POV = Doni
Pria tampan dan gagah itu tersenyum penuh kepuasan,suwani sudah ada di genggamannya,ntar lagi ia akan menikmati dua wanita sekaligus dalam satu ranjang "pasti luar biasa nikmatnya"pikiran nakal Doni makin liar saja.
"Suwani sayang,hari ini aku ingin bersamamu boleh nggak?"kupeluk wanita hitam manis yang terlihat lemas di pelukanku ini"boleh ntar klo suamiku pulang gimana?"tanyanya sambil menciumku.
"Aku tau caranya sayang,yang penting kamu mau nggak?"godaku manja,",ia sayang malah aku pengennya tiap hari,"jawabnya sambil tersenyum.
"Asal kamu nurut aku pasti selalu di sisimu"jawabku lembut,suwani terlihat bahagia.
Siang itu suwani dan aku bak kekasih,ku temani dia masak hingga makan bersama,bahkan aku dan dia mandi bareng,
Tak hentinya ciumanku bersarang di pipinya,membuat wanita itu sangat bahagia.
Kami bercengkrama di ruang tamu,
"Don suamiku datang" bisiknya saat motorku masuk ke halaman rumah"tenang sayang,kamu pura pura tidur saja di pelukanku"bisikku nakal,aku dan suwani duduk di kursi panjang di ruang tamu.
Wanita itu menurut,aku berdebar juga saat Lik hariono masuk,"kenapa Lik?"tanyaku seolah olah tak ada apa apa,
"Kasian bi suwani mijitin aku hampir seharian,saking capeknya Sampek tertidur,habis Lik lumayan lama"
Selorohku sambil membelai rambut bibi suwani yang berpura pura tidur,"Hariono hanya duduk di depan sambil melihatku,"sudahlah Lik,kasian bi suwani gak usah judi liat bibi masak Lik gak kasian!"ku belai pipi bi suwani dengan penuh kasih sayang,"sebenarnya aku tadi sudah menang,tapi gimana lagi,coba modalku banyak Don pasti bisa kuambil uang kalahku tadi"Hariono beralasan.
"Don tolong sekali lagi "pintanya merengek,
"Baiklah Lik asal aku boleh di sini seharian ini,hitung hitung aku mau istirahat "jawabku tegas.
"Ya Don boleh,klo perlu klo bibimu bangun tidur, suruh mijit kamu lagi,bilang aku yang suruh ya"jawabnya bersemangat karena aku kembali memberinya uang,, "ambil di dompetku Lik 500 ribu,oh ia klo bisa menang,balikin ya"pintaku sambil mengambil uang dan ku berikan ke Lik Hariono.
"Lik kasian BI suwani, jangan malam malam ya"pintaku padanya,aku makin berani saat Lik hariono mau berangkat pergi"ku cium pipi istrinya"coba punya istri kayak kamu bi,pasti ku sayangi selamanya "bisikku lembut.
Hariono geleng geleng kepala melihatku,"Don titip bibimu ya"ia berkata lalu pergi tanpa protes saat istrinya ku ciumi.
"Gila kamu Don,kamu memang berani,di depan suamiku kamu perlakukan aku seperti ini"bisik suwani ke telingaku.
Kembali kita berciuman penuh gairah, kurasakan suwani lebih bernafsu karena keberanianku berbuat saat ada suaminya, akhirnya ku gagahi lagi suwani di kursi tamu itu hingga suwani terkulai lemas di pelukanku.
Tiba tiba ada suara motor matic masuk ke halaman rumah,aku tersenyum saat ku lihat puji pulang sekolah.
Tawaku mengembang "apa yang kupikirkan sebentar lagi akan jadi kenyataan"
______