Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Unfaithful Life Season 0 - Nura

Update tipis-tipis lagi suhu semua

--ooo--

7: Gelisah


POV Nura


Aku mulai membuka mataku, lalu kupandang jam tanganku dan aku terkejut saat kulihat ini sudah jam 6 lewat, kulihat ke arah jendela dengan gorden yang sudah diterangi cahaya matahari pagi. Aku merasa bersalah karena telah melewatkan ibadah subuh yang seharusnya kukerjakan. Aku terduduk dan merasakan keanehan pada tubuhku.

N: “Kok bisa aku kesiangan gini ya?Apa aku terlalu lelah akibat perjalanan kemarin?tapi kan cuma sebentar perjalanannya”

Saat aku berbicara sendiri aku merasakan ada aroma aneh yang menghampiri hidungku. Aroma apa ini? Terasa familiar, tapi apa ya? Sudahlah, sudah cukup telat aku bangun, lebih baik aku segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke lokasi seminar.

POV Dhanar

Mandi, sikat gigi, nyalain rokok, terus santai-santai dulu. Rencana tahap pertama sudah kujalankan, nanti malam berarti rencana selanjutnya. Aku ambil hpku dengan niat untuk mengirim chat ke Rani. Semalam hp keduaku yang dipakai untuk merekam dan mengambil gambar, hp dengan nomor yang hanya diketahui oleh segelintir orang saja, sudah dibawa olehnya. Aku chat Rani untuk mulai melanjutkan rencana, kukirimkan instruksi kepada Rani dan mengirim beberapa buah gambar yang salah satunya yaitu gambar di mana wajah Nura belepotan dengan spermaku, tentunya tidak terlihat ada orang lain dalam gambar itu karena yang kukirimkan gambar close up wajahnya. Bagaimana reaksi Nura ketika melihat gambar ini ya?Hahaha pasti panik dia, tapi tenang saja Nura, ini hanya bagian dari rencana, semua kepanikanmu akan hilang berganti kenikmatan.

POV Nura

Sudah hampir jam 7, kemarin kata mas Dhanar, jam 7 kita akan sarapan lalu berangkat jam 7.30 menuju ke lokasi seminar. Kusiapkan semua barang yang diperlukan untuk seminar dan lalu kuambil hpku untuk mengirim chat ke mas Dhanar. Pada saat kubuka chatku ada chat dari suamiku, dari mas Dhanar, beberapa temanku dan ada satu nomor yang tidak dikenal. Kubuka semua chat dan yang terakhir aku buka chat dari nomor tak dikenal tersebut, namun isi chat tersebut benar-benar membuatku terkejut. Seketika kulempar hpku ke kasur.

N: “Apa itu?sepertinya itu aku, tapi...kenapa bisa...”

Aku benar-benar merasa terkejut, panik dan takut. Kuambil lagi hpku dan kulihat gambar di dalam chat tersebut. Itu....wajahku tapi berlumuran dengan cairan yang seperti sperma dan juga ada cairan tersebut di dalam mulutku. Kenapa ini?Ada apa?Siapa yang mengirim ini?Apa mas Dhanar?Tapi kulihat chat mas Dhanar tadi biasa saja, lalu ini siapa? Apa yang terjadi? Apakah ini terjadi tadi malam? Begitu banyak pertanyaan muncuk di benakku, namun tidak ada jawaban untuk itu semua. Dengan penuh ketakutan aku berusaha mengirimkan chat ke nomor tersebut.

N: ‘Ini siapa?Apa maksud dari gambar itu?’
N: ‘Tolong beritahu saya, apa maksud anda mengirimkan gambar orang yang berwajah mirip saya dengan kondisi seperti itu?’

Kutunggu selama beberapa menit sampai ada balasan dari nomor tersebut.

X: ‘Itu anda nona, terima kasih untuk semalam, saya sungguh menikmatinya, bagaimana kalau malam ini kita ulangi lagi keindahan malam tadi hehehe’
N: ‘Apa maksud anda?Saya tidak mengerti, saya tidak mengenal anda dan tidak pernah bertemu anda, itu pasti hanya editan’

Kutunggu lagi jawaban dari nomor tersebut, dan sejenak kemudian nomor itu membalas lagi, dan kulihat ada sebuah gambar yang dikirim. Di dalam gambar tersebut ada diriku dengan pakaian yang kukenakan semalam tetapi dengan kancing blouse ku yang terbuka, rok ku yang tertarik sampai atas sehingga menampakkan bra dan celana dalam yang kukenakan. Kenapa bisa?Kenapa....Tidak lama ada chat baru yang masuk

X: ‘Tentunya anda pasti yakin sekarang kalau orang di gambar tersebut adalah anda bukan?’
N: ‘Mas Dhanar ini kamu kan mas? Mas kenapa melakukan ini?’
X: ‘Dhanar? Siapa itu? Suamimu? Hahaha beruntung sekali dia bisa memiliki wanita manis dan seksi seperti dirimu nona, tapi aku tidak melihatnya semalam di kamarmu, malah yang kulihat adalah rejeki nomplok yang dikirimkan untukku’
N: ‘Anda, apa yang anda lakukan kepada saya?’
X: ‘Sudah bersuami harusnya tahu dong apa yang sudah terjadi, tenang saja tidak ada orang lain yang tau soal ini, semalam saya hanya sendiri, tapi kalau nona berani macam-macam dan menghubungi polisi, tentunya banyak orang yang akan tau soal gambar dan video yang saya ambil semalam. Nanti akan saya kirimkan instruksi kepada anda nona, laksanakan semua dan diri nona akan aman untuk sementara waktu, tidak melakukan, berarti akan ada artis baru yang muncul di media nanti hehehe’

Saat aku akan membalas chat tersebut, aku dikejutkan karena ada ketukan di kamarku, secara refleks aku berteriak

N: “Siapa?!”
D: “Ini aku Ra, ayo udah jam 7 nih, kita sarapan dulu trus berangkat”
N: “Iya iya mas sebentar aku keluar”

Setelah itu aku mendekat ke pintu dan melihat ke lubang intip yang ada di pintu, lalu kujawab chat kepada nomor tersebut.

N: ‘Baik akan saya usahakan, tapi tolong jangan sakiti saya, saya akan usahakan memenuhi instruksi anda’
X: ‘Bagus, tunggu instruksi saya nanti malam nona’

Setelah aku menjawab chat tersebut aku langsung mengintip keluar dan memperhatikan mas Dhanar yang sedang berdiri menunggu dan melihat jam, tapi hanya sebentar langsung ada jawaban dari nomor tersebut dan kulihat daritadi mas Dhanar tidak memegang hpnya sama sekali. Berarti benar itu bukan mas Dhanar, apa yang terjadi dan mengapa ini menimpaku...rasanya aku ingin menangis.

D: “Ra, ayo Ra nanti takutnya kita terlambat”
N: “Iya mas”

Aku membuka pintu kamar dan berusaha bersikap biasa di depan mas Dhanar. Kami pun mulai berjalan menuju restoran hotel di bawah.

POV Dhanar

Saat sampai di lobby aku dan Nura mulai mengambil makanan yang disediakan secara prasmanan oleh pihak hotel. Sepanjang jalan dari kamar sampai saat ini, kulihat Nura tampak gelisah dan memikirkan sesuatu dan dia terlihat seperti waspada dan takut akan sekitar. Pasti dia benar-benar merasa ketakutan. Sabar ya Nura sayang, aku hanya ingin memastikan kalau kau benar-benar akan ada di genggamanku.

Selesai makan, Aku, Nura dan Vian langsung berangkat menggunakan taksi online menuju ke lokasi. Sesampainya di ruangan seminar kami langsung mencari meja yang sudah ditentukan oleh panitia, lalu setelah ketemu, aku dan Nura langsung mengeluarkan laptop dan buku catatan serta alat tulis. Sekitar setengah jam kemudian seminar dimulai, aku mendengarkan dan mencatat beberapa poin yang disampaikan oleh narasumber, tetapi selama seminar berjalan kulihat Nura hanya membuat coret-coretan di buku catatannya, wah pasti nih anak lagi galau banget. Aku ambil hp ku dan chat Rani untuk memberikan instruksi. Tidak lama kemudian ada chat masuk di hp Nura, kulirik wajah Nura saat itu gelisah, dia terlihat cemas, ia ambil hpnya ke arah kolong meja dan membuka chat tersebut, kulihat wajah Nura yang ketakutan.

D: “Ra, foto apa itu?” tanyaku berbisik
N: “Eh apa mas?bukan apa-apa” jawabnya sambil mengunci hp nya
D: “Beneran bukan apa-apa?kok tegang begitu kamu kayaknya, aku sempet lihat loh tadi fotonya”
N: “Mmm bukan apa-apa mas, tolong jangan bilang siapa-siapa ya” Jawab Nura sambil agak memelas
D: “Kamu daritadi pagi aku lihat kayak gelisah gitu, dan selama seminar ini juga aku lihat kamu ga konsen, ada apa Ra?Coba cerita sama aku”
N: “Ga ada apa-apa mas beneran”
D: “Ra, aku lihat foto tadi dan aku lihat mukanya mirip kamu, pasti daritadi kamu ga konsen berhubungan dengan foto itu kan?”
N: “Mmm, nanti aja mas aku ceritain di hotel ya” Jawab Nura dengan mata yang sedikit berkaca-kaca seperti menahan air mata yang mau keluar
D: “Oke-oke, yawdah kamu tenangin diri dulu aja, aku nyatet juga kok, untuk masalah seminar kamu gausah pikirin dulu”
N : “Makasih ya mas”
 
8: Next step of the plan


Seminar hari ini sudah selesai dan saat ini aku dan Nura sedang di perjalanan menuju hotel, Vian tidak ikut karena tadi sudah ada Rani yang menunggunya dan akan pergi makan di luar, mereka sempat mengajak kami, tapi aku dan Nura menolak. Sesampainya di hotel aku dan Nura langsung menuju kamar. Sesampainya di depan kamar Nura...

D: “Ra, sekarang kamu bersih-bersih dulu, aku mau beli makan sebentar, kamu mau nitip apa?”
N: “Aku apa aja mas, yawdah aku duluan ya mas, makasih ya”

Nura lalu masuk ke dalam kamarnya, aku segera pergi lagi ke sekitaran hotel untuk membeli makan dan minum. Setelah itu aku kembali ke kamarku untuk bersih-bersih, selesai bersih-bersih aku chat Nura untuk menanyakan apa dia sudah selesai. Tidak lama Nura menjawab chatku dan bilang sudah selesai lalu aku menuju kamarnya, tentu dari pintu depan bukan dari connecting door. Ku ketuk pintu kamar Nura dan Nura membukakan pintu.

D: “Ra, ini makanan dan minuman buat kamu, tapi maaf Ra, kalau boleh aku izin masuk ke kamarmu sebentar”

Nura terlihat ragu, tapi tidak lama dia mengangguk dan membukakan pintu kamarnya untuk mempersilakanku masuk.

D: “Ayo makan dulu Ra”
N: “Iya mas”

Nura dan aku menyantap makanan kami masing-masing. Setelah selesai makan aku bukakan minuman untuknya.

D: “Ra, maaf kalau aku agak kurang sopan atau mungkin terlalu intrusif, tapi bisa tolong ceritain masalah kamu?”
N: “Aku gapapa kok mas” Jawab Nura dengan senyuman yang terlihat dipaksakan
D: “Gapapa gimana?aku ga buta kali Ra, aku bisa lihat kamu gimana daritadi pagi”
N: “Itu....Mmmm...gimana ya mas, aku...” Nura terlihat bingung dan matanya mulai berkaca-kaca lagi
D: “Maaf Ra, kalau kamu ada masalah mungkin aku bisa bantu, tapi aku ga enak ngeliat kamu daritadi kayak gini dari pagi, kelihatan banget kamu ngerasa beban”

Nura yang awalnya ragu untuk bercerita, setelah kupaksa dan kurayu akhirnya dia menceritakan masalahnya dari awal sampai akhir, tentunya masalah yang sudah kuketahui karena akulah biang masalahnya hehe. Sepanjang bercerita Nura yang dari awal berusaha menahan tangisnya, akhirnya dia bercerita sambil menangis dengan air mata bercucuran di pipinya. Setelah dia selesai cerita, aku sodorkan lagi minumannya.

D: “Ini Ra minum dulu”
N: “Iya mas makasih ya”
D: “Pelik banget urusannya ini, kok bisa sih ya tiba-tiba kayak gini”
N: “Aku juga bingung mas, kenapa bisa, aku sempet nanya juga ke mbak Rani, katanya dia semalam buru-buru meninggalkan kamar dan tidak sempat memastikan pintu kamarku apakah sudah tertutup rapat atau tidak, tapi dia merasa sudah menutup rapat.
D: “Berarti Rani sudah tau tentang ini?”
N: “Belum mas, aku baru cerita ke kamu, aku sebenarnya takut, karena orang itu mengancamku untuk tidak bercerita pada siapa-siapa”
D: “Udah Ra, gapapa, toh dia gatau juga kalau kamu cerita ke aku apa nggak, aku pasti usahain untuk bantu kamu termasuk mencari tahu siapa orang itu, dan aku akan bantu kamu sebisa aku untuk menyelesaikan masalah ini”
N: “Makasih banyak ya mas, tolong jangan pandang aku sebagai cewe murahan ya mas, aku bener-bener gatau kenapa bisa kejadian kayak gini”
D: “Tenang Ra, ini bukan salah kamu” Iyalah ini perbuatanku kataku dalam hati
N: “Aku gatau gimana nanti mas, katanya dia mau ngasih instruksi ke aku nanti, aku takut mas”
D: “Tenang Ra, sementara kamu ikutin apa instruksi orang itu, aku bakal hubungi temanku untuk mengurus masalah ini”
N: “Baik mas, makasih ya mas, aku gatau kenapa kamu baik banget ke aku kayak gini mas”
D: “It’s okay Ra, kalau kamu bersedia, kamu jangan kunci connecting door kamar kita dan aku juga ga akan kunci pintu connecting doornya, kalau ada apa-apa jadi aku bisa langsung ke kamar kamu”
N: “Iya mas kalau gitu”
D: “Oke kalau gitu aku balik dulu ke kamarku ya, gapapa kan aku lewat connecting door aja?”
N: “Iya mas, sekali lagi makasih ya mas”
D: “Iya Ra”

Aku kembali ke kamarku lewat connecting door dan sepertinya Nura tidak sadar kalau connecting door di bagian kamarnya sudah tidak terkunci. Sampai di kamar, aku menghubungi Rani.

R: “Halo mas, gimana?”
D: “Ya gitu Ran hehe, kamu di mana nih udah balik ke kamar?”
R: “Udah mas, ini aku abis bersih-bersih mau tidur, Vian juga udah tidur ini”
D: “Oke Ra, help me with something first ya”

Aku memberikan instruksi lagi kepada Rani...

POV Nura

Setelah mas Dhanar kembali ke kamarnya, aku mengabari suamiku tentang hari ini, tentunya aku tidak menceritakan masalah yang sedang istrinya ini hadapi agar dia tidak khawatir, tidak tahu apa yang akan terjadi kalau dia tahu ternyata istrinya mengalami hal memalukan seperti ini. Selesai mengabari suamiku, aku mengganti bajuku dengan piyama dan tiduran sambil berharap-harap cemas semoga orang itu tidak menghubungiku lagi. Tapi kadang harapan berbanding terbalik dengan kenyataan karena ada sebuah chat masuk ke dalam hpku.

X: ‘Saya lihat tadi kamu dengan seorang pria yang masuk ke kamarmu, apa kamu cerita ke dia?’
N: ‘Tidak, saya tidak cerita apa-apa ke dia, tolong jangan ganggu saya lagi, apa mau anda?’
X: ‘Bohong kamu! tidak mungkin kamu tidak bercerita apa-apa ke dia, dan setelah dia masuk ke kamarmu, dia tidak keluar lagi, pasti dia menginap di kamar sebelah kamarmu, dia ke sana lewat connecting door ya? Mau merencanakan apa kamu sampai sembunyi-sembunyi seperti itu?’
N: ‘Tidak saya tidak bercerita apa-apa ke dia, kami tidak ada rencana apa-apa’
X: ‘Kalau memang benar begitu, baiklah, kalau begitu ikuti instruksi saya, sebenarnya setelah menikmati tubuh indahmu itu saya hanya mau meminta uang saja, tapi demi keamanan, saya mau kamu untuk merayu pria tadi untuk berhubungan dengan kamu dan di rekam, lalu kirimkan rekamannya ke saya, setelah itu saya akan memberikan instruksi lagi ke kamu’

Nura yang membaca instruksi dari orang tersebut terkejut.

N: ‘Kenapa? Kenapa saya harus berhubungan dengan dia dan merekamnya lalu mengirimkan kepada anda? Kalau mau uang akan saya usahakan siapkan uangnya, tapi saya tidak mau berhubungan dengan lelaki lain selain suami saya’
X: ‘Bukankah semalam kamu sudah berhubungan dengan lelaki selain suami anda?hahaha’
N: ‘Itu bukan kemauan saya, anda telah memperkosa saya!’ Nura menjawab chat tersebut sambil menitikkan air mata
X: ‘pokoknya itu instruksi saya, saya butuh jaminan agar anda dan pria itu tidak bisa berbuat macam-macam kepada saya, saya tunggu sampai besok pagi jam 7, kalau yang saya minta tidak ada, siap-siap menjadi artis baru wahai nona’
N: ‘Jangan, tolong jangan, saya akan siapkan uangnya, saya tidak bisa memenuhi keinginan anda yang lain’
X: ‘Keputusan ada di tangan kamu nona manis, ingat jangan sampai dia tau kalau kamu merekamnya dan kamu melakukan ini karena instruksi dari saya’
N: ‘Tolong jangan lakukan itu’

Setelah itu aku berusaha memohon-mohon pada lelaki itu, tapi dia tidak membalas, aku hanya bisa menangis lagi memikirkan kejadian yang menimpaku ini.

POV Dhanar

Saat sedang bermain hp, tiba-tiba ada telepon masuk dari Nura, sepertinya ini saatnya.

D: “Halo Ra, kenapa?”
N: “Emmm...itu mas...eee...kamu bisa ke kamarku mas?”
D: “Ke kamar kamu?Kenapa Ra?” Jawabku pura-pura tidak tahu
N: “Itu mas...eee...aku takut mas, tolong temenin aku sebentar...”
D: “Oh gitu, oke Ra, sebentar ya”

Setelah telepon dimatikan, aku minum air sedikit lalu mengetuk connecting door ke kamar Nura. Tidak lama Nura membukakan pintu lalu aku masuk ke kamarnya. Nura memakai kerudung bergo pink, tubuhnya dibalut piyama berwarna pink yang imut dan agak mengetat di bagian payudara lalu celana nya agak mengetat di pinggul, pantat dan pahanya. Nura lalu duduk pinggir kasurnya, aku lalu mengambil kursi dan duduk di depan Nura.

D: “Kenapa Ra?”
N: “Itu mas...Aku takut, tolong temenin aku dulu mas”
D: “Oke Ra aku temenin kamu di sini, tenang ya Ra”

POV Nura

Saat ini mas Dhanar sudah di kamarku, aku bingung harus bagaimana. Tadi sebelum mas Dhanar masuk aku sudah meletakkan hpku di sudut kamar untuk merekam apa yang akan aku lakukan nanti. Namun sekarang aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Tapi aku harus melakukan ini agar aku bisa selamat, maaf suamiku di sana, seandainya kamu tahu kalau istrimu ini tidak hanya diperkosa oleh lelaki yang tak dikenal tapi akan berhubungan juga dengan teman kerjanya, mungkin kamu akan menceraikanku saat itu juga.

POV Dhanar

D: “Ra, udah jangan murung gitu, tenang ya Ra, aku pasti bisa bantu kamu nyelesain ini semua”
N: “Iya mas, makasih mas, aku bingung banget mas, aku gatau kenapa aku bisa ketimpa masalah kayak gini”

Awalnya Nura terlihat masih bingung saat aku ajak ngobrol, lama-lama dia mulai menangis lagi, tetapi dia daritadi tidak mulai juga untuk merayuku, mungkin dia kebingungan harus bagaimana. Baiklah Nura sayang, aku akan memberikan arahan padamu.

D: “Udah-udah Ra udah nangisnya Ra” Kataku sambil aku pindah duduk ke sebelahnya di pinggir kasur

Nura yang masih bercerita sambil menangis mulai kurangkul dan kusandarkan kepalanya di bahu ku. Awalnya dia masih curhat kepadaku sambil menangis.

N: “Terima kasih mas ya, aku gatau kalau saat ini ga ada kamu aku harus gimana” Kata Nura sambil menatapku dan setelahnya dia memajukan mukanya kepadaku, lalu mencium bibirku.
D: “Ra, kamu kenapa? Jangan gini Ra” Kataku pura-pura terkejut sambil menariknya pelan
N: “Maaf mas, aku...mungkin saat ini ciuman tadi adalah hal yang sangat aku butuhkan mas”
D: “Ra, mungkin karena kamu sedang kalut, kamu jadi ngerasa seperti itu”
N: “Kenapa mas? Mungkin karena aku kurang menarik ya mas makanya kamu tidak mau menciumku?”
D: “Bukan Ra, bukan gitu, kamu sendiri tahu aku sudah punya istri dan kamu juga sudah punya suami dan anak”
N: “Iya mas, aku tahu, tapi mmm...saat ini mungkin ini adalah hal yang paling aku butuhkan supaya aku bisa tenang mas” Setelah terdiam sebentar, Nura menjawab sambil mulai memajukan lagi mukanya ke arahku
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd