Kyai Walang Sungsang
Part 33: Kebimbangan Astrit
Dra. Andini Murtiningsih, M.Pd
Astrit Maharani, A.Pd
Kartika Arumsari
Rangga Dipati, S.pd
Pov : Ki Sudubyo
Setelah itu di lanjutkan dengan cerita nostalgia antara pak Sosro dengan ki Sudibyo mereka kelihatannya sangat akrap dan satu dengan yang lain menpunyai kenang kenagan yang indah dikala mudanya ki Sudibto adalah adik kelas di SR Kepatihan 1 (sekarang SD) di kota Surakarta setelah di SMP mereka berpisah dan Pak Sosro masuk SMP Kesatrian dan ki Sudibyo masuk di SMP Warga dan mereka ketemu lagi setelah ki Sudibyo sudah menjadi dalang yang di tanggap oleh Kasunanan Solo disitulah mereka bertemu dan kegemaran mereka sama ialah mengumpulkan batu aji sehingga kini tapi ki Sudibyo sedah meninggalkan kegemaran itu setelah banyak tanggapan untuk ndalang kemudian menjadi besar sedang Pak Sosro tetap menjadi tuan tanah dari tanah yang di hibahkan oleh kasunanan untuk di kelola nya sampai saat ini dan akhirnya mereka berpisah dan berjanji akan selalu menanti aksi dari kyai Walang Sungsang sendiri untuk cucu kesayangannya Arum
Pov : Andini
Siang itu setelah bubaran sekolah Ranggam, Andini dan Astrit sudah siap tinggal menunggu Arum dam temannya mereka tunggu di depan ruang KS dan montor Astrit juga sudah di parkir di halaman depan sekolah.
âMaaf menunggu lamaâ kata Arum
âNgak papa Arum, ini temanmu yaâ kata Andini
âYa bu, ini Laras teman sekelas dan kebetulan rumah kami saling berhadap hadapan buâ kata Arum
Laras langsung menyalimi tangan Andini, Astrit dan Rangga bergantian
âNgak usah malu, mbak Larasâ kata Andini, lanjutnya âAyo Arum, Laras masuk ke mobilâ dan mereka berlima meninggalkan ruang KS dan Andini, Arum dan Laras menuju ke mobil Rangga dan Rangga membukaan pintu samping depan untuk Andini dan tengah untuk Arum dan Laras sedang dia sendiri bergegas membuka pintu pengemudi setelah semua siap Rangga membunyikan klak son untuk memberi tanda ke Astrit supaya jalan terlebih dahulu
Sesampainya di rumah Astrit di sambut oleh bapak dan ibunya setelah mereka sampai Andini dan Rangga turun dari mobil menyapa ayah dan ibunya Astrit
âAssalamualaikum pak buâ kata Andini dan Rangga hampir bersamaan
âWallaikumsalam nakâ jawab Bapak dan ibu Kromo
âIni pasti nak Rangga kanâ kata bu Kromo
âLho kok ibu tau sihâ kata Rangga
âTau lah, kan temannya Astrit dan ketika wisuda memberi seikat bunga mawar merah kanâ kata bu Kromo
âBetul bu, saya Rangga dan ini istri saya Andiniâ kata Rangga
âOh ini nak Andini kepala sekolahnya Astrit yaâ kata bu Kromo
âBetul bu, saya Andini istrinya pak Rangga, dan memeng benar saya kepala Sekolah SMA XXâ kata Andini
âAyo masuk dulu ngak enak berdiri di luar sajaâ kata bapak dan ibu Kromo
âTerima kasih bapak, ibu, saya mau pinjam bu Astrit untuk menemani saya untuk merencanakan pertemuan untuk besok Kamis buâ kata Andini setelah mereka duduk di ruang tamu
âBoleh kok, Astrit sudah siap belum di tunggu bu Andini lhoâ teriak bu Kromo
âSudah buâ jawab Astrit sambil berlari keluar rumah sudah berganti baju untuk pergi baju gamis lengan panjang warna kuning gading dipadu dengan celana jean panjang memakai jilbat warna coklat tua tampak angun dan ayu
âAstrit berangkat dulu yaâ pamit Astrit ke bapak dan ibunya sambil menyalimi tangan mereka bergantian di ikuti oleh Rangga dan Andini melakukan hal yang sama
----skip----
Pov : Bu Kromo Widakdo
Aku dan suaminu sengaja menunggu Astrit datang dari sekolah dengan duduk di teras rumah aku melihat Astrit datang dan memarkir kendaraannya di garasi dan menghampiri aku dan suamiku untuk bersalim aku sampat memejamkan mata dan melihat dengan mata hati aku bersama suami ku saling memberi kode menganggukkan kepala selelah kami saling berpandangan
Baru saja aku dan suamiku memperhatikan Astrit aku dan suamku tidak memperhatikan kalau di belakang montor Astrit di ikuti sebuah mobil yang ikut berhenti di depan rumah dan aku begitu terkejut melihat teman Astrit yang kemarin minggu sebagai topic pembicaraan aku denga Astrit dan aku juga melihat sinar merah di kening bu Andini dan bahkan ada sinar terang putih cemerlang keluar dari tubuh Rangga bukan hanya keningnya saja
âIni nak Rangga yaâ tanya aku setelah tau siapa tamu yang datang dan betapa aku terkejut nya ketika Rangga mengenalkan wanita disamping Rangga sebagai istrinya Andini bukan apa apa baru tadi siang ki Sudibyo datang ke rumah ini dan membuka tabir siapa jodoh anakku Astrit tidak lama kemudian mereka datang bertamu aku dan suamiku terbengong aku mendengar dari Andini mau mengajak Astrit anakku untuk membantunya dalam menyiapkan pertemuan untuk hari kamis mendatang
Setelah mereka pamit aku dan suami ku saling pandang
âPak ne, apa benar yang di katakan kangmas Sudibyo tadiâ kata ku
âAku juga heran kok bu ne, baru tadi menjadi topic penbicaraan tidak selang hari mereka muncul berdua setelah aku melihat cahaya kuning di kening anakmu buneâ kata pak Kromo dan juga cahaya merah dari kening bu Andini tapi yang lebih mengejutkan lagi Rangga bu ne tubuhnya memancar cahaya putih cemerlang dari sekujur tubuhnyaâ
âPak ne juga lihat to, tak kira hanya aku saja yang melihatâ kata bu Kromo, lanjutnya âBetul juga ya pak ne, semoga tidak ada yang tersakiti ya pak neâ kata bu Kromo
âAku percaya kok bune ini bukan kehendak kita apa nak Rangga, nak Andini ataupun Astrit anak mu tapi kehendak semesta seperti yang di ungkapkan oleh ki Sudibyo sendiri tadi siangâ kata pak Kromo
âYo wis to pak ne yang akan terjadi terjadilah tapi kan pak ne masih punya janji pada ibunya Dodi kan gimana ituâ kata bu Kromo
âPusing aku bu, mbok lah biar apa yang di kehendaki semesta kita ikuti saja kehendak Nyaâ kata pak Kromo
----skip----
Pov : Andini
Setelah mereka kembali ke mobil Rangga, Andini duduk disamping Rangga dan Astrit duduk di tengah berdekatan denga Arum dan Laras
âMbak Arum tolong pak supir di pandu ya biar ngak nyungsep di pematang sawahâ kata Andini dengan tertawa lepas dan diituti oleh tertawa mereka semua dan suasana menjadi cair kembali
âBaik buâ jawab Arum
âPak Rangga ikuti jalan ini terus sampai ada pom bensin di segelah kiri dan ada gang masuk sebelumnya kira kira 200 meter dari belakang pom bensinâ kata Arum
âBaik tuan putriâ jawab Rangga sambil tertawa
âKok tuan putri siâ kata Andini agak cemberut
âTu yang punya ngambekâ kata Astrit
âHa ha haâŚâ tawa mereka bersama setelah mereka memandang wajah Andini yang di buat cemberut lucu
Lima belas menit kemudian mobil sampai di depan pom bensin Rangga menepikan mobil di kiri jalan dan bertanya
âSebelah mana Rumâ kata Rangga
âItu pak sebelum pom belok kiri di belakang pon itu rumah aku dan didepannya rumah Larasâ kata Arum
âYaâ jawab Rangga sambil mengarahkan mobil sesuai dengan arahan Arum setelah sampai didepan rumah Arum
âStop pak, kiriâ ucap Arum dan Rangga menghentikan laju mobil yang di kendarainya di depan rumah Arum dan Arum membuka pintu tengah di susul Andini membuka pintu depan dan setelah Rangga memarkir mobilnya dalam posisi aman Rangga keluar dari dalam mobil dan mendaptkan Laras pamit kepada mereka dan salaman semuanya termasuk salaman dengan Rangga.
Arum begegas masuk ke dalam rumah
âAssalamualaikum eyangâ kata Arum dan menyalimi tangan eyang kakungnya dan eyang putrinya
âSama siapa Arumâ kata bu Sosro
âAku diantar oleh bapak dan ibu guru ku yangâ kata Arum
âManaâ kata pak Sosro
âTu di depanâ kata Arum
Eyang kakung dan eyang putrinya bergegas menghampiri mereka
âMasuk dulu pak dan ibu guruâ kata pak Sosro
âTerima kasih eyangâ jawab Rangga yang di ikuti oleh Andini dan Astrit mereka bertiga masuk di dalam rumah yang di temui oleh bapak dan ibu Sosro Kartono
Setelah mereka duduk
âPerkenalkan saya Rangga guru dari cucunda Arumâ kata Rangga, lanjutnyaâ Dan ini Andini istri saya dan itu Astrit rekan kerja sama sama guru di SMA XXâ kata Rangga
âHei ini Andini istri dimas Dibyo kanâ kata pak Sosro
âBenar eyang saya dulu istri romo Sudibyo, tapi sekarang saya udah di cerai dan di nikahkan oleh kangmas Ranggaâ jawab Andini
âKalau begitu ini pasti Rangga Dipati kanâ kata pak Sosro Kartono
âEyang kok tau sih padahal saya belum menyebutkan nama lengkapâ tanya Rangga
âHahaha bukan saja kamu yang bisa menebak eyang juga bisa kokâ kata eyang kakung tertawa gembira
âAda perlu apa nihâ kata bu Sosro
âBegini eyang saya mau pinjam Arum untuk membantu saya menyiapkam pertemuan untuk hari Kamis mendatang di rumah sayaâ kata Andin
âYa boleh kok nak Dini, saya malah titip Arum ke nak Rangga, nak Andini dan nak Asreit untuk menjaga dan mendidiknya sebab ibu dari Arum sudah 3 atau 4 tahun yang lalu sudah di panggil oleh yang kuasa dan ayahnya tak lama kemudian menikah lagi dan Arum ketika saya bawa kemari dalam keadaan stret berat makanya saya titip Arum ya pada nak Rangga, nak Dini dan nak Astritâ kata eyang putri
âBaik eyang malah aku dan dik Astrit sudah menganggap Arum sebagai adik kami yang paling kecil kok eyangâ kata Andini
âWah begjo tenan ki Arum bu ne, pasti lah semuanya akan menjadi baik terutama ada nak Rangga Dipati ha ha haâŚâ kata eyang kakung
Tak lama kemudian muncul Arum yang sudah berganti busana dengan pakaina untuk pergi kaus warna biru muda di padu dengan celana jin selutut dengan pakai sepatu kikres warna putih tanpa kaos kaki dengan rabut terurai sepinggang cantik
Setelah mereka siap Rangga, Andini, Astrit dan Arum minta diri dan 5 menit kemudian mereka sudah berada di jalan raya menuju rumah Andini
âEh, belum pada makan kanâ kata Rangga di dalam mobil
âBelum lah semuanyaâ jawab Andini
âGimana kalau kita cari makan dulu, Rum kamu yang pilih tempat makan yang enakâ kata Rangga
âKok aku sih pakâ kata Arum sedikit kaget
âKamu yang tau tempat di sekitar siniâ jawab Rangga
âItu pak di sebelah kanan Jalan ada Resto Si Naga, rumah makan swalayan pak, emak masakannya dan murahâ kata Arum
âGimaa ibu ibu setujuâ kata Rangga
âYa aku ngikut Arum sajaâ jawab Andini
âYa aku juga samaâ jawan Astrit juga
Tak beberapa jauh terlihat Resro Si Naga bergambar dua Naga saling berhadap hadapan
âIni halal ngak Rumâ tanya Rangga
âHalal lah pak yang punya tu berjilbab seperti bu Astrit kokâ kata Arum
âOkeyâ jawab Rangga sambil memberi lampu riteng ke kanan dan mobil masuk halaman Resto yang tampak luas dan di parkir dekat pintu masuk Risto
Andini, Astrit dan Arum melangkah keluar sambil bergandengan tangan Andini di posisi tengah, Astri di posisi kanan dan Arum di sebelah kiri Andini dan disusul Rangga setelah memarkir mobil dalam posisi aman dan melihat betapa rukunnya semua warongko kyai Walang Susngsang membuat hati menjadi senang untuk sementara
Mereka ambil makanan sendiri sendiri dari Arum, Astrit, Andini dan terakhir adalah Rangga dan sekalian membayar makanan yang mereka ambil dan memilih tempat agak pojok Arum yang sudah mengambil makanan dan memilih tempat makan berisi 4 kursi yang saling melingkar Arum menempati sebuah korsi dan di susul Astri di sebelah kiri Arum dan Andini duduk disebelah kanan Arum sehingga Rangga yang duduk berhadapan dengan Arum
Mereka makan sabil berberita apa saja dan saling memberi komentar dan Rangga bertanya
âDiajeng besok hari Kamis situ konsepnya gimana yaâ kata Rangga
âKalau menurut pendapatku ya konsep pondokan saja yang gampang ada 5 pondok an gitu dan menyebar sehingga tidak bertemu di satu setra sajaâ kata Andini
âAku setuju dengan usul mbak Andiniâ Kata Astrit, lanjutnya âPondoan setiap jenis pondok ada terbagi dua misalnya pondok sate ayam ya di buat dua tempat sehingga yang akan mengambil sate ayan tidak perlu jauh jauh di dekat nya sajaâ
âYa betul itu aku setuju jadi apa saja menu yang akan di di sajikan apa sajaâ jawab Arum, lanjutnya âKalau sate ayam, Bakso, apa lagi yaâ
âTengkleng untuk bapak bapak biar tambah hotâ kata Andini
âNasi liwetâ kata Astrit
âSatu lagi pondok makanan kecil dan minumanâ usul Rangga, lanjutnya âsebainya di samping kiri dan kakan pendopo didirikan renda lagi untuk setiap tenda dengan 50 korsi lalu gamelannya di taruh manaâ
âKalau itu sebaiknya konsultasi sama romo keinginan romo gimanaâ kata Andini
âBaik usulan itu akan kita bawa ke romo termasuk menu makanan yang kita bicarakan di siniâ kata Rangga
âMbak mengenai anggaran nya sampai seberapaâ kata Astrit
âMengenai Anggaran jangan tanya berapa pun pasti di bayar oleh boss kitaâ kata Andini
âSiapa sih yang jadi bosâ kata Arum
âYa masmu tercinta itu to, sekarang kan sudah jadi owner dari beberapa perusahaan dan juga tuan tanahâ kata Andini sambil tersenym dan metanya melirik ke Rangga
âWak OKB yaâ kata Astrit sambil tersenyum ke Rangga
âOKB dari hongkong Tritâ jawabn Rangga
âOKB apa sihâ tanya Arum
âOKB itu orang kaya baru ha ha ha âŚâ jawab Andini membuat Rangga mati kutu
âOh gitu toâ jawab Arum
âJangan percaya Rum, Astrit tu sejak dulu suka sekali membully akuâ kata Rangga sambil muka nya di tekuk lucu
âHa ha ha mupeng tu mukaâ kata Astrit
âUdah yok kita lanjut di rumah biar lebih santaiâ usal Rangga sambil berdiri dan melangkah keluar dari Resto Si Naga
Sepuluh menit kemudian mereka berempat sudah sampai di rumah Andini dan disambut dengan ki Sudibyo ketika mereka berempat masuk ke dalan rumah
âAssalamualaikun romoâsapa Andini dan Rangga bersamaan sambil mengulurkan tangannya dan disambut tangan Andini dan Rangga dan kedua mencium biku biku tangan mereka
âWallaikumsalam, eh ada tamu toâ kata ki Sudibyo sambil menerima jabatan tangan mereka dan diikuti oleh Astrit dan Arum
âIni pasti Astritâ kata ki Sudibyo menunjuk kearah Astrit sambil melihat sinat kuning di keningnya
âDan ini pasti Arumâ kata ki Sudibyo sambil menunjuk ke arah Arum sambil melihat sinar biru di keningnya
âKok romo bisa tahu sih, padahal kita baru ketemu sama romoâ saut Astrit dan Arum hampir bersamaan
âWong romo kok dilawan ha ha haâ kata ki Sudibyo, Andini dan Rangga tidak heran kalau romo bisa melebak secara pasti mereka berdua setelah melihat sinar kuning dan biru ada di kening Astrit dan Arum, lanjutnya âAyo duduk duluâ
âAku tinggal sebentar ya adik adik ku aku mau ganti bajuâ pamit Andini masuk ke kamar di ikuti oleh Rangga untuk ganti pakaian
Sesampainya di dalam kamar Rangga langsung menutup pintu dan menarih tubuh Andini dan langsung melumat bibir Andini dan Andini membalas ciuman mereka 1 â 2 menit lamanya bibir mereka bersatu
âIh kangmas nih bikin kaget ajaâ kata Andini
âKamas nih gemes sama bibir diajeng sejak dari sekolahan tadi ngak kesampainan juga baru di sini mas bisa bebas mencium birir diajeng yang memabukkanâ kata Rangga
âTunggu 2 â 3 bulan mendatang pasti kangmas mendapatkan bibir Astrit dan juga Arun yang imutâ kata Andini sambil mencubit pingga Rangga
âSakit ah diajengâ kata Rangga
âBiarin dari tadi kok punya pikiran mesum to kangmasâ seru Andini sambil melepas pakaian kerja dan mengambil pakaian untuk di pakai di rumah dan Rangga masuk ke kamar mandi untuk ambil air wudhu untuk melakukan sholat Ashar dan setelahnya Rangga menyusul tiga bidadarinya di ruang keluarga
Dan Akhirnya mereka sepakat dan usulan sudah di setujui oleh romo juga dan sekarang pembagian tugas Rangga mendapat bagian menyiapkan Tratak, korsi lipat dan pondoan sebanyak 10 buah pondoan, Andini menyiapkan Sate dan tengkleng, Astrit menyiapka bakso dan nasi liwet sedang Arum menyiapkan segala macam minuman dan makanan ringan
âSebaikan magribpan sekalian disini nanti setelah mahrib di antar oleh kangmas yaâ kata Andini dan mereka bergantian mandi di kamar Andini, baik Astrit maupun Arum sambil bercerita macam macam sebagai layaknya seorang kakak ke adik adiknya penuh kasih sayang yang membuat hati Astrit dan Arum manjadi tenang dan terpasa Rangga pun mandi kamar mandi untuk tamu
Setelah selesai mandi Rangga dan ki Sudibyo duduk di teras depan sampil meningmati secangkir kopi dan pisang goreng tapi tiga dara masih di dalam kamar Andini sambil bercengkrama hanya terdengan suara orang tertawa di dalam kamar Andini
Akhirnya adhan mahrib terdengan dari langgar di samping rumah ki Sudibyo seperti biasa ki Sudibyo mahrin di kamar pribadinya dan Rangga bersama Bagas dan ketiga bidadarinya melakukan sholat di ruang ibadah di lantai 2
Setelah selesai Rangga menghantar Astrit dan Arum pulang sedang Andini tidak ikut sememtara mereka berjanji besok pagi mereka akan di jemput dengan Rangga biar pulang sekolah langsung bisa pesan apa apa yang di butuhkan mengingat waktu sudah samgat mepet sekali
Pov : 3rd
Didalam mobil Rangga sebagai supir dan Arum duduk di samping Rangga sedang Astrit duduk di bangku tengah sendirian
âKemana dulu nihâ kata Rangga setelah kendaraan sudah sampai di jalan Aspal
âTempat aku dulu nga yang lebih dekatâ kata Astrit
âBaik Trit tapi di pandu ya kalau malam masih bingungâ kata Rangga
Astrit memandu Rangga dan tidak ada 10 menit sudah sampai di depan rumah Astrit
âAyok mampir dulu ngaâ kata Astrit
âAyok Rum turun ngantar bu Astrit dulu setelah itu nganter kamu pulangâ kata Rangga
âBaikâ jawab Arum sambil membuka pintu depan samping kiri setelah melihat Rangga dan Astrit sudah turun terlebih dahulu
âAssalamualaikum bapak, ibuâ kata Astrit sambil menyalami dan mencium tangan beliau bedua
âWallaikumsalam, sama siapaâ kata bu Kromo
âDiantar Ranggaâ kata Astrit
âAssalamualikum bapak dan ibuâ kata Rangga
âWallaikumsalam Ranggaâ kata pak dan ibu Kromo dan bapak dan ibu Astrit juga sangat terkejut melihat seberkas sinar di biru du kening Arum bukan Astrit saja yang memiliki berkas sinar di keningnya setelah beryemu dengan bapak dan inu Kromo
âBapak ibu saya dan dik Arum mohon diri dulu kami hanya mengatar Astrit tidak ada kekurangan apa apa dan sudah malam juga lain kali pasti saya akan main kemari dan masih harus ngantar dik Arum jugaâ kata Rangga
âKok tergesa gesa to nak Rangga dan nak Arum nihâ tanya bu Kromo
âSudah malam pak, takut di tunggu oleh eyang kakung dan eyang putri jugaâ jawab Arum
âSiapa sih eyang mu nak Arumâ kata pak Kromo
âEyang Sasro Kartono pakâ kata Arum
âYo wis salam aja ya buat eyang kakung dan eyang putrimuâkata pak Kromo
âBaik pak nanti Arum sampaikanâ kata Arum
Sepeninggalan Rangga dan Arum
Pak Kromo dan ibu Kromo memanggil Astrit anak gadis nya
âSini nduk duduk dekat ibu dulu, bapak dan ibu ingin dengar ceritamu kok bisanya Andini dan Rangga meminta kamu untuk membatunya untuk apa si ndukâ kata bu Kromo
âAku sendiri ngak tau kok bu tau tau bu Andini memanggil aku untuk menghadap di saat istirahat pertama tadi pagi, ya mau tidak mau ya aku sanggupi lah kan yang minta bu Andini sendiri untuk mempersiapkan pertemuan untu hari Kamis malam Jumat besok ada pertemuan dari untuk semua karyawan romo ki Sudibyo kira kira berjumlah 100 orangâ kata Astrit
âBapak sih kemarin malah jodohin aku dengan mas Dodi yang sebenarnya aku kurang nyaman gitu, memeng betul kalau kesini mas Dodi dengan sopan tapi siapa tau di balik itu, aku sih sebenarnya nyaman sama Rangga yang merupakan cinta pertamaku semenjak di faluklas duluâ kata Astrit
âApa kamu mau di madu sama Rangga kan sudah punya istri Andiniâ tanya pak Kromo
âBu Andini tu baik banget pak dan sudah menganggap aku sebagai adiknya juga dan lihat pak aku juga di beri mukena warna kuning warna kegemarankuâ kata Astrit sambil meneluarkan mukena yang terbuat dari saten warna kuning gading
âWaduh coba di pakai nduk pasti kamu tambah cakepâ Minta ibu Kromo
Astrit pun memakai mukena pemberian dari Andini tadi
âTambah cakep dan keren tu, pasti nak Rangga tambah klepek klepek gituâ kata pak Kromo, tapi bu Kromo cepat menyaut hampir saja kelepasan
âMungkin maksudnya bapak nak Dodi Tritâ kata bu Kromo, lanjutnya âKemarin aja nak Dodi memuji kamu terus ketika mau memakai gamis warna kuning kiriman dari ibunya ya kanâ kata bu Kromo meralat ucapan bapak tadi
âBetul Trit maksud bapak nak Dodiâ sambung pak Kromo
âTerus gimana bu, di batalin saja yaâ kata Astrit
âEh ngak boleh begitu, janji adalah hutang Trit kalau ngak bisa dibayar di dunia ini nanti akan di tagih di akhirat Trit, ngeri akuâ kata bu Kromo
âKalau memang Dodi bukan jodoh mu pasti deh ada aja halangannyaâ kata Bapak
âTapi kan hampir mustahil pakâ sanggah Astrit
âWalau mustahil masih ada kemungkinan kanâ jawab pak Kromo
âYa udah pak Astrit capek mau tidurâ kata Astrit
Bersambung âŚ.
Part 34