Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mba Merry ; Impian yang jadi Kenyataan

POV mba Merry

Pada saat itu kami sedang perjalanan menuju kampung halaman suamiku di daerah malang. Kami memang lebih memilih pulang kampung di saat tidak ada hari spesial atau lebaran. Karena jika lebaran tentu aku dan suamiku tidak bisa pulang ke kampung halamannya karena tuntutan pekerjaan kami.

Singkat cerita, setelah melewati macet yang sangat panjang yang cukup membosankan di tol lingkar luar menuju Cikampek itu, serta berisitirahat untuk makan malam di rest area, akhirnya aku pun tertidur. Saat itu pukul 10 malam, Perjalanan menuju Malang masih cukup jauh. Mungkin kami akan tiba disana pagi bahkan siang pikirku. Maka dari itu aku memutuskan untuk tertidur. Berharap bangun pagi ketika hendak sampai. Namun siapa yang bisa tidur dengan pulas dan lama ketika perjalanan. Akhirnya pada pukul 2 dini hari aku terbangun.

Saat terbangun setengah sadar kulihat disamping bukan lagi suamiku, tetapi Dika. Namun diantara remang remang nya lampu kendaraan di sekitar kita aku terkejut dengan apa yang sedang dilakukan Dika.

"Dika kamu lagi ngapain?" Ucapku

Dika jelas panik saat itu. Walau samar samar terlihat jelas penis Dika yg sedang mengacung tegak tegak tanpa di balut satu helai benang pun. Semalam baru saja aku melihat penis Dika yang mengacung tegak dibalik boxernya. Namun kali ini aku melihat penis Dika yang mengacung tegak tanpa ada celana yg menghalanginya. Benar dugaanku, penis Dika sangatlah besar melebihi suamiku. Seperti yang pernah kukatakan sebelumnya. Seks adalah hal yg tabu bagi kami, aku tidak pernah macam macam soal seks. Aku pun melepas perawanku dengan suamiku di malam pertama. Dalam hidupku aku hanya melihat satu penis orang dewasa, itu pun milik suamiku. Nonton film dewasa aku pun belum pernah. Yang aku ketahui dari seks hanya sebatas melalui ilmu kesehatan saat aku sekolah dulu. Tapi kali ini aku melihat penis seorang remaja milik keponakanku. Aku memang tahu bawa setiap pria memiliki bentuk dan ukuran penis yang berbeda. Namun baru kali ini melihat penis yang kedua yang berbeda dari suamiku, baik secara bentuk maupun ukuran. Ukuran jelas lebih besar diimbangi dengan tubuhnya yg tinggi. Bentuknya pun berbeda, penis Dika terlihat lebih melengkung ke kiri.

"Eng.. engga mba" ujar Dika dengan gugup
"Ngapain titit kamu dikeluarin gitu?"
"Eh engga mba, tadi kaya digigit binatang mba. Jadi tititku perih dan agak panas".

"Hah? Kok bisa?"
"Gatau mba"
"Terus udah kamu apain?"
"Gatau mba pas di buka udah gaada apa apa tapi perih dan lumayan panas jadi aku buka. Maaf mba.
"Ya gapapa sih, tapi itu kamu gapapa? Masih sakit ga?
"Gapapa kok mba"
"Nih coba kamu elap pake tisue basah takutnya masih ada sesuatu yang nempel".

Entah bagaimana saat itu aku percaya dengan alasan Dika. Aku pun menyarankan untuk dia segera membersihkannya. Sebab penis seorang pria memiliki kulit yang amat sangat sensitif. Takutnya tertinggal bakteri atau apapun itu yang berasal dari binatang tersebut.

"Duh mba aku lagi nyetir. Aku gabisa ngelap pake tangan kiri. Kalo pake tangan kanan aku gabisa nyetir pake tangan kiri"
"Terus maksud kamu?"
"Gausah deh mba, nanti aja nyari rest area aku ke kmr mandi"
"Yeh nanti keburu infeksi yaudah sini mba elapin"
Eh beneran mba?"
"Ya emg kenapa? Dari pada nanti titit kamu kenapa2? Itu kan bagian tubuh yg sensitif.
"Eh siap Bu suster".
"Kamu ini.. hehe"

Semua terjadi spontan begitu saja. Entah kenapa aku mau melakukan itu. Namun yang kupikir toh hanya mengelapnya saja, dan semua demi menghindari hal hal yang tidak diinginkan dari kesehatan Dika nantinya.

Aku pun mulai mengelapnya. Namun ketika aku melihatnya secara jelas, terdapat aneh perasaan di dadaku. Penis dika sangatlah besar dan tampak urat di batangnya. Aku merinding saat itu membayangkan apa jadinya jika penis dika masuk ke dalam vaginaku. Namun segera menghilangkan bayanganku itu. Aku hanyalah bibinya. Aku tidak boleh membayangkan itu. Aku pun lanjut membersihkan penis nya.

Namun ketika hendak mengelapnya penis Dika tampak bergerak naik turun. Aku saat itu sangat hati hati agar tanganku tidak langsung bersentuhan dengannya. Namun penis Dika terus bergerak naik turun hingga membuat susah untuk membersihkannya.

Dik.. diemin dong tititnya.. susah nih ngelapnya"
"Lah? Aku diem mbaa, kalo itu mah gatau mba".

Aku bingung saat itu. Apakah aku harus menyentuhnya untuk memudahkanku dalam mengelapnya. Lagi lagi pembenaran dalam diriku muncul.

"Yaudah dik, mba pegang ya? Susah tau ngelapnya gerak Mulu"

Tanganku gemetar saat itu. Bagaimana tidak? Aku akan menyentuh penis pria lain dari suamiku. akhirnya aku mulai menggenggamnya. Sungguh sangat keras dan besar sekali dalam genggamanku. Entah kenapa aku merasakan cairan di vaginaku. Apakah aku horny? Tidak mungkin, aku harus segera menyelesaikan ini semua.

"Udah nih dik yaa, mba masukin ke celana kamu yaa. Takut om bangun."
"Eh iya mba makasih yaa"

Akhirnya semua nya selesai. Dan aku pun memasukan kembali penis nya ke dalam celananya. Aku merasakan cairan vaginaku semakin banyak dan aku merasakan CD ku telah basah. Aku harus membuang jauh pikiran ini semua.

Namun apa daya. Penis Dika masih tegang saat itu dibalik celananya. Aku pun semakin gelisah. Aku yang notabene seorang istri baik baik tentu hendak ingin menjauhkan pikiran itu. Namun dorongan hawa nafsuku lebih kuat. Pikiran ku sangat tidak karuan saat itu.

"Dik, titit kamu kok tegang terus"
"Eh iya mba gatau nih mba"
"Masih sakit?"
"Engga sih mba, Tapi kalo emang udah tegang susah mba kembali seperti semula"
"Kok bisa begitu?"
"Gatau mba hehe"
"Kamu udah pernah onani dik?"
"Pernah mba, kenapa emgnya?"
"Kamu onani sana, kasian titit kamu. Gabaik juga buat kesehatan"

Aku pun menyuruhnya untuk onani. Selain demi kesehatan tentu agar pikiranku tidak terfokus oleh penisnya yg besar itu.

"Aku malu mba"
"Gausah malu, mba gabilang siapa siapa kok, lagi pula itu wajar. Kamu lagi nyetir takutnya itu ganggu kamu kan. Mending onani dulu dikeluarin. Nanti buang ke tisu aja"
"Yaudah mba, aku onani yaa mba"
"Iya bawa mobilnya pelan pelan aja, tapi tetep fokus loh"
"Iya mba"

Dika pun mulai onani di depanku. Aku berusaha untuk menjaga pandanganku untuk tidak melihatnya. Namun hawa nafsuku berkata untuk tetap melihatnya. Hingga aku sesekali melihatnya. 10 menit berlalu.

"Gatau mba aku ga fokus, sambil nyetir soalnya"
"Apa mau berhenti dulu?"
"Jangan mba, nanti om sama Dimas bangun. Kan biasanya klo kita tidur di mobil dan mobil itu berhenti kita bakal bangun"
"Bener kamu dik. Lagi pula mba takut klo berhenti di tengah hutan tengah malem gini"
"Iya mba gapapa sambil nyetir aja.
"Yaudah mau mba bantuin ga? Biar kamu bisa keluar walau sambil nyetir"
"Eh, serius mba?"
"Iya gapapa kan, tapi jangan bilang siapa siapa dik, rahasia kita aja. Bahaya nanti."
"Iya mba malah aku yg berterima kasih"
"Yaudah mba kocok yaa"
"Iya mbaa"

Entah apa aku sudah gila atau bagaimana. Aku menawarkan handjob kepada keponakanku. Tentu aku sudah memikirkan nya terlebih dahulu, namun lagi lagi pembebaran selalu muncul dalam benakku dengan dalih kesehatan Dika.

Aku mulai menggenggam nya kembali dan mulai mengocok nya perlahan. Menggenggam nya saja membuat CD ku semakin basah. 15 menit berlalu penis Dika masih belum mengeluarkan tanda tanda ingin orgasme. Sebenernya aku menikmati tanganku yang sedang mengocok penis nya. Namun aku sadar, bahwa kursi belakang terdapat anak dan suamiku yang sedang tertidur.

"Dik kok lama sih? Mba Merry pegel nih, takut om juga bangun"
"Eh iya mba dikit lagi nih mba. Klo bisa agak kencengan mba biar aku cepet hehe"
"Iyaa.. kamu kalo mau keluar bilang yaaa"
"Iyaa mba"

Aku pun mulai mengocoknya dengan ritme yang sangat cepat. Hingga pada akhirnya.
Crot.. crot.. crott crot...
Penis Dika mulai mengeluarkan sperma dengan sangat derasnya. Bayangkan hingga menyentuh atap mobil. Aku pun membayangkan jika Dika ejakulasi di dalam vagina pasti sperma nya dapat menembus rahimku dan membuahinya.

"Kok kamu gabilang dik? Tangan mba kena nih. Banyak banget lagi dik"
"Maaf mba aku ga tahan mba"
"Yaudah mba bersihin dulu belepotan banget tau tuh sampe ke atas lagi"

Aku pun mulai membersihkan sperma nya yg berceceran. Setelah itu.

"Mba..." Ucapku dengan lirih.
"Iyaa?"
"Makasih yaa..." Dika mengucapnya seakan penuh cinta.
"Kok kamu jadi romantis gini? Wkwkwk"
"Iyaa sama sama dik. Kamu jangan bilang siapa siapa yaa"
"Iyaa mbaa"

Tidak ada rasa penyesalan di hatiku. Rasanya penyesalan itu terkalahkan oleh pembenaran yang ada di benakku.

Setelah nya semua selesai kami mulai normal kembali Seakan tidak terjadi apa apa.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd