Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Memeluk Nafsu Tertusuk Kelam

Bimabet
Wolf Girl



POV Shara




“Aahh pelan-pelan aja, Bim” Kataku ke pacarku, Bimo. Pria yang sudah aku pacari selama 6 bulan belakangan ini. Tampangnya biasa saja hanya saja dia baik dan cinta kepadaku tapi sayangnya aku tidak mempunyai perasaan sama kepadanya. Alasan aku berpacaran dengannya itu agar mantan ku sebelumnya berhenti mengejar-ngejarku lagi.
“Eh iya maaf. Shar. kekencangan ya aku menekannya? Katanya merasa bersalah dan melepas tangannya dari vagina ku. Iya, sekarang kami lagi melakukan foreplay di kamarnya.

Posisiku sekarang tidur terlentang dan mulutku sedang menghisap penis Bimo. sedangkan bimo mencoba memberi rangsangan di vagina ku dengan posisi seperti itu membuatnya agak kesusahan dan mengakibatkan dia menekan vaginaku terlalu keras.
Plok suara mulutku saat melepas penis Bimo.
“Ganti posisi aja yuk, kita 69 aja” kataku
“Ga usah kita langsung aja, takut orang rumah keburu pulang” katanya cepat dan merubah posisinya lalu membuka lebar kaki ku dan memposisikan dirinya diantaranya.
Cukup kesal aku mendengarnya, padahal aku lagi ingin sekali vaginaku di oral. Karena sudah lama aku nggak merasakan sensasi hangatnya sentuhan lidah di vaginaku.

“Aku masukin ya” katanya sambil menempelkan kepala penis di mulut vaginaku dan ku hanya membalas dengan menganggukan kepala ku.
“Ahhh” desak kami bersamaan saat penisnya masuk ke alat vitalku.
Tak di diam kan terlebih dahulu Bimo langsung mengenjot penisnya dengan cepat.
“Bim, pelan pelan aja. Masih blm basah bgt kan.” gerutuku
Bimo tak menjawab gerutuku, dia tetap mengejotku dengan kasar. Memaju mundurkan penisnya seperti piston mobil yang sedang bekerja. Posisi misionaris merupakan salah satu posisi bercinta kesukaanku karena di posisi ini aku bisa mendapatkan pelukan yang erat dan meminta pasangan ku untuk mencium keningku dengan lembut.

“Aahh..aahh.ahh terus Bim, kencengin lagi Bim” desahku mulai keluar menikmati persetubuhan ini. Vaginaku mulai licin, nafsu sudah diubun ubun. Aku goyangkan pinggul untuk meraih kenikmatan lebih tapi baru sedetik kemudian Bimo melepas penis dan secepat kilat di sodorkan penisnya ke mulutku dengan posisiku yang masih telentang lalu dengan sigap aku langsung melahap penis itu.

Aaah Shar, Enakkkk bgttt...aku keluarrrr..” Bimo mengerang
Crott..crottt..croottt… semburan peju Bimo memenuhi mulutku, aku hisap, aku telan semuanya.
Karena masih terbawa hawa nafsu aku tetap mengisap dan ku kocok lembut penis Bimo dengan harapan dia ingin bisa melanjutkan persetubuhan ini.
Tapi Bimo menjauhkan badannya dan berkata.
“Makasih ya Shar tadi enak banget kamu memang jago” pujinya sambil mengambil posisi tiduran. Pujinya tak berpengaruh kepadaku aku masih nafsu, aku belum puas. Ku dekati Bimo sambil berkata. “Kalo aku jago kita lanjut lagi dong, aku masih pengen nih” Dengan muka menggoda.

“Aku mau, tapi ga bisa Shar, dikit lagi orang rumah pulang. Nanti mlm aja ya?” jawabnya sambil mengambil bungkus rokok Sampurne nya. Aku kesal karena harusnya dia tau nanti malam aku harus ke ibu kota untuk menginap di kosan yang sudah ku sewa demi mempersiapkan technical meeting acara ospek kampusku. Aku ga mau berangkat pagi-pagi dari kota hujan dan ikut berdesak desakan di dlm kereta blm lagi kalo ada kendala.

“Nanti malam ga bisa Bimo, kamu kan tau aku besok ada technical meeting.” Kataku dengan nada memelas. “Yaudah siapa suruh kuliah di ibu kota, padahalakan kota ini masih banyak kampus yang bagus.” balesnya ketus. Bim, kamu tau kan ini cita cita aku kuliah disana, aku kan udah sering cerita ke kamu, aku bosan dikota ini setiap hari hujan, mau ngapa ngapain repot dan ini adalah kesempatanku biar ga tinggal dirumah lagi, kamu tau aku ga betah dirumah, semua orang menganggap aku selalu salah.” cerocos ku kesal.

“Alaaah itu alasan kamu ajakan, biar bisa putus ama aku. Kamu bosan kan dengan aku?” Jawabanya membentak. Aku kaget, aku tak menyangka Bimo akan berbicara seperti itu. Aku memang engga cinta ama dia tapi untuk masalah putus sepertinya tidak. Aku masih membutuhkanmu sebagai teman ceritaku sebagai pendengar saat aku bercerita tentang segala hal.

“Nggak gitu bim, aku ga mau putus ama kamu ga ada kepikiran sama sekali buat hal itu.” Jawabku mencoba meyakinkan dia sambil memungut pakaian ku yang berceceran di lantai.
“Yaudahlah terserah, aku mau beli rokok dulu” jawabnya singkat sambil mengancingkan celana jeansnya dan keluar dari kamar. Merasa dihiraukan aku tambah kesal sudah dianggap mau putus sekarang malah dicuekin. Setelah pakaian ku semua rapih aku keluar dari kamar dan berjalan keluar rumah. Ku cari berjalan ke arah lain dari yang dilewati bimo untuk ke warung beli rokok. Aku malas berdebat hanya berakhir marah marah tanpa ada argument yang kuat tapi kusempatkan mengirim pesan ke bmmnya. “Aku pulang ya buat mempersiap untuk ntar mlm. Dadah bimo jangan marah yaa :* “ dan tak ada balasan sampai aku dirumah untuk membawa barang barangku ke ibu kota.

Setelah semua siap aku diantar oleh bapak dan kakak pertama perempuanku ke kosan di ibu kota dengan mobil Pamanku. Sebelum berangkat seperti perpisahan pada umumnya keluargaku memberi yang katanya wajengan kepadaku. Dari pada wajengan lebih mirip menceramahiku yang ku ingat cuman kalimat hati hati disana dan jaga kesehatan dan yang lainya aku tak mendengarkan.

Pukul 11 malam kami sampai di kosan ku, ayah dan kakakku langsung pulang lagi setelah membantu mengangkat barang katanya mobilnya besok pagi mau dipakai oleh paman dan ayah juga harus berangkat pagi sebagai PN*S, kakaku juga kuliah pagi katanya jadi mereka pulang malam itu juga. Aku hanya bilang hati hati di jalan kepada mereka.

Dan hari itu tiba aku bebas dari keluarga yang ku takkan ada omelan saat pulang malam atau pake celana jeans robek favoritku.

Technical meeting ini sangat membosankan, tak ada yang menarik kecuali senior senior pria yang memiliki rambut panjang. Sudah hampir tengah hari dan aku sedang berkumpul dengan kelompokku untuk membicarakan tugas tugas yang harus dibawa saat Ospek pada minggu depan.

“Permisi, kalian kelompok kuning ya.” seseorang mencoba menyapa.
“Eh iya kita kelompok kuning nih, kamu juga? Sini gabung sambil nunggu yang lain.” aku meresponya. Dia pun duduk sedikit menjauh dari kelompok
10 menit berlalu akhirnya ku ajak ngobrol aja dia, karna kasian tak ada yang mengajak dia berbicara padahal tampangnya lumayan walaupun poni lembarnya membuat terlihat culun.
“Hey, Aku Shara Rahmawati tapi kamu bisa manggil Aku Shara” Kataku sambil mengajak tangannya berjabat.
“Eh iya hayy Shara, kamu bisa panggil aku Adit. salam kenal ya”. Jawabnya gugup.


Terima untuk suhu-suhu yang udah naro sendal dan nyempetin buat kritik dan memberi saran di karya ane. Semoga terhibur ya suhu-suhu
.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd