Sukapepaya
Semprot Lover
- Daftar
- 20 Jan 2020
- Post
- 207
- Like diterima
- 4.631
"Aahhhhkkk…..ahhhkkk…." Desah Shina ketika menerima hentakan penis Tarman. Tarman yang menggenjot Shina dari belakang memegang pinggulnya dan sesekali memukul pantat Shina "plak...plak…" sambil mempercepat goyangannya. Malam itu di kamar raja telah terjadi persetubuhan panas antara pengawal dan permaisuri raja, Shina telah menyerahkan tubuhnya kepada Tarman si pengawal untuk di nikmati setiap hari.
Telah beberapa hari berlalu sejak kejadian Tarman bisa menikmati tubuh Shina, kini Shina tidak memikirkan lagi Anggara yang sedang berperang dia telah lupa kepada suaminya itu. "Tarman…. Tarman… " teriak Shina mencari-cari Tarman ke setiap sudut istana "ada apa ratu ?" Ucap seorang penjaga istana "kau melihat Tarman ?" Tanya Shina "tidak ratu, hari ini aku tidak melihatnya" hingga malam hari Tarman tidak juga menampakkan diri. Shina terduduk di dalam kamar, dia sangat kesepian hari itu karena biasanya dia di hibur oleh Tarman pengawl pribadinya, baik itu candaan Tarman maupun tubuhnya yang di buat melayang-melayang oleh penis Tarman. Keesokan harinya penjaga berlari ke arah kamar Shina "ratu...ratuu…." Teriak penjaga "ada apa ?" Ucap Shina membuka pintu "Tarman di temukan meninggal di kasta bawah" penjaga berbicara kepada ratu "apaaaa…." Shina terlihat terkejut dan matanya sedikit berkaca "antar aku kesana" ucap Shina kepada penjaga.
Shina menatap Tarman yang terbujur kaku di tanah di dekat air terjun kasta bawah, ada bekas gigitan ular di lehernya. Tubuh itu adalah Tarman yang asli yang telah di bunuh oleh saka, namun Shina tidak mengetahui bahwa Tarman yang selama ini yang berselingkuh dengannya adalah saka yang menyamar. Air mata Shina turun membasahi pipi, dia duduk termenung di kamarnya menatap ke arah taman. Masih jelas di ingatannya tentang Tarman, bahkan raja Anggara tidak ada terlintas di fikiran Shina, yang ada hanya Tarman. Satu yang dia ingat yaitu bagaimana penis Tarman membuatnya terbuai akan kenikmatan nafsu birahi, paha mulus Shina pun merapat saling menggesek dan tangannya mulai mengarah pada vaginanya "ouhhh.. Tarman" Shina sedikit mendesah, dia terbayang akan persetubuhan nikmat antara dirinya dan Tarman, disisi lain saka memperhatikan Shina dari atas pohon yang menghadap ke arah kamar Shina "hemmm, tenang Shina, aku tidak akan membuatmu menahan nafsu birahi mu, aku akan datang untuk memuaskan mu" senyum saka dan berlalu pergi dengan wujud ularnya.
Hari berlalu, tidak ada kabar dari raja Anggara. Shina tidak merasa resah karena tidak ada kabar dari suaminya, yang ia rasakan hanya rindu akan Tarman dan penis Tarman, ya penis Tarman telah membuat dia lupa bahwa dia adalah seorang ratu yang harus setia kepada raja, terlebih raja sangat mencintai nya. Hari itu Shina berjalan di tengah kota, Shina di kawal oleh 2 org penjaga "pengawal, bukankah hari ini hari penyerahan bahan makanan dari kasta bawah ya ?" Tanya Shina "iya ratu" ucap pengawal "antar aku kesana, aku ingin melihat-lihat" sambil berjalan ke arah gerbang "baik ratu", mereka berjalan ke arah gerbang kasta atas dan kasta bawah. Shina melihat proses penyerahan barang yang di lakukan kasta bawah, ada yang membawa beras, buah, hewan ternak maupun sayur-sayuran dan susu-susu segar. Di kejauhan Shina melihat seorang lelaki dari kasta bawah yang sedang mengarahkan penisnya ke sebuah batang pohon, air pun mengucur keluar dari penis nya. Shina terpaku menatap penis lelaki itu, tidak tegang tapi sudah kelihatan besar "ouhhh kenapa dengan fikiran ku ini" Shina bergumam dalam hati. Lelaki itu kemudian tau bahwa dia dilihat oleh sang ratu, kemudian melempar senyum kepada ratu. Lelaki itu adalah saka yang berubah menjadi salah satu orang kasta bawah, saka sengaja mengeluarkan penisnya menghadap ke ratu "ahhhhh….lega" ucap saka sambil menggoyangkan penisnya dan melihat ke arah Shina sambil tersenyum. Shina pun memalingkan mukanya saat tatapannya bertemu dengan saka, "ohhh….kenapa aku memikirkan penis lelaki itu" Shina tidak tau mengapa fikirnanya menjadi kotor dan rindu akan penis Tarman. Saka pun tersenyum ke arah ratu dan menganggukan wajahnya ke arah Shina untuk mengikuti nya pergi ke suatu tempat. Shina yang melihat hal itu fikiranya menjadi kacau, di satu sisi dia memikirkan dirinya adalah seorang ratu dan harus menjaga kehormatannya namun disisi lain hatinya tidak sejalan dengan otaknya, Shina yang rindu akan penis Tarman membuat vaginanya basah apalagi telah melihat penis lelaki dari kasta bawah itu. "Pengawal tunggu aku disini" perintah Shina "tapi ratu, ratu tidak diizinkan pergi sendirian di kasta bawah" sanggah pengawal "tunggu saja disini, ini perintah" tegas Shina kepada pengawalnya "baik ratu, kalau terjadi apa-apa teriaklah, kami akan membantai semua orang kasta bawah jika berani macam-macam dengan ratu" ucap pengawal. Shina pun menelusuri jalan setapak, melirik ke kiri dan kekanan mencari kemana perginya lelaki itu. Tak jauh dari tempat dia berdiri Shina melihat lelaki itu memasuki sebuah tempat seperti penyimpanan padi dan melihat lelaki itu tersenyum kepadanya.
Shina mengikuti arah lelaki itu dan kemudian melongokan kepalanya ke dalam lumbung padi "masuk ratu" Shina pun terkejut dengan suara itu "kemarilah" Shina kemudian masuk perlahan dan melihat lelaki itu duduk di atas tumpukan padi "haha...ratuu Shina" senyum lelaki itu "hmmmm, sii.siapa namamu?" Shina terbata karena malu telah masuk ke dalam tempat itu, lelaki itupun mendekat ke arah Shina hingga memepetkan tubuhnya ke arah Shina. Shina pun memundurkan langkahnya dan kini tersandar di dinding kayu tempat itu "hmmm panggil aku kasimmhhh" sambil menghembuskan nafas di leher Shina "ouhhh.." tanpa sadar Shina sedikit mendesah "tubuhmu sangat wangi ratu Shina" Kasim mengendus leher shina, kedua tangannya berada diantara bahu Shina. "Cupp.." dia mengecup leher Shina, tanpa sadar Shina membuka lehernya seperti mengizinkan Kasim menjelajah lebih jauh. "Sluurpp…." Kasim menjilat sekali pada leher Shina "ouuhhh" Shina mendesah manja, matanya tertutup "buka matamu ratu" ucap Kasim, Shina pun membuka mata secara perlahan dan tiba-tiba Kasim langsung menyodorkan mulutnya ke bibir mungil Shina "slurpp...slurppp" bunyi jilatan mulut Kasim pada bibir Shina, bibir Shina hanya terbuka tanpa adanya penolakan maupun ikut memainkan lidahnya. Kasim masih menghisap-hisap lidah Shina, lidahnya bermain dalam bibir shina, bibir atas hingga ke bawah tak luput dari hisapannya "ahhh…..sluurrrrppp...hmmppp" Shina mengeluarkan desahan yang tertahan oleh bibir Kasim.
Kasim menatap mata Shina, bibir Shina kini telah belepotan oleh air Liur Kasim yang sejak tadi dengan ganas menjilati bibirnya. Kasim mengangkat Shina dan merebahkannya di lantai, Shina hanya pasrah di perlakukan oleh Kasim, "Shina kau begitu cantik, kau akan aku puaskan" Kasim kembali menjilati bibir Shina "ouhhh….ahhhh...hmppp…" Shina kini mendesah mendapat ciuman dari kasim, tangan Kasim kini telah meremas-remas payudara mulus dan kencang milik Shina.
Jilatan Kasim beralih ke leher jenjang Shina dengan ganas Kasim menjilati setiap inci kulit mulus Shina dan menyisakan air liurnya yang belepotan pada kulit Shina. Baju Shina telah terbuka, Shina tidak melakukan perlawanan saat Kasim membuka bajunya "ini kan yang kau inginkan ratu" Kasim membuka baju dan celananya, terpampanglah penis besarnya yang telah tegang sempurna, penis Kasim sangat besar, sama dengan penis Tarman. Penis itu berwarna hitam, berurat dan memiliki tonjolan-tonjolan di pinggirannya. Kasim beralih ke vagina Shina yang telah terpampang "kau sudah becek ratu" Kasim melihat vagina Shina yang indah dan basah, Shina hanya menatap sayu ke arah Kasim "hmmmmm, wangi" Kasim menghirup aroma vagina Shina "aaakkhhhhh…." Desah Shina ketika lidah Kasim mendarat di vaginanya "ahh..ahh..ahhh.." Shina mendesah manja seiring Kasim yang dengan ganas menjilat vaginanya "Sluurpp... slurppp, tidak berubah rasanyahhh" Kasim masih ingat rasa vagina Shina ketika dia berwujud Tarman "ahhh…." Shina memegang kepala Kasim. Kasim memutar badannya, mengarahkan penisnya ke mulut Shina. Klitoris Shina di gigit kecil oleh Kasim membuat pantatnya terangkat oleh gigitan Kasim, anusnya pun telah basah oleh jilatan kasim. Sementara itu penis Kasim yang berada di depan mulutnya tanpa sadar masuk ke mulutnya, kasim pun menggoyangkan penisnya dalam mulut Shina.
Kini Kasim membalikan tubuh Shina dalam posisi menungging. Shina pun hanya menurut tanpa melakukan perlawanan, pikirannya telah kalah dengan nafsu birahinya "plak..plak.." Kasim menampar pantat Shina kiri dan kanan "lihat pantat indahmu ratu" Kasim tak hentinya menampar pantat Shina hingga meninggalkan bercak kemerahan "Ahhkkkk...ahkkk" Shina hanya mendesah dan pantatnya ikut bergoyang ketika tangan Kasim menampar pantatnya. Kasim memposisikan penisnya ke vagina Shina dan memajukan pelan "ooouuhhhhhh…" Shina mendesah panjang seiring masuknya penis Kasim. Perlahan pinggul Kasim bergerak maju mundur untuk memompa penisnya di dalam vagina Shina, kini kepala Shina mengadah ke atas dan matanya tertutup tangan kirinya menutup mulutnya menahan agar suara desahannya tidak kuat terdengar. Kasim mempercepat tempo goyangan penisnya pada vagina Shina "plok..plok..plok.." bunyi peraduan penis kasim dan vagina Shina "ouhhh….ratu... memekmuhh...nikmath" Kasim tanpa ampun menggenjot vagina Shina "ahh...ahhh..ahhhh" Shina kini tak kuat menahan desahan yang keluar dari mulutnya. Kasim pun mendirikan tubuh Shina. Shina berpegangan pada dinding tempat itu, Kasim menggenjot vagina Shina dengan cepat sambil sesekali menampar pantat Shina "plak..plak..gilahh ni pantat..ouhh" Kasim meracau "ohhh...gelihh.. ampunhhhh" Shina tak dapat mengontrol dirinya. Kasim melepas penisnya, Shina pun terduduk lemas membelakangi Kasim "ahh...ahhh...hmmmpp.." nafas Shina tersengal "lihat kesini ratu" ucap kasim, Shina pun melirik ke arah Kasim, terlihatlah penis Kasim yang besar dan berurat basah oleh cairan vaginanya. Kasim pun berbaring di atas tumpukan padi "kesini ratu" perintah Kasim memegang tangan Shina, Shina pun mengikuti perintah Kasim menaiki tubuhnya, pantat Shina turun perlahan menduduki penis Kasim "ahhhhkkkk" kepalanya mengadah ke atas seiring masuknya penis Kasim ke dalam liang kenikmatannya "goyang ratu" perintah Kasim, Shina menatap sayu ke arah Kasim dan mulai memaju mundurkan pantatnya "aahhhkkkkk" desah Shina, tangannya kini berada di perut Kasim sambil memaju mundurkan pantatnya "plak…" Kasim menampar pantat Shina. Shina yang lemas menjatuhkan tubuhnya kepelukan Kasim . Kasim kini memegang pantat Shina dan menaik turunkan pantat Shina, lengan Shina kini berada di dada Kasim dan wajahnya tertempel di dada Kasim "ahhh...ahhh... akuhhh...keluarhh.." desah Shina tak karuan dan tiba-tiba tubuh Shina mengejang.
Tanpa memberikan Shina menarik nafas Kasim membalikan tubuh Shina dan kembali menggenjot vagina Shina. Shina yang lemas hanya mendesah dan menggeleng ke kiri dan kanan, sekitar 30 menit Kasim menggenjot vagina Shina "ahh...ahh...ratuhhh…" Kasim menancapkan dalam-dalam penisnya ke vagina Shina dan croottt...crot..croot… tumpah lah sperma Kasim ke dalam rahim Shina.
Tubuh Shina di biarkan terbaring di lantai oleh kasim, dia duduk di sebelah Shina "kalau kau mau datanglah ke sini lagi ratu" ucap Kasim melirik Shina "ahhh…" Shina tidak menjawab dia hanya mengatur nafasnya. Shina tersadar, kini dia langsung berdiri dan memakai pakaiannya lalu pergi dari tempat itu, sebelum melewati pintu dia melihat kebelakang ke arah Kasim, Kasim pun melihatnya dan tersenyum. Shina kemudian meninggalkan tempat itu.
Bersambung.
Telah beberapa hari berlalu sejak kejadian Tarman bisa menikmati tubuh Shina, kini Shina tidak memikirkan lagi Anggara yang sedang berperang dia telah lupa kepada suaminya itu. "Tarman…. Tarman… " teriak Shina mencari-cari Tarman ke setiap sudut istana "ada apa ratu ?" Ucap seorang penjaga istana "kau melihat Tarman ?" Tanya Shina "tidak ratu, hari ini aku tidak melihatnya" hingga malam hari Tarman tidak juga menampakkan diri. Shina terduduk di dalam kamar, dia sangat kesepian hari itu karena biasanya dia di hibur oleh Tarman pengawl pribadinya, baik itu candaan Tarman maupun tubuhnya yang di buat melayang-melayang oleh penis Tarman. Keesokan harinya penjaga berlari ke arah kamar Shina "ratu...ratuu…." Teriak penjaga "ada apa ?" Ucap Shina membuka pintu "Tarman di temukan meninggal di kasta bawah" penjaga berbicara kepada ratu "apaaaa…." Shina terlihat terkejut dan matanya sedikit berkaca "antar aku kesana" ucap Shina kepada penjaga.
Shina menatap Tarman yang terbujur kaku di tanah di dekat air terjun kasta bawah, ada bekas gigitan ular di lehernya. Tubuh itu adalah Tarman yang asli yang telah di bunuh oleh saka, namun Shina tidak mengetahui bahwa Tarman yang selama ini yang berselingkuh dengannya adalah saka yang menyamar. Air mata Shina turun membasahi pipi, dia duduk termenung di kamarnya menatap ke arah taman. Masih jelas di ingatannya tentang Tarman, bahkan raja Anggara tidak ada terlintas di fikiran Shina, yang ada hanya Tarman. Satu yang dia ingat yaitu bagaimana penis Tarman membuatnya terbuai akan kenikmatan nafsu birahi, paha mulus Shina pun merapat saling menggesek dan tangannya mulai mengarah pada vaginanya "ouhhh.. Tarman" Shina sedikit mendesah, dia terbayang akan persetubuhan nikmat antara dirinya dan Tarman, disisi lain saka memperhatikan Shina dari atas pohon yang menghadap ke arah kamar Shina "hemmm, tenang Shina, aku tidak akan membuatmu menahan nafsu birahi mu, aku akan datang untuk memuaskan mu" senyum saka dan berlalu pergi dengan wujud ularnya.
Hari berlalu, tidak ada kabar dari raja Anggara. Shina tidak merasa resah karena tidak ada kabar dari suaminya, yang ia rasakan hanya rindu akan Tarman dan penis Tarman, ya penis Tarman telah membuat dia lupa bahwa dia adalah seorang ratu yang harus setia kepada raja, terlebih raja sangat mencintai nya. Hari itu Shina berjalan di tengah kota, Shina di kawal oleh 2 org penjaga "pengawal, bukankah hari ini hari penyerahan bahan makanan dari kasta bawah ya ?" Tanya Shina "iya ratu" ucap pengawal "antar aku kesana, aku ingin melihat-lihat" sambil berjalan ke arah gerbang "baik ratu", mereka berjalan ke arah gerbang kasta atas dan kasta bawah. Shina melihat proses penyerahan barang yang di lakukan kasta bawah, ada yang membawa beras, buah, hewan ternak maupun sayur-sayuran dan susu-susu segar. Di kejauhan Shina melihat seorang lelaki dari kasta bawah yang sedang mengarahkan penisnya ke sebuah batang pohon, air pun mengucur keluar dari penis nya. Shina terpaku menatap penis lelaki itu, tidak tegang tapi sudah kelihatan besar "ouhhh kenapa dengan fikiran ku ini" Shina bergumam dalam hati. Lelaki itu kemudian tau bahwa dia dilihat oleh sang ratu, kemudian melempar senyum kepada ratu. Lelaki itu adalah saka yang berubah menjadi salah satu orang kasta bawah, saka sengaja mengeluarkan penisnya menghadap ke ratu "ahhhhh….lega" ucap saka sambil menggoyangkan penisnya dan melihat ke arah Shina sambil tersenyum. Shina pun memalingkan mukanya saat tatapannya bertemu dengan saka, "ohhh….kenapa aku memikirkan penis lelaki itu" Shina tidak tau mengapa fikirnanya menjadi kotor dan rindu akan penis Tarman. Saka pun tersenyum ke arah ratu dan menganggukan wajahnya ke arah Shina untuk mengikuti nya pergi ke suatu tempat. Shina yang melihat hal itu fikiranya menjadi kacau, di satu sisi dia memikirkan dirinya adalah seorang ratu dan harus menjaga kehormatannya namun disisi lain hatinya tidak sejalan dengan otaknya, Shina yang rindu akan penis Tarman membuat vaginanya basah apalagi telah melihat penis lelaki dari kasta bawah itu. "Pengawal tunggu aku disini" perintah Shina "tapi ratu, ratu tidak diizinkan pergi sendirian di kasta bawah" sanggah pengawal "tunggu saja disini, ini perintah" tegas Shina kepada pengawalnya "baik ratu, kalau terjadi apa-apa teriaklah, kami akan membantai semua orang kasta bawah jika berani macam-macam dengan ratu" ucap pengawal. Shina pun menelusuri jalan setapak, melirik ke kiri dan kekanan mencari kemana perginya lelaki itu. Tak jauh dari tempat dia berdiri Shina melihat lelaki itu memasuki sebuah tempat seperti penyimpanan padi dan melihat lelaki itu tersenyum kepadanya.
Shina mengikuti arah lelaki itu dan kemudian melongokan kepalanya ke dalam lumbung padi "masuk ratu" Shina pun terkejut dengan suara itu "kemarilah" Shina kemudian masuk perlahan dan melihat lelaki itu duduk di atas tumpukan padi "haha...ratuu Shina" senyum lelaki itu "hmmmm, sii.siapa namamu?" Shina terbata karena malu telah masuk ke dalam tempat itu, lelaki itupun mendekat ke arah Shina hingga memepetkan tubuhnya ke arah Shina. Shina pun memundurkan langkahnya dan kini tersandar di dinding kayu tempat itu "hmmm panggil aku kasimmhhh" sambil menghembuskan nafas di leher Shina "ouhhh.." tanpa sadar Shina sedikit mendesah "tubuhmu sangat wangi ratu Shina" Kasim mengendus leher shina, kedua tangannya berada diantara bahu Shina. "Cupp.." dia mengecup leher Shina, tanpa sadar Shina membuka lehernya seperti mengizinkan Kasim menjelajah lebih jauh. "Sluurpp…." Kasim menjilat sekali pada leher Shina "ouuhhh" Shina mendesah manja, matanya tertutup "buka matamu ratu" ucap Kasim, Shina pun membuka mata secara perlahan dan tiba-tiba Kasim langsung menyodorkan mulutnya ke bibir mungil Shina "slurpp...slurppp" bunyi jilatan mulut Kasim pada bibir Shina, bibir Shina hanya terbuka tanpa adanya penolakan maupun ikut memainkan lidahnya. Kasim masih menghisap-hisap lidah Shina, lidahnya bermain dalam bibir shina, bibir atas hingga ke bawah tak luput dari hisapannya "ahhh…..sluurrrrppp...hmmppp" Shina mengeluarkan desahan yang tertahan oleh bibir Kasim.
Kasim menatap mata Shina, bibir Shina kini telah belepotan oleh air Liur Kasim yang sejak tadi dengan ganas menjilati bibirnya. Kasim mengangkat Shina dan merebahkannya di lantai, Shina hanya pasrah di perlakukan oleh Kasim, "Shina kau begitu cantik, kau akan aku puaskan" Kasim kembali menjilati bibir Shina "ouhhh….ahhhh...hmppp…" Shina kini mendesah mendapat ciuman dari kasim, tangan Kasim kini telah meremas-remas payudara mulus dan kencang milik Shina.
Jilatan Kasim beralih ke leher jenjang Shina dengan ganas Kasim menjilati setiap inci kulit mulus Shina dan menyisakan air liurnya yang belepotan pada kulit Shina. Baju Shina telah terbuka, Shina tidak melakukan perlawanan saat Kasim membuka bajunya "ini kan yang kau inginkan ratu" Kasim membuka baju dan celananya, terpampanglah penis besarnya yang telah tegang sempurna, penis Kasim sangat besar, sama dengan penis Tarman. Penis itu berwarna hitam, berurat dan memiliki tonjolan-tonjolan di pinggirannya. Kasim beralih ke vagina Shina yang telah terpampang "kau sudah becek ratu" Kasim melihat vagina Shina yang indah dan basah, Shina hanya menatap sayu ke arah Kasim "hmmmmm, wangi" Kasim menghirup aroma vagina Shina "aaakkhhhhh…." Desah Shina ketika lidah Kasim mendarat di vaginanya "ahh..ahh..ahhh.." Shina mendesah manja seiring Kasim yang dengan ganas menjilat vaginanya "Sluurpp... slurppp, tidak berubah rasanyahhh" Kasim masih ingat rasa vagina Shina ketika dia berwujud Tarman "ahhh…." Shina memegang kepala Kasim. Kasim memutar badannya, mengarahkan penisnya ke mulut Shina. Klitoris Shina di gigit kecil oleh Kasim membuat pantatnya terangkat oleh gigitan Kasim, anusnya pun telah basah oleh jilatan kasim. Sementara itu penis Kasim yang berada di depan mulutnya tanpa sadar masuk ke mulutnya, kasim pun menggoyangkan penisnya dalam mulut Shina.
Kini Kasim membalikan tubuh Shina dalam posisi menungging. Shina pun hanya menurut tanpa melakukan perlawanan, pikirannya telah kalah dengan nafsu birahinya "plak..plak.." Kasim menampar pantat Shina kiri dan kanan "lihat pantat indahmu ratu" Kasim tak hentinya menampar pantat Shina hingga meninggalkan bercak kemerahan "Ahhkkkk...ahkkk" Shina hanya mendesah dan pantatnya ikut bergoyang ketika tangan Kasim menampar pantatnya. Kasim memposisikan penisnya ke vagina Shina dan memajukan pelan "ooouuhhhhhh…" Shina mendesah panjang seiring masuknya penis Kasim. Perlahan pinggul Kasim bergerak maju mundur untuk memompa penisnya di dalam vagina Shina, kini kepala Shina mengadah ke atas dan matanya tertutup tangan kirinya menutup mulutnya menahan agar suara desahannya tidak kuat terdengar. Kasim mempercepat tempo goyangan penisnya pada vagina Shina "plok..plok..plok.." bunyi peraduan penis kasim dan vagina Shina "ouhhh….ratu... memekmuhh...nikmath" Kasim tanpa ampun menggenjot vagina Shina "ahh...ahhh..ahhhh" Shina kini tak kuat menahan desahan yang keluar dari mulutnya. Kasim pun mendirikan tubuh Shina. Shina berpegangan pada dinding tempat itu, Kasim menggenjot vagina Shina dengan cepat sambil sesekali menampar pantat Shina "plak..plak..gilahh ni pantat..ouhh" Kasim meracau "ohhh...gelihh.. ampunhhhh" Shina tak dapat mengontrol dirinya. Kasim melepas penisnya, Shina pun terduduk lemas membelakangi Kasim "ahh...ahhh...hmmmpp.." nafas Shina tersengal "lihat kesini ratu" ucap kasim, Shina pun melirik ke arah Kasim, terlihatlah penis Kasim yang besar dan berurat basah oleh cairan vaginanya. Kasim pun berbaring di atas tumpukan padi "kesini ratu" perintah Kasim memegang tangan Shina, Shina pun mengikuti perintah Kasim menaiki tubuhnya, pantat Shina turun perlahan menduduki penis Kasim "ahhhhkkkk" kepalanya mengadah ke atas seiring masuknya penis Kasim ke dalam liang kenikmatannya "goyang ratu" perintah Kasim, Shina menatap sayu ke arah Kasim dan mulai memaju mundurkan pantatnya "aahhhkkkkk" desah Shina, tangannya kini berada di perut Kasim sambil memaju mundurkan pantatnya "plak…" Kasim menampar pantat Shina. Shina yang lemas menjatuhkan tubuhnya kepelukan Kasim . Kasim kini memegang pantat Shina dan menaik turunkan pantat Shina, lengan Shina kini berada di dada Kasim dan wajahnya tertempel di dada Kasim "ahhh...ahhh... akuhhh...keluarhh.." desah Shina tak karuan dan tiba-tiba tubuh Shina mengejang.
Tanpa memberikan Shina menarik nafas Kasim membalikan tubuh Shina dan kembali menggenjot vagina Shina. Shina yang lemas hanya mendesah dan menggeleng ke kiri dan kanan, sekitar 30 menit Kasim menggenjot vagina Shina "ahh...ahh...ratuhhh…" Kasim menancapkan dalam-dalam penisnya ke vagina Shina dan croottt...crot..croot… tumpah lah sperma Kasim ke dalam rahim Shina.
Tubuh Shina di biarkan terbaring di lantai oleh kasim, dia duduk di sebelah Shina "kalau kau mau datanglah ke sini lagi ratu" ucap Kasim melirik Shina "ahhh…" Shina tidak menjawab dia hanya mengatur nafasnya. Shina tersadar, kini dia langsung berdiri dan memakai pakaiannya lalu pergi dari tempat itu, sebelum melewati pintu dia melihat kebelakang ke arah Kasim, Kasim pun melihatnya dan tersenyum. Shina kemudian meninggalkan tempat itu.
Bersambung.