Penghianatan Shina
Shina
Tarman
Shina duduk termenung di dalam kamar, dia memikirkan apa yang telah ia lakukan semalam. Perasaan menyesal dan sangat bersalah muncul dalam hatinya, terasa tetes air mata mengalir di pipinya. Shina sang permaisuri raja telah mengkhianati suaminya, dia telah mengizinkan Tarman pengawal pribadinya menyetubuhi nya tadi malam. "Ratu, apakah ratu sakit ?" Budak wanita memanggil Shina dari luar kamar, namun Shina tidak membalas "saya mengantar makanan ratu" sambil membuka sedikit pintu kamar ratu "Tarok di situ aja" ucap ratu lirih "baik ratu" lalu budak itu pergi meninggalkan makanan itu. Tarman berdiri menghadap kamar Shina, dia tersenyum dalam hati karena persetubuhan hebatnya dengan Shina semalam, Tarman masih menunggu Shina untuk keluar dari kamarnya.
Hari pun sudah sore, namun Shina belum juga keluar dari kamarnya dan dia mencari seorang budak wanita "apakah ratu sudah makan mbok?" Ucap Tarman "gak tau mas, tadi dia hanya menyuruh menaruh makanan di lantai" ucap budak wanita "hmmm, baiklah mbok", Tarman kemudian meninggalkan budak itu. "Ratu, ratu tidak apa-apa" Tarman memanggil Shina dari depan kamar namun dia tidak mendapat jawaban. Tak berapa lama Shina keluar dari kamar, Tarman pun menghampiri "ratu.." sapa Tarman, namun ratu berlalu saja tanpa menjawab pertanyaan Tarman. Shina tampak duduk di sebuah pondokan di taman istana, Tarman mendekatinya "ratu, maaf atas perbuatanku tadi malam" Tarman mencoba berbicara kepada Shina. Namun Shina hanya diam tidak menjawab pertanyaan Tarman, Tarman pun hendak pergi meninggalkan ratu "tunggu.." ucap ratu "ratu, jika kau mau menghukumku atau mengadu kepada raja silahkan" ucap Tarman "tidak Tarman, kamu tidak salah" ratu berbicara sambil meneteskan air mata "boleh saya duduk ratu" Tarman meminta izin untuk duduk di samping ratu "hmmmm" ratu hanya menggumam untuk mengizinkan Tarman duduk disampingnya "ratu, apakah kau menyesal" Tarman melihat ke arah ratu, namun ratu hanya diam "kejadian itu tidak akan terjadi lagi ratu" Tarman sambil menghela nafas. Shina pun menangis "aku jahat Tarman,aku telah mengkhianati Anggara" Shina berbicara sambil terseduh "aku tidak pantas menjadi istrinya" Shina menangis saat berbicara pada Tarman "jangan menangis ratu" Tarman melirik ke arah Shina "bolehkah aku berbicara sesuatu ratu ?" Ucap Tarman, tanpa menunggu jawaban Tarman berucap "ratu kau adalah wanita yang sangat cantik, semua lelaki jatuh cinta padamu, tubuhmu, wajahmu, suaramu, rambutmu adalah bentuk kesempurnaan wanita" Tarman sambil menaruh tangganya di atas tangan Shina, Shina masih menangis namun tidak menepis tangan Tarman dari tangannya "jika saja aku di beri kesempatan untuk mencintaimu" Tarman kembali berbicara menatap Shina yang tertunduk. "Tapi Tarman, aku adalah seorang istri" Shina berbicara lirih "betul ratu, kau adalah istri, tapi kau adalah wanita, kau berhak memiliki perasaan" ujar Tarman sambil menggenggam tangan Shina "kita bisa melakukannya diam-diam di belakang raja" jemari Tarman mengusap tangan Shina. Shina hanya tertunduk kemudian melihat ke arah Tarman "tarmannn…" ketika ingin berbicara Shina di kagetkan dengan bibir Tarman yang telah mengecup lembut bibirnya "Shina, kau adalah wanita yang sangat cantik" Tarman menatap mata Shina yang sembab karena menangis, dia tidak lagi memanggil Shina ratu.
Shina menatap mata Tarman dan Tarman memajukan kepalanya dan mengecup bibir Shina, Shina pun membalas ciuman Tarman. Tarman dengan lembut memainkan lidahnya pada bibir Shina, Shina kini terbawa nafsu oleh permainan bibir Tarman. Tarman pun memeluk tubuh Shina "sluurpp...slurppp.." bunyi ciuman mereka, Tarman menyedot lidah Shina dan memilin lidah Shina, Shina pun membalas dengan melingkarkan tangannya di pundak Tarman dan memainkan lidahnya. "Tarman…" Shina menatap Tarman dengan mata yang sayu. Kemudian Tarman mengangkat tubuh Shina dan membawanya ke kamar Shina, Shina hanya pasrah dan merangkul pada leher Tarman.
Di dalam kamar Tarman langsung melumat bibir indah Shina, mereka saling menanggalkan baju mereka masing-masing. Tarman kembali mengangkat tubuh Shina dan membaringkannya di atas kasur. Kasur dimana tempat raja dan Shina si permaisuri raja yang hanya boleh bersetubuh di situ, namun kini Shina telah mengkhianati raja Anggara dengan bersetubuh dengan Tarman sang pengawal pribadinya. "Ouhhh… Tarman" Shina merangkul leher Tarman yang sedari tadi melumat bibirnya, Tarman pun mulai mengecup leher Shina, menjilatnya hingga ke puting payudara Shina. payudara Shina sebelah kiri di jilat dan gigitnya sementara jarinya bermain di puting sebelah kanan, wajah Shina melihat langit-langit ruangan merasakan nafsunya yang telah memuncak "tarmannnhhh….geliii" Shina mendesah sangat manja, desahan yang hanya di keluarkan ketika dia di tiduri oleh suaminya kini di keluarkan ketika Tarman merangsang dan menjilati seluruh tubuhnya. "Tarmannn….ouhhh sayang…" kini Shina mengeluarkan kata sayang terhadap Tarman. Jemari Tarman kini menggelitik klitoris Shina dan jari tengahnya masuk ke dalam liang kenikmatannya itu. "Shina, kau begitu cantik" Tarman menatap mata Shina yang sayu menahan gejolak nikmat dari liang vaginanya. Jemari Tarman semakin cepat mengocok vagina Shina. Desahan dari bibir Shina yang merah itu semakin kuat terdengar di penjuru kamar, pantatnya pun ikut terangkat-angkat seiring kocokan jari Tarman. Tarman melihat wajah Shina yang sedang di landa nafsu birahi, Shina pun merangkul pada lengan Tarman dan "ahhhkkkkk…. Sayanghhh" pantat Shina terangkat tinggi seiring orgasme yang dialaminya, nafasnya tersengal-sengal dan matanya tertutup rapat, tubuhnya lemas terkulai tidak bertenaga.
Tarman kini berdiri di hadapan Shina, mengarahkan penisnya kepada Shina. Shina pun duduk, dihadapnya telah ada penis Tarman yang besar dan berurat dan ada tonjolan-tonjolan di tepi penisnya, besarnya mungkin 2 kali lipat lebih besar dari penis suaminya. Shina melirik ke atas melihat mata Tarman "hisap sayang" Tarman mengusap rambut Shina. Shina membuka mulut dan memasukan penis Tarman ke mulutnya. Tarman kini memegang rambut Shina dan melipatnya ke atas kepala Shina, terlihatlah leher putih Shina yang mulus dan kepala nya yang maju mundur menghisap penis Tarman. "Ohhhh...betul Shina, seperti itu..ohhh" Tarman sangat menikmati oral yang di lakukan Shina, Shina sambil melirik ke atas namun tetap memaju mundurkan kepalanya, air liur Shina telah membasahi seluruh penis Tarman, tak luput buah zakar Tarman juga jadi santapan jilatan Shina. Kini Tarman memposisikan tubuh Shina menungging membelakangi nya "Shina, kau memiliki tubuh yang indah, sayang tidak di nikmati" sambil menyiapkan penisnya memasuki vagina Shina secara. Penis Tarman perlahan menerobos masuk ke dalam vagina Shina "ahhgggg… sayanghhh" lenguh Shina seiring penis Tarman memasuki vaginanya. Tarman kini memaju mundurkan penisnya sambil memegang tangan Shina ke belakang. Terlihat tubuh putih Shina yang mulus dan mengkilap karena keringat yang mulai keluar seiring goyangan Tarman pada tubuhnya "ahhh...ahhh..ahhh…" Shina mendesah. Tarman mempercepat sodokannya pada penis Shina "ouhhh... Shina, tubuhmu nikathh" Tarman menampar pantat Shina. "Ahhkk...ahhkk.. teruss" Shina kini telah lupa siapa dirinya. Tarman kini membalikan tubuh Shina dan langsung segera memasukan penisnya sambil memegang kedua tangan Shina Tarman langsung mengendor vagin Shina dengan cepat "ahhhh….ahhh...ahhhhh" tatapan Shina sayu kepada Tarman, Tarman menaikan kedua kaki Shina di bahunya dan memasukan penisnya sedalam-dalamnya ke vagina Shina "ouuuhhhhh….. ouuuhhhh" kepala Shina mengadah ke atas dan matanya terpejam "sayangghhh...ampunnhh.." tangan Shina memegang kepala Tarman. Keringat telah memenuhi tubuh mereka, keringat mereka telah bercampur seiring tubuh mereka yang semakin ingin mencapai kepuasan. Tarman menghentikan goyangan penisnya dan menatap mata Shina, Shina terengah-engah menatap Tarman sayu "pelukk…" tangan Shina terbuka meminta tubuhnya di peluk oleh Tarman. Tarman pun memeluk Shina "ahhh... Shina, bolehkah aku selalu menikmati tubuhmu" ucap Tarman di telinga Shina "ohhh...ohhh...bolehh tarmannnhh" Shina memeluk erat Tarman, kakinya menjepit pinggul Tarman seakan meminta jangan di lepas "kita telah mengkhianati raja...ohhh" Tarman meracau dan mempercepat sodokannya "ooohhh...oohhh...ohhhh Tarmannnb aku sampaiihh" Shina menggigit bahu Tarman "kita keluar bersama Shina" Tarman semakin mempercepat goyangannya "aaahhhkkkkkkk" Shina mengejang seiring orgasme yang dia dapat disusul Tarman yang menancapkan dalam-dalam penisnya ke rahim Shina dan menyemprotkan spermanya yang banyak ke dalam rahim Shina.
Shina masih memeluk Tarman dengan nafas yang belum teratur, kemudian Tarman membalikan tubuh Shina dalam pelukannya "Tarman, jangan bilang siapa-siapa tentang ini" Shina merapatkan pelukannya di dada Tarman "tidak Shina, ini rahasia kita" Tarman mengusap punggung Shina "kamu sangat cantik Shina" Tarman mencium kening Shina. Shina pun tertidur di pelukan Tarman.
Shina terbangun dari tidurnya dan mendapati Tarman masih memeluknya "Tarman, kau harus segera pergi, nanti ada pengawal lain datang" Shina membangunkan Tarman "ahh...sudah pagi" Tarman terbangun dan menatap wajah Shina yang sangat cantik. Tarman pun mengecup bibir Shina dan Shina pun membalas kecupan Tarman "ayo Tarman, nanti kita bertemu lagi" Shina menyuruh Tarman untuk keluar kamarnya. Tarman pun bangkit dan mengecup kening Shina sambil tersenyum, Shina pun sedikit tertawa dan memukul pantat Tarman.
Bersambung.