Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mencicipi Berondong

Episode 6

-

Dara Safirah












-


Pov Erick

Erick Pambudi.. kalian pasti sudah tau.. ya itu aku.. anak dari Prasetyo Pambudi dan ibuku yang aku masih tidak tau namanya.. aku dibesarkan di keluarga yang apapun aku mau bisa terwujud.. aku juga mendapat kasih sayang yang cukup terutama Mama Fina.. karena sedari aku kecil dia tidak pernah marah ataupun ringan tangan dan selalu perhatian padaku.. berbeda dengan Papa yang meskipun memiliki kasih sayang padaku tapi ia kurang perhatian padaku.. aku tau jika memang Papaku sangat sibuk di kantor setiap hari.. aku juga bisa menghiraukan itu karena jika aku meminta sesuatu pada Papa pasti langsung dibelikan.

Mama juga meskipun bukan ibu kandungku.. ia sudah kuanggap seperti ibu kandungku hingga bahkan aku yang saat ini berumur 15 berjalan pun kadang masih tidur satu ranjang dengan ibuku jika Papa ada kepentingan di luar kota.. sebenarnya aku masih suka jika dikelonin sama Mama meskipun Mama sempat menegurku saat aku baru menginjak SMP.. tapi kala itu aku berpura pura bersedih dan Mama tetap mengiyakan tapi saat tidak ada Papa di rumah saja.

Aku dibekali otak yang lumayan encer dan aku beruntung memiliki itu.. aku sendiri dikenal sebagai anak yang introvert oleh teman temanku karena memang aku lebih suka menghabiskan waktu di dalam kelas jika di sekolah dan di kamar jika di rumah.

Saat ini aku sedang menikmati liburan selepas ujian nasional yang membuatku tenang dan sebentar lagi aku naik ke jenjang SMA yang dimana aku sudah menentukan sekolah favoritku.. aku sendiri pada waktu SMP sudah dibilang primadona cowo di sekolah karena dulu waktu awal masuk pun sudah banyak cewe cewe yang menggodaku entah itu seumuran atau kakak kelas.

Bukannya sombong ni ya.. meskipun banyak cewe cewe sekolahku yang cantik.. entah kenapa tidak ada satupun yang membuatku tertarik hingga saat ini hehe.. sampai detik inipun aku belum pernah pacaran sama sekali karena menurutku itu membuang waktu dan uang saja.. yah meskipun pernah terlintas pikiran untuk pacaran tapi tidak kugubris pikiran itu.

Aku cowo normal yang di mana sama saja dengan anak umur 15 an untuk hal hal nakal.. terutama nonton video dewasa.. ya aku kenal video syur ketika baru menginjak kelas 1 SMP karena ajakan dari temanku.. aku yang sebelumnya tidak tahu mengenai hal hal yang semacam itu pun aku iyakan.. dan saat nonton pun aku hanya diam saja berbeda dengan yang lain.. temanku kebanyakan mupeng saat menonton itu.

Hingga sampai rumah aku kepikiran terus akan video itu.. dan berakhir aku mencoba berseluncur di situs dewasa yang tanpa sengaja muncul thumbnail sama persis dengan video yang aku tonton bersama dengan teman - temanku.. aku yang sedang penasaran pun mencoba menonton ulang video itu.

Ternyata aku baru tau jika itu video tentang seorang ibu dan anak.. tapi yang membuatku heran kenapa setiap aku menonton video dewasa aku tidak dapat ereksi sempurna.. hanya membesar tapi tidak mengeras.. beda saat pagi hari ketika aku bangun dari tidur pasti penisku mengeras.

-

Cahaya pagi ini yang mulai tampak melewati jendela hingga membangunkan seorang wanita dari tidur pulasnya. Ya wanita itu ialah Dara. Ia terbangun dengan sedikit malas untuk beranjak dari kasurnya dan segera ke kamar mandi hanya untuk sekedar membuang air seninya di pagi hari serta membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar.

Setelah itu ia menuju ke dapur untuk membuat kopi untuk menetralkan rasa kantuknya yang memang ia semalam tidur sedikit larut karena masih terbayang akan anak semata wayangnya. Selepas kopi itu jadi, ia kembali lagi ke kamar sambil membawa secangkir kopi di tangannya.

KRINGG KRINGG

Ponsel Dara berdering tanda ada panggilan masuk.
Dara bukan orang yang biasa sebangun tidur lalu memantau ponselnya, ia lebih ke aktifitas yang menurutnya bermanfaat meskipun ia lakukan dengan malas.

Ia mengambil ponselnya yang berada dimeja samping kasurnya dan tertera nama dilayar ponselnya nama pemanggilnya “MAX”.

Segera Dara menerima panggilan dari keponakannya yang sudah 2 minggu ini tidak ia lihat karena sedang liburan.

“ Halo tanteku yang cantik ” sapa Max dari seberang telpon.

“ Halo keponakan tante yang ganteng, tumben telpon pagi pagi “ balas Dara heran.

“ Iya tan, soalnya Max lagi kangen sama tante “ goda Max.

“Aishh masih pagi juga, uda gombal “ ucap Dara seraya menyeruput kopi yang sedang dia pegang.

“ Emang tante gak kangen sama Max ? “ ujar Max dengan suara memelas.

“ Ye ngarep kalo tante kangen juga ya.. hihi “ jawab Dara.

“ Ya udah kalo tante gak kangen Max, Max pindah kuliah aja “ balas Max pura - pura merajuk.

“ Iya iya tante kangen, tapi lebih kangen lagi pentungan kamu lohh.. hihi “ goda Dara dengan suara manja.

“ Ehh.. em tante mah bisa aja kalo ngegodain ponakannya “ ucap Max.

“ Udah ahh buruan ada keperluan apa telpon tante pagi - pagi gini ? “ tanya Dara.

“ Ini loh tan, kan Max rencana balik itu lusa, nah kebetulan Max balik bareng abang Gerald, soalnya abang lagi mau urus kantor cabang katanya “ jelas Max.

“ Ohh, ya udah lusa kabarin tante lagi biar gak dadakan tante jemputnya “ balas Dara.

“ Siap tante, ntar Max kabarin lagi, Dahh tantee “ pamit Max.

“ Dahhh.. “ tutup Dara.
Selepas menutup telpon dari Max, Dara teringat akan keponakannya yang dingin sedingin es, karena memang keponakannya itu sudah cuek mulai dia kecil. Bahkan sampai sekarang masih, bahkan masalah wanita pun dia seolah enggan untuk meliriknya, ia hanya fokus dengan habitatnya sekarang, bahkan Dara sendiri sedikit heran kenapa dia bisa tidak tergoda pada wanita, padahal banyak wanita cantik yang menantinya untuk menjadi kekasihnya.

Dara juga sudah lumayan lama tidak bertemu keponakan yang juga kakak dari Max, terakhir mereka bertemu saat Dara mengunjungi rumah kakaknya Bramantyo Satrio. Saat itu Dara mengunjungi kakaknya memang dia merindukan keluarga satu - satunya yang tersisa. Kadang juga Dara yang merengek manja pada Bram untuk main ke rumahnya, Bram juga pasti menuruti adik semata wayangnya itu meskipun dia tidak bisa lama karena tuntutan pekerjaan yang menjadi penyebabnya.

-

Harvian Gerald, seorang pria berumur 25 yang saat ini tengah sibuk bekerja yang dimana kebanyakan pria berumur matang ini sedang memikirkan untuk meminang pasangannya. Berbeda dengan Gerald, sedari kecil ia lebih menyukai hal hal yang dapat mempengarui masa depannya. Saat dia sekolah menengah atas pun ia rela membuang masa mudanya dengan giat belajar dan tidak menggubris kebiasaan teman temannya yang kala itu sedang maraknya geng motor.

Tidak dipungkiri ia juga dikaruniai kepintaran yang memang diatas kemampuan orang pada umumnya yang sampai sampai ia hanya menempuh SMA hanya 2 tahun karena mumpuni untuk ikut kelas unggulan. Ia juga menempuh S1 hanya 3,5 tahun dengan IPK cumlaude dan juga ia menempuh S2 hanya 1,5 tahun. Pada umur 22 tahun lah ia sudah menyandang gelar Magister yang memang dia berencana untuk segera memenuhi amanah papanya untuk memegang perusahaan yang saat ini tengah ia geluti.

Untuk masalah wanita, Gerald sampai sekarang sama sekali tidak pernah dekat dengan wanita manapun, meskipun banyak yang ingin dekat dengannya, ia tidak terlalu memperdulikannya. Ia merasa jika mempunyai kekasih akan mengganggunya dan juga ia merasa membuang buang waktu saja. Bahkan ada juga beberapa wanita yang sampai menawarkan dirinya ke Gerald untuk semalam, Gerald bahkan menolaknya mentah mentah.

-

Hari ini tepat pukul 5 pagi, Max dan Gerald tengah bersiap - siap untuk menuju ke bandara dikarenakan mereka mendapatkan jadwal pemberangkatan pukul 8.30 pagi. Selesai mereka bersiap - siap, mereka turun ke lantai 1 dan menuju meja makan. Disana sudah ada kedua orang tua mereka, Bramantyo Satrio selaku ayah mereka dan Veronica selaku ibunda mereka.

“ Anak anak mama udah pada ganteng semua, sini sarapan dulu udah mama siapin “ ujar ibunda Max dan Gerald menyuruh mereka untuk sarapan.

Max dan Gerald pun menuju meja makan dan mengambil makanan yang terlihat lezat karena mereka memang sangat menyukai masakan ibundanya itu.

“ Jam berapa take offnya ? “ tanya Bram sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.

“ Kita dapatnya jam 8.30 pah, biar nyampe sana gak telalu malem juga“ jawab Gerald.

“ Kalau saja papa tidak sibuk karena masalah yang kemarin, papa mau juga main ke rumah tante kamu “ timpal Bram.

“ Gapapa pah, kapan kapan aja kalo sudah luang bisa main ke rumah tante “ sahut Max.

“ Mama titip salam ya ke tante Dara karena mama gak bisa ikut “ ikut Vero.

“ Iya mah, nanti Max sampaikan “ ucap Max.

Setelah mereka selesai sarapan, Max dan Gerald pamit untuk berangkat. Mereka berdua berangkat naik mobil Gerald, sebenarnya papa mereka ingin mengantar mereka tetapi diurungkan karena Gelard tidak mau merepotkan papanya.

Sebelum mereka take off, Max sempat berkabar ke tantenya kalo sekitar pukul sepuluh malem mereka sudah tiba di bandara. Selama perjalanan mereka berdua hanya berbasa basi untuk menghilangkan moment canggung yang dimana mereka memang tidak terlalu akrab.

Setelah mereka landing dari pesawat, Max mencoba menelpon tantenya untuk memberitahukan kalo mereka sudah sampai.

TUT TUT TUT

“ Halo “ sapa suara wanita yang tak lain ialah Dara.

“ Halo tan, kami udah sampai nih, tante dimana ? “ tanya Max.
“ Tante masih di jalan, 10 menit lagi nyampe kok “ jawab Dara.

“ Ya udah tan, hati hati “ balas Max.

Max bilang ke abangnya jika tantenya 10 menit lagi baru tiba di bandara, dan abangnya mengajak Max untuk makan di restoran yang ada di bandara tersebut.

Tak lama kemudian ponsel Max berdering dan ia melihat bahwa yang menghubunginya adalah tantenya.

“ Halo tan “ sapa Max

“ Kamu dimana ?? kok gak kelihatan ? tante udah sampe nih “ cecar Dara ke keponakannya.

“ Buset dah tan, nanya satu satu aja kali ah “ kaget Max yang mendengar ocehan tantenya.

“ Ya udah buruan dimana biar tante samperin “ lanjut Dara.

“ Max sama abang di xxx tan, kami duduk deket kaca ya “ jelas Max.

“ Ya udah tante kesana “ jawab Dara sambil menutup obrolan.

-

Dara yang setelah menutup telponnya, ia langsung bergegas ke restoran yang disebut oleh Max tadi. Dara yang saat ini tengah tergesa - gesa mempunyai alasan tersendiri kenapa ia gelisa seperti ini. Yap.. sejak setelah Dara memarkirkan dan turun dari mobilnya, ia sudah disambut oleh beberapa pasang mata ntah itu pria atau wanita yang menatap Dara dengan mata sinis.

Dara yang tau akan hal itu juga heran kok banyak mata yang menyorot ke arahnya dengan tatapan yang membuatnya tidak nyaman. Dara sempat masuk kembali ke mobilnya untuk berkaca, mungkin ada sesuatu di wajahku, pikir Dara. Saat ia berkaca pun juga tidak menemukan sesuatu, ia tampak cantik seperti biasanya dan dibalut dengan makeup tipis saja.

Memang, bukan Dara kalo tidak bisa membuat pria menelan salivanya dan wanita membuat iri padanya. Dara yang sejak di rumah sudah merasa wajar dengan pakaiannya malah menimbulkan perhatian pada orang sekitar yang menatap dirinya.

Setelan yang Dara pakai saat ini, hotpants jeans, tank top crop putih dengan tali tipis tanpa bra yang tidak dapat menampung payudara bulatnya, dibalut jaket denim/jeans crop yang menampakkan perut kecil dan rampingnya, dan ditunjang dengan.memakai heels 3 cm.

Tapi yang membuatnya menjadi perhatian publik ialah, Dara lupa memakai jaketnya ketika keluar dari mobil yang menyebabkan seakan - akan Dara memamerkan keseksiannya untuk warga bandara. Ia akhirnya menyambar jaketnya dan turun dari mobil.

-

Setibanya di restoran yang sudah diberi tahu Max, Dara celingukan untuk mencari keberadaan keponakannya itu. Tidak lama untuk menemukan keberadaan keponakannya itu, karena restoran tersebut tidak terlalu luas sehingga dengan mudah Dara mencarinya.

Posisi Max menghadap ke arah pintu masuk/keluar restoran, sedangkan gerald memunggungi sehingga ia tidak tahu jika tantenya sudah datang.

TUK TUK TUk

Suara heels Dara yang mendekat ke arah kedua ponakannya tersebut.

“ Halo keponakan tante yang ganteng - ganteng “ seru Dara.

“ Halo tan…” sahut Max seraya salim ke tantenya.

Sedangkan Gerald cuma diam sambil mengamati tantenya yang baru datang itu.

“ Halo tan..te ” ujar Gerald selang beberapa detik setelah dia memandang kagum tantenya.

“ Ehh.. halo Geraldd… ihh… makin ganteng deh kamu… hihihi..” gemas Dara seraya mencupit kecil pipi Gerald seperti anak kecil.

“ Hehe.. tante bisa aja “ jawab Gerald

“ Tante duduk sini boleh ? “ tanya Dara ke Gerald karena ia ingin duduk di samping ponakannya yang lumayan lama tidak bertemu itu.

“ Ohh.. boleh tan.. silakan..” sahut Gerald.

EHEMM

Dara dan Gerald menoleh ke arah Max.

“ Masa abang doang yang di sapa tan, aku ngga ?? “ rajuk Max karena ia merasa terasingkan.

“ Kan tadi udah tante sapa Max.. masa disapa lagi.. ? “ ujar Dara.

“ Ya udah deh “ melas Max.

-

Setelah selesai dari restoran, mereka meluncur ke rumah Dara. Memang tidak ada kejadian apapun pada saat di mobil, tapi tidak dipungkiri bahwa Gerald kadang mencuri pandang ke arah tantenya yang sedang duduk di samping kursi pengemudi yang dimana saat itu Gerald yang menjadi supir.

Akan hal itu, sudah pasti Dara mengetahuinya dan membatin “ ternyata Gerald masih normal “. Dara hanya berpura - pura tidak mengetahuinya, agar keponakannya tersebut lebih berani mengeksplor Dara dengan mata coklatnya itu.

Terlintas dipikiran Dara untuk menggoda Gerald yang menurutnya aneh. Gimana tidak aneh, pria yang menurutnya sudah mempunyai segala hal masa iya tidak ada satupun wanita yang bisa membuatnya tertarik.

Apalagi didukung dengan Max yang sudah terlelap dibangku belakang membuat Dara menjadi leluasa untuk menggoda Gerald. Dara segera melepas jaket jeans yang tengah ia gunakan dengan gerakan seakan akan ia kesusahan untuk membuka jaketnya.

Dan memang hal tersebut menyita perhatian Gerald yang sedang fokus ke arah jalan raya. Dara yang menangkap ekor mata keponakan itu malah semakin ingin lebih berani menggodanya.

" Gerald.. bisa minta tolong gak ?? " ucap Dara membuka obrolan.

" Emmm.. kenapa tan ?? " kaget Gerald saat tatapan mereka bertemu setelah Gerald melirik paha tantenya itu.

" Ini kayaknya nyangkut deh.. " ujar Dara seraya menunjukkan ke arah belakang badannya yang sekilas terlihat jika itu memang nyangkut di daerah tangan, Gerald sempat berfikir kalo kancing pergelangan tangan jaket tantenya itu nyangkut.

" Agak kesini tan Gerald bantu.. " balas Gerald.

SRETT

Setelah Gerald melepas kancingnya dan Dara langsung melepas jaketnya.

Gerald yang saat itu tengah berfikir positif jadi sedikit terganggu setelah Dara yang berposisi membelakangi keponakannya itu menampakkan pundak serta punggung bagian bawah yang terekspos oleh mata coklat Gerald. Apalagi tali tanktop Dara yang satu turun yang menambahkan kesan seksi dimata Gerald.

Meskipun itu hanya sesaat, Gerald sempat menangkap tidak ada tali bra di punggung tantenya. Yang lebih membuat Gerald terkejut ketika Dara yang sudah melepas jaket dan menghadap ke arah jalan seraya membetulkan tali tanktopnya dimana detik detik itu terekam jelas di mata Gerald.

Ya sangat terekam bahkan Gerald menelan ludahnya karena saat Dara membetulkan talinya, Dara sedikit menurunkan tali itu sampai di atas siku dan sekejap menariknya ke atas yang dimana membuat payudara bagian sampingnya terlihat oleh Gerald.

Dara memang sengaja melakukan itu karena ia ingin melihat reaksi Gerald. Memang benar reaksi Gerald masih normal, batin Dara. Dara mencoba untuk menggodanya lebih dengan seakan akan membetulkan tanktopnya dengan menarik ujung tanktop yang berada di atas pusar sedikit lebih lama.

Gerald semakin melongo melihat tingkah laku Dara, apalagi ia sempat menangkap tonjolan di ujung payudara tantenya.

" Kok… apa tante gak pake bra ya ??.." batin Gerald.

Dara yang melihat Gerald fokus ke dirinya, mencoba untuk menegurnya.

" Gerald..fokus nyetirnya… " sindir Dara.

" Ehh… emmm.. iya tan.. sorry.. " kaget Gerald.

Dara ingin tertawa tapi ia tahan karena merasa tidak enak dengan keponakannya itu.

Terjadi kecanggungan antara mereka berdua selama perjalanan, hingga mereka sampai di rumah Dara.

Dara memang sengaja tidak membuka obrolan karena tidak mau membuat keponakannya semakin malu. Sudah terlihat dari wajah Gerald yang memerah setelah Dara menegurnya.

" Tante masuk dulu ya.. kamu bangunin adik kamu.. " ucap Dara seraya keluar dari mobil sambil menenteng tas serta jaketnya.

" Iya tan.. " balas Gerald.

Setelah Gerald membangunkan Max, mereka berdua beranjak masuk ke rumah tantenya itu.

-

Sedikit gambaran untuk rumah Dara. Rumah yang bergaya milenial dan di balut dengan warna monokrom membuatnya terlihat elegan meskipun rumah itu memang tidak besar. Terdapat 2 lantai yang dimana dilengkapi 1 kamar utama dan 3 kamar tamu. Masing masing lantai terdapat 2 buah kamar tidur. Untuk kamar tidur utama dan kamar tamu terdapat kamar mandi dalam yang terletak di lantai 1, sedangkan untuk kamar tamu di lantai 2 tidak ada kamar mandi dalam tapi terletak diluar.

Rumah itu tersedia carport yang cukup untuk 2 unit mobil dilengkapi perabot dapur yang tergolong lengkap, untuk ruang tamu didesain semilenial mungkin, apalagi ruang keluarganya yang termasuk simpel hanya ada tv, sofa, dan alas yang lumayan besar. Itu semua terletak di lantai 1. Untuk lantai 2 nya hanya ada tempat mencuci pakaian dan rooftop yang lumayan luas untuk menjemur pakaian.

-

Setelah mereka masuk rumah tantenya, mereka mendapati tante mereka yang keluar dari kamarnya.

" Ohh iyaa.. kamar Gerald disebelah sini.. " seraya mengajak Gerald untuk melangkah ke kamar yang ada di sebelah kamarnya.

Memang ada niat terselubung dari Dara untuk menempatkan Gerald di kamar samping kamar tidurnya. Sedangkan Max sudah menuju kamarnya yang ada di lantai 2 sehingga meninggalkan abangnya yang saat ini tengah memasuki kamar barunya bersama tantenya.

Gerald tampak terkesima dengan gaya interior kamar tersebut yang memang hampir semua interior kamar dirumah ini sekilas mirip mirip, terutama untuk warna yang memang disukai Dara yaitu monokrom.

" Bagus banget tan.. " ujar Gerald sambil melihat sekeliling.

Untuk kamar tamu sendiri memang tidak seluas kamar utama, tetapi dari segi kelengkapan hampir sama. Dara yang melihat raut lelah di wajah keponakannya itu lantas menyuruhnya untuk istirahat lebih dulu.

-

19.00

Gerald yang terbangun dari tidur pulasnya, ia masih tampak asing dengan ruangan yang saat ini ia tempati. " Bodo amat " pikir Gerald, ia langsung beranjak mandi karena badannya terasa lengket, memang sudah menjadi kebiasaan Gerald setelah ia bangun tidur langsung mandi.

Tak berselang lama selesai mandi, Gerald yang baru saja keluar kamar mandi mendapati tantenya sedang membuka pintu kamarnya.

" Eehhh… tan, ngapain ?.. " kaget Gerald yang mengeringkan rambut dengan handuk kecilnya.

Dara terpukau akan pemandangan yang tengah ia lihat sekarang. Dada bidangnya, pundak kokohnya, roti sobeknya yang terlihat kering, serta yang sempat Dara tangkap oleh ekor matanya ialah penis keponakannya itu yang meskipun sedang tertidur terlihat begitu menonjol di sela sela kakinya yang hanya tertutup dengan sehelai handuk.

" Ohh… Geralddd… " batin Dara sambil mencuri pandang ke penis Gerald.

Gerald yang menangkap sorot mata tantenya yang sedang menuju ke arah penisnya, ia malah mencoba mendekat ke arah tantenya.

" Tan..? " sapa Gerald yang sudah berada di depan tantenya selisih 50 cm sambil melambai lambaikan tangannya di dekat muka tantenya.

" Ehhh.. Gerald, bikin tante kaget aja.. " kaget Dara.

" Lah.. orang tante sendiri yang melamun.. masuk kamar Gerald juga nggak ketuk dulu.. " jawab Gerald yang sedikit menyindir tantenya.

" Emmm.. itu tante ketuk pintu kamar kamu tapi ga ada jawaban.. makanya tante langsung buka takut kamu ada apa apa.. " gugup Dara, sambil sesekali melihat lagi tonjolan di balik handuk Gerald yang berbeda saat ia lihat lebih dekat.

" Shhhh.. penis Geraldd… " batin Dara.

" Emangnya tante mau ngapain nyari Gerald ?.. " tanya Gerald.

" Tante mau ajak kamu makan, udah tante siapin di bawah.. " jawab Dara.

" Ya udah Gerald pake baju dulu.. " balas Gerald beranjak ke lemari pakaiannya.

" Tante tunggu di bawah.. " ujar Dara seraya menutup pintu kamar Gerald.

Tak berselang lama, Dara melihat Gerald turun dari tangga membuat ia sedikit tersenyum melihat keponakannya yang memang ketampanannya tidak lebih dari ayahnya yang notabene kakak Dara sendiri.

Memang kedua keponakannya ini sama sama tampan, tapi sedikit berbeda. Jika Gerald memiliki wajah yang tampan seperti ayahnya, Max memiliki wajah yang dominan ke ibunya, tapi tetap tampan.

Setibanya di tempat makan, Gerald mengambil tempat duduk tepat di depan tantenya. Dengan inisiatif, Dara mengambilkan nasi, lauk, serta sayur untuk keponakannya itu.

" Tante masih ingat aja makanan favorit dan porsi makanku.. " buka Gerald seraya menerima piring yang sudah berisikan makanan dari tantenya.

" Iya dong.. buat keponakan tante yang tampan ini.. selalu tante inget.. " ucap Dara seraya mengacak rambut Gerald.

Gerald yang diperlakukan sedemikian rupa hanya diam tidak menggubris tindakan tantenya.

Menu makan malam hari ini sedikit spesial karena Dara memasak masakan dari daging kambing yang memang Gerald sukai. Gerald mulai menyukai masakan kambing dari ia kecil saat kedua orang tuanya mengajak ke rumah tantenya saat itu. Dan detik itu juga menjadi makanan favorit Gerald dan ditambah buatan tantenya sendiri yang menurutnya sangat cocok dengan lidahnya. Pernah ia mencoba masakan kambing selain buatan tantenya yang menurutnya masih jauh ketimbang masakan Dara.

Dengan lahapnya Gerald menghabiskan makanannya karena ia sangat rindu masakan tantenya. Tidak luput dari pandangan Dara, ia hanya tersenyum tipis melihat keponakannya tersebut.

" Kalo kurang tambah lagi ya yang banyak.. " ujar Dara yang melihat isi piring keponakannya yang hampir habis.

Gerald hanya menganggukkan kepalanya karena ia masih mengunyah.

" Gerald masih sama seperti dulu memang.. " batin Dara yang melihat Gerald menambah porsi makannya.

Sudah sedari dulu jika porsi makan Gerald memang banyak kecuali makanan favoritnya ini, ia bisa lebih banyak dari porsi biasanya. Herannya meskipun ia makan banyak pun tidak akan gemuk, karena selain Gerald yang juga sedikit menggemari olahraga, ia juga memiliki Gen dari ibunya yang memang sulit sekali untuk gemuk.

" Abis makan, temui tante di ruang tengah ya.. tante mau ngobrol sama kamu.. " buka Dara setelah makannya habis dan beranjak dari meja makan.

" Iya tan.. " balas Gerald.

Sesudah makan, Gerald beranjak ke ruang tengah untuk menemui Dara. Setibanya di ruang tengah, Gerald melihat tantenya sedang bersandar di sofa sambil memainkan ponsel.

Dara yang sadar akan kehadiran seseorang, ia mengalihkan pandangannya.

" Sini duduk sayang.. " ajak Dara ke Gerald.

Gerald mengambil tempat duduk di seberang sofa yang diduduki Dara.

" Tante masih belom tau nih alasan Gerald ke Indonesia lagi, apa mau cari jodoh orang sini ?.. hihi.." tanya Dara membuka obrolan.

" Emm.. Gerald ke Indonesia lagi tu karena ada urusan di kantor cabang tan, harusnya papa yang ke sini. Tapi papa ada urusan yang lebih penting di kantor pusat, makanya Gerald yang kesini.. " jawab Gerald.

" Ohh.. jadi bukan nyari jodoh ya… " goda Dara.

" Ngga tan, belom kepikiran masalah itu… " jawab Gerald.

" Gerald masih normalkan ?.. kok kayaknya tante gak pernah liat Gerald jalan sama cewe ya ?.. " tanya Dara sambil menompangkan kaki kanannya ke kaki kiri.

" Masih kok tan, cuman untuk masalah jalan sama cewe atau pacaran kayaknya Gerald ga suka deh.. soalnya mau Gerald tu langsung nikah gitu loh tan.. " jelas Gerald.

" Nah bagus kalo Gerald punya pemikiran kayak gitu.. tapi Gerald masih normalkan itunya.. " ucap Dara sambil melirik kearah selangkangan keponakannya itu.

" Itu apa tan ?.. " tanya Gerald sambil mengikuti ekor mata tantenya yang menuju arah penisnya.

" Itu loh yang ada diantara kaki kamu.. masih normalkan ?.. masih bisa tegangkan ?.. " gemas Dara.

Seketika wajah Gerald bersemu merah karena malu, tapi ia tetap berusaha biasa saja.

" Emmm… masih kok tan.. " jawab Gerald malu malu.

Dara yang melihat gelagat Gerald itu membuatnya ingin menggoda lebih jauh, ia juga merasa gemas dengan wajah malu keponakannya itu meskipun Gerald berusaha bersikap biasa saja. Tak luput juga dari pandangan Dara jika penis Gerald sempat berdenyut ketika ia menanyakan hal itu. Yang membuat Dara tau karena Gerald malam itu hanya mengenakan celana pendek, meskipun celana itu tidak tipis tetap saja sedikit sulit untuk menyembunyikan benda yang ukurannya diatas normal dari orang biasa dibalik celana itu.

" Bener ?... takutnya kamu bilang gitu buat nutup nutupin doang loh… hihi.. " sindir Dara.

" Serius tan.. aku masih normal kok.. " timpal Gerald dengan mimik wajah serius.

" Iya iya tante percaya kalo keponakan tante masih normal.. tapi… " ujar Dara sambil berdiri dan beranjak untuk duduk di sebelah Gerald.

" Tante keknya masih ragu deh.. coba tante pengen tau ini masih bisa berdiri apa nggak.. " tambah Dara seraya mencabak penis Gerald di luar celana sambil sedikit meremasnya.

Seketika Gerald kaget dengan tangan tantenya yang tiba tiba meremas penisnya, dimana itu membuatnya langsung menepis tangan Dara dari area sensitifnya. Ya, letak sensitifitas Gerald terletak pada sekujur penisnya. Itu juga yang membuatnya sampai detik ini, ia tidak pernah melakukan onani. Aneh memang jika seorang pria tidak melakukan onani, tapi itu semua dibuktikan oleh Gerald jika tidak onanipun bukan suatu masalah yang serius. Kadang jika ia merasa libidonya naik, ia melampiaskannya dengan tidur atau pergi ke gym.

" Ehh.. tann… uhhh… " desis Gerald seketika merasa geli di sekujur penisnya.

" Mana orang masih tidur gitu.. padahal tante pakai pakaian seksi gini loh.. " ujar Dara sambil menurunkan kaosnya yang memiliki potongan rendah itu pun menjadi semakin nampak kedua buah dadanya yang terlihat ingin loncat dari kaosnya.

Setelan yang dipakai Dara malam ini, ia memakai kaos dengan potongan dada rendah warna maroon tanpa bra serta hotpants putih dengan celana dalam hitam.

Hal itu membuat Gerald menelan ludah setelah melihat dengan dekat buah dada tantenya yang terlihat kencang dan padat serta dihiasi urat hijau yang membuatnya tampak lezat di mata Gerald. Dara pun juga menangkap ekor mata serta mimik wajah mupeng keponakannya itu, ia pun mengalihkan pandangannya ke penis Gerald dan memang benar, penis Gerald sedikit berdenyut dan mengembang.

" Hihihi.. lucu juga liat Gerald mupeng.. " batin Dara melihat wajah Gerald yang tengah melihat belahan payudaranya tanpa berkedip.

" Gede ya.. " goda Dara sambil menarik sedikit lebih ke bawah hingga aerolanya sedikit mengintip dan membuat payudaranya seakan hendak meloncat dari kaosnya.

" Iya tan gede.. ehhh… " balas Gerald dan tersadar jika ia tertangkap basah oleh Dara yang tengah memandang penuh kagum ke arah buah dada tantenya itu.

Gerald seketika gugup dan malu, Dara pun yang mengetahui itu hanya tersenyum melihat keponakannya itu dan membuat ingin menggodanya lebih jauh.

" Keknya ada yang mulai bangun tuh.. " sindir Dara sambil melirik ke arah tonjolan celana Gerald yang kini kian membesar.

Gerald yang sadar akan hal tersebut mengambil bantal sofa yang berada disampingnya untuk menutupi tonjolan tersebut.

" Udah sih ngapain juga ditutupi segala.. itu kan tandanya Gerald masih normal dan masih bisa tegang itunya.. " timpal Dara seraya melepas tarikan baju di area dadanya.

Sedikit berkurang rasa malu Gerald, dan ia pun memindahkan kembali bantal yang tadinya untuk menutupi tonjolan penisnya. Tanpa diduga setelah Gerald memindahkan bantal, tangah Dara langsung meraih tonjolan itu serta meremasnya.

" Uhh.. ini udah ereksi maksimal blom ??... " goda Dara dengan mimik manja.

Gerald yang kaget hanya mematung melihat wajah Dara yang seakan akan ingin meminta sesuatu darinya.

" Eeee.. kayaknya belum tan.. " jawab Gerald gugup.

" Empss.. padahal udah segede ini loh.. kirain udah maksimal… pasti bakal lebih gede… " ucap Dara seraya mengurut dari pangkal hingga kepala penis Gerald dari luar celana.

" Sshhh… tan " desis Gerald merasakan urutan tantenya yang disertai sedikit remasan.

" Lucu banget sih wajah Gerald kalo sange.. hihihi.. " batin Dara.

" Tante masuk kamar dulu ya.. tante ngantuk.. " pamit Dara beralasan ingin membuat keponakannya itu kentang.

Gerald yang sedang merem melek pun hanya bisa tercengang seraya melihat kepergian Dara yang beranjak ke kamarnya.

CKLEK

Dara sengaja mengunci pintunya untuk mengantisipasi masuknya Gerald ke dalam kamarnya. Gerald yang sedang sange pun beranjak ke kamarnya.

-

Tak lama setelah Dara masuk kamar dan membuka ponselnya, ia mendapati pesan dari Max yang pamit untuk tidak pulang untuk malam ini dikarenakan ajakan dari teman temannya untuk menginap ditempat Black.

Max juga memberitahu Dara jika seminggu lagi izin untuk membawa teman temannya untuk merayakan ultah temannya di rumah tantenya. Dara hanya mengiyakan saja, lagi pula Dara sedikit senang karena minggu depan rumahnya akan ramai dengan tamu.


Ultah siapakah itu? Teman Max yang mana itu? Ataukah Gang Max yang ultah?

Nantikan episode selanjutnya.. Hihihi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd