku membawa baskom isi air hangat untuk cuci muka dan cuci kaki dantangan romo dan menyiapkan air putuh hangat untuk romo jika malam ingin minum

“Sudah romo, udah Dini siapkan semuanya” kata ku

“Terima kasih Dini” kata ki Sudibyo

Rini mendekat ki Sudibyo dan mencium biku biku tangannya dan di balas dengan ciuman di kening Andini

“Terima kasih romo, selamat beristirahat” kataku dan melangkah meninggalkan romo di dalam kamar sendiri

Lina belas menit kemudian Andini keluar dari dalam kamar romo dan duduk di ruang keluarga menemani Rangga

“Mau minum apa, kangmas“ kata Andini

“Teh hangat tanpa gula ya, jeng” kata Rangga

“Pakai es” tanya Andini

“Ngak usah jeng, kalau udah duduk sini ya, mas masih mau memandang wajah diajeng yang cantik ini, he he he“ kata Rangga sambil tertawa

“Wah, gombal“ jawab Andini sambil melangkah ke dapur

Lima menit kemudian Andini kembali ke ruang keluarga sambil membawa secangkir teh dan di letekan di meja dekat Rangga duduk

“Sini duduk dulu disini “kata Rangga sambil menarik tangan Andini dan Andini jatuh tepat duduk atas pangkuan Rangga

“Sayang” kata Rangga sambil membelai Rambut Andini yang terurai sampai sebahu

“Nanti mas tidur di kamar Dini ya“ kata Andini

“Ogah ah, tar kalau ada setan lewat gimana“ tanya Rangga

“Setannya tu takut sama kagmas, parcaya deh dan tadi udah ijin ke romo juga boleh“ kata Andini sambil tersenyum penuh harap

“Tapi bobok aja ya” kata Rangga

“Tapi sambil di keloni dan di peluk peluk gitu“ kata Andini

“ihh, manja amat sih cais“ kata Rangga

“kok cais to“ kata Andini

“Calon istri gitu lho“ kata Rangga

“Yayaya, Cais kapan lagi bisa manja manja terus gini “ jawab Andini

“Ya sayang“ kata Rangga, sambil memegang kepala Andini sebatas leher dan mengarahkan bibirnya menempel di bibir Andini dan menerima ciuman Rangga dengam mata terpejam menikmati sentuhan bibir Ranga ke bibirnya, lama lama bukan lagi sentuhan tapi menjadi lumatan dan lidah lidah mereka aling bertemu dalam isapan isapan yang erotis

“Udah sayang kita bobok yuk“ rayuk Andini

“Mas mau bersih bersih dulu di kamar mandi“ kata Rangga

“Berih bersih aja di kamar mandi Dini tu udah disiapin juga sikat giginya juga“ kata Andini

“Siiiip, diajeng paling oke, he he he” kata Rangga sambil menggandeng tangan Andini masuk ke kamar nya Rangga segera masuk kamar mandi cuci muka dan gosok gigi dan keluar dari kamar mandi melihat Andini duduk di depan kaca rias untuk membersihkan muka dengan pembersih dan pelembab dan mengikat rambutnya ke atas sehingga memamerkan leher jenjang Andini

Rangga melangkah ke tempat tidur Andini duduk sambil memperhatikan Andini bersih bersih muka sampai leher

“Kangmas“ panggail Andini manja

“Apa sayang“ jawab Ranga

“Kok kayak gitu banget sih lihat Dini bersih bersih muka, apa ngak pernah lihat wanita bersih bersih gini“ tanya Andini

“Pernah kok ibu dan adik adik ku juga cewek cewek kok, tapi ini lain ini kan cewek yang special banget jadi lihatnya ya harus special gitu“ jawab Rangga

“Kangmas jahat, udah ah Dini mau gosok gigi dulu“ ucap Andini sambil melangkah masuk kamar mandi

Rangga mulai berbaring di tempat tidur Andini yang bersih dan harum, dengan kedua tangan di atas kepala berusaha memejamkan matanya Andini masuk kamar lagi melihat Rangga sudah tidur membangunkan Rangga“ Kangmas, katanya mau ngelonin Dini“ tanya Andini

“Sini Dini“ kata Rangga sambil menggeser tubuhmya lebih ketengah tempat tidur, Andini merebahkan tubuhnya menghadap Rangga dan mencium pipi Rangga sambil tangan nya melingkar ke tubuh Rangga

Rangga memposisikan tubuh nya miring sehingga wajah mereka saling berhadap hadapan tanggan Rangga mengusap pipi Andini dan tangan Andini juga mengusap pipi Rangga mereka saling mengusap dan pandangan mata mereka tak mau lepas satu sama lainnya

“Cantik“ guman Rangga

“Ganteng“ guman Andini

Lama lama wajah mereka saling mendekat dan bibir mereka saling menenpel dan kecup demi kecup pun terdengan diantara bibir mereka. makin lama makin seru dan lama bergantian usapan bibir digantikan dengan usapan tanggan masing masing tanggan Rangga sudah mulai menyentuh payudara Andini yang sedikit membesar tanpa balutan bra kedua putting nya tecetak jelas masih dibalut baju yang longgar tapi tertarik kebelakang karena tubuh Andini condog ke muka.

Didorangnya tubuh Andini sehingga menghadap ke atas dan Rangga lebih leluasa mencium bibir Andini dengan lebih ganas lagi, kedua tangannya lebih bisa beraksi di setiap lekuk tubuh Andini, mulai terdengar desahan desahan yang keluar dari mulut Andini dan ini membuat Rangga semakin semangat dalam menyentuh tubuh Andini

Ciuman Rangga mulai bergeser kearah telinga Andini yang Rangga yakini merupakan salah satu titik rangsang yang sensitive dipermaikan kelinga Andini den gan lidahnya dan dipermainkan anting Andini dengan mulutnya dan Andinipun mulai mendesah lirih, penuh gairah. Rangga mulai menurunkan bibirnya menyapu lembut leher Andini di bawah telingan memberi gigitan kecil tapi bukan cupangan, sekujur badan Andini mulai bereaksi menggeliat liat seperti cacing kepanasan dan tangan Andini pun mulai mengusap penis Rangga di luar sarung yang dipakainya

Ditaiknya sarung Rangga dan di dorong ke bawah dengan ke dua kaki Andini dan usaha itu membawa hasil bagian bawah Rangga hanya tertutup cd hitam Ranggapun mulai memasukan tangannya nenyusup dan bergerilya ke daerah payudara Andini sampai mencapai puncak bukit terindah dan di tancapkannya bendera merah putih disana dengan ke dua jari memutar mutar putting Andini yang mulai mengeras, terasa leguan Andini semakin mengeras dan mertambah gemuk payudara Andini seakan gunung berapi yang siap meletus

Rangga segera melepas t-stert yang di pakai Andini dan bibir Rangga sudah siap dengan serbuan yang mematikan langsung pusat pertahanan Andini dan Andini menyerah merasakan sensasi ini di pegangnya kepala Rangga yang masih di dadanya di tekannya ke dadanya seakan tak mau melepaskan lagi hanya dia yang punya sampai Rangga mau kehabisan nafas Rangga berhasil lepas dari dekapan tangan Andini dengan nafas yang sangat memburu karena keabisan oksigen Andini baru sadar kalau dekapannya terlalu keras dan membuat Rangga kehabisan nafas

“Maaf “ ujar Andini dengan mata yang sayu ketika melihat Rangga terengah engah dan segera Andini menarik wajah Rangga di dekatkan dengan wajahnya dan sekilas bereka berciunan

“Maaf ya kangmas, tadi enak banget sih Dini seperti melayang dan terbang hanya rasa tentram dan bahagia yang Dini rasakan saat itu, sungguh kangmas sampai kangmas kehabisan nafas, maaf ya“ rengek Andini merasa dirinya sangat bersalah

“Ya ngak papa diajeng, mas juga senang kalau diajeng senang, buat kangmas diajeng adalah segalanya saat ini preoritas utama dan pertama adalah kebahagian Dini dan dapat memulihkan kepercayaan diri dan keceriaan yang seakan hilang dari awal pertemuan kita dan kini berangsur anggur membaik, mau lagi“ kata Rangga

“Ngak maauuu, nanti kangmas kehabisan nafas dan Andini ngak mau jauh hauh dari kamas saat ini“ kata Andini

“Kangmas sudah siap untuk ritual mulai besok malam“ kata Andini mengalihkan totik pembicaraan

“Siap Diajeng, baik mental dan fisik sudah dipersiapkan hanya yang kangmas minta diajeng juga ikut berdoa supaya kang mas berhasil sebab keberhasilan kangmas juga keberhasilan diajeng juga kebahagiaan kangmas juga kebahagiaan diajeng sebab Rangga dan Andini adalah satu bukan dua lagi, dan bersatunya Rangga dan Andini akan membawa banyak pengaruh dalam kehidupan kita” kata Rangga

Andini meneteskan Air mata karena haru atas semangat Rangga saat ini lalu di dekapnya Rangga yang duduk disamping Andini menyadarkan kelapanya di dada bidang Rangga, Rangga hanya mampu membelai kepala Andini denga penuh kasih sayang

Rangga merebahkan diri di tempat tidur dan menarik Andini supaya tidur di sampingnya

“Tidur diajeng, besok berengkat pagi kan“ kata Rangga

Andini cuma menggukan kepalanya dan memposisikan diri membelakangi Rangga takut kalau tetap berhadapan ngak bisa tidur inginnya bercumbu terus

“Selamat tidur,diajeng“ bisik Rangga di telinga Andini sambil ke dua tanggan Rangga mendekap tubuh Andini dari belakang

“Selamat tidur juga kangmas”kata Andini sambil kepalanya menoleh ke belakang tatapan mata saling bertem dan sebuah kecupan di bibir Andini sebelum memejamkan mata

Tak lama kemudian kedua insan itu sudah tertidur pulas setelah Rangga menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka yang setenga telanjang

Bersambung

Part 20
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd