Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG LOVE INFINITY

Suhu semua menginginkan cerita ini berakhir dengan akhir cerita yg seperti apa?

  • Happy ending

    Votes: 226 85,6%
  • Sad ending

    Votes: 12 4,5%
  • Sad ending Ify / Sella / Lusi

    Votes: 6 2,3%
  • Ending dengan Ify aka vivi

    Votes: 40 15,2%
  • Ending dengan Sella aka cia

    Votes: 22 8,3%
  • Ending dengan Lusi

    Votes: 18 6,8%

  • Total voters
    264
Status
Please reply by conversation.
PART 28. Tak seindah yg di bayangkan


cdcf70533934360.jpg

Vira Haula Natasha

e0f8ca533938997.jpg

Hanaruka ayudiah


21025a534189602.jpg

Silvia Agistia/ vivi /ify

33fdc5532561905.jpg

Gisella Patricia

b04d06533934361.jpg

Sasya Cintya Clara


EVAN POV

Masih sangat pagi sekali aku sudah terbangun , padahal udara msih sangat dingin di luaran sana. Ditambah lagi hujan mengguyur deras kota ini. Kulihat ke arah sisi kiriku, bidadari kecilku masih tertidur pulas,begitu damai dan tenang..
Perlahan kugoyang-goyangkan tubuhnya, untuk membangunkannya. Ia menggeliat dan semakin merapatkan pelukannya di tubuhku. Aku hanya menengguk ludah melihat kemolekan tubuhnya saat menggeliat tadi.


Payudaranya tercetak jelas, puting susunya menyembul di balik kaosnya yg ketat dan sempit itu. Perlahan ku mulai membelai lembut lengan yg melingkar di dadaku. Slow, tapi pasti aku mulai meremas payudaranya yg montok itu dan memilin lembut putingnya yg semakin mengeras. Terdengar samar-samar suara Vira mulai mendesah, remasan dan pilinanku semakin keras. Dan Vira mulai tersadar dri tidurnya dan menoleh ke arahku, ia hanya tersenyum menggoda.

”Ouughh...ka-kakak nakal bang-et... ahh..

”Te-terus sayang, re-remes le-lebih...

keen-cengan la-lagih ouhhh.....

”Yeah? Fuck me hunny... Ouhhh...
Biar tidak menimbulkan keributan sampai di luar kamar, langsung kucumbui bibirnya yang tipis seksi itu.

Slurrrrrpph... slurrrrrpph... ahh.. glokkk.. ah.. slurrrrrpph... ahhh..

Kurang lebih hampir 15 menit kami melakukan french kiss kurebahkan tubuhnya dan membelainya serta menciumi puncak kepalanya.

udah ya sayang, kamu tiduran lagi. Kakak mau ke wc dulu.”

”he' em. jangan lama-lama, kak!” aku langsung beranjak dari tempat tidurku dan melangkah pergi meninggalkan dia sendirian di dalam kamar.


Sesampainya ku di depan kamar mandi, pintu itu terkunci. ”ahh...siapa lagi ini yg make kamar mandi pagi-pagi gini?” umpatku. ”apa ibu yg ada di dalam? Tapi sepi.”

Hoekk... Hoekk... Hoekk...

Tak berapa menit aku mendengar sebuah suara samar-samar dari bilik dalam kamar mandi. Suara seorang wanita yang sedang muntah-muntah. ”apa itu suara ibu?” pikirku.

Langsung aku putar handle pintu kamar mandi beberapa kali gagal, dan percobaan yg terakhir akhirnya bisa terbuka juga. Sedikit terkejut, ternyata memang suara itu suara milik ibu. Ia hanya tersenyum manis memandangiku, setelah tau siapa yg membuka paksa pintu itu.

” ibu...” panggilku.

” ehh... kamu sayang!” sahutnya.
Kemudian ia menghidupkan kran air yg ada di wastafel untuk membersihkan bekas sisa-sisa muntahannya.

”Ibu kenapa? Apa ibu sakit?” beberapa pertanyaan terlontar kearahnnya. Ia hanya tersenyum manis membalas perkataanku itu. ”ahh...shitt. disaat seperti ini ia masih bersikap santai-santai seperti itu! Apa yg terjadi padanya, jika sakit? tinggal bilang nanti aku antar ke dokter, beres? lah ini! ” umpatku.

”Bu... Ibu kenapa. Apa ibu sakit? Jawab dong bu, jangan bikin Evan khawatir gini!!” ia masih saja terdiam tak bergeming. Kutatap wajah ayunya, matanya nampak berkaca-kaca, dengan santai ia berjalan menghampiriku kemudian ia memelukku erat, erat sekali seakan tidak ingin kehilanganku.

”Bu, kalau ditanya, mbok ya di jawab bu?” bisikku.

”sayang.

” Ya, Bu. Ayo bilang sama Evan, ada apa? Ibu sakit.” ia menggelengkan kepalanya dan melepaskan pelukannya, ia tersenyum memandang wajahku. Jarak antara wajah kami begitu dekat,sangat terasa hembusan nafasnya menerpa wajahku. Tatapan matanya tersirat beribu pertanyaan yg tidak aku ketahui, membuatku semakin penasaran. Terasa hangat, satu tangannya mengusap lembut wajahku. Sedang satu tangannya menggenggam erat tangan kiri ku menaruhnya tepat di atas perutnya.

” kamu akan menjadi seorang ayah, sayang!” bisiknya lirih dan lembut.

DEGGHH...

”Ehh....maksud ibu apaan. Evan masih belum ngerti?” sangat terasa tangan ibu perlahan membimbing tanganku untuk mengelus-elus kembali perutnya. Tapi pikiranku masih belum menangkap maksud perkataannya itu.


”Ibu hamil, sayang! kamu akan menjadi seorang ayah.” jawabnya. Bahkan ibu juga menunjukkan alat pengetes tanda kehamilan terlihat ada dua garis strip di alat itu.

Sedikit shock, tapi aku bisa mengatasi keadaan hatiku yg merasa bimbang dan cemas akan bagaimana kedepannya nanti?. Hidup Tak Seindah yang Dibayangkan.

Dalam hatiku aku merasa senang karena aku akan menjadi seorang ayah. Disisi lain ini semua adalah dosa terbesar karena hubunganku dengan ibu itu hal tabu dan terlarang. Dan kini yg terjadi adalah aku sampai menghamilinya. Bagaimanapun aku laki-laki harus gentle mau bertanggung jawab? Dia ibuku bukanlah orang lain. ”aku harus yakin dengan segala pengorbanannya”. Batinku.

”Nak, kok diem si sayang? Kamu nggak suka ya, mendengar kabar baik ini?” lirih suaranya sedikit parau karena mencoba menahan tangis. Sekejap aku melirik kearahnya begitu getir dihatiku melihat ibu sedih gitu. Reflek aku langsung memeluknya erat dan membelai lembut punggungnya sesekali menciumi puncak kepalanya. ”terimakasih, sayang?” bisikku.

”Evan senang ko, Bu! Cuma--?”

”Cuma karena karena aku ibu kandungmu begitu, dan kamu merasa malu” emosinya.

”Bu-bukan, begitu maksudnya sayang? Asal ibu tau Evan rela meninggalkan seseorang, yg mungkin di luar sana yg Evan sangat cintai, hanya demi ibu dan Vira.” tuturku seraya membalikkan badan.

”Sayang! Maafin ibu, bukan bermak--?

”sstt...! Nggak perlu di jelaskan. Harusnya aku yg meminta maaf padamu ibuku sayang!” kataku sambil menaruh jari telunjukku tepat di depan bibirnya. Kulepas pelukannya, kemudian aku menggendong ibu ke arah kamarnya.


Kubaringkan tubuhnya di atas ranjang. ”Mas, Hana pengen!” Dahiku mengkerut mendengar ucapannya barusan. Sedikit aneh di telingaku. Ibu memanggilku dengan sebutan ‘Mas’. ”tapi!... ah terserahlah.” umpatku.

Perlahan aku mengusap lembut rambutnya yg tergerai menutupi wajahnya. ”jangan sekarang ya, ibuku sayang! Ibu harus banyak istirahat nggak boleh terlalu kecapaian.” perintahku.

”Tapi Hana masih mau di manja-manjain sama ininya mas?” pintanya seraya menunjuk kearah penisku.

”Evan ngerti ko,bu! Tapi ibu harus ingat, ibu sedang hamil muda tidak boleh kecapean.” ujarku mengulangi perkataanku tadi.

”iya masku sayang?” merajuknya sedikit sinis. Karena keinginannya bersetubuh kutolaknya. Bukan menolaknya lebih tepatnya aku menginginkan dia agar tidak terlalu keletihan , bila itu terjadi bisa berakibat buruk dengan kandungannya yg masih sangat muda itu. Menurutku berlebihan juga tidak, ini sebuah bentuk kasih sayang. ‘thought and affection of the father’.


Singkat cerita,
aku menarik tubuh ibuku masuk kedalam pelukanku, kurebahkan kepalanya tepat di dadaku. Kubelai lembut rambutnya dan kuciumi keningnya. Sesekali tanganku mengelus-elus perutnya yg tengah hamil anakku. Diperhatikannya ibu merasakan sebuah kenyamanan dalam pelukan hangat ku.
Aku juga tidak ragu bercerita berbagai hal. Termasuk hubungan percintaanku dengan Vivi saat ini, kuceritakan semuanya. Ibu bisa mengerti dan memahami. Tak ketinggalan juga kuceritakan tentang kisah cintaku dengan sahabat SMPku yg saat itu ibu mengenalinya. Kini Tuhan seakan mempertemukan kembali, kami berdua tanpa di sengaja dan tak terencanakan.

Ibu hanya bisa memberikan nasehat dan arahan agar berbuatlah adil jika memang diantara mereka mau mencintaiku setulus hatinya, dan mau menerima keadaan keluargaku. ”mustahil, Bu?” ujarku.

” yakinlah, cinta sejati itu ada” jawab ibu.

Perkataan ibu membuatku pening, jika semua wanita bisa berfikir seperti ibu dan adikku, mungkin aku tidak akan sebingung ini. Aku mungkin lelaki yg sangat beruntung,tapi apalah arti semua itu. Aku hanya menginginkan kebahagiaan dan kedamaian hidup bersama orang-orang yg aku sayangi dan cintai. Bukan mencari nafsu atau mempunyai istri banyak.

”Thank you mom! You always know what'i fell” ibu beringsut mensejajarkan posisi duduknya wajah kami saling bertatapan. Nampak segaris melengkung ke atas yg tersirat di wajah ayunya.

Yes, I’m trying to be as relistic a possible, dear” bisiknya.

”Althought in the end you have a lover, the most important thing is you can be fair with her and us.”
sambungnya kembali.

” Iya, Evan mengerti!?”

when you outside you’re hers, but here you belong to us. More precisely,our husband.” ujarnya.

Iya ibuku sayang, dirumah ini aku milik kalian berdua.” balasku sambil mendekap erat tubuhnya kami tertidur berdua. Namun tiba-tiba suara cempreng khasnya mengagetkan kami berdua. Siapa lagi kalau bukan Vira adikku.
”KAKAK... IBU!!! Tuh kan. Dia mah gitu ninggalin ade sendirian di kamarnya. Nggak taunya disini lagi asyik-asyikan ya, mesra-mesraan sama ibu?” ujarnya berjalan kearahku, memberikan sedikit cubitan kecil di bagian belakang punggungku.

”aww... sakit tau dek!”

”bodo.... Kakak udah nggak sayang lagi sama adek.” Bu kakak jahat?” sahutnya lalu memeluk tubuh ibu.

”sudah kalian ini, pagi-pagi sudah ribut. Kakak kamu tadi nemenin ibu karena--!” kata ibu menggantung.

”karena apa,Bu?” tanya Vira penasaran.

Ibu hanya tersenyum, melihat vira seperti itu. ”karena ibu sempat muntah-muntah di kamar mandi, untung ada kakak kamu yg sigap membawa ibu ke kamar,terus ibu minta di manjain.” terangnya.

”Bu, jangan bilang kalau ibu sekarang lagi hamil!” ujarnya menerka.

”kalau iya, kenapa?” jawab ibu santai.

”ahhh... Ibu!!! Kok ibu duluan yg isi, Vira belum? Kak...” Vira menggelayuti leherku, matanya begitu sayu memandangiku sambil mengulum bibirnya . ”Kak,Vira juga mau kayak ibu. Yuk junionya tengokin sangkarnya.” bisiknya sambil menggoda.

”gila kamu ya dek! Kamu masih sekolah?” kataku

”iya ade, emang gila. Tergila-gila mencintai kakaknya sendiri.” teriaknya

Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya itu. Kutepis tangannya yg hendak membuka resleting celanaku. ”please, jangan sekarang.” pintaku.

”Tapikan ade, pengen!” sahutnya sambil mengerucutkan bibirnya itu

”Masih banyak waktu sayang?” ku kecup keningnya merebahkan tubuhnya kedalam pelukanku bersama ibu. Kini posisiku berada di tengah-tengah antara Vira dan ibuku.

”Kak...!! Lindungi kami berdua, kami sepenuhnya menjadi tanggung jawab kakak. Karena kami milik kakak.” ucap Vira.

”iya sayang, itu pasti? Kakak akan berada di sisi kalian berdua.” aku menimpali ucapan Vira.

”JANJI” seru mereka berdua bersamaan.

”JANJI” tegasku lantang dan sungguh-sungguh.

Aku langsung mencium puncak kepala mereka satu persatu dan membelainya dengan penuh kasih sayang.
Udara semakin dingin, diluaran hujan masih belum mereda. Mereka berdua tertidur dalam satu pelukanku. Aku menghela nafasku, dan mulai tertidur di pagi yg dingin.



*******​



Pov 3rd


”what the fuck!” udah gue bela-belain dan gue rela ngelakuin apapun untuk mendapatkan dia. Lo tau nggak jawaban doi apa? Si Vira ngangep gue ‘player’ ! kan bangsat itu.” maki Reno .


”Kenapa lo nggak kerjain aja tuh cewe, biar tau diri dan bertekuk lutut di hadapan lo?” ujar sahabatnya, Mario.


” Betul , kenapa gak lo sikat aja nanti pas malam Valentine day's malam ini. Setelah lo nembak, diterima atau kaga. Kita sikat dia.” usul salah seorang temannya lagi, Dino.


”Ha ha ha. Bener juga kata lo Din? Kita sekap, bila perlu kita perkosa rame-rame tuh anak. Kalau perlu kita jadiin dia budak kita” selorohnya dengan senyum licik dan disertai tawaan dua sahabatnya.


” Yoi, bro! Si Vira seksi abis. Sayang kalau nggak di nikmati dulu tubuhnya. Apalagi tuh tokeknya gede pula, ha ha ha.” sahut si Dino.


” Hemmm... Tapi---?” ucap Reno.

”Kenapa lo takut, nggak berani?” ejek Mario.


”Bukan begitu bro! dengar-dengar si Vira bakal datang bareng abangnya. Gimana caranya kita nyergap doi dari belakang, sementara doi ada di dekat abangnya. Itu yg lagi gue pikirin.” protes Reno kepada kedua sahabatnya.


”Lo sergap doi, kalau doi lagi sendirian dan abangnya lagi lengah.” ujar Mario

”Itu sih, gue udah tau nyet!” balas Reno.

”Lo sergap pake ini nih, dari belakang doi. Nanti kita berdua nunggu di parkiran depan sekolah.” sahabatnya bernama Dino memberikan semacam obat bius dan rencana dasar pada Reno.

”Ha ha ha. Otak lo selalu jenius Din! Kayaknya lo udah siap sedia stok untuk masalah selangkangan.” suara keduanya pecah, mentertawakan Dino yg terkenal player kelas wahid di sekolahnya, ia selalu berhasil menjebak mangsanya baik itu anak seangkatan maupun adik kelasnya.


”Ah... Taik lo berdua, ngehe? Kalau udah dapet mah berebut aja lo pada.” tukasnya sinis.


”udah deh Din, baru di becandain begitu aja lo udah sewot banget” jawab Mario.


”Oke fix? Mulai menyusun rencana matang kita, demi mendapatkan si Vira!”


”..................”


”Oke, sip bro! Mudah-mudahan rencana kita berhasil. Gue udah nggak sabar pengen nyicipin tokekny yg gede dan kenyel punya si Vira. Pengen gue remas-remas dan gue sedot sampai kering tuh tokek, ha ha ha.” seloroh si Dino.


” kalau gue pengen banget ngerasain mekinya itu. Pasti sempit dan menggigit banget tuh meki, ha ha ha.” timpal Mario.


”Ah... Lo pada mikir yg enggak-enggak, pokoknya gue bagian pertama yang harus nyicipin tubuhnya si Vira dan gue juga orang pertama yg ngentotin duluan mekinya. Baru sisanya lo berdua,ha ha ha.” ucap lantang Reno kepada sahabatnya.


”Ah... Kampret emang lo Ren, tapi nggak masalah barang bagus kayak si Vira, siapa sih yg nggak nolak, ha ha ha.” seru kedua sahabatnya sambil tertawa.


”Anjirr. Lo pada? Barang sisa demen juga! ha ha ha.” mereka bertiga tertawa terbahak-bahak dan sekeras-kerasnya di ruangan itu. Ruangan yang mereka tempati adalah rumah mewah milik Reno.

========


Pov Ts


Sebuah rumah mewah yg di tempati gadis itu sangat sunyi dan tenang. Terlihat gadis itu hanya duduk termenung , diam seribu bahasa menatap langit jingga yg menandakan bahwa sebentar lagi akan segera malam. Ia begitu menikmati waktu santainya duduk manis di sebuah gazebo yg terdapat di belakang rumahnya.


”Non, makan malamnya sudah bibi siapkan di meja makan.” tegur salah seorang pembantunya.


”Iya bi, terimakasih! Nanti saja saya makannya. Malam ini saya ada acara di luar, seandainya saya kemalaman pulang mending bibi simpan saja, untuk sarapan besok pagi.” jawabnya lugas dan lembut.


” Ya su'dah non! kalau sepe'rti itu. Saya ta'k permisi du'lu kebe'lakang, mari non.” pamitnya dengan logat medoknya.


”Iya, bi!” jawabnya sambil memainkan smartphonenya.


”Hallo sayang, jam 07.00 malam, aku otw kerumah kamu!” ujar Vivi kepada seseorang si seberang telepon.


”Huoammm...i-iya sayang! Aku akan tunggu dirumah ” balas Evan dengan suara parau khas bangun tidur.


Kamu baru bangun tidur sayang.” ujar Vivi

”iya ini baru bangun tidur!! tidur sekamar bareng adekku, huoam” ucap Evan sambil menguap.

”Tunggu-tunggu kamu tidur bareng sekamar sama adik kamu.” selidik Vivi.

”Opps bukan begitu sayang!! Maksudku itu baru di bangunin sama adikku dikamar, jadi sekamar gitu” jawab Evan berbohong.


”Tapi bener kan, nggak bohong sama Vivi? Kalau kamu masih normal, masih cinta sama aku kan Van. Bukan apa itu? Hubungan sedarah gitu kan.” terangnya sambil meyakinkan.


”Eh...i-iya sayang. Aku masih normal. Aku cinta sama kamu sepenuhnya. Aku nggak seperti yg kamu maksudkan kok. Aku nggak mungkin mencintai adikku sendiri. Gila apa? ” balasnya berbohong.

”Iya sayang , Vivi percaya kok sama kamu. Itu nggak mungkin, ya kan sayang.”

”I-iya, sa-sayang! E-enggak kok.” suaranya lirih dan Evan sedikit gugup karena adiknya terbangun.

”Huoamm...Telepon dari siapa kak, kok kakak keliatan pucet gitu” ujarnya.

”Gak kok, dah diem ya. Kamu siap-siap mandi gih udah mau jam 06.30 sore tuh.” Evan pada Vira.

”oke...siap kakakku sayang.”

Hallo... Halloo...sayang.???”

”Eh... i-iya sayang! ” jawab Evan.

Kok kamu jadi gugup gitu si Van, terus lama lagi ada apa sih?” tanya Vivi penasaran.

”Oh... i-itu tadi adikku teriak-teriak suruh buruan siap-siap gitu, sayang.” jawabnya berbohong.

ya udah , aku mau siap-siap dulu, berdandan dan berpakaian keren. Buat menyambut kedatangan tuan Putri Vivi di istana sang pangeran” seloroh Evan menggoda.


”ha ha ha,
garing. Tapi Vivi suka!”

Huh...”dengus Evan. ”nggak jadi deh!”

”Ah... sayang. Jangan ngambek dong? Please!!! Vivi nggak bakalan sanggup kalau dicuekin sama kamu kayak gini ” pintanya memelas.

”iya iya sayang. Aku cuma bercanda,
he he he balas Evan sambil terkekeh.

” Huh... dasar” dengusnya.

”ya udah aku, siap-siap dulu, adikku udah teriak-teriak lagi, sama kayak kamu bawel, muaaaahh.” balasnya segera mematikan sambungan telepon.

awas kalau ketemu, Vivi balas kamu sayang. Kembali, muaaahh” serunya.

Tut...Tut....tuttttt....

” Huh... dasar cowok main putus-putusin aja. Yang penting kamu jangan sampai putusin aku aja, sayang. Kalau kamu sampai putusin aku, aku nggak tau hidupku kedepannya akan seperti apa tanpa ada kamu, sayang. Hidup tak Seindah yang dibayangkan. ” gumam Vivi


=========

Di tempat yang berbeda.....


”Sya ayo buruan, katanya udah telat.Tapi lo masih aja lambat-lambat ”omel Sella.

”iya kakak-ku yg cantik dan cerewet, sabar dikit napa? Ini lagi make-up dulu biar kelihatan cantik” ujarnya dari dalam kamarnya.


”Bodo...cepetan pokoknya!” pintanya.

”Iya iya bawel.”

”Bunda dengar-dengar sedari tadi kalian ribut terus, kamu Cia harusnya mengalah dan lebih bersabar sedikit.” tutur bundanya.

Habisnya itu si Sasya, tadi nyuruh aku buru-buru, lah giliran dianya malah lambat-lambat. Kalau bukan dia adik kandungku. Aku ogah bund, ikut acara Valentine day's party itu” paparnya sambil terus menggerutu.
Bunda hanya tersenyum manis melihat tingkah laku kedua putrinya. Yang satu sangat overaktif. Sedang yg tua lebih banyak diam, namun jika sudah marah bisa seperti Hulk. hehe.

”ya sudah, bunda tinggal dulu ke kedai depan gang. Ada yg mesti bunda beli. Kamu kunci aja semua pintu, bunda bawa kunci satunya. Sebentar lagi ayah pulang dari luar kota.” perintahnya.

”Iya bund.”

Tak berapa lama setelah kepergian bunda dari ruang tamu Sasya adiknya menegurnya. ” Udah kak, yuk kita berangkat.”

”Iya bawel.”

Sella bergegas membuka pintu garasi dan mengeluarkan mobilnya. ” Hai...wah udah pada rapih dan cantik-cantik nih, mau pada kemana?” sapa seseorang yg sudah tidak asing lagi di telinga mereka berdua. Dia Deva.


~FLASBACK ON~
Deva adalah teman sekantor Sella opps ralat mantan. Mereka sama-sama bekerja di bawah naungan PT.Evo Indo Garmindo. Hanya saja Deva bekerja di kantor cabang. Sedangkan Sella di kantor pusat bersama Evan. Deva dan Sella punya masa-masa hubungan percintaan yg manis, namun semua itu musnah hanya tinggal kenangan. Yg di rasakan Sella sekarang hanya rasa sakit hati. Namun rasa sakit itu mulai terobati dengan bertemunya sahabat lama bisa dibilang bertemu cinta pertamanya jaman putih biru. Perasaan cinta padanya masih tersimpan sampai sekarang karena masih mengingat janji-janjinya.Seakan Tuhan mengabulkannya doanya bisa dipertemukan didalam satu tempat yg sama.

Kembali ke sosok Deva.

Hubungan percintaan dengan Sella kandas karena orang ketiga. Deva berselingkuh dengan salah satu staf di kantor cabang. Bahkan hubungan mereka lebih dari sebuah pegangan tangan. Namun perselingkuhannya itu sudah menjurus kearah hubungan ranjang. Saat pertama dan kedua kalinya Sella mendengar gosip-gosip miring itu, Sella tidak mempercayainya. Namun seiring berjalannya waktu gosip itu semakin memanas bahkan bukti itu nyata. Sella mulai merencanakan sesuatu hal yg tidak di ketahui Deva. Dan rencana itu berhasil, Sella mendapatkan bukti yg real. Pikiran Sella saat itu sudah kalap, hanya bisa membuat dirinya meluapkan semua emosi dan amarahnya pada Deva waktu itu.

Sella berbuat seperti itu karena melihat seseorang yg amat ia cintai mendua di belakangnya. Bahkan hubungan perselingkuhan keduanya sudah seperti layaknya seorang suami istri. Hancur hatin Sella saat itu. Kesetiaan dibalas dengan sebuah penghianatan.

Hidup tak seindah yang dibayangkan, selalu ada suka dan duka. Ada baik ada buruk. Semua hanya patut kita ambil hikmahnya. Bisa di bilang sosok Deva ini sosok gagal move on. Untuk jodoh, hidup dan matinya sosok Deva tidak ada yg tau hanya Tuhan dan Ts yg tau. Dia bisa bersama Cia atau sebaliknya. Ini sekedar cerita singkat Deva.
FLASHBACK OFF



”Hai kak dev! Mau ketemu sama kak Sella ya ” tegur Sasya. Sella melotot tajam ke arahnya.


”Eh... Iya sih. Tapi karena kalian ada acara di luar. Jadi lain kali saja kakak main lagi.” Cukup tersirat ekspresi wajah kecewa Deva saat membalas ucapan dari Sasya. Pandangannya pun beralih menengok ke arah Sella, seseorang yg amat ia cintai. Orang di tuju hanya cuek, diam tanpa ada respon sama sekali.

”Kak Sell, kok diem aja sich. Ada kak Deva juga malah dicuekin.”

” Terus gue mesti bilang wow gitu! Gue juga nggak nyuruh dia untuk datang kok? So, bukan urusan gue ngerti lo!” ucap Sella sedikit sinis.

”Jadi masih mau berangkat nggak nih? Atau semua batal sebelum mood gue ilang, gegara ocehan lo ini yg nggak jelas.”
Seringainya mengancam Sasya.


”Ja-jadi kak!” gugupnya. Sasya mengerti akan watak kakaknya. Jika emosi sudah meninggi apapun perkataannya tak bisa terbantahkan bisa dibilang keras kepala dan kekeh pada pendiriannya. Deva hanya tersenyum miris melihat penolakannya terang-terangan.

” Lho nak Deva, sudah lama datangnya, nak? Sell, Sya ada tamu kok tidak di suruh masuk dulu” tegur bunda yg baru datang membeli sesuatu dari kedai.

”Ehh... i-itu tadi--?”

”Udah dulu ya bund! Sella dan Sasya udah telat nih. Maaf ya dev, kami sedang terburu-buru. Biar kamu ngobrolnya enak di temani sama bunda.” ujar Sella yg memotong pembicaraan Sasya.

Mobil yg dikendarai Sella perlahan menjauh dari kompleks rumahnya, segera meluncur menuju ke area sekolah Sasya. Suasana di dalam mobil begitu canggung.mereka terdiam oleh pemikiran mereka masing-masing. Tak ada sepatah katapun pembicaraan kecil diantara keduanya. Kurang lebih hampir 15menit berkendara, mobil Sella akhirnya tiba di pelataran parkir sekolah Sasya. Sebelum Sella membuka pintu mobilnya, ia sangat
terkejut melihat sosok laki-laki yg sangat ia kenali bergandengan mesra dengan seorang wanita cantik yg sangat ia hormati dan kagumi di tempat kerjanya.

”ini tidak mungkin! Ini mungkin aku salah lihat. Kenapa bisa dia dengannya? Mereka begitu mesra, apa dia...?”



~bersambung~
 
Terakhir diubah:
Makasih suhu updatenya :thumbup. Wah penasaran nih gemana nanti evan jelasin hubungan dia sama ibu dan adeknya ke vivi. Ditunggu kelanjutannya suhu:semangat:
 
Pusiiiiiiiiiiinnggg..........
Van,bagi2 napa serakah amat.
Klo liat alurnya,cerita ini kagak happy ending. Tapi mudahan aja tebakan ane salah.
 
Pusiiiiiiiiiiinnggg..........
Van,bagi2 napa serakah amat.
Klo liat alurnya,cerita ini kagak happy ending. Tapi mudahan aja tebakan ane salah.
tebakkan Om hampir....

bikin vote ya Happy ending, apa sad ending. Hehe
 
ahh semakin rumit saja, pdhl evan g da skil beladiri ya suhu...
pa nanti di buat mahir ky master beladiri jepang.

nunggu lanjutin ja suhu, nunggu in kelanjutanya, mg g lama
 
save vira...percuma dong dijagain orang suruhan neneknya klo msh kena culik dan diperkosa juga....mungkin dr kejadian mo diculik itu baru evan tau soal neneknya ya hu....
cepet lanjut hu...updetnya jgn minimalis hu...hehe...
 
Bimabet
save vira...percuma dong dijagain orang suruhan neneknya klo msh kena culik dan diperkosa juga....mungkin dr kejadian mo diculik itu baru evan tau soal neneknya ya hu....
cepet lanjut hu...updetnya jgn minimalis hu...hehe...


Itu udah panjang lho hu...
Panjang kayak apa lagi:pandatakut:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd