Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

LIburan k3: prelude bagian terakhir: the beginning

SundayTheSix

Adik Semprot
Daftar
10 Oct 2019
Post
102
Like diterima
239
Bimabet
Eh.......... cerita ini cuma akan fokus ke event liburan k3 di villa, jadi dimana letak cerita ini di timeline cerita asli benji gue juga nggak tahu. Terus apakah cerita benji lanjut setelah event liburan? mungkin, tapi kayak cerita ini mungkin cuma fokus ke satu event atau satu kelompok.

Prelude

“Kenapa harus di Villa Benji sih? Emang nggak bisa gitu di villa yang lain.” ucap Yona saat mendengar saran Manda untuk memakai Villa warisan Ayah sebagai tempat K3 berlibur selama beberapa hari.

“Ya kan dananya terbatas, kalo make villa Benji, sisa uangnya bisa kamu pake buat makan atau yang lain.” Jawab Melody.

“Iya Kak Yona, sekalian bang Benji jadi security biar liburannya aman.” Tambah Manda.

“Yee...justru kalo ada Benji liburannya jadi nggak aman, lo kan tau kelakuan abang lo kayak gimana.” Ucap Yona yang tetap teguh pada pendiriannya.

Jadi inilah alasan Manda membangunkanku pagi ini, alasan dia memaksaku untuk mengantarkannya FX Sudirman, agar Yona dapat mengatakan betapa dia tak menyukaiku. Manda memang mengatakan padaku bahwa dia berniat mengajak team K3 untuk liburan di villa warisan Ayah yang ada di Puncak. Tentu aku mengijikannya, aku bahkan tak tahu bahwa Ayah mewariskan sebuah villa kepadaku sebelumnya, aku belum membaca seluruh surat warisan Ayah karena sebelumnya aku terlalu sibuk memperbaiki hubunganku dengan Manda yang sempat hancur. Hubungan kami telah membaik sekarang, akan kuceritakan kapan-kapan, sekarang aku harus memikirkan sesuatu untuk dikatakan pada Yona.

“Ya kalo villanya mau dipake, ya pake aja. Kalo lu emang nggak mau gue disana, ya nggak apa-apa, lagian ini kan liburan tim lu Yon jadi kehadiran gue emang nggak diperlukan.” Ucapku.

Itu disambut Yona dengan sebuah senyuman lebar, kurasa dia sedari tadi menungguku untuk mengatakan hal itu.

“Ya emang bagusnya lu nggak usah ikut sih Ben, gue takut lu macem-macem sama anak-anak tim gue.” balas Yona.

“Kak Yon!!” Manda berdiri dan berteriak dengan cukup kencang, itu mengejutkan semua orang yang ada di meja. “Gue nggak suka ya lu ngomong kayak gitu sama bang Benji, gue tau dia bangsat, tapi gue tau dia juga udah nyoba berubah.”

“Ya kan...” Yona kehilangan suaranya, dia terlihat kesulitan mencari kata yang tepat untuk dikatakan.

“Lu nggak tau kan kalo dia sampe...”

“Man, nggak usah dilanjutin.” Ucapku, aku tahu apa yang ingin Manda ucapkan dan aku tak ingin Yona atau pun Melody tahu tentang itu, juga kau.

“Tapi bang...”

“Udah nggak apa-apa, nggak penting juga. Lagian kan kita lagi ngomongin soal villa yang mau dipake buat liburan anak-anak ketri.” Balasku.

“Ya udah, tapi gue tetep nggak suka dengan cara kak Yona ngomongin bang Benji tadi.”

Suasana meja kami pun berubah menjadi aneh, Yona tak berani menatapku atau pun Manda, Melody terlihat bingung harus berkata apa, entah siapa yang ingin dia bela namun jelas itu bukan aku. Aku sendiri adalah sumber masalah ini dan itu membuatku merasa harus bisa mendamaikan mereka berdua sambil berusaha untuk tak memperkeruh suasana.

“Ben...” Panggil Yona pelan, kualihkan pandanganku padanya dan dia terlihat kesulitan untuk tetap menatap mataku. “Maaf ya soal tadi, gue nggak tau kalo sebenarnya lo udah berusaha berubah, soalnya....soalnya...”

“Iya gue maafin.”

“Serius?”

“Iya.” Ucapku yang kubarengi dengan sebuah senyuman.

“Makasih ya.”

“Sama-sama.”

Setelah mendapatkan maafku, Yona pun mengalihkan pandangannya pada Manda yang kutahu tak benar-benar marah pada Yona. Itu hanya letupan emosi sesaatnya, kalau dia benar-benar marah pada Yona maka dia akan memutuskan semua kontak dan menolak untuk bicara padanya.

“Man, gue...”

“Iya gue maafin.”

“Serius?”

“Iya kak Yona, bawel ih.”

“Ah lu mah, gue lagi serius juga.”

“Iya kan udah minta maafnya, mau ngomong apa lagi.”

“Ya seengaknya biarin gue selesai ngomong dulu kek.”

“Bawel ih, gue tarik lagi nih maafnya.”

“Ya jangan.”

“Udah-udah, ntar berantem lagi.” Ucap Melody yang datang sebagai penengah diantara mereka berdua. “Nah mending lanjut ngomongin masalah villa.”

“Ya kan udah tadi teh, villanya jadi dipake buat liburan tim k3 besok.” Balas Yona.

“Gue pengennya sih bang Benji tetep ikut, biar ada cowok satu yang jagain. Kalo bang Benji nggak ikut berarti cewek-cewek semua dong yang di villa, kalo ada orang yang punya niat jahat sama kita nggak ada yang ngelawan sama ngelindungin kita.” Usul Manda. Tidak, aku tidak memintanya untuk melakukan itu, kurasa itu memang apa yang dinginkannya.

“Ya kan kita rame-rame, gue juga nanti bakalan bawa pisau lipat buat ngelindungin diri, sama ngelindungin anak-anak tim ketri.” Ucap Yona yang tetap menolak usulan Manda.

“Ya ampun ini kok berantem lagi, baru juga maaf-maafan.” Ucap Melody. “Ya udah gini aja, gimana kalo anak-anak ketri aja yang mutusin. Habis theater ntar kita omongin sama anak-anak, mereka mau nggak Benji ikut. Gimana setuju?”

“Setuju.”

“Iya, aku juga setuju kak Mel.”

“Gimana Ben, lo nggak apa-apa kan?” tanya Melody padaku.

“Gue setuju-setuju aja Mel.”

“Ya udah sekarang mending kita ke theater, setengah jam lagi gue rasa mereka udah selesai.” Ajak Melody.

“Ayo.”

“Ayo.” Balas Yona.

Mereka bertiga pun berdiri, namun tidak denganku, aku sedang ingin bermalas-malasan dan tidur di rumah.

“Nggak ikut Ben?”

“Nggak usah lah Mel, gue pengen balik aja.” Balasku. “Trus lu ntar pulang sendiri ya Man, gue males bolak balik.”

“Gampang, ntar gue nebeng sama kak Yona.” balas Manda. “Iya kan Kak Yona?”

“Iye, ntar lu pulang gue tebengin.”

“Makasih kak Yona.” ucap Manda yang kemudian memeluk Yona erat-erat.

“Ya udah, ntar hasilnya dikasih tau.” Ucap Melody.

“Ok, udah ini biar gue yang bayar.”

“Duh mentang-mentang udah tajir sekarang.”

“Bukan gitu...”

Sebelum aku selesai mengatakan maksudku, Melody sudah menarik Manda dan Yona pergi. aku tahu dia sedang mengodaku, namun aku tak ingin Yona salah sangka karena hubungan kami belum sepenuhnya baik, aku tak ingin memberinya alasan untuk tak suka padaku.

Setelah membayar semuanya, aku pun pergi meninggalkan tempat itu dan pergi pulang. Namun saat aku berada di parkiran, saat aku hampir sampai ke mobilku, sebuah suara menghentikanku.

“Bang Benji!!!”

Aku berbalik dan menemukan sumber suara itu, tiga orang gadis yang juga member jeketi. Mereka bertiga nampak keringatan dengan napas yang ngos-ngosan, sepertinya mereka bertiga berlari mengejarku.

“Bang Benji, bang Benji kan? Cowoknya kak Melody?”

“Mantan.”

“Bukannya pacar kak Shania?”

“Udah putus juga.”

“Kayaknya lu update banget deh Cind, urusan cintanya member.”

“Wah iya dong Cindy.”

“Udah selesai?” tanyaku yang melihat mereka bertiga sibuk dengan diri mereka sendiri.

“Eh maaf bang, Jinan nih bawa-bawa kak Melody segala.”

“Lah lu kok nyalahin gue sih, parah lu emang.” Balas gadis yang dipanggil Jinan itu.

“Tau nih Aya, malah nyalahin orang.” Tambah gadis yang disebut Cindy.

“Jadi gue yang disalahin, aneh lu berdua.” ucap Aya membela dirinya.

“Kalo lu bertiga cuma pengen berantem mending gue balik.” Ucapku yang mulai capek menunggu salah satu dari mereka menjelaskan kenapa mereka memanggilku.

Sorry bang, sorry banget. Cuman kita bertiga pengen minta tolong.” Ucap Jinan.

“Iya bang kami bertiga pengen minta tolong.” Ucap Aya membeo ucapan Jinan.

“Iya bang, tolongin kita ya.” Ucao Cindy yang juga ikut membeo.

Yang aku inginkan sekarang hanya lah pulang, namun aku mereka segan meninggalkan mereka bertiga yang nampaknya benar-benar membutuhkan bantuanku. Setidaknya aku ingin tahu bantuan apa yang mereka inginkan.

“Ya udah, lu bertiga mau minta tolong apaan?”

“Kita pengen minta tolong....lu aja deh Cind.”

“Kok gue, kan elu yang butuh.” Tolak Cindy.

“Tapi ini kan ide lu.”

“Hadeh lu bertiga, tadi katanya minta tolong.” Ucapku yang merasa aneh melihat tingkah mereka.

“Tapi abang jangan kasih tau siapa-siapa ya?”

“Iya.” Balasku.

“Janji?” ucap Jinan yang mengeluarkan jari kelingkingnya.

Aku tak percaya ini.

“Iya gue janji.” Balasku yang kemudian mengaitkan jari kelingkingku pada kelingkingnya.

“Jadi..gue mau minta tolong, lu bisa nggak bang ngehajar wota yang ngikutin gue nyampe ke kosan?”

“Serius?”

“Iya bang.” Ucap Jinan, dia kemudian menunjukan layar ponselnya dan aku bisa melihat sebuah akun twit**ter yang mem-posting sebuah foto. “Itu foto kosan gue bang.”
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd