Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Mother's

Chapter 9

Tiwi hanya bisa menuruti semua permintaan Tono untuk saat ini. Ia harus bisa bersikap normal seperti tidak ada apa-apa. Semua masalah ini hanya bisa ia simpan di kepala. Jangan sampai ada orang lain mengetahui semua ini. Maka, tak mungkin Tiwi bisa menceritakan hal seperti ini kepada orang lain. Terlalu rumit dan gila untuk diketahui orang lain.

Tiwi kembali melakukan kegiatan secara biasa. Saat sore hari ia pulang menuju ke rumah. Beres-beres rumah, mencuci baju, dan kegiatan rumah lainnya. Saat ini ia ingin mencoba mengontrol hawa nafsunya yang cukup tinggi. Tiwi tak ingin rasa nafsunya yang tinggi itu menuntunnya ke arah fantasi-fantasi seperti sebelumnya. Ia takut hal-hal seperti yang terjadi antara dia dan Tono terjadi lagi.

Seperti biasa, pagi itu Tiwi kembali berangkat menuju kantornya. Ia menjalankan tugasnya sebagai pegawa negeri sipil seperti biasa. Ia berinteraksi seperti biasa juga dengan rekan kerjanya. Saat jam makan siang tiba Tiwi sebenarnya merasa sedikit gelisah dan cemas jika Tono akan melakukan hal-hal gila lagi dengannya. Tapi Tiwi mencoba tak menghiraukan itu semua. Hingga jam istirahat makan siang selesai ia sedikit lega karena tidak ada tanda-tanda dari Tono. Keesokan harinya ketika di kantor Tiwi baru mendengar kabar jika Tono sedang izin tidak masuk kerja selama tiga hari dikarenakan ia sedang mengikuti tes penerimaan pegawai negeri sipil. Mendengar itu Tiwi kembali sedikit lega. Berarti ia tidak akan bertemu Tono untuk beberapa hari.

Tiwi masih berusaha mencoba mengendalikan nafsunya yang tinggi. Sudah beberapa hari ia tidak memuaskan diri. Ia juga sudah tidak menggunakan pakaian-pakaian yang ketat lagi seperti beberapa waktu sebelumnya. Akal sehat Tiwi perlahan-lahan sudah kembali menguasai nafsunya. “Sudah hari jum’at” pikir Tiwi. Berarti hari minggu nanti ia akan menjemput kedua anaknya dari liburan. Ia cukup senang memikirkan itu. Jika anak-anaknya sudah kembali hari-harinya tidak akan sepi seperti dua minggu belakangan ini.

Keesokan harinya, Tiwi hanya di rumah seharian. Pagi hari ia melakukan senam sambil menonton video di TV. Siang harinya ia memasak sambil membersihkan rumah. Ia juga membereskan kamar kedua anaknya karena besok mereka akan pulang. Saat membersihkan kamar Lutfi, Tiwi tidak sengaja menemukan celana dalam Lutfi yang tergeletak di bawah. Diambilnya celana dalam itu. “Celana dalam Lutfi kok jadi besar gini ya?” Tiwi memperhatikan celana dalam anaknya yang berukuran XL itu. Ia tidak sadar jika anak sulungnya itu sekarang sudah tumbuh dewasa. Terbesit di pikiran Tiwi jika celana dalam anaknya sebesar itu maka sebesar apa batang kemaluannya. “Mungkin gede kayak punya bapaknya kali ya?” Tiwi membayangkan. Tiba-tiba muncul perasaan horny lagi pada diri Tiwi. Namun, ia segera menghapus bayangan dan perasaan itu. “Ah, gila kali aku bisa ngebayangin anakku sendiri” ucap Tiwi dalam hati.

Sore hari hingga petang hanya Tiwi habiskan bersantai di rumah. Ia bersantai sambil menonton TV dan membaca-baca buku. “Oh iya ini malam minggu ya. Jadi inget dulu setiap malam minggu Mas Hendro pasti ngajak aku sama anak-anak keluar jalan-jalan. Apalagi waktu masih zaman pacaran dulu pasti kita mesra-mesraan berdua.” Tiwi teringat masa-masa ketika Hendro masih ada. Ia membuka galeri pada hp nya sambil melihat-lihat kenangan Hendro dulu. Ia rindu pada Hendro. Sambil melihat-lihat foto Hendro, Tiwi membayangkan tubuh Hendro yang bagus dan tegap. Ia juga membayangkan ketika mereka dulu masih sering melakukan aktivitas seks. Ia selalu merasa puas ketika bermain dengan Hendro. Tak terasa tangan Tiwi sedang mengelus-elus selakangannya sendiri. Ia benar-benar sangat bernafsu saat itu. “Aaahhhh.. Mas Hendroo…” desah Tiwi pelan. Ia pelorotkan sedikit celana pendek dan celana dalamnya. Ia elus-eluskan jarinya sendiri pada kemaluannya yang berambut tipis itu. “Mmmmmhhhhhh” Tiwi menahan desahannya. Ia terus melakukan itu beberapa saat sambil memandangi foto Hendro di hp nya.

Tok.. tok.. tok.. Tiwi mendengar ada seseorang yang mengetuk pintunya. Dengan segera ia naikkan kembali celananya dan berjalan pelan menuju ke pintu depan. Tok.. tok.. tok.. orang itu kembali mengetuk. “Iya sebentar” ucap Tiwi kepada orang itu. Tiwi membuka kunci lalu menarik pintu itu. Ternyata orang itu adalah Tono. “Malam Bu Tiwi ku yang cantik” ucap Tono pada Tiwi. “Mau apa kamu kesini malam-malam?” balas Tiwi. “Mau Bu Tiwi” ucap Tono lagi. Tiwi pun langsung berusaha menutup kembali pintu rumahnya namun dengan sigap tangan Tono menahan dan mendorong pintu itu sambil berusaha masuk ke dalam. “Kamu jangan macam-macam ya! Saya bisa teriak sekarang biar kamu dikeroyok orang-orang” ancam Tiwi pada Tono. “Tapi Bu Tiwi tau kan gimana ancaman saya? Saya tau Bu Tiwi di rumah sendiri. Anak ibu belum pulang kan? Ibu pernah cerita ke saya waktu itu kalo anak ibu lagi liburan.” balas Tono. “Ibu mau saya kirim video ibu ke anaknya?” Tono balik mengancam Tiwi. Menyadari pertahanan Tiwi yang sedang melemah membuat Tono langsung berinisiatif mendorong pintu itu. Brakk.. Tono berhasil masuk dengan mendorong pintu itu. Tiwi yang terdorong oleh Tono pun jatuh terduduk di lantai. Tono yang sudah masuk ke dalam rumah langsung menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Tiwi yang sedang berupaya bangun berdiri, ditarik tubuhnya dan dihempaskan oleh Tono ke sofa ruang tamu. Tiwi yang sedang dalam posisi telentang di sofa langsung dinaiki tubuhnya oleh Tono. Tono langsung membenamkan wajahnya pada payudara Tiwi sambil kedua tangannya memberontak berusaha mendorong tubuh Tono. “Lepasin sayaa!” bentak Tiwi. Tono tak menggubris perkataan Tiwi, ia terus memainkan kedua payudara Tiwi yang menggoda itu. Kali ini Tono mengangkat wajahnya dan mengarahkannya ke wajah Tiwi. Ia berusaha mencium bibir Tiwi tapi Tiwi terus menolak. Ia tutup rapat-rapat mulutnya. Tapi Tono terus berusaha menciumnya. Tono hanya bisa menciumi pipi Tiwi yang mulus putih bersih itu. Selanjutnya, Tono mengangkat tubuhnya dan berusaha melepas celana Tiwi. Tiwi berusaha menahannya.

Tono : “Ayolah bu. Bu Tiwi juga pengen kan? Jujur aja bu. Saya mainnya gak lama kok. Abis ini saya langsung pulang.”

Tiwi : “Sudah cukup. Kamu udah mempermainkan saya! Saya gak mau lagi! Lepasin saya!”

Tono : “Jangan sampai saya kasar ya bu! Saya bisa maksa ibu lho!”

Tiwi : “Kamu itu udah punya istri Ton! Istri kamu lagi hamil! Kamu gak kasihan sama istri kamu apa?”

Tono : “Makanya istri saya lagi hamil tua saya gak bisa main sama dia bu. Ya udah gini deh, kasih saya kesempatan tiga kali ngentot sama Bu Tiwi abis itu ibu hapus sendiri videonya dari hp saya. Saya janji gak akan ganggu ibu”

Tiwi : (terdiam)

Tono : “Gimana bu?”

Tiwi tidak menjawab. Namun tangannya yang tadi menahan celananya kuat-kuat kali ini malah sebaliknya, ia menurunkan celana serta celana dalamnya sendiri sehingga vagina Tiwi yang ditutupi rambut halus itu pun terlihat. Tiwi berpikir hanya ini jalan satu-satunya lepas dari Tono. “Pinterr.. Pilihan yang bagus bu” ucap Tono. Mulut Tono pun langsung menuju ke vagina Tiwi dan menjilatinya dengan rakus. Sluurppp.. Slurrppp.. Tono terus menjilati area kenikmatan Tiwi. Tiwi hanya bisa menahan desahannya. Ia merasakan kenikmatan itu lagi. Tapi ia tidak boleh terlihat seperti itu di depan Tono. Tiwi menutup mulutnya rapat dengan kedua tangannya. “Kok udah basah gini sebelum saya jilatin. Bu Tiwi lagi colmek ya? Hahaha” ucap Tono. Tiwi hanya diam tak menjawab. Tono kembali melanjutkan menikmati hidangan yang sudah Tiwi sediakan untuknya itu. Setelah puas menikmati memek Tiwi, Tono bangun dan melepas baju serta celana dan celana dalamnya. Ia pun mengarahkan kontolnya menuju lubang vagina Tiwi. “Stopp!” cegah Tiwi. “Saya gak mau lihat kamu waktu lagi ngelakuin itu nanti.” ucap Tiwi. “Oke gapapa kalo itu maunya Bu Tiwi” balas Tono. Tiwi pun merubah posisinya dari telentang menjadi tengkurap di sofa itu. Tiwi meraih bantal duduk kecil yang ada di dekatnya dan membenamkan wajahnya disitu. Melihat Tiwi yang sudah mengubah posisi ke yang dia inginkan, Tono kembali melanjutkan aksinya. Ia angkat pinggul Tiwi hingga jadi menungging. Tanpa menunggu lama ia lesakkan kontolnya masuk ke dalam memek Tiwi. Bleeessshhhh… Kontol Tono masuk dengan enaknya. Sementara Tiwi sempat mengeluarkan suara kecil ketika kontol Tono masuk ke dalam tubuhnya. “Enak bangeettt Bu Tiwi. Gak nyangka memek ibu seenak ini. Kayak memek abg aja ini mah.. Aaahhhhh..” ucap Tono. Tiwi tidak mengeluarkan suara. Ia hanya menahan desahannya dengan menutupi wajahnya dengan bantal. Tono terus menggenjot bokong Tiwi dengan tempo yang teratur. Sambil menyodok tubuh Tiwi, kedua tangan Tono meraih kaos Tiwi dan menariknya ke arah kepala Tiwi sehingga terpampang kedua payudara Tiwi yang masih tertutup oleh bra itu. Melihat payudara Tiwi yang masih tertutup bra, Tono langsung membuka pengait bra pada punggung Tiwi. Bra warna biru itu pun terjatuh. Payudara Tiwi tergantung bebas. Tono langsung meraih kedua payudara itu sambil meremas-remasnya. “Mantep banget teteknya bu. Masih kenyal gini” ucap Tono. Ia terus memainkan kontolnya di dalam vagina Tiwi sambil kedua tangannya meremas-remas payudara Tiwi yang indah sambil sedikit mengangkat tubuh Tiwi. Sementara Tiwi masih menahan kepalanya ke bantal. Kedua tangan Tiwi menggenggam erat bantal itu. Setelah beberapa menit, Tono sudah merasakan hampir sampai di puncak kenikmatannya. Ia dekap perut Tiwi dan memeluknya dari atas. Ia mempercepat gerakan pinggulnya. “Saya keluarin di dalem ya?” tanya Tono. Kembali Tiwi tidak menjawab Tono. Ia hanya terdiam. Menunggu Tiwi yang tak kunjung menjawab, Tono akhirnya melepaskan cairan maninya ke dalam vagina Tiwi. Crrttttt.. Crrttt… “Aaaaahhhhhhh” ucap Tono lega. “Enak banget bu. Udah lama saya pengen ngelakuin ini sama Bu Tiwi. Hahaha” ucap Tono lagi. Tiwi hanya diam. Ia masih membenamkan wajahnya ke bantal. Tiwi hanya terkulai lemas dengan posisi tengkurap di sofa itu. Titt… Titt.. Hp Tono berbunyi. “Halo yang. Iya yang. Iya aku udah selesai kok. Ini aku udah mau pulang. Oke.” Ucap Tono pada orang yang berbicara padanya di hp. “Saya mau pulang dulu ya bu. Istri saya udah nyariin” ucap Tono pada Tiwi. Setelah membersihkan diri Tono langsung berpakaian dan keluar dari rumah Tiwi.

Menyadari Tono yang sudah keluar dari rumahnya, Tiwi langsung bangun dan berdiri. Ia berjalan menuju kamar mandi dengan wajah kosong. Ia duduk di kloset dan ia semprotkan air dari bidet ke vaginanya. Ia bersihkan sisa-sisa air mani Tono dari dalam vaginanya. Ia lanjutkan mengguyur tubuhnya dengan air. Ia lanjut menuju ke kamarnya dan membuka laci. Tiwi mengeluarkan sebuah box yang berisi obat-obatan. Ia sedang mencari-cari obat pencegah kehamilan sebagai antisipasi karena tadi Tono sudah mengeluarkan maninya di dalam vagina Tiwi. Akhirnya Tiwi menemukan obat itu. Dulu saat ia masih beraktivitas seks aktif dengan mendiang suaminya, ia sering meminum obat tersebut karena menurut mereka berdua sudah cukup mempunyai dua anak. Tiwi tidak lagi mempedulikan apakah obat tersebut sudah kadaluarsa atau belum. Ia ambil satu dan langsung menelannya dengan air.​
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd