Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Kyai Walang Sungsang

Status
Please reply by conversation.
Kiai Walang Sungsang
Part 46: Misi Penyelamatan

Kembali ke rumah Dodi


Pov 3rd

“Mangkanya Dod sekarang tugasmu dan ke dua temanmu untuk membuat tunaganmu dan adiknya sebagai pelacur dan itu baru impas dan sebelumnya di lempar ke mucikari sebaiknya di nikmati tubuh pelacur pelacurmu Dod” kata bu Margono, lanjutnya “Silahkan bawa pelacur pelacurmu ke dalam kamar depan yang besar ya dan jangan lupa di abadikan buat video purcarmu nanti sebagai senjata untuk menekan dia”

“Ok bu, Son dan Ton bawa mereka ke kamar depan sekarang aku akan menyiapkan kameranya untuk mengambil videonya” perintah Dodi ke dua temannya

“Siap boss” kata Soni dan Tono bersama

Tono medekati Arum dan Soni mendekati Astrit dan melepas ikatan dikorsi dan mau mengangkat tubuh Arum dan Astrit diangkatnya dan di bawa ke dalam kamar

Didalam kamar yang cukup luas ke dua teman dodi mau melepas pakaian yang di kenangkan Asrit dan Arum tiba tiba Arum dan Astrit sadar dan menyadari seseorang ingin melepas pakainanya dan dengan reflek tangan Arum mendorong tubuh Soni dengan sekuat tenaga kebelakang sehingga soni kehilangan kesimbangan dan selakangan pum membuka dan pada saat yang tepat kaki Arum seperti ada yang nenggerakan menendang selakangan Soni tepat pada alat vilalnya

Dessss, dessss gobrraaakkk

“Auuuhhhh” teriak Soni sambil terguling di tanah dengan memegang selakangannya yang sakit nya bukan kepalang sampai meneteskan air mata

“Ammmmpppuuuuuu” teriak Soni sambil gulang gulung di lantai selangkangan Soni selingga penis yang sudah setengah tegang kena tendangnan Arum yang cukup keras dan merasakan sakit sampai umbun unbun

Dodi heran ngak menyaka akan terhjadi peristiwa semacan itu sambil terbengong melihat Soni yang tubuh kekar tumbang dengan satu gebrakkan dan tendangan Arum belum selesai Dodi terheran heran

Deessss, deeessss gobraaaakk

Tubuh Tono sama sama terkapar di lanlai sambil memegang penisnya

Addduuuuhhhh, aammpuunnn” teriakan Tono jatuh tersungkur di lantai dilantai tubuh Tono yang sama besarnya dengan Soni ambruk ke lantai dengan menahan sakit tepat di penisnya yang terkena sodokan lutut Astrit dan pukulan di tengkuk sehingga tersungkur

Apa sebenarnya yang terjadi ketika Tono berusaha melepas pakaian Astrit Astrit sadar langsung menendang selangkangan Tono dengan tututnya dengan keras dan Tono ngak sempat mengelak dari serangan Astrit otomatis Tono membukuk dan kesempatan itu di pakakai Astrit untuk memukul tengkuk Tono dengan sekuat tenaga dan akibatnya Tono tersungkur

Astrit dan Arum berguman dan berteima kasih pada jalubi dan jaluning yang telah menolong dan menyadarkan dirinya pada saat yang tepat dan menggerakan tubuhnya ke tubuh Tono dan Soni sehingga tubuh Tono dan Soni yang terkenal dengan Preman Pasar Bringharjo yang kekuatannya tanpa tanding tapi jatuh tersungkur di hadapan Astrit dan Arum yang tersenym penuh kemenagan

Dodi ya melihat kejadian itu masih tebengong bengong seakan tidak percaya akan semua yang di lihatnya dengan mata nya sendiri Astrit dan Arum bisa mengalahkan jago kampus preman pasar Bringharjo yang di takuti dan dengan mudah di kalahkan dengan Arum dan Astrit

Kalau Dodi dapat melihat keadaan sebenarnya yang membuat ke dua preman itu tersungkur adalah Jaluning dan Jalibi untuk melindungi Astrit dan Arum tapi Dodi sendiri tidak melihat keberadaan Jaluning dan Jalubi hanya Astrit dan Arum yang tau keberadanya Jalining dan Jalubi saat ini

Pada saat yang bersamaan muncul secara mendadak Rangga di antara Dodi, Astrit dan Arum di dalam kamar itu

Melihat Rangga ada di antara mereka langsung Astrit dan Arum menghambur ke tubuh Rangga sambil menagis dan secara bersaman

“Mas Rangga aku takut” kata Astrit dan Arum bersamaan sambil memeluk tubuh Rangga

“Sudah sudah ngak usah takut dik Astrit dan dik Arum ngak usah takut lagi karena aku akan selalu melidungi adikku berdua” kata Rangga sambil mengecup kening ke dua gadis dalam pelukannya setelah itu Rangga membalik dan menghadapi Dodi yang masih ngak percaya apa yang di lihat

“Ini mas Dodi ya” kata Rangga, lanjutnya “Kenalkan Saya Rangga pacar dari dik Astrit dan dik Arum tunagan macam apa itu kalau mau membuat tunagannya menjadi pelacur”

“Siapa bilang aku mau membuat tunaganku menjadi pelacur hak, kamulah yang mau merebut tunagan aku iya kan dan dari mana kamu, Nga tiba tiba muncul disini mengganggu saja justru aku mau menolong tunaganku dan adik nya dari premam preman ini dan dengan sekali pukul mereka tegeletak” kata Dodi

“Apa kata mas Dodi mau menyelamatkan aku, aku dengar semua apa yang di katakan om dan tante Hasan aku dan dik Arum hanya pura pura pingsan dan obat bius mas Dodi ngak mempan sebab aku dan dik Arun tadi sebelum sudah minum pil anti racun dan minuman yang dibubui obat tidur aku tau mas jadi jangan mengambing hitamkan teman teman mas Dodi” kata Atsrit, lanjutnya “Dan aku memiliki bukti yang outentik semua itu aku rekam dalam HP aku” Lalu Astrit mengeluarkan HP nya dan membuka hasil rekaman nya

“Dan mas Dodi ikatan pertunagan kita putus ini pernyataan dari aku dan tunggu besok pernyataan dari keluarga aku kalau pertunagan kita putus dan aku muak atas semua kepura puraan keluargamu sumua” kata Astrit

Kemudian Astrit melangkah ke hadapan bapak ibu Margono ayah dan ibu mas Dodi dan juga om dan tante Hasan lalu berhenti di hadapan 4 orang itu

“Bapak dan ibu juga om dan tante yang tehormat apakah om dan tante punya bukti kalau ayah ku yang melapor ke atasan ingatlah tante sepandai pandai nya orang menyimpan bangkai pasti suatu saat akan tercium juga kan dan tuduhan tante tidak bedasar dan ini bisa saya laporkanke pulisi dengan pencemaran nama baik dan percobaan memperkosa aku dan adik ku Arum” kata Astrit di hadapan bapak ibunya mas Dodi dan om dan tante Hasan, lanjutnya “Ayo mas Rangga dan dik Arum kita tinggalkan rumah ini aku sudah muak melihat tampang mereka semua dan jangan lupa mas Rangga bawa juga kamera yang ada di tangan mas Dodi sebab itu adalah bukti percobaan pemerkosaan aku dan dik Arum mas

Rangga melangkah mendekati Dodi yang mau mampertahankan kamera miliknya tapu tangan Rangga langsung memukul wajah Dodi sehingga Doni juga terkapar bersama de dua temannya

Astrit, Arum dan Rangga keluar dari rumah bapak ibu Margono dan membawa kamera yang di rebut dari Dodi, Rangga jalan di tengah sebelah kiri ada Astrit dan kanan ada Arum sambil bergandenga tangan

“Mas Rangga naik apa” kata Arum

“He he he naik tranpotasi tanpa batas” kata Rangga sambil tersenyum, lanjutnya “Dik Astrit pesan taksi on line saja biar cepat”

“Oh ia mas lupa saking senangnya bisa ketemu mas Rangga di sini, sebetar ya” kata Astrit sambil mengeluarkan HP dan memesan Taksi on line untuk mengantar pulang

Lima menit kemudian Rangga, Astrit dan Arum sudah berada di dalam Taksi Rangga mau duduk di depan tapi oleh Astrit didorong masuk tepat duduk di tengah jadi korsi depan di biarkan kosong dan korsi belakang di isi bertiga dan Rangga di tengah tengah di apit oleh 2 bidadari Astrit dan Arum

“Sudah mas nanti aja ceritanya aku masih kangen oleh pelukan mas Rangga” kata Astrit

“Aku juga mas kangen pakai bangen malah” kata Arum dengan manjanya

Pipi kiri selalu di ciumi Astrit dan pipi kanan selalu di ciumi Arum begitu Rangga menoleh kekiri bibir Astrit segera menempel di bibir Rangga dan mereka sempat saling mengulum walau hanya sebentar dan kini Rangga menoleh ke kanan segera bibir Arum segera menempel di bibir Rangga dan mereka saling menlumat bibir masing masing masing

“Sudah dulu ya dik Astrit” kata Rangga sambil mencium kening Astrit

“Sudah dulu ya dik Arum” kara Rangga sambil mencium kening Arum

“Udah ngak usah cerita Aku sudah tahu semuanya dari kalian berangkat dari rumah menuju ke ruman Dodi seperti yang aku katakan tadi siang aku akan mantau sore ini” kata Rangga, lanjutnya “Hebat lho tadi aksi dik Astrit dan dik Arum melumpukkan kepala preman Bringharjo”

“Masak aku sih yang melumpukkan paman Jalubi kok aku hanya menggerakan tangan dan kaki saja tapi pakai kekuatan paman Jalubi ya sekali tebas udah KO” kata Arum manja sambil mengelus pipi Rangga dengan penuh kasih sayang

“Aku juga mas yang tadi itu pakai tenaganya paman Jaluning sehingga dengan mudan preman dempal kayak gitu roboh dengan sekali pukul” saut Astrit ngak kalah manjanya

Sebentar kemudian mereka sudah sampai di depan rumah Astrit dan mereka bertiga turun setelah Rangga membayar ongkos Taksi on line

Bapak dan Ibu Kromo Widakdo tekejut setelah melihat anaknya Astrit dan Arum di antar dengan Rangga

“Kayaknya tadi yang jemput Dodi kok sekarang balik bareng nak Rangga” kata bu Kromo dan mempersilahkan duduk Rangga dan Arum di ruang tamu demikian juga bapak dan ibu Kromo

“Ceritanya panjang bapak, nanti deh di ceritain” kata Astrit, lanjutnya “Bapak kenal dengan Om Hasan, om nya Dodi”

“Ya kenal pakai banget lagi, om Hasan itu teman bapak ketika masih sekolah di Sekolah Menegah Keperawatan satu kelas dan satu bangku juga setelah lulus dari sekolah keperawatan sama sama di terima di Dinas Kesehatan tapi nasip yang membuat lain bapak mu ini di bagian umum mengurusi tenaga medis sedang om Hasan di tempatkan di bagian Sarana Prasara yang mengurusi semua pembelian barang selalu melalui om Hasan tapi sifat tamak dan nafsu serakah membuat Om Hasan lupa diri sesingga main tilep saja main marka yang seharusnya Rp 1000 di marka menjadi 2000 dan itu berlangsung lama sehingga membuat om Hasan jadi orang kaya, mobil punya tanah bertebaran dan beberap usaha yang di jalankan oleh bu Hasan” kata pak Kromo, lanjutnya “Bapak tau dari cerita mereka sendiri dan bapak pernah ngomong kalau harus hati hati sebab sepandai andainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, om Hasan marah ke bapak di anggapnya bapak sirik dan dengki atas ke berhasilannya, bapak hanya bisa mengelus dada saja dan mendoakan yang terbaik untuk om Hasan, Selang beberapa tahun koropsi yang di lakukan terbongkar dan hitung punya hitung Negara di rugikan sekitar 1 M 20 tahun yang lalu”

“Apakah juga tau kalau om Hasan menuduh bapak yang melaporkan ke atasan di kota Propinsi” kata Astrit

“Apa begitu kata om Hasan” tanya pak Kromo

“Bukan om Hasan sih tapi tante Hasan tapi kan sama saja” kata Astrit

“Ah … Bapak ngak percaya, rasanya kamu mengada ada tentang om Hasan yang begitu baik ke keluarga ini dan juga keluarga Margono calon metuamu itu” kata pak Kromo

“Ihh … Bapak kalau udah percaya sama orang tetap saja benar padahal orang itu akan menusuk dari belakang bapak tetap membelanya” kata Astrit

“Ya nih bapak mu selalu menilai semua orang itu baik padahal di belakang nya mecibirkan lidah nya” kata ibu Kromo

“Lha piye to bu neeee kan orang hidup didunia ini selalu dan harus berprasangka positif to lha wong urib nang donyo sepisan kok senenge ngumbar doso (hidup di dunia sekali hanya sekeli kok sukanya bikin dosa) dengan menikirkan kejelekan orang dan selalu curiga terhadap orang” kata pak Kromo

“Betul pak kita harus selalu berprasangan positif tapi apa bapak ngak punya rasa curiga sedikit saja coba dengarkan percakapan mereka yang sempat Astrit rekan” kata Astrit sambil mengeluarkan HP nya dan mencari file yang merekam percakapan keluarga Margono dengan om dan tante Hasan

Bapak medengarkan rekaman yang Astrit perdengarkan percakapan antara tante Hasan dengan Dodi dan ibunya

Sementara itu disamping duduk Astrit, Rangga dan Arum sedang berbisik pelan

“Mas tau ngak ini adalah hari Sabtu malam Minggu aku yang pertama bersama kekasih aku dan duduk berdampingan seperti ini rasanya amat bahagia sekali mas bisa datang ke sini sebab aku sejak kemarin meragukan ketika mas pamit ke kota Propinsi untuk menengok keluarga mas sekaligis mengenalkan mbak Andini ke Bapak dan ibu mas tapi semesta mengabulkan permohonanku ini minggu ini bisa pacaran dengan mas Rangga” kata Arum sambil tangan kirinya berada di lengan kanan Rangga

“Masak dik, katanya eyang putri mu kemarin ada pemuda yang selelu datang setiap malam minggu ngapelin kamu” kata Rangga sambil tersenyum

“Itu bukan apa apa kok mas hanya sekedar teman memeng pernah nembak aku tapi aku tolak dan memang begitulah ngak punya rasa malu terus setiap malam minggi pasti datang pernah akan aku usir dia tapi di larang eyang putri katanya tamu adalah raja jadi galau sendiri” kata Arum

“Hix hix hix kenak deh” jawab Rangga

“Ihhh mas Rangga nyebelin” kata Arum sambil menyubit pelan di perut kanan nya

“Auuuu sakit tau” kata Rangga sambil menutupi mulutnya

“Ini baru serius kok malah pacaran sendiri” kata Astrit agak sewot

“Biarin weekkk” kata Arum sambil meleletkan lidahnya ke Astrit dan mereka kembali focus

Arum masih menggelendot manja ke Rangga

Isi dari rekaman yang di perdengarkan oleh Astrit yang membuat pak Kromo emosi dan ingin segera melabrak keluarga Margono

“Kurang ajar dia yang koropsi wajar lah kalau harus menaggung sendiri akibatnya dan bapak berani sumpah demi semesta kalau bapak ngak pernah ngomong sampai sekarang kalau Hasan koropsi malah bapak selalu menutupi kesalahan Hasan denga teman teman” kata pak Kromo

“Sudah pak mereka sudah mendapat hukuman yang setimpal dan lagi dik Astrit dan dik Arum selamat tidak ada satu pun lecet pada tubuhnya bahkan kedua preman pasar Bringharjo dari Yogya yang di sewa oleh Dodi mengaduk kesakitan dan itu ada bukti nya di video yang di rekam oleh Dodi dan lagi kalau bapak emosi kayak gitu apa bedanya kita dengan mereka pak dan bisa merugikan diri sendiri tekanan darah naik dan bisa mengakibatkan struk” kata Rangga

“Terima kasih nak Rangga atas peringatannya dan mulai saa ini aku serahkan keselamatan dan kebahagiaan anakku Astrit ke tangan mu nak Rangga dan besok aku akan ke sana untuk memutuskan pertunagnya secara resmi antara Astrit dan Dodi” kata pak Kromo penuh semangat

“Terima kasih pak atas kepecayaan bapak ke pada saya” kata Rangga

“Astrit anak ku maafkan bapak dan ibu ya atas semua ini, kalau dulu bapak dan ibu tidak menerima lamaran Margono tentu peristiwa ini ngak akan terjadi anak ku” kata ibu Kromo

“Sudah bu semua yang sudah terjadi menjadi pengalaman yang bagus terutama dengan aku kini bapak dan ibu merestuai partunagan ku dengan mas Rangga tinggal besok di umumkan saja setelah bapak ke rumah pak Margono memutuskan tunagan aku denga Dodi sialan” kata Astrit

“Tapi bapak kalau mau kesana jangan sendiri pak sebaiknya mengajak siapa gitu yang dekat dari sini sebab aku ngak bisa mengantar bapak besok” kata Rangga

“Ya ngak papa nak nanti bapak akan mengajak kakak Astrit saja yang menjadi dosen di kota karesidenan” kata pak Kromo

“Betul itu pak kan mas Wigyo juga teman Dodi ketika di SMA dulu” kata Astrit

“Ya udah nanti aku tepon aja si Wignyo untuk menghantar dan menemani bapak ke rumah Margomo” kata pak Kromo

“Ya udah silahkan di teruskan bercengkrama nya dengan nak Rangga mumpung juga malam minggu ya, yok pak kita ke dalam aja” kata bu Kromo sambil menerik tangan pak Margono

Sepeninggala bapak dan ibu Kromo

“Ihh dik Arum mencuri start ya” kata Astrit

“Habis gimana mbak, kan mbak Astrit peneh pacaran walau dengan mas Dodi dan mbak Dini juga pernah pacaram dan aku yang belum pernah sama sekali pacaran dan ini malam minggu aku yang pertama dengan pacar yang amat aku cintai” kata Arum

“Ini juga malam pertama aku pacaran dengan mas Rangga tau” kata Astrit

“Tapikan mbak Astrit pernag pacaran walau dengan mas Dodi” kata Arum

“Jangan sebut nama itu lagi sebel” kata Astrit sambil cemberut

“Udah udah ngak usah di perdebatkan lagi ya” kata Rangga samnil mengecup kening Astrit kemudian kening Arum dan semua diam dan sorot matanya menjadi teduh penuh kasih sayang

“Selamat ya mbak Astrit, sekarang sudah setengah resmi bertunanga denga mas Rangga” kata Arum dan merik tubuh Astrit sepaya mendekat dan melakukan cium di pipi Astrit Rangga pun ngak bisa diam saja setelah itu Rangga mencium bibir Astrit dengan mesra di depa Arum dan Arum pun tersenym bahagia tidak ada kata cemburu dan setelahnya Rangga juga mencium bibir Arum di depan Astrit dan Astrit pun tersenyum bahagia sampai waktu menunjukkan pukul 11 malam dan Rangga pamit untuk pulang ke Semarang didampingi olek paman Jalubang mereka berdua berubah menjadi sinar putih dan merah segera melesat kearah utara setelah Rangga pamit ke bapak dan ibu Kromo bersama ke dua bidadarinya

====skip====



Pagi hari nya di kota Kabupaten

Pov Pak Kromo Widakdo

Setela melaukan kewajiban rutine ibadah subuh dan ngopi sebentar kemudian ke belakang rumah merawat tanaman toga menyirami dan membuar pagar bari bambu dan tadi malam aku langsung telpun anakku Wigyo agar bisa menganat aku ke rumah Margono untuk memuruskan petunangan anak gadis ku dengan anak Margono karena kecurangan keluarga Margono ternyata berelubung dendam yang ngak pernah aku lakukan itu hanya menurut anggapan dia saja adik bu Margono yang bernama Hasan dia merasa aku yang melaporkan perbuatan penggelapan uang Negara senilai 1M 20 tahun yang lalu

Hasan beranggapan kalau aku sirik ke dia karena kesuksessan dia dapat uang banyak dari berbagai proyek yang ia tangani, sepandai pandai nya tupai melompat pasti akan jatuh juga ternyata kejatuhan Hasan tidak di imbangi dengan kesadaran diri dan Hasan menganggap kalau aku yang melaporkan koprosi dia

Pernah suatu ketika Hasam menyodorkan cetumpuk uang hasil koropsi nya ke aku tapi aku tolak karena aku ngak mau tersangkut masalah yang akan dihadapinya memakan uang panas bisa runyam keluargaku mungkin karena itu Hasan dendam ke aku

Jam 9 pagi Wigyo dan istri dan anaknya datang Yanti istri Wigyo seorang guru SD di kota karesidenan dan ke dua anaknya Santo dan Santi anak kembar masih berumur 5 tahum juga

“Ada apa sih dengan Astrit pak kok kelihatamnya serius sekali kan ngak ada masalah to dengan Dodi” kata Wignyo begitu masuk rumah setelah cipika cipiki denga keluarga dan kimi duduk di ruang keluarga

“Memang dulunya bapak dan ibu menganggap tidak ada maslah tapi peristiwa semalam membuat bapak berubah pikiran” kata bapak kemudiam memanggil Astrit “Astrit sini nduk duduk sini tolong jelasin apa yang kamu alami semalam dengan nak Arum”

Dari dalam kamar Astrit keluar dua orang gadis dan menyapa mas Wigyo dan mbak Santi dan mengenalkan Arum kepada mas Wigyo dan mbak Santi

“Mas mbak aku Arum muridnya mbak Astrit, salam kenal” kata Arum

Dan mulailah Astrit bercerita dengan mas dan mbak Santi sambil memutar rekaman dari HP Astrit dan setelah selesai cerita

“Lalu keinginan Bapak bagaimana” kanya Wigyo

“Bapak ingin memutuskan tali pertunangan adik mu Astrit dengan Dodi dan akan memerima lamaran ki Sudibyo ke Astrit untuk anak muridnya nak Rangga” kata ku

“Siapa tu ki Sudibyo dan Rangga bapak” tanya Wigyo

“Ki Sudibyo dalang terkenal itu masak lupa sedang Rangga selain murid sepiritual ki Sudibyo juga teman adikmu Astrit ketika kuliah di kota propinsi” kataku

“Oh ya ya aku inget Rangga pacarnya Astrit dulu kan” kata Wigyo sambil tertawa

“Ah mas bisa aja” kata Astrit

“Katanya kamu los kontak dengan dia Trit” tanya Wigyo, lanjutnya “Kok sekarang malah jadi murid sepiritual dari pak dalang kondang itu binggung aku apalagi bapak akan sekarang akan meresmikan pertunagan denga dia”

“Ceritanya panjang mas, nanti deh Astrit ceritain semuanya’ kata Astrit, lanjutnya “Kata bapak akan pergi ke rumahnya pak Margono ya pagi ini”

“Betul kan ini tunggu mas mu untk ngantar Bapak ke sana” kata ku

“Ayo dah kita berangkat pak” kata Wigyo sambil berdiri dari korsi yang di duduki, lanjutnya “Jeng aku ngantar bapak dulu ya ke rumah pak Margono, Dodi memang sonoloyo sejak dari SMA”

Aku berdiri dan masuk kamar untuk ganti baju yang agak sopan sebab saat ini aku hanya pakai sarung dan kaus singlet saja

“Bu ne, bapak pergi dulu ya” kataku pamit ke istri

“Ya pak ne ati ati ya” kata istriku

Dalam perjalanan aku bercerita tentang kedatangan ki Sudibyo dan melamar Astrit untuk anak murid nya yang bernama Rangga tentunya lamarannya aku tolak sebab aku sudah janji ke mas Margono untuk menjodohkan Astrit ke nak Dodi anaknya lalu ki Sudibyo menceritakan tentang pusaka andalanya kyai Walang Sungsang yang kini sudah di wariskan ke Rangga bersama istrinya dan semua kekayaan ke Rangga lalu ki Sudibyo membuka indra ke enamku untuk melihat siapa siapa jodoh dari pemegang kyai Walang Sungsang dan bapak melihat sinar merah ada pada kening nak Andini kepala Sekolah Astrit juja mantan istri ki Sudibyo, sinar kuning pada kening adikmu Astrit dan satu lagi sinar biru pada kening Arum juga murid SMA nya di sekolahnya Astrit yang tadi di perkenalkan pada kalian tapi bapak tetap diam dan teguh pada prinsip kalau adik mu Astrit tetap bertunagan dengan Dodi sesuai dengan kata kata yang pernah bapak ucapkan sendiri dan peristiwa tadi malam mambuat bapak percaya akan jodoh Astrit yang sebenarnya dan bapak ingin segera menyelesaikan peristiwa semalam agar tidak berlarut larut dan membuat nasib adikku terkatung katung dan Wigyo hanya diam mendengarkan aku bercerita panjang lebar

Sebentar kemudian mobil dari Wignyo sudah sampai di rumah Margomo

“Assalamualaikum, kangmas” sapa pak Kromo setelah melihat kalau ada orang di ruang tamu

“Wallaikumsalam, eh dimas Kromo to, monggo monggo” jawab pak Margono, lanjutnya “Mari duduk dulu dimas bu ne ada dimas Kromo”

“Ya kangmas” kata pak Kromo setelah mereka duduk dan bapak ibu Margono juga sudah keluar, lanjutnya “Saya ingin ketemu dengan nak Dodi kangmas mau minta pertangung jawaban nak Dodi ke anaku Astrit”

“Wah, Dodi baru aja berangkat ke kota Karesidenan katanya ada temu antar mahasiswa gitu aku ngak mudeng” kata Margono

“Ya udah ngak apa apa kangmas kedatangan saya kemari akan memutuskan pertunangan Antara anak ku Astrit dan Dodi karena peristiwa semalam tentunya kangmas dan mbakyu tau lah peristiwa tadi malam bahwa Astrit dan adiknya Arum mau di perkosa disini oleh teman teman Dodi tapi kangmas dan mbakyu diam saja seakan ngak terjadi apa apa ngak ada rasa penyesalan sama sekali dan aku sangat kecewa dengan peristiwa tadi malam itu dan perlu di ketahui oleh kangmas dan mbakyu bahwa peristiwa 20 tahun yang lalu aku tidak tau menau tapi yang menjadi heran bahwa Hasan malah menuduk aku yang melaporkan pada atassan yang tak punya bukti dan kalau aku mau aku laporkan kepulisi Hasan akan meringkuh ke lembaga pemasyaratan kembali dan aku menyadari persahabatan dengan Hasan sejak SMP maka aku sudai perkara ini saya anggap selesai tapi ingat hukum karma masih tetap berlaku kangmas” kata pak Kromo dengan nada lemah lembut tapi isinya setajam sembilu

“Maaf kan aku dimas nanti bisa aku kelaskan duduk perkaranya” kata pak Margono

“Apa yang akan di jelaskan lagi kangmas semua sudah jelas kok pertunangan ini sebagai kedok balas dendam dari Hasan dimana balas dendam suatu perbuatan yang tak pernah aku lakukan kangmas, ayok Wig kita pulang malas berhubungan dengan orang orang macam gini” kata pak Kromo

“Ya udah, ayok pak” kata Wigyo, lanjutnya “Aku mau pesan ke Dodi lewat bapak dan ibu jangan dekati keluargaku lagi najis tau ngak”

Kemudian pak Kromo dan Wignyo meninggalkan rumah Margono dengan perasaan tenang dan puas

Bersambung ….
Part 47
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd