Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Mother's

Chapter 8

POV Orang Ketiga


Acara sudah selesai. Keesokan paginya mereka berempat pun kembali ke kota mereka. Mereka tiba sore hari setelah mampir beberapa kali selama perjalanan untuk membeli oleh-oleh juga makan siang. Setelah tiba di kantor, Tiwi langsung pamit pulang kepada tiga rekan kerjanya itu karena sudah lelah perjalanan. Disana Tono tersenyum jahat sambil memandangi tubuh Tiwi yang meninggalkan mereka bertiga.

Tono atau yang bernama lengkap Hartono Putra merupakan seorang pegawai honorer di kantor tempat Tiwi bekerja. Ia bekerja disana kurang lebih baru dua tahun. Usianya saja masih 24 tahun. Kepiawaian Tono mengenai teknologi informasi membuatnya sering diandalkan oleh para pegawai di kantor. Jika ada acara kantor atau pun undangan dari luar Tono sering diperintah untuk mengikuti. Meskipun masih muda, Tono sudah menikah dan istrinya saat ini sedang mengandung. Tono saat ini juga sedang mengikuti proses pendaftaran calon pegawai negeri.

Seperti biasa, keesokan paginya Tiwi berangkat ke kantor. Tidak ada yang aneh pagi itu. Semua berjalan normal seperti biasa. Tapi Tiwi tidak menyadari ada seseorang yang sedang merencanakan sesuatu kepadanya. Waktu istirahat siang pun tiba. Tiwi biasanya akan ke kantin atau pun ke luar kantor untuk mencari makan siang bersama rekan-rekannya. Ting.. sebuah pesan masuk di handphone Tiwi. Setelah ia lihat ternyata dari Tono. “Ada perlu apa Tono ya?” pikir Tiwi. Ia pun langsung membuka pesan itu. Tono mengirim sebuah video yang membuat Tiwi langsung menontonnya. Terkejutnya Tiwi ternyata itu adalah video ketika dia sedang telanjang bulat sedang membersihkan tubuhnya dengan handuk di dalam kamar mandi hotel waktu itu. Tiwi yang sedang bersama rekan-rekannya bersiap mencari makan siang pun kembali menuju ke meja kerjanya. “Aku gak jadi ikut makan siang ya. Ada perlu sebentar” ucap Tiwi kepada rekan-rekannya itu. Setelah duduk di kursinya Tiwi pun melihat lagi video itu dan ia memastikan jika itu memang benar-benar dirinya. Ting.. sebuah pesan dari Tono masuk lagi. “Saya tunggu di parkiran belakang” bunyi pesan itu. Tiwi pun segera menuju kesana dengan sedikit tergesa-gesa.

Setelah tiba di tempat parkir, Tiwi melihat Tono sedang bersandar di pintu mobil Tiwi. Tiwi pun mendekat. Setelah melihat Tiwi sudah datang, Tono langsung memerintah Tiwi untuk membuka kunci pintu mobilnya. Sambil sedikit kebingungan Tiwi merogoh saku celananya dan mengambil kunci mobilnya sendiri. Ia tekan tombol untuk membuka kunci pintu mobil. Tono pun langsung membuka pintu bagian supir dan masuk ke dalamnya. Tiwi pun mendekat ke kaca bagian sopir dan mengetuknya. Tono pun mengisyaratkan Tiwi untuk masuk ke dalam. Tiwi pun memutari mobil dan masuk ke dalam mobil. Ia duduk di samping Tono.

Tiwi : “Apa maksud kamu videoin saya kayak gitu Ton?”

Tono : “Siapa suruh Bu Tiwi lagi mandi pintunya kebuka gitu?”

Tiwi : “Trus mau kamu apa? Saya pengen video itu dihapus atau saya lapor polisi!”

Tono : “Sebentar bu. Pelan-pelan dulu. Yakin mau ngelaporin saya? Saya bisa aja lo nyebarin video ini duluan. Kalo video ini viral dulu gimana bu? Bu Tiwi yakin masih bisa kerja jadi pegawai disini?”

Tiwi : “Trus kamu maunya gimana?”

Perasaan Tiwi saat itu campur aduk. Ia marah karena ia tidak menyangka Tono bisa mengambil video itu. Ia menyesal karena waktu itu memang ia yang berniat menggoda Tono dan Samsul tapi ia tidak menyangka jika akan terjadi hal seperti ini. Ia juga takut jika Tono menyebarkan video itu nanti bisa mengancam pekerjaannya, apalagi jika kedua anaknya tau video itu. Tiwi memang korban disini tapi ia merasa seperti tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Mendengar pertanyaan Tiwi itu, Tono tak menjawab dengan kata-kata. Ia langsung membuka resleting celananya dan membuka celana dalamnya. Ia keluarkan kontolnya yang sudah tegak berdiri.

Tiwi : “Apa maksud kamu Ton?”

Tono : “Bu Tiwi pasti udah tau kok maksud saya. Udah cepet bu daripada saya kirim video ini ke orang lain”

Tiwi mendekat dengan ragu. Ia memang cukup binal dan menyukai seks. Tapi bukan yang seperti ini yang Tiwi mau. Ia tahu jika Tono sudah memiliki istri. Dan juga Tono merupakan rekan kerja se-kantor Tiwi. Tiwi tidak ingin jika nantinya ada pegawai lain yang mengetahui hubungan mereka dan menimbulkan gosip-gosip disana.

Merasa tidak punya pilihan lain, Tiwi pun menunduk menuju selangkangan Tono. Sambil memastikan lingkungan sekitarnya sepi, Tiwi pun perlahan memasukkan kontol Tono ke dalam mulutnya. “Aaahhhhh… Ssshhhhhh… enak banget” Tono mendesah pelan. “Bu Tiwi waktu itu emang sengaja mau godain saya kan bu? Kalo Bu Tiwi butuh dibelai bilang saya aja bu hehehe”. Tiwi pun hanya diam menanggapi perkataan Tono itu. Ia terus memainkan mulutnya di kontol Tono sambil menaik dan turunkan kepalanya perlahan-lahan. Tono yang tidak tahan, akhirnya menggerakkan tangannya menuju ke payudara Tiwi dan meremasnya. Namun, dengan cepat Tiwi menepis tangan Tono dan menarik kepalanya. “Saya ga mau kalo sampe dipegang-pegang gini” tolak Tiwi. “Yaudah, tapi lanjutin nyepongnya dong bu” kata Tono sambil tangan kirinya meraih kepala Tiwi dan menekannya ke bawah ke arah kontolnya. Tiwi kembali memasukkan kontol Tono ke dalam mulutnya. Kali ini kedua tangan Tono berada di kepala Tiwi sambil membantu Tiwi menaik dan turunkan kepalanya. Tono terus menambah tempo naik dan turunnya. Hingga akhirnya, kedua tangan Tono menahan kepala Tiwi di bawah. Mengetahui Tono akan segera mengeluarkan air maninya, Tiwi berusaha melepaskan mulutnya dari kontol Tono. Tapi karena tenaga Tono yang lebih kuat membuat Tiwi mau tidak mau harus siap menerima semprotan air mani Tono ke dalam mulutnya. Crrtttt.. crrtttttt… Tono pun sampai pada puncaknya. Ia keluarkan cairan maninya ke dalam mulut Tiwi. Mengetahui cengkaraman tangan Tono melemah, Tiwi langsung menarik kepalanya dan memuntahkan mani Tono ke bawah. Ia langsung mengambil tissue dan mengelapnya dari mulutnya.

Tono : “Kok gak ditelen sih bu?“ (sambil tertawa)

Tiwi : “Gila kamu ya! Keluar dari mobil saya!“ (memasang muka marah dan sedikit berteriak)

Tono pun memasukkan kembali kontolnya ke dalam celana dan menutup resletingnya. “Jangan teriak-teriak gitu dong. Kalo didenger orang gimana? Saya sih gapapa. Hahaha” ucap Tono. “Ini bukan yang terakhir lo bu. Saya harap Bu Tiwi nantinya mulai terbiasa sama saya hehehe.” sambung Tono lagi. Lalu, ia membuka pintu dan keluar dari mobil Tiwi.

Setelah membersihkan semua cairan peju yang ada di mulutnya, Tiwi pun duduk terdiam di dalam mobilnya. “Kenapa kok bisa jadi kayak gini sih” gumam Tiwi. Ia menyesal sudah coba menggoda-goda banyak pria dan tidak terpikirkan olehnya akan membawanya ke posisi saat ini. “Jangan sampai aku terbawa suasana dan jatuh ke dalam perangkap yang sudah dipasang oleh Tono” ucap Tiwi dalam hati. Tiwi tidak ingin jika nantinya ia masuk ke perangkap Tono dan menjadi ‘mainan’ Tono. Namun, Tiwi sadar juga jika sudah terkena tentang hal yang berbau seks otaknya atau akal sehatnya sendiri akan kalah. Ia memang menyukai seks apalagi semenjak Guntur membangkitkan gairahnya yang sudah lama tenggelam. Tapi, kembali lagi setelah peristiwa perselingkuhannya dengan Guntur membuat Tiwi tidak ingin bermain api dengan sembarang orang apalagi pria yang sudah memiliki istri. Tiwi pun keluar dari mobil, ia hanya bisa pasrah dengan keadaan untuk saat ini.

Keesokan paginya, seperti biasa Tiwi berangkat menuju kantornya. Setelah sampai di parkiran, ia masuk ke dalam kantor. Namun, kali ini Tiwi terlihat sedikit waspada memerhatikan sekitarnya. Ia tidak ingin bertemu dengan Tono, ia ingin menghindar dari Tono. Tetapi, ketika Tiwi berjalan menuju ke mejanya ia tidak sengaja bertemu dengan Tono yang juga sedang berbincang dengan pegawai lain. Menyadari keberadaan Tiwi, Tono langsung menyapa.

Tono : “Selamat pagi Bu Tiwi”

Tiwi : “Ii iiya selamat pagi Pak Tono”

Tono : “Apa kabar bu?”

Tiwi : “Baik pak”

Tono : “Udah coba minum vitamin yang saya kasih bu? Kalo belum nanti saya kasih lagi bu”

Tiwi : “Eee iya pak”

Tiwi pun langsung meninggalkan Tono dan segera menuju mejanya. Setelah duduk di kursi ia langsung membuka laptop dan bekerja seperti biasa.

Jam 12.00 tiba waktu makan siang dan istirahat. “Bu Tiwi ayo ikut makan di warung sebelah” ajak salah seorang rekan Tiwi. “Iya bu. Boleh. Duluan aja bu saya mau ke toilet dulu” jawab Tiwi. Tiwi beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke toilet kantor. Dari kejauhan Tono sudah mengawasi Tiwi dari tadi. Ia berencana akan mengirim pesan ke Tiwi dan mengajaknya bertemu di parkiran lagi tapi ia mengurungkan niatnya. Tono diam-diam mengikuti Tiwi yang sedang menuju ke toilet. Setelah pun tiba di depan pintu toilet. Saat ia membuka pintu toilet, tiba-tiba Tono mendorong tubuh Tiwi masuk dan ia pun juga ikut masuk. Dengan cepat ia tutup pintu dan langsung menguncinya. Tiwi sempat berteriak kecil namun tangan Tono dengan cepat menutup mulut Tiwi.

Tono : “Sssttt diemm..”

Tiwi : “Mau apa kamu! Saya bisa teriak sekarang juga!”

Tono : “Yakin mau teriak?” (sambil menunjukkan hp nya yang sedang memainkan video Tiwi itu)

Tiwi : (terdiam)

Tono : “Kan saya udah bilang tadi pagi kalo saya mau ngasih vitamin buat Bu Tiwi. Tapi kali ini ditelen yaa..”

Kedua tangan Tono meraih pundak Tiwi dan menekannya ke bawah. Sehingga membuat Tiwi sekarang berada pada posisi duduk di kloset. Tiwi hanya bisa terdiam dan pasrah. Tono pun membuka sabuk celananya dan menurunkannya sekaligus dengan celana dalamnya. Terpampang lah kontol Tono di hadapan Tiwi. “Yah masih lemes. Kocokin dulu dong” perintah Tono kepada Tiwi. Tangan Tiwi pun meraih kontol Tono dan mengocoknya dengan pelan.

Tono : “Kok lemes gitu. Trus kapan selesainya ni. Yaudah buka dong bajunya bu. Saya pengen liat teteknya Bu Tiwi yang gede hihihi”

Tiwi : “Gak mau!”

Tono : “Jangan sampe saya maksa ya bu! Saya masih sabar lho ini. Apa Bu Tiwi mau videonya saya sebar sekarang?”

Tiwi : “Iya saya buka tapi lihat aja!”

Tono : “Iya-iya bu saya lihat doang”

Tiwi : (membuka kancing di bajunya)

Tono : “Sumpah, bagus banget tetekmu bu”

Melihat indahnya payudara Tiwi, membuat kontol Tono langsung berdiri tegak.

Tono : “Udah bu langsung sepongin aja cepet”

Tiwi pun mengarahkan kontol Tono masuk ke dalam mulutnya. Ia maju mundurkan kepalanya hingga membuat Tono keenakan. “Uuuuhhhh.. Ssshhhhh” Tono mendesis. Kedua tangan Tono meraih kepala Tiwi dan memaju-mundurkannya. Setelah beberapa saat Tono merasakan akan sampai klimaksnya. Bukannya menyemprotkan lagi ke mulut Tiwi, ia mendorong kepala Tiwi dan mengeluarkan kontolnya dari mulut Tiwi. Dengan cepat tangan Tono meraih kontolnya sendiri dan mengocoknya dengan cepat. Kali ini ia mengarahkan kontolnya ke payudara Tiwi. Beberapa detik kemudian ia pun menyemprotkan air maninya ke payudara Tiwi yang masih terbungkus bra berwarna merah maroon itu. “Aaaahhhhhhhh” erang Tono. Tiwi hanya bisa pasrah dan terdiam menerima semprotan cairan mani dari Tono. “Vitaminnya kapan-kapan aja ya bu. Abis liat teteknya Bu Tiwi saya jadi pengen keluarin disitu hahaha” ucap Tono. Tiwi hanya diam dan mengambil tissue toilet di sebelahnya. Ia segera membersihkan bekas cairan dari Tono itu di dadanya. Sementara Tono kembali menaikkan dan merapikan celananya. Tono membuka pintu perlahan-lahan dan melihat situasi sekitar. Setelah memastikan aman ia pun langsung keluar dari toilet itu. Tiwi masih membersihkan air mani Tono yang mengotori bra dan juga sebagian baju seragamnya. Ia juga menunaikan tujuan awalnya ke toilet untuk buang air kecil. Setelah semua selesai ia pun keluar dari toilet dan berjalan menuju ke warung makan di samping kantornya.​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd