Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kyai Walang Sungsang

Part 33: Kebimbangan Astrit




Dra. Andini Murtiningsih, M.Pd



Astrit Maharani, A.Pd



Kartika Arumsari



Rangga Dipati, S.pd


Pov : Ki Sudubyo

Setelah itu di lanjutkan dengan cerita nostalgia antara pak Sosro dengan ki Sudibyo mereka kelihatannya sangat akrap dan satu dengan yang lain menpunyai kenang kenagan yang indah dikala mudanya ki Sudibto adalah adik kelas di SR Kepatihan 1 (sekarang SD) di kota Surakarta setelah di SMP mereka berpisah dan Pak Sosro masuk SMP Kesatrian dan ki Sudibyo masuk di SMP Warga dan mereka ketemu lagi setelah ki Sudibyo sudah menjadi dalang yang di tanggap oleh Kasunanan Solo disitulah mereka bertemu dan kegemaran mereka sama ialah mengumpulkan batu aji sehingga kini tapi ki Sudibyo sedah meninggalkan kegemaran itu setelah banyak tanggapan untuk ndalang kemudian menjadi besar sedang Pak Sosro tetap menjadi tuan tanah dari tanah yang di hibahkan oleh kasunanan untuk di kelola nya sampai saat ini dan akhirnya mereka berpisah dan berjanji akan selalu menanti aksi dari kyai Walang Sungsang sendiri untuk cucu kesayangannya Arum



Pov : Andini

Siang itu setelah bubaran sekolah Ranggam, Andini dan Astrit sudah siap tinggal menunggu Arum dam temannya mereka tunggu di depan ruang KS dan montor Astrit juga sudah di parkir di halaman depan sekolah.

“Maaf menunggu lama” kata Arum

“Ngak papa Arum, ini temanmu ya” kata Andini

“Ya bu, ini Laras teman sekelas dan kebetulan rumah kami saling berhadap hadapan bu” kata Arum

Laras langsung menyalimi tangan Andini, Astrit dan Rangga bergantian

“Ngak usah malu, mbak Laras” kata Andini, lanjutnya “Ayo Arum, Laras masuk ke mobil” dan mereka berlima meninggalkan ruang KS dan Andini, Arum dan Laras menuju ke mobil Rangga dan Rangga membukaan pintu samping depan untuk Andini dan tengah untuk Arum dan Laras sedang dia sendiri bergegas membuka pintu pengemudi setelah semua siap Rangga membunyikan klak son untuk memberi tanda ke Astrit supaya jalan terlebih dahulu

Sesampainya di rumah Astrit di sambut oleh bapak dan ibunya setelah mereka sampai Andini dan Rangga turun dari mobil menyapa ayah dan ibunya Astrit

“Assalamualaikum pak bu” kata Andini dan Rangga hampir bersamaan

“Wallaikumsalam nak” jawab Bapak dan ibu Kromo

“Ini pasti nak Rangga kan” kata bu Kromo

“Lho kok ibu tau sih” kata Rangga

“Tau lah, kan temannya Astrit dan ketika wisuda memberi seikat bunga mawar merah kan” kata bu Kromo

”Betul bu, saya Rangga dan ini istri saya Andini” kata Rangga

“Oh ini nak Andini kepala sekolahnya Astrit ya” kata bu Kromo

“Betul bu, saya Andini istrinya pak Rangga, dan memeng benar saya kepala Sekolah SMA XX” kata Andini

“Ayo masuk dulu ngak enak berdiri di luar saja” kata bapak dan ibu Kromo

“Terima kasih bapak, ibu, saya mau pinjam bu Astrit untuk menemani saya untuk merencanakan pertemuan untuk besok Kamis bu” kata Andini setelah mereka duduk di ruang tamu

“Boleh kok, Astrit sudah siap belum di tunggu bu Andini lho” teriak bu Kromo

“Sudah bu” jawab Astrit sambil berlari keluar rumah sudah berganti baju untuk pergi baju gamis lengan panjang warna kuning gading dipadu dengan celana jean panjang memakai jilbat warna coklat tua tampak angun dan ayu

“Astrit berangkat dulu ya” pamit Astrit ke bapak dan ibunya sambil menyalimi tangan mereka bergantian di ikuti oleh Rangga dan Andini melakukan hal yang sama

----skip----



Pov : Bu Kromo Widakdo

Aku dan suaminu sengaja menunggu Astrit datang dari sekolah dengan duduk di teras rumah aku melihat Astrit datang dan memarkir kendaraannya di garasi dan menghampiri aku dan suamiku untuk bersalim aku sampat memejamkan mata dan melihat dengan mata hati aku bersama suami ku saling memberi kode menganggukkan kepala selelah kami saling berpandangan

Baru saja aku dan suamiku memperhatikan Astrit aku dan suamku tidak memperhatikan kalau di belakang montor Astrit di ikuti sebuah mobil yang ikut berhenti di depan rumah dan aku begitu terkejut melihat teman Astrit yang kemarin minggu sebagai topic pembicaraan aku denga Astrit dan aku juga melihat sinar merah di kening bu Andini dan bahkan ada sinar terang putih cemerlang keluar dari tubuh Rangga bukan hanya keningnya saja

“Ini nak Rangga ya” tanya aku setelah tau siapa tamu yang datang dan betapa aku terkejut nya ketika Rangga mengenalkan wanita disamping Rangga sebagai istrinya Andini bukan apa apa baru tadi siang ki Sudibyo datang ke rumah ini dan membuka tabir siapa jodoh anakku Astrit tidak lama kemudian mereka datang bertamu aku dan suamiku terbengong aku mendengar dari Andini mau mengajak Astrit anakku untuk membantunya dalam menyiapkan pertemuan untuk hari kamis mendatang

Setelah mereka pamit aku dan suami ku saling pandang

“Pak ne, apa benar yang di katakan kangmas Sudibyo tadi” kata ku

“Aku juga heran kok bu ne, baru tadi menjadi topic penbicaraan tidak selang hari mereka muncul berdua setelah aku melihat cahaya kuning di kening anakmu bune” kata pak Kromo dan juga cahaya merah dari kening bu Andini tapi yang lebih mengejutkan lagi Rangga bu ne tubuhnya memancar cahaya putih cemerlang dari sekujur tubuhnya”

“Pak ne juga lihat to, tak kira hanya aku saja yang melihat” kata bu Kromo, lanjutnya “Betul juga ya pak ne, semoga tidak ada yang tersakiti ya pak ne” kata bu Kromo

“Aku percaya kok bune ini bukan kehendak kita apa nak Rangga, nak Andini ataupun Astrit anak mu tapi kehendak semesta seperti yang di ungkapkan oleh ki Sudibyo sendiri tadi siang” kata pak Kromo

“Yo wis to pak ne yang akan terjadi terjadilah tapi kan pak ne masih punya janji pada ibunya Dodi kan gimana itu” kata bu Kromo

“Pusing aku bu, mbok lah biar apa yang di kehendaki semesta kita ikuti saja kehendak Nya” kata pak Kromo

----skip----

Pov : Andini

Setelah mereka kembali ke mobil Rangga, Andini duduk disamping Rangga dan Astrit duduk di tengah berdekatan denga Arum dan Laras

“Mbak Arum tolong pak supir di pandu ya biar ngak nyungsep di pematang sawah” kata Andini dengan tertawa lepas dan diituti oleh tertawa mereka semua dan suasana menjadi cair kembali

“Baik bu” jawab Arum

“Pak Rangga ikuti jalan ini terus sampai ada pom bensin di segelah kiri dan ada gang masuk sebelumnya kira kira 200 meter dari belakang pom bensin” kata Arum

“Baik tuan putri” jawab Rangga sambil tertawa

“Kok tuan putri si” kata Andini agak cemberut

“Tu yang punya ngambek” kata Astrit

“Ha ha ha…” tawa mereka bersama setelah mereka memandang wajah Andini yang di buat cemberut lucu

Lima belas menit kemudian mobil sampai di depan pom bensin Rangga menepikan mobil di kiri jalan dan bertanya

“Sebelah mana Rum” kata Rangga

“Itu pak sebelum pom belok kiri di belakang pon itu rumah aku dan didepannya rumah Laras” kata Arum

“Ya” jawab Rangga sambil mengarahkan mobil sesuai dengan arahan Arum setelah sampai didepan rumah Arum

“Stop pak, kiri” ucap Arum dan Rangga menghentikan laju mobil yang di kendarainya di depan rumah Arum dan Arum membuka pintu tengah di susul Andini membuka pintu depan dan setelah Rangga memarkir mobilnya dalam posisi aman Rangga keluar dari dalam mobil dan mendaptkan Laras pamit kepada mereka dan salaman semuanya termasuk salaman dengan Rangga.

Arum begegas masuk ke dalam rumah

“Assalamualaikum eyang” kata Arum dan menyalimi tangan eyang kakungnya dan eyang putrinya

“Sama siapa Arum” kata bu Sosro

“Aku diantar oleh bapak dan ibu guru ku yang” kata Arum

“Mana” kata pak Sosro

“Tu di depan” kata Arum

Eyang kakung dan eyang putrinya bergegas menghampiri mereka

“Masuk dulu pak dan ibu guru” kata pak Sosro

“Terima kasih eyang” jawab Rangga yang di ikuti oleh Andini dan Astrit mereka bertiga masuk di dalam rumah yang di temui oleh bapak dan ibu Sosro Kartono

Setelah mereka duduk

“Perkenalkan saya Rangga guru dari cucunda Arum” kata Rangga, lanjutnya” Dan ini Andini istri saya dan itu Astrit rekan kerja sama sama guru di SMA XX” kata Rangga

“Hei ini Andini istri dimas Dibyo kan” kata pak Sosro

“Benar eyang saya dulu istri romo Sudibyo, tapi sekarang saya udah di cerai dan di nikahkan oleh kangmas Rangga” jawab Andini

“Kalau begitu ini pasti Rangga Dipati kan” kata pak Sosro Kartono

“Eyang kok tau sih padahal saya belum menyebutkan nama lengkap” tanya Rangga

“Hahaha bukan saja kamu yang bisa menebak eyang juga bisa kok” kata eyang kakung tertawa gembira

“Ada perlu apa nih” kata bu Sosro

“Begini eyang saya mau pinjam Arum untuk membantu saya menyiapkam pertemuan untuk hari Kamis mendatang di rumah saya” kata Andin

“Ya boleh kok nak Dini, saya malah titip Arum ke nak Rangga, nak Andini dan nak Asreit untuk menjaga dan mendidiknya sebab ibu dari Arum sudah 3 atau 4 tahun yang lalu sudah di panggil oleh yang kuasa dan ayahnya tak lama kemudian menikah lagi dan Arum ketika saya bawa kemari dalam keadaan stret berat makanya saya titip Arum ya pada nak Rangga, nak Dini dan nak Astrit” kata eyang putri

“Baik eyang malah aku dan dik Astrit sudah menganggap Arum sebagai adik kami yang paling kecil kok eyang” kata Andini

“Wah begjo tenan ki Arum bu ne, pasti lah semuanya akan menjadi baik terutama ada nak Rangga Dipati ha ha ha…” kata eyang kakung

Tak lama kemudian muncul Arum yang sudah berganti busana dengan pakaina untuk pergi kaus warna biru muda di padu dengan celana jin selutut dengan pakai sepatu kikres warna putih tanpa kaos kaki dengan rabut terurai sepinggang cantik

Setelah mereka siap Rangga, Andini, Astrit dan Arum minta diri dan 5 menit kemudian mereka sudah berada di jalan raya menuju rumah Andini

“Eh, belum pada makan kan” kata Rangga di dalam mobil

“Belum lah semuanya” jawab Andini

“Gimana kalau kita cari makan dulu, Rum kamu yang pilih tempat makan yang enak” kata Rangga

“Kok aku sih pak” kata Arum sedikit kaget

“Kamu yang tau tempat di sekitar sini” jawab Rangga

“Itu pak di sebelah kanan Jalan ada Resto Si Naga, rumah makan swalayan pak, emak masakannya dan murah” kata Arum

“Gimaa ibu ibu setuju” kata Rangga

“Ya aku ngikut Arum saja” jawab Andini

“Ya aku juga sama” jawan Astrit juga

Tak beberapa jauh terlihat Resro Si Naga bergambar dua Naga saling berhadap hadapan

“Ini halal ngak Rum” tanya Rangga

“Halal lah pak yang punya tu berjilbab seperti bu Astrit kok” kata Arum

“Okey” jawab Rangga sambil memberi lampu riteng ke kanan dan mobil masuk halaman Resto yang tampak luas dan di parkir dekat pintu masuk Risto

Andini, Astrit dan Arum melangkah keluar sambil bergandengan tangan Andini di posisi tengah, Astri di posisi kanan dan Arum di sebelah kiri Andini dan disusul Rangga setelah memarkir mobil dalam posisi aman dan melihat betapa rukunnya semua warongko kyai Walang Susngsang membuat hati menjadi senang untuk sementara

Mereka ambil makanan sendiri sendiri dari Arum, Astrit, Andini dan terakhir adalah Rangga dan sekalian membayar makanan yang mereka ambil dan memilih tempat agak pojok Arum yang sudah mengambil makanan dan memilih tempat makan berisi 4 kursi yang saling melingkar Arum menempati sebuah korsi dan di susul Astri di sebelah kiri Arum dan Andini duduk disebelah kanan Arum sehingga Rangga yang duduk berhadapan dengan Arum

Mereka makan sabil berberita apa saja dan saling memberi komentar dan Rangga bertanya

“Diajeng besok hari Kamis situ konsepnya gimana ya” kata Rangga

“Kalau menurut pendapatku ya konsep pondokan saja yang gampang ada 5 pondok an gitu dan menyebar sehingga tidak bertemu di satu setra saja” kata Andini

“Aku setuju dengan usul mbak Andini” Kata Astrit, lanjutnya “Pondoan setiap jenis pondok ada terbagi dua misalnya pondok sate ayam ya di buat dua tempat sehingga yang akan mengambil sate ayan tidak perlu jauh jauh di dekat nya saja”

“Ya betul itu aku setuju jadi apa saja menu yang akan di di sajikan apa saja” jawab Arum, lanjutnya “Kalau sate ayam, Bakso, apa lagi ya”

“Tengkleng untuk bapak bapak biar tambah hot” kata Andini

“Nasi liwet” kata Astrit

“Satu lagi pondok makanan kecil dan minuman” usul Rangga, lanjutnya “sebainya di samping kiri dan kakan pendopo didirikan renda lagi untuk setiap tenda dengan 50 korsi lalu gamelannya di taruh mana”

“Kalau itu sebaiknya konsultasi sama romo keinginan romo gimana” kata Andini

“Baik usulan itu akan kita bawa ke romo termasuk menu makanan yang kita bicarakan di sini” kata Rangga

“Mbak mengenai anggaran nya sampai seberapa” kata Astrit

“Mengenai Anggaran jangan tanya berapa pun pasti di bayar oleh boss kita” kata Andini

“Siapa sih yang jadi bos” kata Arum

“Ya masmu tercinta itu to, sekarang kan sudah jadi owner dari beberapa perusahaan dan juga tuan tanah” kata Andini sambil tersenym dan metanya melirik ke Rangga

“Wak OKB ya” kata Astrit sambil tersenyum ke Rangga

“OKB dari hongkong Trit” jawabn Rangga

“OKB apa sih” tanya Arum

“OKB itu orang kaya baru ha ha ha …” jawab Andini membuat Rangga mati kutu

“Oh gitu to” jawab Arum

“Jangan percaya Rum, Astrit tu sejak dulu suka sekali membully aku” kata Rangga sambil muka nya di tekuk lucu

“Ha ha ha mupeng tu muka” kata Astrit

“Udah yok kita lanjut di rumah biar lebih santai” usal Rangga sambil berdiri dan melangkah keluar dari Resto Si Naga

Sepuluh menit kemudian mereka berempat sudah sampai di rumah Andini dan disambut dengan ki Sudibyo ketika mereka berempat masuk ke dalan rumah

“Assalamualaikun romo”sapa Andini dan Rangga bersamaan sambil mengulurkan tangannya dan disambut tangan Andini dan Rangga dan kedua mencium biku biku tangan mereka

“Wallaikumsalam, eh ada tamu to” kata ki Sudibyo sambil menerima jabatan tangan mereka dan diikuti oleh Astrit dan Arum

“Ini pasti Astrit” kata ki Sudibyo menunjuk kearah Astrit sambil melihat sinat kuning di keningnya

“Dan ini pasti Arum” kata ki Sudibyo sambil menunjuk ke arah Arum sambil melihat sinar biru di keningnya

“Kok romo bisa tahu sih, padahal kita baru ketemu sama romo” saut Astrit dan Arum hampir bersamaan

“Wong romo kok dilawan ha ha ha” kata ki Sudibyo, Andini dan Rangga tidak heran kalau romo bisa melebak secara pasti mereka berdua setelah melihat sinar kuning dan biru ada di kening Astrit dan Arum, lanjutnya “Ayo duduk dulu”

“Aku tinggal sebentar ya adik adik ku aku mau ganti baju” pamit Andini masuk ke kamar di ikuti oleh Rangga untuk ganti pakaian

Sesampainya di dalam kamar Rangga langsung menutup pintu dan menarih tubuh Andini dan langsung melumat bibir Andini dan Andini membalas ciuman mereka 1 – 2 menit lamanya bibir mereka bersatu

“Ih kangmas nih bikin kaget aja” kata Andini

“Kamas nih gemes sama bibir diajeng sejak dari sekolahan tadi ngak kesampainan juga baru di sini mas bisa bebas mencium birir diajeng yang memabukkan” kata Rangga

“Tunggu 2 – 3 bulan mendatang pasti kangmas mendapatkan bibir Astrit dan juga Arun yang imut” kata Andini sambil mencubit pingga Rangga

“Sakit ah diajeng” kata Rangga

“Biarin dari tadi kok punya pikiran mesum to kangmas” seru Andini sambil melepas pakaian kerja dan mengambil pakaian untuk di pakai di rumah dan Rangga masuk ke kamar mandi untuk ambil air wudhu untuk melakukan sholat Ashar dan setelahnya Rangga menyusul tiga bidadarinya di ruang keluarga

Dan Akhirnya mereka sepakat dan usulan sudah di setujui oleh romo juga dan sekarang pembagian tugas Rangga mendapat bagian menyiapkan Tratak, korsi lipat dan pondoan sebanyak 10 buah pondoan, Andini menyiapkan Sate dan tengkleng, Astrit menyiapka bakso dan nasi liwet sedang Arum menyiapkan segala macam minuman dan makanan ringan

“Sebaikan magribpan sekalian disini nanti setelah mahrib di antar oleh kangmas ya” kata Andini dan mereka bergantian mandi di kamar Andini, baik Astrit maupun Arum sambil bercerita macam macam sebagai layaknya seorang kakak ke adik adiknya penuh kasih sayang yang membuat hati Astrit dan Arum manjadi tenang dan terpasa Rangga pun mandi kamar mandi untuk tamu

Setelah selesai mandi Rangga dan ki Sudibyo duduk di teras depan sampil meningmati secangkir kopi dan pisang goreng tapi tiga dara masih di dalam kamar Andini sambil bercengkrama hanya terdengan suara orang tertawa di dalam kamar Andini

Akhirnya adhan mahrib terdengan dari langgar di samping rumah ki Sudibyo seperti biasa ki Sudibyo mahrin di kamar pribadinya dan Rangga bersama Bagas dan ketiga bidadarinya melakukan sholat di ruang ibadah di lantai 2

Setelah selesai Rangga menghantar Astrit dan Arum pulang sedang Andini tidak ikut sememtara mereka berjanji besok pagi mereka akan di jemput dengan Rangga biar pulang sekolah langsung bisa pesan apa apa yang di butuhkan mengingat waktu sudah samgat mepet sekali

Pov : 3rd

Didalam mobil Rangga sebagai supir dan Arum duduk di samping Rangga sedang Astrit duduk di bangku tengah sendirian

“Kemana dulu nih” kata Rangga setelah kendaraan sudah sampai di jalan Aspal

“Tempat aku dulu nga yang lebih dekat” kata Astrit

“Baik Trit tapi di pandu ya kalau malam masih bingung” kata Rangga

Astrit memandu Rangga dan tidak ada 10 menit sudah sampai di depan rumah Astrit

“Ayok mampir dulu nga” kata Astrit

“Ayok Rum turun ngantar bu Astrit dulu setelah itu nganter kamu pulang” kata Rangga

“Baik” jawab Arum sambil membuka pintu depan samping kiri setelah melihat Rangga dan Astrit sudah turun terlebih dahulu

“Assalamualaikum bapak, ibu” kata Astrit sambil menyalami dan mencium tangan beliau bedua

“Wallaikumsalam, sama siapa” kata bu Kromo

“Diantar Rangga” kata Astrit

“Assalamualikum bapak dan ibu” kata Rangga

“Wallaikumsalam Rangga” kata pak dan ibu Kromo dan bapak dan ibu Astrit juga sangat terkejut melihat seberkas sinar di biru du kening Arum bukan Astrit saja yang memiliki berkas sinar di keningnya setelah beryemu dengan bapak dan inu Kromo

“Bapak ibu saya dan dik Arum mohon diri dulu kami hanya mengatar Astrit tidak ada kekurangan apa apa dan sudah malam juga lain kali pasti saya akan main kemari dan masih harus ngantar dik Arum juga” kata Rangga

“Kok tergesa gesa to nak Rangga dan nak Arum nih” tanya bu Kromo

“Sudah malam pak, takut di tunggu oleh eyang kakung dan eyang putri juga” jawab Arum

“Siapa sih eyang mu nak Arum” kata pak Kromo

“Eyang Sasro Kartono pak” kata Arum

“Yo wis salam aja ya buat eyang kakung dan eyang putrimu”kata pak Kromo

“Baik pak nanti Arum sampaikan” kata Arum

Sepeninggalan Rangga dan Arum

Pak Kromo dan ibu Kromo memanggil Astrit anak gadis nya

“Sini nduk duduk dekat ibu dulu, bapak dan ibu ingin dengar ceritamu kok bisanya Andini dan Rangga meminta kamu untuk membatunya untuk apa si nduk” kata bu Kromo

“Aku sendiri ngak tau kok bu tau tau bu Andini memanggil aku untuk menghadap di saat istirahat pertama tadi pagi, ya mau tidak mau ya aku sanggupi lah kan yang minta bu Andini sendiri untuk mempersiapkan pertemuan untu hari Kamis malam Jumat besok ada pertemuan dari untuk semua karyawan romo ki Sudibyo kira kira berjumlah 100 orang” kata Astrit

“Bapak sih kemarin malah jodohin aku dengan mas Dodi yang sebenarnya aku kurang nyaman gitu, memeng betul kalau kesini mas Dodi dengan sopan tapi siapa tau di balik itu, aku sih sebenarnya nyaman sama Rangga yang merupakan cinta pertamaku semenjak di faluklas dulu” kata Astrit

“Apa kamu mau di madu sama Rangga kan sudah punya istri Andini” tanya pak Kromo

“Bu Andini tu baik banget pak dan sudah menganggap aku sebagai adiknya juga dan lihat pak aku juga di beri mukena warna kuning warna kegemaranku” kata Astrit sambil meneluarkan mukena yang terbuat dari saten warna kuning gading

“Waduh coba di pakai nduk pasti kamu tambah cakep” Minta ibu Kromo

Astrit pun memakai mukena pemberian dari Andini tadi

“Tambah cakep dan keren tu, pasti nak Rangga tambah klepek klepek gitu” kata pak Kromo, tapi bu Kromo cepat menyaut hampir saja kelepasan

“Mungkin maksudnya bapak nak Dodi Trit” kata bu Kromo, lanjutnya “Kemarin aja nak Dodi memuji kamu terus ketika mau memakai gamis warna kuning kiriman dari ibunya ya kan” kata bu Kromo meralat ucapan bapak tadi

“Betul Trit maksud bapak nak Dodi” sambung pak Kromo

“Terus gimana bu, di batalin saja ya” kata Astrit

“Eh ngak boleh begitu, janji adalah hutang Trit kalau ngak bisa dibayar di dunia ini nanti akan di tagih di akhirat Trit, ngeri aku” kata bu Kromo

“Kalau memang Dodi bukan jodoh mu pasti deh ada aja halangannya” kata Bapak

“Tapi kan hampir mustahil pak” sanggah Astrit

“Walau mustahil masih ada kemungkinan kan” jawab pak Kromo

“Ya udah pak Astrit capek mau tidur” kata Astrit

Bersambung ….
Part 34
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd