Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Lust Of My Nurse

Status
Please reply by conversation.
[size=+2]Part 12: This Is The Surprise![/size]


"When the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone, but it goes to waste
Could it be worse?

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you"

Alunan musik mengalun merdu di telingaku suatu pagi. Ditemani secangkir coffee late dan sebungkus rokok, ku hilangkan rasa penat yang mulai mengusik. Hari itu adalah hari sabtu, pertengahan bulan desember. Saat itu aku tengah berada di rumahku sendirian. Tak seperti biasanya, orang rumah dan kak Siescha tak berada di sampingku. Ntahlah, hari itu setiap orang seperti sangat sibuk dengan kegiatan nya masing-masing.

Aku yang sendirian, lantas teringat kembali pada Anggina. Ntahlah, sosok nya selalu hadir dalam benak ku belakangan ini. Seperti kesendirian yang selalu mengusik, dan seperti siluet semu yang tak pernah memudar.

Dilema, akupun memutuskan untuk pergi keluar. Kupacu motorku menuju bar ******, tempat biasa aku dan teman-temanku berkumpul. Dengan harapan disana aku bisa terhibur, dan sedikit melupakan sosok Anggina. Dan 35 menit kemudian, akupun tiba di bar tersebut.

"Hey, Bes. Kemana aja lu?" ucap om Dhika, pemilik bar itu.

"Biasa om, sibuk sama kuliah." jawabku.

"Oh yaudah, mau pesan apa bes? Atau mau Billyard langsung? Hehe..."

"Pesen yang biasa aja om. Okee, yuk om. Kebetulan lagi suntuk nih."

"Yuk!" tutup om Dhika.

Kami pun beranjak ke tempat Billyard pribadi yang terletak di bagian belakang bar itu, atau lebih tepatnya di bagian rumah om Dhika. Yaa, aku memang sudah akrab dengan om Dhika. Sehingga lelaki itu sudah tak sungkan lagi mengajak ku Billyard di tempat pribadinya itu. Kami pun akhirnya mulai bermain disana sambil berbincang.

"Morning honey." seru suara manja di ambang pintu.

"Eh, ada Abes rupanya. Pantas betah di tempat billyard. Hihihi..." Lanjut suara yang tak asing itu mengejutkan kami.

Suara itu adalah milik Dessy, DJ cantik yang telah memberikan keperawanan nya padaku beberapa waktu yang lalu. Aku sempat terpukau melihat DJ cantik itu, namun kembali mengontrol diriku mengingat gadis itu rupanya merupakan pacar om Dhika.

"How are you honey?" ucap Dessy sambil mulai bergelayut manja pada om Dhika.

"Fine." ucap om Dhika sambil mendekap tubuh Dessy.

Tak lama, mereka pun mulai berciuman dengan sangat panas di hadapanku sambil saling berangkulan. Aku sempat iri melihat itu semua. Om Dhika seperti ingin menggoda ku dengan kemesraan mereka. Kesal menjadi kambing conge, akupun lantas menegur mereka berdua.

"Uhhhm, sorry om, lanjut gak nih billyardnya?" seru ku mengagetkan mereka berdua.

"Ooops, sorry." jawab mereka berdua sambil tersipu.

"Okee, kita Lanjut bes." Lanjut om Dhika.

Kami pun akhirnya mulai bermain kembali, sambil berbincang. Sedangkan Dessy berlalu menuju bar untuk mengambil sesuatu. Dan tak lama, diapun kembali dengan sebotol M***** di tangan nya. Dia lantas duduk di sebuah sofa, dan mulai melihat aksi kami sambil sesekali menegak minuman keras tersebut.

"Nah, si Dessy bawa m***** tuh bes." ucap om Dhika.

"Biar lebih seru, yang kalah harus minum segelas penuh yaa." lanjutnya menantang ku.

"Ayoo bes, terima. Itung-itung mabok gratis. Hihihi..." sambung Dessy.

"Hmmm... Okee deh." ucapku menyetujui.

Mendengar ucapanku, Dessy pun mulai mengambil beberapa botol m***** lagi dan mulai menuangkan nya ke gelas. Gadis itu pun mulai melepas jaketnya, memperlihatkan lekuk badan nya yang hanya di balut baju U can see tipis. Dia lantas menjadi juri pertandingan tersebut.

Aku yang sedang dilema, sangat kesulitan meladeni om Dhika. Beberapa kali aku harus menegak segelas penuh minuman keras yang di bawa oleh Dessy tadi. Ntah sudah berapa botol m***** yang tergeletak kosong di meja, yang pasti kami bertiga sudah sangat mabuk saat itu.

Wajah kami sudah bersemu merah karna mabuk. Obrolan kami pun semakin lama semakin menjurus ke arah sex. Aku dan om Dhika membincangkan pengalaman kami berdua dalam urusan ranjang dengan sangat serius, seakan membandingkan siapa yang lebih baik antara kami berdua. Sedangkan Dessy yang terus memberiku segelas penuh m***** karna kekalahanku akhirnya merasa kesal, dia pun akhirnya menyemangati ku.

"Ayoo dong bes, semangat. Masa yang ulang tahun kalah gitu sih. Hihihi..." ucap Dessy sambil menyodorkan gelas yang kesekian kalinya kepadaku.

"Hahaha... Asem lu ndut!" jawabku sambil meneguk minuman yang disodorkan nya itu.

"Wah, lu ultah bes?" seru om Dhika sambil menatapku.

"Iyaa om, makin tua aja gue. Haha.."

"Eh honey, sini." ucap Dessy sambil bergelayut manja kepada om Dhika.

Dessy pun membisikan sesuatu pada om Dhika, yang di timpali dengan ekspresi kaget. Namun akhirnya mereka berdua pun menatap ke arah ku, dan tersenyum. Sebuah senyum yang memiliki arti. Sungguh, membuatku sangat penasaran dengan tingkah mereka itu. Dan tak lama, Dessy pun mulai berucap kepadaku.

"Eh bes, berhubung m***** udah abis. Gimana kalo sekarang gue yang jadi taruhan nya." ucap Dessy dengan tatapan yang sayu.

"Hah? Maksud lu?" ucapku kaget.

"Jadi gini Bes, berhubung minuman abis dan lu lagi ultah, gue sama Dessy sepakat untuk menjadikan si Dessy jadi taruhan nya sekarang." ucap om Dhika.

"Jadi mulai sekarang, kalo gue kalah, si Dessy bakalan nge lepas bajunya satu per satu sampe bugil. Tapi, kalo lu yang kalah, lu yang harus bugil. Gimana?" lanjutnya menerangkan.

Mendengar ucapan om Dhika, aku sangat kaget sekaligus senang. Perlahan, penisku mulai ereksi di balik celanaku. Sehingga kini, celanaku menonjol di hadapan mereka berdua. Namun aku tetap menolak tawaran dari om Dhika itu, mengingat orang yang dia tawarkan ialah kekasihnya sendiri.

"Wah, gak usah lah om. Dia kan pacar lu om, masa rela bagi-bagi." ucapku setengah hati.

"Lah, kenapa bes? Gpp kali, nyantai aja. Anggap aja ini surprise dari gue. Lagian ini ide si Dessy juga. So why not." ucap om Dhika sambil mencium pipi kanan Dessy mesra.

"Serius lu ndut?" tanyaku memastikan.

"Iyaa bes. Lu mau kan?" jawab Dessy sambil menatap tonjolan celanaku nanar.

Mendengar hal itu, akupun menjadi semangat kembali. Akhirnya ku setujui tantangan dari mereka berdua itu dengan antusias. Alcohol yang terlalu banyak juga obrolan yang kian menjurus, membuat kami bertiga menjadi sedikit horny dan tak bisa berfikir jernih lagi. Dan tanpa menunggu waktu lama lagi, akhirnya kami pun mulai bertanding lagi.

Coin demi coin pun berlalu. Helai demi helai baju Dessy pun terlepas satu per satu, sampai akhirnya dia telanjang bulat di depan kami. Bongkahan payudara nya yang membulat naik turun seirama deru nafas Dessy yang kian memburu. Kedua puting nya sudah mengacung, dan di paha dalam nya terlihat sedikit lelehan lendir vagina. Yaa, tak salah lagi saat itu Dessy sudah horny!

Melihat hal itu, penisku pun mulai ereksi di balik celana yang masih menempel di tubuhku. Yaa, aku masih memakai celana dan kaos saja saat itu. Yang berarti om Dhika kalah taruhan saat itu. Dan ntah kenapa, otak ku berfikir suatu rencana yang kotor saat itu. Dan tanpa bisa ku cegah, akupun melontarkan suatu tantangan pada om Dhika.

"Nah, sekarang si Dessy udah bugil tuh om. Jadi apa pertaruhan selanjutnya? Haha..." tantangku sambil berharap bisa mendapatkan sesuatu yang lebih.

Om Dhika pun menatap nanar pada Dessy, dan mulai menghampiri DJ cantik itu perlahan. Dia lalu mendekap tubuh Dessy dari belakang, dan mulai menciumi leher jenjang Dessy, membuat gadis cantik itu menggeliat geli. Tak lama, om Dhika lalu membisikan sesuatu pada Dessy, yang ditimpali dengan senyuman dari DJ cantik itu.

"Gini Bes, karna si Dessy udah bugil sedang kan lu masih pake kolor dan kaos, gimana kalo sekarang taruhan nya tubuh si Dessy." ucap om Dhika.

"Jadi gini bes, sekarang kalo lu bisa menang 5 coin dari si Dhika, lu boleh grepe gue sesuka lu." sambung Dessy dengan suara manja.

Mendengar hal itu, aku pun tersenyum lebar. Sedangkan di bawah sana, tonjolan penisku makin tercetak jelas. Sehingga membuat Dessy dan om Dhika terperangah dan akhirnya tertawa. Aku lantas menyanggupi tantangan mereka berdua dengan sangat antusias.

"Okee kalo gitu. Kita mulai aja sekarang." ucapku tak sabar.

"Eiits, ada tapinya bes. Lu harus menang lawan gue 5 kali, dan lu minimal harus nyisain sepotong pakaian lu itu. Kalo gak, semuanya batal. Hahaha..." seru om Dhika.

"Okee, no problem om."

Kami pun akhirnya kembali bermain dengan Serius. Namun karna efek alcohol, om Dhika pun kalah telak dari ku. Aku menang 8-0 dari om Dhika, tanpa melepas sepotong pakaian pun. Yaa, celana dan kaos ku masih melekat di tubuhku. Akhirnya akupun menatap om Dhika, dan tersenyum kepadanya.

"Uuuhm, udah 8-0 nih om. Masih mau lanjut? Hahaha..." seruku.

"Huft, Okee lu menang telak bes." jawab om Dhika lirih.

"Udah boleh dong?"

Om Dhika pun hanya menatapku kecut, dan menghampiri tubuh Dessy yang sudah telanjang. Dia lalu mencium puting kiri Dessy yang sudah mulai meruncing, dan meremasinya pelan. Hal itu kontan saja membuat Dessy menggelinjang karna geli dan mendesah lemah.

"Okee bes. Enjoy your gift." ucap om Dhika kecut sambil berlalu menuju bar.

Om Dhika berjalan gontai karna mabuk menuju kedalam bar, meninggalkan aku dan Dessy berdua di ruang Billyard itu. Aku dan Dessy menatap kepergian om Dhika dengan hati yang berdebar, mengingat sebentar lagi aku bisa menikmati tubuh Dessy dengan bebas.

Sepeninggal om Dhika, Dessy pun tersenyum nakal kepadaku. Gadis itu lantas menaiki meja Billyard, dan menggoyangkan pinggulnya dengan erotis di hadapanku. Melihat hal itu, penisku pun ereksi sempurna. Dan tanpa menunggu waktu lama lagi, akupun mulai menghampiri DJ cantik itu dan mulai menggerayangi tubuh telanjang nya dengan bernafsu.

Ku cium bibir ranum Dessy dengan sangat bernafsu, sambil tanganku mulai meremasi kedua payudara besarnya dengan gemas. Payudaranya terasa semakin membesar di dalam genggaman ku, dari terakhir kali ku sentuh tempo hari. Gemas, akhirnya ku arahkan ciumanku ke benda bulat itu dan mulai menghisap nya rakus.

"Aaaagghhh... Lu nafsu banget sih bes. Gak malu sama si Dhika emang? Gue kan pacar dia. Hihihi..." ucap Dessy di sela desahannya.

"Kenapa harus malu? Kan lu sendiri yang minta duluan." jawabku sambil mulai menyentuh bibir vagina nya dengan tangan kiriku.

"Dih, udah basah aja nih memek. Lu sange banget yaa ndut?" lanjutku ketika mengetahui jika vagina DJ cantik itu sudah sangat lembab.

"Aaaaaaggh, iyaa Bes. Ooouuggghh, kocokin dong. Ssshhhh... Gatel!"

Dessy lantas menuntun tanganku untuk segera menggesek lubang vaginanya makin cepat. DJ cantik itu sudah sangat terangsang saat itu. Dan karna efek alcohol, dia sudah tak perduli lagi pada sekitar. Gadis cantik itu sudah tak perduli lagi, jika tiba-tiba om Dhika masuk dan melihat itu semua.

"Ssshhhh... Gue kangen sama kontol besar lu bes. Memek gue udah gatel banget. Aaaggghh..." ucap Dessy sambil mulai meremasi penisku di balik celanaku.

"Emang kontol om Dhika kenapa ndut?" ejekku.

"Ssshhhh... Aagghh, kontol dia kecil bes. Aggghhh, memek gue gak pernah puas sama dia. Ooouuggghh..." ceracau Dessy.

Mendengar hal itu, hatiku pun membesar karna bangga. Dan tanpa menunggu waktu lama lagi, akupun menurunkan ciumanku kearah selangkangan DJ cantik itu. Bibirku lantas mulai menghisap dan menjilati celah bibir vagina Dessy yang sudah basah itu dengan sangat rakus.

Kusapukan lidahku naik turun di celah bibir vagina Dessy, sambil sesekali memasukan lidahku pada lubang kecil itu. Mendapatkan hal itu, Dessy pun mulai menggeliat dengan keras. Kedua pahanya menjepit kepalaku kuat, dan kedua tangan nya mulai menjambaki rambutku gemas.

"Ooouuggghh, bes... gu, gue mau keluar... Aaagghhh... Bes.. Isep itil gue bes, aaaghhh... Hmmm.. Come on hubby... Lick it, ooouugghhh... Fuck!" ceracau Dessy.

Akupun menuruti semua perintah Dessy dengan senang hati. Kuhisap clitoris Dessy dengan sangat keras, sambil kedua tanganku mulai meremasi kedua payudara DJ itu dengan keras. Dan tak lama, Dessy pun akhirnya mendapatkan orgasmenya yang pertama.

"Oooouuggghhhh fuck! I, i cuumm... Ooouugghhh..."

Lendir vagina Dessy muncrat seketika, membasahi wajah ku dengan deras nya. Akupun lantas segera menghisap semua lendir itu dengan sangat bernafsu nya, sampai lubang vagina Dessy pun bersih dan mengkilat. Kuhisap cairan orgasme Dessy dengan sangat rakus, seakan ingin menguras semua cairan vagina Dessy sampai tak bersisa.

Setelah puas, akupun mulai mengangkat wajahku dari jepitan paha Dessy. Sekarang kulihat Dessy sedang bergetar karna orgasme barusan. Dan setelah selesai, gadis itu lantas menatapku dengan tatapan sayu. Bibirnya merekah terbuka, dan wajah cantik nya merona merah karna horny. Sungguh, wajahnya membuat ku sangat gemas.

"Gimana ndut? Enak?" ucapku.

Dessy hanya mengangguk lemah menjawab pertanyaan ku. Namun tak lama, diapun mulai membuka kedua pahanya dengan lebar. Sehingga kini, lubang vagina dessy terpampang jelas di hadapanku. Kujilati sisa cairan vagina Dessy yang masih tersisa di bagian atas bibirku dengan gerakan menggoda. Dan tak lama, akupun mulai mendekati tubuh Dessy dan mulai mencium bibir tipis DJ cantik itu dengan bernafsu.

Kuhisap bibir tipis Dessy dengan sangat bernafsu, sambil sesekali ku masukan lidahku kedalam mulutnya. Kedua tanganku segera bergerilya kembali, merangsang setiap titik sensitif di tubuh gadis cantik itu.

Mendapat hal itu, tubuh Dessy kontan mulai menggeliat di bawah tubuhku. Dia lantas segera menimpali semua aktifitasku tak kalah bernafsu nya. DJ cantik itu melumat dan menghisap bibirku dengan rakus, dan tangannya segera turun ke selangkanganku. Tangan halusnya segera meremasi penisku dan mulai mengocok nya pelan.

"Kontol lu udah ngaceng banget hubby... Muaaacch... Gede bangeetth!" ucap Dessy disela ciuman kami.

"Lu mau ndut?"

"I, iiyaa hubby. Gue pengen kontol gede lu. Ssshhhh..."

"Panggil gue istri bes. Aaaaggghhh... Gu, gue hamil anak lu sekarang. Ssshhhh... Panggil gue istri, aaaaggghhh..." Lanjut gadis itu sambil mendekap tubuhku erat.

Mendengar ucapan Dessy, akupun menghentikan semua aktifitasku. Jantungku seakan berhenti berdetak saat itu, saking kagetnya. Jujur, aku sangat bangga dan senang saat itu. Namun akupun merasa sangat bersalah dan menyesal akan hal itu, mengingat dia adalah pacar om Dhika saat ini.

Akupun mulai mengangkat tubuhku, melepaskan dekapan tangan Dessy di tubuhku. Aku lantas menatap wajah cantik Dessy dengan tajam, dan mulai melumat bibirnya mesra. Kudekap tubuh sintal DJ itu dengan erat, seakan ingin meluapkan seluruh perasaanku saat itu.

"Lu bercanda kan ndut?" ucapku ketika pagutan kami terlepas.

"Gue serius hubby. Sekarang gue lagi hamil 17 hari. Dan ini adalah benih lu bes, anak lu." ucap Dessy sambil menatap ku sayu.

"Lu seneng gak hubby?" lanjutnya.

"Confuse ndut. I'm so dilema." jawabku lirih.

"Tapi, kenapa bes? Lu gak seneng yaa? Lu gak mau punya anak dari gue yaa?"

"Bukan gitu ndut..."

"Panggil gue istri bes! Lu udah hamilin gue, lu harus manggil gue istri lu dari sekarang!" ucap Dessy memotong ucapanku.

"Okee, Okee is, istri ku." ucapku getir.

"Jadi gini, gue bukan gak seneng denger berita ini. Demi tuhan, gue seneng banget sekarang ndut. Ooops sorry, istri ku maksud nya." lanjutku.

"So, what hubby? What your feeling now?"

"Gue seneng banget denger hal ini. Tapi,, gu, gue gak enak juga sama om Dhika. Secara lu itu pacar om Dhika sekarang. Gue bener-bener dilema sekarang."

"I just want to tell you that,,, hmmm... sorry." lanjutku sambil menunduk.

Mendengar ucapanku, Dessy terlihat sangat kecewa. Titik air mata terlihat mulai membendung di sudut matanya, dan bisa menghambur kapan pun juga. Sungguh, membuatku sangat iba dan dilema. Namun, DJ cantik itu pun lantas memeluk ku dengan sangat erat. Dia lantas mencium bibirku dengan tergesa, sambil menutup kedua matanya.

Dessy melumat bibirku dengan sangat lembut, sungguh menambah rasa bersalahku saat itu. Kedua tangan nya mendekap tubuhku dengan sangat erat, seakan tak ingin melepas kepergian ku. Dessy terlihat sangat merindukan kehadiranku. Dia terlihat sangat merindukan bibirku, hangat tubuhku, bau keringat ku, dan juga ukuran penisku.

Aku sungguh terhanyut dengan lumatan bibir lembutnya itu, sehingga tak menyadari bahwa semua pakaianku telah tanggal dan sekarang aku sudah berada di bawah tindihan tubuh sintalnya

"I don't care if you won't have a child from me bes." ucap Dessy ketika pagutan kami terlepas.

"But, I just want to let you know that I love you so. I want to hold you close, make you be mine. That's the reason why I gave you my virginity last day." lanjutnya sambil menatapku sayu.

"So, sorry. I..." namun belum selesai aku berbicara, Dessy segera menyentuh bibirku dengan jari lentiknya. Dia seperti terisak, dan lantas berseru.

"Don't talk anymore bes. You know, I'm so selfish in this case."

"But now, please fuck me. I want you to penetrate my vagina. Please, fuck me. And don't ignore me anymore. Come on, fuck me." lanjutnya memelas.

Setelah berkata itu, Dessy lantas menciumi leherku dengan sangat lembut. Tangan kirinya segera turun ke selangkanganku, dan mulai mengelusi penisku dengan lembut juga. Hal itu kontan saja membuat penisku jadi ereksi dengan sempurna. Geli dan nikmat, aku pun mulai mendesah perlahan.

"Aaaghhh, ndut. Gimana kalo om Dhika liat ini semua? Ouuuggghhh..." ucapku mengingat kan.

Namun Dessy sama sekali tak menjawab ucapanku itu. DJ cantik itu malah mulai menurunkan ciumannya ke dadaku, dan merambat turun ke arah selangkanganku. Dia nampak bergidik ketika melihat ukuran penisku yang telah ereksi dengan sempurna, namun beberapa saat kemudian dia pun mulai menjilati penisku dengan lembut.

"Aaagghhhh shit. Sssshhh..." desahku.

Dessy sempat menatap ke arahku dengan tatapan manja, dan tanpa menunggu lama lagi dia lantas memasukan penisku kedalam bibir tipis nya. DJ cantik itu mulai menghisap dan mengemut penisku dengan rakus, sambil tangannya meremasi kedua pelirku dengan lembut. Sungguh, membuatku bagai terbang ke langit ke tujuh.

Aku pun mulai menggeliat karna nikmat. Hisapan bibirnya sungguh sangat kuat, seakan ingin menghisap lepas penisku dari pangkalnya. Akupun mulai memejamkan kedua mataku, meresapi hangat dan lembut bibirnya. Kedua tanganku segera turun menuju kepalanya, dan mulai menjambak rambutnya pelan. Suara desahan dan dengusan nafasku segera menggema di seluruh ruangan itu, membuat Dessy makin semangat memanjakan penisku.

15 menit sudah Dessy memblow job penisku. Tak tahan, diapun lantas melepaskan pagutan bibirnya dan mulai memposisikan tubuhnya di atas penisku. Dia segera menggenggam penisku dan mengarahkan ke celah vaginanya yang sudah sangat membasah itu. Dessy menatap kearahku sayu, dan sambil tersenyum dia pun mulai menurunkan pinggulnya dengan perlahan. Kontan saja, penisku masuk dengan mantap kedalam vaginanya.

"Aaaagggghhhhh...." desah kami berdua ketika kelamin kami sudah bersatu.

Tanpa menunggu lama lagi, Dessy segera menggerakan tubuhnya naik turun di atas tubuhku dengan tempo pelan. Sesekali Dessy menggoyangkan pinggulnya, membuat penisku bagai di giling oleh ribuan saraf di dalam vaginanya. Dessy menggenjot tubuhku dengan sangat bernafsu, membuatku merem melek karna nikmat.

"Aaagghhhh bes, kontol lu enak banget. Aaaagghhh... Ukuran nya kegedean di memek gue, tapi pas udah masuk, ssshhhh... Rasanya enaaaakh bangeetth... Ooouuggghh... Shit!" ceracau Dessy sambil mempercepat gerakan pinggulnya.

Mendengar ucapan itu, seluruh darahku mulai bergejolak dan mendesir. Aku pun lantas menarik tubuh Dessy dan mulai memagut bibirnya rakus. Tanganku pun mulai merambat ke arah bongkahan payudaranya, dan mulai meremasinya gemas. Sesekali ku pilin kedua puting nya, membuat Dessy menggeliat di atasku.

"Aaagggghhh bes, kontol lu enak bangeetth. Sssshhh... Gu, gue mau keluar lagi bes. Ssshhhh, aaaggghh..." ucap Dessy ketika pagutan kami terlepas.

Dia segera menegakan tubuhnya, dan mulai mencakari dadaku. Goyangan pinggulnya pun menghentak dengan sangat brutal, sampai sesekali penisku terlepas keluar dari vaginanya. Aku pun tak tinggal diam, segera ku balas setiap hentakan pinggulnya tak kalah kuat. Ku hentakan penisku dengan keras, sehingga penisku masuk semakin dalam di vagina Dessy. Dan tak lama kemudian, DJ cantik itu pun mengejang dan bergetar. Seluruh otot vaginanya berkontraksi, dan mengeluarkan lendir orgasmenya dengan deras.

"Ooouuugggghhhh..." jerit Dessy panjang melepas orgasmenya.

Kedua mata Dessy terpejam, dan wajahnya mendongak ke langit-langit. Bibir tipisnya menganga lebar, membentuk huruf 'O'. Kedua tangannya mencakari dan meremas dadaku, menimbulkan luka disana. Dan ketika orgasmenya sudah usai, tubuh Dessy pun ambruk menimpa tubuh ku.

Vaginanya masih berkontraksi kuat, meremasi dan menghisap penisku makin kedalam. Deru nafasnya hangat menerpa kulit leherku, dan tubuhnya masih bergetar lemah di dalam dekapanku. Sambil terpejam, Dessy meresapi gelombang orgasme yang tengah melandanya itu.

"Enak? Mau lagi?" ucapku sambil mengelusi rambutnya pelan.

Mendengar ucapanku, Dessy pun mulai mengangkat kepalanya lemah dan tersenyum kearahku. Wajahnya yang bersemu merah, juga tatapan matanya yang sayu sungguh sangat menggairahkan. Gemas, akupun lantas memagut bibirnya dengan bernafsu beberapa saat.

"Ssshhhh... Ganti posisi yaa bes. Gue masih lemes.." seru Dessy.

Akupun lantas mengangguk setuju, dan mulai memposisikan Dessy untuk menungging. Kuarahkan penisku yang tegang itu kearah lubang vaginanya, dan mulai menggesek nya perlahan. Cairan vagina segera merembes dari celah sempit itu, membasahi kepala penisku dengan deras.

Aku melakukan hal itu untuk beberapa saat, sengaja untuk menggoda DJ cantik itu. Tak tahan, Dessy pun mulai memundurkan pinggulnya ke arahku. Membuat kepala penisku masuk sebagian. Namun segera ku tarik lagi penisku, membuat Dessy mengeluh putus asa.

"Aaaarrggghh! Come on bes, fuck me!" keluhnya tak sabar.

Kasihan, akupun mulai menekan penisku perlahan kedalam vagina basahnya. Namun baru setengah nya yang masuk, ku tarik benda itu sampai sebatas kepalanya. Kulakukan hal itu selama beberapa saat, membuat Dessy merengek kepadaku. Dia terlihat sangat putus asa karna ulahku itu, dan dia pun menarik pinggulku dan menahan nya.

"Sssshhh... Ja, jangan siksa gue lagi bes. Entotin gue, aaaggghh... Gu, gue lagi ngidam kontol lu." ucap Dessy bergetar sambil menatapku sayu.

Aku sangat terenyuh mendengar hal itu. Maka dengan keras, ku hentakan penisku ke dalam vagina Dessy. Sampai ujung penisku terasa menyentuh bibir rahimnya. Tanpa menunggu waktu lama lagi, segera ku genjot tubuh Dessy dengan ritme yang cepat dan dalam.

"Aaagghhhh yess... Thanks bes. Ooouuggghh... Deeper bes, faster. Aaaggghh..."

Ku turuti setiap ucapannya itu dengan sangat bernafsu. Ku hentakan penisku dengan kuat dan dalam, sampai tubuh Dessy terlonjak karna tumbukan pinggulku. Namun baru beberapa kali hentakan, tubuh Dessy kembali mengejang dan bergetar. Yaa, DJ cantik itu kembali mendapatkan orgasmenya.

Hal itu sungguh membuat ku kaget, karna baru beberapa tusukan saja dia sudah mencapai orgasme kembali. Gemas, akupun lantas mempercepat tempo genjotanku. Ku hentakan pinggulku dengan sangat brutal, membuat Dessy menjerit kesakitan. Namun dari gesture tubuhnya, DJ cantik itu tetap menikmati genjotan brutalku itu.

Ku genjot vagina Dessy dengan sangat bernafsu, sambil kedua tanganku meremasi payudaranya gemas. Suara desahan dan pekikan parau Dessy segera menggema di ruangan itu. Dan beberapa saat kemudian, Dessy pun mencapai orgasme nya kembali. Yaa, Dessy mengalami multiple orgasme saat itu.

Namun itu semua belum cukup untuk ku. Aku ingin memberikan sesuatu yang akan selalu di kenang oleh Dessy. Maka dengan bernafsu, akupun segera mencengkram pinggulnya dan mempercepat ritme genjotanku pada vagina Dessy. Sesekali kuberikan dia genjotan yang pelan namun sangat dalam, membuat DJ cantik itu blingsatan menahan nikmat di vaginanya.

"Aaarrrggghhh bes, stop! Gu, gue mau pipis bes. Aaaaggghhh... Shit! Memek gue geli bangeetth... Aaagghhhh bes, bes... Gu, gue pi.. Gue pipis... Aaaggghh... Fuck you! Ssshhhh...." jerit Dessy ketika mencapai squirt pertama dalam hidupnya itu.

Seluruh badan sintalnya mengejang dan bergetar dengan sangat hebat. Wajahnya mendongak, dengan bibir yang membuka lebar. Setiap otot di dalam vaginanya ber kontraksi, menghisap dan mencengkram kuat penisku. Air seni dan lendir vaginanya muncrat kesegala arah, dan sebagian bahkan sampai membasahi wajah dan perutku.

Dessy terlihat sangat kewalahan menerima squirt pertamanya itu. Sehingga tanpa sadar, diapun menjerit dan memekik parau. Kaget, aku lantas menarik wajah cantik Dessy dan segera melumat bibir tipisnya. Aku takut jika suara jeritan nya itu sampai terdengar oleh om Dhika.

Akupun menghentikan gerakan pinggulku, tahu jika Dessy ingin meresapi setiap detik squirt nya sore itu. Namun bibir ku tetap memagut kuat bibir tipisnya, dan memainkan lidah di dalam sana. Akhirnya kami pun terhanyut dalam permainan lidah untuk beberapa saat.

Setelah gelombang squirt nya mereda, tubuh Dessy lantas ambruk ke meja Billyard. Seluruh tubuh kami sudah dipenuhi oleh keringat dan cairan yang keluar dari vaginanya. Deru nafas nya masih tersengal dan sangat berat. Sungguh, dia terlihat seperti seseorang yang sedang sekarat.

Kasihan, akupun lantas segera mencabut penisku dengan satu tarikan kuat. Sisa air kencing yang bercampur lendir vaginanya segera mengalir keluar dari dalam vaginanya yang sudah mulai melar karna ukuran penisku itu, dan kemudian membasahi meja Billyard tempat kami bercinta.

Kulihat bibir vagina Dessy sudah memerah karna lecet. Lendir bening nan lengket masih merembes keluar dari lubang itu, dan mengalir ke paha dalam nya dan akhirnya menetes ke karpet. Sungguh, hal itu sangat menggoda gairahku kembali.

Aku yang masih on, segera membalikan tubuh Dessy dan memasukan kembali penisku. Sekarang penisku sudah bersemayan dalam vagina Dessy dengan sangat mantap. Dessy sempat meringis, namun tetap tersenyum kearahku ketika penisku sudah masuk seluruh nya.

"Ssshhhh... Masih mau? Kontol lu kuat banget sih bes, bikin gue seneng aja. Hihihi..." ucap Dessy sambil tersenyum manis.

Rona wajahnya bersemu merah, dengan sorot mata yang sayu. Dia terlihat sangat mengagumkan sore itu. Dan sebuah senyum di wajah cantiknya, seakan menambah aura kecantikan DJ itu. Ntahlah, saat itu aku seperti memiliki suatu perasaan pada Dessy. Suatu perasaan suka yang sulit untuk dijelaskan. Tanpa kusadari, aku pun terhanyut dan terpukau akan gadis yang berada di bawahku itu.

"Heh, kenapa bengong lu bes?" seru Dessy mengagetkan ku.

"Eh, gpp ndut. Gu, gue terpukau aja sama ekspresi wajah lu." jawabku jujur.

"Terpukau sama ekspresi gue, atau terpukau sama gue? Hihihi..." ledeknya.

"Kepo lu!" seruku.

Dan dirasa sudah cukup beristirahat, maka akupun segera menggerakan pinggulku kembali. Dessy yang sedang berbaring, segera mengapitkan kedua kakinya di pinggulku. Dia lalu menatapku, dan segera melumat bibirku dengan mesra. Hal itu kontan membuatku makin bersemangat menyetubuhi DJ cantik itu.

'Kriiiing... Kriiiingg... Kriiinnnggg..'

Suara dering telfon mengagetkan kami berdua. Kami yang sedang berciuman sambil bercinta dalam posisi missionaris itu lantas segera melepaskan pagutan bibir kami. Dessy segera mengambil ponsel nya yang berdering itu tanpa melepaskan tautan kelamin kami. Dan tanpa melihat layar, dia segera mengangkat telfon itu malas.

"Hallo? Si, siapa? Aggghhh..." ucap Dessy sambil mendesah.

"Oh, lu kha. Ada apa?"

"Aaaaggghhh shit! Pelan bes, sakit." jeritnya.

"Ssshhhh... Gpp kha. Aagggghhh..."

"Iyaa, gue lagi ngentot sama si Abes. Bawel banget sih jadi cowo! Udah yaa, ntar lagi telfon nya yaa. Lagi enak nih! Bye~" ucap Dessy menutup telfon itu.

Dia lantas mematikan ponselnya dan segera melempar benda itu begitu saja. Raut wajahnya terlihat masam. Namun dia segera mengejit dan tersenyum kearahku, ketika dengan sengaja ku hentakan penisku dengan keras di vaginanya.

"Siapa ndut?" tanyaku sambil tetap menggenjot.

"Itu, si Dhika. Dia nanyain aggghhh... Shit! Dia nanyain kita lagi ngapain."

"Maksudlu om Dhika?" tanyaku dengan perasaan sedikit kaget.

"Aaagghhhh... I, iyaa.., ooouuggghh,,, Sssshhh... Udah jangan di fikirin bes, cepetan keluarin sperma lu. Memek gue udah pegel sama ngilu banget nih. Aaagghhhh... Fuck!"

"Shit! Gu, gue keluar lagi bessss... Aaagghhhh fuck!" lanjutnya berbarengan dengan orgasmenya yang kesekian kalinya.

Kasihan, akupun segera memusatkan fikiran ku dan berkonsentrasi pada penisku. Ku hentakan pinggulku dengan ritme yang cepat dan dalam, menggesek setiap titik saraf di dalam vagina Dessy. Dan 15 menit kemudian, akupun merasakan jika spermaku akan segera menyembur.

"Aaaggghh... Gu, gue mau keluar nih. Ssshhhh... Gue keluarin di dalem yaa ndut. Oouugghhh..." seruku.

Dessy yang tengah terpejam karna dilanda orgasme, segera mengapit pinggulku kuat dengan kedua kakinya. Dia pun mencoba mendorong pinggulku dengan kuat, seakan ingin menghentikan gerakan pinggulku. Namun itu semua tak bisa menghentikan gerakan pinggulku. Kesal, Dessy pun mulai berteriak padaku.

"Ja, jangan bes! Aaagghhh... Cabut kon, kontol lu bes... Gue mau minum sperma lu. Aaagghhhh..." Jeritnya sambil menahan gerakan pinggulku.

Akupun menuruti keinginan DJ cantik itu. Dengan satu tarikan kuat, akhirnya kutarik lepas kelamin ku dan segera mengarahkan nya pada wajah Dessy. Dengan tak sabar, Dessy pun lantas mengulum penisku dan menghisapi nya kuat. Sampai 5 menit kemudian, menyembur lah semua spermaku memenuhi rongga mulut DJ cantik itu.

"Aaagghhhh... God! Fuck! Enaaak banget bibir lu ndut. Ooouuuggghhh...." ucapku menggerakan sambil meremasi kepala Dessy.

Dessy langsung menghisap cairan kental itu dan menelannya dengan lahap. Namun karna terlalu banyak, Dessy sempat kewalahan menelan semua spermaku. Beberapa kali ia sampai tersedak dan terbatuk. Karna terlalu banyak sebagian spermaku akhirnya meluber, keluar dari sela-sela bibir Dessy yang menganga lebar terganjal penisku. Dan mengalir menuju dagu dan payudaranya.

"Muuaacchh.. Sperma lu banyak sama kentel banget bes. Muuacch... Rasanya juga aneh. Mmmhhh..." ucap Dessy disela aktifitasnya membersihkan penisku dari sisa sperma.

"Tapi lu suka kan?" ejek ku.

"Muuuacchh... Iyaa bes. Rasanya pengen tiap hari kaya gini. Hihihi..." timpal Dessy seraya tersenyum.

"Itu bisa di atur ndut. Asal sesuai aja pelayanan nya. Hahaha..." candaku sambil mencubit pipinya gemas.

Kelelahan, kami pun akhirnya berbaring lemas di atas meja Billyard itu. Tubuh kami sudah dipenuhi oleh peluh, keringat, dan sisa cairan orgasme kami berdua. Bercak merah bekas cupangan memenuhi tubuh kami berdua. 'Ah, sungguh suatu persetubuhan yang sangat dahsyat.' batinku.

Kulihat jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh malam. Yang berarti, kami sudah bercinta selama 2 jam lamanya hari itu. Akupun lantas memagut bibir Dessy mesra, yang langsung di sambut hangat oleh DJ cantik itu. Namun baru beberapa menit kami berciuman, sebuah SMS masuk ke ponselku. Maka dengan malas, kubuka pesan itu tanpa melihat nama pengirimnya dahulu.

Om Dhika said:
Bes, kalo udah cepetan yaa. Gantian, gue juga sange nih.

Abes said:
Okee, ini juga udah kok om. Kenapa gak join dari tadi aja? Kan bisa 3 some.

Om Dhika said:
Gue malu, punya gue gak segede punya lu bes.
Udah cepetan gantian, dah gak tahan nih.

Aku yang sempat terkejut dengan si pengirim, akhirnya hanya bisa tertawa terbahak membaca semua SMS dari om Dhika itu. Aku tak menyangka jika orang itu ternyata mengintip persetubuhan ku dengan kekasihnya itu. Sadar akan posisi ku, maka akupun segera memakai kembali pakaian ku yang tergeletak di lantai.

"Lah, mau kemana bes? Gak mau ronde kedua?" seru Dessy manja.

Dessy yang masih telanjang dan berbaring di atas meja Billyard, sungguh sangat menggoda gairahku. Aku sempat terpikat dengan ajakan DJ cantik itu, namun karna kekasihnya ingin jatah juga, maka ku urungkan niat ku itu. Maka dengan berat hati, akupun lantas menolak ajakan nya itu dengan halus.

"Mau sih, tapi om Dhika juga pengen ngentot sama lu katanya. Gak enak sama dia kalo kita masuk ronde dua. Next time aja yaa." ucapku sambil mengecup keningnya lembut.

"Hmmm... Iyaa deh bes. Tapi janji yaa?" tanyanya sambil menatap penuh harap padaku.

"Iyaa, gue janji ndut. Udah yaa, gue cabut dulu. Dah malem nih. Byee ndut, thanks for a great sex. Muach..."

Akupun lantas melangkahkan kakiku menuju keluar dengan langkah gontai. Tubuhku sangat lemah dan gontai, seluruh tulangku bagai di lolosi karna persetubuhan tadi. Namun ketika aku memasuki bar, aku sempat berpapasan dengan om Dhika yang tengah berdiri di ambang pintu dengan tak sabar. Dia sempat tersenyum kecut kearahku, namun akhirnya dia pun bergegas memasuki ruang Billyard itu.

Aku hanya tersenyum melihat gelagat om Dhika. Ntah apa yang ada dalam fikiran lelaki itu, tega-tega nya dia membiarkan kekasihnya untuk ku setubuhi. Dan gilanya, dia masih ingin menyetubuhi gadis itu walaupun sudah kudahului. Namun itu semua bukan urusanku, toh aku tak rugi apapun.

Akhirnya akupun berlalu menuju parkiran, dan segera memacu motorku menembus keramaian lalu lintas kotaku. Aku memacu motorku mengikuti arah angin yang membawaku. Dessy sungguh sangat luar biasa, berkat dia aku bisa melupakan sosok Anggina. Yaa, walaupun hanya sesaat.

------------------------Lust Of My Nurse------------------------

Pukul 23.55, aku baru sampai di rumahku. Yaa, sepulang dari bar ****** aku memang mampir dulu ke tempat kost kak Siescha. Namun karna dia sedang bekerja, maka akupun akhirnya hanya bertemu dengan Tante Moniq. Disana kami berbincang, dan melakukan sex sekali lagi di kamar pribadinya sebagai hadiah ulang tahunku.

Aku sempat terkejut ketika mendapati keadaan rumah yang masih gelap dan sepi itu. Aku tak bisa menemukan seorang penghuni rumah pun. Kesal, akupun lantas menyalakan lampu dan berjalan menuju dapur. Mengingat perut yang belum diisi sejak tadi siang.

'Braaaak! Buuugh! Praaak!' Sebuah benda putih, dan sesuatu yang lengket menimpa wajah dan sebagian tubuhku.

"Surprise!" seru orang banyak, menambah kekagetanku.

Namun akupun akhirnya hanya tertawa, mengetahui jika itu semua ialah surprise ulang tahun dari orang terdekatku. Mereka semua berada di rumahku dan menggerubungiku. Semuanya ada di sana, mulai dari keluargaku, dan semua teman sepermainanku. Bahkan kak Siescha, Dessy, Wulan, dan om Dhika pun ada disana. Mereka sangat kompak, dan antusias mengerjaiku.

"Happy birthday yaa bes." ucap semua orang bergantian sambil menyalamiku. Bahkan beberapa dari mereka ada yang menampar pipi ku gemas.

Akupun berterima kasih pada mereka semua, dan mengejar beberapa orang untuk ku peluk dan ku balur dengan tepung juga telur yang menempel di tubuhku. Kami semua akhirnya saling lempar tepung dan telur sambil bercanda. Namun sebuah teriakan menghentikan aktifitas kami semua.

"Ayoo make a wish, lalu potong kue nya bes. Gue dah laper nih!" celetuk Claude tak sabar.

Aku yang sedang memeluk kak Siescha, akhirnya hanya tertawa mendengar ucapan temanku itu. Maka tanpa menunggu lama lagi, akupun memanjatkan sesuatu di dalam hati. Aku berharap agar semua wanita yang sedang mengandung anak ku untuk tetap sehat dan selamat. Juga agar perselingkuhanku dengan beberapa wanita itu tak menimbulkan masalah apapun untuk ku.

Dan setelah make a wish, akupun lantas meniup lilin di birthday cake ku. Aku lantas memotongnya dan menaruhnya di piring kecil. Namun karna potongan pertama ialah untuk orang special, akupun sempat bingung. Karna disana ada kak Siescha, dan Dessy yang mengharapkan potongan pertama itu. Mencari aman, akupun akhirnya memberikan potongan pertama itu pada ibuku.

"Wah, thanks a lot yaa kak. Semoga semua usahamu akan membuahkan hasil yang baik." ucap ibuku memberkati lalu mencium keningku lembut.

"Amiin ma, makasih yaa." ucapku.

Kak Siescha, Dessy, dan Wulan yang sedang memegangi nampan kue itu pun kompak menyerangku. Kue yang baru ku potong itu lantas mereka lemparkan ke mukaku, membuat wajah dan tubuhku belepotan cream. Kontan saja, semua orang ikut menyerangku kembali dengan tepung terigu, telur, dan cream kue.

"Hey, hey, whoooaaa!" teriak ku ketika merasakan tubuhku diangkat oleh beberapa orang.

'Wuuushhhh! Byuuuur!'

Tak puas, mereka pun menceburkan ku ke kolam renang di belakang rumahku. Sekarang, lengkaplah penderitaanku. Semua orang bersorak ramai dan menertawai ku. Namun aku sama sekali tak marah, malah aku sangat bahagia karna semua orang terdekatku berada di sana untuk memberiku kejutan.

"Asem lu pada! Ini tengah malem men! Gak harus di ceburin juga kali, dingiiin!" keluhku sambil naik ke tepi kolam.

"Hihihi... Happy birthday hubby. Wish you all the best yaa. Muacch.." ucap kak Siescha sambil memberikan handuk padaku.

"Brrrr... Diiingiiin tau yang. Rrrr..." ucapku mengigil.

"Maaf yaa. Hihihi..."

Kak Siescha pun membalutkan handuk itu di tubuhku, sambil sesekali men gelap air di tubuhku. Diapun lantas mencium bibirku mesra, sambil kedua tangannya memeluk tubuhku erat. Dia memberikan hangat tubuhnya pada diriku, seakan ingin meminta maaf karna telah melakukan itu semua.

"Oh iyaa sayang, maaf yaa aku gak bisa lama. Kak Okta udah SMS terus dari tadi." ucapnya ketika pagutan kami terlepas.

"Lah, ntar lla yang. Aku kedinginan nih, tolong angetin dulu." rayuku.

"Iih, apaan sih hubby. Aku masih dines malam ini. Next time aja yaa. Pokoknya aku bakalan kasih kamu sesuatu yang sangat nikmat." bisik kak Siescha manja di telingaku.

"Ssshhhh... Okee deh. Tapi kamu ke rumah sakitnya sama siapa yang?" tanyaku khawatir.

"Aku bawa motor kak Okta yang, jangan khawatir yaa hubby. Yaudah, aku duluan yaa hubby. I love you, and having fun yaa." ucap kak Siescha sambil berlalu.

"Okee deh. Take care yaa honey."

"As sure as I take care of our child hubby. Byee~"

Tak lupa dia mengecup kening dan bibirku mesra sebelum pergi. Sekepergian kak Siescha, akupun lantas berlalu menuju kamarku untuk berganti baju. Mengingat penyakit ashma ku yang bisa kambuh sewaktu-waktu bila kedinginan.

------------------------Lust Of My Nurse------------------------

Suara musik house menggema di area belakang rumahku. Yaa, saat itu Dessy sedang bermain disana. Teman-temanku pun terhanyut dengan ritme bit yang Dessy mainkan. Aku yang sedang duduk dan berbincang dengan Claude dan Om Dhika, di kagetkan oleh sebuah SMS. Kulihat unknown number, dan dengan malas akupun lantas membuka SMS itu.

+778100891 said:
Hey bes, this is Anggina. How are you?
Ummm, sorry if I harm you. But, I just want to let you know that I was pregnant now. It was 3 weeks, and you know what? I feel so blessed. I don't know how your feeling now, but I hope you feel happy also.

Oh, happy birthday yaa bes. Hopefully you'll always got blessed. Sorry, its was 9.45 pm here. I know it was so earlier. But, I just want to send you a birthday card first. Lol...

Hey bes, I miss you so. I can't wait to meet you soon. Take care yaa bes, you must still alive for our kid later. Hihihi... *kidding!

Greeting from Russian,
With love

Anggina Sarvanov.

Tubuhku bergetar membaca pesan dari Anggina itu, aku sangat kaget dan senang mengetahui itu. Dan tanpa terasa, air mataku pun mulai menetes dari kelopak mataku. Aku sangat bahagia saat itu, karna tiga wanita ku telah mengandung darah dagingku. Sungguh, berita yang membuat jantungku seakan berhenti berdetak.

Lelah, senang, rindu, sedih, dan kecewa bercampur aduk di dalam benak ku. Sungguh, semua itu membuatku sangat dilema. Resah, akupun lantas pamit pada gerombolan orang yang masih berbincang di sekelilingku.

Aku berjalan gontai menuju kamarku, dan mulai berbaring di ranjang ku. Dan tak lama, tanpa bisa ku cegah akupun mulai tertidur di tempat itu. Aku terlelap dengan fikiran yang sangat resah, dan hati yang bergejolak karna dilema. Hari itu Anggina membuat ku bagaikan seorang raja tanpa mahkota dan tahta, semuanya hampa!

To Be Continue...
 
Mohon maaf untuk semuanya karna cerita ini sempat terbengkalai selama beberapa minggu. :ampun:
Newbie kemarin sibuk kuli, dan baru sempet garap cerita ini. Semoga coretan newbie ini bisa mengobati rasa penasaran kalian. :ampun:

Cheers! :beer:

*Note: Tolong rate nya untuk part 12 ini.
Dan mohon lapor berapa kali kalian crot oleh curhatan newbie ini. Hehe... :Peace:
 
oke suhu......jangan lupa lanjutannya ya
 
asli mantap...meski adegan seksnya cuma dg DJ itu.tapi ad sisi kejutannya yaitu kabar dari Anggina..
usul adegan seksnya lbh banyak n 3some MFF..
 
Satu hamil ga cukup haha nice suhu.. apa kabar bokap abes denger ampe 3 yg bunting..
 
huaaa.... :dansa:
Makin menarik aja nih brada... Saya semakin menyukai cerita anda... Terimakahih brada atas updatenyaaa... Terus semangat :banzai: :beer:
 
Tetap semangat suhu.... Hebat banget si abes bisa hamilin 3 cewek..

Lancrotkan
 
bener2 pejantan tangguh
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd