Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT MENANTU YANG BERUNTUNG

Bagian Dua





Suasana hening menyelimuti mereka saat makan malam. Melanie makan dengan tak bersemangat dan Mami yang biasanya cerewet berubah menjadi orang bisu. Sukardi makan dengan lahap dan menghabiskan sisa gule kambing itu sampai tak bersisa. Bagaimana pun, setelah mengentot mami secara tak sengaja, dia membutuhkan energi dan protein baru dari daging kambing untuk mengembalikan staminanya.


Selesai makan malam, Sukardi melihat istrinya minum obat yang diberikan dokter dan pergi ke kamar. Sesaat sebelum mencuci piring, Kardi mengintip ke kamar dan melihat istrinya tidur dengan pulas tanpa mengganti baju.

Selesai mencuci piring, dia pergi ke teras belakang untuk bersantai sebentar. Dilihatnya mami sedang menyetrika baju kemeja yang akan dipakainya besok. Di meja teras, ada secangkir minuman hangat yang harum, entah minuman apa.

“Kal, diminum ginsengnya mungpung masih hangat.” Kata Mami sambil menggosok baju.
“Oh, kirain ini bukan buat Kardi.”
“Itu mami sengaja bikin buat kamu. Dulu, almalhum papi meltua kamu selalu minum minuman itu. Katanya bagus untuk laki-laki. Bial kuat dan semangat.”
“Sungguh?” Kardi merasa heran, Mami koq tiba-tiba jadi baik dan lembut. Perhatian lagi.
“Ya, cobainlah.”

Kardi menyesap minuman itu. Terasa pahit di lidah namun hangat ketika sampai di perut. Dalam sekejap ginseng itu pun lenyap dalam perutnya. Dia merasa segar tapi juga sekaligus mendadak sangat mengantuk.

“Mi, Kardi tidur duluan ya.”
“I ya, Kal. Mimpi yang indah ya.” Katanya dengan senyum keibuan yang lembut.
“I ya, Mi.”

Mereka bertatapan sebentar. Ada cipratan api asmara pada tatapan mereka. Kardi melihat bagaimana tatapan mami sekarang berubah. Dulu sinis, sekarang tatapan itu sayu namun ditambah dengan senyuman yang manis. Kardi teringat bagaimana memek mami ternyata sangat legit. Dia telah mengewenya secara tak sengaja. Seandainya Kardi tahu yang menungging itu adalah mami, belum tentu dia berani mengewe memek itu walau dia sedang terangsang. Namun Kardi juga ingat bahwa mami sangat menikmati ketika dientot. Terbukti dengan banyaknya pejuh yang ke luar dari memek mami.

Kardi berdiri dari duduknya dan melangkah menuju kamarnya. Tapi mendadak langkah Kardi berbalik dan dia mendekati Mami. Memeluknya dari belakang dan mencium belakang telinganya sementara kedua tangannya meremas sepasang toket mami.

“Mi, maafin Kardi.” Katanya lembut. Sementara dalam hatinya Kardi merasakan betapa masih kenyalnya sepasang toket mami. Bahkan bila dibandingkan dengan toket Melanie istrinya. Tapi mami tidak menjawab, dia malah menggeliat senang dan menggesekan pantatnya ke kontol Kardi yang tertutup celana pendek. Mami membiarkan dan menikmati sepasang lengan menantunya itu meremas dua bukit kembarnya yang 5 tahun merana tidak disentuh. Mami kemudian menengadahkan wajahnya untuk menemukan wajah Kardi yang sedang menatapnya. Mami segera mengecup bibir menantunya yang nikmat. Mereka berciuman lama sekali. Satu tangan Kardi turun ke bawah perut dan berhenti di selangkangan Mami. Jarinya menemukan belahan memek Mami yang basah.

“Kal, ewean lagi yuk.” Ajak Mami. Memeknya telah basah lagi dan dia ketagihan ingin diewe lagi. Mendadak di antara mereka telah tercipta sebuah perasaan aneh yang saling memiliki dan membutuhkan namun nyaman dan menyenangkan.
“Kirain mami marah sama Kardi karena tadi diewe.”
“Enggak, mami enggak malah… buat apa malah-malah? Mami enak koq diewe sama kamu.” Kata Mami, “mau enggak?”
“Mau. Tapi Kardi gak mau ngecrot di luar.”
“Ya udah. Mami juga seneng kamu ngeclot di dalem, rasanya enak dan angeut.”

“Tapi Mami harus beresin dulu setrikaannya ya, Kardi mau lihat Melan sebentar.” Kata Kardi. Dia merasa aneh, mengapa tiba-tiba rasa kantuknya hilang saat kontolnya mulai menegang.




***​





Kardi masuk ke dalam kamar dan melihat Melan tidur dengan sangat lelap. Dia melepaskan sandal Melan yang masih dikenakan di kakinya, menyelimutinya dengan selimut katun tipis yang hangat dan mencium keningnya.

“Beb, karena kamu ga bisa melaksanakan kewajiban kamu sebagai istri, terpaksa Mami yang ngegantiin, ga pa pa ya?” bisik Kardi di telinga Melanie.

Melanie yang masih tidur tak menjawab. Dia hanya bernafas dengan teratur dan mengeluarkan suara ngorok yang lembut. Sesaat sebelum meninggalkan kamar, Kardi tertarik dengan sebuah map rumah sakit yang diletakan di atas buffet rias dan ditindihi tas yang biasa dipake Melanie pergi ke toko atau bepergian ke tempat lain untuk urusan bisnis. Kardi kemudian memeriksa map tersebut dan mulai mengerti mengapa Melanie selama makan malam terlihat murung. Rupanya dia dirujuk untuk melakukan operasi sekali lagi.

“Aku lebih baik pura-pura tidak tahu, biar dia yang cerita duluan.” Kata Kardi dalam hatinya.

Kardi ke luar kamar dan menuju ruang tengah, di mana Mami sedang menyeduh teh ginseng sambil menonton TV.
“Katanya itu khusus untuk laki-laki.” Kata Kardi sambil mengawasi Mami minum teh dengan pelahan.
“Kalau yang ini khusus untuk pelempuan… bial legit.” Kata Mami sambil tersenyum penuh arti.

Kardi duduk di sebelah Mami dan berbisik, “memek mami memang legit.” Dia menjilati daun telinga mami dan tangannya mengusap-usap paha Mami. STW itu memejam mata dengan ekspresi wajah bahagia. Menikmati teh hangat yang nikmat dan sentuhan tangan muda yang bersemangat.

Sementara Mami menghabiskan teh-nya, sementara itu dia membiarkan seluruh tubuhnya digerayangi oleh menantunya sehingga setetes dua tetes lendir kenikmatan mengucur dari ujung memeknya. Saat jemari Kardi akan mengoles liang memeknya, Mami mencegahnya.

“Di kamal yuk.” Katanya, suaranya lembut dan manja. Dia lalu berdiri dan menarik tangan Kardi melangkah, menuju kamar tidurnya.




***​





Kamar Mami adalah kamar terbaik di rumah itu. Terletak di lantai 2 dengan tangga lebar berbentuk “U” yang tidak curam. Di belakang kamar ada teras kecil tempat dudk santai dan nyaman. Langit malam Jakarta Selatan tampak cerah dilihat dari teras itu. Ribuan bintang bertaburan. Sayangnya, pemandangannya selain langit adalah genteng beton berwarna merah hati. Tapi itu bisa juga merupakan keuntungan, karena apabila pintu dan jendela di buka, angin segar masuk ke dalam kamar. Walau dalam keadaan pintu terbuka, tetap merasa nyaman karena yakin siapa pun tak ada yang bisa melihat ke dalam kamar.

Mereka masuk ke dalam kamar dan Mami mengunci pintu lalu melangkah untuk membuka pintu belakang. Tepat pada saat itu jam dinding berdentang sembilan kali. Sukardi melongok ke teras belakang dan mengagumi suasana privasi yang nyaman.

“Biasanya almalhum suami suka duduk di situ sambil melokok.”
“Sambil minum ginseng kan?”
“Bukan. Tapi minum bil.”
“Bir? Bir dingin kan?”
“Ya, bil dingin.”
“Teras ini sangat cocok untuk merenung. Aku sangat menyukainya.” Kata Kardi sambil berdiri membelakang dengan bertolak pinggang. Mami mendekatinya dan memeluk Sukardi dari belakang.
“Maafkan sikap mami selama ini…”
“Sudah, Mi, ga usah dibahas. Saya tau mami hanya pengen saya berusaha keras dan mendapatkan uang lebih banyak.”
“Ya, bial kamu bisa menabung dan membuat minimalket sepelti mami. Itu untuk hali tua kamu sama Melan.” Kata Mami sambil kedua tangannya masuk ke dalam kaos tidur Kardi dan mengelus dada menantunya yang bidang, “mami tidak belmaksud menyinggung pelasaan kamu.”
“Saya tau, Mi.”
“Sebenalnya mami tau kehidupan sex kalian belmasalah setelah Melan diopelasi kilet. Dalipada kamu selingkuh sama olang lain, lebih baik kamu selingkuh sama mami aja. Soalnya mami tidak akan melusak lumah tangga kalian. Kamu balu belumul 27 tahun, peljalanan pelkawinan kalian masih panjang dan lama. Mami tidak ingin kalian belcelai gala-gala masalah sex.”
“I ya, Mi.”
“Kal, mami akui mami sebenalnya tidak begitu suka sama kamu sejak awal kalian menikah… tapi setelah kejadian tadi sole… mami belubah pikilan.”
“Berubah pikiran bagaimana, Mi?”
“Nanti mami akan celitakan semua secala panjang lebal… yang penting sekalang mami ingin liat tubuh kamu dalam keadaan telanjang bulat.”
“Maksudnya, Mi?”
“Lepasin semua baju kamu.”

Kardi melucuti pakaiannya hingga benar-benar bugil. Mami mundur selangkah dan menyuruh Kardi berbalik. Dia mengawasi tubuh muda yang kokoh itu tanpa mengedipkan mata.

“Tubuh kamu tinggi dan belotot, pelut kamu lata… dan ini, kontol kamu panjang dan besal. Sangat sensitif. Kontol kamu juga disunat, mami suka sama kontol yang disunat. Sebab kalau diemut, lasanya enak kalena tidak ada cailan kulup yang ketal dan bau pesing. Almalhum suami kontolnya kecil dan tidak disunat. Mami seling disuluh mengisap. Biasanya sebelum mami isap, mami belsihin dulu kepala kontolnya pake sapu tangan. Bial hilang bau ketal-nya.”
“Mami mau mengisap kontol Kardi?”
“Mau. Tapi nanti aja kalau lagi pengen, sekalang mami pengen ewean misionalis… mami pengen melasakan semua batang kontol kamu masuk seluluhnya ke dalam memek mami.”
“Mami mau dijilat memeknya sama Kardi?”
“Mau banget, Kal. Mami suka dijilatin, telutama pada bagian ininya ni…” Mami berkata sambil melepaskan baju dasternya dan menelanjangi diri hingga bugil polos, lalu telunjuknya menunjuk sebuah tonjolan daging yang terselip di antara belahan bibir-bibir memeknya.
“Saya suka ngejilat itil… Melanie biasanya suka merintih-rintih kalau dijilatin itilnya.” Kata Kardi.
“Semua pelempuan pasti suka dijilatin itilnya, Kal.”
“Apakah almarhum Papi mertua suka menjilat itil mami?”
“Kadang-kadang. Tapi dia lebih seling minta diisep telus langsung nancep… mami suka diewe sama almalhum tapi kejadian sole tadi menyadalkan mami bahwa selama ini mami belum pelnah melasakan olgasme.”

Kardi tersenyum. Pemuda gagah itu mendekati mertuanya. Setelah berjarak hanya 20 cm dari mami, Kardi membelai payudara mami dengan lembut dan mempermainkan putingnya yang kecoklatan sebesar kismis hingga mengembang menjadi bulatan yang mengeras.

Mami mendongak. Dia tersenyum. Kedua tangannya menarik batang kontol Kardi dengan lembut. Cukup dengan tarikan yang lembut, batang kontol itu langsung menegang seperti pentungan. Dalam hatinya, Mami berkata, jika ada momen yang tepat, dia akan membaringkan Kardi di tempat tidur dan akan mengisap kontolnya hingga muncrat. Dia akan menelan spermanya. Itu adalah obat awet muda.

Kardi menunduk dan menjangkau bibir Mami. Dia mengecupnya lembut dan memainkan lidahnya di bibir mami. Tangannya lalu turun menyusuri perut Mami lalu hinggap di belahan memeknya. Mengusap dengan jarinya di belahan memek dan merasakan lelehan cairan yang mulai menetes. Dia harus mengakui, walau mami sudah berusia 45 tahun namun ternyata memeknya jauh lebih nikmat dari memek Melanie. Ya, dia harus akui itu.

Pelahan mami mundur ke ranjang dan duduk di tubirnya. Dia mengangkat kedua kakinya naik dengan kedua pahanya saling menjauh. Bibir-bibir memek mami tipis rata dengan permukaan selangkangan dan pubisnya, namun liang memeknya memiliki bibir-bibir bagian dalam yang panjang dan lebar seperti jamur kuping coklat, yang merekah membentuk sebuah lingkaran kecil yang tidak rata. Liang itu seperti liang tulang sapi yang sudah habis sumsum bagian dalamnya.

Kardi berjongkok di depan selangkangan yang terbuka itu dan menghirup aroma lembab memek yang sangat lezat, yang sudah lama sekali tak pernah dirasakannya.

“Jelas mami sangat merawat memeknya dengan baik. Tapi yang lebih jelas lagi, liang memek ini sepertinya tak pernah dipakai… pantesan terasa sangat legit.” Pikir Kardi dalam hatinya. Pada saat dia menjulurkan lidahnya untuk menjangkau bibir-bibir memek bagian dalam yang seperti jamur kuping coklat itu, mendadak Kardi ingat bahwa mami melahirkan kedua anaknya, yakni Melanie dan Shela, dengan cara operasi cesar.

“Ah, aku sangat beruntung.” Kata Kardi sambil tersenyum gembira.
“Beluntung apa, Kal?” tanya Mami sambil menunduk.
“Beruntung menemukan memek yang sangat indah… indah seperti kerang kuwuk.” Jawab Kardi sambil tengadah dengan lidah menjulur.

Mereka tertawa kecil bersama.

Kardi kemudian menunduk lagi dan menjilat bagian lunas mami yang dekat dengan liang pantat. Lalu naik ke pucuk belahan paling bawah. Dia kemudian menyisir bibir-bibir bagian luar Mami yang berwarna putih tanpa bulu. Memek mami memang tipis dan tak memiliki bulu. Lendirnya pun terasa manis.

“Ssshhhhh…. Ssshhhh…. Sshhhhhh….” Mami mendesis sambil menjambak rambut Kardi yang gondrong dan tak sabar dengan penjilatan yang dilakukan Kardi secara pelahan. Saat Kardi dengan mulutnya mencaplok bibir-bibir memek Mami bagian dalam yang mirip jamur kuping itu, lalu menjepitnya dengan bibirnya dan memain-mainkan dengan cara menarik-nariknya, tubuh mami melengkung keras. Dia yang sedang duduk berjongkok di tubir ranjang dengan kedua telapak kaki menekan pinggiran kasur, hampir saja terjengkang ke belakang andai tidak bertahan dengan menjambak rambut menantunya.

“Aiiihhh… Kal, itilnya Kal… itilnya…” pinta mami dengan suara merintih.

Kardi mematuhi permintaan Mami. Dia kemudian mengulum itil mami dengan lembut dan memukulinya dengan ujung lidahnya.

Mami menangis nikmat.
“Uhukk… uhukkk…kaallll…enak…. Sekalang masukin kontolnya ke dalam liang memek mami, mami udah ga tahan….”
“I ya, Mi.” Kata Kardi sambil berdiri. Dia kemudian mengarahkan batang kontolnya persis di liang memek mami, lalu mencecabkannya pelahan.
“Akhhhhh… kaldi… kontolnya enak.”
“Mami juga memeknya enak.”
“Masukin telus, yang dalam.”

Kardi menekan kontolnya hingga menerobos masuk seluruhnya ke dalam liang memek mami.
“Aaakghhhh… Kaldi… tunggu sebental… mami pengen liat memek mami ditusuk sama kontol kamu yang gede…”
“Ini mi, liatin aja.” Kata Kardi sambil menjauhkan dadanya menjadi agak renggang. Mami melongok ke bawah dan melihat bagaimana liang memeknya membungkus batang kontol Kardi.

“Kepala kontol kelasa banget ke lahim mami…”
“Sakit ga mi?”
“Ga, malahan enak. Mami suka.”
“Genjot jangan, Mi?”
“Sebental dulu… ini… liat… lendil mami menetes…aaahh… enaakkk… begini lasanya ewean sama kontol gede… makasih ya Kal sebelumnya udah mau ngewe mami yang udah tua ini…”
“Sama-sama, Mi, Kardi juga ucapkan terimakasih mami mau diewe sama Kardi.”
“I ya, Kal. Sekalang ayo entot mami, pelan-pelan dulu, telus yang cepet ya.”
“Oke, Mi.”

Kardi mematuhi perintah mami. Dia mengentot memek itu pelahan-lahan, lalu semakin lama semakin cepat. Saat pengentotan dilakukan semakin lama semakin cepat, mami menjerit-jerit karena sangat nikmatnya. Setelah kira-kira 5 menit liang memek itu dilinggis-linggis oleh kontol Kardi, mendadak mami mencengkram pantat Kardi dan menahan.

“Tahan…” kata Mami dengan nafas tersengal. Dia melongok ke arah memeknya yang disumbat kontol Kardi, “sekalang entot yang cepet.”

Kardi melakukan perintah itu.

Plak plok plak plok plak plok Plak plok plak plok plak plok Plak plok plak plok plak plok Plak plok plak plok plak plok Plak plok plak plok plak plok Plak plok plak plok plak plok Plak plok plak plok plak plok…

“Aaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkk!” mami menjerit keras sekali. Suara jeritannya menggema hingga ke langit. Dilihat oleh mata kepala mami sendiri bagaimana liang memeknya yang tersumbat batang kontol itu menyemburkan cairan lendir kenikmatan dengan semprotan yang sangat kuat.

Ceprot! Srrrrrrr… Ceprot! Srrrrrrr… Ceprot! Srrrrrrr… Ceprot! Srrrrrrr… Ceprot! Srrrrrrr… Ceprot! Srrrrrrr… Ceprot! Srrrrrrr…

Melihat kondisi mami yang sudah meledakkan orgasmenya, Kardi pun segera menembakan spermanya yang sudah tidak tahan lagi ingin meledak.
“Mami, tahan, Kardi mau ke luar. Heup! Euuuuuugghhhkkkhh…..”

Crot crot crot crot cot…. Srrrrrrr….

“Argkhhhh…..” Kardi menggeram sambil mencecabkan kontolnya dengan sedalam-dalamnya dalam liang memek Mami. Dia mendiamkannya selama dua menit hingga kontolnya mulai layu. Lalu menariknya ke luar.
“Akhhhh…” desah Mami. “Sepeltinya ada yang hilang dalam memek mami waktu kamu mencabut kontol… lasanya pengen kontol kamu telus ada di dalam memek mami.”

Kardi tersenyum. Dia mencium kening mami dan melemparkan tubuhnya ke atas kasur. Keringat bercucuran di sekujur tubuhnya. Dia merasa sangat lelah tapi nikmat. Mami ikut berbaring di sisinya. Tak lama kemudian mereka pun pergi ke alam mimpi.

Bersambung ke bagian 3
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd