2. PENGHUNI BARU
Dua hari sudah berlalu. Sudah saatnya keluarga ku kembali dan aku memulai hidup sebagai anak kosan. Pukul 9 aku sudah tiba di depan kosan, setelah seharian jalan2 menikmati wahana di dufan.
"sudah ya dek. Umi dan semuanya pamit dulu. Jaga diri di jakarta. Jangan aneh2 belajar yg benar. Jaga pakaianmu sesuai aturan agama. Jangan pernah menyentuh apalagi menggunakan baju kurang bahan" umiku mengingatkan ku. Yaa seharian di ancol membuatku merinding. Celana yg hanya sepanjang setengah paha, baju yg tidak ada lenganya dan berbagai jenis baju kurang bahan semuanya ada di sini. Wajar kalau umikku khawatir.
" iya umik siap. Kia akan selalu jaga diri kok" jawabku santai sambil cium tangan dan memeluknya. Kemudian bergiliran salim ke kakak kakaku dan menciun pipi si kecil
" mbak. Ini kunci mobil dan stnk nya didalam kunci. Hati2 ya kalau nyetir mobil. Jalanan jakarta gila mbak. Rame nya luar biasa" ucap pak parjo sambil memberikan kunci mobil
"siap pak. Saya kan sudah ahli wkwk" candaku
"itu diisi pertamax atau pertalit bisa mbak. Tergantung keuangan saja wkwk terus nanti kalo layar di dashboard sudah 5000km segera servis ya mbak. Tanya temenya aja bengkel honda bagus dimana. Nanti bilang aja servis rutin dan ganti oli atau kalau ada yg perlu diganti ya diganti saja biar aman" kata mas burhan menjelaskan lebih lanjut.
"siap mas. Makasih wejanganya wkwkwk"
"yaudah umik pamit yaa sayang" sembari memelukku dan langsung semuanya masuk ke mobil.
Beberapa saat kemudian mobil alphard menghilang dan langsung digantikan oleh mobil avanza putih berhenti tepat di depan gerbang. Seorang wanita turun dengan anggunya. Menggunakan gamis syari warna hijau muda senada dengan jilbab lebar hingga pinggang
"assalamualaikum kak rahma" sapaku ramah
"waallaikumsallam, adek siapa ya" jawabnya
" saya kia kak, penghuni baru di sini. Kamar nomor 3 sebelah kamar kakak"
"oalaaah.. Kok udah kenal sama namaku" tanyanya heran
" iya tadi di jelaskan soal penghuni sama tante anggita"
" ooohhh yaudah ayo masuk"
Aku senang karena di kosan ini ada yg sama denganku dari cara berpakaian. Bahkan kak rahma juga seorang pendakwah kalau kata tante anggita. Sambil jalan, kami saling bertukar cerita singkat tentang latar belakang kami.
"weeeh bisnis woman baru pulang neeeh... Sibuk terus boooss" celetuk seorang wanita di depan tv yg membuatku sangat tercengang
"iya niih.. Abis ada drop kain.. Kudu ngawasi pencatatanya" jawab kak rahma biasa saja
Aku sangat kaget dan terheran dengan dandanan kakak ini. Sumpah ini baru pertama kalinya aku melihat wanita berpakaian sangat minim bahkan nyaris telanjang. Aku bahkan tak tahu apa nama pakaian itu
" eh siapa nih.. Kok baru kelihatan" tanyanya lagi
" ini anak baru.. Maba di kampus X" jawab kak rahma singkat dan langsung duduk di kursi TV
" oohhhh kenalin gue sisca. Udah kerja sih sekarang" ujar kak sisca sambil mengulurkan tangan
"ki.. Ki.. Kia kak" jawabku terbata. Aku sangat gugup bahkan bingung harus memandang kemana saat berhadapan langsung dengan dia yang nyaris telanjang. Kulitnya putih.. Sangat putih daaan payudara nya besar menantang. Tanpa bra menggantung begitu saja
"woooyy gugup amat lu.. Kek lihat setan aja. Kenapa dengan penampilan gue? Toh semua disini cewek.. Lu juga punya barang ini kan. Gausah heran wkwkw" tegurnya melihat salting ku dan betapa memerahnya mukaku karena malu dan gugup. Sambil berkata demikian kak sisca sambil membusungkan dadanya yang sudah besar, makin membuatku salah tingkah dan malu.
"udah sini yuuk ikut nonton drakor" ajaknya sambil menarik tanganku. Kak sisca sekarang duduk di tengah antara aku dan kak rahma. Saat mereka berdua fokus nonton drama, aku mengamati mereka. Sungguh kontras penampilan kami bertiga. Aku dan kak rahma yang berpakaian syari dan berhijab, menghimpit wanita berkulit putih dan berpayudara besar yang hanya berpakaian tipis nerawang, nyaris telanjang. Pakaian yang tidak pernah aki lihat selama hidupku. Yaa baru pertama kali aku melihat pakaian wanita yang seminim ini.
"astagfirullah. Pakaian apa ini... Lebih mirip telanjang daripada pakai bajju" gumamku. Belom selesai ke kagetan ku dengan penampilan kak sisca yg hanya menggunakan baju entah apa namanya yang menerawang, tak berlengan dan hanya sebatas beberapa cm di bawah pangkal paha, dan tidak menggunakan bra sehingga payudaranya yg besar bergelantung bebas, tiba tiba pintu kamar mandi bathub terbuka dan keluarlah seorang wanita dengan telanjang bulat tanpa malu dan sungkan langsung menghampiri kami dengan menenteng keranjang sabun dan mengusap rambut basahnya.
"huuffttt seger banget abis berendam dan luluran.. Lagi pada nonton apa siih serius amat" ujar kakak yg aku belom kenal ini. Aku hanya melongoooo mengamati tubuhnya dan gerak geriknya yg tanpa sungkan telanjang di depan kami semua
" biasa drakor" jawab kak sisca cuek
" eh kenalin ini ada anak baru di kamar 3" tambah kak rahma memperkenalkan diriku
" ha..hai kak.. Ak..akuu kia anak baru kamar no 3" kataku terbata karena kaget kak rahma memperkenalkan aku, sementara aku masih melongo hebat karena baru pertama aku melihat seorang wanita telanjang bulat didepanku tanpa sungkan. Karena selama ini aku hidup di pondok yg selalu tertutup. Bahkan duli waktu kakak perempuan ku belom menikah dan sekamar denganku, kami gantian kalau ganti baju.
" hai aku nadia" jawabnya sambil tersenyum dan menjawab uluran tanganku
" lu kenapa ki gelagapan gitu.. Mukalu merah pula.. Kaget liat gue telanjang? Kita sama2 cewek keleeshh santai aja.. Isi rumah ini juga cewek semua" sergap kak nadia yg menangkap basah aku melongo, gugup dan wajahku memerah karena kaget dengan ketelanjanganya.
"tau tuh.. Tadi pertama ketemu gue juga gitu wkwkwk" kak sisca mendukung dengan matanya masih fokus mengarah ke tv, sementara kak rahma hanya tersenyum tipis sambil mengunyah kacang.
" udah santai aja ki.. Disini cewek semua kok.. Sama2 punya memek dan toket.. Kalo lu mau telanjang sekarang juga gpp kok wkwkwk" tambah kak nadia dengan santainya mengucap kan kata2 kasar itu sambil duduk di bawah kami beralaskan karpet bulu dan langsung ikutan nonton dengan masih telanjang bulat. Aroma wangi sabunya yang sangat2 wangi ditambah kak nadia yang baru luluran membuatku berdesir hebat. Yaa meskipun aku hidup di pondok yg saklek dan lurus, aku tau arti memek dan toket.
Mengamati kami berempat yang kontras dalam berpakaian, kak rahma dan aku yang bergamis dan berjilbab lebar serba tertutup, mengapit kak sisca yang berpakaian entah apa namanya serba menerawang dan tanpa bra sehingga payudaranya bebas bergelantungan, bahkan dibawah kami ada kak nadia yang dengan santainya nonton drama dan mengunyah kacang sambil telanjang bulat tanpa sehelai benangpun, memperlihatkan payudaranya yg lumayan besar dan sangat kencang, juga memperlihatkan area kemaluanya yg beraih tanpa bulu.
Ooohhh tuhan. Aku pusing melihat dan memikirkan ini.. Apakah kota ini segila ini. Perempuan bebas bertelanjang kesana kemari tanpa sungkan. Seolah mendobrak nilai agama dan tembok norma yg sudah ditanamkan keluarga sejak kecil bahwa wanita harus berpakaian lengkap dalam hingga luar atas hingga bawah, tidak boleh menonjolkan sedikitpun bentuk tubuh pada siapapun.
Oohhh Tuhan. Dosakah aku, bagaimana aku harus menghadapi ini. Bahkan akupun disuruh telanjang oleh kak nadia kalau aku mau.. Benar2 pening aku memikirkan semua. Hingga 10 menit kemudian aku memutuskan pamit untuk masuk kekamar dan semakin merenungkan apa yg barusan aku lihat