Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kiai Walang Sungsang

“Percayalah restu dari orang tuamu juga ngak ada habatan sebab semua sudah ada yang mengatur nya kita hanya sebagai pelaksana lapangan rencananya kapan akan minta restu orang tua“ tanya ki Sudibyo

“Kalau ngak ada aral melintang jumat atau sabtu ini aku dan jeng Andini bersama juga Bagas ingin ke kota propinsi, mengenalkan istri dan anaku kepada bapak ibu dan adik adik, kan hari Senin kan libur national jadi di sana sampai senin sore, bagaimana romo“ kata Rangga

“Ya ngak papa kok nak Rangga, lebih cepat lebih baik“ kata ki Sudibyo

“Kesehatan Romo bagaimana, apa yang dirasakan“ tanya Rangga

Lanjut ….

Part 27: Mimpi Andini



Dra. Andini Murtiningsih, M.Pd



Rangga Dipati, S.Pd

“Aku merasanan ada sesuatu yang hilang dari tubuhku, tapi itu wajar setelah pusaka kyai Walang Sungsang pindah tempat, badanku seakan kehilangan kekuwatan yang biasanya di lindungi langsung kyai Walang Sungsang, tapi aku merasa bahagia sekali karena nak Rangga masih disisiku yang sewaktu waktu memberi kekuatan dengan enerji yang nak Rangga punya, jujur ya nak Ranga aku sebenarnya sudah 2 tahun terakhir ini kontraklu dengan semesta sudah habis karena terhalang dengan kyai Walang Sungsang maka badan ini masih berfungsi. olek sebeb itu juga ketika Andini bercerita tentang pertemuan dengan nak Rangga, dengan segala keterbatatasanku aku supaya mendorong Andini dan nak Rangga supaya segera menyelesaikan ritual ini begitu ritual selesai langsung Andini aku cerai dan pada saat itu juga aku minta ke kyai Burhanudin supaya menikahkan kalian secara agama dulu pokok nya syah dulu menjadi suami istri, sebab Andini sebagai pengisi waktu jeda saja itu pun atas keinginan dari kyai Walang Sungsang karena tidak mau terlalu lama jauh dari warongkonya sebenarnya jodohku sudah habis begitu di tinggal mati oleh Rengganis jodoh teakirku terakhirku dan Andini memang seharusnya menjadi jodohmu di pinjamkan dulu ke padaku sampai kamu datang itulah yang menyebabkan proses pertemuanmu sampai penikahanmu sangat cepat hanya dalam waktu 10 hari” kata ki Sudibyo

“Saya mengerti sekarang, mengapa romo mendesak saya melakukan ritual secepatnya dan aku sendiri ngak bisa membantah keinginan romo melalui jeng Andini“ kata Rangga

“Ya begilah critanya nak Rangga, ada pertanyaan lain“ kata ki Sudibyo

“Kalau di pernenankan saya akan menyalurkan enerji yang romo butuhkan setiap hari biar romo tambah sehat“ kata Rangga

“Boleh saja tapi itu tidak akan membantu banyak“ kata ki Sidibyo

Andini muncul dari dalam kamar langsung menegur

“Romo ngak istirahat? Nanti kecapaian lagi bikin Dini jantungen“ kata Andini

“Ngak usah kawatir Dini kan ada masmu“ jawab ki Sudibyo

“Kangmas tu ya, romo ngak disuruh istirahat malah diajak ngobrol“ kata Andini sewot, Rangga hanya tersenuyum melihat muka Andini cemerut

“Ya romo, istirahat dulu, biar saya anter ke kamar“ kata Rangga

“Ya …“ jawab ki Sudibyo

Ki sudibyo berdiri dari tempat duduknya di bantu oleh Rangga dan menggandengnya sampai ke tempat tidur

“Romo duduk dulu …“ kata Rangga

Setelah ki Sudibyo duduk di atas tempat tidur Rangga segera dudukdi kantai dengan bersila meraih jari tangan ki Sudibyo dan menyalurkan energi nya untuk menambah energi dari ki Sudibyo, ki Sudibyo memejamkan mata menerima alisan hangat ke seluruh tubuhnya sehingga tubuhnya menjadi enak kembali

“Sudah cukup nak Rangga“ kata ki Sudibyo

Ki Sudibyo rebahan di tempat didur, Rangga mengambil selimut dan menyelimuti tubuh ki Sudibyo dan mengatur alisan AC da Ruangan menjadi sejuk

“Saya keluar dulu romo“ kata Rangga

“Ya …“ jawab ki Sudibyo

Sesampainya di luar kamar Andini segera menghampiri Rangga dan bergandengan tangan masuk kamar Andini,

“Kangmas tau ngak sih…” tanya Andini

“Tau apa diajeng “ tanya Rangga

“Tu kan… Dini kangen di peluk …” kata Andini manja

“Tambah manja nih …“kata Rangga sambil mencium kening Andini

“Sebetar kamas, Dini ambil minum dulu teh hangat, kangmas ganti baju dulu ya …” kata Andini

“Ya …“ jawab Rangga

Andini keluar pintu ke dapur, Rangga mengambil ganti baju rumahan dan sarung dan masuk kamar mandi untuk uci muka dan bersih bersih dan tiduran di ranjang.

Andini masuk ruangan dan menyodorkan minuman hangat ke Rangga menerima dan meminmnya setegah selas habis di teguknya dan meletalkan gelas di meja rias, sementara Andini langgsung naik ke tempat tidur dan memeluk Rangga dari belakang. Rangga menolehkan wajahnya langsung bibir Andini merapat ke bibir Rangga dari sebuah kecupan dibibir dan berangsur anggsur memanas kini memjadi ciumman ganas. Rangga membalikan badannya menarik tubuh Andini sehingga tubuh Rangga berada di bawah tubuh Andini kedua lengan yang kokoh memeluk tubuh Andini dan terlepaslah ciuman mereka Andini tersenyum manis kemudian ditidurkannya tubuh Andini miring berhadap hadapan

“Dari tadi siang Dini udah pingin banget memcium bibir kangmas sejak di pertemuan tadi kangen pakai banget sama kangmas ingin selalu dipeluk terus dan ngak mau jauh jauh dari kangmas “ kata Andini

“Kangmas begitu juga, yuk tidur sayang“ kata Rangga

“Kok tidur siiiih“ kata Andini

“Loh tadi katanya capai mau istirahat“ kata Rangga

“Istirahat bukan berarti tidur kan“ kata Andini

“Sini kangmas peluk” kata Rangga

Ranggapun memeluh tubuh Andini dan Andini menggeser kepalanya sampai menindih dada bidang Rangga kini Ranggapun mengecup kening Andini dan menyibak rambut Andini yang menutupi wajahnya, Andini merasa damai dalam pelukan Rangga bibirnya selalu tersenyum menggambarkan suasana hati Andini saat ini begitu bahagia

“Maaassss“ kata Andini

“Ada apa diajeng“ jawab Rangga

“Tadi pagi setelah subuhan kangmas keluar untuk olah raga Dini merasa sangat ngantuk dan tertidur lagi yang hanya sekecap hanya 15 menit itu Dini seakan berada dalam dua alam sadar atau tidak sadar, masuk dalam kamar ini seorang ibu yang sangat cantik memakai pakaian kebaya berwarna biru dan jarit kawung lalu duduk disebelah Andini yang masih tiduran dan memberikan secangkir minuman katanya ini jamu dari eyang Rogo Jati yang harus diminum dan katanya lagi untuk kesehatan dan pemulihan yang selama ini hilang

Setelah jamu Dini minum rasanya ada sepet, kecut, manis, asin, pait ada rasa manis nya juga semua rasa bercampur jadi satu sampai saat ini rasa jamu itu masih melekat di lidah dan ada yang aneh lagi kangmas setelah ibu tadi memberikan jamu Dini merasan perubahan dalam tubuh Dini semakin seger capek capek hilang dan setelah itu Dini sadar dari minpi tapi aneh rasa jamu tadi melekat sampai kini Dini mau cerita tadi pagi keburu urusan syukuran Dini mau cerita waktu pulang ada Bagas dan saat ini baru bisa cerita

Rangga berpikir senyenak dan bersuara tertahan “Eyang Rogo Jati“ gumannya.

“Kangmas kenal“ kata Andini

Rangga hanya menganggukan kepalanya.

“Siapa dia kangmas“ kata Andini

“Kalau benar dugaan kangmas, eyang Rogo Jati itu, seorang pertapa dan empu yang berhasil membuat pusaka Kyai Walang Sungsang dan wanita itu yang memberi jamu yang diminum diajeng juga memakai leontim yang sama dengan yang diajeng pakai, bedanya wana sinar yang tepancar, kalau yang di pakai diajeng semburat merah dan yang dipakai wanita itu semburat biru, betulkah“ kata Rangga

“Betul kangmas, wanita itu juga memakai leontin yang sama tapi cahanya kebirubiruan, he he he baru terpikir oleh Dini siapa wanita itu, kangmas“ tanya Andini

“Dialah istri temuda dari eyang Rogo Jati, yang bernama Roro Lasmini“ kata Rangga

Andini tanpak kaget mendengar penjelasan Rangga

“Apa diajeng merasakan ada perubahan di tubuh diajeng” tanya Rangga

“Benar kangmas, payudara Dini tambah besar bra yang kemarin enak di pakai sekarang sesak sekali, tadi aja dalam acara syukuran Dini gelisah terus sesak nafas, kalau ngak malu mungkin bra Dini udah tak lepas makanya tadi waktu sampai dirumah Dini langsung masuk kamar untuk melepas bra dan celana dalam juga kekecilan sehingga ngak enak kalau berjalan nganjel gitu rasanya” kata Andini

“Mungkin kalau ngak salah tebak itu efek dari jamu yang diajeng minum“ kata Rangga

“Nih kalau ngak percaya“ kata Andini, sambil menarik tanggan Rangga di taruh di buah dadanya yang masih memakai kaus yang longgar

“Iya ya, percaya“ ucap Rangga sambil mencium kening Andini

“Tar malem anterin beli bra dan CD yang baru ya“ pinta Andini

“Ya ya mosok ngak dianterin untuk istri tersayang apapun kangmas lakukan“ kata Rangga

“Iya mas nanti malam kita tidur dirumah sana yok“ kata Andini

“Emangnya diajeng ngak kepanasan kan belum ada AC nya” kata Rangga

“Besok aja di pasangin AC, biar lebih nyaman, kalau disana tuh Dini bebas mengekspresikan emosi Dini kalu disini ingin teriak sedikit takut ganggu romo juga sih biar bagai manapun Dini tetap ngak enak menjaga perasaan romo yang hampir tiga belas tahun mendampingi Dini dalam suka dan duka“ kata Andini

“Ya ya kangmas ngeri kok“ kata Rangga

“Tapi Dini juga ragu tentang kesehatan romo, kangmas“ kata Dini

“Ngak usah kawatir dengan kesehatan romo, tadi sebelun tidur mas udah memberikan tambaha energi untuk bertahan, walau obat dari dr Moh Yusup harus tetap di berikan“ kata Rangga

“Jadi menurut mas, dalam waktu dekat romo akan meninggal“ tanya Andini

“Mas ngak mau mendahului kehendak Ilahi, diajeng harus siap menghadapi situasi terburuk yang akan menimpa romo“ Kata Rangga

“Iya mas Dini mengerti“ kata Dini

Rangga melihat jam di HP udah menujukan jam setengah lima sore, bergegas Rangga bagkit dari tempat tidur

“Ayo diajeng mandi udah sore, kan belun shalat ashar lo“ kata Rangga sambil melangkah ke kamar mandi

“Mandi in“ kata Andini manja

“Manja anat sih“ kata Rangga, tapi sambil menggendong Andini dibawa ke kamar mandi

Diturunkan Andini di kamar mandi dan melepas pakaianya dengan menarik baju Andini dan menurunkan celana Andini terpampanglah tubuh telanjang Andini sudah ngak pakai bra dan cd lagi

Andini menarik sarung pada ikatan di pingga Rangga dan melepaskan sarong dari tubuh Rangga dan menarik kaus Rangga ke atas lalu rangga melepas cd nya sendiri kedua manusia yang berlainnan jenis itu sudah telanjang bulat tampa penutup apa apa

Rangga mengamati perubahan pada tubuh Andini buah dada tampak lebih besar dan kencang sehingga putting yang berwarna merah muda itu mencuat ke atas sunggung indah juga pantat Andini lebih berisi lebih kenyal dan mebih gede sehinga bongkahan daging pada pantatnya terlihat nungging indah batin Rangga

Andini juga megamati Rangga terutama pada bagian selakanganya, penis tampak lebih panjang dan lingkaran lebih besar kalau di bandingkan dengam sebulum ritual Andini walau masih dalam keadaan tertidur

“Tu juga lebih panjang dan lebih gede“ kata Andini sambil menunjuk pada penis Rangga, Rangga hanya tersenym melihat tingkah Andini

Andini menyalakan shower dan tersemburlah air dingin dari atas sehingga tubuh Rangga tersiram air dari shower, Andini mengambil sabun cair dan menuangkannya di telapak tangannya lalu mengusap ngisap dada Rangga dengan sabun cair, Rangga menarik Andini ke bawah shower sehingga tubuh Andini tersiram air dingin dan Rangga meminta sabun cair dari tangan Andini dan menuangkannya di telapak tangan Rangga pun mengusap usap dada Andini dengan sabun cair.

Sekitar 15 menit berlalu ritual mandi Andini dan Rangga berlangsung Rangga mematika shower dan mengambil handuk mengerinkan tubuh Andini dan menggendong nya kembali ke temapat tidur, Andini mengeringkan tubuh Rangga yang dengan handuk yang sama kemudian melangkah memcari ganti untuk Rangga dan untuk dirinya dan melakukan sholat ashar berama di samping tempat tidur dengan menggar tiker pandam yang ada di pojok ruangan

Mereka berdua keluar dari kamar dengan bergandengan tangan dan melihat romo duduk sendiri di ruang keluarga sambil melihat acara TV sore acara yang di sukainya berita dari siaran TV swasta Rangga mendekat dan duduk disamping romo yang sedang melihat acara TV tersebut

“Mas mau minum kopi ya“ tanya Andini

“Boleh“ jawab Rangga

“Romo juga mau kopi” tawar Andini ke ki Sudibyo

“Boleh, yang encer saja dan jangan manis manis“ jawab ki Sudibyo

Andini melangkah ke dapur dan membuat kopi untuk Rangga dan ki Sudibyo lalu membawanya ke ruang keluarga, meletakan kopi masing di depan tempat duduk Rangga dan ki Sidibyo

“Bagai mana istirahatnya romo“ tanya Andini

“Enak sekali dapat tidur pulas ya hanpir 2 jam“ kata ki Sudibyo

“Romo“ panggil Andini

“Nanti malam Dini mau tidur di rumah sana sama mas Rangga, boleh?” kata Andini

“Boleh kok, kamu kan udah jadi istri sahnya nak Rangga sekarang, mau tidur di rumah sana, atau di sini ataupun di hotel ngak ada yang menghalangi“ jawab ki Sudibyo

“Terima kasih, romo“ kata Andini

Sebentar kemudian terdengar suara adhan mahrib

“Ayo sholat dulu“ kata ki Sudibyo

“Ya romo“ jawab Rangga dan Andini bersama sama

“Aku sholat di kamar aja, kalau sholat diatas untuk naik tangga agak sakit di lututku“ kata ki Sudibyo

Rangga menghantar ki Sudibyo masuk kamarnya dan menyiapkan sajadah di lantai untuk sholat ki Sudibyo Andini masuk kamarnya mengenakan mukena warna merah muda

“Saya tinggal dulu romo” kata Rangga

“Ya“ jawab ki Sudibyo

Rangga keluar dari kamar ki Sudibyo bersamaan dengan Andini keluar dari kamarnya, mereka berdua menaiki tangga ke lantai dua dengan bergandengan tangan, Rangga masuk ke ruang doa sedang Andini masuk ke kamar Bagas

“Ih mama bikin kaget aja” keriak Bagas

“Ayo sholat dulu, di tunggu papa tu ruang doa“ kata Andini

“Ya sebentar, ambil sarung dan peci dulu“ kata Bagas

“Cepetan, ngak pakai lama“ kata Andini sambil keluar dari kamar Bagas

“Iya ya bawel“ kata Bagas

Tidak seperti biasanya setelah sholat magrib Rangga dan Andini mengajak Bagas dan ki Sudibyo untuk makan malam karena Andini dan Ranga ada acara keluar maka makan malam pun selesai dengan cepat dengan lauk sisi dari acara syukuran tadi siang

Setelah Andini berpesan kepada para pembantu supaya menyediakan keperluan romo untuk besok pagi dan mengakahan bahwa Andini dan Rangga akan keluar dan bermalam di rumah sana

Setelah makan malam bersama, Rangga dan Andini keluar rumah untuk membeli pakaian dalam untuk Andini, dengan perubahan fisik dari Andini mengharuskan membeli pakain dalam dengan ukuran yang lebih besar Andini malam itu kelihatan santai dengan menggunakan tanktop berwarna orent dan bawaan jean selutut ketat sehingga bentuk tubuh Andini terekspos sempurna bulatan payudara yang bulat kencang dan terlihat tonjolan putting yang cukup membuat siapapun yang memandang akan menikmati keindahan bentuk tubuh Andini, tapi malam itu Andini memakai jaket jean longgar untuk menutupi bentuk tubuhnya dari luar

Setelah memarkir mobilnya Rangga mengikuti langkah Andini ke konter khusus untuk wanita Rangga enggan untuk masuk dia memilh melihat lihat pakaian tidur untuk pria dan wanita. Rangga tertarik dengan pakain tidur wanita yang terbuat dari saten tipis berwarna pink dengan tali penyanggadi kiri kanannya, dipadu dengan semacam kimono juga dari jenis kain yang sama panjang tidak berkancing tapi ada ikatan tali di bagian pinggang dan sebuah kimono dari bahan yang sama dengan warna biru muda dan Rangga mengambil ke dua jenis pakaian itu Andini memilih beberapa pakain dalam dan bra dengan berbagai model

Setengah jam kemudian Rangga dan Andini sudah berada di dalam mobil kembali Ranggapun mengarahkan mobil ke rumah Andini yang satunya lagi sesampainya di depan rumah Rangga turun membuka pagar dan garasi, memasukannya mobil itu kedalamnya. Rangga dan Andini masuk rumah melalui pintu kecil disamping garasi yang menghungkan dengan ruang keluarga

“Coba lihat apa yang aku bawa“ tanya Rangga sambil memberikan bungkusan yang di bawanya

“Coba lihat“ jawab Andini sambil menerima bugkusan itu dan membukanya

“Wah ini cantik sekali, Dini pakai ya mas“ kata Andini sambil melangkah ke kamar

Ranggapun masuk ke kamar belakang dan melepas semua pakaian dan cd nya dan memakai kimono biru muda yang baru dibelinya lima menit kemudian Andini keluar dari dalam kamar dan disusul Rangga juga keluar juga dari kamar Mereka saling tatap tangan Rangga menggandeng tangan Andini diajak duduk di sofa di ruang keluarga

“Kangmas ganteng banget deh pakai kimono ini“ kata Andini

“Diajeng juga cantik sekali pakai pakaian tidur, pas dengan kulit diajeng dengan warna pink“ kata Rangga

Tiba tiba HP Andini berbunyi Andini melihat dari siapa yang menilpunnya

“Romo“ bisik Andini lirih

“Pakai specter ya“ kata Rangga

“Assalaumualikum romo” kata Andini

“Wallaikumsalam Dini nak Rangga ada di situ” jawab ki Sudibyo

“Ada romo“ jawab Andini

“Tadi romo lupa memberitahu, besok siang nak Rangga dan kamu Dini bisa nganter romo ngak” kata ki Sudibyo

“Jam berapa romo” jawab Rangga

“Yah sekitar jam 11 jam 12 san lah“ kata ki Sudibyo

“Besok hari Senin ya romo bisa romo, kebetulan jam mengajar saya sampai jam 11 romo setelah itu kosong kelas“ kata Rangga

“Dan kamu Dini“ tanya ki Sudibyo

“Kalau Dini sih sewaktu waktu bisa romo, ada perlu apa ya“ kata Andino

“Besok romo ada janji dengan Yoga Sudanda pengacaranya romo“ kata ki Sudibyo

“Ya besok jam 11 san kangmas Rangga dan Dini jemut romo ya“ kata Andini

“Ya romo tunggu, assalamualaikum“ kata ki Sudibyo

“Wallaikumsalam romo“ kata Andini dan Rangga serempak

“Ada apa kok mas dan diajeng di suruh nganter romo ke pengacara romo mas Yoga yang tadi pagi ketemu kita kan diajeng” kata Rangga

“Ya kangmas, mas Yoga mana lagi, Dini sendiri sih ngak begitu jelas tapi dengar dengar bahwa romo akam mewariskam semua yang di punyai ke penerus dari pembawa pusaka kyaiWalang Sungsang, itu kalau ngak salah dengar lho, besok aja kangmas akan mendapat penjelasan dari romo sendiri atau dari mas Yoga“ kata Andimi

“Ya sudah Dini, sini mas tambah kangen sama diajeng yang cantik, yang sudah menjadi istri kangmas dalam 2 minggu ini“ kata Rangga, sambil menarik tanggan Andini dan memangkunya

Bersambung …
Part 28
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd