Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

My Lovely Jinan (JKT48)

puas dengan cerita?

  • ya

    Votes: 68 77,3%
  • tidak

    Votes: 20 22,7%

  • Total voters
    88
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mana nih lanjutannya, dari sekian banyak yg nulis jeketian, ane cuma cocok sama gaya nulis ente nih ;)
 
C1FtnX2UcAArFXq.jpg



My Lovely Jinan

Waktu menunjukkan pukul 22:40, hujan disertai angin cukup lebat malam ini. Aku masih berteduh di halte bis pinggir jalan sudirman sejak 20 menit lalu. Sebelumnya aku ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu. Namaku Darrell, cuma mahasiswa tahun ke tiga di salah satu universitas di selatan Jakarta yang sedikit beruntung dalam percintaan.

Sudah dua bulan ini aku dekat dengan salah satu adik temanku, namanya Jinan. Dia adalah salah satu anggota grup idola yg cukup ramai diperbincangan anak muda Jakarta. Aku sedang di jalan menjemput Jinan, tapi hujan hanya reda sedikit, kalau nekat udah pasti basah kuyup, aku pun berinisiatif buat menelepon Jinan yang sekiranya udah selesai latian

"nan kamu udah selesai latian?"

"udah nih kak, kakak dimana? ujannya deres banget"

"iya ini aku udah di bunderan senayan, dikit lagi juga FX tapi masih neduh di halte, tunggu reda ya"

"tapi udah pada pulang kak, aku cuma berdua sama Christi ini, tembus aja deh ujannya!"

"yakin nembus ujan? basah kuyup kalo ditembus ini sih"

"iya udah tembus aja kak, basah air doang kan"

"yaudah aku jalan nih ya, kamu tunggu di ATM Center lobby bawah ya"

"iya kak, cepet!"


Tanpa pikir panjang aku pun langsung melanjutkan perjalanan ke FX dengan menembus hujan angin yang lumayan deras. Air hujan yang dingin beserta angin kencang menerpa tubuhku yang berbalut jaket kulit. Tak lama kemudian aku pun sampai di FX dan langsung menuju lobby bawah tempat dimana aku suruh Jinan untuk menunggu. Terlihatlah gadis cantik berkacamata dengan tubuh kurus dan berrambut panjang mengenakan jaket hoodie berwarna pink dan celana jogger yang sedang menunggu sendirian.


"kakak lama banget sih, ditinggal Christi aku jadinya"

"ya namanya ujan lama banget, ntar aku aku sakit yang jemput kamu siapa"

"abang abang ojek online lah hahaha"

"bener ya ga aku jemput"

"eh enggak enggak haha"

"yaudah ini kita mau lanjutin jalan apa nunggu dulu?"

"lanjut aja kak, kalo sakit juga gapapa sih, besok aku libur ini"

"yaudah lanjut aja ya, apa kamu mau ke kosan aku dulu nunggu ujannya reda? kan lebih deket dari sini"

“hmm yaudah deh kak, aku sekalian mandi sama ganti baju aja akunya, daripada nanti masuk angin”

“yaudah”


aku pun memberikan helm kepada Jinan dan kusuruh dia naik ke motorku, langsung aja aku tarik gas menuju kosanku dengan menembus hujan bersama Jinan.

***

Sesampainya di kosanku, Jinan meminta handuk dan memintaku menyalakan air hangat untuk ia mandi, kebetulan kosanku memiliki kamar mandi di dalam dan air hangat. aku pun membiarkannya mandi lebih dulu, aku mengeringkan tubuh secukupnya dan mengeluarkan satu kaleng bir, satu botol whisky simpananku dan sekaleng kola untuk campuran whisky dari kulkas kecil yang kumiliki.


"nan baju kamu yang basah masukin ke tempat baju kotor aku aja tuh biar sekalian aku laundry besok" teriakku kepada Jinan yang sedang mandi

"iya kak, ntar aku bayar uang laundry-nya" sahutnya dari dalam kamar mandi

"udah gausah, aku aja yang bayar"

"yey dibayarin hehe"

"haha iya udah selow aja"

saat aku memutar beberapa lagu dari laptop sambil menikmati hangatnya sekaleng bir dan beberapa teguk whisky, Jinan keluar dari kamar mandi hanya dengan berbalut handuk menutupi tubuhnya.

"eh gila nan ga pake baju di dalem kamar mandi?" tanya ku kaget

"lah emang kenapa kak?" dia menjawab dengan polos

"ya gaenak aja gitu kan kamu ganti baju di depan cowok"

"gapapa kali kak haha"

"terserah kamu aja deh nan haha"

"eh minum apa itu kak? cobain dong" Jinan melihat seloki yang sudah kuisi

"heh, belom cukup umur, gaboleh kakak minum ginian"

"yailah kak, aku tau kakak minum juga pas belom cukup umur haha" ledeknya

"ya aku kan cowok"

"emang cewek gaboleh?"

"hmm, iya deh iya, satu shot aja, jangan banyak banyak"

aku pun memberikan satu shot whisky kola dan satu shot bir kepadanya. tanpa ragu ia langsung menenggak minuman yang aku berikan.

"enakan yang pake kola kak, birnya pait banget"

"iya lah, kalo ga pake kola juga pait itu, ya kalo bir mah emang pait"

"ooh gitu ya kak"

"yaudah aku mandi dulu ya, ini laptop diemin aja aku mau dengerin lagu sambil mandi haha"

"yaudah kak iya"


aku langsung beranjak dari tempatku duduk dan segera mengambil pakaian serta handuk dari dalam lemari dan bergegas mandi. setelah 15 menit mandi dan mengenakan pakaian, aku keluar dari kamar mandi dan terlihat jinan yang sudah berpakaian menenggak lagi minuman yang ku tinggalkan, entah berapa shot hingga membuat wajah jinan memerah dan matanya pun sudah sedikit sayu


"wah kamu minum lagi nan!?"

"iya kak, enak abisnya hehe"

"yah stok aku buat 2 minggu"

"udah kak ntar aku gantiin"

"yakin kamu? hahaha"

"iya yakin"

"aku pegang ya janji kamu"


aku hanya bisa pasrah setelah melihat minuman simpananku tersisa setengah botol. aku langsung duduk di kasur sambil memainkan laptopku, tiba tiba saja jinan memeluk tubuhku dari belakang. aku sedikit kaget dan grogi setelah ia melakukan itu, karena sebelumnya ia belum pernah memelukku.



"eh eh ngapain kamu nan?"

"dingin kak kamar kakak, bawaannya pengen meluk"

"ye kan itu ada selimut"

"pengennya meluk kakak aja, lebih anget kayanya"

"iya deh terserah kamu"


awalnya terasa biasa saja, kupikir ia hanya memelukku untuk menghangatkan tubuhnya, tetapi lama lama nafasnya tak beraturan, detak jantungnya terasa lebih cepat, aku pun mulai berfikir yang macam macam tetapi aku meneruskan bermain laptop dengan menonton beberapa video musik dan berusaha menghilangkan pikiran itu. namun yang terjadi jinan malah mencium leherku sehingga membuat nafsuku naik.


"kak, aku pengen dong"

"pengen apa nan? Kamu kan pulang nanti" tanyaku pura pura tidak mengerti

"udah gapapa aku nginep aja, lagipula ujannya masih deres"

“terus pengen apa?”

“pengen ini”


jinan langsung membalikkan badanku dan mencium bibirku tanpa sempat aku melanjutkan omonganku. terasa aroma alkohol keluar dari mulutnya, aku merasa ia minum cukup banyak sampai membuat birahinya memuncak dan sedikit mabuk. kami terus melakukan french kiss dengan posisi duduk tetapi akhirnya ia mendorong tubuhku ke kasur dan melakukannya sambil tiduran. perlahan lahan ia melepaskan kaos yang ia kenakan dan melanjutkan "aktivitas" kami malam ini. tangannya membimbing tanganku ke arah payudaranya yang masih terbungkus bra berwarna hitam, walaupun tidak terlalu besar tapi ukurannya pas di tangan, terlihat bulat dan sangat kencang. aku pun menuruti apa maunya, aku remas dada mungilnya itu perlahan lahan dengan lembut. terdengar beberapa kali desahan kecil keluar dari mulutnya yang tak mau lepas dari mulutku, rasanya ia sudah berpengalaman dalam hal berciuman.

"kak buka aja bra aku" pinta nya dengan nada lembut

"serius buka?"

"iya udah buka aja cepet"

tak perlu pikir panjang aku melepaskan pengait bra yang iya kenakan itu. terpampang jelas dadanya dengan puting yang berwarna coklat muda di depan mataku, dada idaman yang selama ini dibayangkan oleh setiap pria yang menonton show teaternya. aku langsung menciumi dadanya dan menghisap puting kirinya secara perlahan sambil tangan kiri ku memainkan puting kanannya yang mungil itu. Jinan mulai meracau dan mendesah seperti kehilangan akal, terasa celana pendeknya basah sedikit di bagian selangkangannya. aku pun memangkunya dengan posisi woman on top dan meluruskan posisi selangkangannya dengan "senjata"ku. ia mendorong pinggulnya sehingga menghimpit kemaluanku dan melakukannya berulang kali dengan tempo yang cepat.

"nan, kamu sange banget ya?"

"iya rel, aku udah ga tahan, buka aja ya celana aku sama boxer kamu" ia tak lagi memanggilku kak, nafsu sudah menguasainya

"kamu serius nan?"

"iya akus serius, kamu bukain celana aku ya"

aku pun langsung menurunkan celana ku terlebih dahulu dan aku langsung membuka celananya yang ternyata ia tidak mengenakan celana dalam, terlihat sedikit bulu bulu halus menghiasi vagina indahnya. langsung saja pinggangnya kutarik ke arah kepalaku dan langsung kujilati bibir vaginanya sambil kuremas pantatnya yang lumayan montok itu. sesekali aku memasukan lidahku ke dalam liang kenikmatannya itu dan kudengar Jinan mendesah keenakan sambil memegangi kepalaku.


"ahhh terus rell, masukin lidah kamu terus, enak banget sshhhhmmmhhh"

jinan memintaku terus melakukan hal itu. setelah 5 menit aku puas menjilati vaginanya, aku membuka celana dalamku dan meminta jinan untuk "bermain" sedikit dengan penisku.

"rell, gede juga punya kamu, kirain kecil" ledeknya

"enak aja, bisa bikin kamu enak nih, haha"

"yaudah mana sini"

ia langsung menggenggam penisku yang berukuran cukup besar dan mengocoknya dengan tangan lembutnya itu. terasa sangat nikmat kocokan yang ia berikan, langsung saja kuarahkan kepalanya ke penisku dan ia langsung mengerti apa yang ku maksud. Jinan mengulum penisku dengan liar, sesekali melakukan deep throat dan menjilati kepala penisku sambal menatap kearahku dengan tatapan nakalnya. setelah 5 menit kami melakukan pemanasan jinan sudah tak sabar untuk memasukan rudalku ke arah lubang sucinya, sudah terasa becek setelah aku raba raba. ia langsung ke pangkuanku dan memegang penisku untuk mengarahkannya ke arah lubang yang sudah mulai dibasahi cairan dari dalam vaginanya.

"ahhh sakit sayang"

jinan mendesah kesakitan karena bagian kepala penisku sudah mulai memasuki vaginanya yang masih sangat sempit itu.

"tahan sedikit ya jinan sayang, bentar lagi juga enak kok" jawabku

aku membimbingnya untuk menurunkan pinggulnya agar seluruh penisku masuk ke dalam lubangnya, dan benar saja langsung masuk semua, jinan pun mendesah cukup kencang. terlihat raut wajah terhentak kesakitan namun penuh kenikmatan darinya, ia menggoyangkan pinggangnya perlahan lahan dan mulai terbiasa dengan penis didalamnya. 10 menit kami melakukan posisi woman on top, Jinan mempercepat goyangan pinggulnya dan terus mendesah.

"ahh hmmmhh darrell sayang, aku mau keluar sshhhh"

"yaudah keluarin aja nan hmmm"

"aaaaahhhhhhhh"

akhirnya ia mencapai orgasmenya yang pertama, terasa sangat hangat cairan vagina Jinan membasahi penisku yang masih berdiri tegak di dalamnya. kami pun mengganti posisi dengan Jinan berbaring dibawahku, dan langsung saja ku gesekkan kepala penisku di bibir vaginanya, ia pun mengerang keenakan. perlahan lahan kumasukkan penisku ke liang kenikmatannya sambil kumainkan payudaranya dan sesekali ku hisap putingnya yang sudah mengeras dari tadi. ku percepat genjotanku sehingga membuatnya semakin nafsu.

“ahh darrell, enak banget sayang, teruusshhh hmmhhh”

“iya jinan sayang”

“hmmmhh aku sayang banget sama kamu sshhhh”


aku terus menggenjot vaginanya yang sangat sempit itu. kurasakan vagina jinan menyedot penisku dengan sangat kuat. aku pun mencabut penisku keluar dan kurasakan orgasme hebat.

“ahh jinan sayang”

ku keluarkan spermaku di dada mungilnya dan sedikit terkena mulutnya. Spermaku yang berceceran di dadanya langsung ditempelkan ke jarinya dan memasukannya ke mulut.

“nan, memek kamu enak banget sumpah”

“iya rell, kamu juga jago mainnya sampe aku orgasme tadi”

“enak kaan? ahahaha”

“banget rell, aku nginep ya, pulangnya siang aja”

“everything sayang”

setelah permainan itu kami kecapekan dan langsung tidur tanpa busana berdua. pagi saat kami berdua bangun aku langsung menyalakan air hangat dan bersiap siap mandi. Jinan masih tertidur pulas di atas tempat tidurku. saat mandi aku terus memikirkan betapa nikmatnya kejadian semalam, tak terpikirr olehku kalau Jinan memiliki nafsu seliar itu. sewaktu aku asik mandi tiba tiba Jinan memanggil dari luar kamar mandiku”

“darrell? kamu lagi mandi ya?”

“iya nan, aku di dalem, kenapa?”

“ooh gapapa kok aku cuma mau pipis”

“bentar ya aku mandi dulu”

“ah gausah nunggu udah aku cuma mau pipis”

tiba tiba saja Jinan masuk ke kamar mandi dan dia masih dengan kondisi telanjang tanpa sehelai benang pun di tubuhnya. penisku kembali bersemangat setelah melihat tubuhnya itu.

“rell titit kamu ngaceng lagi tuh hahaha” ledek Jinan

“ya lagian kamu masuk masuk gak pake apa apa”

“haha emang sengaja tau mau bikin kamu horny”

Jinan menghampiriku yang sedang mandi dan langsung kupeluk dan kubasahi tubuhnya yang indah itu. kucium terus bibir kecilnya, kurasakan lidahku disedot olehnya. ia rupanya kembali bernafsu, tanpa komando ku pun ia langsung mengocok penisku dan memasukannya ke vaginanya tanpa ragu. sangat nikmat saat putingnya menyentuh dadaku. kuhisap putingnya yang sudah mengeras dan sesekali ku sedot kencang serta ku gigit kecil sambil aku menghajar lubang nikmatnya itu.

“ahhh rell enak banget, terusin sayanghh hmmhhh

kudengarkan racauannya dan semakin ku percepat gerakanku agar ia mencapai orgasmenya yang kedua, kuhentakkan pula penisku di dalam vaginanya dan ia pun mendesah kencang. aku merasakan salah satu kenikmatan yang tiada tara, mandi sambil berhubungan intim.


“rell hhmmm”

“kenapa jinan sayang?”

“aku mau keluaarhh sshhh”

“sama aku juga nan ahhh”

“aaahhhh!”

Jinan mencapai orgasmenya lebih dulu, kurasakan cairan itu menghangatkan penis ku kembali. Aku suruh ia untuk mengulum penisku agar aku mencapai orgasme ku. Dia menggerakkan kepalanya maju mundur terus menerus sambil mengocok penisku dengan tangannya. Tak lama kemudian akhirnya aku mengeluarkan spermaku di dalam mulutnya.

“ahh enak banget seponganmu nan, keluar di dalem mulut kamu kan tuh”

“hehe iya rell, udah aku telen dong”

“haha enak banget sumpah, aku sayang kamu nan”

“aku juga sayang kamu rell”

Kami pun akhirnya mandi berdua tapi tidak melakukan sex lagi. Setelah mandi kami pun sempat cuddling di kasur sebelum aku mengantarkan Jinan pulang. Kami mengingat kejadian semalam begitu luar biasa, betapa nikmat tubuh Jinan semalam. tak lama setelah itu kuantarkan Jinan pulang kerumahnya dan ia memberiku ciuman sebelum ia masuk rumah.

Mohon setelah baca isi polling yang tersedia, kalo banyak yg suka biar saya lanjut ceritanya, thanks suhu suhu!
MATAP SUHUUU
 
Selamat malam suhu sekalian, kali ini nubie pengen berbagi cerita pertama bikinan ane yang berkolaborasi ama temen ane, mohon kritik dan sarannya ya. Kritik dan saran suhu akan jadi pembelajaran ane dan temen ane untuk cerita berikutnya. Dan cerita berikut ini kemungkinan masih akan diedit berdasarkan kritik, saran, dan keinginan kami demi memanaskan dunia perlendiran.

ENJOY!




Unseen Idol

ANKORU!!! ANKORU!!! ANKORU!!! ANKORU!!! ANKORU!!!
Lalu gadis-gadis muda nan enerjik kembali keluar dengan bajunya yang sedikit mengundang birahi siapa saja yang menontonnya. Alunan sejumlah lagu medley dan Namida Uri no Shoujo diiringi teriakan pengiring lagu khas penonton menghiasi malam di tempat suci mereka, f(x) lantai 4.



“Makasih ya kak”

“Ke mana aja kak jarang nonton?”

“Eh ketemu lagi kak”

Sambil ber-high-touch ria semua penonton antre keluar tempat itu selepas show, tidak terkecuali aku. Yah, tidak dipungkiri aku adalah salah satu pria single ibukota yang terpikat dengan kecantikan gadis-gadis remaja nan ranum ini. Aku , pemuda 25 tahun yang belum lama ini lulus kuliah dari sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta.

“Makasih ya kak udah dateng”, ujar Frieska padaku sambil toss.

“Halo kak, makasih yaa”, sapa ayana.

TAP.

Disaat yang lain hanya sekedar toss namun tanganku digenggam selama 2 detik olehnya.

“Makasih banyak kak, dateng lagi yaa”, ujar Dena

Sempat aku terpana oleh senyumnya, oleh bibirnya yang ranum merah muda, lamunanku disadarkan oleh Nabilah yang menyuruhku untuk maju karena menghambat antrian.

Baru pertama aku terpana oleh pesona member lainnya, selama menonton show teater mereka aku hanya memandang member papan atas seperti Melody, Ve dan Nabilah, seperti kebanyaan orang lainnya. Namun entah kenapa kali ini berbeda, wajahnya, pipinya, senyumnya, terutama bibir merah muda yang ranum itu, yang aku yakin belum pernah dijamah sebelumnya.

Sesampainya di rumah aku segera membuka laptop dan menuju situs twit*r, ku ketik username @Dena_JKT48. Ku pandangi satu persatu foto yang dia post di akunnya tersebut. Tidak puas, aku menuju situs Fl*ckr dan ku ketik kata kunci Dena JKT48, ah foto disini memang kualitasnya tajam, hasil bidikan dari kamera sejumlah orang yang disebut “wotagrapher”.

Puas memandangi foto-fotonya, tak lupa aku menyimpan beberapa foto yang kuanggap bagus dan menggoda.

“Saatnya tidur”, pikirku.

Lalu timbul sebuah ide yang jarang terpikirkan olehku.

“@Dena_JKT48 Selamat malam cantik, selamat istirahat, makasih show hari ini, tetap tersenyum ya pelangiku ”

Yap, aku me-mention dia lewat twitt*r, hampir tidak pernah aku melakukan ini pada member lainnya, entah kenapa dorongan untuk melakukan ini tiba-tiba muncul. Lalu aku tidur dengan nyenyak, berharap dia muncul dalam mimpiku.

“@Dena_JKT48 Pagi! Semangat ya hari ini! Yang rajin sekolahnya, semoga harimu berwarna seperti pelangi ”

Dorongan itu kembali muncul di pagi hari selepas aku bangun tidur. Lalu aku bersiap untuk lari pagi. Setelah lulus kuliah aku memang tidak memiliki kegiatan khusus, aku juga belum berniat mencari pekerjaan, yang kulakukan sehari-hari biasanya tidur, sedikit beres-beres rumah, dan berkumpul dengan teman lama saat malam tiba, jika tidak ada ajakan berkumpul aku pergi ke gym untuk menjaga kondisi tubuhku. Setelah selesai beres-beres rumah, aku iseng mengecek twit*r dan menuju profil Dena.

“Haloo haloo hari ini gaada DnT, tapi aku DS looh di teater :* kalian jangan lupa makan siang yaa”, kicaunya 1 jam yang lalu.


Merespon twit Dena 1 jam yang lalu, akupun bersiap-siap dan bergegas untuk menuju theater mereka. Sebelumnya aku tidak pernah dateng ke theater hanya untuk bertemu member yang DS.

Sesampainya di theater, kudapati theater lumayan penuh dengan para fans yang ingin membeli cd. Akupun mengantri karena sesi DS Dena sudah dimulai. Dan akhirnya giliran ku untuk membeli cd yang dijual langsung oleh member.

“Eh kaka yang kemarin theateran.” Ujar Dena

“Masih inget aja, hai dena” balasku

“Beli tiket hs sama siapa kak ?” Tanya Dena

“Sama Kamu lah, sesi 3 beli 2 ya” Jawabku

“Oke, ditunggu ya kak” Balas Dena

Sambil menunggu staf mencetak tiket hs ku dan Dena yang mengambil kantong plastik untuk memasukan CD Theater, aku terpana memperhatikan Dena yang sangat cantik memakai isshou Rider. Tak terasa ternyata Dena dan staf sudah selesai menyiapkan tiket dan cd yang barusan aku beli.

“Nih kak tiket sama CD-nya” Ujar Dena

“Oh iya” Balasku

“Dadah kak, dukung aku terus ya” Balas Dena

“Dadah Dena” Membalas salamnya.

Aku pun bergegas ke rumah karena kondisi sudah terlalu malam. Sesampainya di rumah aku pun berbaring dan memainkan hp. Tanpa disadari aku nge-twit,

“@Dena_JKT48 terima kasih DS-nya! Cepet istirahat ya! Good Night!”

Beberapa Minggu kemudian tibalah saatnya handshake festival, tidak mau terlambat pada sesi Dena, aku datang 1 jam lebih awal. Rumahku di pusat kota Jakarta memudahkan mobilisasiku ke lokasi di daerah k*mayor*n. Ternyata jalan sedikit macet di sekitar lokasi, aku sampai tepat setengah jam sebelum sesinya Dena dimulai. Aku langsung mengantre untuk verifikasi tiket dan setelahnya mengantre di jalur bilik rindu miliknya.

"Halo kak ketemu lagi nih," sapa Dena padaku

"Eh, masih inget toh, yang mana coba?" ujarku mengetesnya

"Yang waktu itu beli 2 sesi ama aku pake kaos c*nverse kan?"

"Hae, kok bisa inget sih?" ujarku tersipu malu

"Eheheh, ya aku liat abis kakak beda sih jadi aku tertarik gitu deh, ups,"

"Eh, apanya yang beda?"

"Mas abis mas waktunya," petugas bilik rindu memotong percakapan kami

"Ah ganggu aja, belum juga dijawab Dena," pikirku

"Makasih ya kak" ujarnya sambil memberi stiker.




Aku terlalu lelah untuk menunggu sampai acara mini konser, maka kuputuskan untuk pulang dan langsung tidur. Seperti yang aku lakukan sejak beberapa Minggu lalu, aku me-mention dena malam itu.

"@Dena_JKT48 Malam pelangiku, makasih ya untuk hari ini, you looks cheerful and beauty today, and sexy btw :p jgn kemaleman tidur :)"

Setelahnya aku membaca beberapa berita online sebelum terlelap malam itu. Saat tengah membaca, muncul notifikasi follower baru di twit**ter, ternyata Dena! Dan tidak lama ada notifikasi direct message.

"Sama-sama kak :) btw kali aja kakak berminat chat di line :p denasr kak id-nya"

Beberapa menit kemudian,

"Haaa tadi hp abis dibajak tacil jadi kepencet pencet gitu :')" kicau dena

Dan aku tahu itu sengaja ditulis untuk mengelabui insiden follow itu. Tanpa pikir panjang aku langsung add line miliknya.
Manrap wkkwkww
"Hai haloo, selamat malam den :)"

"Halo kaaakk :)"

"Hee beneran toh, btw kok kamu mau sih ngasih id line kamu? Emangnya gapapa sama official?"

"Hahaha ya beneran lah kak, yaaa kan tadi pas hs aku udah bilang aku tertarik gitu ama kakak :p gapapa sih kak asal ga ketahuan, toh hp kan ga diperiksa official juga"

"Hoo gitu, eiya tertarik kenapa btw? Emang ada yang beda dari aku?"

"Ummm, ada deh kak, aku malu ngomongnya, kapan-kapan aku kasitau deh"

"Janji yaa bakal ngasitau nantinya. Oiya, udah punya id line, boleh doong kapan-kapan jemput pulang latihan atau teater :p"

"Hmmm, boleh aja sih kak, asal kakak pake baju supir aja biar keliatan kayak supir keluarga :p"

"Yeee, ga sekalian baju satpam aja biar dikira satpam rumah..den tidur sana udah jam segini, besok sekolah kan"

"Iya ini daritadi udah tiduran di kasur kok kak, night kak :)"

"Night pelangiku, love you :)"

Usai chat, akupun tidak langsung tidur. terpikir oleh ku, beruntung sekali aku bisa kenal dan dekat dengan seorang idol. Akupun lalu mematikan lampu dan tidur. Keesokan paginya ketika aku sedang melahap sarapanku, hp ku bergetar. Akupun langsung dengan sigap mengecek hp ku, ternyata ada line dari Dena,

"Selamat pagi kak! Have a nice day ya :)"

Lalu kubalas saja

"Pagi juga, semangat untuk hari ini! Apa aja agenda hari ini Den?"

"Sekolah aja sih kak, sama latihan nanti, kan hari ini tim j gak ada show,"

"Oh ada latihan? Boleh dong nanti jemput,"

"Umm, boleh aja sih kak, nanti tempat latihannya di XXX ya kak, jemputnya sekitar jam 10 malem aja,"

"Oke Den, kamu jangan lupa makan yes, biar kuat latihannya,"

"Siap kak! Oiya, jangan lupa baju supirnya kak :p"

Dena pun mengakhiri chat pagi hari ini dan Aku melanjutkan sarapan ku, lalu aku berangkat pergi nge-gym dan menemui teman-temanku untuk sekedar reuni kecil. Menjelang senja, aku pun menyudahi urusan reuni kecil dengan teman-temanku karena ingat akan janjiku pada Dena. Segera aku menuju rumah untuk mandi dan bersiap-siap. Setelah mandi, aku mengingat sesuatu, aku tidak punya supir, sementara Dena memintaku berpakaian seperti supir. Ah iya, aku mengaduk lemari pakaianku mencari kemeja polos berwarna gelap. Segera setelah kutemukan, aku tancap gas membelah macet ibukota menuju tempat latihan Dena dan kawan-kawannya.

Ternyata jalanan Jakarta malam itu cukup padat, aku butuh waktu 2 jam untuk sampai di tempat latihan Dena. Segera saja aku mengabarinya kalau sudah sampai,

“Den, aku udah sampe ya, aku parkir di ujung yang deket warung itu,”

“Loh cepet banget kak, baru juga jam 9 lewat ini,”

“Iya tadi sengaja berangkat lebih awal biar ga telat, kan jalanan macet,”

“Aku belom selesai latihan kak, kakak tunggu aja ya, paling sebentar lagi nih,”

“Siap Den,”

Aku menunggunya selesai latihan sambil ngemil kacang dan minum kopi di sebuah warung dekat situ. Setengah jam kemudian,

“Kak aku udah selesai latihan nih, aku yang ke sana atau kakak yang samperin aku?”

“Aku ke sana deh Den, tunggu ya,”

Aku pun langsung menghampiri Dena layaknya seperti supir menjemput majikannya. Dena pamit kepada member lainnya dan langsung meluncur ke kursi depan. Aku pun menjalankan mobil untuk meninggalkan tempat latihan. Canggung, tidak ada yang berbicara sama sekali, hanya sunyi menemani perjalanan. Akupun mencoba berbasa basi,

"Den, udah makan belum?" ucapku.

"Udah kak" Balas Dena singkat.

"Okey" balasku.

Dan hening kembali menemani perjalanan, hanya terjadi percakapan ketika Dena menunjukkan jalan ke rumahnya.
Sesampainya di rumahnya aku pun hentikan mobilku di depan pagar, namun dia belum juga turun.

"Dena, pertanyaan pas HS belum dijawab," Aku memberanikan memulai percakapan.

Dena hanya diam.

"Jadi apa yang beda dari aku Den?"

Dena spontan mendekatkan kepalanya dengan kepalaku, bisa kulihat bibir ranum milik Dena dari jarak yang sangat dekat. Tanpa disadari Aku pun memiringkan kepala dan bibir kami bersatu. Lidah Dena pun berusaha masuk ke dalam mulutku dan terjadi adu lidah yang sangat hebat. Tangan Dena memegangi kepalaku seakan tidak ingin aku melepaskannya. Tanganku pun bergerak menyisiri punggung Dena, dan bergerilya ke sisi depan tubuhnya, seketika aku pun berhenti saat memegang payudara-nya dan mulai meremasnya secara perlahan-lahan. Kenyal, tidak terlalu besar namun pas di genggaman.


“Nnnggghhhhh,” lenguhnya saat aku meremas terlalu keras

“Pelan-pelan kak, sakit,”

Aku merasakan Dena menikmati permainan ku ini. 10 menit berlalu, belum ada tanda-tanda dia akan mengakhirinya, aku pun terpaksa menyudahi permainan ini karena hari makin larut. Aku melepas pagutan bibirnya dan nampak liur cinta teruntai dari bibir kami sedikit berkilau diterpa remang lampu jalan.

"Ini yang aku maksud dari perbedaan itu" ujar Dena membuka percakapan

Aku hanya bisa memandang wajah Dena lalu menyisiri detail setiap lekukan tubuhnya.

"Kak pulang gih udah malem, kalo lama-lama nanti orang rumah pada curiga," ucap Dena

"Iya siap Dena" balas ku singkat

“Padahal permainan yang barusan kita lakukan sudah pasti membuat orang lain curiga, bagaimana tidak, sebuah mobil berhenti lumayan lama di depan rumah,” pikirku dalam hati.

Dena masuk ke rumahnya dan aku bergegas pulang karena hari sudah sangat larut. Di jalan aku tidak bisa berhenti membayangkannya, kembali mengingat bibirnya yang ranum merah muda memagut bibirku dengan semangat, meremas payudaranya yang pas di tangan. Sesampainya aku di rumah aku segera menuju kamar mandi untuk menuntaskan nafsuku, dan sejumlah bibit calon pemimpin bangsa kembali terbuang sia-sia.
Ritual menjemput ini kembali terulang selama beberapa Minggu kemudian, begitu pula dengan acara berciuman dan grepe-grepenya. Aku menjemputnya tidak hanya di tempat latihan, tidak jarang aku juga menjemputnya di f(x) setelah dia show, meskipun aku terkadang tidak mendapat verifikasi untuk menontonnya.

Hingga pada suatu hari aku menjemputnya sepulang show, ia terlihat sedih, matanya nampak sembab akibat tangisnya, kaos yang dikenakannya basah untuk mengelap air matanya.

“Ada apa Den?” Kataku sambil memberikan tisu.

Ia hanya sesenggukan tanpa menjawab pertanyaanku. Tak mau membuatnya makin sedih, aku tak memaksanya menjawab dan langsung menjalankan mobilku. Jalanan Jakarta pada larut malam ini sudah cukup lancar, tak butuh waktu lama untuk sampai ke rumah Dena, namun ia tak kunjung turun dari mobilku.

“Lagi ga pengen pulang Kak, Aku lagi suntuk, jalan dong ke mana gitu yang jauh,” ujarnya.
Tanpa banyak tanya aku langsung memacu mobilku menuju jalan tol entah ke mana.

“Hari ini pengumuman Revival Show Pajama Drive kak,” Dena membuka percakapan.

“Aku ga masuk sama sekali, bahkan backdancer pun engga masuk,” ujarnya sambil sesenggukan.

“Den, JKT48 bukan sekedar Revival Show, masih ada senbatsu juga kan, siapa tau keberuntungan kamu ada di senbatsu single berikutnya,” aku mencoba menghiburnya.

Tanpa sadar mobil yang kupacu sudah mencapai daerah punc*k, dan bukan akhir pekan membuat suasana pun*k lumayan lengang dari biasanya.

“Dena, udah sampai sini, mau ke mana kita?”

“Cari hotel aja kak, aku udah capek hari ini.” ujarnya sambil melihat kondisi di luar mobil.

Aku segera mencari hotel yang pas dengan uang yang kubawa saat itu, tidak sulit mencari hotel yang masih tersedia kamarnya, mengingat saat itu bukan akhir pekan. Setelah menemukan hotel yang cocok, aku segera menuju resepsionis untuk check-in, Dena kusuruh tinggal di mobil. Sengaja kupilih kamar dengan model bungalow dengan 2 single bed agar tidak terganggu dengan pengunjung lainnya.

Segera setelah aku menutup dan mengunci kamar tiba-tiba Dena langsung memelukku erat dan melumat bibirku.

“Heh, tadi katanya udah capek, gih sana istirahat, tidur.”

“Lagi suntuk banget kak, bantu aku hilangin suntuknya ya, eheheh,” balasnya sambil cengar-cengir.

“Mau lanjut yang waktu itu?”

“He’eh.” Ucapnya sambil mengangguk semangat.

Sambil tersenyum aku mulai mencium keningnya, tanganku mulai bergerilya di punggungnya. Tangannya pun tak mau diam dan mulai meraba perut dan dadaku. Ciumanku pindah ke hidungnya, sedikit menjilat hidungnya dan langsung melumat bibir ranumnya. Ku emut bibir bawahnya, Dena balas menghisap bibir atasku. Kupindahkan ciumannya ke telinganya, iseng ku tiup-tiup dalam telinganya.

“Pindah kasur yuk, ga enak banget ini di balik pintu,” ajakku.

“Yuk deh, tapi gendong ya kak, eheheh.”

Dena langsung loncat dan menggamitkan kakinya ke pinggangku dan tangannya ke leherku. Sambil menggendongnya ke kasur aku tidak melepaskan hisapanku pada bibir ranumnya. Iseng saja aku menjatuhkannya ke kasur.

Di kasur permainan bibir kami dilanjutkan dengan penuh nafsu, tidak lupa tanganku ikut bermain di payudaranya. Terlarut dalam permainan tanpa disadari tangan Dena menuntun tanganku ke dalam celananya, aku hanya melirik Dena melihat matanya yang memberi isyarat untuk mengizinkan aku memainkan vaginanya yang bisa kurasakan sudah mulai basah. Tanpa pikir panjang aku langsung mengocok vaginanya dengan perlahan. Terdengar desahan lembut dari mulut Dena yang membuatku makin bersemangat memainkan vaginanya. Keasikan memainkan Vagina yang sudah basah Tanpa disadari tangan Dena sudah membuka resleting celana ku lalu mengocok batang kemaluanku yang sudah mengeras karena permainan tadi. Kocokannya masih agak kasar tapi cukup membuatku keenakan, nampaknya ia masih pemula dalam urusan selangkangan. Permainan terus berlanjut tidak terlalu lama, dia menghentikan kocokan lalu membuka semua bajuku dan juga celanaku, merespon itu aku pun mulai membuka bajunya dan celananya. Lalu selang beberapa lama, aku dan dia sudah sama-sama telanjang. Aku dan Dena saling menatap dan terjadi canggung yang tidak terlalu lama.

"Kak mau kan menghilangkan suntukku" Omong Dena dengan nada yang menggoda.

"Tapi... aku gak bawa..."

"Udah gapapa, urusan itu aku gak masalah, yang penting suntuk aku hilang," goda Dena.

Langsung saja kubaringkan Dena ke kasur kuangkat kakinya ke pundakku, Perlahan aku masukkan batangku ke dalam vaginanya yang sudah basah karena foreplay tadi. Vaginanya bisa kurasakan masih sempitku, genjot dengan gerakan perlahan.

"Mmmhhhhh aaahhhh," hanya desahan lembut yang bisa kudengarkan dari mulut Dena.

Mendengar itu membuatku langsung naik ke gigi 3,

"Aaahhh kak pelan-pelan kak, sakit, mmhhhh,"

Tanpa mempedulikannya aku naik lagi ke gigi 4, makin cepat kugenjot vaginanya tidak lupa kuserang dadanya yang ranum. Kuemut payudara kanannya, sambil kupelintir putting kirinya. Desahannya makin tak beraturan dan kurasakan tubuhnya mulai bergetar. Tidak terlalu lama kurasakan Dena sudah mencapai puncaknya dan kurasakan cairan surga yang dikeluarkan dari dalam vaginanya.

"Aaahhhh kak aku keluar….." ucap Dena lemas.

Ku keluarkan saja batangku dari vaginanya. Belum seluruhnya keluar, Dena mendorongku ke kasur sehingga aku dan Dena dalam posisi woman on top.

"Aku gamau kalah dari kakak" ucap Dena dengan ekspresi seperti anak kecil yang gamau kalah. Sangat menggemaskan. Langsung saja Dena menggoyang tubuhnya dengan perlahan kemudian semakin cepat.

"Aaaahhh kak aaahhhh punya kakak aaahhhh gede banget aaahhhh" Dena mendesah sangat liar.

Aku pun larut dalam permainannya dan pinggulku pun kugerakan atas bawah berlawan dengan alur gerakan Dena.

"Aaahhh lebih cepet kak" Dia terus mendesah dengan liar.

"A...aku mau keluar Den,"

Gerakan Dena semakin agresif, tidak lama kemudian kami keluar di saat bersamaan.

“Aaaaaaaaahhhhh,” desahan panjang dari Dena yang menandakan akhirnya permainan kita berdua.

"Duh maaf Den gak kerasa langsung keluar," ucapku.

"Gapapa ka, kakak mau kan bertanggung jawab atas anak kita?" balas Dena dengan nada menggoda.

"Eh ta....tapi…."

Dena langsung menyambar bibirku dan kusambut dengan baik dengan menciumnya dengan penuh nafsu.

“Hihihi bercanda kok kak, kan aku tinggal minum pil kok,” ujarnya sambil cekikikan.

Setelah berciuman aku pun menuju kamar mandi untuk bersih-bersih.

"Aku ikut ya kak," ucap Dena spontan.

Tanpa kubalas dia langsung masuk ke kamar mandi lalu membilas tubuhnya.

"Masih suntuk gak Den?”

"Menurut kakak gimana?" balas Dena dengan nada yang menggoda.

Tanpa pikir panjang kudorong tubuhnya ke dinding, kucium bibirnya sembari memainkan payudaranya. Dena pun menikmati permainan ini. Tanpa pikir panjang kuangkat saja tubuh Dena lalu kutancapkan batangku lagi kedalam Vagina dan tanpa awalan langsung kuhajar dengan tempo cepat.

"Aaaahhh kak pelan-pelan dong" ucap Dena, tanpa kuhiraukan lanjut saja menggenjot vaginanya dengan cepat. "Aaaaaaaaaahhhh aaaaaaaaaahhh enak banget kak, terus kak aaaahhhh". Tidak lupa juga aku jilat puting Dena yang sudah tegang. Desahan dena makin keras dan tidak teratur, bisa kurasakan juga nafasnya yang sudah tidak teratur.

"Kak aku pengen rasain punya kakak" ucap Dena lemas. Aku menghentikan genjotan ku, dan membiarkan Dena bermain dengan batangku yang sudah keras. Langsung saja Dena menyedot batangku dengan penuh nafsu, tanganya pun ikut bermain. Dia bermain dengan batang dan bijiku dengan sangat agresif, kurasakan tubuh dan batang ku mulai bergetar, batangku mengeluarkan isinya, tak kusangka Dena menghisap abis spermaku yang keluar.

"Punya kakak enak."


Akhirnya kami pun menyelesaikan permainan itu dan masing-masing mandi untuk membersihkan diri, kemudian kami tertidur karena kelelahan.
Esok paginya, aku bangun dan Dena masih tertidur. Aku pun mandi lalu bersiap-siap, setelah selesai kubangunkan Dena dengan melumat bibirnya yang ranum itu, seolah belum puas dengan semalam. pun bersiap-siap karena hari ini ada show di teater. Sebelum sarapan, kami melakukan ritual yang biasa dilakukan. Lalu sarapan dan menuju Jakarta.



-LM-
-IY-

ketahuan ye?
ketahuan ye?
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Aduh tmn gua diangkat jg jd cerita
Tp mantap lah suhu :mantap::tegang:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd