Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

LIburan k3: prelude bagian terakhir: the beginning

Bimabet
Prelude part 2: you cannot redo

Dia jatuh tersungkur mencium kerasnya aspal saat palu yang kulemparkan menghantam punggungnya, sepertinya lemparanku kurang kuat karena sebenarnya aku mengincar kepalanya. Tidak, aku tidak berniat membunuhnya, hanya sedikit menyakitinya.

Dia mencoba bangkit berdiri namun sebelum sempat menapakan kedua kakinya, dia kembali terjatuh oleh tendanganku. Aku bisa melihat dia ketakutan saat melihat diriku yang berjalan mendekatinya, aku hanya tersenyum seraya mengambil kembali paluku yang tergeletak diatas aspal.

"Am….."

Sebelum dia sempat berbicara, kutendang wajahnya dengan keras. Kepalanya sekali lagi menghantam kerasnya aspal darah pun mulai membasahi wajahnya. Aku berjalan mendekatinya dan berjongkok tepat disebelahnya. Kuangkat paluku tinggi-tinggi dan kuhantamkan beberapa centimeter dari wajahnya, semua kulakukan dengan tetap mempertahankan sebuah senyuman di wajahku, aku ingin mengintimidasinya, membuatnya berpikir bahwa aku menikmati ini semua. Intimidasi, satu dari beberapa hal berguna yang kupelajari yang kupelajari dari Ayahku.

"Jangan sampe gue ngeliat wajah lu di daerah sini lagi, ngerti?"

Dengan wajah yang bercucuran air mata dia menganggukan kepalanya, aku pun kembali berdiri dan mundur beberapa langkah untuk membiarkannya pergi. Aku menganggukan kepalaku untuk memberitahunya bahwa aku mengijinkannya untuk pergi, tepat setelah melihat anggukan kepalaku dia bergegas pergi tanpa mengatakan apapun, kasar sekali. Ya biarlah, karena yang terpenting adalah aku berhasil menakutinya, sedikit melelahkan memang tapi tak mengapa karena aku tak ingin dia bahkan berpikir untuk kembali mengikuti Jinan hingga ke kosan.

Aku pun kembali ke mobilku untuk menyampaikan keberhasilanku menakuti fans gila Jinan itu. Saat aku kembali, kudapati mereka bertiga telah menungguku. Apa mereka menyaksikan saat aku menghajar orang itu? Apa mereka yang mereka pikirkan tentangku sekarang?

"Bang Ben nggak apa-apa?" tanya Jinan yang pertama menghampiriku.

"Nggak apa-apa."

"Gila tadi bang Benji keren banget, ciat, ciat, trus KO langsung dia." ucap Cindy yang tersenyum lebar saat menceritakan itu semua.

"Depannya aja udah keren banget Cin, dilempar palu langsung jatoh tuh orang gila." Ucap Aya yang ikut menimpali perkataan Cindy.

Sepertinya mereka tak takut padaku meski aku sudah menunjukan sisi buasku, kurasa mereka juga berpikir apa yang dilakukan fans gila itu sudah melampaui batas dan aku hanya melakukan apa yang seharusnya kulakukan. Baguslah.

"Karena masalahnya udah selesai, gue balik ya?"

"Tunggu!!!" ucap mereka bertiga bersamaan, mereka bertiga saling tatap karena ini adalah kali kedua hal ini terjadi.

"Apaan lagi? Kan udah pergi tuh orang."

"Iya, tapi kalo dia balik lagi trus bang Ben-nya nggak ada gimana?" ucap Aya yang balik bertanya.

"Iya bener tuh bang, kalo sempat dia balik lagi kesini kan bahaya." tambah Jinan.

"Udah nggak usah khawatir, gue berani jamin tuh orang nggak bakalan balik lagi kesini, liat aja tapi gimana larinya." ucapku yang mencoba menyakinkan mereka.

"Bentar aja bang, kalo sampe jam 10 dia nggak balik lagi baru abang pulang." balas Cindy.

"Harus bener ya?"

"Iya!!!" kali ini mereka berteriak berbarengan.

Aku mengerti kenapa mereka ingin aku tetap tinggal, tapi disisi lain aku punya alasan sendiri kenapa aku tak ingin tinggal. Kau pasti tau apa yang terjadi saat terakhir kali aku mampir ke kosan mereka, ya aku tak ingin itu terjadi lagi karena aku ingin menepati janjiku pada Manda untuk mencoba berubah.

"Please bang Ben, sampe jam 10 aja, sampe satpam kompleks mulai ronda." ajak Jinan yang menatapku dengan penuh harap.

"Nanti gue masakin kok bang, gue jamin enak." ucap Aya yang juga ikut membujukku.

"Iya bang, ntar juga gue bikinin kopi." tambah Cindy.

"Nggak pisang goreng sekalian?"

"Hah? Maksudnya bang Ben pengen pisang goreng? Aman, ntar gue beli di depan." jawab Cindy.

"Hadeh bukan gitu."

"Trus maksudnya apa dong bang?"

Kali ini Cindy menatapku dengan pandangan bingung, sementara Jinan dan Aya tetap mempertahankan tatap mata yang berharap aku dapat memenuhi permintaan mereka. Aku bukannya tak ingin memenuhi permintaan mereka, namun aku yakin menghabiskan waktuku di kosan Jinan bersama mereka bertiga adalah ide yang buruk, untuk mereka.

"Mau ya bang Ben?"

"Please."

"Bang tolongin napa?"

Saat-saat seperti inilah yang kadang membuatku berharap member jeketi tahu siapa aku sebenarnya dan apa saja yang telah aku lakukan, dengan begitu mereka akan berpikir dua kali untuk mengundangku ke kosan mereka.

"Aduh gimana ya, gue nggak enak main ke kosan cewek, ntar tetangga lu mikir yang aneh-aneh lagi." ucapku mencari-cari alasan.

"Tetangga gue nggak ada yang julid kok bang, malahan mereka yang lebih parah sampe gituan di kosan, orang sini cukup tau sama tau aja kok bang." balas Jinan.

"Nah tuh bang nggak apa-apa, lagian kan bang Ben niatnya baik pengen jagain kita." tambah Aya.

"Betul." sambung Cindy.

"Mau ya bang? Sampe satpamnya ronda aja?" ucap Jinan yang balik bertanya.

Mereka bertiga sekarang menatapku dengan pandangan penuh harap yang amat kubenci, tatap mata yang selalu Viny, Manda, dan Shania gunakan jika mereka gunakan jika ingin aku menyetujui permintaan mereka. Siapa yang mengajari mereka untuk mengunakan tatap mata ini, aku ingin berbicara kepadanya.

"Bang, please."

Ah….sial, terkadang aku benci kepada hatiku yang terlalu gampang luluh oleh tatap mata wanita.

"Fine, iya gue mau."

Mereka bertiga berteriak kegirangan, melompat, dan saling berpelukan seperti baru saja memenangkan sesuatu yang besar, mungkin mereka merayakan bagaimana hatiku kalah oleh tatap mata penuh harap mereka, mungkin itu.

"Tapi…"

Kata-kataku membuat perayaan mereka berhenti dan sekali lagi membuat pandangan mereka beralih padaku.

"Gue nunggunya diluar, nggak apa-apa kan?" kali ini aku yang bertanya kepada mereka.

"Bang Ben nggak takut masuk angin?" tanya Aya.

"Gue bawa jaket kok."

"Ya nggak apa-apa sih bang, yang penting bang Ben jagain kita." balas Jinan.

Ya, kali ini aku berkompromi dengan perasaanku. Setidaknya dengan begini aku masih bisa menjaga janjiku untuk bisa berubah.

Setelah mengambil jaketku yang ada didalam mobil, aku mengikuti mereka bertiga berjalan menuju kosan Jinan. Setelah sampai aku mencoba membuat diriku nyaman duduk di kursi yang ada didepan kosan Jinan, kursi kayu yang sebagian besar busanya telah hilang. Ini tak terlalu buruk, jalan menuju diri yang lebih baik memang selalu sulit. Aku yakin aku bisa, aku sudah melakukan banyak hal yang kuanggap hanya mimpi sebelumnya. Duduk di kursi jelek ini tak ada apa-apanya.

"Maaf ya bang kursinya jelek." ucap Jinan yang datang dengan segelas kopi.

"Nggak apa-apa kok, bentaran doang."

"Maaf ya bang ngerepotin, tapi gue udah takut banget soal fans yang tadi."

"Iya gue paham kok, apa lagi lu cewek pasti takut kalo sampe terjadi apa-apa."

"Makasih ya bang udah mau bantuin gue, ntar pasti gue bayar kok."

"Udah nggak usah, gue juga bantuin lu nggak ngarepin apa-apa."

Jinan hanya menatapku sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Eh..itu kopinya diminum bang ntar dingin."

"Oh..iya hampir lupa."

Aku pun mulai menyeruput kopi buatan Jinan, tak seenak buatan Ve namun tak seburuk buatan Naomi.

"Eh bang."

"Hmmm..?"

"Waktu itu di rumah latihan….lo sama kak Diani ngapain di kamar atas?"

Aku hampir menumpahkan kopiku saat mendengar pertanyaan Jinan, aku tak percaya apa yang baru saja kudengar, tak seharusnya dia tahu tentang hal itu, tak seorang pun harusnya tahu tentang hal itu.

"Lu...liat?"

Jinan hanya menganggukan kepalanya tanpa mengatakan apapun.

"Lu udah cerita ke yang lain?"

Kali ini dia mengelengkan kepalanya.

"Trus maksudnya lu nanya soal hal itu buat apa? Lu mau duit?"

"Nggak ih jahat banget mikirnya."

"Trus?"

"Ya gue cuma penasaran aja, soalnya kata Cindy besoknya abang sama kak Diani putus. Apa bang Ben sama kak Diani berantem di kamar atas? Trus apa gitu yang buat bang Ben sama kak Diani putus? Soalnya aku sama member jeketi yang lain tau gimana kerasnya bang Ben berjuang buat ngebuktiin ke kak Diani kalo bang Ben beneran cinta sama kak Diani dan bukan sekedar pelarian. Gue kan kepo bang, soalnya gue sama member yang lain banyak yang shipping bang Ben sama kak Diani, gue kan pengen tau apa yang buat kapal gue sama yang lain karam."

Syukurlah dia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu, dan mendengar bahwa banyak yang mendukung hubunganku dengan Diani membuatku senang. Andai Diani juga bisa mendengarnya, ah...sial aku tak boleh melanggar janjiku pada Diani, betapa pun inginnya aku untuk melanggarnya.

"Maaf Nan, gue nggak bisa ngasih tau lu."

"Yah kok gitu?" protesnya.

Aku pun tersenyum sembari menatapnya lalu aku mengangkat jari kelingkingku agar dapat dilihatnya.

"Soalnya janji jari kelingking gue udah janji, dan jari manis gue yang jadi saksi janji itu."

Jinan nampak ingin mengatakan protesnya sekali lagi namun kemudian membatalkannya, malahan dia tersenyum sembari menatapku dengan lembut.
"Pasti janjinya sama orang yang benar-benar lo sayang, ya kan bang Ben."

Kali ini aku menganggukan kepalaku.

"Ah….ternyata kapal gue belum karam cuma berlabuh sebentar, seneng gue ngebayanginnya."

Sebelum aku sempat protes, dia telah berlari kedalam. Ya, sudahlah yang terpenting aku tak melanggar janjiku.

Aku mencoba menyibukan diriku dengan membaca ebook yang ada di ponselku, namun untuk pertama kalinya aku merasa bosan. Aku mencoba mengalihkan perhatianku dengan bermain game namun rasa bosan yang sama menyerangku. Waktu baru menunjukan pukul empat sore, itu berarti masih ada enam jam lagi yang harus kulalui dan aku tak tahu harus melakukan apa untuk menyibukan diriku.

Tak ada hal menarik di linimasa twit**terku, tab mention-ku juga tak lebih baik, sebagian besar disini oleh akun stalker viny dan kakak iklan. Tak ada jadwal streaming oleh beberapa streamer yang kuikuti dan tak ada video menarik dari youtuber langgananku. Aku bosan, apa yang harus aku lakukan sekarang?

"Bang Ben?"

"Hah? Ada apa Ya?"

"Nggak, cuma mau nanya bang Ben sukanya pake sosis ato nggak di nasi gorengnya?"

"Ya terserah sih yang penting enak."

"Ohhh…..pedes ato nggak?"

"Terserah Ya, lu masak aja ntar pasti gue makan kok."

"Janji ya nggak bakalan protes?"

"Iya Nurhayati, gue janji nggak bakalan protes kok."

"Awas aja kalo sekarang bilangnya nggak tapi ntar protes, gue hajar lo bang." ucap Aya sambil mengarahkan tinjunya ke wajahku.

Setelah selesai ngancamku Aya kembali masuk kedalam namun dua detik kemudian dia kembali.

"BTW gue cantik nggak bang dasteran gini?" tanya-nya sambil berputar didepanku.

"Cantik kok kan make up theater belum lu apus."

"Emang gue kalo bare face nggak cantik?"

"Ya kan gue belum pernah liat."

"Bang Ben mau liat?" ucapnya yang berjalan mendekatiku. "Gue biasa kalo baru bangun tidur masih bare face loh mukanya."

"......"

"Bang Ben mau liat nggak muka aku kalo baru bangun tidur?"
 
Terakhir diubah:
segala akun stalker pini, kakak iklan dibawa2. saiya pengen adegan aksinya diperbanyak terutama cindy dan jinan di eksekusi ya tuan.
 
Ayo ben.. gw yakin lo kuat kok.. buat garap mereka bertiga 😅😅😅
 
Bimabet
tahan bang ben tahan

Sulit ada embul soalnya.

Mulai...mulai...hehehe

Belum....

Kambuh lagi kan penyakitnya...
Huft~

Anda kira saya adrian tukang tusuk sana sini?

Huehehe jangan ditahan

Waduh kalo nggak ditahan nanti kayak adrian nanam benih dimana-mana

Wkwkw Tahan ben

Susah pak, ckck.

Emg paling bisa nih mancing mancingnya

Wah iya dong benji kan mantan host acara mancing Shania...mantap.

Lepasin aja Bg,Jan ditahan2

Nggak, benji bukan adrian yang bangsatnya keterlaluan.

takis Ben, kesempatan ada di depan mata

Kesempatan nambah masalah?

huhu gasabarrrrr

Tahan sabar ini semua ujian

Sabar Ben.,
ini semua ujian.,

Ujian mbul

kakben tahan dong :hore:

Kalo sama enjel sih nggak tahan goyangannya alias kapan main ke apart bang ben?

Bentol Bentol, siapa lagi yang bakal sawahnya kamu garap :kk:

Gadis cantik yang ulang tahun bulan februari

Nerbener2 lu bentol, langsung dijadiin ava wkwkwkwk

Wah iya dong

segala akun stalker pini, kakak iklan dibawa2. saiya pengen adegan aksinya diperbanyak terutama cindy dan jinan di eksekusi ya tuan.

Nggak saya ingin banyakin adegan diani

Ayo ben.. gw yakin lo kuat kok.. buat garap mereka bertiga 😅😅😅

Kalo bertiga aja nggak kuat gimana mau satu team?

Nah aya lagi nih ehehe!

Hehe...

Nurhayati cintaqu kok nakal ya

Sisi tersembunyi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd