Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Lika Liku Lilis

Status
Please reply by conversation.
"Sleepphhhh.." saat dia menghentakkan penisnya menghujam ke dalam liang vaginaku.

"Awwwww.." teriakku yang seketika itu juga membuatku terbangun

"Ehhh..." ucapku kaget sesaat setelah membuka mata

Mulutku dengan seketika langsung dibekap dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya menahan kedua tanganku yang sudah terbentang diatas kepala.


Ternyata ini bukan merupakan mimpi belaka, sesosok laki laki paruh baya yang tak lain adalah bapak mertuaku, tengah berusaha menyetubuhiku.

"Emmmhhhh...emmmhhhh" teriakku yang tertahan dengan sekapan tangannya

Vaginaku terasa sakit dan perih saat dia mulai menggerakkan penisnya maju mundur walau secara perlahan.

Aku sebisa mungkin melawannya, namun tenagaku kalah kuat dengannya. Aku hanya bisa memejamkan mata serta memalingkan wajahku dan berharap semua ini bisa segera berakhir.

Lama lama aku mulai terangsang juga dengan persetubuhan yang tak kuinginkan ini. Walau hati ini menentang, namun gestur tubuhku tidak bisa lagi berbohong. Vaginaku sedikit demi sedikit mengeluarkan cairannya, putingku terasa keras walau belum terjamah.

Mungkin sudah sekitar lima menit dia menggenjot tubuhku, dan saat aku sedikit mulai menikmatinya, tiba tiba saja dia malah menghentikan penetrasinya.

Kubuka kedua mataku secara perlahan, untuk mengetahuinya. Kulihat dia terlihat sedikit ngos ngosan seperti berusaha mengatur nafasnya. Tangan dan mulutku mulai dilepaskan dari sekapan tangannya.

"Maafin Bapak, Neng. Bapak dah lama ga begini" kata kata pertamanya yang akhirnya terucap dari mulutnya.

"Bapak ga mau seperti memperkosa kamu. Tolong Bapak ya Neng" lanjutnya lagi.

Aku yang masih berusaha mencerna maksud dari ucapannya, tak diberi kesempatan untuk memberi persetujuan.

"Plokkk...plokk...plokkk.." suara penisnya yang kembali menggesek gesek lubang vaginaku secara maju mundur.

"Aahhh...ahhhh...aaahhhh" desahku yang kali ini tak tertahan lagi.

Wajahku kembali berpaling ke kanan dan ke kiri dan tubuhku berguncang setiap kali kelamin kami saling beradu.

Payudaraku mulai diremas dari luar dasterku.

"Aww...ahhh..aahh..pelan pak, sakit" protesku saat payudaraku diremas dengan kencang

"Hehe..maaf neng, terlalu semangat" kata Bapak

Kini dasterku ditariknya keatas hingga ke dada sehingga tampaklah kedua payudaraku yang masih terbungkus dengan BH. Lalu ditangkupkannya BHku keatas seolah dia tidak mau rugi melihat payudaraku yang setengah tertutup.

Dia kembali menghentikan sejenak penetrasinya, namun penisnya masih tertanam di vaginaku.

"Aahhhh...ahhhh" desahku saat puting kananku mulai dipermainkan dengan lidahnya.

Tubuhku menggelinjang saat dia tambahkan pilinan di puting payudara sebelah kiri.

Sambil tetap asyik bermain dengan kedua payudaraku, penisnya kembali mulai menggesek gesek liang vaginaku. Kini kombinasi rangsangan dia lancarkan di kedua organ vitalku.

Tubuhku mulai terasa lemas serasa tak bertulang. Entah aku sudah mendapatkan orgasmeku atau belum, yang jelas hanya rasa geli dan nikmat yang kini kurasakan. Vaginaku seakan berdenyut denyut tiada henti, meremas remas batang penisnya yang keluar masuk dalam vaginaku.

Sudah 10 menit lebih dia menggenjot tubuhku, belum terlihat tanda tanda persetubuhan ini akan berakhir. Kuakui staminanya cukup kuat di usianya yang sudah tidak muda lagi. Belum lagi kelihaian bapak dalam mengatur tempo penetrasinya, sehingga beberapa kali aku seperti ketagihan setiap dia memperlambat sodokannya. Tanpa kusadari pantatku ikut bergerak maju mundur seolah ingin ditusuk terus menerus dan lebih dalam lagi.

Kulirik sepintas ekspresi wajah bapak yang seperti tersenyum penuh dengan kemenangan. Ya dia tahu betul telah berhasil menguasai tubuhku sepenuhnya yang akhirnya tanpa perlawanan.

Keringat deras mulai bercucuran di tubuh kami. Kulit Payudaraku mulai terlihat licin karena basah dengan bulir bulir keringat yang jatuh dari tubuhnya. Kali ini kulihat Bapak memejamkan matanya seperti menahan sesuatu, payudaraku diremas sedikit kencang dengan kedua tangannya. Sodokannya pun terasa bertambah kencang.

Vaginaku pun seperti terasa hendak mengeluarkan sesuatu yang sedari tadi tidak bisa kukeluarkan sehingga membuat tubuhku serasa gelisah. Biasanya ini tanda tanda aku akan mengalami squirt seperti yang pernah kudapat dari Mas Ferdi.

Aku mulai gelisah kembali, badanku serasa kaku seperti mengejan sehingga membuat tubuhku sedikit terangkat dan kedua tanganku berulangkali mencakar cakar sprei dan mencengkeramnya.

"Aahhhh...aahhhhh...ahhhhh...Neng..." kali ini Bapak yang mendesah. Suaranya sedikit parau dan wajahnya terlihat memerah.

"Plokkk...plokkk...plokkkk" suara penisnya yang memompa vaginaku dengan lebih kencang dan kasar.

"Aahhhhh...ahhhhhhhh...aahhhhhhhh" kali ini desahannya terdengar lebih panjang sambil menarik penisnya dalam sekejap.

"Aahh..ahhh...ahhhhh.." sahutku dengan desahan yang tak kalah kencang. Tubuhku bergetar hebat seperti tak terkontrol.

"Arrrgghhhh....Croottt..crrooottt..crrooottt" saat spermanya terlontar beberapa kali ke tubuhku. Beberapa tetes sperma bahkan jatuh di pipiku.

"Ssrrrr....srrrr...srrrr" dan di saat bersamaan vaginaku menyemburkan air pipis hingga beberapa kali sehingga membasahi selimut yang menjadi alas tidurku.

"Hah..hah..hah..." suara nafas bapak yang masih ngos ngosan. Penisnya lambat laun mulai menyusut kembali.

"Makasih ya Neng..hah..hah..hah..akhirnya Bapak bisa ngerasain begituan lagi" ujarnya dengan nafas yang masih tersengal sengal.

Aku kembali tidak bisa berkata apa apa, semua yang akan kukatakan akan terasa salah tentunya. Yang jelas semua telah terjadi, hanya rasa sesal yang tersisa. Entah apa yang bakal terjadi di keluarga ini bila Mas Ferdi mengetahui semua ini. Perceraian serta putusnya hubungan Bapak dengan Anak tentunya. Kembali rasa bimbang melandaku, haruskah aku jujur dan menerima semua konsekuensinya atau menyimpan rapat rapat rahasia ini namun akan selalu dihantui rasa bersalah seumur hidupku.

Tak lama bapak kemudian pergi meninggalkanku dalam kondisi yang masih tergolek lemas. Aku masih termenung dalam lamunanku meratapi semua ini. Kukumpulkan kekuatan yang tersisa untuk segera bangkit dan membersihkan tubuhku yang kini penuh noda ini serta merapikan kasur yang menjadi saksi bisu pergumulan terlarangku.

Sekitar sejam kemudian, kudengar suara mobil terparkir di garasi kami. Untung semuanya sudah kurapikan, sprei termasuk selimut yang terkena pipisku tadi sudah kutaruh di ruang mesin cuci. Aku tidak tahu harus menjelaskannya bila pipisku sampai membasahi kasur kami.

Kudengar pintu rumah mulai terbuka, berarti Mas Ferdi tinggal menuju ke kamar kami. Lebih baik aku berpura pura tidur saja, karena sedang tidak mood berbicara dengannya. Kumatikan lampu kamar lalu segera berbaring menghadap tembok.

Mas Ferdi mulai memasuki kamar kami dan menyalakan lampu kamar.

"Lho mama dah tidur ya? Yah padahal papa lagi pengen" ujarnya seperti sedang berdialog seorang diri.

Aku yang mendengar celetukannya tersebut semakin berasa bersalah, tak terasa beberapa bulir air mulai membasahi pipiku. Buru buru kuhapus air mataku agar tidak membuatnya bertanya.

Tak lama kemudian Mas Ferdi keluar dari kamar mandi, berarti dia telah selesai bebersih badan dan berganti baju. Dia lalu menaiki tempat tidur untuk segera beristirahat. Tiba tiba kurasakan tangannya telah mendekapku dari belakang. Diciuminya tengkukku yang tidak tertutupi dengan dasterku.

"Aduh..lupaaa, gimana ni?!!" ujarku panik dalam hati

"Hmm..kok rambutnya agak basah kayak habis keramas ya?" Gumamnya heran saat mencium rambutku

Bersambung....
 
waduh rambutnya masih ada peju bapak mertuanya, ketahuan nih
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd