Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mimi dan Dunia Malam

ini cerita bagus , tapi end, dulu ada versi lengkap pov si joe tapi dah ilang dimakan bumi link ceritanya
 
LANJUT




Setelah full satu minggu aku beristirahat total menenangkan pikiran perlahan-lahan aku mulai bisa bangkit kembali. Ditambah dengan kenyataan datangnya tamu bulananku yang membuatku seperti terlepas dari beban yang sangat teramat beratnya. Aku tidak hamil oleh perbuatan Jo.

Malam minggu bahkan kami berempat jalan keluar kembali menikmati "Girls night Out."
Walau aku ikut setelah dibujuk dengan sedikit dipaksa oleh Karen, Thya, dan Ana.
Sebetulnya aku masih malas untuk pergi "clubbing", tapi memang lebih baik menyibukkan diri daripada hanya bengong sendirian dikost yang ujung-ujungnya melamun.

Tak banyak kejadian seru terjadi malam itu. Thya, Karen, dan Ana asyik "tripping" dengan pasangannya masing-masing yang kami temukan dilokasi. Sementara aku yang "dijaga" oleh mereka dilarang untuk menikmati ecstacy dengan alasan baru sembuh dari sakit. Aku hanya duduk menikmati suasana sambil tertawa-tawa mengamati kegila-an kawan-kawanku dengan ditemani sedikit minuman beralkohol.

Tubuh dan pikiranku yang mungkin sudah sangat kecanduan akan ecstacy sempat tergoda untuk bergabung bergoyang dengan mereka saat mulai terpengaruh oleh irama house musik yang menyentak jantung.
Sayang memang saat itu hanya ada 3 pria yang semuanya sudah dimonopoli oleh Thya, Karen, dan Ana. Andai saja ada 1 pria lagi sebagai pasanganku pasti aku akan langsung turut turun bergoyang.

Pikiranku sempat melayang membayangkan kenikmatan bergoyang dan saling menggoda dengan pasangan seperti saat aku bersama Jo. Harus kuakui Jo adalah pasangan tripping yang sangat sesuai dengan seleraku. Semua tingkah laku, dan perlakuannya bisa memberikan kenyamanan dan kenikmatan pada tubuhku. Bahkan hngga aku terlalu terbuai sampai kami melakukan hubungan yang tidak seharusnya.

Mungkin harus kuakui bukan dipersenggamaannya aku terbebani, malah kadang-kadang aku masih memimpikan apa yang pernah Jo lakukan padaku. Dibalik rasa sakit yang kurasakan saat itu, aku juga menikmatinya. Andai saja ia bukan adikku, bukan saudara sedarah dagingku, mungkin aku tidak akan terlalu menyesal seperti ini.



* * *



Menjelang pagi kami pulang. Ana kembali menginap dikostku. Aku mengerti tentang keadaannya. Aku juga tidak keberatan kalau Ana selalu memginap dikost ku. Aku malah senang mempunyai teman untuk mengobrol.

Sedikit banyak aku jadi lebih mengenal diri Ana.
Ia yang selalu dikenal sebagai perempuan baik harus selalu pandai menyembunyikan sisi lain dari dirinya. Tidak mungkin kalau ia terlihat pulang menjelang pagi dengan penampilan yang agak terbuka dan menggoda sementara dikesehariannya ia selalu terlihat berpenampilan tertutup bahkan dengan jilbab. Aku tidak terlalu memperdulikan tentang hal itu. Dimataku ia seorang kawan yang baik.


Pengalaman malam itu membuatku juga menyadari akan satu hal. Ternyata aku tidak kuat minum.
Baru 2 gelas saja kepalaku sudah pusing. Pantas saja saat kejadian ditinggal Ardy aku sampai tak sadarkan diri karena terlalu banyak minum. Aku baru sadar saat terbangun siang harinya dikamar kostku. Berdasar cerita aku dibopong oleh Ana dan Binsar yang kemudian terus menemaniku sampai aku terbangun.



* * *



Dalam beberapa hari kemudian aku sudah kembali dengan kegiatan biasaku. Sibuk dengan pekerjaan kantor dan juga mulai mengejar kembali kegiatan kuliah malam/akhir pekanku yang dalam beberapa bulan belakangan sedikit terbengkalai.

Aku berusaha menyingkirkan gangguan-gangguan yang mengganggu ketenanganku.
Tak kuindahkan Jo sama sekali. Bahkan kuhapus nomor hp nya dari hp ku.
Syukur Binsar tak nampak selama beberapa hari ini dikantor, ia sedang pergi mengantar para klien kami dalam tour ke Thailand. Jadi aku tidak perlu terlalu repot untuk menghindarinya.

Memang selama ia disana ia sempat beberapa kali mengirim sms dan menelphon menanyakan kabar. Semua selalu kujawab seadanya.
Aku bisa mengerti ia sebenarnya hendak mencari tahu kejelasan tentang hubungan kita. Tapi saat itu aku merasa perlu menenangkan diri dulu. Menutup diri dari lawan jenis.

Aku mengambil keputusan untuk berbicara langsung dan menjelaskan semuanya pada Binsar saat ia kembali nanti. Aku harap ia bisa mengerti akan segala keputusanku.



* * *



Jumat malam berikutnya tanpa diduga Ana datang kembali ke kostku. Ia berharap bisa menumpang menginap kembali tanpa alasan yang jelas. Aku menerimanya sambil juga menjelaskan kalau aku tidak bisa menemaninya ke-esokan harinya karena aku harus kuliah dari pagi sampai sore. Tapi ia bisa tetap tinggal dikostku sementara aku kuliah.

Sore hari sekembalinya aku dari kuliah Ana masih berada dikostku.
Setelah mandi kuajak ia keluar jalan ke mall sampai malam melepas suntuk sambil mencari makan.


"Yang lain pada kemana yah ce..?" Saat dimobil dalam perjalanan pulang dari mall Ana memulai percakapan.

"Yang lain siapa..?" Tanyaku tanpa mengalihkan pandanganku dari jalan.

"Yahh...Thya,...

Karen....

Binsar...???"

"Gak tau lah." Jawabku pendek.

"Mungkin mereka lagi happy happy. Kan malam minggu." Lanjut Ana lagi.

Aku menduga Ana mungkin merasa "boring" saat itu. Dan ia berharap kalau ada salah satu dari kawan-kawan kita yang sedang bersenang-senang mungkin kita bisa bergabung daripada hanya berdiam diri saja dikamar kost.

"Kalau Binsar sih masih diThailand. Besok siang dia baru terbang pulang.

Kalau Karen dan Thya gak tau. Mungkin pada sibuk ama cowoknya kali."

Aku terdiam sesaat memberi sen untuk berbelok.

"Kalo Ana koq gak malam mingguan sama cowoknya sih..?" Tanyaku lagi kemudian.

"Ana belom ada cowok nih. Cece cari'in donk."

Aku tertawa mendengar gaya bicara Ana yang agak bermanja-manja.

"Cari cowok yang bener-bener baik dan bisa cocok sama kita itu gak gampang lho Na.

Memang dikampus Ana gak ada?

Oh,..iya koq Ana hari ini gak kuliah sih..?" Tanyaku lagi teringat kalau Ana juga sebenarnya sama denganku yang bekerja sambil kuliah.

"Lagi suntuk ce. Lagi males." Jawab Ana pelan.

"Yah itu,... Mungkin karena gak ada cowok yang cakep dikampus, jadi Ana gak semangat kuliahnya." Sambungnya lagi sambil tersenyum.

Percakapan kami terhenti sesaat kami sudah sampai didepan kostan. Aku memarkir mobil dan kami beranjak turun.

"Kita jalan dugem berdua aja yuk ce." Kata Ana lagi saat kami hendak masuk kerumah kost ku.

"Ehh.." Aku termangu sesat terdiam sedikit terkejut karena tidak menduga akan ajakan Ana.

"Gua sih mau aja Na,...

Tapi kalau kita cuma jalan berdua aja kayaknya gak bakalan seru deh." Aku menjawab berdiplomasi.

Aku tau kalau Ana mencoba memancingku untuk jalan keluar malam ini daripada bete hanya dikamar kost terus. Aku juga dapat merasakan hal yang sama.
Tapi kalau kita pergi dugem berdua saja aku merasa nanti tidak akan seru. Walau aku dan Ana sudah sangat sering dan terbiasa pergi dugem, tapi selama ini kami hanya sebagai pihak yang pasif yang hanya mengikuti acara. Bukan sebagai inisiator yang dapat aktif membangun suasana seperti Thya atau Karen. Mau mencari meja atau memulai pembicaraan dengan lawan jenis saja nanti aku pasti akan merasa canggung dan tidak akan berani. Apalagi Ana. Ana mungkin dapat mengerti juga akan jalan pikiranku.

"Iya sih,...andai ada Thya atau Karen yahh.." katanya pelan saat kami menaiki tangga menuju kamar kost ku.


"Ehh,.. Kebetulan ketemu lu Mi!"
Suatu suara mengejutkanku.

Saat kami tiba didepan pintu kamar kost ku pintu kamar sebelah terbuka. Liana dan seorang perempuan yang putih cantik ke arab-araban yang sangat sexy keluar dengan penampilan yang fresh dan menantang.

"Eh,..Li...udah cakep aja lu." Kataku tersenyum membalas sapaan Liana.

"Iya Mi,...biasa ada acara.

Ikut yuk,...biar rame!" Kata Liana lagi.

Aku terkejut mendengar ajakan Liana. Tanpa sadar wajahku menoleh memandang Ana yang sedang memandangiku dengan mata berbinar dan wajah mengharap.

"Eh,..." Aku tergagap sesaat.

"Gua...gua lagi ada temen nih Li." Sambungku lagi cepat.

"Iya gak apa-apa, ajak aja temennya sekalian biar lebih rame lagi yuk."

"Hai,..gua Liana.

Lu biasa dugem gak?

Mau ikut kita dugem gak?

Ikut yuk,...daripada bete dikostan aja."

Liana nyerocos sambil mengulurkan tangannya kepada Ana.

Ana tampak bingung. Ia membalas menyalami Liana sambil wajahnya memandangku seakan meminta persetujuan.

"Hai,..gua..gua...Ana.

Gua sih terserah ce Mimi aja deh."

Aku menjadi serba salah. Aku tahu Ana pasti mengharap kalau aku menyetujui ajakan Liana. Tapi aku masih sedikit segan mengingat kalau pergi dengan Ana pasti acaranya bersama om-om lagi.

"Ayolah Mi. Cepetan ganti pakaian gua tungguin." Suara Liana mengejutkan lamunanku.

"Ehh,..iya,...

Mmm...sebentar yah." Kataku lagi sambil cepat menarik Ana masuk kedalam kamarku.


Begitu masuk wajah Ana tampak berbinar dan bersemangat sekali.

"Ce,..gua pinjem baju lu yah." Katanya cepat sambil membuka lemariku.

"Eh...Na dengerin dulu." Kataku sambil menarik Ana.

"Kenapa..?"

"Cece gak mau pergi sama Liana yah?" Tampak terbersit kekecewa-an diwajah Ana.

"Bukan gitu.." Aku bingung bagaimana caranya menjelaskan kepada Ana.

"Hhh.....begini." Kataku lagi kemudian setelah sejenak menenangkan diri.

"Kalau ikut Liana tuh temen-temennya beda sama kita-kita."

"Maksudnya?"

"Temen-temen Liana itu cowok-cowoknya udah pada berumur semua."

"Om...om!" Sambungku lagi sambil memelankan suaraku seakan takut ada yang mendengar.

"Terus memang kenapa?" Ana tampak bingung dengan omonganku.

"Iya itu maksudnya. Nanti kita trippingnya sama om-om lho. Memang lu gak malu apa kalau ketahuan orang-orang?"

"Nanti disangkanya kita cewe-cewe gak bener lho."

"Diclub yang gelap gitu memang siapa yang mau lihat kita ce?" Ana menjawab sambil berdiplomasi.

"Lagian kan sebenarnya semua tergantung bagaimana kitanya aja kan. Mau sama yang seumuran atau om-om,....kalau kitanya bener yah bener. Kalau kitanya gak bener yah gak bener aja."

"Tapi,...kalau nanti kita di apa-apain bagaimana ayo?"

"Kita kan belum pada kenal sama mereka." Jawabku lagi mencoba menjelaskan kekhawatiranku kembali pada Ana.

"Kita kan berdua ce. Bisa saling jaga.

Lagian ditempat rame gitu mau diapain sih?

Ayolah ce,...daripada bete dikost an doank."

Wajah Ana memelas manja memohon kepadaku membuatku jadi salah tingkah.

"Aduhh,...nih bocah yah...

Hhhh,....belum tau dia....

Kalau yang namanya diskotik.....

banyak yang bisa terjadi.....

Aku termenung sejenak.


Hhhhh.........

Yah udah,..Tapi kita harus jaga diri baik-baik yah. Jangan terlalu mabuk nantinya. Harus bisa saling jagain." Jawabku lagi terpaksa mengalah.

"Siipp.!!" Ana sedikit melompat saking girangnya.

Ia segera mencopot pakaiannya dan memilih pakaian yang ada dalam lemariku. Mau tak mau aku jadi ikut tersenyum melihat gayanya kemudian bergabung bersama mempersiapkan diri berdandan.



* * *



Kami akhirnya jalan berempat bersama Liana dan temannya yang mengaku bernama Luna dengan mobilku menuju diskoti "C***n".

Aku memakai tanktop yang dilapisi dengan kemeja berbahan jeans yang tidak dikancing seperti semi blazer dengan dipadu celana jeans ketat sedengkul. Sementara Ana memakai pakaianku berupa kaos ketat dengan rok mini yang bawahnya agak melebar. Rok yang akan kuingat selalu karena itu adalah rok yang kupakai saat terakhir kali aku dugem bersama Jo.

Sementara Liana memakai kemeja putih yang lengannya sampai kesiku dipadu dengan rok sedengkul. Kawan Liana Luna berpenampilan paling menantang. Hanya dengan tanktop dan rok mini ketat yang semuanya berwarna hitam yang kontras membalut manis tubuhnya yang montok dan kulitnya yang sangat putih.

Harus kuakui kecantikan Luna sangat istimewa. Tubuhnya tinggi padat berisi sangat sexy dengan buah dada dan pinggul yang besar. Kulitnya seputih susu, matanya besar, dan hidungnya sangat mancung. Ia seperti bukan asli orang Indonesia, mungkin campuran dengan bule atau negara-negara Timur tengah.

Sesampainya dilokasi, baru saja kami turun dari mobil diarea parkir empat orang pria yang semuanya berumur setengah baya menyambut kami.

Aku melirik Ana sekilas yang tampak tersenyum canggung saat salah seorang pria memghampirinya. Ana sempat melirik kearahku juga sebentar dan memberikan sedikit senyum seakan memberikan tanda kalau ia baik-baik saja.

Setelah berbasa-basi sebentar Om Piter yang sudah kukenal langsung menggandengku, sementara Liana bersama om Rudy yang sudah aku kenal juga sebelumnya. Dua orang lagi yang baru kukenal bernama om Suryadi yang minta dipanggil om Sur berpasangan dengan Ana serta om Faisal yang sangat tinggi dan tampan sepertinya juga merupakan keturunan campuran berpasangan dengan Luna. Mereka benar-benar pasangan yang menarik, seperti pasangan model.

Dan seperti dugaanku sebelumnya kami tidak berpesta dihall tapi diprivate room kembali. Tapi ternyata saat ini tidak seramai sebelumnya. Hanya kami berdelapan saja yang berpesta tanpa ada yang lainnya lagi.
Ana sempat sedikit bingung saat kami memasuki ruangan. Aku memberi penjelasan sedikit padanya tentang private room ini. Tapi private room yang kami saat ini sedikit berbeda dengan private room yang dulu pernah aku datangi saat pertama kali dugem bersama Liana. Yang sekarang ini luasnya sedikit lebih kecil, tanpa ada kamar tidurnya.



* * *



Kejadian selanjutnya bukan hanya membuat Ana, tapi aku juga terkejut.
Pelayan yang datang mempersiapkan tempat langsung menyuguhkan berbagai minuman dan makanan cemilan. Ada potongan buah-buahan, kacang-kacangan, dan chips yang masing-masing disediakan dalam sebuah nampah besar. Aqua botol, minuman energy, dan minuman soda masing-masing satu case, serta tiga botol minuman beralkohol dalam berbagai merek. Ditambah es batu dalam tempat serta pernak pernik lainnya.

Saat aku masih larut dalam pikiranku membayangkan apakah kami yang hanya delapan orang ini bisa menghabisi semua hidangan yang tersedia om Faisal mengeluarkan bungkusan plastik dari dalam kantongnya dan menuangkan isinya kedalam salah satu asbak bersih dimeja. Pil ecstacy yang jumlahnya mungkin ada sekitar dua puluhan lebih tertuang disana.

"Silahkan."

Katanya menawari sambil ia mengambil dan langsung menelan dua butir yang kemudian di ikuti oleh yang lainnya yang masing-masing juga langsung menelan dua butir.

Aku dan Ana yang duduk bersebelahan disofa saling berpandangan.

Melongo...

Cengo....

Tapi kemudian kami berdua tertawa bersama dan mengambil dan menelan masing-masing satu butir.
Satu butir sekali telan bagiku ataupun Ana sudah sangat terlalu banyak sekali. Kami biasa paling banya dalam satu malam hanya memakai setengah saja.

Benar saja, tak lama setelah aku menelannya langsung aku rasakan desakan pengaruh obat yang begitu kuat. Seluruh tubuhku terasa dingin menggigil dan perutku mual. Untung saja musik dan lampu yang sedari tadi sibuk distel Liana dan Luna sudah siap. Tanpa terkontrol kepala dan tubuhku langsung bergoyang kuat mengikuti irama dentuman house musik yang memekakkan telinga
Kulihat yang lainpum mulai ikut menggoyangkan tubuhnya memyatu dengan irama musik.

Kami mulai berpesta!



* * *



Dalam asyikku menikmati dentuman musik dan indahnya gemerlap lampu, om Piter dengan perlahan terus mengisi gelasku, memberikanku minuman beralkohol yang secara tak sadar sedikit demi sedikit masuk juga kedalam perutku.

Goyangan yang awalnya hanya sekedarnya saja perlahan mulai menjadi semakin berani. Dan seiring bertambah larutnya kami akan pengaruh ecstacy serta alkohol yang memabukkan goyangan kamipun semakin memanas. Kami semua sudah mulai berdiri dan menggoyang tubuh kami dengan liar.

Sesekali kurasakan ada tangan-tangan jahil yang sengaja menyentuh tubuhku, terutama bongkahan pantat dan dadaku. Aku yakin kalau yang menyentuhku bukan hanya tangan om Piter saja karena kami semua bergoyang berbaur semua begitu dekat dan saling berkeliling bertukaran pasangan. Dan aku juga tahu kalau hal ini tidak dirasakan olehku seorang saja, karena sesekali dengan jengah mataku bertemu dengan mata Anna yang sudah sama-sama sayu karena mabuk.



* * *
 
Wah mantap cerita lawas dilanjut lg...
Lanjut Hu Cece ama Anna nya diapain..., jgn kentang Hu...
 
Bimabet
kemana aja om?
sumpah kangen ama cerita satu ini.... layak ditunggu.... sayang lanjutannya bikin kentang hahhaa
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd