Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Mahasiswa Tour Leader

Status
Please reply by conversation.
Wah wajib mampir iniii
Semangaat suhuu, semoga ceritanya lancar
Menurut ane mending langsumg panjang suhu, biar gak kentang wkwkwkwk
 
Selamat hari Minggu...

Terima kasih masukan dan sarannya dari suhu-suhu semua.

Perihal update, mohon maaf banget nih belum bisa update di weekend ini sesuai jadwal. Ketikannya masih belum sempurna, seminggu belakangan lagi super sibuk di real life. :ampun:

Om DoyanDolan RL lebih penting dari update, Selesaikan aja dulu RLnya.
Tetap Semangat Om, sukses selalu RLnya, Selalu setia menunggu lanjutannya:semangat::mantap:
 
Selamat hari Minggu...

Terima kasih masukan dan sarannya dari suhu-suhu semua.

Perihal update, mohon maaf banget nih belum bisa update di weekend ini sesuai jadwal. Ketikannya masih belum sempurna, seminggu belakangan lagi super sibuk di real life. :ampun:
Selasaikan dulu urusan di LR
Klo dah kelar semua urusan baru berkarya lagi
 
Kisah Mahasiswa Tour Leader
Chapter 1: Sherin Maharani
Part 5: Suasana Jogja



Kami keluar hotel berjalan kaki. Kuputuskan untuk mengajak Sherin makan di angkringan sekitar stasiun Tugu karena letaknya yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Suasana Jogja malam itu ramai dengan banyak wisatawan yang masih berkegiatan di kawasan Malioboro.

Dari banyaknya angkringan disana, aku memilih salah satunya. Kudatangi gerobak angkringannya dan kupilih makanan yang disediakan. Angkringan menyediakan makanan berupa nasi kucing yaitu nasi dan lauk dengan porsi kecil seperti sambal teri, orek tempe, ayam rica, dan sebagainya. Sebagai temannya nasi, juga ada lauk-lauk yang ditusuk seperti usus ayam, kikil sapi, kerang, keong, sayap ayam, tahu dan tempe bacem, gorengan, dan masih banyak lagi. Lauk yang aku dan Sherin pilih kuminta untuk dipanaskan dengan cara dibakar, dan sambil menunggu kami memilih duduk lesahan beralas tikar diatas trotoar jalan.

Sherin memilih minum teh hangat sementara aku memilih wedang tape, tape ketan hijau dengan air panas dan gula. Suasana angkringan saat itu ramai sekali. Hampir setiap angkringan ramai oleh wisatawan. Kuakui memang, angkringan disekitar sini sudah terlalu komersil untuk wistawan. Esensinya sebagai tempat berkumpulnya warga lokal menuangkan segala macam pikiran sebagai topik pembicaraan jadi hilang. Digantikan oleh wisatawan dari luar kota yang merindukan suasana duduk bersila di bawah langit malam.

“Jadi, kenapa tadi dateng-dateng nangis?” Tanyaku memulai pembicaraan.

“Nangis? Gak nangis kok”

“Terus apa dong kalau bukan nangis?”

“Perih aja matanya”

“Ya ampun, mata perih sampai banjir ya air matanya.” Godaku.

“Hahaha ya begitulah.”

“Langitnya jadi mendung tuh gara-gara kamu nangis.” Kataku sambil menunjuk ke langit. Malam itu langit kembali mendung. Membawa hawa dingin di udara Jogja.

“Bisa aja Mar.” Jawab Sherin singkat.

“Beneran gak mau cerita?”

“Engga ah Mar, udah lupain aja. Bukan masalah gede ini” Pinta Sherin kepadaku.

“Hhmm” Gumamku sambil menyeruput wedang tape ku.

Baiklah, batinku saat itu. Mungkin bukan masalah besar yang penting. Atau… memang aku tidak boleh atau sebaiknya tidak mengetahuinya. Entahlah.

“Laper banget elu Mar?” Sahut Sherin melihatku membuka bungkus nasi yang ketiga.

“Ya ini kan porsinya kecil-kecil. Mana kenyang cuma makan satu.”

“Ckckck.” Sherin berdecak.


Hampir selesai makan, dua orang pengamen membawa gitar mendatangi kami. Mereka baru mau mulai bermain, aku langsung memberi uang lima ribu dan request lagu Yogyakarta dari KLa Project.

Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja

Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila

Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu

Suara pengamen di seputar Malioboro, Jogja memang tidak perlu diragukan. Walau ‘kelas’nya pengamen, suara mereka tidak kalah dengan musisi terkenal. Natural dan tidak dibuat-buat. Sherin yang belum mengetahui lagunya terlihat hanyut menikmati, sementara aku ikut bernyanyi. Selesai membawakan satu lagu, mereka menawarkan apakah ada lagu lain yang ingin mereka bawakan.

“Udah itu aja mas.” Jawabku

“Keren-keren” Sherin bertepuk tangan sambil memberi uang lagi untuk pengamennya. Dan mereka berlalu pergi.


Selesai makan, aku dan Sherin kembali pulang menuju Hotel.

“Ngapain ikutan masuk.” Sherin mendorongku kembali keluar kamarnya saat aku ikutan masuk kedalam.

“Kan kasurnya ada 2, masa gaboleh numpang tidur disini. Males nih tidur berempat sama supir.”

“Gabolehhhh, udah sana-sana.” Sherin masih berusaha mengusirku.


“Please Rin, aku males banget ini tidur sama mereka. Boleh ya?” Aku menahan pintu kamarnya saat Sherin berusaha menutupnya.

“Yaudah boleh, tapi stay di kasur masing-masing ya.”

“Iya tenang, tenang.”

Sherin akhirnya mempersilahkanku masuk. Aku duduk di kasurku, membuka HP dan membalas beberapa pesan yang masuk. Diantaranya dari mas Ardi yang menanyakan kabar rombonganku.

Kulihat kesamping, Sherin duduk di pinggir kasurnya sambil melihat keluar jendela dengan tatapan kosong. Akupun bangun dari kasurku dan berjalan menghampiri untuk ikut duduk disebelahnya.

“Jogja itu nagih ya Mar.”


“Maksudnya nagih?” Tanyaku.

“Iya, orang kayaknya gak ada yang pernah bosen pergi ke Jogja.” Jelasnya.


Benar memang ucapan Sherin. Aku sudah puluhan kali ke Jogja sepertinya. Sejak kecil setiap liburan aku ke Jogja mengunjungi kakek ku yang purnawirawan di TNI Angkatan Udara. Semenjak kakek ku meninggal, aku juga masih sering ke Jogja mengunjungi paman ku, kakak dari Ayahku yang mengikuti jejak kakek di TNI-AU. Sementara Ayah yang tidak tertarik, memutuskan untuk menjadi karyawan swasta dan kini ditempatkan di Semarang bersama adik dan ibuku, sementara kakak ku kuliah di Bandung.

“Iya Rin, orang gak akan pernah bosen sama kota ini.”

“Hoaam, Aku udah ngantuk, jam tidurku kacau.” Kata Sherin sambil bergerak menuju sisi kasur satunya untuk tidur dengan posisi miring membelakangi ku.


Sementara aku masih duduk memandang keluar jendela. Ikut larut dalam nostalgia masa kecilku berada di Kota Jogja.

Tidak lama ku tengok kebelakang dan Sherin memang tampak sudah tertidur. Aku pun berbaring disampingnya, dengan posisi Sherin yang masih tidur miring membelakangi ku. Ku tarik rambut Sherin yang menghalangi pipinya dan ku kecup pelan pipinya.

“Huh, tidur mu disana, Mar.” Sahut Sherin pelan terbangun dari tidurnya sambil menunjuk kasur di sebelah.


“Udah disini aja sekalian.”

“Sempit tau, lu kira ini kasur buat dua orang?”


“Iye, gue ngalah.” Ucapku sambil berpindah ke kasur sebelah.

Kurasa memang bukan waktu yang pas untuk berusaha lebih ke Sherin malam itu, mengingat apa yang baru terjadi sebelumnya. Sabar, Mar, masih ada lain waktu, batinku.

Alarm berbunyi membuatku terbangun, tapi tampaknya masih kurang untuk membangunkan Sherin. Ku tengok ke samping Sherin masih tertidur pulas. Untuk membangunkannya, pagi ini kucium lagi pipinya sambil mengelus rambutnya.

“Iya iya ini udah bangun.” Kata Sherin sambil masih bermalas-malasan di atas kasur.

“Nah gitu dong.”

“Mandi sana, kecut banget lu.”


“Bareng?” Ucapku usil.

“Gak! Sendiri-sendiri!” Teriak Sherin dengan tegas.


“Ya iya, galak banget.”

Langsung saja kuambil pakaianku dari tas yang baru tadi malam kupindahkan lagi dari kamarku bersama supir ke kamar Sherin ini, dan langsung menuju kamar mandi.

Setelah kami selesai mandi, aku dan Sherin langsung turun kebawah untuk sarapan bersama rombonganku dan bersiap melanjutkan tour hari ini. Sherin masih seperti kemarin cantiknya, setelan dia hari itu adalah jumpsuit jeans dengan kaos motif bergaris.

Di bawah sudah banyak rombonganku yang selesai sarapan ternyata, beberapa malah sudah ada yang berada di bis bersiap berangkat. Karena tidak ingin rombonganku menunggu lama, kami makan dengan cepat dan langsung menuju bis.

Agenda kami hari itu adalah menuju UGM untuk kunjungan kampus dan presentasi. Kemudian menuju pantai Indrayanti di Gunung Kidul, dan sore hingga malam adalah acara bebas di Hotel karena permintaan dari rombongan terutama guru yang katanya belum sempat berbelanja kemarin malam.

Bis kami masuk ke halaman parkir sebuah gedung di kompleks UGM. Guru pendamping yang kini bergantian memimpin siswa-siswinya kedalam gedung. Kami disambut oleh beberapa perwakilan dari BEM yang akan memberikan presentasi tentang kampus UGM ini.

Salah satu perwakilan dari BEM yang menarik perhatianku adalah Intan. Aku, Sherin, dan Intan duduk sebaris di belakang. Tentunya tidak untuk memperhatikan presentasinya.

“Sering ya ada rombongan sekolah gini?” Aku berbasa-basi memulai obrolan dengan Intan.

“Sering mas.” Jawabnya singkat.

Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya kutanyakan dengan jawaban yang sama, singkat. Seolah-olah Intan memang tidak tertarik dengan percakapan ini. Daripada suasana jadi awkward dan aku terlihat seperti polisi sedang menginterogasi tahanan, aku mengalah dari percakapan ini. Sayang, padahal Intan ini cantik, tergolong tipeku. Hari itu mengenakan hijab abu-abu dengan bawahan jeans dan atasan lengan panjang dan terkadang memakai jaket almamaternya. Dari penampilannya kayaknya anak yang tomboy.

“Kasian, Mario gagal pdkt.” Ucap Sherin saat Intan pergi meninggalkan kami.

“Hahaha, namanya juga usaha.”

“Tapi gagal. Hahaha” Sherin ikut tertawa juga.

“Paling gara-gara udah punya cowok.” Kataku beralasan.

“Yakin? Kayaknya emang gak tertarik sama elu deh Mar.


“Sok tau.”

“Tuh buktinya, dia pergi bener-bener cuma pindah tempat duduk doang. Kalau cuma karena udah punya cowok gak sampai pindah duduk kali.” Kata Sherin sambil menunjuk Intan yang pindah duduk ke barisan depan.

Aku melihat ke arah yang ditunjuk Sherin dan setuju dengannya. Kemudian bermain HP tidak memperhatikan presentasi di depan yang memang bukan untukku.

Akhirnya tiba pada akhir dari kunjungan ke UGM. Rombongan kembali ke bis dan kami langsung menuju pantai Indrayanti. Di daerah Jogja sebenarnya terdapat dua kawasan pantai yang cukup terkenal. Pertama pantai Parangtritis dan yang kedua adalah kawasan pantai di Gunungkidul, salah satunya Indrayanti ini. Perjalanan menuju Indrayanti memakan waktu 2 hingga 3 jam dari pusat kota Jogja, sedangkan ke Parangtritis hanya sekitar satu jam saja. Namun pantai Indrayanti menawarkan pantai pasir putih yang lebih menjadi favorit wisatawan walau jaraknya jauh.

Pantai Indrayanti merupakan pantai terjauh dari kompleks pantai Baron, Kukup, Krakal. Untuk menuju kesana kita melewati daerah kabupaten Gunung Kidul, kidul yang berarti selatan menandakan lokasinya yang ada di selatan Jogja. Jalanan berliku harus dilewati untuk menuju pantai ini.

Kompleks pantainya sendiri ada di daerah dengan banyak bukit-bukit karang tandus. Setiap pantai merupakan teluk yang terbentuk akibat bukit karang yang ada di sekitar.

Tiba disana tepat waktunya untuk makan siang. Turun dari bis kami langsung menuju rumah makan pinggir pantai Indrayanti. Hidangan laut menjadi menu makan siang kami.

Masih belum terlalu kenyang, aku menuju salah satu pedagang cemilan laut yang menjual udang, rumput laut, dan undur-undur laut! Semuanya digoreng dengan tepung. Aku mengajak Sherin untuk ikut aku membeli beberapa ons dan menikmatinya di puncak bukit karang. Di kanan dan kiri hamparan pantai pasir putih terdapat bukit karang tinggi yang dapat di daki menuju ke atas.

“Ini apaan?” Tanya Sherin saat mengambil undur-undur laut dari plastiknya yang kubeli tadi.


“Ini undur-undur.”

“Kok gede bentuknya?” Ucap Sherin keheranan.


“Iya undur-undur laut, bukan undur-undur yang biasa ada di tanah. Cobain aja.”

“Nggg, engga deh, udangnya aja.” Sherin mengembalikan undur-undurnya dan mengganti dengan udang goreng dan memakannya.


“Dih enak tau, klo udang kadang keras, alot. Ini lebih renyah.”

Sesampainya di atas bukit, kami berdua langsung duduk di pinggir, memandang ke arah pantai dan lautan lepas di bawah.

Cuaca hari itu kembali mendung, untungnya pantai menjadi tidak terlalu terik. Cemilan yang kubawa jadi teman menikmati pemandangan dengan obrolan ringan mengiringi.

“Lu asli mana Rin?” Kutanya Sherin sadar kalau selama ini aku belum tau latar belakang Sherin.

“Bandung, sampai lulus SD, SMP sempet pindah ke Surabaya, terus SMA balik lagi ke Bandung.”


“Ohh mojang Bandung.”

"Cantik ya?" Tanya Sherin tersenyum kearahku.

"Iya, cantik. Hahaha" Jawabku sambil tertawa

“Kalau lu?” Gantian Sherin bertanya ke diriku.

“Gue lahir, besar, sukses, di Jakarta.” Jawabku sambil menekankan di kata sukses.

“Hahaha, yakin banget udah sukses?”


“Harus.”

“Aminn” Sherin menutup.


Saat melihat jam tangan, ternyata sudah hampir pukul 3 sore. Saatnya kembali ke bis dan pulang kembali ke hotel.

Dalam perjalanan pulang ternyata cuaca mendung berubah hujan. Hujan turun lumayan deras walau waktunya hanya sebentar dan berhenti ketika kami tiba di hotel. Setiba di hotel, kehadiranku sudah ditunggu mas Kelik. Beliau ini adalah rekanan rental motorku di Yogyakarta. Rombonganku yang ingin menghabiskan waktu bebasnya dengan motor dapat menyewa motor dari dia. Tarifnya juga tergolong murah. Hanya 40 ribu saja dan bisa dipakai sampai besok pagi.

“Mau?” Tanyaku kepada Sherin.

“Mau apa?”


“Jalan-jalan. Naik motor.”

“Hhmm… mau dibawa kemana nih?”

“Dibawa pulang.”

“Heh, emangnya makanan? Hahaha” Sherin tertawa, aku juga tertawa.


“Ya kemana aja, gatau juga sih.” Jawabku yang masih bingung juga kemana.

“Boleh deh kalau gak ada tujuannya. Asal jangan kesasar.”

“Kesasar? Yaa kalau kesasar paling masih di Jogja. Gak mungkin kan kesasar sampai pulang ke Jakarta?”

“Hahaha. Ayoo dehh” Sherin tertawa lagi dan mengiyakan ideku.


Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Terima kasih updatenya Om @DoyanDolan, ceritanya bisa dinikmati serasa ikut tour.

Sukses selalu RLnya dan sehat selalu. Tetap Semangat dalam berkarya. :semangat::mantap:

Ane cuma ikut nambahin aja, Mario dan Sherin mulai ada chemistry, sepertinya mereka semakin terbawa cinlok.

Ane juga sama seperti om @kuciah, memgucapkan terima kasih pada suhu@DoyanDolan, yang telah meluncurkan updatenya disela kesibukan RL.

Salam kenal suhu, mohon maaf jika kami sering numpang ngopi2 di mari, kami akan setia menanti update selanjutnya.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd