Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT M.E & You

Bimabet
:baca: Pendapat ane Mgk alur terlalu cepat, hmpir tiap chapter lgs pncak konflik sdngkan u pembahasannya singkat jd cerita ngegantung, satu conto permasalahan u irene knp ga dibahas knp jd mata2, tugasnya apa, apa yg didapat, apa song ji ga tau kl irene mata2 n banyak lg,
Padahal bisa lbh seru.. Kl dirinci
Btw cerita keseluruhan seru jg
Ditunggu kelanjutannya suhu..

Makasih keripiknya om, saat ini baru sampe disini kemampuan nulisnya, mungkin di next story bisa lebih detail lagi
:panlok4:
 
Chapter 6 One Night Action




Suatu malam di bulan november. Cuaca dingin mulai terasa, dan suhu udara pun menurun. Belum bersalju, tapi angin utara sudah berhembus dan memberikan rasa dingin yang cukup menusuk kulit. Apalagi bagi manusia asia yang tidak pernah bersentuhan dengan salju.

Tampak seorang laki-laki muda berjalan menyusuri jalanan menuju kota kecil indah yang merupakan tujuan wisata bagi sebagian masyarakat eropa. Yah, kota itu adalah kota Rhoternburg ob der Tauber. Kota kecil dengan luas tidak lebih dari 50 km persegi. Dengan penduduk kurang lebih 11 ribu jiwa.

Posisi kota yang berada dibukit memberikan keindahan tersendiri. Belum lagi banyak bangunan tua dengan nuansa gothic khas kota kuno eropa menambah keunikan kota ini.

Pada bulan ini, pengunjung yang datang kekota ini mencapai titik terkecilnya. Sehingga membuat suasana kota menjadi lebih sepi namun kesan keindahan tidak berkurang sedikitpun.

Lelaki muda yang berusia kurang lebih 20 tahunan, berjalan menyusuri pintu masuk kota Rhoterburg. Menyusuri jalan Herrngasse yang hampir mencapai 500 meter, terus berjalan dan berbelok kiri memasuki jalan Feuerkassel hingga mencapai sebuah pasar tradisional yang ramai menjelang Natal dan akhir tahun.

Lelaki muda tersebut berhenti sebentar menghembuskan nafas yang berasap karena suhu udara yang memang mendekati 0 derajat. Mengambil sebungkus rokok dari kantong jaket dan menyalakannya, mencoba menghilangkan hawa dingin yang semakin pekat menjelang tengah malam.

Setelah mengantongi kembali bungkus rokoknya, lelaki tersebut kembali berjalan menyusuri jalanan sepi kota ini. Namun langkap pasti lelaki muda tersebut terhenti, setelah muncul seorang laki-laki lain dari antara bangunan tua yang berada didekat pasar tradisional. Berhenti menghalangi langkah lelaki muda ini.

“Who are u? Why are u coming through this city?”, tanya laki-laki berjas hitam dengan wajah tirus dan mata tajam

Lelaki muda ini tidak menjawab, hanya tersenyum dan mulai kembali melangkahkan kakinya. Melewati laki-laki berjas hitam. Namun langkah pemuda ini kembali terhenti setelah laki-laki berjas hitam itu memegang pundaknya.

“I’m asking u, young man...!!!”, tanyanya lagi

Pemuda ini, membalikkan tubuhnya berhadapan dengan laki-laki berjas hitam.

Laki-laki berjas hitam tersebut mengeluarkan sebilah pisau kecil dari balik jas hitammnya, mendekati pemuda ini. Mengayunkan tangan yang memegang pisau mengarah ke leher pemuda itu.

Tiba-tiba pemuda tersebut mengangkat tangan kirinya menahan tangan sang lelaki berjas, melancarkan pukulan cepat kearah dada dengan tangan kiri dilanjutkan dengan pukulan dengan tangan kanan kearah lengan bagian dalam lelaki berjas hitam. Disusul dengan gerakan tangan kanan dan kiri berputar cepat dihadapan lelaki berjas hitam untuk mengaburkan konsentrasi dan diakhir dengan sapuan siku kanan dengan kuat kewajah lelaki berjas hitam.

Serangan beruntun dengan cepat membuat lelaki berjas hitam tersebut terdorong kebelakang, dengan bibir sobek dan berdarah. Namun tidak mengurangi tatapan tajam yang menusuk. Pisau yang tadi dipegangpun terjatuh, lelaki berjas hitampun mundur selangkah dan kembali memasang kuda-kuda untuk pertarugan jarak dekat.

Sementara pemuda ini hanya mengangkat kedua tangannya kedepan dengan posisi bertarung. Ketika lelaki berjas hitam mengangkat kaki kanan untuk melakukan tendangan, sang pemuda bergerak lebih cepat. Menendang tulang kering lelaki berjas hitam, dilanjut dengan tendangan cepat kearah ulu hati, menarik kakinya lagi dan melakukan tendangan terakhir kearah wajah sang lelaki berjas hitam. Tiga tendangan cepat dari sang pemuda, membuat lelaki berjas hitam mundur beberapa langkah kebelakang.

Sang pemuda tidak berhenti, bergerak maju mengikut lengkah mundur lelaki berjas hitam. Menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan dan memutar tubuhnya melancarkan tendangan berputar dengan cepat mengarah ke leher lelaki berjas hitam. “Bugg....”, bunyi tendangan terakhir yang melemparkan lelaki berjas hitam di jalan berpaving. Erangan dan suara nafas yang terputus akibat tekanan kuat di leher, membuat lelaki berjas hitam tersebut tidak dapat bangun lagi.

Pemuda tersebut berjalan mendekati lelaki berjas hitam yang tergeletak, menarik turun resleing jaketnya dan mengeluarkan sebuah baretta M9A3 silencer dengan modifikasi. Lalu mengarahkan kekepala lelaki berjas hitam dan menghabisinya, tanpa ragu-ragu.

Membalikkan badan dan kembali berjalan ditengah sepinya malam dingin kota Rhoterburg. Pemuda yang tampak biasa dan tanpa skill tersebut ternyata mempunyai kemampuan diatas rata-rata. Bahkan pemuda itu menghabisi salah satu anggota The Association yang sering kali disebut sebagai Agent.

Terus berjalan menuju jalan Kirchpl, belok kanan menyusuri jalan Kirchpl sekitar 150 meter, melewati Hotel Reichsküchenmeister Das Herz von Rothenburg. Berhenti sebentar melihat jam tangan, lalu belok kiri.

Melalui sebuah jalan yang sedikit lebih kecil disamping Hotel Reichsküchenmeister Das Herz von Rothenburg, yaitu jalan Heugasse.

Sang pemuda berjalan sedikit lebih kepinggir jalan yang lebarnya tidak sampai 4 meter tersebut. Bersembunyi di balik bayangan hotel. Setelah beberapa langkah, pemuda tersebut berhenti. Mengawasi pintu sebuah bangunan yang terletak disamping Hotel Reichsküchenmeister Das Herz von Rothenburg. Tampak dua orang berpakaian sama dengan orang yang dibunuh oleh pemuda tersebut. Menenteng senjata laras panjang, bersiaga, seperti mengetahui kedatangan sang pemuda.

Berjalan pelan tanpa suara, sang pemuda sudah berada disamping pintu bangunan tempat kedua Agent tersebut keluar. Mengangkat senjatanya, dan menarik pelatuknya. Melontarkan isi dari senjatanya, mengarah ketitik vital dari kedua agent tersebut, kepala. Tidak bersuara, kedua agent tersebut tewas seketika.

Sang pemuda merogoh kantong jaket dengan tangan kiri, mengambil sebuah granat. Menarik pin pematik sumbu, menunggu 2 detik dan melemparkannya kedalam ruangan asal kedua agent keluar. Bersamaan dengan lemparan granat, pemuda tersebut mendorong pintu yang terbuat dari besi hingga menutup dengan keras.

“Boom....!!!!”, bunyi ledakan granat tangan yang dilemparkan sang pemuda. Asap pun keluar dari sela pintu yang tertutup. Tampak sang pemuda menghela nafas panjang, seperti sedang mempersiapkan diri untuk masuk kedalam bangunan yang ternyata adalah markas The Association untuk divisi asia- eropa.

Bunyi ledakan ditengah malam memancing para agent yang sedang beristirahat untuk kembali menggangkat senjata mereka.

Pintu terbuka, segera kepulan asap dari api yang membakar beberapa peralatan kayu mengepul keluar. Pemuda tersebut masuk dengan menenteng senjatanya, berjalan penuh kesiagaan dengan memaksimalkan semua indra yang terdapat ditubuhnya. Ketika mendengar sesuatu, segera senjatanya diarahkan ke asal suara tersebut dan menembakkannya,”Dor...dor...”.

Bersandar di dinding dekat dengan sebuah pintu. Posisi pemuda tersebut jongkok dengan memegang senjata ditangan kiri. Ketika pintu terbuka, muncul seorang Agent dengan senjatanya. “Dor...!!!”, bunyi tembakan terdengar kembali dari senjata pemuda tersebut, tepat melubangi dahi sebelah kiri. Agent tersebut segera terjatuh, bersamaan dengan jatuhnya agent tersebut sang pemuda melemparkan sebuah granat kedalam ruangan. “BOOM...!!!”, bersahutan dengan teriakan orang terkena ledakan granat.

Sang pemuda bangkit berdiri dan masuk kedalam ruangan yang baru saja dia ledakkan, menembakkan senjatanya beberapa kali untuk menghabisi 3 orang agent yang terluka.

Kembali keluar dan naik kelantai dua dan masih dengan senjata yang digenggam siap untuk ditembakkan. Sang pemuda menginjak lantai dua, tiba-tiba dari balik dinding, seseorang melancarkan sebuah tendangan kuat kearah tangan yang memegang senjata. Tepat mengenai tangan pemuda tersebut, disusul dengan sebuah serangan siku yang mengarah ke kepalanya. Namun reflek pemuda tersebut sangat bagus, bahkan terbilang sangat bagus. Karena dengan segera dia menaikkan kepalanya menghindari serangan siku seorang agent yang sudah menantinya.

Tak menunggu waktu lama, pemuda tersebut memengang lengan sang agent dengan tangan kanan dan menariknya mengikuti arah serangan. Memajukan kaki untuk menghalau langkah sang agent hingga kehilangan keseimbangan dan dengan secepat kilat pemuda tersebut menembakkan senjatanya mengenai kepala bagian belakang sang agent.

Tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah belakang, namun keberuntungan berpihak pada pemuda itu. Tembakan tersebut hanya mengenai ruang kosong disebelahnya. Dengan segera pemuda tersebut membalikkan tubuhnya menempel dinding dan mengarahkan senjatanya kearah tembakan tersebut berasal dan membalasnya.

“Dor...dor...!!”, suara letusan tembakan dari senjata sang pemuda.

Sedikit berlari, lalu menggulingkan badannya dilantai kayu. Sang pemuda menembakkan kembali senjatanya, tepat mengenai dada sang agent yang bersembunyi di balik pintu. Bangkit kembali dan bersandar di dinding, sang pemuda berjalan pelan menyusuri ruangan demi ruangan. Menembakkan kembali senjatanya menghabisi satu persatu agent yang berada didalamnya.

Berhenti untuk mengisi kembali senjatanya. Sang pemuda berjalan diatap bangunan yang terbuka. Setelah membunuh hampir 10 orang agent yang berada didalam bangunan tua ini. menyalakan sebatang rokok, dan memainkan smartphonenya. Membuka aplikasi yang berguna untuk mengontrol drone yang sedari tadi mengikutinya secara otomatis, dan mengarahkannya ke sebuah cafe yang terletak tidak jauh dari bangunan ini. Menunggu beberapa saat dan terdengarlah ledakan kuat, “BOOMMM...!!!”.

Tak lama setelah itu, ledakan kembali terjadi namun berasal dari sebuah bangunan yang bersebelahan dengan cafe yang meledak pertama. Yah, sebuah cafe Pa Ba La Pub dan Rockcafe yang terdapat di jalan Heugasse 7 dan 8 tidak jauh dari lokasi tempat sang pemuda berdiri. Debu dan serpihan bangunan yang hancur disertai kilatan api tampak mengerikan. Teriakan kesakitan dan umpatan orang terdengar silih berganti memeriahkan malam yang sunyi dipertengahan bulan november yang dingin ini.

Suara sirene pemadam kebakaran dan polisi mulai terdengar. Tampak beberapa orang terluka berjalan keluar dari bangunan yang terkena ledakan dari drone yang dikirimkan oleh sang pemuda. Mereka berjalan keluar dengan tubuh penuh luka menghindari suara sirene yang berasal dari jalan Judangasse. Mereka berjalan tertatih karena luka yang dideritanya, lalu tiba-tiba kembali terdengar suara ledakan bom yang memang sudah disiapkan oleh sang pemuda dari sebuah tong sampah yang berada tidak jauh dari lokasi ledakan, “BOOMMM...!!”.

Ledakan kembali melemparkan beberapa orang yang selamat namun terluka akibat ledakan pertama. Tujuannya adalah untuk menghabisi semua agent yang memang bermarkas di jerman, hingga tak bersisa satupun. Serangan yang memang sudah dipersiapkan oleh seseorang bekerja sama dengan pemuda ini.

“Who are you?”, terdengar suara lelaki yang berada dibelakang pemuda ini.

Tampak seorang lelaki dengan hanya memakai kaos dengan celana panjang, berdiri dengan jarak kurang lebih 2 meter dari pemuda ini.

“Who send you...?”, tanyanya lagi.

Sang pemuda membalikkan tubuhnya dan bertatap muka dengan lelaki yang merupakan kepala The Association untuk region Asia -Eropa.

“No one send me...”, jawabnya singkat.

“Then, i have no choices.”, jawab sang agent yang kemudian bersiap dengan kuda-kuda untuk pertarungan jarak dekat.





Beberapa hari kemudian, dinegara dimana Song Ji tinggal. Berita tentang hancur markas The Association eropa, menjadi santer bagi kalangan underground. Hal ini juga yang menjadi pertimbangan Song Yeum, selaku ayah dari CEO PT Samson Security.

Duduk dikursi kayu di bagian belakang gedung PT Samson Security, yang disulap menjadi padang rumput luas dengan beberapa air mancur dan pohon rindang lengkap dengan kursi dan meja menjadi tempat istirahat.

“Did u do that M.E?”, tanya Song Yeum sambil menghisap rokok putihnya.

“Hmmmm...”.

“The Association Erope?”.

“No....”, jawab M.E singkat.

“The roumor said, u did it...”.

“Hmmm...”, kata M.E.

M.E berdiri lalu meninggalkan Song Yeum yang masih termenung dengan alam pikirannya. Sementara Park Ji yang sedari tadi berdiri menemani Song Yeum tidak berkomentar apapun.

“Park Ji, any news about that accident?”, kata Song Yeum.

“Just some roumor that the one who destroy The Association Europe is young male with asian look”, sahut Park Ji sopan.

“Do you think, M.E did it?”, tanyanya lagi.

“No sir. It happenned couple of days ago, and M.E is here all of time.”.

“Who did it?”, Song Yeum berguman sendiri.

“Sorry Song Yeum Nim, why did u worried about it? M.E is our ally for now?”, kata Park Ji.

“Hahaha, i’m worry that, young killer will shown him self to attract M.E. And this devil circle will be keep turning around. Finally she get in to.”, kata Song Yeum terdengar sedih.

“But, Song Ji Ssi had made her mind through this problem sir.”, sahut Park Ji lagi.

“Yeah, i know...”.

“What should i do, Song Yeum Nim?”, sahut Park Ji mencoba memberikan semangat kepada atasan yang juga dia akui sebagai ayahnya sendiri.

“Hahahaha.... there is nothing we can do Park.”, balas Song Yeum.

“But Song Yeum Nim....”, kata Park Ji yang langsung dipotong oleh Song Yeum.

“No Park Ji. If we done something weird, he’ll kill us all. For now, we can only give her support and focus on our own business.”.
 
Pertamax ane ambil dulu...


maaf update sedikit and kurang menarik.
ditunggu keripiknya...
:kpenuh:
 
Bimabet
mantap gan.. klo bisa sih bhasa inggris ny lgsg ad translate ny.. jd lama loadingny gara2 mkir artiny dl. hehehe tp ttap keren..m
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd